Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Praktikum, Laboratorium Peledakan, Ma I, 2022

BENCH BLASTING

Hardianti1, Awal2, Ir. Suriyanto Bakri, S.T., M.T., IPP.3

Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia
Makassar Jl. Urip Sumoharjo KM 05, Telp/fax (+62) 411 455666/ (+62) 411 455695
Email: ahmadrijal216@gmail.com

SARI

Peledakan merupakan proses pemberaian batuan dalam volume yang besar dengan menggunakan bahan
peledak agar massa batuan mudah digali dan diangkut. Dalam Praktikum kali ini, mahasiswa diharapkan
untuk bagaimana dapat memahami prinsip peledakan jenjang dan memahami rangkaian peledakan
jenjang serta memahami macam pola pengeboran dan pola peledakan. Geometri peledakan adalah suatu
rancangan jarak, ukuran dimensi dari lubang ledak yang dibuat pada area pertambangan yang akan di
ledakkan. Lubang bor diatur dalam satu deretan atau beberapa deretan sejajar atau kearah bidang bebas
(free face). Adapun alat dan Bahan yang digunakan yaitu; Mesin bor dan kompresor; Batang bor dan mata
bor; Mobil mixer/manufacturing unit (MMU); Blasting mechine; Crimper; Kabel utama bahan;
Detonator; Sumbu apisumbu ledak; Booster; Dynamite dayagel dahana magnum; Bahan peledak. Pada
penelitian ini data diambil dari problem set yang dibagikan oleh asisten yang dibagikan oleh asisten
melalui grup whatsapp yang disesuaikan dengan 3 angka stambuk terakhir setiap mahasiswa dan mencari
nilai dari desain geometri peledakan, pemakaian bahan peledak, produksi peledakan serta powder factor.
Dari hasil perhitungan tersebut mendapatkan hasil nilai burden (7,12), nilai spasi (7,17),nilai stemming
(5,34), nilai subdrilling (1,42), nilai kedalaman lubang ledak (10,68), kolom isian (5,34), jumlah lubang
ledak (74), loading density (12,34), jumlah pemakaian bahan ledak (4876,27), volume batuan terbongkar
(469,43), jumlah batuan terbongkar (79896,98), powder factor (0,0617).

Kata Kunci : peledakan, geometri, free face, pengeboran, powder factor.

ABSTRACT

Blasting is the process of carving rocks in large volumes using explosives so that the mass of rocks is
easily dug up and transported. In this Practicum, students are expected to how to understand the
principle of level blasting and understand the series of level blasting and understand the types of drilling
patterns and blasting patterns. Detonation geometry is a design of distance, a measure of the dimensions
of the explosive hole made in the mining area to be detonated. . Boreholes are arranged in a row or
several parallel rows or towards the free field (free face). The tools and materials used are; Drilling
machines and compressors; Drill rods and drill bits; Mobil mixer/manufacturing unit (MMU); Blasting
mechine; Crimper; The main cable of the material; Detonator; The axis of fire is explosive; Booster;
Dynamite dayagel dahana magnum; Explosives. In this study, the data was taken from a problem set
shared by an assistant shared by an assistant through a whatsapp group that was adjusted to the last 3
numbers of each student and looked for the value of the detonation geometry design, the use of explosives,
blasting production and powder factor. From the results of the calculation obtained the results of burden
value (7.12), space value (7.17), stemming value (5.34), subdrilling value (1.42), depth value of explosive
hole (10.68), fill column (5.34), number of explosive holes (74), loading density (12.34), number of
explosive uses (4876.27), volume of uncovered rocks (469.43), number of exposed rocks (79896.98),
powder factor (0.0617).

Keywords : blasting, geometry, free face, drilling, powder factor.


Jurnal Praktikum, Laboratorium Peledakan, Ma I, 2022

PENDAHULUAN
Pada aktivitas penambangan yang menggunakan sistem tambang terbuka (surface mining),
secara umum tahap-tahap penambangan dimulai dari land clearing, pengupasan lapisan tanah penutup,
dan pengambilan batubara. Pengupasan lapisan penutup (overburden) dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan menggunakan alat mekanis atau dengan peledakan. Pengupasan lapisan penutup menggunakan
alat mekanis hanya dilakukan pada material lunak sedangkan untuk material keras yang sudah tidak bisa
dikupas dengan menggunakan alat maka harus dilakukan dengan proses peledakan.
Peledakan merupakan proses pemberaian batuan dalam volume yang besar dengan
menggunakan bahan peledak agar massa batuan mudah digali dan diangkut. salah satu faktor yang
mempengatuhi keberhasilan peledakan adalah geometri peledakan. Geometri peledakan akan
mempengaruhi ukuran fragmentasi dan keberhasilan peledakan. Fragmentasi adalah ukuran yang
menunjukkan tiap bongkah batuan hasil peledakan. Fragmentasi material hasil peledakan harus
disesuaikan dengan ukuran bucket alat gali yang digunakan oleh perusahaan sehingga digging time
material bisa sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.

