Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

IFRS 2 – SHARE BASED PAYMENT

Disusun Oleh:

Dewi Mirnawati
2011070533

PERBANAS INSTITUTE
AKUNTANSI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

IFRS 2 menetapkan tentang pelaporan keuangan oleh suatu entitas ketika melakukan
transaksipembayaran berbasis saham, termasuk masalah opsi saham. IFRS 2 diterbitkan pada
bulan Februari 2004dan pertama kali diterapkan pada periode tahunan yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2005. IFRS 2telah mengalami dua kali amandemen yakni Amandemen Januari
2008 untuk mempertegas ruang lingkupIFRS ini dan Amandemen Juni 2009 untuk
mengikutsertakan dua interpretasi IFRIC ke dalam IFRS ini(IFRIC 8 tentang Scope of IFRS 2
dan IFRIC 11 tentang – Group and Treasury Share Transactions). IFRS2 mensyaratkan entitas
untuk mengakui transaksi pembayaran berbasis saham dalam laporankeuangannya, termasuk
transaksi dengan karyawan atau pihak lain untuk diselesaikan secara tunai,menggunakan aset
lain, atau instrumen ekuitas entitas. Hal ini mensyaratkan entitas untukmengungkapkannya
dalam laporan laba rugi dan posisi keuangan mengenai dampak transaksipembayaran berbasis
saham, termasuk biaya yang terkait dengan transaksi di mana opsi saham diberikankepada
karyawan.Sementara itu, IFRS 2 diadopsi di Indonesia menjadi PSAK 53 yang mengatur
tentangAkuntansi Kompensasi Berbasis Saham yang juga telah diamandemen pada tahun 2017.
Pernyataan inibertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk kompensasi berbasis saham.
Yang dimaksud dengankompensasi dalam pernyataan ini mencakup semua imbalan yang
diberikan oleh perusahaan kepadapemasok barang atau jasa. Pemasok mencakup pihak karyawan
dan nonkaryawan. Dalam transaksiperolehan barang atau jasa, perusahaan dapat menempuh cara
kompensasi dengan menerbitkan instrumenekuitas atau mengakui kewajiban yang jumlahnya
ditentukan berdasarkan pada harga saham atauinstrumen ekuitas perusahaan. Untuk menarik
karyawan berkualitas, perusahaan dapat merancangprogram kompensasi dengan memberikan
instrumen ekuitas kepada karyawan. Demikian juga, untukmengembangkan kemitraan usaha
dengan para pemasok dan mitra bisnis, perusahaan dapat menempuhcara yang sama. Imbalan ini
muncul karena kewajiban hukum yang tertuang dalam kontrak kerja atauperaturan yang berlaku
atau kewajiban konstruktif

1.2. Ruang Lingkup Pembahasan

Konsep pembayaran berbasis saham lebih luas dari opsi saham karyawan. IFRS 2
meliputi penerbitan saham, atau hak atas saham, dengan imbalan jasa atau barang. Contoh item
yang termasuk dalam ruang lingkup IFRS 2 adalah hak pangsa penghargaan, rencana pembelian
saham karyawan, rencana kepemilikan saham oleh karyawan, rencana opsi saham dan rencana
dimana penerbitan saham (atau hak atas saham) mungkin tergantung pada kondisi terkait pasar
atau non-pasar.

IFRS 2 berlaku untuk semua entitas. Tidak ada pengecualian untuk entitas swasta atau
entitas yang lebih kecil. Selain itu, anak perusahaan menggunakan entitas induk atau sesama
anak perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk barang atau jasa yang berada dalam ruang
lingkup standar.

Ada dua pengecualian terhadap prinsip ruang lingkup umum:

Pertama, penerbitan saham dalam kombinasi bisnis harus dicatat menggunakan IFRS 3
Kombinasi Bisnis. Namun, perlakuannya harus dibedakan antara pembayaran berbasis saham
yang terkait dengan akuisisi dari orang – orang yang sehubungan dengan kelanjutan dari jasa
yang diberikan oleh karyawan. Kedua, IFRS 2 tidak membahas pembayaran berbasis saham
dalam lingkup paragraf 8-10 dari IAS 32 tentang Instrumen Keuangan: Penyajian atau paragraph
5-7 dari IAS 39 tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Oleh karena itu, IAS
32 dan IAS 39 harus diterapkan untuk kontrak komoditas berbasis derivative yang dapat
diselesaikan dengan saham atau hak atas saham.

IFRS 2 tidak berlaku untuk transaksi pembayaran berbasis saham lainnya selain untuk
akuisisi barang dan jasa. Oleh karena itu, dividen saham, pembelian saham treasury, dan
penerbitan tambahan saham berada di ruang lingkup ini.

Terdapat beberapa definisi dalam IFRS ini, yaitu:

