Laporan Job Training - Iqbal Fakhriza - 210510170036
Laporan Job Training - Iqbal Fakhriza - 210510170036
Disusun Oleh:
Iqbal Fakhriza
210510170036
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM MANAJEMEN KOMUNIKASI
JATINANGOR
2020
Lembar Pengesahan
1. Judul : Peran Brand Communication Management Dalam Divisi
Marketing Communication PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.
2. Penulis
a. Nama Lengkap : Iqbal Fakhriza
b. NPM : 210510170036
c. Program Studi : Manajemen Komunikasi
d. Fakultas : Ilmu Komunikasi
3. Lokasi Pelaksanaan Job Training
a. Instansi/ Lembaga : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
b. Alamat Lengkap : Jl. Jendral Soedirman Kav 44 - 46 - Jakarta
c. No. Telepon : (021) 2510244, 2510254, 2510264, 2510269, 2501279
d. Fax : (62-21) 2500065, 250007
Yayu Yuliantie.
Assistant Vice President
Mengesahkan,
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
Manajemen Komunikasi Job Training
i
RINGKASAN
Sebuah perusahaan besar seperti perbankan biasanya memiliki beberapa produk yang
melayani jasa seputar keuangan bagi para konsumen atau nasabahnya, untuk menarik calon
nasabah baru, sebuah bank perlu merumuskan strategi komunikasi pemasaran dari brand produk
yang dimiliki oleh perusahaan perbankan tersebut.
Kegiatan pengelolaan brand menjadi peran penting bagi unit kerja Brand Communication
Management di dalam divisi Marketing Communication PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, kegiatan
ini menjadi ujung tombak pemasaran sebuah produk bagi perusahaan tersebut sehingga penting
adanya pengelolaan strategi komunikasi pemasaran tersebut.
ii
KATA PENGANTAR
Puji suyukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan job training dan mengakhiri kegiatan
tersebut dengan menyelesaikan laporan yang berjudul “Peran Bagian Brand Communication
Management Dalam Divisi Marketing Communication PT Bank Rakyat Indonesia Tbk”
laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat mata kuliah Job Training di Program Studi
Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.
Penulisan ini tidak akan terjadi tanpa bantuan orang-orang istimewa yang selalu
menyemangati saya sebagai penulis serta selalu membantu penulis dalam menyusun penulisan
laporan job training ini:
1. Dudy Zein, Drs., M.Si selaku dosen pembimbing Penulis dalam mata kuliah Job Training
yang telah dengan sabar membimbing Penulis dan teman-teman seperbimbingan sejak
masa pencarian tempat job training sampai dengan proses penulisan laporan.
2. Kedua orang tua saya serta kakak dan adik saya yang selalu menyemangati saya dalam
menyusun job training ini.
3. Ibu Yayu Yuliantie sebagai kepala bagian brand communication satu (bcs) yang juga
membantu pengawasan saya selaku anak magang.
4. Ibu Sariati selaku supervisor karena telah menerima dan mengawasi saya sewaktu kegiatan
magang berlangsung.
5. Mbak Sulis, Mas Lando, Mas Santo, Mbak Idha, Mas Eggy, Mas Yayit, Mas Faisol, Mbak
Vany, Mbak Puput, Mas Avie dan seluruh staff, admin, dan desainer yang bekerja di bagian
brand communication satu maupun di divisi marketing communication PT Bank Rakyat
Indonesia yang telah membantu dalam membimbing, memberikan tugas, serta
mengembangkan kemampuan saya selama magang di tempat tersebut.
6. Helvan, Sanop, Dyah, Debrina, Fira, Rafdi yang telah menjadi teman magang saya.
7. Dita Riandini S.Pd yang sudah menyemangati saya setiap waktu dan menemani saya dikala
sedang letih, sedih, dan bingung dan mau menjadi tempat curahan hati saya.
8. Farhan Wiriasubranta yang selalu mengetahui kabar saya semenjak pandemi melanda
iii
Penulis ingin memohon maaf untuk ketidaksempurnaan dalam penulisan laporan ini.
Dengan tangan terbuka, penulis dengan senang hati akan menerima masukan yang dapat
membangun Penulis untuk menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan job training ini dapat
memberikan manfaat kepada seluruh pembacanya.
Iqbal Fakhriza
iv
DAFTAR ISI
v
2.4.4 Brand Management .................................................................................................................... 19
BAB III ....................................................................................................................................................... 23
OBJEK PENGAMATAN ........................................................................................................................... 23
3.1 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk ........................................................................................................ 23
3.1.1 Profil dan Sejarah Perusahaan.................................................................................................... 23
3.2 Profil Divisi Marketing Communication dan Bagian Brand Communication Management PT Bank
Rakyat Indonesia Tbk. ............................................................................................................................ 26
3.2.1 Profil Divisi Marketing Communication ................................................................................... 26
3.2.2 Profil Bagian Brand Communication Management ................................................................... 28
BAB IV ....................................................................................................................................................... 30
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 30
4.1. Brand Planning Dalam Bagian Brand Communication Management ............................................. 30
4.2 Brand Analysis Dalam Bagian Brand Communication Management ............................................... 33
4.3 Brand Strategy Dalam Bagian Brand Communication Management ............................................... 35
4.4 Brand Building Dalam Bagian Brand Communication Management............................................... 40
4.5 Brand Audit Dalam Bagian Brand Communication Management.................................................... 44
BAB V ........................................................................................................................................................ 46
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................................... 46
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................................................... 46
5.2 Saran ................................................................................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 48
LAMPIRAN................................................................................................................................................ 49
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Ilustrasi perjalanan sebuah brand menurut buku B2B Brand Management...............13
Gambar 4.1 Penyusunan kampanye Brimo dengan Dentsu Aegis Network .................................30
Gambar 4.11 TVC Tabungan BRI Junio “Kalau Udah Gede Mau Jadi Apa?” .............................36
vii
Gambar 4.12 Promo Brimo di Instagram .......................................................................................36
Ganbar 4.17 Promo BRIZZI Warunk Upnormal dan Bakso Boedjangan .....................................38
Gambar 4.21 Flowchart ijin prinsip kegiatan dan penggunaan anggaran ......................................43
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai mahasiswa manajemen komunikasi sudah tentu kita mengenal istilah dalam
komunikasi pemasaran yakni above the line, below the line, serta through the line. Berikut adalah
penjelasan dari hal tersebut :
1. Above the line : Menurut Feedough (dalam Perdana, 2020) pada dasarnya, marketing ATL
adalah aktivitas marketing yang tidak berfokus pada hasil penjualan. Maksudnya, aktivitas
marketing yang dilakukan semata-mata hanya bertujuan untuk meningkatkan awareness dari
sebuah brand atau produk. Ini berarti, aktivitas marketing yang dilakukan biasanya ditujukan
untuk kalangan yang luas. Sehingga, media-media aktivitas marketing yang digunakan pun yang
memiliki tingkat perhatian yang besar juga. Hal ini selaras dengan apa yang dilaksanakan oleh
pihak marketing communication PT BRI Tbk dimana brand dari produk mereka diatur sedemikian
rupa di dalam media-media sosial mereka, lalu adanya tv commercial brand mereka, adanya
microsite, billboard-billboard mengenai brand mereka, dan masih banyak lagi.
2. Below the line : Menurut Feedough (dalam Perdana, 2020) aktivitas marketing BTL adalah
aktivitas marketing yang lebih sesuai dengan sasaran produk atau brand tersebut ditujukan.
Aktivitas marketing ini sering juga dikenal dengan istilah pemasaran langsung (direct marketing).
Biasanya, aktivitas marketing seperti ini ditujukan untuk konsumen setia, atau calon konsumen
yang memang memiliki ketertarikan dengan produk atau brand tersebut. Hal ini karena tujuan
1
dari aktivitas marketing ini adalah menarik konsumen potensial, atau membuat konsumen lama
kembali membeli produknya. Divisi Marketing Communication BRI juga melaksanakan aktivitias
pemasaran secara BTL seperti aktivasi brand mereka melalui sebuah event atau memasarkan
langsung produk mereka kepada masyarakat seperti adanya booth brand mereka di pusat
perbelanjaan.