TUJUAN PRAKTIKUM
Dalam Praktikum kali ini, mahasiswa diharapkan untuk bagaimana dapat memahami prinsip
peledakan jenjang serta memahami rangkaian peledakan jenjang. Dengan mengetahui hal-hal tersebut,
mahasiswa dapat memperoleh wawasan serta bekal untuk pekerjaan nantinya.
Selain itu, Mahasiswa diharapkan dapat memahami macam pola pengeboran dan pola peledakan.
Penentuan pola ini sangat berpengaruh dalam proses peledakan dikarenakan setiap material bahan galian
memiliki kekerasan yang berbeda-beda. Dengan demikian, pola pengeboran dan pola peledakan akan
disesuaikan dengan kekerasan material tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA
Geometri peledakan adalah suatu rancangan jarak, ukuran dimensi dari lubang ledak yang dibuat
pada area pertambangan yang akan diledakkan. Peledakan jenjang merupakan peledakan yang memakai
lubang bor vertikal atau hampir vertikal. Lubang bor diatur dalam satu deretan atau beberapa deretan
sejajar atau kearah bidang bebas (free face). Kondisi batuan dari satu tempat ke tempat yang lain akan
berbeda walaupun jenisnya sama. Hal ini disebabkan oleh proses genesa batuan yang akan mempengaruhi
karakteristik masa batuan secara fisik maupun mekanik. Perlu diamati pula kenampakan struktur geologi,
misalnya kekar retakan atau rekahan, sisipan (fissure) dari lempung, dan bidang diskontinyu lainnya.
Ada 3 (tiga) metode peledakan jenjang yang biasa digunakan untuk tambang terbuka, dan
pemilihan salah satunya tergantung pada karakteristik batuan dan kemungkinan yang terjadi di bawah
kondisi seharusnya. Ketiga metode tersebut adalah line drilling, cushion blasting, dan preslit. Faktor
pemilihan teknik yang digunakan berdasarkan pada sifat batuan, kekuatan tanah (ground strength),
diameter lubang bor perimeter, spasi yang diperbolehkan, tipe bahan peledak yang digunakan, dan jarak
lubang bor buffer (penahan) yang tersedia.
Semua metode menggunakan pembuatan lubang bor pada batas pinggir Penggalian dan itu
dalam bentuk buffer zone (daerah penyangga) antara lubang bor produksi terdekat dengan lubang bor
batas pinggir (perimeter). Juga, membutuhkan ketelitian penjajaran lubang bor. Ketika lubang bor
produksi diledakkan, patahan-patahan terjadi pada buffer zone sampai garis lubang bor perimeter tapi
tidak pas sampai garis.
Presplitting membutuhkan pengisian yang lebih sedikit (lightly loaded), lubang bor ditempatkan
dengan teliti, dan diledakkan sebelum lubang bor produksi. Tujuan dari presplitting adalah, pertama,
untuk membentuk lintasan bidang patahan dimana radial cracks dari peledakan produksi tidak akan dapat
melewatinya. Kedua, bidang rekahan dibuat kemungkinan untuk memperbagus dinding dan
memungkinkan penggunaan lereng yang dalam/tinggi dengan perawatan minimal. Presplitting sebaiknya
digunakan untuk melindungi kedudukan final wall dari penyebab kerusakan oleh peledakan produksi.
Trimblasting adalah salah satu teknik pengendalian, digunakan untuk mencukur dinding akhir
dengan rapi setelah peledakan produksi. Terlebih dahulu material hasil peledakan produksi mengambil
tempat atau dengan menggunakan delay (pada peledakan yang sama) telah mengarahkan broken ore
sehingga diperoleh bidang bebas bagi lubang bor trimblasting untuk meledak. Barisan lubang bor
trimblast sepanjang perimeter yang diledakkan paling akhir selama peledakan produksi, sebenarnya tidak
akan dapat melindungi stabilitas jenjang akhir. Radial crack dari peledakan produksi akan mencapai
jenjang (dinding) akhir. Lapisan lumpur atau diskontinyu lainnya dapat meneruskan gas-gas dari area
peledakan produksi sampai ke dinding akhir. Satu-satunya tujuan trimblasing adalah menghasilkan atau
Jurnal Praktikum, Laboratorium Peledakan, Ma I, 2022