a. Instrumen ekuitas adalah suatu kontrak yang menunjukkan adanya hak residual atas aset
suatu entitas setelah dikurangi dengan semua liabilitas entitas tersebut.
b. Instrumen ekuitas yang diberikan adalah hak (dengan persyaratan atau tanpa persyaratan)
atas instrumen ekuitas suatu entitas yang diberikan oleh entitas tersebut kepada pihak lain
dalam suatu perjanjian pembayaran berbasis saham.
c. Kondisi vesting adalah kondisi yang menentukan apakah entitas menerima jasa yang
memberikan hak kepada pihak lawan transaksi untuk menerima kas, aset lain atau instrumen
ekuitas entitas, pada perjanjian pembayaran berbasis saham.
d. Kondisi vesting kinerja pasar adalah suatu kondisi yang terkait dengan harga pasar instrumen
ekuitas entitas yang menjadi persyaratan harga eksekusi, vesting, atau ketereksekusian
(exercisability) suatu instrumen ekuitas, seperti pencapaian harga tertentu dari saham atau
nilai intrinsik tertentu dari opsi saham, atau pencapaian target tertentu yang didasarkan atas
harga pasar instrumen ekuitas entitas secara relatif terhadap indeks harga pasar instrumen
ekuitas entitas lain.
e. Nilai intrinsik adalah selisih antara nilai wajar saham, dengan mana pihak lawan transaksi
memiliki hak (dengan persyaratan atau tanpa persyaratan) untuk memesan atau menerima,
dengan harga (jika ada) yang mana pihak lawan transaksi disyaratkan (atau akan disyaratkan)
untuk membayar saham tersebut.
f. Nilai wajar adalah suatu jumlah dengan mana suatu aset dapat dipertukarkan, suatu liabilitas
dapat diselesaikan, atau instrumen ekuitas yang diberikan dapat dipertukarkan antara pihak
yang mengerti dan berkeinginan dalam suatu transaksi yang wajar.
g. Opsi penambahan kembali adalah opsi saham baru yang diberikan apabila saham digunakan
untuk memenuhi harga eksekusi opsi saham terdahulu.
h. Opsi saham adalah kontrak yang memberikan hak kepada pemegangnya, tetapi tidak
kewajiban (obligation), untuk membeli saham entitas pada suatu harga tertentu atau yang
dapat ditentukan selama periode waktu tertentu.
i. Pengaturan pembayaran berbasis saham adalah persetujuan antara entitas (atau kelompok
entitas lain atau setiap pemegang saham tiap kelompok entitas) dan pihak lain (termasuk
karyawan) yang menyebabkan pihak lain berhak untuk menerima (a) kas atau aset lain entitas
dengan jumlah yang didasarkan atas harga (atau nilai) instrumen ekuitas (termasuk saham
atau opsi saham) entitas atau kelompok entitas lain, atau (b) instrumen ekuitas (termasuk
saham atau opsi saham) entitas atau kelompok entitas lain, apabila kondisi vesting tertentu
terpenuhi.
j. Periode vesting adalah periode dimana semua kondisi vesting yang ditentukan dalam
perjanjian pembayaran berbasis saham harus dipenuhi.
k. Transaksi pembayaran berbasis saham adalah transaksi yang mana entitas: (a) menerima
barang atau jasa dari pemasok barang atau jasa tersebut (termasuk karyawan) dalam
pengaturan pembayaran berbasis saham, atau (b) menimbulkan kewajiban untuk
menyelesaikan transaksi dengan pemasok dalam pengaturan pembayaran berbasis saham jika
kelompok entitas lain menerima barang atau jasa tersebut.
l. Transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas adalah
transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas: Suatu
transaksi pembayaran berbasis saham di mana entitas (a) menerima barang atau jasa sebagai
imbalan atas instrument ekuitasnya (termasuk saham dan opsi saham), atau (b) menerima
barang atau jasa tetapi tidak memiliki kewajiban untuk menyelesaikan transaksi dengan
pemasok.
m. Transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas adalah transaksi
pembayaran berbasis saham dimana entitas memperoleh barang atau jasa dengan
menimbulkan liabilitas untuk mentransfer kas atau aset lainnya kepada pemasok barang atau
jasa tersebut dengan jumlah yang didasarkan pada harga (atau nilai) instrumen ekuitas
(termasuk saham dan opsi saham) entitas atau instrumen ekuitas kelompok.
BAB II

ISI

2.1. Ruang Lingkup


Sebagian besar kontroversi dan kompleksitas seputar akuntansi untuk pembayaran
berbasis saham berkaitan dengan pilihan bagi karyawan. Namun, cakupan IFRS 2 lebih luasdari
itu. Ini berlaku untuk transaksi dimana saham atau instrumen ekuitas lainnya diberikan kepada
karyawan. Hal ini juga berlaku untuk transaksi dengan pihak selain karyawan, dimana barang
atau jasa diterima sebagai pertimbangan untuk penerbitan saham, opsi saham atau
instrumen ekuitas lainnya. Istilah 'barang' meliputi persediaan, bahan habis pakai, properti,
pabrik dan peralatan, aset tidak berwujud dan aset non-keuangan lainnya. Terakhir,
IFRSberlaku untuk pembayaran tunai (atau aset lainnya) yang 'berbasis saham' karena
jumlah pembayarannya didasarkan pada harga saham entitas atau instrumen ekuitas
lainnya, misalnya hak penghargaan saham tunai. Entitas harus menerapkan IFRS ini untuk
menghitung semua transaksi pembayaran berbasis saham termasuk:

1. Transaksi pembayaran berbasis saham yang disetor ekuitas, dimana entitas menerima
barang atau jasa sebagai pertimbangan untuk instrumen ekuitas entitas (termasuk
saham atau opsi saham).
2. Transaksi pembayaran berbasis saham tunai yang disetor, dimana entitas memperoleh
barang atau jasa dengan menimbulkan kewajiban kepada pemasok barang atau jasa
tersebut dengan jumlah yang didasarkan pada harga (atau nilai) dari saham entitas atau
instrumen ekuitas lainnya dari kesatuan.
3. Transaksi dimana entitas menerima atau memperoleh barang atau jasa dan
persyaratan pengaturannya menyediakan entitas atau pemasok barang atau jasa
tersebut dengan pilihan apakah entitas menyelesaikan transaksi secara tunai (atau aset
lainnya) atau dengan menerbitkan ekuitas instrument.
Untuk tujuan IFRS ini, pemindahan instrumen ekuitas entitas oleh pemegang
sahamnya kepada pihak-pihak yang telah memasok barang atau jasa kepada entitas
(termasuk karyawan) adalah transaksi pembayaran berbasis saham, kecuali jika pemindahan
tersebut dilakukan dengan jelas untuk tujuan selain pembayaran untuk barang atau jasa yang
diberikan kepada entitas. Hal ini juga berlaku untuk transfer instrumen ekuitas entitas induk, atau
instrumen ekuitas entitas lain dalam kelompok yang sama dengan entitas, kepada pihak-pihak
yang memasok barang atau jasa kepada entitas. Untuk tujuan IFRS ini, transaksi dengan
karyawan (atau pihak lain) dalam kapasitasnya sebagai pemegang instrumen ekuitas
entitas bukanlah transaksi pembayaranberbasis saham. Misalnya, jika entitas memberikan
semua pemegang kelas instrumen ekuitas tertentu hak untuk memperoleh instrumen ekuitas
tambahan entitas dengan harga kurang dari nilai wajar instrumen ekuitas tersebut, dan seorang
karyawan menerima hak tersebut karena dia adalah pemegang instrumen ekuitas kelas
tertentu, pemberian atau pelaksanaan hak tersebut tidak tunduk pada persyaratan IFRS ini.