3. Through the line : Aktivitas pemasaran ini ialah gabungan diantara BTL dan ATL dimana hal
ini bertujuan agar iklan yang dibuat dapat menyasar berbagai segmen yang diinginkan (Perdana,
2020).
Me-manage sebuah brand dari produk bukanlah perkara yang mudah mengingat bahwa
adanya target pasar serta segmentasi pasar yang secara tepat harus dituju oleh sang pemasar.
Mengingat bahwa meskipun PT BRI Tbk merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dimana terdapat stigma bahwa BUMN memiliki kesan yang kaku dan konservatif, namun seiring
majunya perkembangan zaman yang pesat, maka PT BRI Tbk harus mengikuti perkembangan
zaman yang ada sehingga kini banyak citra dari produk yang dihasilkan oleh BRI di branding
2
sesuai dengan generasi muda saat ini, seperti memasarkan produk mereka melalui sosial media
mereka, ataupun mengadakan event yang sangat berkaitan dengan anak muda, dan sebagainya.
Melihat kompleksnya pelaksanaan manajerial dari sebuah merk suatu produk oleh sebab
itu penulis yang berkesempatan untuk terjun langsung untuk mengobservasi bagaimana proses
tersebut berlangsung oleh sebab itu penulis memutuskan untuk melaporkan bagaimana “Peran
Brand Communication Management Dalam Divisi Marketing Communication PT Bank
Rakyat Indonesia Tbk.” Sehingga dengan adanya laporan ini pembaca dapat mengetahui peran
dari unit kerja Brand Communication Management PT BRI Tbk pada perusahaan tersebut.
3
1.3.2 Manfaat Bagi Divisi Marketing Communication PT Bank Rakyat Indonesia
Tbk.
1. Mendapatkan hasil pengamatan dari penulis sebagai rekomendasi untuk
tindakan yang akan diambil bagi divisi tersebut.
2. Mendapatkan rekomendasi atas strategi komunikasi yang relevan dengan
generasi penulis.
3. Mendapatkan kritik dan saran atas performa dari divisi tersebut.
2. Wawancara : penulis melakukan wawancara agar lebih mengenali peran dari brand
communication management dengan staff unit kerja tersebut di dalam divisi marketing
communication PT BRI Tbk.
3. Studi Literatur : Penulis menelaah studi literatur yang sesuai dengan peran tempat penulis
melaksanakan job training.
4
seminggu dua hari atau tiga hari work from office dan sisanya work from home. Kegiatan
work from office dimulai dari pukul 07.30 – 15.30.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peran
2.1.1 Peran Menurut Para Ahli
1. Soerjono Soekanto (2009)
Peran ialah suatu pekerjaan yang dilakukan dengan dinamis sesuai dengan status atau juga
kedudukan yang disandang. Status serta kedudukan tersebut sesuai dengan keteraturan
sosial, bahkan dalam keteruran tindakan semuanya itu disesuaikan dengan peran yang
berbeda (Ibeng, 2020).
2. Poerwadarmita
Peran ialah suatu tindakan yang dilakukan seseorang dengan berdasarkan peristiwa yang
melatar belakanginya. Peristiwa atau kejadian tersebut bisa dalam hal baik serta hal buruk
sesuai dengan lingkungan yang sedang mempengaruhi dirinya untuk betindak (Ibeng,
2020).
3. Riyadi (2002)
Peran ialah sebuah orientasi atau konsep yang terbentuk disebabkan karena suatu pihak
dalam oposisi sosial di kehidupan masyarakat. Hal tersebut di dasari pada invidu dan juga
alasan untuk melangsungkan tindakan yang diinginkan (Ibeng, 2020).
4. Mifta Thoha (2002)
Peran ialah serangkaian perilaku seseorang yang dilakukan dengan berdasarkan dengan
karakternya. Kondisi tersebut bisa dilatarbelakangi oleh psikologi seseorang dalam
melakukan tindakan yang diinginakan, sesuai dengan kata hatinya (Ibeng, 2020).
2.1.2 Ruang Lingkup Peran
Sebuah peran mencakup beberapa hal ruang lingkup, diantaranya (Ibeng, 2020) :
• Peran adalah bagian dari peraturan (norma-norma) yang membimbing seseorang di dalam
masyarakat.
• Peran merupakan sesuatu yang seharusnya dilakukan individu di dalam suatu masyarakat.
• Peran tersebut juga merupakan perilaku individu yang memiliki peranan penting di dalam
struktur sosial masyarakat.
6
2.1.3 Konsep Peran
Terdapat tiga hal konsep yang ada di dalam sebuah peran, yakni (Ibeng, 2020) :
1. Persepsi Peran
Persepsi Peran merupakan sebuah pandangan kita terhadap tindakan yang seharusnya
dilakukan pada situasi tertentu. Persepsi tersebut berdasarkan interpretasi atas sesuatu yang
diyakini mengenai bagaimana seharusnya kita dalam berperilaku.
2. Ekspektasi Peran
Ekspektasi peran ini ialah sesuatu yang telah diyakini orang lain bagaimana seseorang
harus bertindak dalam situasi tertentu. Sebagian besar perilaku seseorang tersebut
ditentukan oleh peran yang didefinisikan dalam konteks yang mana orang tersebut
bertindak.
3. Konflik Peran
Saat seseorang berhadapan dengan ekspektasi peran yang berbeda, maka akan
menimbulkan konflik peran. Konflik tersebut akan muncul disaat seseorang menyadari
bahwa syarat satu peran lebih berat untuk dipenuhi ketimbang peran lain.
2.1.4 Struktur Peran
Terdapat dua struktur peran, yakni (Ibeng, 2020) :
1. Peran Formal
Peran formal ini merupakan suatu peran yang nampak jelas, yakni segala perilaku yang
sifatnya itu homogen. Contohnya ialah dalam sebuah divisi pekerjaan terdapat manajer,
staff, dan pelaksana yang sudah jelas tugas, pokok, dan fungsi nya masing-masing.
2. Peran Informal
Peran informal ini merupakan peran yang tertutup, yakni suatu peran yang memiliki sifat
implisit (emosional) serta umumnya tidak terlihat di permukaan. Tujuan dari peran
informal ini ialah untuk pemenuhan kebutuhan emosional.
2.1.5 Jenis-Jenis Peran
Menurut Soerjono Soekanto, beliau membagikan peran berdasarkan jenisnya, yakni
(Ibeng, 2020) :
1. Peran Aktif
7
Peran aktif merupakan suatu peran seseorang seutuhnya selalu aktif dalam tindakannya
pada suatu organisasi. Hal tersebut bisa dilihat atau diukur dari kehadirannya serta juga
kontribusinya terhadap suatu organisasi.
2. Peran Partisipasif
Peran partisipasif merupakan suatu peran yang dilakukan seseorang dengan berdasarkan
kebutuhan atau hanya pada saat tertentu saja.
3. Peran Pasif
Peran pasif merupakan suatu peran yang tidak dilaksanakan oleh individu. Artinya, peran
pasif ini hanya dipakai sebagai simbol dalam situasi tertentu di dalam kehidupan
masyarakat.
8
2.2.2 Model Manajemen Komunikasi
Menurut Michael Kaye (1994) manajemen komunikasi memiliki sebuah model yang
digambarkan dalam sebuah ilustrasi boneka “Russian Matouschka dolls” yang didalamnya
terdapat sebuah konsep komunikasi orang dewasa (dalam Hasmawati, 2018). Berikut
merupakan penjelasan dari konsep tersebut :
1. Self : Konsep ini merupakan bagian terdalam yang ada di dalam boneka tersebut,
Innermost model manajemen komunikasi mewakili self mengetahui dan mengerti diri
adalah sebuah kebutuhan selangkah ke arah manajemen diri yang efektif pada gilirannya
kesadaran diri dan menyuguhkan sebagai dasar suara analisis diri dan ujian diri, sebagian
ketika orang mempertimbangkan bagaimana mereka memengaruhi orang lain melalui
bicara dan tindakan mereka. Dapat dikatakan self adalah komponen intrapribadi dari model
manajemen komunikasi (Kaye, 1994).
2. Interpersonal : Pada lapisan selanjutnya terdapat interpersonal, yakni bagaimana self
memengaruhi orang lain. Pada dasarnya manusia adalah makhluk komunikasi yang secara
fitrahnya selalu melakukan aktivitas komunikasi dengan sesama. Elemen antarpribadi ini
adalah elemen yang terbaik dalam syarat-syarat teori konstruktivis yang memegang kunci
dalam komunikasi efektif adalah ketika proses di mana interaksi antarindividual
menghasilkan pengertian yang sama pada setiap orang tentang sifat dan hubungan mereka.
Boneka interpersonal menarik perhatian kita pada cara komunikasi yang dapat
9
memengaruhi setiap hal yang membawa perubahan pada dirinya atau orang yang
berinteraksi dengan mereka (Kaye, 1994).
3. Sistem : Hal ini menegaskan bahwa beberapa sistem manusia atau organisasi
memberikan dampak pada kegiatan manusia itu sendiri. Bagaimana orang akan
berkomunikasi dengan yang lainnya dipengaruhi oleh sistem yang berlaku dengan dampak
yang terjadi baik secara positif ataupun sebaliknya (Kaye, 1994).
4. Kompetensi : Lanjut kepada lapisan keempat yakni kompetensi, ialah hal ini penting
untuk dimengerti bahwa kompetensi tidak hanya terlihat bagian luar atau cassing,
kompetensi manajemen komunikasi yang bisa terjadi di level lain dari model, sehingga
bisa jadi orang yang kompeten secara intrapribadi ketika mereka memperoleh pengertian
realistik dari dirinya dan membangun beberapa ukuran self control atau self management
orang juga bisa terlihat kompeten ketika mereka membangun, mengoordinasi,
menglarifikasi pengertian dengan orang lain dalam interaksi antarindividu. Terakhir, orang
juga dapat dinilai kompeten ketika mereka dapat mengubah sistem yang mereka usahakan
dengan orang lain dalam sistem yang ada (Kaye, 1994).
2.2.3 Konteks Manajemen Komunikasi
1. Konteks Intrapersonal
Konteks intrapersonal merupakan awal proses komunikasi yang terfokus pada mengamati,
mendengarkan, membaca, berpikir, dan mencari inspirasi. Kegiatan terbanyak dalam
konteks komunikasi, yaitu mencari informasi untuk memecahkan masalah dan mengambil
keputusan (Kaye, 1994).
2. Konteks Interpersonal
Yakni proses yang melibatkan orang lain dalam membentuk makna bersama, melalui
sharing of information, memberi umpan balik, dan memelihara hubungan sosial. Dalam
konteks manajemen, jaringan interpersonal merupakan bagian yang tidak terpisahkan
untuk penyaluran informasi, bahkan argumentasi dan persuasi lebih mudah dilakukan
melalui konteks ini (Kaye, 1994).
3. Konteks Organisasional
Artinya proses komunikasi terjadi dalam jenjang organisasi yang lebih bersifat formal.
Melalui komunikasi organisasi individu terlibat dalam menjalin hubungan, secara bersama-
sama dan mencapai tujuan bersama (Kaye, 1994).
10
4. Teknologi Komunikasi
Meliputi aspek perangkat keras seperti : telepon, intercom, mesin copy, komputer, jaringan
komunikasi internal (LAN), dan radio dua arah kemudian teknologi komunikasi yang
digunakan untuk perlengkapan, dan program (software) dalam pemusatan, penyimpanan,
pengolahan, dan distribusi informasi (Kaye, 1994).
11
- Identifikasi aktifitas yang akan diadakan;
- Pengelompokan aktifitas sesuai dengan sumber daya dan kondisi yang ada;
- Pendelegasian wewenang;
- Koordinasi wewenang
3. Fungsi Pengarahan (Actuating). Actuating adalah tahap penggerakan segala hal yang sudah
disusun dalam tahap planning dan organizing. George R. Terry menjelaskan actuating adalah
kegiatan untuk menggabungkan seluruh anggota kelompok untuk mau berusaha mencapai tujuan
bersama atas dasar keinginan untuk mencapai hal tersebut.
4. Fungsi Pengawasan (Controlling). Yaitu merupakan pengukuran dan koreksi-koreksi
penyimpangan dari pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan
membandingkan pada standar yang telah disusun, seperti standar biaya, program, sasaran dan lain-
lain. Langkah-langkah pengawasan:
• Menentukan standar dan metode pengukuran kegiatan
• Mengukur kegiatan secara berulang
• Membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standar tersebut
• Melakukan tindakan koreksi
Ciri pengawasan yang efektif :
• Dihubungkan dengan rencana dan kedudukan seseorang;
• Dihubungkan dengan individu pimpinan dan pribadinya;
• Harus menunjukkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi;
• Objektif;
• Fleksibel;
• Hemat dan membawa ke arah tindakan perbaikan.
Seorang manajer tentu perlu merancang program komunikasi apabila ingin
menyampaikan pesan atas apa yang ingin dikomunikasikannya, oleh sebab itu merancang
komunikasi dengan benar diperlukan. Ada berapa hal yang harus dilakukan para manejer atau para
penyusunan program komunikasi, pertama membuat penyususnan rencana untuk komunikator,
pesan, media, khalayak dan rencan yang diinginkan. Kedua, mengorganisasikan komunikator,
pean media, khalayak, dan pengaruh yang diinginkan. Ketiga, menggiatkan komunikator, pesan,
12
media dan pengaruh yang diinginkan. Dan keempat mengontrol dan mengawasi komunikator,
penyajian pesan, pemilihan dan penggunaan media, pemilihan dan penetapan khalayak serta
pengaruh yang diharapkan (Hasmawati, 2018).
1. B2B Branding Decision : Tahap ini merupakan tahap awal dimana dalam memberikan merek
atau branding pada sebuah produk perlu diperhatikan, dimana semua sektor dalam produk yang
13
akan di branding perlu diperhitungkan, seperti dimana produk yang akan di branding bergerak di
bidang industri, jasa, barang konsumsi harus sesuai dengan bidang nya masing-masing.
2. Branding Dimensions : Tahap kedua ini dimana produk yang akan di branding harus dilakukan
dengan pendekatan yang holistic yakni dengan mengeatahui dimensi-dimensi yang ada di dalam
sebuah brand itu sendiri.
3. Acceleration Through Branding : Tahap ketiga ialah ialah dimana disaat perencanaan atau
manajerial sebuah branding dilaksanakan.
4. Succes Stories : Pada tahap ini dimana brand sudah mencapai tahap untuk menyamai brand-
brand sukses yang ada sehingga informasi-informasi mengenai branding dari brand-brand yang
telah sukses tersebut dapat menjadi insight bagi pengembangan brand.
5. Branding Pitfalls : Tahap ini terjadi apabila terdapat kesalahan dalam pengambilan keputusan
untuk branding. Oleh sebab itu kehati-hatian dalam pengambilan keputusan untuk keperluan
branding diperlukan.
6. Future Perspective : Tahap dimana sebuah brand yang telah dikelola dengan baik perlu
dipertahankan sehingga branding yang dilakukan dampaknya hingga ke masa depan.
Dalam laporan ini, penulis hanya akan berfokus pada tahap kedua yakni dimensi dalam
branding serta tahap ketiga yakni pengelolaan manajerial dalam branding itu sendiri.
2.4.3 Dimensi Branding
2.4.3.1 Brand Distiction
1. Arsitektur Brand
Sebuah arsitektur brand terdiri atas strategi brand serta hirarki dari brand itu sendiri,
strategi brand mengacu pada bagaimana elemen merek dari berbagai tingkat hierarki
(terutama nama merek, tetapi elemen merek lainnya juga) digabungkan, jika ada, juga
bagaimana elemen merek dihubungkan, jika ada, ke beberapa produk dan keunggulan
merek itu elemen menerima saat digabungkan (Aaker, 1996, p. 241 f.; Kapferer, 1997,
p. 206 ff.; Keller, 1998, p. 78 ff.; Esch dan Bräutigam, 2001b; Rao, Agarwal and
Dahlhoff, 2004 dalam Ormeno, 2007).
14
Selain strategi dari sebuah brand, brand itu sendiri pun memiliki tingkatan atau
hirarki, hirarki dalam sebuah brand ialah gambaran urutan merek yang
memperhitungkan jumlah dan sifat elemen merek yang umum dan khas di seluruh
penawaran produk (see Aaker, 1996, p. 249; Keller, 1998, p. 79 f. dalam Ormeno,
2007) Seperti dalam urutan hierarkis apa pun, tingkat hierarki merek yang lebih tinggi
berisi lebih sedikit merek, sedangkan tingkat hierarki yang lebih rendah biasanya berisi
lebih banyak merek. Dengan demikian, berbagai level merek kemungkinan akan
muncul (Ormeno, 2007). Berikut ini ialah ilustrasi hirarki dalam brand menurut para
ahli.
Setelah melihat hirarki dan strategi dalam sebuah brand, arsitektur sebuah brand
penting dibangun sebab hal tersebut mendefinisikan hubungan antara merek, entitas
perusahaan, serta produk dan layanan (Kotler & Waldemar Pfoertsch, 2001).
Hubungan antar merek tersebut terlihat dari strategi dari merek tersebut dengan hirarki
yang ada dalam merek, berikut ini ialah spektrum hubungan antar merek menurut
Aaker dan Joachimsthaler (dalam Kotler & Waldemar Pfoertsch, 2001).
15
Melihat hirarki brand dari Keller (1998; 2000) yakni corporate brand, family brand,
dan individual brand hal tersebut dapat dijadikan sebagai basis prinsip strategi dari
sebuah brand yang dapat dihubungkan dengan spektrum diatas, hanya saja model
spektrum hubungan diatas lebih banyak variasi dan bentuknya hybrid. Contohnya ialah
branded house serupa dengan corporate brand, house of brand serupa dengan
individual brand, dan lainnya (Kotler & Waldemar Pfoertsch, 2001).
Selain spektrum hubungan diantara brand, terdapat pula strategi brand yang
meliputi dimensi panjang, lebar, dan kedalaman brand, berikut ini merupakan contoh
ilustrasi nya (Kotler & Waldemar Pfoertsch, 2001) :
16
Untuk nama, logo, serta tagline dalam sebuah brand membentuk identitas visual dari
brand itu sendiri. Sebuah identitas visual brand perlu mengikuti panduan dari kode
identitas visual brand tersebut, diantaranya :
1. Tersedia 4. Dapat dilindungi 7. Dapat dialihkan
2. Berarti 5. Orientasi masa depan
3. Mudah diingat 6. Positif
Selain identitas visual dari sebuah brand, citra serta identitas dari produk itu sendiri
juga merupakan elemen penting didalam sebuah brand. Menurut Paul Hague dan Peter
Jackson (1994) identitas sebuah brand menentukan keputusan konsumen untuk
membeli produk tersebut (dalam Kotler & Waldemar Pfoertsch, 2001). Menurut Aaker
(1995) identitas brand terdiri dari seperangkat asosiasi merek unik yang mewakili
apa yang dijanjikan merek dan dijanjikan kepada pelanggan, Terdapat 5 hal yang
menjadi seperangkat asosiasi tersebut :
17
dengan pelanggan (Kotler & Waldemar Pfoertsch, 2001). Alat-alat pemasaran
tersebut diantaranya (Kotler & Waldemar Pfoertsch, 2001) :
1. Personal Selling
Yakni interaksi tatap muka dengan satu atau lebih calon pelanggan untuk tujuan utama
memperoleh pesanan secara umum. Penjualan pribadi adalah alat pembangunan merek
yang penting karena semua yang terlibat di dalamnya benar-benar memengaruhi cara
merek dipersepsikan oleh pelanggan.
2. Direct Marketing
Alat pemasaran langsung termasuk penggunaan surat langsung, telemarketing, faks,
email, buletin, katalog, internet, dan lainnya untuk berkomunikasi langsung dengan
pelanggan dan prospek tertentu. Alat pemasaran langsung memberi perusahaan
beberapa cara menarik untuk menyampaikan pesan yang disesuaikan kepada individu.
3. Public Relation
Hubungan masyarakat (PR) adalah tentang menghasilkan liputan di media yang
menjangkau berbagai kelompok pemangku kepentingan. Ini melibatkan berbagai
program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra merek/brand.
4. Trade Shows and Exhibitions
Yakni aktivasi dari sebuah brand atau merk yang dilaksanakan melalui pameran atau
acara tertentu, mereka memberi pelanggan akses ke banyak pemasok dan pelanggan
potensial dalam waktu singkat dengan biaya yang relatif rendah dibandingkan dengan
metode pengumpulan informasi biasa.
5. Advertising
Advertising/iklan yakni komunikasi yang disampaikan mengenai produk/merek yang
akan dipasarkan kepada masyarakat melalui media-media komunikasi. Sebuah pesan
yang ideal didalam sebuah iklan adalah pesan yang mengkompromikan antara
informasi faktual dan daya tarik emosional.
6. Sales Promotion
Promosi penjualan adalah berbagai jenis insentif yang digunakan untuk meningkatkan
nilai penawaran pasar selama periode waktu tertentu.
18
2.4.3.3 Brand Evaluation
Sebuah brand tentu harus dievaluasi sebagai alat ukur kesuksesan dari pemasaran
brand tersebut, evaluasi brand memiliki dua kategori, yakni (Kotler & Waldemar
Pfoertsch, 2001) :
1. Evaluasi Berbasis Riset
Pengukuran ekuitas merek adalah pendekatan perilaku yang memberikan nilai
finansial pada merek. Mereka mengukur perilaku dan sikap pelanggan yang
berdampak pada merek. Metrik merek perseptual meliputi kesadaran (tanpa bantuan,
dibantu, dan top of mind), pengetahuan, keakraban, relevansi, kepuasan, dan
rekomendasi.
2. Pendekatan Berbasis Finansial
Evaluasi keberhasilan pemasaran merek melalui pendekatan keuangan, dimana
tahapan-tahapan nya terdiri dari identifikasi aliran pendapatan dari pasar merek yang
dibagi menjadi tiga hal : pendapatan berkaitan dengan merek, aset tetap, hal tidak
berbentuk lainnya (intangible), lalu estimasi harga merek melalui kapitalisasi hal
tersebut.
2.4.4 Brand Management
Sementara telah mempelajari dimensi-dimensi yang ada dalam sebuah brand,
kemampuan manajerial sebuah brand merupakan hal penting didalam brand
communication management, brand management ialah kerangka kerja organisasi yang
secara sistematis mengelola perencanaan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi
strategi merek (Kotler & Waldemar Pfoertsch, 2001). Kerangka kerja tersebut
diimplementasikan dengan bagaimana proses pembangunan sebuah brand bekerja, berikut
ini ialah ilustrasi tahapannya :
19
Pertama, masalah utama untuk perencanaan merek termasuk mencapai keseimbangan
yang baik antara kontinuitas dan keterlibatan. Untuk mencapai kontinuitas serta
keterlibatan, menurut buku “B2B Brand Management” diperlukan tahap-tahap berikut:
1.Membangun iklim perubahan yang berkelanjutan, meluangkan waktu manajemen
untuk diskusi mengenai strategi merek.
2. Memiliki proses yang menyampaikan informasi tepat waktu, termasuk pelaporan
sinyal peluang / ancaman yang kuat dan lemah tentang posisi merek, identitas merek.
3.Mengembangkan prosedur untuk perencanaan terobosan cepat, berdasarkan
analisis mendalam tentang situasi merek termasuk ukuran pasar, potensi pertumbuhan,
saluran distribusi, dinamika dan tren pasar, profil pelanggan, persaingan saat ini dan yang
muncul, dan terakhir, namun tidak kalah pentingnya, potensi keuntungan.
4. Memiliki format standar untuk mengkomunikasikan rencana dan perubahan
merek.
5. Memiliki proses implementasi yang kuat. Kegiatan dalam konteks keseluruhan harus
diturunkan sumber dayanya, dan skema penghargaan dan pengakuan harus disesuaikan.
6. Melibatkan semua orang dalam perencanaan.
2. Brand Analysis
Membangun sebuah brand tentu diperlukan analisis-analisis hal-hal tertentu. Agar
brand yang dipasarkan tepat sasaran perlu dilakukan riset pasar yang efektif, yakni
mengetahui bisnis, produk dan layanan, merek, karyawan, pesaing, dan industri yang
dipasarkan dengan baik (Kotler & Waldemar Pfoertsch, 2001). Berikut ialah tahapan dalam
melaksanakan riset pasar (Kotler & Waldemar Pfoertsch, 2001):
1. Pengukuran “Pangsa Merek Pasar”, yang dihitung sebagai berikut: Penjualan Merek /
Kategori Penjualan = Berbagi merek.
2. Menciptakan kekuatan merek dengan
mendefinisikan dan mengembangkan setiap kategori,
yang diilustrasikan dengan hal berikut :
1. Brand Loyalty : Tingkat komitmen yang dimiliki
merek dicapai di antara basis pelanggan dan
Gambar 2.8 Ilustrasi kekuatan brand
(Sumber : buku “B2B Management” hal 169)
20
seterusnya. Terdiri dari kedekatan, keintiman, dan loyalitas yang dirasakan untuk merek
tersebut.
2. Brand Coverage : Luasnya yang dicapai merek dalam hal penyebaran usia, jenis
konsumen, dan daya tarik internasional.
3. Brand Dominance : Pengaruh atau dominasi yang dimiliki suatu merek atas kategori
atau pasarnya (lebih dari sekadar pangsa pasar).
4. Brand Stretch : Jangkauan atau perluasan yang telah dicapai merek di masa lalu atau
kemungkinan besar akan dicapai di masa mendatang (terutama di luar kategori aslinya).
3. Brand Strategy
Strategi merek dibangun di atas pemosisian merek, misi merek, proposisi nilai
merek (dan kepribadian), janji merek, dan arsitektur merek (Kotler & Waldemar
Pfoertsch, 2001). Strategi merek selalu didasarkan pada inti merek, nilai-nilainya, dan
asosiasi. Berikut ini ialah ilustrasi nya :
4. Brand Building
Membangun sebuah brand memiliki
cara yang sama dengan tahap sebelumnya,
yakni harus memperhatikan inti, nilai,
arsitektur, serta asosiasi pada brand. Adapula yang Gambar 2.9 Ilustrasi strategi sebuah brand
(Sumber : buku “B2B Brand Management
telah dijelaskan sebelumnya dengan penjelasan- hal. 170)
penjelasan berikut, Arti penting merek berkaitan dengan kesadaran merek. Kinerja
merek mengacu pada kepuasan kebutuhan fungsional pelanggan. Citra merek muncul
dari kepuasan kebutuhan psikologis pelanggan. Penilaian merek berfokus pada opini
pelanggan tentang kinerja dan citra. Emosi merek diciptakan oleh tanggapan dan reaksi
emosional pelanggan terhadap suatu merek. Merek resonansi, akhirnya, didasarkan pada
hubungan dan tingkat identifikasi pelanggan dengan merek (Kotler & Waldemar Pfoertsch,
2001).
5. Brand Audit
Sudah tentu tahapan akhir dari sebuah perencanaan ialah mengevaluasi dari
perencanaan tersebut, hal tersebut pun berlaku didalam perencanaan strategi pemasaran
sebuah brand. Audit merek bertujuan untuk menilai kekuatan dan kelemahan merek atau
21
portofolio merek tertentu. Biasanya, ini terdiri dari deskripsi internal tentang bagaimana
merek telah dipasarkan (dinamai "inventaris merek") dan penyelidikan eksternal, melalui
kelompok fokus, kuesioner, dan metode penelitian konsumen lainnya, untuk
mengidentifikasi apa yang merek lakukan dan dapat dimaksudkan untuk konsumen
(disebut "eksplorasi merek"). Langkah terakhir adalah analisis dan interpretasi hasil dari
audit tersebut (Kotler & Waldemar Pfoertsch, 2001).
22
BAB III
OBJEK PENGAMATAN
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah (BUMN) yang
terbesar di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh
Raden Bei Aria Wirjaatmadja tanggal 16 Desember 1895 (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, 2020).
PT Bank Rakyat Indonesia merupakan induk dari anak-anak perusahaan yang menaungi nya, anak-
anak perusahaan tersebut dapat dilihat dari struktur grup dibawah ini :
23
Selain itu terdapat nilai-nilai perusahaan yang dianut oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk,
diantaranya (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, 2020) :
1. Integrity
Integrity yang memiliki makna senantiasa berpikir, berkata, dan berperilaku terpuji, menjaga
kehormatan, serta taat aturan. Perilaku yang menunjukkan nilai integrity adalah terbuka, jujur, dan
tulus serta patuh terhadap peraturan.
2. Professionalism
Professionalism yang memiliki makna senantiasa berkomitmen bekerja tuntas dan akurat dengan
kemampuan terbaik dan penuh tanggung jawab. Perilaku yang menunjukkan nilai professionalism
adalah continuous learner dan fairness.
3. Trust
Trust yang memiliki makna senantiasa membangun keyakinan & saling percaya di antara para
pemangku kepentingan demi kemajuan Perseroan. Perilaku yang menunjukkan nilai trust adalah
saling menghargai & mengutamakan kepentingan Perseroan dan Negeri.
4. Innovation
Innovation yang memiliki makna senantiasa mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk
menemukan solusi dan gagasan baru untuk menghasilkan produk/ kebijakan dalam menjawab
tantangan permasalahan Perseroan. Perilaku yang menunjukkan nilai innovation adalah visioner
dan pionir perubahan.
5. Customer Centric
Customer Centric yang memiliki makna senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama
yang saling menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan. Perilaku yang menunjukkan
nilai customer centric adalah melayani lebih dari ekspektasi nasabah dengan setulus hati dan
collaborative.
2. Sejarah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia pada awalnya dibentuk di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden
Bei Aria Wirjaatmadja tanggal 16 Desember 1895 dengan nama De Purwokertosche Hulp en
Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi
Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia
(pribumi) (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, 2020).
24
Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun
1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik
Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI
sempat terhenti untuk sementara waktu dan mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada
tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat (PT Bank Rakyat
Indonesia Tbk, 2020).
Melalui PERPU No. 41 tahun 1960, dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN)
peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Berdasarkan
Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia
dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan satu bulan,
keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara
Indonesia. Dalam ketentuan baru tersebut, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan
(eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan
NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim) (PT Bank Rakyat
Indonesia Tbk, 2020).
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan
Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas.
Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003,
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi
perusahaan publik dengan nama resmi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih
digunakan sampai dengan saat ini (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, 2020).
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.
Menjadi The Most Valuable Bank di Asia Tenggara dan Home to the Best Talent
2. Misi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.
1. Memberikan Yang Terbaik
Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada
segmen mikro, kecil, dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.
2. Menyediakan Pelayanan Yang Prima
25
Memberikan pelayanan prima dengan fokus kepada nasabah melalui sumber daya manusia
yang profesional dan memiliki budaya berbasis kinerja (performance-driven culture),
teknologi informasi yang handal dan future ready, dan jaringan kerja konvensional maupun
digital yang produktif dengan menerapkan prinsip operational dan risk management
excellence.
3. Bekerja dengan Optimal dan Baik
Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders) dengan memperhatikan prinsip keuangan berkelanjutan dan
praktik Good Corporate Governance yang sangat baik.
26
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Divisi Marketing
Communication PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
(Sumber : ppt divisi marrcom PT BRI Tbk)
Divisi Marketing Communication PT Bank Rakyat Indonesia Tbk merupakan divisi yang
berada dibawah direktorat konsumer. Divisi ini pun memiliki satu orang vice president, tiga
assistant vice president, dua orang senior manager, serta tujuh puluh dua manager-assistant.
Supervior General Administration membawahi bagian Marketing Plan & Database Analysis
(MPD) dimana supervisor ini bertugas dalam mengawasi kinerja admin yang memang bukan staff
tetap di dalam divisi ini.
Berikut ini merupakan nama-nama pihak manajemen yang bertugas di dalam divisi ini,
yakni :
Kepala Divisi : Prilly Savitri
Kepala Bagian Marketing Plan & Database Analysis (MPD) : Soritua Pralingga F. H.
Kepala Bagian Brand Communication Satu (BCS) : Yayu Yuliantie
Kepala Bagian Brand Communication Dua (BCD) : Rosalina Puspitasari
Kepala Bagian Brand Activation (BAT) : Rano Hendranata
Kepala Bagian Media Management (MMG) : Adhika Hardanu
27
3.2.2 Profil Bagian Brand Communication Management
Divisi Marketing Communication PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memiliki bagian Brand
Communication Management, dimana di dalam bagian ini sendiri dibagi menjadi dua, yakni Brand
Communication Satu (BCS) dengan Brand Communication Dua (BCD). Pembagian bagian kerja
ini didasarkan pada brand yang dipegang oleh masing-masing bagian, sebab brand yang dimiliki
oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk berjumlah sangat banyak sehingga harus dibagi dua bagian
dalam pengelolaannya. Untuk tugas pokoknya, Brand Communication Management memiliki
tugas melaksanakan fungsi manajemen untuk mendukung kegiatan pemasaran dan pertumbuhan
penjualan produk, jasa, dan layanan BRI secara keseluruhan sesuai dengan marketing plan dan
marketing communication plan yang telah dirumuskan (Divisi Marrcom PT BRI Tbk, 2015).
Adapula fungsi dari bagian Brand Communication Management didalam divisi ini yakni
(Divisi Marrcom BRI, 2019) :
1. Merumuskan strategi komunikasi pada brand yang dikelola.
2. Mengembangkan brand yang sedang dikelola.
3. Membuat standarisasi materi komunikasi atas brand yang sedang dikelola.
4. Mengimplementasi kegiatan komunikasi pemasaran atas brand yang dikelola (pembuatan,
produksi, dan distribusi).
5. Mengontrol quality assurance, memonitoring dan mengevaluasi brand yang sedang dikelola.
6. Mengelola agency yang bekerja sama dengan divisi marketing communication PT Bank Rakyat
Indonesia Tbk dalam mengelola brand yang ada.
Bagian Brand Communication Management ini terdiri atas kepala bagian (kabag), staff,
pelaksana, dan desainer dimana deskripsi pekerjaan keempat jabatan tersebut bervariasi
bergantung pada apa yang akan dikerjakan terkecuali untuk desainer dimana jabatan tersebut
hanya berkutat pada pembuatan materi komunikasi yang sudah diberikan oleh para staff. Namun,
pada umumnya deskripsi pekerjaan ketiga jabatan tersebut dapat disimpulkan pada hal berikut :
1. Kepala Bagian
- Mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan penyusunan materi komunikasi oleh staff yang ada.
- Memeriksa dan menyetujui materi komunikasi yang telah disusun oleh para staff.
- Menandatangani materi komunikasi yang telah disusun oleh para staff.
2. Staff
28
- Menyusun materi komunikasi brand yang dikelola.
- Menganalisa product brief untuk menyesuaikan materi komunikasi yang akan disusun.
- Menyusun strategi komunikasi untuk brand yang sedang dikelola.
3. Pelaksana
- Mendokumentasikan seluruh approval yang telah dibuat oleh para staff.
- Mengarsip seluruh pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh para staff.
- Mendata seluruh pembayaran yang telah dilakukan oleh para staff.
4. Desainer :
- Membuat materi komunikasi yang telah disusun oleh para staff.
Staff
Pelaksana Desainer
Brand Communication Management Brand Communication Management
29
BAB IV
30
2. Penyampaian informasi atas identitas brand serta posisi brand secara tepat waktu, dimana brand
yang akan disiapkan terlebih dahulu dipersiapkan identitasnya oleh bagian brand communication
management dalam penerapan brand identity, dimana para staff menyusun brand identity dengan
menganalisa product brief yang telah diberikan dengan disupervisi oleh kepala bagian dalam
menyusun brand identity. Berikut ialah flowchart dalam penyusunan brand identity tersebut.
Flowchart ini ialah alur kerja yang
digunakan apabila bagian brand
communication management akan menyusun
sebuah brand identity, berikut ini ialah contoh-
contoh brand identity pada produk BRI :
31
3. Melaksanakan prosedur untuk terobosan cepat dalam implementasinya yakni bagian brand
communication management bekerjasama dengan bagian marketing plan and database analysis
untuk meminta informasi berkaitan dengan peluang brand tersebut untuk bersaing di pasar.
4. Menerapkan standarisasi dalam pengkomunikasian merek diimplementasikan dengan tugas
brand communication management yang menyusun brand guidelines dalam menyusun materi
komunikasi untuk brand tersebut, dalam daftar uraian kerja brand communication management
dimana bagian ini menyusun juklak untuk standarisasi materi komunikasi yang akan diberikan
serta mendaftarkan brand tersebut kedalam HAKI, berikut adalah flowchart pekerjaan tersebut :
5. Pengimplementasian yang kuat dalam
mengkomunikasikan brand oleh bagian brand
communication management terlihat dalam
implementasi brand assurance dimana bagian
brand communication management memiliki tugas
untuk menyeragamkan materi komunikasi untuk
menjaga konsistensi brand identity dan brand
image dari produk yang akan dipasarkan, dan
berikut ini adalah flowchart dari pekerjaan tersebut
:
Berikut ini yang dibawah ialah riset pasar dari produk BRIMO, dimana pesaing seperti
Jenius menggunakan info grafis di dalam konten sosial media Instagram nya, selain itu pula produk
ini memiliki konten pemasaran yang unik dimana sales person dari produk ini begitu ikonik dan
selain itu pula dalam riset pasar ini dianalisa pula hasil dari search engine marketing mereka,
34
adapula tagar-tagar unik yakni contohnya ialah BCA Mobile dimana menggunakan tagar yang
relevan dengan keadaan saat ini dikala pandemi.
35
Kedua ialah kategori funding services yakni brand akan produk tabungan BRI seperti
Simpedes, Simuda, Junio, Britama, Deposito BRI, Britama Valas, Giro BRI dan yang lainnya.
Produk kategori funding services memiliki identitas yang saling berbeda, oleh sebab itu
perancangan strategi pemasaran pun berbeda, contohnya ialah tabungan untuk anak-anak BRI
Junio dimana target pasar untuk produk ini ialah anak-anak sehingga model buku tabungan atau
kartu debit nya memiliki variasi gambar-gambar kartun kesukaan anak-anak contohnya seperti TV
Commercial Junio dibawah ini yang bertemakan “Kalau Udah Gede Mau Jadi Apa?” hal tersebut
merupakan contoh brand image bahwa Junio dapat merealisasikan impian anak-anak.
Kedelapan ialah kategori asset, kategori ini menaungi produk BRI yang menjadi alat atau
aset para pekerja nya untuk menginput pengajuan kredit nasabah atau untuk keperluan lain. Bentuk
dari produk dalam kategori ini adalah aplikasi. Brand-brand dalam kategori ini ialah BRISPOT,
BRISPOT UMKM, BRISPOT Konsumer, BRISMART, UMKM Smart.
Kesembilan ialah kategori card services, kategori ini
memperlihatkan bermacam jenis kartu debit dan kredit yang
dipasarkan oleh BRI. Kartu-kartu tersebut seperti BRI Easy Card,
BRI Infinite Card, BRI Platinum Card, Debit BRI, Kartu Kredit BRI,
BRIZZI, dan BRI Touch. Salah satu contoh ialah brand BRIZZI
dimana pada tempat makan tertentu dikenakan promo apabila
konsumen menggunakan kartu BRIZZI sebagai pembayaran
contohnya ialah promo Warunk Upnormal dan Bakso Boedjangan
ini.
39
Yang terakhir ialah kategori corporate social responsibility (CSR), event, and program.
dimana didalam kategori ini berisikan event atau program yang diadakan oleh BRI. Brand yang
ada didalam kategori ini ialah Britama Festival, Pesta Rakyat Simpedes, BRI Peduli, Its Britama
Time, Its Junio Time, Untung Beliung Britama, Pasar
Ramadhan Simpedes, BRI Poin, BRI Sunday Fest,
UMKM BRI, Teras BRI, Untung ber-Ebanking BRI,
Layanan Ramadhan BRI, Layanan Lebaran BRI, Panen
Hadiah Simpede, Pesta Poin Simpedes, Teras Usaha BRI,
Peduli Pasar Rakyat, BRI Tasty Zone, dan Juara Aksi
Dana. Salah satu strategi marketing untuk meningkatkan
penggunaan Digital Saving BRI ialah dengan event
Britama Festival, yakni acara menggunakan undian
hadiah untuk para pengguna digital saving BRI, hadiah
tersebut dapat berupa kendaraan seperti mobil ataupun
motor. Selain itu pula acara ini dimeriahkan oleh artis-
artis lokal. Gambar 4.19 Promo Britama Fstvl
(Sumber :
https://www.instagram.com/p/CIAMw60FW
8X/?utm_source=ig_web_copy_link)
40
meningkatkan daya beli dan loyalitas konsumen.
Berikut ini pula flowchart pengerjaan arsitektur brand dari bagian brand communication
management :
Selain flowchart pengerjaan arsitektur brand dari brand yang dikelola oleh bagian ini, terdapat
pula contoh dari pengerjaan tersebut :
42
9. Surat Instruksi Kerja (SIK) adalah dokumen yang berisikan penugasan dan uraian singkat
tentang pelaksanaan pekerjaan dari Bagian Brand Communication Management Brand
Communication Agency yang telah ditunjuk sesuai SPK dari divisi terkait.
10. Unique Selling Point (USP) adalah aspek keunikan dan keunggulan produk I jasa / layanan
BRI yang menjadi nilai jual.
11. Competitive Advantage adalah aspek produk I jasa / layanan yang sama-sama ditawarkan oleh
BRI dan kompetitor, namun nilai jual BRI atas salah satu aspek tersebut lebih tinggi dibandingkan
kompetitor.
Materi komunikasi yang dihasilkan bekerjasama dengan product owner memiliki
karakteristik tersendiri dalam penyampaiannya, contoh pada hal tersebut terdapat desain tematik
dan desain taktikal. Tematik ataupun taktikal merupakan strategi promo dimana tematik tidak
berdasarkan jangka waktu tertentu sementara taktikal terdapat periode waktu tertentu dalam promo
nya. Materi komunikasi yang telah dibuat oleh pihak ketiga (agency) disepakati dengan bagian
brand communication management untuk disiapkan menjadi final artwork dari materi tersebut dan
diturunkan kedalam banyak bentuk ukuran oleh desainer dari bagian ini. Hal ini tentu merupakan
bagian dari implementasi pembangunan brand yang dikelola dan berikut ini adalah alur
pengerjaannya :
Gambar 4.21 Flowchart ijin prinsip kegiatan dan Gambar 4.22 Flowchart pengadaan
penggunaan anggaran 43 (Sumber : NOKEP.477.DIR.LYN.08.2015_Divisi
(Sumber : NOKEP.477.DIR.LYN.08.2015_Divisi Marcomm Bagian Brand Communication Manajemen)
Marcomm Bagian Brand Communication Manajemen)
Gambar 4.23 Flowchart penyusunan SPK Gambar 4.23 Flowchart persetujuan materi komunikasi
(Sumber : NOKEP.477.DIR.LYN.08.2015_Divisi (Sumber : NOKEP.477.DIR.LYN.08.2015_Divisi
Marcomm Bagian Brand Communication Manajemen) Marcomm Bagian Brand Communication Manajemen)
44
1. Evaluasi Marcom Plan dilakukan minimal 1 (kali) dalam setahun dengan memperhatikan
kesesuaian pelaksanaan kegiatan komunikasl pemasaran dengan Marcom Plan yang telah disusun
pada awal tahun.
2. Evaluasi Marcom Plan meliputi:
a. Evaluasi dllakukan terhadap keglatan yang terkait dengan brand communication, media
placement, dan brand activation.
b. Membandingkan antara rencana kegiatan yang telah disusun dalam Marcom Plan dengan
realisasi yang telah dilakukan untuk setiap kegiatan.
3. Keglatan penyusunan Evaluasi Marcom Plan dilakukan oleh seluruh bagian di Divisi Marketing
Communication dengan dikoordinir oleh Bagian Marketing Plan dan Database Analysis (MPD).
4. Hasil EvaluaSi Marcom Plan adalah berupa dokumen laporan dan disampaikan kepada pihak-
pihak terkait yaitu:
a. Direktur Bidang terkait,
b. Divisi/ Unit kerja Product Owner serta Divisi terkait,
c. Seluruh Bagian di Divisi Marketing Communication.
Setelah ruang lingkup, alur kerja didalam
pengerjaan evaluasi strategi komuikasi adalah
sebagai berikut :
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan masa job training selama tiga bulan, terhitung dari bulan
Agustus hungga Oktober 2020, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Divisi Marketing Communication PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memiliki bagian atau unit
kerja yang bernama Brand Communication Management yang berperan sebagai pengelola strategi
komunikasi pemasaran bagi brand-brand dari produk yang dimiliki PT Bank Rakyat Indonesia.
2. Bagian Brand Communication Management dalam melaksanakan perannya memiliki tahap-
tahap perencanaan pengelolaan brand yang sesuai dengan penjelasan teoritis mengenai tata kelola
memasarkan sebuah brand dengan baik.
3. Bagian Brand Communication Management dalam melaksanakan perannya memiliki panduan
dalam tata kelola brand nya dimana terdapat daftar uraian kerja yang mengatur segala alur
pekerjaan dalam mengelola sebuah brand dari tahap brand planning, brand analysis, brand
strategy, brand building, hingga brand audit.
4. Brand-brand yang dikelola oleh bagian Brand Communication Management memiliki ciri dan
identitas nya masing-masing sesuai dengan kategori brand itu berada sehingga perlakuan atau
pendekatan strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan berbeda setiap brand nya.
5. Materi komunikasi setiap brand yang dipasarkan dibuatkan standarisasi oleh PT Bank Rakyat
Indonesia sehingga setiap materi komunikasi yang dikeluarkan oleh bagian Brand Communication
Management tidak boleh melewati batasan atau kaidah yang telah ditetapkan.
6. Setiap strategi komunikasi yang direncanakan, bagian Brand Communication Management
selalu bekerjasama dengan pihak ketiga yakni Digital/Marketing Agency.
5.2 Saran
Pengelolaan strategi komunikasi pemasaran yang dilaksanakan oleh bagian Brand
Communication Management sudah dilakukan dengan baik, namun tetap perlu adanya perbaikan-
perbaikan kecil yang turut penting untuk diperhatikan, diantaranya :
46
1. Efektivitas Kerjasama yang dilaksanakan oleh bagian Brand Communication Management
dengan pihak ketiga seperti Digital/Marketing Agency perlu ditingkatkaan serta dimaksimalkan
kembali tingkat koordinasi nya antar pihak dalam merumuskan strategi komunikasi pemasaran
untuk sebuah brand.
2. Sekiranya perlu adanya inisiatif pembaharuan dalam membuat re-branding sebuah brand dari
pihak Brand Communication Management sehingga tidak selalu menunggu dari pihak
Digital/Marketing Agency.
47
DAFTAR PUSTAKA
48
LAMPIRAN
Melalui surat ini kami mengajukan permohonan agar mahasiswa berikut ini dapat diberikan ijin untuk
mengikuti Praktik kerja di perusahaan/instansi yang Bapak pimpin, adapun data mahasiswa tersebut
sebagai berikut :
Kegiatan Praktik kerja ini dilakukan dengan maksud memberikan pengalaman praktis kepada
mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang dipelajari di Fakultas Ilmu Komunikasi.
Terkait dengan kalender perkuliahan yang tengah ditempuh oleh yang bersangkutan, maka kami
mengharapkan kiranya kegiatan Praktik Kerja Mahasiswa tersebut dapat dilakukan pada bulan: Agustus
2020 - Oktober 2020.
Demikian permohonan ini kami sampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wakil Dekan,
49
Tabel Kegiatan Job Training
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
Agustus - Oktober 2020
50
Membantu desain materi komunikasi BRI Infinite
22 Selasa 1/9/2020
(Batik Irwan Tirta dan Tulola Jewelry)
Membantu desain BRI Infinite materi komunikasi
23 Rabu 2/9/2020
(Batik Irwan Tirta dan Tulola Jewelry)
Membantu desain BRI Prioritas materi komunikasi
24 Kamis 3/9/2020
(Reksadana, B-Health Againts Covid-19)
Membantu desain BRI Prioritas materi komunikasi
25 Jumat 4/9/2020
(Reksadana, B-Health Againts Covid-19)
Membantu desain BRI Prioritas materi komunikasi
26 Senin 7/9/2020
(Asuransi Lentera)
Membantu desain BRI Prioritas materi komunikasi
27 Selasa 8/9/2020
(Asuransi Lentera)
Membantu desain BRI Prioritas materi komunikasi
28 Rabu 9/9/2020
(Asuransi Lentera)
Membantu desain materi komunikasi (Junio
29 Kamis 10/9/2020
Smart)
Membantu desain materi komunikasi (Junio
30 Jumat 11/9/2020
Smart)
Membantu desain materi komunikasi (Junio
31 Senin 14/9/2020
Smart)
Membantu desain materi komunikasi (Junio
32 Selasa 15/9/2020
Smart)
33 Rabu 16/9/2020 Ikut supervisi kegiatan UMKM Expo
51
Membuat riset kompetitor BRIMO dalam kegiatan
44 Kamis 1/10/2020
komunikasi pemasaran
Membuat riset kompetitor BRIMO dalam kegiatan
45 Jumat 2/10/2020
komunikasi pemasaran
Membuat riset kompetitor BRIMO dalam kegiatan
46 Senin 5/10/2020
komunikasi pemasaran
Membuat riset kompetitor BRIMO dalam kegiatan
47 Selasa 6/10/2020
komunikasi pemasaran
Membuat riset kompetitor BRIMO dalam kegiatan
48 Rabu 7/10/2020
komunikasi pemasaran
Membuat riset kompetitor BRIMO dalam kegiatan
49 Kamis 8/10/2020
komunikasi pemasaran
Membuat riset kompetitor BRIMO dalam kegiatan
50 Jumat 9/10/2020
komunikasi pemasaran
Download dan upload materi komunikasi Bank
51 Senin 12/10/2020
Rakyat Indonesia
Download dan upload materi komunikasi Bank
52 Selasa 13/10/2020
Rakyat Indonesia
Download dan upload materi komunikasi Bank
53 Rabu 14/10/2020
Rakyat Indonesia
Download dan upload materi komunikasi Bank
54 Kamis 15/10/2020
Rakyat Indonesia
Download dan upload materi komunikasi Bank
55 Jumat 16/10/2020
Rakyat Indonesia
Download dan upload materi komunikasi Bank
56 Senin 19/10/2020
Rakyat Indonesia
Membantu desain materi komunikasi (Tabungan
57 Selasa 20/10/2020
BRI Junio)
Membantu desain materi komunikasi (Tabungan
58 Rabu 21/10/2020
BRI Junio)
Membantu desain materi komunikasi (Tabungan
59 Kamis 22/10/2020
BRI Junio)
Membantu desain materi komunikasi (Tabungan
60 Jumat 23/10/2020
BRI Junio)
Membantu desain materi komunikasi (Tabungan
63 Rabu 26/10/2020
BRI Simpedes)
Membantu desain materi komunikasi (Tabungan
64 Kamis 27/10/2020
BRI Simpedes)
Membantu desain materi komunikasi (Tabungan
BRI Simpedes)
65 Jumat 28/10/2020 Membantu resize materi komunikasi sekaligus
perpisahan
52
Pembimbing Lapangan
Sulistinah
Assistant Manager
53
DAFTAR HADIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Berikut adalah daftar hadir dari mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL) Program Studi
Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran di Divisi (masih
harus diisi jobdesk) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Program job training di divisi marketing
communication dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yang berlangsung pada Agustus - Oktober
2020 dengan nama di bawah ini:
NPM : 210510170036
54
Jumat 7/8/2020 07.30 15.30
07.30 15.30
Senin 10/8/2020
07.30 15.30
Selasa 11/8/2020
WFH WFH
Rabu 12/8/2020
Kamis 13/8/2020
WFH WFH
55
07.30 15.30
Jumat 14/8/2020
07.30 15.30
Selasa 18/8/2020
WFH WFH
Rabu 19/8/2020
WFH WFH
Jumat 21/8/2020
Senin 24/8/2020
07.30 15.30
56
07.30 15.30
Selasa 25/8/2020
WFH WFH
Rabu 26/8/2020
WFH WFH
Kamis 27/8/2020
07.30 15.30
Jumat 28/8/2020
Senin 31/8/2020
07.30 15.30
57
WFH WFH
Selasa 1/9/2020
WFH WFH
Rabu 2/9/2020
07.30 15.30
Kamis 3/9/2020
07.30 15.30
Jumat 4/9/2020
Senin 7/9/2020
WFH WFH
58
WFH WFH
Selasa 8/9/2020
07.30 15.30
Rabu 9/9/2020
07.30 15.30
Kamis 10/9/2020
WFH WFH
Jumat 11/9/2020
Senin 14/9/2020
WFH WFH
59
07.30 15.30
Selasa 15/9/2020
07.30 15.30
Rabu 16/9/2020
WFH WFH
Kamis 17/9/2020
WFH WFH
Jumat 18/9/2020
60
07.30 15.30
Senin 21/9/2020
07.30 15.30
Selasa 22/9/2020
WFH WFH
Rabu 23/9/2020
WFH WFH
Kamis 24/9/2020
07.30 15.30
Jumat 25/9/2020
61
07.30 15.30
Senin 28/9/2020
WFH WFH
Selasa 29/9/2020
WFH WFH
Rabu 30/9/2020
07.30 15.30
Kamis 1/10/2020
07.30 15.30
Jumat 2/10/2020
62
WFH WFH
Senin 5/10/2020
WFH WFH
Selasa 6/10/2020
07.30 15.30
Rabu 7/10/2020
07.30 15.30
Kamis 8/10/2020
WFH WFH
Jumat 9/10/2020
63
WFH WFH
Senin 12/10/2020
07.30 15.30
Selasa 13/10/2020
07.30 15.30
Rabu 14/10/2020
WFH WFH
Kamis 15/10/2020
WFH WFH
Jumat 16/10/2020
64
07.30 15.30
Senin 19/10/2020
07.30 15.30
Selasa 20/10/2020
WFH WFH
Rabu 21/10/2020
WFH WFH
Kamis 22/10/2020
07.30 15.30
Jumat 23/10/2020
65
07.30 15.30
Rabu 26/10/2020
WFH WFH
Kamis 27/10/2020
07.30 15.30
Jumat 28/10/2020
66
TABEL EVALUASI KEGIATAN
67
68
69
70
71
DOKUMENTASI KEGIATAN
72
73