Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Fiqh Muamalah
Fakultas Syariah dan Hukum Islam Program Studi
Hukum Keluarga Islam (HKI 4)
Semester 3
Oleh:
SUDIRMAN
NIM 742302020117
PUTRI ARJUNI
NIM 742302020115
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Simpulan....................................................................................................7
B. Saran..........................................................................................................7
DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................8
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari kegiatan muamalat,
dimana sangat banyak sarana yang dapat dilakukan orang untuk mendapatkan rezeki,
demi mencapai kemaslahatan hidup pribadi maupun orang lain. Kegiatan yang lebih
banyak dan efektif ialah jual beli.
Disamping sebagai ikhtikar, jual beli adalah sarana yang paling tepat untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Dalam kegitan jual beli tersebut, hendaklah berdasarkan
atas saling merelakan antara kedua belah pihak, yaitu antara penjual dan pembeli,
dan sangat dilarang untuk merugikan salah satu pihak seperti adanya keterpaksaan
dari pihak pembeli, manipulasi, dan dibohongi. Karena jual beli merupakan
kebutuhan dharuri dalam kehidupan manusia, artinya manusia tidak dapat hidup
tanpa kegiatan jual beli, maka Islam menetapkan segala aturan dan rambu-
rambunya.3 Hal ini penting agar jual beli yang dilakukan itu bersih dalam pandangan
islam, dan menjadi mata pencaharian yang baik.
Menurut pengertian ini, jual beli itu beralihnya kepemilikan barang dari
seseorang kepada yang lainnya. Namun demikian, jikalau dikaitkan dengan hadis
tersebut, maka haruslah pemindahannya secara baik dan tidak ada yang dirugikan.
Pada saat ini, transaksi jual beli telah merambah dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat, tidak hanya seorang pedagang yang biasa berdagang, akan tetapi
peropesi lainpun bisa ikut berdagang, yaitu dengan cara membantu seseorang yang
ingin mencari sesuatu barang yang dianggapnya terlalu sulit atau tidak ada waktu
untuk mencarinya, sehingga ia bisa mendapatkan keuntungan dari jasa yang ia
berikan kepada orang yang memerlukan bantuan tersebut. Hal ini dikenal masyarakat
dengan sebutan percaloan.
.
2
B.Rumusan Masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengerti al-bai’u (jual beli)?
2. Bagaimana syarat dan rukun al-bai’u (jual beli)?
3. Apa jenis-jenis al-bai’u (jual beli)?
C.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian al-bai’u.
BAB II
PEMBAHASAN
َ َٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا اَل َتْأ ُكلُ ْٓوا ا
َ مْوا َل ُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِب ْالبَاطِ ِل ِآاَّل اَنْ َت ُك ْو َن ت َِج
ار ًة
هّٰللا
َ اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل َت ْق ُتلُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم ۗ اِنَّ َ َك
ان ِب ُك ْم َر ِح ْيمًا ٍ َعنْ َت َر
artinya:
Hai orang-orang yang beriman! janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan
yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu.dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sungguh, Allah maha penyayang kepadamu.3
1
https://marsah4u.wordpress.com/2013/12/23/jual-beli-al-bai/#:~:text=Yang-,Terlarang,-
Haram
Team Kreatif Grahadi, Pendidikan Agama Islam (t.c. Surakarta: CV Grahadi). h. 45.
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya, (t.c. Surabaya: Halim
3
Jual beli adalah perkara yang diperbolehkan (mubah) dan termasuk salah satu
bentuk muamalat yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah saw. Sebagaimana
Allah swt berfirman dalam Q.S. al-Baqarah/2: 275 sebagai berikut;
الرباMوأحل هللا البيع وحرم
Artinya :
Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.4
4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya, (t.c. Surabaya: Halim
Publishing dan Distributing, 2013) h. 47.
5
Team Kreatif Grahadi. Pendidikan Agama Islam ( t.c. Surakarta: CV Grahadi) h. 45.
5
6
Team Permata. Pendidikan Agama Islam. (t.c. CV. Lima Utama Grafika: Klaten). h.43.
7
Team Kreatif Grahadi. Pendidikan Agama Islam, h. 45.
6
C. Jenis-Jenis Al-bai’u
1. Menjual barang untuk kemaksiatan, contohnya alat judi
2. Menjual barang yang diharamkan, contohnya menjual kambing/sapi yang mati
3. Menghadang orang yang ke pasar sedang ia tidak tahu harga di pasar.
4. Jual beli yang belum keliatan jelas bendanya. Contohnya membeli anak
kambing yang masih dalam perut induknya. Membeli buah tanaman yang
masih dalam keadaan berbunga.
5. Membeli barang unruk ditimbun agar dapat dijual dengan harga yang lebih
mahal.
6. Jual beli di atas akad orang lain.
7. Jual beli yang menyulitkan ibadah. Contohnya jual beli yang dilakukan
sehingga melalaikan salat.
8. Jual beli riba. Artinya kelebihan tambahan pembayaran tanpa ada ganti rugi
atau imbalan yang di syaratkan bagi salah seorang yang melakukan akad atau
tarnsakasi. Riba ada dua macam, yaitu riba fadhl dan riba nasiah.
a) Riba fadlh ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis,
tetapi lebih banyak jumlahnya padahal kadarnya sama karena orang yang
nukarnkannya mensyaratkan yang demikian. Seperti penukaran emas
dengan emas, padi dengan padi.
b) Riba nasiah aialah pembayaran lebih yang mensyaratkan oleh orang yang
meminjamkan.8
8
Team Kreatif Grahadi. Pendidikan Agama Islam, h. 46.
7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Jual beli dalam bahasa Arab disebut dengan al- bai’ atau at-tijarah. Jual beli
merupakan penukarang harta atas dasar saling rela atau tukar-menukar suatu benda
(barang) yang dilakukan antara dua pihak dengan kesepakatan (akad) tertentu atas
dasar suka sama suka.
Rukun jula beli adalah segala sesuatu yang harus ada dalam pelaksanaan jual
beli seperti akad, Penjual, pembeli, Ma’ qud ‘alaih (beda-benda yang diperjual
belikan) dan Kerelaan kedua bela pihak, Jika tidak ada salah satu rukun jual beli
maka jual belinya tidak sah. Syarat jual beli untuk penjual dan pembeli (sudah balig,
berakal sehat, tidak ada paksaan. dan bukan pemborosan). Syarat barang yang
diperjual belikan (suci dan halal bukan hasil curian, dapat diserahterimakan, dapat
diketahui [bentuk, ukuran, takaran dan jumlahnya], ada manfaatnya, tidak dibatasi
waktu, bukan barang yang terlarang diperjual belikan). Dan memenuhi syarat sah
ijab qabul.
Jenis-jenis jual beli yang dilarang meliputi menjual barang untuk
kemaksiatan, menjual barang yang diharamkan, menghadang orang yang ke pasar
sedang ia tidak tahu harga di pasar, jual beli yang belum keliatan jelas bendanya,
membeli barang untuk, jual beli di atas akad orang lain, jual beli yang menyulitkan
ibadah dan jual beli riba.
B. Saran
Sangat penting bagi kita sebagai umat muslim memperhatikan cara transaksi
dalam islam dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.Kami menyadari didalam
makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan, Hal ini karena kurangnya
sumber bacaan dan keterbatasan pemakalah. Oleh karena itu kami sebagai
8
pemakalah berharap akan kritik dan saran yang berguna bisa menjadikan perbaikan
makalah mendatang.
9
DAFTAR RUJUKAN
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya .t.c. Surabaya: Halim
Publishing dan Distributing. 2013.
https://marsah4u.wordpress.com/2013/12/23/jual-beli-al-bai/
#:~:text=Yang-,Terlarang,-Haram
Team Kreatif Grahadi. Pendidikan Agama Islam t.c. Surakarta: CV Grahadi.
Team Permata. Pendidikan Agama Islam. (t.c. CV. Lima Utama Grafika: Klaten).
h.42-44.