2.1.1. Pengakuan

Entitas harus mengakui barang atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam transaksi
pembayaran saham karena memperoleh barang atau layanan diterima. Entitas harus mengakui
kenaikan ekuitas yang sesuai jika barang atau jasa diterima dalam transaksi pembayaran
saham berbasis ekuitas atau kewajiban jika barang atau jasa diperoleh dalam transaksi
pembayaran berbasis saham yang dilunasi tunai. Bila barang atau jasa yang diterima atau
diperoleh dalam transaksi pembayaran saham tidak memenuhi syarat untuk dikenali sebagai
aset, maka barang tersebut harus diakui sebagai biaya. Biasanya, biaya timbul dari
konsumsi barang atau jasa. Sebagai contoh, layanan biasanya dikonsumsi segera, dalam
hal ini biaya diakui sebagai counterparty yang memberikan layanan. Barang dapat
dikonsumsi selama periode waktu tertentu atau, dalam hal persediaan, dijual di kemudian hari,
dalam hal mana biaya diakui pada saat barang tersebut dikonsumsi atau dijual. Namun,
terkadang perlu dikenali biaya sebelum barang atau jasa dikonsumsi atau dijual, karena tidak
memenuhi syarat untuk dikenali sebagai aset. Misalnya, entitas mungkin memperoleh barang
sebagai bagian dari tahap penelitian sebuah proyek untuk mengembangkan produk baru.
Meskipun barang-barang tersebut belum dikonsumsi, barang tersebut mungkin tidak
memenuhi syarat untuk dikenali sebagai aset berdasarkan IFRS lainnya

2.2. Akuntansi untuk Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan dengan Ekuitas
Untuk transaksi setoran modal berbasis ekuitas, entitas harus mengukur barang atau jasa
yang diterima, dan kenaikan ekuitas yang bersangkutan secara langsung, pada nilai wajar barang
atau jasa yang diterima, kecuali jika nilai wajar tidak dapat di estimasi dengan andal.

Jika entitas tidak dapat memperkirakan secara andal nilai wajar barang atau jasa yang
diterima, entitas harus mengukur nilainya dan kenaikan ekuitas yang bersangkutan secara
tidak langsung dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan. Untuk
menerapkan persyaratan paragraf berikut terhadap transaksi dengan karyawan dan pihak
lain yang memberikan layanan serupa, entitas harus mengukur nilai wajar dari jasa yang
diterima dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan, karena
biasanya tidak mungkin untuk memperkirakan secara andal. nilai wajar layanan yang
diterima, sebagaimana dijelaskan pada paragraf berikut. Nilai wajar instrumen ekuitas
tersebut harus diukur pada tanggal pemberian.

Biasanya, saham, opsi saham atau instrumen ekuitas lainnya diberikan kepada karyawan
sebagai bagian dari paket remunerasi mereka, di samping gaji tunai dan imbalan kerja lainnya.
Biasanya, tidak mungkin mengukur secara langsung layanan yang diterima untuk komponen
tertentu dari paket remunerasi karyawan. Mungkin juga tidak mungkin untuk mengukur nilai wajar
paket remunerasi secara independen, tanpa mengukur secara langsung nilai wajar instrumen ekuitas
yang diberikan. Selanjutnya, opsi saham atau saham terkadang diberikan sebagai bagian dari
pengaturan bonus, dan bukan sebagai bagian dari remunerasi dasar, misalnya sebagai insentif kepada
karyawan untuk tetap berada dalam perusahaan atau memberi penghargaan atas usaha mereka
dalam meningkatkan kinerja entitas. Dengan memberikan saham atau opsi saham, selain
remunerasi lainnya, entitas tersebut membayar remunerasi tambahan untuk mendapatkan tambahan
keuntungan. Memperkirakan nilai wajar dari keuntungan tambahan tersebut kemungkinan akan
sulit. Karena sulitnya mengukur secara langsung nilai wajar dari layanan yang diterima, entitas
harus mengukur nilai wajar dari layanan karyawan yang diterima dengan mengacu pada nilai
wajar instrumen ekuitas yang diberikan.

2.2.1. Transaksi yang diukur dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas yang
diberikan.

1. Menentukan nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan

Untuk transaksi yang diukur dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan,
entitas harus mengukur nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan pada tanggal pengukuran
berdasarkan harga pasar jika ada, dengan mempertimbangkan syarat dan kondisi di mana
instrumen ekuitas tersebut dikabulkan.Jika harga pasar tidak tersedia, entitas harus mengestimasi
nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan dengan menggunakan teknik penilaian untuk
memperkirakan berapa harga instrumen ekuitas tersebut pada tanggal pengukuran dengan
transaksi panjang lengan antara pihak yang memiliki pengetahuan dan keinginan. Teknik
penilaian harus konsisten dengan metodologi penilaian yang berlaku umum untuk penentuan
harga instrumen keuangan, dan harus memasukkan semua faktor dan asumsi yang
diharapkan oleh peserta pasar yang bersedia dan dalam pertimbangan dalam penetapan harga.

2. Transaksi Dalam Hal Jasa Yang Diterima

Jika instrumen ekuitas segera diberikan, pihak lawan tidak diwajibkan untuk
menyelesaikan periode layanan tertentu sebelum menjadi tanpa syarat berhak atas instrumen
ekuitas tersebut. Dengan tidak adanya bukti sebaliknya, entitas harus menganggap bahwa
layanan yang diberikan oleh counterparty sebagai pertimbangan instrumen ekuitas telah
diterima. Dalam hal ini, pada tanggal pemberian hibah, entitas harus mengakui layanan yang
diterima secara penuh, dengan kenaikan ekuitas yang sesuai

Jika instrumen ekuitas yang diberikan tidak berlaku sampai rekanan menyelesaikan
masa kerja tertentu, entitas harus menganggap bahwa layanan yang akan diberikan oleh
pihak lawan sebagai pertimbangan untuk instrumen ekuitas tersebut akan diterima di masa
depan, selama periode vesting. Entitas harus memperhitungkan layanan tersebut
sebagaimana diberikan oleh counterparty selama periode vesting, dengan kenaikan ekuitas
yang sesuai. Sebagai contoh:

1) Jika karyawan diberi opsi saham yang bersyarat saat menyelesaikan layanan tiga tahun,
maka entitas harus menganggap bahwa layanan yang akan diberikan oleh karyawan
sebagai pertimbangan untuk opsi saham akan diterima di masa depan, selama masa vesting
tiga tahun itu.

2) Jika karyawan diberi opsi saham tergantung pada pencapaian kondisi kinerja dan sisa
kepemilikan entitas sampai kondisi kinerja terpenuhi, dan jangka waktu vesting bervariasi
tergantung pada saat kondisi kinerja tersebut terpenuhi, entitas harus menganggap bahwa
layanan yang akan diberikan oleh karyawan sebagai pertimbangan untuk opsi saham akan
diterima di masa depan, selama periode vesting yang diharapkan. Entitas harus
memperkirakan panjang periode vesting yang diharapkan pada tanggal pemberian hibah,
berdasarkan hasil kondisi kinerja yang paling mungkin. Jika kondisi kinerja adalah kondisi
pasar, perkiraan panjang periode vestimasi yang diharapkan harus sesuai dengan asumsi
yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar opsi yang diberikan, dan tidak akan
direvisi selanjutnya. Jika kondisi kinerja bukan kondisi pasar, entitas harus merevisi
estimasi panjang periode vesting, jika perlu, jika informasi selanjutnya menunjukkan bahwa
jangka waktu vesting berbeda dari perkiraan sebelumnya.

2.2.2 Transaksi yang diukur dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas yang
diberikan

1. Menentukan nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan


Untuk transaksi yang diukur dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan,
entitas harus mengukur nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan pada tanggal pengukuran
berdasarkan harga pasar jika ada, dengan mempertimbangkan syarat dan kondisi di mana
instrumen ekuitas tersebut dikabulkan. Jika harga pasar tidak tersedia, entitas harus
mengestimasi nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan dengan menggunakan teknik
penilaian untuk memperkirakan berapa harga instrumen ekuitas tersebut pada tanggal
pengukuran dengan transaksi panjang lengan antara pihak yang memiliki pengetahuan dan
keinginan. Teknik penilaian harus konsisten dengan metodologi penilaian yang berlaku
umum untuk penentuan harga instrumen keuangan, dan harus memasukkan semua faktor
dan asumsi yang diharapkan oleh peserta pasar yang bersedia dan dalam pertimbangan
dalam penetapan harga.

2. Perlakuan Pada Kondisi Tetap

Pemberian pada instrumen ekuitas mungkin tergantung pada kondisi tetap yang ditentukan.
Misalnya, pemberian saham atau opsi saham kepada karyawan biasanya tergantung pada
karyawan yang tersisa dalam perusahaan tersebut untuk jangka waktu tertentu. Mungkin
ada kondisi kinerja yang harus dipenuhi, seperti entitas yang mencapai pertumbuhan laba
tertentu atau kenaikan harga saham entitas yang ditentukan. Kondisi tetap, selain kondisi pasar,
tidak diperhitungkan saat memperkirakan nilai wajar saham atau opsi saham pada tanggal
pengukuran. Sebagai gantinya, kondisi vesting harus diperhitungkan dengan menyesuaikan
jumlah instrumen ekuitas yang termasuk dalam pengukuran jumlah transaksi sehingga, pada
akhirnya, jumlah yang diakui untuk barang atau jasa yang diterima sebagai pertimbangan
instrumen ekuitas yang diberikan harus didasarkan pada jumlah dari instrumen ekuitas yang
akhirnya rompi. Oleh karena itu, secara kumulatif, tidak ada jumlah yang diakui untuk barang
atau jasa yang diterima jika instrumen ekuitas yang diberikan tidak bersifat tetap karena
kegagalan untuk memenuhi kondisi tetap, misalnya counterparty gagalmenyelesaikan periode
layanan tertentu, atau kondisi kinerja tidak terpenuhi, sesuai dengan persyaratan pada paragraph
terakhir.

Untuk menerapkan persyaratan pada paragraf 19, entitas harus mengakui suatu jumlah
untuk barang atau jasa yang diterima selama periode vesting berdasarkan estimasi terbaik
yang tersedia dari jumlah instrumen ekuitas yang diharapkan ada dan harus merevisi estimasi
tersebut, jika perlu, jika selanjutnya informasi menunjukkan bahwa jumlah instrumen ekuitas
yang diharapkan ada berbeda dari perkiraan sebelumnya. Pada tanggal vesting, entitas harus
merevisi estimasi tersebut menjadi sama dengan jumlah instrumen ekuitas yang pada
akhirnya ditentukan, sesuai dengan persyaratan paragraf terakhir.

Kondisi pasar, seperti harga saham target dimana vesting (atau exerciseisability)
dikondisikan, harus diperhitungkan saat memperkirakan nilai wajar instrumen ekuitas yang
diberikan. Oleh karena itu, untuk hibah instrumen ekuitas dengan kondisi pasar, entitas harus
mengakui barang atau jasa yang diterima dari pihak lawan yang memenuhi semua
persyaratan vesting lainnya (misalnya, layanan yang diterima dari karyawan yang tetap
beroperasi untuk jangka waktu layanan tertentu), terlepas dari apakah kondisi pasar sudah
memuaskan.

3. Perlakuan pada Kondisi yang Tidak Tetap

Demikian pula,entitas harus mempertimbangkan semua kondisi non-vesting saat


memperkirakan nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan. Oleh karena itu, untuk hibah
instrumen ekuitas dengan kondisi non-vesting, entitas harus mengakui barang atau jasa yang
diterima dari counterparty yang memenuhi semua kondisi vesting yang bukan kondisi pasar
(misalnya layanan yang diterima dari karyawan yang tetap beroperasi untuk periode yang
ditentukan layanan), terlepas dari apakah kondisi non-vesting tersebut terpenuhi.

4. Perlakuan pada Feature Reload

Untuk opsi dengan fitur reload, fitur isi ulang tidak boleh diperhitungkan saat
memperkirakan nilai wajar opsi yang diberikan pada tanggal pengukuran. Sebagai gantinya,
pilihan reload harus dipertanggungjawabkan sebagai hibah opsi baru, jika dan kapan opsi reload
diberikan

5. Setelah Penetapan Tanggal

Setelah mengetahui barang atau jasa yang diterima sesuai dengan paragraf
sebelumnya, dan kenaikan ekuitas yang sesuai, entitas tidak melakukan penyesuaian
berikutnya terhadap jumlah ekuitas setelah tanggal vesting. Misalnya, entitas tidak boleh
membalikkan jumlah yang diakui untuk layanan yang diterima dari karyawan jika instrumen
ekuitas tersebut dibatalkan atau, dalam kasus opsi saham, opsi tersebut tidak dilakukan.
Namun, persyaratan ini tidak menghalangi entitas untuk mengenali transfer dalam ekuitas,
yaitu transfer dari satu komponen ekuitas ke ekuitas lainnya

2.3 Akuntnasi Untuk Transaksi yang Diselesaikan dengan Kas

Untuk transaksi pembayaran berbasis saham tunai yang disetor, entitas harus
mengukur barang atau jasa yang diperoleh dan kewajiban yang timbul atas nilai wajar
kewajiban tersebut. Sampai kewajiban dilunasi, entitas harus menguangkan kembali nilai
wajar kewajiban pada akhir setiap periode pelaporan dan pada tanggal penyelesaian, dengan
perubahan nilai wajar yang diakui dalam laporan laba rugi periode berjalan. Misalnya, entitas
dapat memberikan hak penghargaan atas karyawan sebagai bagian dari paket remunerasi
mereka, dimana karyawan akan berhak mendapatkan pembayaran tunai masa depan (bukan
instrumen ekuitas), berdasarkan kenaikan harga saham entitas dari yang ditentukan. tingkat
selama jangka waktu tertentu. Atau entitas dapat memberi hak kepada karyawannya untuk
menerima pembayaran tunai masa depan dengan memberikan hak kepada saham kepada
mereka (termasuk saham yang akan diterbitkan pada saat pelaksanaan opsi saham) yang
dapat ditukarkan, baik secara mandatori (misalnya saat penghentian kerja) atau pada pilihan
karyawan

Entitas harus mengakui layanan yang diterima, dan kewajiban untuk membayar layanan
tersebut, karena karyawan memberikan layanan. Misalnya, beberapa hak atas apresiasi
saham segera, dan oleh karena itu karyawan tidak diwajibkan untuk menyelesaikan periode
layanan tertentu agar berhak atas pembayaran tunai. Dengan tidak adanya bukti yang
bertentangan, entitas harus menganggap bahwa layanan yang diberikan oleh karyawan
sebagai imbalan atas hak penghargaan saham telah diterima. Dengan demikian, entitas harus
segera mengenali layanan yang diterima dan kewajiban membayarnya. Jika hak penghargaan
saham tidak berlaku sampai karyawan menyelesaikan masa kerja tertentu, entitas harus
mengakui layanan yang diterima, dan kewajiban membayarnya, karena karyawan tersebut
memberikan layanan selama periode tersebut Tanggung jawab harus diukur, pada awalnya dan
pada akhir setiap periode pelaporan sampai diselesaikan, dengan nilai wajar hak penguasaan
saham, dengan menerapkan model penetapan harga opsi, dengan mempertimbangkan syarat
dan ketentuan di mana hak penghargaan saham diberikan , dan sejauh mana karyawan telah
memberikan layanan sampai saat ini.

Untuk transaksi pembayaran berbasis saham dimana persyaratan pengaturan tersebut


memberikan entitas atau rekanan dengan pilihan apakah entitas menyelesaikan transaksi
secara tunai (atau aset lainnya) atau dengan menerbitkan instrumen ekuitas, entitas harus
memperhitungkan transaksi tersebut atau komponen dari transaksi tersebut, sebagai transaksi
pembayaran berbasis saham yang disetor tunai jika, dan sejauh entitas tersebut melakukan
kewajiban untuk menyelesaikan uang tunai atau aset lainnya, atau sebagai pembayaran
berbasis saham yang disetor ekuitas transaksi jika, dan sejauh itu, tidak ada
pertanggungjawaban seperti itu yang telah terjadi Contoh:

Pada tanggal 1 januari 2009, AUS Inc. Memberikan stock appreciation rights (SAR) yang
bernilai $100.000 pada tanggal tersebut menggunakan option pricing model. SAR
tersebutakan vest dalam 3 tahun. Pada akhir tahun 2009, nilai dari SAR mengalami
kenaikanmenjadi $120.000. sebagai tambahan, asumsikan nilai wajar (Fair Value) SAR
menurunditahun 2010 menjadi $115.000 dan $110.000 di tahun 2011.Pertanyaan: hitung
beban kompensasi SAR tahunan untuk setiap tahunnya Jawaban:Perhitungan beban
kompensasi SAR tiap tahun adalah sebagai berikut

Dari hitungan diatas, terlihat bahwa beban kompensasi dan liability terkait SAR
akan di Niali ulang (remeasured) secara terus menerus setiap tahunnya hingga pegawai
memilih Untuk mengeksekusi opsinyadan kewajiban kas dibayarkan.

2.3.1 Transaksi Pembayaran Berbasis Saham dimana Persyaratan Pengaturan

Memberikan Pilihan Pilihan kepada Pihak Lawan

Jika suatu entitas memberi hak kepada pihak lawan untuk memilih apakah suatu
transaksi pembayaran berbasis saham diselesaikan secara tunai atau dengan menerbitkan
instrumen ekuitas, entitas tersebut telah memberikan instrumen keuangan majemuk, yang
mencakup komponen hutang (yaitu hak rekanan dari pihak lawan pembayaran tunai) dan
komponen ekuitas (yaitu hak rekanan untuk meminta penyelesaian dalam instrumen ekuitas dan
bukan secara tunai). Untuk transaksi dengan pihak selain karyawan, dimana nilai wajar barang
atau jasa yang diterima diukur secara langsung, entitas harus mengukur komponen ekuitas
instrumen keuangan majemuk sebagai selisih antara nilai wajar barang atau jasa yang diterima
dan nilai wajar komponen hutang, pada saat barang atau jasa diterima

Untuk transaksi lain, termasuk transaksi dengan karyawan, entitas harus mengukur
nilai wajar instrumen keuangan gabungan pada tanggal pengukuran, dengan
mempertimbangkan syarat dan ketentuan dimana hak atas instrumen tunai atau ekuitas
diberikan.

Untuk menerapkan paragraf sebelumnya, entitas pertama-tama harus mengukur nilai


wajar komponen hutang, dan kemudian mengukur nilai wajar komponen ekuitas - dengan
mempertimbangkan bahwa pihak lawan harus kehilangan hak untuk menerima uang tunai
agar dapat menerima instrumen ekuitas. Nilai wajar instrumen keuangan gabungan adalah
jumlah nilai wajar dari kedua komponen tersebut. Namun, transaksi pembayaran berbasis
saham di mana pihak lawan memiliki pilihan penyelesaian seringkali terstruktur sehingga
nilai wajar satu alternatif penyelesaian sama dengan yang lain. Misalnya, rekanan mungkin
memiliki pilihan untuk menerima opsi saham atau hak penghargaan saham yang disetor tunai.
Dalam kasus tersebut, nilai wajar komponen ekuitas adalah nol, dan karenanya nilai
wajar instrumen keuangan gabungan sama dengan nilai wajar komponen hutang. Sebaliknya,
jika nilai wajar alternatif penyelesaian berbeda, nilai wajar komponen ekuitas biasanya akan
lebih besar dari nol, dalam hal ini nilai wajar instrumen keuangan majemuk akan lebih besar dari
nilai wajar komponen hutang.

2.3.2 Hak atas apresiasi saham diselesaikan secara tunai

Beberapa transaksi 'berbasis saham', meskipun tidak melibatkan isu saham, opsi saham atau
bentuk instrumen ekuitas lainnya. Hak atas penghargaan (SAR) yang diselesaikan secara tunai
adalah transaksi dimana jumlah uang yang dibayarkan kepada karyawan (atau pihak lain)
didasarkan pada kenaikan harga saham selama periode tertentu, biasanya tunduk pada
persyaratan vesting, seperti kontrak kerja karyawan tetap dengan entitas selama periode yang
ditentukan. (Perhatikan bahwa diskusi berikut berfokus pada SAR yang diberikan kepada
karyawan, namun juga berlaku untuk SAR yang diberikan kepada pihak lain.) Dalam hal konsep
akuntansi, transaksi pembayaran berbasis saham yang melibatkan arus kas keluar (atau aset
lainnya) berbeda dari transaksi dimana barang atau jasa diterima sebagai pertimbangan atas
penerbitan instrumen ekuitas. Dalam transaksi ekuitas yang diselesaikan, hanya satu sisi
transaksi yang menyebabkan perubahan aset, yaitu aset (layanan) diterima namun tidak ada
aset yang dicairkan. Sisi lain transaksi meningkatkan ekuitas; itu tidak menyebabkan
perubahan aset. Dengan demikian, tidak hanya tidak perlu mengimbangi jumlah transaksi pada
saat settlement, hal itu tidak tepat, karena kepentingan ekuitas tidak terukur.

Sebaliknya, dalam transaksi tunai-penyelesaian, kedua sisi transaksi menyebabkan


perubahan aset, yaitu aset (layanan) diterima dan aset (tunai) akhirnya dikucurkan. Oleh karena
itu, tidak peduli nilai apa yang dikaitkan dengan aset pertama (layanan yang diterima), pada
akhirnya perlu untuk mengenali perubahan aset saat aset kedua (kas) dicairkan. Dengan
demikian, tidak peduli bagaimana transaksi tersebut dipertanggungjawabkan antara penerimaan
layanan dan penyelesaian secara tunai, maka akan 'ditransmisikan' untuk sama dengan jumlah
uang yang dibayarkan, untuk memperhitungkan kedua perubahan aset tersebut. Karena SAR
yang dibayar tunai melibatkan arus keluar uang tunai (dan bukan pada instrumen ekuitas),
uang tunai SAR harus diperhitungkan sesuai dengan perhitungan kewajiban serupa yang
lazim. Kedengarannya langsung, tapi ada beberapa pertanyaan yang perlu dipertimbangkan:

1. Jika suatu kewajiban dikenali sebelum tanggal vesting, yaitu sebelum karyawan
memenuhi syarat untuk menjadi tanpa syarat berhak atas pembayaran tunai.
2. Jika demikian, bagaimana seharusnya pertanggungjawaban itu diukur.
3. Bagaimana seharusnya biaya disajikan dalam laporan laba rugi.
2.3.3 Transaksi Pembayaran Berbasis Saham dengan Alternatif Tunai
Di bawah beberapa pengaturan pembayaran berbasis karyawan, karyawan dapat memilih
untuk menerima uang tunai dan bukan opsi saham atau saham, atau alih-alih
menggunakan opsi saham. Ada banyak kemungkinan variasi pengaturan pembayaran
berbasis saham dimana alternatif uang tunai dapat dibayarkan. Misalnya, karyawan mungkin
memiliki lebih dari satu kesempatan untuk memilih untuk menerima alternatif uang tunai,
misalnya karyawan mungkin dapat memilih untuk menerima uang tunai dan bukan saham
atau opsi saham pada tanggal vesting, atau memilih untuk menerima uang tunai dari pada
menggunakan saham tersebut. pilihan. Ketentuan pengaturan dapat memberi entitas pilihan
penyelesaian, yaitu apakah akan membayar alternatif tunai alih-alih menerbitkan saham atau opsi
saham pada tanggal vesting atau alih-alih menerbitkan saham pada pelaksanaan opsi
saham. Jumlah alternatif kas dapat tetap atau variabel dan, jika variabel, dapat ditentukan
dengan cara yang terkait, atau tidak terkait, dengan harga saham entitas. IFRS berisi metode
akuntansi yang berbeda untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan secara
tunai dan ekuitas. Oleh karena itu, jika entitas atau karyawan memiliki pilihan
penyelesaian, perlu menentukan metode akuntansi mana yang harus diterapkan. Dewan
mempertimbangkan situasi ketika persyaratan pengaturan tersebut menyediakan (a)
karyawan dengan pilihan penyelesaian dan (b) entitas dengan pilihan penyelesaian

Ketentuan pengaturan memberikan pilihan penyelesaian kepada karyawan. Transaksi


pembayaran berbasis saham tanpa alternatif tunai tidak menimbulkan kewajiban berdasarkan
Kerangka Kerja, karena entitas tidak diharuskan untuk mentransfer uang tunai atau aset
lainnya ke pihak lain. Namun, hal ini tidak terjadi jika kontrak antara entitas dan karyawan
memberi hak kepada kontraktor untuk menuntut alternatif uang tunai. Dalam situasi ini,
entitas berkewajiban untuk mentransfer uang tunai kepada karyawan dan karenanya ada
kewajiban. Selanjutnya, karena karyawan memiliki hak untuk menuntut penyelesaian dalam
ekuitas dan bukan uang tunai, karyawan tersebut juga memiliki hak bersyarat atas instrumen
ekuitas. Oleh karena itu, pada tanggal pemberian hibah, karyawan diberi hak atas instrumen
keuangan majemuk, yaitu instrumen keuangan yang mencakup komponen hutang dan
ekuitas

Adalah umum bagi alternatif untuk disusun sedemikian rupa sehingga nilai wajar
alternatif uang tunai selalu sama dengan nilai wajar alternatif ekuitas, misalnya di mana
karyawan memiliki pilihan antara opsi saham dan SAR. Namun, jika tidak demikian, maka nilai
wajar instrumen keuangan gabungan biasanya akan melebihi nilai wajar masing-masing
alternatif tunai (karena kemungkinan opsi saham atau saham mungkin lebih berharga daripada
alternatif tunai) dan bahwa dari saham atau opsi (karena kemungkinan alternatif uang tunai
mungkin lebih berharga daripada saham atau opsi).

Berdasarkan IAS 32, instrumen keuangan yang diperhitungkan sebagai instrumen gabungan
dipisahkan menjadi komponen hutang dan ekuitasnya, dengan mengalokasikan hasil
penerimaan untuk penerbitan instrumen majemuk ke komponen hutang dan ekuitasnya. Ini
berarti menentukan nilai wajar komponen kewajiban dan kemudian menetapkan sisa hasil yang
diterima ke komponen ekuitas. Hal ini dimungkinkan jika dana tersebut merupakan
pertimbangan tunai atau non tunai yang nilai wajarnya dapat diukur dengan andal. Jika tidak,
perlu memperkirakan nilai wajar instrumen majemuk itu sendiri.

Dewan menyimpulkan bahwa entitas harus secara terpisah memperhitungkan layanan


yang diberikan sehubungan dengan masing-masing komponen instrumen keuangan
gabungan, untuk memastikan konsistensi dengan persyaratan IFRS untuk transaksi
pembayaran berbasis saham yang disetor ekuitas dan setel kas. Oleh karena itu, untuk
komponen hutang, entitas harus mengenali layanan yang diterima, dan kewajiban membayar
layanan tersebut, karena karyawan memberikan layanan, dengan cara yang sama seperti
transaksi pembayaran berbasis saham tunai lainnya (misalnya SAR). Untuk komponen
ekuitas (jika ada), entitas harus mengakui layanan yang diterima, dan kenaikan ekuitas,
karena karyawan memberikan layanan, dengan cara yang sama seperti transaksi pembayaran
berbasis saham lainnya yang disetor ekuitas. Dewan menyimpulkan bahwa kewajiban
tersebut harus diukur kembali sesuai nilai wajarnya pada tanggal penyelesaian, sebelum
memperhitungkan penyelesaian kewajiban. Hal ini memastikan bahwa, jika entitas
menyelesaikan kewajiban dengan menerbitkan instrumen ekuitas, maka kenaikan ekuitas
yang dihasilkan diukur sebesar nilai wajar dari pertimbangan yang diterima untuk instrumen
ekuitas yang diterbitkan, dengan nilai wajar kewajiban tersebut diselesaikan