membuat dinding yang bagus untuk batas akhir (perimeter) yang stabil.(Safarudin, Purwanto and
Djamaluddin, 2016)
Line drilling, adalah teknik pengendalian dinding jenjang mahal dapat digunakan untuk
menghasilkan dinding jenjang yang bagus, namun tergantung pada kondisi geologi. Line drilling
digunakan sebagai pelindung final contour dari radial crack yang berfungsi sebagai konsentrator
tegangan yang menyebabkan retakan antara lubang line drilling, selama peledakan produksi berlangsung.
Jika pengendalian dinding sangatlah penting, sebaiknya tidak hanya menggunakan line drilling untuk
keperluan perlindungan dinding akhir. Line drilling lebih sering digunakan dalam menghubungkan salah
satu dari presplitting atau trimblasting.
Kondisi geologi akan mempengaruhi kemampu ledakan (blastability). Tentunya pada batuan
yang relatif kompak dan tampa di dominasi struktur geologii tersebut diatas, jumlah bahan peledak yang
diperlukan akan lebih banyak untuk jumlah produksi tertentu disbanding batuan yang sudah ada
rekahannya. Jumlah bahan peledak tersebut dinamakan specific charge atau pouder factor (PF) yaitu
jumlah bahan peledak yang dipakai per m3 atau ton produksi batuan (kg/m3 atau kg/ton). Dengan
demikian kuat suatu batuan pada daerah tertentu memerlukan PF yang tinggi agar kekuatan (strength)
bahan peledak melampaui kekuatan batuan.
Pola pengeboran yang biasa diterapkan pada tambang terbuka biasanya menggunakan dua
macam pola pengeboran yaitu :
1. Pola pengeboran segi empat (square pattern)
2. Pola pengeboran selang-seling (staggered)
Pola pengeboran segi empat adalah pola pengeboran dengan penempatan lubang-lubang tembak
antara baris satu dengan baris berikutnya sejajar dan membentuk segi empat. Pola pengeboran segi empat
yang mana panjang burden dengan panjang spasi tidak sama besar disebut square rectangular pattern.
Sedangkan pola pemboran selang-seling adalah pola pemboran yang penempatan lubang ledak pada baris
yang berurutan tidak saling sejajar, dan untuk pola pengeboran selang-seling yang mana panjang burden
tidak sama dengan panjang spasi disebut staggered rectangular pattern. Dalam penerapannya, pola
pengeboran sejajar adalah pola yang umum, karena lebih mudah dalam pengerjaannya tetapi kurang
bagus untuk meningkatkan mutu fragmentasi yang diinginkan, maka penggunaan pola pengeboran
selang-seling lebih efektif.

Gambar 1. Pola Pengeboran


Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang–lubang bor dalam satu baris
dengan lubang bor pada baris berikutnya ataupun antara lubang bor yang satu dengan lubang bor yang
lainnya. Pola peledakan ini ditentukan berdasarkan urutan waktu peledakan serta arah runtuhan material
yang diharapkan. Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Box Cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depan dan membentuk kotak.
b. Corner cut (echelon cut) , yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke salah satu
sudut dari bidang bebasnya.
c. “V” cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kedepan dan membentuk huruf V.
Berdasarkan urutan waktu peledakan, maka pola peledakan diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pola peledakan serentak, yaitu suatu pola yang menerapkan peledakan secara serentak untuk
semua lubang tembak.
Jurnal Praktikum, Laboratorium Peledakan, Ma I, 2022

b. Pola peledakan beruntun, yaitu suatu pola yang menerapkan peledakan dengan waktu tunda
antara baris yang satu dengan baris lainnya.

METODOLOGI
1. Alat dan Bahan
 Mesin bor dan kompresor;
 Batang bor dan mata bor;
 Mobil mixer/manufacturing unit (MMU);
 Blasting mechine;
 Crimper;
 Kabel utama bahan;
 Detonator;
 Sumbu apisumbu ledak;
 Booster;
 Dynamite dayagel dahana magnum;
 Bahan peledak.
2. Langkah-langkah dalam memperoleh data
Pada penelitian ini data diambil dari problem set yang dibagikan oleh asisten yang dibagikan oleh
asisten melalui grup whatsapp yang disesuaikan dengan 3 angka stambuk terakhir setiap mahasiswa.
3. Tahapan pengolahan data
Untuk mendapatkan hasil yang digunakan dilakukan pengolahan data dengan rumus berikut:
A. Desain Geometri
1.

)1/3

2. S = ks x B
3. T = B x kT
4. J = B x kj
5. H = B x kH
6. L=H–J
7. PC = H – T
8.

B. Pemakaian Bahan Peledak


1. De = 0,508 x de2 x Sg
2. E = PC x De x N
C. Produksi Peledakan
1. V = B X S X L
2. Jumlah Batuan Terbongkar
= V x Density x n
D. Powder Factor

HASIL
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dilakukan pengolahan data sebagi berikut.
A. Desain Geometri
1.

)1/3
Jurnal Praktikum, Laboratorium Peledakan, Ma I, 2022

( )
AF1 = 0,96
)

AF2 = 2,16
KB = kb x AF1 x AF2
KB = 30 x 0,96 x 2,16
KB = 62,208

Burden = 7,12
2. S = ks x B
S = 1 x 7,12
S = 7,12
3. T = B x kT
T = 7,12 x 0,75
T = 5,34
4. J = B x kj
J = 7,12 x 0,2
J = 1,42
5. H = B x kH
H = 7,12 x 1,5
H = 10,68
6. L=H–J
L = 10,68 – 1,42
L = 9,26
7. PC = H – T
PC = 10,68 – 5,34
PC = 5,34
8.

n = 20,28
n = 21
B. Pemakaian Bahan Peledak
3. De = 0,508 x de2 x Sg
De = 0,508 x 4,52 x 1,2
De = 12,34
4. E = PC x De x N
E = 6,34 x 12,34 x 21
E = 1383,20
C. Produksi Peledakan
3. V = B X S X L
V = 7,12 x 7,12 x 9,26
V = 469,43
4. Jumlah Batuan Terbongkar
= V x Density x n
= 469,43 x 2,3 x 21
= 22673,469
D. Powder Factor

PF = 0,0631
Jurnal Praktikum, Laboratorium Peledakan, Ma I, 2022

PEMBAHASAN
Setelah melalkukan pengambilan serta pengolahan data, mendapatkan hasil
a. Nilai burden (7,12)
b. Nilai spasi (7,17)
c. Nilai stemming (5,34)
d. Nilai subdrilling (1,42)
e. Nilai kedalaman lubang ledak (10,68)
f. Kolom isian (5,34)
g. Jumlah lubang ledak (74)
h. Loading density (12,34)
i. Jumlah pemakaian bahan ledak (1383,20)
j. Volume batuan terbongkar (469,43)
k. Jumlah batuan terbongkar (22673,469)
l. Powder factor (0,0631).
Jurnal Praktikum, Laboratorium Peledakan, Ma I, 2022

AMPLOP
Jurnal Praktikum, Laboratorium Peledakan, Ma I, 2022

KESIMPULAN
Peledakan merupakan proses pemberaian batuan dalam volume yang besar dengan
menggunakan bahan peledak agar massa batuan mudah digali dan diangkut. Ada 3 (tiga) metode
peledakan jenjang yang biasa digunakan untuk tambang terbuka, dan pemilihan salah satunya tergantung
pada karakteristik batuan dan kemungkinan yang terjadi di bawah kondisi seharusnya. Ketiga metode
tersebut adalah line drilling, cushion blasting, dan preslit.
Geometri peledakan adalah suatu rancangan jarak, ukuran dimensi dari lubang ledak yang dibuat
pada area pertambangan yang akan diledakkan. Peledakan jenjang merupakan peledakan yang memakai
lubang bor vertikal atau hampir vertikal. Tiga elemen dasar rangkaian peledakan yaitu, detonator listrik,
kawat rangkaian (leg wire, connecting wire, firing line dan buswire) dan sumber tenaga.
Pola pengeboran yang biasa diterapkan pada tambang terbuka biasanya menggunakan dua
macam pola pengeboran yaitu, pola pengeboran segi empat (square pattern) dan pola pengeboran selang-
seling (staggered). Sedangkan pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang–lubang
bor dalam satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya ataupun antara lubang bor yang satu dengan
lubang bor yang lainnya. Pola peledakan ini ditentukan berdasarkan urutan waktu peledakan serta arah
runtuhan material yang diharapkan.

SARAN

Saran saya untuk praktikum pengeboran dan teknik peledakan yaitu agar praktikumnya dilaksanaan
diawal semester seperti dengan praktikum lainnya, agar mahasiswa dapat lebih memahami praktikum ini.

UCAPAN TERIMA KASIH

Untuk praktikum kali ini, kami sangat berterimakasih karena mengadakan praktikum yang telah
dihilangkan. Dan saya raya praktikum ini sangat penting untuk menjadi acuan atau pelajaran mahasiswa
dalam menyelesaikan tugas akhir jika mengambil judul yang berkaitan dengan praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA

Safarudin, S., Purwanto, P. and Djamaluddin, D. (2016) „Analisis Pengaruh Geometri Peledakan
Terhadap Fragmentasi dan Digging Time Material Blasting‟, Jpe, 20(2), pp. 54–62.
Tim Asisten Laboratorium Pengeboran dan Peledakan, 2022, Penuntun Praktikum Pengeboran dan
Peledakan, Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai