OLEH :
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Pertama-tama tentunya ucapan puji syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Tuhan Yesus yang selalu menuntun serta memyertai pelayanan saya di Sekolah Minggu Jemaat
Imanuel Matabas. Serta pihak-pihak yang tetap setia membimbing saya selama menjalankan
pelayanan.
Tidak lupa juga saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Pdt. Sherly Neflis
Ranuba S.Th dan mentor saya Pnt. Karlin Talamoa yang telah memberi dukungan dan membantu
saya dalam penyusun laporan PPL di Sekolah Minggu.
Meskipun saya berharap isi dari laporan saya ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada kekurangan didalamnya. Untuk saya menyadari tentunya masih banyak
kekurangan dalam laporan saya baik itu dari materi maupun teknik penyajiannya dikarenakan
kurangnya pengetahuan dan pengalaman saya untuk menulis. Oleh karena itu, saya berharap
kritikan dan saran yang sangat membangun dari bapak dosen.
Akhir kata diucapkan terima kasih dan semoga laporan saya ini bermanfaat bagi orang
banyak.
B. SARAN……………………………………………………………………………………8
BAB I
PENDAHULUAN
Keberadaan anggota Jemaat Imanuel Matabas pada waktu itu sangat sederhana,
terutama dalam memenuhi kewajiban dan tanggung jawab selaku jemaat yang bersekutu.
Keterbatasan – keterbatasan yang di alami Jemaat Imanuel Matabas di sebabkan karena
faktor ekonomi. Walaupun demikian, jemaat Imanuel Matabas terus memperjuangkan
hidupnya sebagai Jemaat yang bertanggung Jawab. Sehingga melalui pencapaian
keberhasilan lewat percakapan toko – toko Jemaat dan semangat gotong royong yang
sangat tinggi, maka pada tahun 1946, di dirikanlah rumah Ibadah tahap kedua : dengan
lantai batu kerikil, dinding papan, atap rumbia, dengan letak gereja yang sekarang.
Pertumbuhan Gereja terus terlihat. Jumlah anggota Jemaat terus bertambah, dari 24 KK
hingga mencapai 60 KK. Roda Pelayanan Firman Tuhan kian hari kian berkembang antara
Badan Pekerja Harian Sinode GKLB ke klasis, Klasis ke Jemaat dengan di tandai hadirnya
pelayan dari Institut Injil Indonesia ( I.3 ) Batu Malang yang melayani selama 3 hari.
Selanjutnya dengan adanya perkembangan anggota Jemaat, maka timbulah keinginan
dalam satu musyawarah Jemaat untuk mendirikan sebuah rumah ibadah yang layak sesuai
kondisi bangunan masa kini. Itulah bangunan gereja tahap tiga, yang saat ini sementara
kita gunakan yang di resmikan / gunting pita pada tanggal 11 Januari 1986 oleh wakil
(1)
camat “ ABAS, dengan Ketua MPH Sinode GKLB “ Pdt J. LABOTANO di wilayah
Klasis Bunta.
Perkembangan Gereja dan Jemaat dari waktu ke waktu terus berkembang mengikuti
perkembangan zaman. Jumlah anggota Jemaat terus bertambah. Pelayanan organisasi
Gereja terus di gumuli bersama. Dan dengan perkembangan yang cukup signifikan , maka
pada tahun 2017 oleh toko – toko Jemaat, musyawarah dalam sebuah rapat bersama
dengan Jemaat Tuhan, ada sebuah perencanaan untuk membangun kembali gedung Gereja
yang baru. Dan dengan kesepakatan itulah, persiapan pembangunan Gereja di lakukan.
Segalah sesuatu di perlukan untuk perkembangan / pembangunan Gereja. Dan semuanya
itu di pikul dan di kerjakan secara bersama – sama. Swadaya Jemaat, bantuan pemerintah,
sumbangan Para dermawan mempunyai andil yang cukup besar di dalam mempercepat
proses perencanan pembangunan gedung gereja Baru. Maka pada Hari senin, tanggal 17
Juli 2017, dilaksanakan Peletakkan batu pertama gedung Gereja tahap empat Oleh “
MPH SINODE GKLB: Pdt KRISTIAN S WARKULA, M. Teol dengan Ketua Jemaat
pada waktu itu “ Pdt SHERLY NEFLIS RANUBA, S.Th “, pada pukul 09.00 WITA
bertempat di lokasi pembangunan Gedung Gereja yang baru dengan lokasi ± 100 m dari
gereja yang sekarang di sebelah Barat.Dan saat ini, kelangsungan pembangunan Gedung
Gereja terus di upayakan dalam sebuah bingkai kebersamaan yang indah... “ IMANUEL :
Allah Menyertai Kita”
Adapun susunan Ketua Jemaat / Gembala Jemaat Imanuel Matabas adalah
sebagai berikut :
Data pelayan Tuhan atau Majelis di Jemaat Imanuel Matabas sebagai berikut:
BAB II
PROGRAM PELAYANAN MAHASISWA PPL
A. KEGIATAN RUTIN DAN BERKALA
a. Ibadah Sekolah Minggu.
b. Perkunjungan/Tuntunan Anak Sekolah Minggu.
c. Rabu Gembira.
BAB III
TINDAK LANJUT PENGEMBANGAN PELAYANAN SEKOLAH MINGGU
A. UPAYA PENANGGULANGAN TANTANGAN DAN HAMBATAN
a. Eksternal
Menghadapi tantangan dan hambatan dari luar pada saat pelayanan mungkin yang
harus dilakukan seperti mengatasi Tantangan zaman bagi anak sekolah minggu ini,
membuat peraturan pada saat ibadah atau ada kegiatan lainnya tidak boleh membawa
Handphone ke dalam gereja agar tidak menganggu proses berjalannya ibadah.
Kemudian juga tidak bisa dihindari anak-anak sekolah minggu kebanyakkan masih
suka menonton tv, jadi kadang ini manjadi hambatan anak-anak datang bersekutu dan
beribadah. Ini adalah hambatan yang sering dialami didalam pelayanan, namun
sebagai pelayan Tuhan kami berharap kepada orang tua untuk membantu kami
mengingatkan anak-anak beribadah.
Selanjutnya mengenai tantangan dan hambatan yaitu hujan, ini tentu merupakan
masalah yang tidak akan diketahui kapan dia akan turun atau tidak. Namun karena
pada waktu saya praktek lagi musim hujan maka ini merupakan salah satu tantangan
yang menghambat pelayanan. Jadi untuk mengatasi maka tentunya kita harus
menyediakan payung agar tidak menjadikan hujan sebagai alasan untuk tidak datang
beribadah.
b. Internal
Untuk tidak lanjut upaya penanggulangan tantangan dan hambatan dari dalam
pelayanan, kedepannya sebaiknya dilakukan pengadaan alat-alat peraga, buku cerita
dan kurikulum pembelajaran bagi kompelsus Anak Sekolah Minggu agar dapat
mendukung proses pembelajaran serta berjalannya ibadah. Sehingga kedapannya anak-
anak sekolah minggu lebih rajin lagi beribadah, karena mendengar cerita dan melihat
gambar-gambar yang menarik dari buku cerita tersebut. Untuk alat peraga dan
kurikulum pembelajaran ini sangat berguna bagi Guru Sekolah Minggu dan Guru
Pembantu dalam mengajar dan tersusun sesuai dengan kurikulum yang ada. Sehingga
anak-anak lebih mengerti dan paham dengan apa yang disampaikan oleh Guru Sekolah
Minggu didepan.
(6)
Untuk kedepannya mengatasi sikap anak-anak sekolah minggu pada saat ibadah,
dimana ada yang sering keluar, tidak dengar-dengaran, dan sikap tidak menghargai,
mungkin lebih dipertegas pada saat memimpin ibadah dan embin hukuman pada anak-
anak yang nakal. Dilain sisi saya juga menyadari mengapa mereka bersikap seperti ini
karena kebanyakkan anak-anak sekolah minggu adalah sepupu saya jadi sikap tidak
menghargai itu timbul. Maka dari itu untuk kedepannya lebih sabar dalam memimpin
ibadah anak-anak sekolah minggu, agar mereka tidak bosan-bosan mengikuti ibadah
pada saat saya memimpin.
(7)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dalam pembuatan laporan PPL Di Sekolah Minggu maka,
dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Jemaat Imanuel Matabas sudah cukup lama berdiri sendiri selama 80 tahun dengan
jumlah ketua jemaat yang sudah pernah bertugas 17 orang sampai sekarang.
Pertumbuhan jumlah jemaat Imanuel Matabas juga sangat pesat yang awalnya hanya
24 kk namun sekarang kurang lebih sudah mencapai 92 kk, serta persekutuan ibadah
kolom dan komisi BIPRA yang ada didalam jemaat berjalan dengan sangat baik.
2. Pelayan Tuhan atau Majelis Jemaat didalam jemaat secara keseluruhan masih seperti
jemaat dipedesaan pada umumnya, didalam satu kolom hanya mengutus satu majelis
begitupun majelis untuk kompelsus BIPRA. Kemudian secara keseluruhan memang
majelis belum berperan aktif dalam pertumbuhan Sekolah Minggu tetapi mereka tetap
mengambil bagian ketika ada kegiatan yang dilakukan oleh kompelsus Sekolah
Minggu.
3. Adapun tantangan dan hambatan didalam pelayanan kepada anak sekolah minggu
baik itu tantangan eksternal maupun internal, tetapi itu semua tidak dapat
menghalangi persekutuan ibadah yang kami laksanakan didalam kompelsus Sekolah
Minggu. Sehingga walaupun tidak sempurna namun program-progam selama di
Jemaat Imanuel Matabas dapat terlaksanakan dengan baik.
B. SARAN
Untuk pengembangan lebih lanjut maka sebagai saran untuk menciptakan
persekutuan ibadah yang baik dan dapat meningkatkan pengetahuan maka kedepan
sebaiknya dilakukan pengadaan media belajar untuk sekolah minggu diantaranya:
1. Alat Peraga untuk sekolah minggu.
2. Buku cerita Rohani.
3. Pembuatan kurikulum pembelajaran untuk guru sekolah minggu dan pendamping
guru sekolah minggu.
4. Melakukan pelatihan bagi pendamping guru sekolah minggu.
Karena itu semua dapat membantu memudahkan dalam melakukan pembelajaran
terhadap anak-anak sekolah minggu. Serta dapat memudahkan ketika Guru sekolah
minggu berhalangan datang untuk memimpin ibadah maka dengan adanya pemdamping
yang sudah dilatih dapat memimpin ibadah menggunakan media belajar tersebut.
(8)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. CONTOH RPP SEKOLAH MINGGU
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MINGGU
KELAS : ANAK SEKOLAH MINGGU BESAR DAN KECIL
A. Standar Kompetensi : Anak-anak dapat memahami dan mempraktekkan perintah Tuhan
dikehidupan mereka masing-masing serta untuk menumbuhkan minat baca anak-anak
sekolah minggu.
B. Kompetensi Dasar : Anak-anak dapat mengingat apa yang diajarkan dan dapat menceritakan
kembali perintah Tuhan dan membaca Alkitab setiap malam.
C. Indikator : Aktif mengikuti kegiatan Sekolah Minggu dan mengerti Yunus 1:1-17
1. Stimulus.
Mengawali kegiatan, Mahasiswa PPL bertanya kepada anak-anak sekolah minggu
“apakah mereka selalu mendengarkan perintah orang tua atau tidak”? agar Tuhan selalu
menyayangi mereka semua.
2. Isi Kitab.
Firman Tuhan datang kepada Yunus bin Amitai dalam Yunus 1:1-17 demikian
“Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah, kepada mereka, karena
kejahatan mereka telah sampai kepada-Ku”. Tetapi Yunus hanya bersiap untuk melarikan
diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Allah; ia pergi ke Yofa dan mendapat sebuah kapal, yang
akan berangkat ke Tarsis. Oleh karena, perbuatan Yunus ini Tuhan menghukum dia
sehingga diturunkannya angin ribut ke laut tepat dikapal yang ditumpangi Yunus
akibatnya kapal itu hampir terpukul hancur. Sehingga awak kapal menjadi takut dan
berteriak-teriak kepada allahnya masing-masing dan membuang-buang segalah muatan
kapal ke dalam laut. Berbeda dengan Yunus, dia hanya turun ke dalam ruang kapal yang
paling bawah dan berbaring disitu. Salah satu nahkoda mendapatkannya lalu berkata:
“Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Lalu sang nahkoda menyuruh Yunus
untuk berdoa kepada Allahnya. Adapun mereka satu dengan yang lain membuang undi
agar mengetahui karena siapa mereka ditimpah oleh malapetaka dan Yunuslah yang kena
undi. Berkatalah mereka kepada Yunus “Beritahukan kepada kami karena siapa kita
ditimpah malahpetaka dan dari mana engkau datang, apa negerimu dan dari bangsa
manakah engkau?” sahut Yunus kepa mereka: “Aku orang Ibrani; aku takut akan Tuhan,
Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan.” Orang-orang itu
sangat takut dan bertanya kembali kepada Yunus: “Akan kami apakan engkau agar laut
menjadi reda” sahut yunus kepada mereka: “Angkat aku, campakkanlah aku ke dalam laut,
maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi.” Setelah itu mereka berseru
kepada Tuhan agar mereka tidak menanggung darah orang yang tidak berdosa, kemudian
mencampakan Yunus ke dalam laut dan seketika laut menjadi reda. Maka atas penentuan
Tuhan datanglah seekor ikan besar dan menelan Yunus; dan Yunus pun tinggal di dalam
perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya.
3. Revelansi/Aplikasi.
Ketika cerita ini dilihat dalam kehidupan sehari-hari ada banyak orang yang seperti
Yunus bin Amitai ini, yang tidak mau mendengarkan perintah Tuhan dan hanya memilih
untuk melakukan keinginan daging mereka. Apalagi saat orang lain yang memberikan
amanat atau tugas untuk melakukan sesuatu, kadang masih banyak alasan yang diberikan
agar tidak melakukan Tugas tersebut. Maka lari adalah jalan yang selalu orang pilih untuk
meninggalkan Tugas pelayanan yang diberikan itu.
4. Penutup.
Maka dari itu adik-adik selalu dengar-dengaran kepada orang tua kita terlebih kepada
Tuhan, lakukanlah tugas yang diberikan Ibu atau Ayah agar kita selalu disayang oleh
Tuhan dan jangan lupa melakukan tugas kita kepada Tuhan yaitu menyampaikan Firman
Tuhan kepada orang-orang disekitar kita.
E. Pengalaman Belajar.
1. Membaca kitab Yunus 1:1-17 saling bergantian.
2. Menceritakan kembali cerita tersebut.
3. Melakukan games.
F. Penilaian : Setiap anak wajib menjawab kuis yang diberikan guru sekolah minggu.
Diketahui,
Mengetahui
3. FOTO-FOTO KEGIATAN
*Ibadah Sekolah Minggu tanggal 9 juni 2019 *Ibadah Rabu Gembira tanggal 12 juni 2019
*Ibadah Sekolah Minggu tanggal 16 Juni 2019 *Ibadah Rabu Gembira tanggal 19 Juni 2019
*Ibadah Sekolah Minggu tanggal 23 Juni 2019 *Ibadah Sekolah Minggu tanggal 30 Juni 2019