Dosen Pengampu :
Dr. Harin Tiawon, MP
Tugas
Rangkuman Materi “Kebijakan Moneter dan Fiskal”
Nama: Salsa Billa Calista
NIM: 223010302012
2022/2023
Kebijakan Moneter dan Fiskal
1. Kebijakan Moneter
Konsep utama kebijakan moneter adalah bahwa tingkat suku bunga yang
lebih rendah akan menyebabkan konsumsi dan investasi yang lebih tinggi,
sehingga meningkatkan tingkat permintaan agregat Tingkat suku bunga yang
lebih rendah akan menstimulasi tingkat konsumsi dengan cara membuat
pinjaman dari bank untuk membayar tempat tinggal dan kendaraan semakin
menarik. Selain itu, tingkat suku bunga yang rendah membuat tingkat
investasi bisnis lebih tinggi karena investasi potensial yang akan
menghasilkan profit di masa mendatang akan semakin bertambah.
Contohnya, jika tingkat suku bunga mencapai 10 persen, maka investor hanya
akan meminjam uang untuk berinvestasi di proyek dengan tingkat RO I
melebihi 10 persen. Tetapi, jika tingkat suku bunga hanya 5 persen, investor
dapat berinvestasi ke semua proye yang tingkat ROI-nya melebihi 5 persen,
sehingga lebih banyak proyek yang akan berjalan.
1
Secara umum, jika bank pusat akan meningkatkan output dalam kebijakan
ekonomi moneter, ada 3 langkah yang akan dilakukan, yaitu:
2. Kebijakan Fiskal
2
Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan yang ditimbulkan pemerintah
melalui pengeluarannya, dengan peningkatan output. Stimulus ini diharapkan
akan memulai permintaan-permintaan yang baru. Jika individu-individu yang
awalnya menganggur menjadi tenaga kerja dan menerima pemasukan lagi,
mereka akan menggunakan pemasukannya untuk berbelanja barang dan jasa.
Permintaan otomatis akan meningkat lagi. Melalui rangsangan ini, perbaikan
ekonomi diharapkan akan terjadi dengan sendirinya sehingga pemerintah
tidak perlu melakukan pengeluaran lagi. Demi meningkatkan pengeluaran
tanpa mengurangi pengeluaran di sektor privat, pemerintah menggunakan
hutang. Hal ini merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan permintaan
akan barang dan jasa secara keseluruhan. Tetapi hal ini dapat menciptakan
efek samping berupa defisit anggaran, atau jika jumlah pengeluaran negara
melebihi pemasukan pajak negara. Defisit anggaran tersebut menambah
jumlah hutang negara, yaitu total kumulatif uang hutang negara kepada
pemberi hutang.
3
anggaran yang besar atau hutang yang meningkat. Ditakutkan, pemerintah
tidak akan mampu menaikkan pajak untuk membayar hutangnya sehingga
diperlukan usaha berupa mencetak lebih banyak uang.
Hal ini akan berakibat fatal terhadap ekonomi. Sekedar ekspektasi bahwa
pemerintah akan mencetak uang dalam jumlah lebih banyak di masa depan
juga dapat membahayakan perekonomian, sehingga pemerintah akan berusaha
mengendalikan tingkat hutang maupun defisitnya. Dengan cara ini, tidak akan
ada investor yang merasakan kekhawatiran akan inflasi di masa mendatan g.