2.4. Akuntnasi Untuk Transaksi yang dapat Diselesaikan Melalui Kas atau Penerbita
Saham

Untuk transaksi pembayaran berbasis saham dimana persyaratan perjanjian memberikan


pilihan kepada entitas atau pihak lawan transaksi untuk menyelesaikan transaksi apakah
akan diselesaikan dengan kas (atau aset lain) atau dengan penerbitan instrumen ekuitas,
maka entitas harus mengakui transaksi tersebut atau komponen transaksi tersebut
sebagai transaksi pembayara n berbasis saham dengan penyelesaian kas, jika dan sepanjang,
entitas telah menimbulkan liabilitas untuk diselesaikan dengan kas atau aset lain, atau sebagai
transaksi pembayaran berbasis saham dengan diselesaikan instrumen ekuitas jika dan
sepanjang, tidak terdapat liabilitas yang timbul. Jika entitas memberi hak kepada pihak
lawan transaksi untuk memilih apakah transaksi pembayaran berbasis saham akan
diselesaikan dengan kas atau dengan menerbitkan instrumen ekuitas, maka entitas telah
memberi instrumen keuangan majemuk, yang meliputi komponen utang (yaitu hak pihak
lawan transaksi untuk memint pembayaran dengan kas) dan komponen ekuitas (yaitu
hak pihak lawan transaksi untuk meminta pembayaran dengan instrumen ekuitas). Untuk
transaksi dengan pihak selain karyawan, dimana nilai wajar barang atau jasa yang diterima
diukur secara langsung, entitas harus mengukur komponen ekuitas dari instrumen keuangan
majemuk sebesar perbedaan antara nilai wajar barang atau jasa yang diterima dan nilai
wajar komponen utang, pada tanggal saat barang atau jasa diterima. Untuk transaksi
lainnya, termasuk transaksi dengan karyawan, entitas harus mengukur nilai wajar
instrumen keuangan majemuk pada tanggal pengukuran, dengan mempertimbangkan syarat
dan ketentuan dimana hak atas kas atau instrumen ekuitas diberikan. Untuk transaksi
pembayaran berbasis saham dimana persyaratan perjanjiannya memberikan entitas dengan
pilihan apakah akan diselesaikan dengan kas atau dengan menerbitkan instrumen
ekuitas, entitas harus menentukan apakah entitas memilikikewajiban kini untuk
menyelesaikan dengan kas dan menghitung transaksi pembayaran berbasis saham secara
benar. Entitas memiliki kewajiban kini untuk menyelesaikan dengankas jika pilihan
penyelesaian dengan instrumen ekuitas tidak memiliki aspek komersial (misalnya,
karena entitas tersebut dilarang secara hukum untuk menerbitkan saham), atau entitas
memiliki praktek dimasa lalu atau kebijakan tertulis mengenai penyelesaian dengan kas, atau
secara umum menyelesaikan dengan kas jika pihak lawan transaksi memintapenyelesaian dengan
kas. Jika entitas memiliki kewajiban kini untuk menyelesaikan dengan kas, entitas
harus menghitung transaksi tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk
transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas. Jika tidak ada
kewajiban tersebut, entitas harus menghitung transaksi tersebut sesuai dengan
ketentuan yang berlaku untuk transaksi pembayaran berbasis saham dengan
penyelesaian instrumen ekuitas.
BAB III

PENGUNGKAPAN

Dalam hal transaksi pembayaran berbasis saham ini, IFRS mengharuskan sebuah
penjelasan dan pengungkapayang komprehensif dan lengkap mengenai transaksi pembayaran
berbasis saham tersebut baik menyangkut sifat dan lingkup perjanjiannya, nilai wajar dari
barang ataupun jasa yang diterima, nilai dari instrumen ekuitas yang diberikan sampai
kepada dampak dari transaksi pembayaran berbasis saham tersebut terhadap laba dan rugi
perusahaan/entitas dalam suatu periode dan posisi keuangannya.Namun demikian,terdapat 3
kategori penting dalam pengungkapan transaksi pembayaran berbasis sahamyang harus dipenuhi
oleh enitas/perusahaan, yaitu:

1. Pengungkapan tentang sifat dan ketentuan dari perjanjian pembayaran berbasis saham yang
terjadi selama periode pelaporan. Pengungkapan ini setidaknya berisi:

a. Penjelasan tentang jenis/tipe dari rencana pembayaran berbasis kas, termasuk ketentuan dan
persyaratan dari rencana tersebut, kondisi vesting, dan metode pembayaran (kas atau ekuitas)

b. Jumlah dari opsi yang outstanding di awal dan akhir tahun, dan jumlah dari opsi
yang dikeluarkan, hangus, dieksekusi, dan kadaluarsa selama tahun/periode pelaporan

c. Rata-rata tertimbang dari harga saham pada tanggal eksekusi.

d. Untuk opsi saham yang outstanding di akhir periode pelaporan, jarak antara harga
sewaktu eksekusi dengan rata-rata tertimbang menyisakan umur kontrak.
2. Informasi mengenai bagaimana nilai barang atau jasa yang diterima atau nilai dari
harga opsi ditentukan. Pengungkapan seperti ini harus berisikan penjelasan dari model Option
Pricing yang digunakan.

3. Pengungkapan yang cukup mengenai dampak dari transaksi pembayaran berbasis saham
yang dilakukan terhadap laba rugi perusahaan dalam periode pelaporan

Anda mungkin juga menyukai