Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PPL DI SEKOLAH MINGGU

JEMAAT IMANUEL MATABAS

OLEH :

ANDIKA PRASETYA KUAGA

SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN LUWUK BANGGAI

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama tentunya ucapan puji syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Tuhan Yesus yang selalu menuntun serta memyertai pelayanan saya di Sekolah Minggu Jemaat
Imanuel Matabas. Serta pihak-pihak yang tetap setia membimbing saya selama menjalankan
pelayanan.

Tidak lupa juga saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Pdt. Sherly Neflis
Ranuba S.Th dan mentor saya Pnt. Karlin Talamoa yang telah memberi dukungan dan membantu
saya dalam penyusun laporan PPL di Sekolah Minggu.

Meskipun saya berharap isi dari laporan saya ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada kekurangan didalamnya. Untuk saya menyadari tentunya masih banyak
kekurangan dalam laporan saya baik itu dari materi maupun teknik penyajiannya dikarenakan
kurangnya pengetahuan dan pengalaman saya untuk menulis. Oleh karena itu, saya berharap
kritikan dan saran yang sangat membangun dari bapak dosen.

Akhir kata diucapkan terima kasih dan semoga laporan saya ini bermanfaat bagi orang
banyak.

Matabas, 16 Juni 2019

Andika Prasetya Kuaga


DAFTAR ISI
BAB. I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..1
A. LATAR BELAKANG JEMAAT…………………………………………………………1
a. Sejarah Umum Jemaat……………………………………………………………….1-2
b. Sejarah Berdirinya Pelayanan Sekolah Minggu………………………………………..3
c. Pertumbuhan Jumblah Jemaat/Kerohanian Jemaat…………………………………….3

B. GAMBARAN UMUM PELAYANAN KOMISI-KOMISI DALAM JEMAAT................4

C. DATA PELAYAN TUHAN DALAM JEMAAT………………………………………...4

D. PERANAN PELAYAN TUHAN DALAM JEMAAT BAGI PERTUMBUHAN


SEKOLAH MINGGU…………………………………………………………………….5
BAB. II PROGRAM PELAYANAN MAHASISWA PPL……………………………………….5
A. KEGIATAN RUTIN DAN BERKALA…………………………………………………..5
a. Ibadah Sekolah Minggu………………………………………………………………...5
b. Perkunjungan/Tuntunan Anak Sekolah Minggu…………………………………...…..5
c. Rabu Gembira…………………………………………………………………………..5

B. TANTANGAN DAN HAMBATAN ……………………………………………………..5


a. Eksternal………………………………………………………………………………..5
b. Internal………………………………………………………………………………….6
BAB. III TINDAK LANJUT PENGEMBANGAN PELAYANAN SEKOLAH MINGGU……..6
A. UPAYA PENANGGULANGAN TANTANGAN DAN HAMBATAN………………...6
a. Eksternal…………………………………………………………………………...…6
b. Internal…………………………………………………………………………….…6-7

B. PENCAPAIAN PROGRAM PELAYANAN……………………………………………..7


a. Program Pelayanan Yang Tercapai……………………………………………….……7
b. Program Pelayanan Yang Tertunda………………………………………………...…..7
c. Pokok Pikiran Pencapaian Program Yang Tertunda………………………………...…7
BAB. IV KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………..……..8
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………..……..8

B. SARAN……………………………………………………………………………………8
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG JEMAAT


a. Sejarah Umum Jemaat.
Menurut toko-toko masyarakat Desa Matabas, sebelum di syahkannya Matabas menjadi
sebuah kampung ( masih termasuk rakyat desa Huhak ), mereka telah lebih dahulu
mengenal agama Kristen yang di bawakan oleh seorang Penginjil : MAITIMU yang
berasal dari Suku AMBON yang pada waktu itu jemaat Matabas masih termasuk anggota
Jemaat Kalvari Koili dengan ketua Jemaatnya “ Tn. M.E LANTANG“. Seiring dengan
berjalannya waktu, ketika Matabas di syahkan menjadi satu kampung, maka sudah mulai
ada perencanaan untuk membangun rumah ibadah sehingga oleh Tn. M.E LANTANG
selaku ketua jemaat Kalvari Koili mengangkat seorang penatua yaitu Bapak Penatua “
KRISTIAN TENGKEN“ sebagai Penatua pertama untuk melayani anggota Jemaat yang
ada di Desa Matabas sekaligus rumahnya di gunakan untuk tempat ibadah setiap minggu.
Pada tahun 1939, di bangunlah rumah ibadah yang sangat sederhana ; dengan lantai tanah,
tiang kayu bulat, atap rumbia dan dindingnya bambu pres. Sejak saat itu pula, tanggal 11
Januari 1939 Jemaat ini resmi berdiri sendiri dan memisahkan diri dari Jemaat Kalvari
Koili dan sejak saat itu pulah, tanggal 11 Januari 1939 di tetapkan sebagai hari
terbentuknya Jemaat Imanuel Matabas sebagai Jemaat definitif dengan jumlah 24 KK,
dengan letak gereja di balai desa sekarang. Itulah letak / kondisi Gereja pertama.

Setelah Jemaat Matabas terbentuk, terlihatlah bahwa Tuhan senantiasa Menyertai


Jemaat Matabas sehingga atas kesepakatan tokoh Jemaat bersama anggota Jemaat, di
namakanlah nama Jemaat itu : “ IMANUEL MATABAS“ yang artinya “ Allah
Menyertai Kita “ Maka dalam pemberian nama Jemaat Imanuel Matabas adalah
sebuah nama Kerinduan dan keinginan warga Jemaat dengan pengharapan semoga
Tuhan senantiasa Memberkati dan Menyertai Jemaat Matabas.

Keberadaan anggota Jemaat Imanuel Matabas pada waktu itu sangat sederhana,
terutama dalam memenuhi kewajiban dan tanggung jawab selaku jemaat yang bersekutu.
Keterbatasan – keterbatasan yang di alami Jemaat Imanuel Matabas di sebabkan karena
faktor ekonomi. Walaupun demikian, jemaat Imanuel Matabas terus memperjuangkan
hidupnya sebagai Jemaat yang bertanggung Jawab. Sehingga melalui pencapaian
keberhasilan lewat percakapan toko – toko Jemaat dan semangat gotong royong yang
sangat tinggi, maka pada tahun 1946, di dirikanlah rumah Ibadah tahap kedua : dengan
lantai batu kerikil, dinding papan, atap rumbia, dengan letak gereja yang sekarang.
Pertumbuhan Gereja terus terlihat. Jumlah anggota Jemaat terus bertambah, dari 24 KK
hingga mencapai 60 KK. Roda Pelayanan Firman Tuhan kian hari kian berkembang antara
Badan Pekerja Harian Sinode GKLB ke klasis, Klasis ke Jemaat dengan di tandai hadirnya
pelayan dari Institut Injil Indonesia ( I.3 ) Batu Malang yang melayani selama 3 hari.
Selanjutnya dengan adanya perkembangan anggota Jemaat, maka timbulah keinginan
dalam satu musyawarah Jemaat untuk mendirikan sebuah rumah ibadah yang layak sesuai
kondisi bangunan masa kini. Itulah bangunan gereja tahap tiga, yang saat ini sementara
kita gunakan yang di resmikan / gunting pita pada tanggal 11 Januari 1986 oleh wakil
(1)
camat “ ABAS, dengan Ketua MPH Sinode GKLB “ Pdt J. LABOTANO di wilayah
Klasis Bunta.
Perkembangan Gereja dan Jemaat dari waktu ke waktu terus berkembang mengikuti
perkembangan zaman. Jumlah anggota Jemaat terus bertambah. Pelayanan organisasi
Gereja terus di gumuli bersama. Dan dengan perkembangan yang cukup signifikan , maka
pada tahun 2017 oleh toko – toko Jemaat, musyawarah dalam sebuah rapat bersama
dengan Jemaat Tuhan, ada sebuah perencanaan untuk membangun kembali gedung Gereja
yang baru. Dan dengan kesepakatan itulah, persiapan pembangunan Gereja di lakukan.
Segalah sesuatu di perlukan untuk perkembangan / pembangunan Gereja. Dan semuanya
itu di pikul dan di kerjakan secara bersama – sama. Swadaya Jemaat, bantuan pemerintah,
sumbangan Para dermawan mempunyai andil yang cukup besar di dalam mempercepat
proses perencanan pembangunan gedung gereja Baru. Maka pada Hari senin, tanggal 17
Juli 2017, dilaksanakan Peletakkan batu pertama gedung Gereja tahap empat Oleh “
MPH SINODE GKLB: Pdt KRISTIAN S WARKULA, M. Teol dengan Ketua Jemaat
pada waktu itu “ Pdt SHERLY NEFLIS RANUBA, S.Th “, pada pukul 09.00 WITA
bertempat di lokasi pembangunan Gedung Gereja yang baru dengan lokasi ± 100 m dari
gereja yang sekarang di sebelah Barat.Dan saat ini, kelangsungan pembangunan Gedung
Gereja terus di upayakan dalam sebuah bingkai kebersamaan yang indah... “ IMANUEL :
Allah Menyertai Kita”
Adapun susunan Ketua Jemaat / Gembala Jemaat Imanuel Matabas adalah
sebagai berikut :

No Nama Ketua Jemaat Lama Tugas Tahun Tugas

1. Tn. M.E Lantang 11 Tahun 1939 – 1950


2. Fredik Bangun 4 Tahun 1950 – 1954
3. Sander Dalim 4 Tahun. 1954 – 1958
Tahun 1958 meninggalkan
tugas karena panggilan Tuhan.
4. Herman Tapa 2 Tahun 1958 – 1960
5. Abraham Djaka 5 Tahun 1960 – 1965
6. Yosua Tengken 2 Tahun 1965 – 1967
7. Martinus Indiman 1 Tahun 1967 – 1968
8. Noch Dalim 15 Tahun 1969 – 1984
9. Herman Tapa 4 Tahun 1984 – 1988
10. Meus Tabaringa 5 Tahun 1989 – 1994
11. Noch S Dalim 3 Tahun 1994 – 1997
(Tahun 1996 bulan Mei menerima
Vicaris Ana M Baintjo S.Pak )
12. Pdt. Ana Mariana Baintjo 2 tahun Vicariat 1998 – 2000
S.Pak 2 tahun Ketua Jemaat
13. Pdt Vira Tandiawan SE, STh 1 tahun 2000 – 2001
14. Pdt Anace Manansang S.Th 1 tahun 2001–2003
15. Pdt Metusael Nda’a S.Th 7 tahun 2003 – 2010
16. Pdt Erni Sangkolam S.Th 5 tahun 2011 – 2016
17. Pdt. Sherly Neflis - 2016 – sekarang
Ranuba,S.Th
(2)
b. Sejarah Berdirinya Pelayanan Sekolah Minggu.
Pelayanan Sekolah Minggu sudah berjalan dari awal Jemaat Matabas masih termasuk
dalam anggota Jemaat Kalvari Koili. Sekolah minggu untuk jemaat matabas pertama
kali dipimpin oleh Tn. M.E Lantang yang pada waktu itu adalah ketua Jemaat Kalvari
Koili, karena Jemaat Matabas masih dalam daerah pelayanannya. Namun tidak berhenti
disitu setelah Jemaat Matabas berdiri dan memisahkan diri dari Jemaat Kalvari Koili di
tanggal 11 Januari 1939, pelayanan Sekolah Minggu masih berjalan karena Tn. M.E
Lantang masih menjadi ketua Jemaat selama 11 tahun (1939-1950), yang gereja pada
saat itu masih terletak di Balai Desa sekarang.
Sesuai dengan namanya Jemaat Imanuel Matabas maka terbukti penyertaan Tuhan,
dimana persekutuan Anak Sekolah Minggu terus berkembang dengan baik dari awal
mula jemaat sampai sekarang. Padahal yang mengajar sekolah minggu dari tahun 1939 -
1994 hanyalah seorang gembala jemaat dengan ilmu yang seadanya, tetapi semangat
dari anak sekolah minggu untuk beribadah sangat besar. Hingga pada saat dimana Bapak
Nosh S Dalim menjabat menjadi Ketua Jemaat Imanuel Matabas, menerima vicaris Pdt.
Ana Mariana Baintjo S.Pak selama 2 tahun (1998 - 2000). Pada saat Pdt. Ana Mariana
Baintjo S.Pak menjadi Ketua Jemaat, persekutuan anak sekolah minggu berkembang
pesat hingga puluhan orang yang tetap setia datang beribadah dengan guru sekolah
minggu pada waktu itu adalah Alm. Kartini Bandow S.pd. Hingga ditahun ini dimasa
bertugas Pdt. Sherly Neflis Ranuba S.Th dengan berbagai program untuk anak-anak
sekolah minggu, membuat anak-anak jemaat tertarik datang beribadah. Sampai pada saat
ini pelayanan Sekolah Minggu terus berjalan dengan baik dari generasi ke generasi,
sudah menghasilkan pelayan Tuhan didalam Jemaat Imanuel Matabas.

c. Pertumbuhan Jumlah Jemaat/Kerohanian Jemaat.


Perkembangan serta pertumbuhan jumlah Jemaat Imanuel Matabas sangatlah pesat
dikarenakan banyaknya anggota keluarga yang terpanggil untuk beribadah, dengan letak
gereja di balai desa sekarang itulah letak / kondisi Gereja pertama. Keberadaan anggota
Jemaat Imanuel Matabas pada waktu itu sangat sederhana, terutama dalam memenuhi
kewajiban dan tanggung jawab selaku jemaat yang bersekutu. Keterbatasan -
keterbatasan yang di alami Jemaat Imanuel Matabas disebabkan karena faktor ekonomi.
Walaupun demikian, jemaat Imanuel Matabas terus memperjuangkan hidupnya sebagai
Jemaat yang bertanggung Jawab. Adapun jumlah anggota jemaat pada saat itu adalah 24
kk pada saat Tn. M.E. Lantang sebagai ketua jemaat. Namun setelah beberapa tahun
berjalan pertumbuhan jemaat terus telihat, dengan bertambahnya anggota jemaat yang
dulunya hanya 24 kk menjadi 60 kk dengan letak gereja yang pada saat ini digunakan.
Perkembangan Gereja dan Jemaat dari waktu ke waktu terus berkembang mengikuti
perkembangan zaman. Jumlah anggota Jemaat terus bertambah. Pelayanan organisasi
Gereja terus di gumuli bersama. Sekarang Jemaat Imanuel Matabas sudah mencapai 5
kolom dan dengan penyertaan Tuhan jumlah anggota jemaat terus bertambah juga dari
60 kk hingga sekarang secara keseluruhan kira-kira mencapai 92 kk. Dengan jumlah
anggota ditiap kolom sebagai berikut:
1. Kolom 1 ada 12 kk
2. Kolom 2 ada 25 kk
3. Kolom 3 ada 24 kk
4. Kolom 4 ada 15 kk
5. Kolom 5 ada 16 kk
(3)
B. GAMBARAN UMUM PELAYAN KOMISI-KOMISI DALAM JEMAAT
Secara umum Pelayan Komisi-komisi didalam Jemaat Imanuel Matabas seperti jemaat
pada umumnya ada Kompelsus Bapak, Kompelsus Ibu, Kompelsus Pemuda, Kompelsus
Remaja, dan Kompelsus Anak Sekolah Minggu. Serta pelayan Tuhan atau majelis yang
menjadi ketua BIPRA menjalankan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab didalam
bidangnya masing-masing. Sehingga ketika melihat pertumbuhan anggota didalam setiap
komisi atau kempelsus yang begitu pesat dan aktif dalam mengikuti ibadah, maka secara
tidak langsung para pelayan Tuhan atau Majelis didalam jemaat tersebut berhasil dan
melakukan tugasnya dengan baik. Ketua disetiap kompelsus BIPRA selalu mengkoordinir
anggotanya sehingga walaupun ada anggota kompelsus yang tidak begitu aktif mengikuti
ibadah akan tetap menerima ibadah pada saat gilirannya.
Pertumbuhan komisi atau kempelsus BIPRA ini berjalan berbarengan, dimana jemaat
yang didalam anggota keluarganya menjadi anggota kompelsus BIPRA maka dengan
sendirinya mereka saling mengingatkan dan memberikan motivasi agar mengikuti ibadah
dikompelsusnya masing-masing. Begitupun dengan anggota jemaat yang anggota
keluarganya hanya menjadi anggota kempelsus bapak, ibu dan anak sekolah minggu, atau
sebaliknya mereka juga saling mengingatkan satu sama lain. Sehingga jemaat Imanuel
Matabas pertumbuhan iman dalam setiap keluarga tidak mati tetapi selalu bertumbuh hari
demi harinya. Maka walau tidak dikatakan sempurna tetapi pelayan komisi-komisi dalam
jemaat Imanuel Matabas bisa dibilang berjalan begitu baik.

C. DATA PELAYAN TUHAN DALAM JEMAAT

Data pelayan Tuhan atau Majelis di Jemaat Imanuel Matabas sebagai berikut:

N NAMA JABATAN TAHUN TUGAS


O
1 Pdt. Sherly Neflis Ranuba S.Th Ketua Jemaat 2016 - Sekarang
2 Leksi Dalim Sekertaris Jemaat 2018 - Sekarang
3 Agraini Lamaligi Bendahara Jemaat 2018 - Sekarang
4 Melkior Pompana Ketua Kolom 1 2018 - Sekarang
5 Fiktor Tapa S.Sos Ketua Kolom 2 2018 - Sekarang
6 Angraini Lamali Ketua Kolom 3 2018 - Sekarang
7 Erni Bode Ketua Kolom 4 2018 - Sekarang
8 Katoce Tapa Ketua Kolom 5 2018 - Sekarang
9 Alsion Saroso Ketua Komp. Bapak 2018 - Sekarang
10 Yoce Bode Ketua Komp. Ibu 2018 - Sekarang
11 Alpian Bode S.H Ketua Komp. Pemuda 2018 - Sekarang
12 Eliezer Tapa Ketua Komp. Remaja 2018 - Sekarang
13 Karlin Talamoa Ketua Komp. Anak SM 2018 - Sekarang
(4)
D. PERANAN PELAYAN TUHAN DALAM JEMAAT BAGI PERTUMBUHAN
SEKOLAH MINGGU
Secara keseluruhan pelayan Tuhan atau majelis belum dapat berperan sepenuhnya
dalam pertumbuhan anak-anak sekolah minggu, karena sudah ada satu Majelis sebagai
Guru Sekolah Minggu dan Guru Pembantu khusus untuk anak-anak sekolah minggu.
Sehingga mereka inilah yang akan membina serta berperan penting dalam pertumbuhan
anak sekolah minggu. Kemudian kenapa majelis lainnya belum berperan dalam
pertumbuhan anak-anak sekolah minggu, karena mereka sibuk dengan tugas dalam bidang-
bidangnya masing-masing seperti Ketua Kolom dan Ketua dalam kompelsus BIPRA.
Makanya belum secara keseluruhan majelis mengambil peran dalam pertumbuhan anak
sekolah minggu.
Secara umum walau hanya satu Majelis sebagai Guru Anak Sekolah Minggu dan Guru
pembantu yang mengajar pada anak-anak sekolah minggu di Jemaat Imanuel Matabas,
tetapi pertumbuhan iman anak-anak sekolah minggu di jemaat itu begitu besar. Itu terlihat
dalam keaktifan mereka dalam mengikuti kegiatan serta ibadah yang dilakukan dalam
Jemaat tersebut. Tidak sampai disitu anak-anak sekolah minggu dijemaat tersebut juga,
sangat antusias untuk mengikuti ibadah yang dilakukan dijemaat lain. Pertumbuhan
Sekolah Minggu juga bisa terlihat dengan mereka sudah bisa memimpin doa pada saat
ibadah sekolah minggu. Dari kesemuanya ini tidak terlepas dari peran jemaat serta orang
tua dari anak-anak sekolah minggu yang memdukung dan memotivasi anak-anaknya
supaya rajin mengikuti ibadah sekolah minggu. Karena mereka percaya penerus gereja dan
calon-calon majelis nantinya dibentuk dari anak-anak sekolah minggu, kalau tidak
diperbiasakan dari kecil untuk mengikuti ibadah-ibadah maka nanti kedepannya mereka
tidak akan berani berdoa apalagi untuk memberi diri menjadi Pelayan Tuhan.

BAB II
PROGRAM PELAYANAN MAHASISWA PPL
A. KEGIATAN RUTIN DAN BERKALA
a. Ibadah Sekolah Minggu.
b. Perkunjungan/Tuntunan Anak Sekolah Minggu.
c. Rabu Gembira.

B. TANTANGAN DAN HAMBATAN


a. Eksternal
Mengenai Tantangan dan hambatan dari luar untuk program pelayanan di Sekolah
Minggu tidak begitu banyak karena adanya dukungan dan tanggapan baik dari anggota
jemaat untuk kegiatan-kegiatan yang saya lakukan. Adapun beberapa tantangan pada
saat melaksanakan kegiatan diantara ialah:
 Tantangan Zaman untuk Anak Sekolah Minggu.
 Hujan
(5)
b. Internal
Kalau berbicara tantangan dan hambatan dari dalam untuk program pelayanan di
Sekolah Minggu tentunya ada, karena tidak semua pelayanan yang dilakukan akan
berjalan dengan baik. Adapun tantangan itu diantaranya ialah:
 Kekurangan alat peraga.
 Buku Cerita.
 Kurikulum Pembelajaran
 Tingkah laku/perilaku anak-anak pada saat ibadah.

BAB III
TINDAK LANJUT PENGEMBANGAN PELAYANAN SEKOLAH MINGGU
A. UPAYA PENANGGULANGAN TANTANGAN DAN HAMBATAN
a. Eksternal
Menghadapi tantangan dan hambatan dari luar pada saat pelayanan mungkin yang
harus dilakukan seperti mengatasi Tantangan zaman bagi anak sekolah minggu ini,
membuat peraturan pada saat ibadah atau ada kegiatan lainnya tidak boleh membawa
Handphone ke dalam gereja agar tidak menganggu proses berjalannya ibadah.
Kemudian juga tidak bisa dihindari anak-anak sekolah minggu kebanyakkan masih
suka menonton tv, jadi kadang ini manjadi hambatan anak-anak datang bersekutu dan
beribadah. Ini adalah hambatan yang sering dialami didalam pelayanan, namun
sebagai pelayan Tuhan kami berharap kepada orang tua untuk membantu kami
mengingatkan anak-anak beribadah.
Selanjutnya mengenai tantangan dan hambatan yaitu hujan, ini tentu merupakan
masalah yang tidak akan diketahui kapan dia akan turun atau tidak. Namun karena
pada waktu saya praktek lagi musim hujan maka ini merupakan salah satu tantangan
yang menghambat pelayanan. Jadi untuk mengatasi maka tentunya kita harus
menyediakan payung agar tidak menjadikan hujan sebagai alasan untuk tidak datang
beribadah.

b. Internal
Untuk tidak lanjut upaya penanggulangan tantangan dan hambatan dari dalam
pelayanan, kedepannya sebaiknya dilakukan pengadaan alat-alat peraga, buku cerita
dan kurikulum pembelajaran bagi kompelsus Anak Sekolah Minggu agar dapat
mendukung proses pembelajaran serta berjalannya ibadah. Sehingga kedapannya anak-
anak sekolah minggu lebih rajin lagi beribadah, karena mendengar cerita dan melihat
gambar-gambar yang menarik dari buku cerita tersebut. Untuk alat peraga dan
kurikulum pembelajaran ini sangat berguna bagi Guru Sekolah Minggu dan Guru
Pembantu dalam mengajar dan tersusun sesuai dengan kurikulum yang ada. Sehingga
anak-anak lebih mengerti dan paham dengan apa yang disampaikan oleh Guru Sekolah
Minggu didepan.
(6)
Untuk kedepannya mengatasi sikap anak-anak sekolah minggu pada saat ibadah,
dimana ada yang sering keluar, tidak dengar-dengaran, dan sikap tidak menghargai,
mungkin lebih dipertegas pada saat memimpin ibadah dan embin hukuman pada anak-
anak yang nakal. Dilain sisi saya juga menyadari mengapa mereka bersikap seperti ini
karena kebanyakkan anak-anak sekolah minggu adalah sepupu saya jadi sikap tidak
menghargai itu timbul. Maka dari itu untuk kedepannya lebih sabar dalam memimpin
ibadah anak-anak sekolah minggu, agar mereka tidak bosan-bosan mengikuti ibadah
pada saat saya memimpin.

B. PENCAPAIAN PROGRAM PELAYANAN


a. Program Pelayanan Tercapai.
Program-program yang tercapai diantarnya ialah:
 Ibadah Sekolah Minggu.
 Ibadah Rabu gembira

b. Program Pelayanan Yang Tertunda.


Program yang tertunda diantara beberapa program ialah:
 Perkunjungan/Tuntunan Anak Sekolah Minggu.

c. Pokok Pikiran Program Yang Tertunda.


Pada program yang tertunda ini, bukannya tidak dijalankan tetapi anak-anak
Sekolah Minggu di Jemaat Imanuel Matabas sangatlah antusias dan rajin mengikuti
kegiatan Sekolah Minggu dan Rabu Gembira. Jadi untuk perkunjungan bagi anak-anak
yang malas tidak begitu efisien untuk dapat dilakukan di jemaat tersebut. Adapun
perkunjungan tersebut kadang dikaitkan dan dilakukan di gedung gereja pada saat
selesai ibadah, sebelum pulang ke rumah masing-masing diisi dengan kegiatan Tanya
Jawab. Untuk kegiatan Tanya Jawab iti sendiri, kadang diisi dengan sering-sering dan
cerita untuk memotifasi adik-adik Sekolah Minggu agar dapat tetap rajin mengikuti
kegiatan-kegiatan yang ada. Bukan hanya rajin pada saat Mahasiswa PPL yang
memimpin ibadah tetapi pada saat guru sekolah minggu dan guru pembantu sekolah
minggu juga.
Untuk pokok pikiran bagi program yang tertunda ini, mungkin kedepannya jika
menemukan jemaat yang anak-anak sekolah minggunya tidak begitu rajin dan antusias
mengikuti ibadah sebaiknya dilakukan program perkunjungan ini agar anak-anak
sekolah minggu merasa diperhatikan, kemudian juga pada saat perkunjungan
sebaiknya dibawakan makanan serta cemilan untuk daya tarik anak-anak sekolah
minggu lebih rajin lagi mengikuti ibadah sekolah minggu maupun kegiatan-kegiatan
lainnya. Karena progam Perkunjungan/Tuntunan Anak Sekolah Minggu ini merupakan
program yang sangat baik dilakukan bagi jemaat yang ada dipedesaan dan terpencil
sehingga memudahkan kita mendekatkan diri secara individu dengan anak-anak
dijemaat tersebut.

(7)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dalam pembuatan laporan PPL Di Sekolah Minggu maka,
dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Jemaat Imanuel Matabas sudah cukup lama berdiri sendiri selama 80 tahun dengan
jumlah ketua jemaat yang sudah pernah bertugas 17 orang sampai sekarang.
Pertumbuhan jumlah jemaat Imanuel Matabas juga sangat pesat yang awalnya hanya
24 kk namun sekarang kurang lebih sudah mencapai 92 kk, serta persekutuan ibadah
kolom dan komisi BIPRA yang ada didalam jemaat berjalan dengan sangat baik.
2. Pelayan Tuhan atau Majelis Jemaat didalam jemaat secara keseluruhan masih seperti
jemaat dipedesaan pada umumnya, didalam satu kolom hanya mengutus satu majelis
begitupun majelis untuk kompelsus BIPRA. Kemudian secara keseluruhan memang
majelis belum berperan aktif dalam pertumbuhan Sekolah Minggu tetapi mereka tetap
mengambil bagian ketika ada kegiatan yang dilakukan oleh kompelsus Sekolah
Minggu.
3. Adapun tantangan dan hambatan didalam pelayanan kepada anak sekolah minggu
baik itu tantangan eksternal maupun internal, tetapi itu semua tidak dapat
menghalangi persekutuan ibadah yang kami laksanakan didalam kompelsus Sekolah
Minggu. Sehingga walaupun tidak sempurna namun program-progam selama di
Jemaat Imanuel Matabas dapat terlaksanakan dengan baik.

B. SARAN
Untuk pengembangan lebih lanjut maka sebagai saran untuk menciptakan
persekutuan ibadah yang baik dan dapat meningkatkan pengetahuan maka kedepan
sebaiknya dilakukan pengadaan media belajar untuk sekolah minggu diantaranya:
1. Alat Peraga untuk sekolah minggu.
2. Buku cerita Rohani.
3. Pembuatan kurikulum pembelajaran untuk guru sekolah minggu dan pendamping
guru sekolah minggu.
4. Melakukan pelatihan bagi pendamping guru sekolah minggu.
Karena itu semua dapat membantu memudahkan dalam melakukan pembelajaran
terhadap anak-anak sekolah minggu. Serta dapat memudahkan ketika Guru sekolah
minggu berhalangan datang untuk memimpin ibadah maka dengan adanya pemdamping
yang sudah dilatih dapat memimpin ibadah menggunakan media belajar tersebut.

(8)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. CONTOH RPP SEKOLAH MINGGU
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MINGGU
KELAS : ANAK SEKOLAH MINGGU BESAR DAN KECIL
A. Standar Kompetensi : Anak-anak dapat memahami dan mempraktekkan perintah Tuhan
dikehidupan mereka masing-masing serta untuk menumbuhkan minat baca anak-anak
sekolah minggu.

B. Kompetensi Dasar : Anak-anak dapat mengingat apa yang diajarkan dan dapat menceritakan
kembali perintah Tuhan dan membaca Alkitab setiap malam.

C. Indikator : Aktif mengikuti kegiatan Sekolah Minggu dan mengerti Yunus 1:1-17

D. Materi Pokok : Yunus 1:1-17

1. Stimulus.
Mengawali kegiatan, Mahasiswa PPL bertanya kepada anak-anak sekolah minggu
“apakah mereka selalu mendengarkan perintah orang tua atau tidak”? agar Tuhan selalu
menyayangi mereka semua.

2. Isi Kitab.
Firman Tuhan datang kepada Yunus bin Amitai dalam Yunus 1:1-17 demikian
“Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah, kepada mereka, karena
kejahatan mereka telah sampai kepada-Ku”. Tetapi Yunus hanya bersiap untuk melarikan
diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Allah; ia pergi ke Yofa dan mendapat sebuah kapal, yang
akan berangkat ke Tarsis. Oleh karena, perbuatan Yunus ini Tuhan menghukum dia
sehingga diturunkannya angin ribut ke laut tepat dikapal yang ditumpangi Yunus
akibatnya kapal itu hampir terpukul hancur. Sehingga awak kapal menjadi takut dan
berteriak-teriak kepada allahnya masing-masing dan membuang-buang segalah muatan
kapal ke dalam laut. Berbeda dengan Yunus, dia hanya turun ke dalam ruang kapal yang
paling bawah dan berbaring disitu. Salah satu nahkoda mendapatkannya lalu berkata:
“Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Lalu sang nahkoda menyuruh Yunus
untuk berdoa kepada Allahnya. Adapun mereka satu dengan yang lain membuang undi
agar mengetahui karena siapa mereka ditimpah oleh malapetaka dan Yunuslah yang kena
undi. Berkatalah mereka kepada Yunus “Beritahukan kepada kami karena siapa kita
ditimpah malahpetaka dan dari mana engkau datang, apa negerimu dan dari bangsa
manakah engkau?” sahut Yunus kepa mereka: “Aku orang Ibrani; aku takut akan Tuhan,
Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan.” Orang-orang itu
sangat takut dan bertanya kembali kepada Yunus: “Akan kami apakan engkau agar laut
menjadi reda” sahut yunus kepada mereka: “Angkat aku, campakkanlah aku ke dalam laut,
maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi.” Setelah itu mereka berseru
kepada Tuhan agar mereka tidak menanggung darah orang yang tidak berdosa, kemudian
mencampakan Yunus ke dalam laut dan seketika laut menjadi reda. Maka atas penentuan
Tuhan datanglah seekor ikan besar dan menelan Yunus; dan Yunus pun tinggal di dalam
perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya.
3. Revelansi/Aplikasi.
Ketika cerita ini dilihat dalam kehidupan sehari-hari ada banyak orang yang seperti
Yunus bin Amitai ini, yang tidak mau mendengarkan perintah Tuhan dan hanya memilih
untuk melakukan keinginan daging mereka. Apalagi saat orang lain yang memberikan
amanat atau tugas untuk melakukan sesuatu, kadang masih banyak alasan yang diberikan
agar tidak melakukan Tugas tersebut. Maka lari adalah jalan yang selalu orang pilih untuk
meninggalkan Tugas pelayanan yang diberikan itu.

4. Penutup.
Maka dari itu adik-adik selalu dengar-dengaran kepada orang tua kita terlebih kepada
Tuhan, lakukanlah tugas yang diberikan Ibu atau Ayah agar kita selalu disayang oleh
Tuhan dan jangan lupa melakukan tugas kita kepada Tuhan yaitu menyampaikan Firman
Tuhan kepada orang-orang disekitar kita.

E. Pengalaman Belajar.
1. Membaca kitab Yunus 1:1-17 saling bergantian.
2. Menceritakan kembali cerita tersebut.
3. Melakukan games.

F. Penilaian : Setiap anak wajib menjawab kuis yang diberikan guru sekolah minggu.

G. Alokasi Waktu : 20 Menit

H. Sumber Bahan : Alkitab, gambar dari cerita itu.

Matabas, 4 juni 2019

Diketahui,

Guru Sekolah Minggu Mahasiswa PPL

Karlin Talamoa Andika Prasetya kuaga

Mengetahui

Ketua MPH Jemaat Imanuel Matabas

Pdt. Sherly Neflis Ranuba S.Th


2. MATERI PEMBELAJARAN
Firman Tuhan datang kepada Yunus bin Amitai dalam Yunus 1:1-17 demikian
“Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah, kepada mereka, karena
kejahatan mereka telah sampai kepada-Ku”. Tetapi Yunus hanya bersiap untuk melarikan
diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Allah; ia pergi ke Yofa dan mendapat sebuah kapal,
yang akan berangkat ke Tarsis. Oleh karena, perbuatan Yunus ini Tuhan menghukum dia
sehingga diturunkannya angin ribut ke laut tepat dikapal yang ditumpangi Yunus
akibatnya kapal itu hampir terpukul hancur. Sehingga awak kapal menjadi takut dan
berteriak-teriak kepada allahnya masing-masing dan membuang-buang segalah muatan
kapal ke dalam laut. Berbeda dengan Yunus, dia hanya turun ke dalam ruang kapal yang
paling bawah dan berbaring disitu. Salah satu nahkoda mendapatkannya lalu berkata:
“Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Lalu sang nahkoda menyuruh Yunus
untuk berdoa kepada Allahnya. Adapun mereka satu dengan yang lain membuang undi
agar mengetahui karena siapa mereka ditimpah oleh malapetaka dan Yunuslah yang kena
undi. Berkatalah mereka kepada Yunus “Beritahukan kepada kami karena siapa kita
ditimpah malahpetaka dan dari mana engkau datang, apa negerimu dan dari bangsa
manakah engkau?” sahut Yunus kepa mereka: “Aku orang Ibrani; aku takut akan Tuhan,
Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan.” Orang-orang itu
sangat takut dan bertanya kembali kepada Yunus: “Akan kami apakan engkau agar laut
menjadi reda” sahut yunus kepada mereka: “Angkat aku, campakkanlah aku ke dalam
laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi.” Setelah itu mereka
berseru kepada Tuhan agar mereka tidak menanggung darah orang yang tidak berdosa,
kemudian mencampakan Yunus ke dalam laut dan seketika laut menjadi reda. Maka atas
penentuan Tuhan datanglah seekor ikan besar dan menelan Yunus; dan Yunus pun
tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya.

3. FOTO-FOTO KEGIATAN

*Ibadah Sekolah Minggu tanggal 9 juni 2019 *Ibadah Rabu Gembira tanggal 12 juni 2019
*Ibadah Sekolah Minggu tanggal 16 Juni 2019 *Ibadah Rabu Gembira tanggal 19 Juni 2019

*Ibadah Sekolah Minggu tanggal 23 Juni 2019 *Ibadah Sekolah Minggu tanggal 30 Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai