Anda di halaman 1dari 10

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENANGANAN DAN

PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SERANG


Risko Delvianto Putra
41120039
R1/A2
Jurusan Administrasi Negara, Universitas Serang Raya

Abstrak- Sampah merupakan persoalan yang kompleks. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
berdampak besar bagi produksi sampah, karena produksi sampah tidak sebanding dengan
pengelolaan sampah, dan luas lahan yang terbatas. Sampah merupakan suatu hal yang selalu
ada dalam kehidupan sehari-hari. Semua yang beraktivitas pasti akan menghasilkan sampah
dan begitu juga yang terjadi Kota Serang. Permasalahan dari penelitian ini adalah proses
pengelolaan sampah yang dilakukan belum masuk dalam kategori yang baik dan benar
dikarenakan proses pengelolaan dilakukan dengan pembuangan yang tidak pada tempatnya
dan dengan proses pembakaran. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana kebijakan
pengelolaan sampah yang diterapkan di Kota Serang dan apa yang menjadi penghambat dan
faktor pendukung dalam pengelolaannya. Metode yang digunakan adalah metode penelitian
kualitatif deskriptif. Dengan teknik pengumpulan data sekunder yang diperoleh melalui
dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan penanganan
dan pengelolaan sampah di Kota Serang masih berjalan kurang maksimal, untuk itu
diperlukan meningkatkan sosialisasi tentang sampah kepada masyarakat, memperbaiki dan
menambah sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan pengelolaan sampah dan
meningkatkan sumber daya baik dari instansi pemerintah, masyarakat dan juga pihak swasta
untuk bersama-sama mengatasi permasalahan sampah yang ada di Kota Serang.
Kata Kunci : Kebijakan Publik, Implementasi Kebijakan, Pengelolaan Persampahan
Abstract- Garbage is a complex problem. High population growth has a major impact on
waste production, because waste production is not comparable to waste management, and
land area is limited. Garbage is something that is always there in everyday life. Everyone
who is active will produce waste and that is what happened in Serang City. The problem of
this research is that the waste management process that has been carried out has not been
included in the good and correct category because the management process is carried out by
improper disposal and by burning. The purpose of this study is how the waste management
policy is implemented in the City of Serang and what are the obstacles and supporting factors
in its management. The method used is descriptive qualitative research method. With
secondary data collection techniques obtained through documentation. The results of this
study indicate that the implementation of waste handling and management policies in Serang
City is still not optimal. For this reason, it is necessary to increase socialization about waste
to the community, improve and add facilities and infrastructure to support the implementation
of waste management and increase resources both from government agencies, the community
and as well as the private sector to work together to overcome the waste problem in Serang
City.
Keywords: Public Policy, Policy Implementation, Waste Management
PENDAHULUAN
Populasi penduduk semakin hari terus meningkat. Disebabkan oleh perkembangan
populasi masyarakat yang ingin hidup lebih baik. Akibatnya banyak terjadi imigrasi
masyarakat desa pindah ke kota. Dengan mengharapkan agar kehidupannya berubah menjadi
lebih baik dalam perekonomiannya. Dengan meningkatnya populasi masyarakat di perkotaan
menjadikan pemukiman disetiap daerah menjadi lebih padat. Sehingga semakin berkurang
kapasitas ketersediaan lahan/pemukiman untuk memenuhi tempat tinggal masyarakat.
Peningkatan jumlah populasi penduduk juga selaras dengan peningkatan produksi
sampah yang terus bertambah setiap harinya. Sehingga masalah sampah sendiri harus benar-
benar intensif dalam pengelolaan dan penanganannya.
Permasalahan sampah merupakan salah satu fenomena sosial yang sampai saat ini
belum mampu diatasi secara tuntas oleh Pemerintah Indonesia. Setiap kota maupun desa di
Indonesia, yang memiliki jumlah penduduk banyak dengan pola konsumsi yang beragam,
akibat dari tingginya aktivitas masyarakat itu sendiri dihadapkan pada masalah sampah ini.
Jumlah penduduk dan pola konsumsi seperti itu pada akhirnya berpotensi menimbulkan
volume, jenis dan karakteristik sampah terus meningkat dan menjadi masalah karena belum
diimbangi dengan pengelolaan persampahan yang baik.
Kota Serang merupakan kota di Banten yang juga termasuk memiliki masalah dengan
sampah. Hal ini merupakan dampak negatif dari pesatnya pembangunan kota. Berbagai
masalah baru dapat timbul oleh dampak negatif sampah di Kota Serang mengharuskan
pemerintah Kota Serang untuk segera melaksanakan penanganan dan pengelolaan sampah.
Salah satu dampak negatif dari tidak terkelolanya sampah dengan baik yaitu pencemaran
lingkungan hidup. Berbagai jenis sampah terlihat menumpuk di kawasan sudut jalan di
beberapa titik. Hal ini diperparah oleh sampah yang menumpuk tersebut ikut tergenang di
selokan sehingga membuat air genangan tersebut mampet, keruh dan kotor. Masalah baru
timbul dari pencemaran sampah, dimana lingkungan hidup yang tercemar tadi dapat
mengganggu aspek kesehatan masyarakat. Banyak penyakit yang timbul oleh akibat
pencemaran lingkungan.
Selain berdampak pada lingkungan hidup dan kesehatan, masalah sampah juga dapat
mempengaruhi astetika dari suatu kota. Kota Serang, dalam hal ini berusaha untuk membuat
Kota Serang menjadi kota yang bersih dan sehat dan juga tertata dengan rapi sesuai dengan
visi dan misi Pemerintahan Kota Serang.
Permasalahan sampah ini salah satunya juga disebabkan oleh semakin pesatnya
jumlah penduduk di Kota Serang. Kota Serang menempati urutan ke-8 dengan produksi
sampah terbesar, volume sampah yang dihasilkan yaitu mencapai 1.666 ton per m3 per hari
pada tahun 2017 dan 1.684 ton per m3 per hari pada tahun 2018. Sementara di tahun 2019
Kota Serang menempati urutan ke-7 dengan jumlah produksi sampah terbesar yaitu 1.702
ton per m3 per hari.
Dari pemerintah sendiri hal ini sudah menjadi persoalan yang serius dan menjadi
perhatian utama. Salah satu tugas pemerintah adalah dengan menetapkan Peraturan Daerah
Kota Serang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Pengeloalaan Sampah yang terdapat dibab 3
bagian 1 pasal 4 yang berbunyi “Pemerintah Daerah bertugas menjamin terselenggaranya
pengelolaan sampah dan kebersihan yang baik serta berwawasan lingkungan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah
sebagai sumber daya”.

KAJIAN PUSTAKA
Kebijakan Publik
Istilah kebijakan berasal dari kata bahasa Inggris ‘’Policy”. Merupakan sebuah kata
yang dalam implementasinya bisa di gunakan secara luas atau makro atau secara sempit atau
terbatas ruang lingkupnya (Mikro). Rusli (2013) menjelaskan bahwa secara umum istilah
kebijakan atau policy digunakan unntuk menujukan prilaku seseorang aktor (misalnya
seorang pejabat,suatu kelompok,maupun suatu lembaga pemerintah) atau sejumlah aktor
dalam suatu bidang kegiatan tertentu.
Kebijakan publik pada dasarnya dimaksudkan untuk mengatasi suatu masalah yang
dihadapi oleh publik, atau untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
oleh instansi yang mempunyai wewenang sebagai tugas pemerintahan negara. Secara luas,
kebijakan publik dapat diartikan sebagai peraturan-peraturan pemerintah yang tertulis dalam
bentuk peraturan perundangan, dan peraturan yang tidak tertulis namun disepakati yang
biasanya disebut dengan konvensi.
Implementasi Kebijakan Publik
Menurut Nugroho (2014), implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar
sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Dalam praktiknya implementasi kebijakan
merupakan suatu proses yang begitu kompleks bahkan tidak jarang bermuatan politis dengan
adanya intervensi berbagai kepentingan (Agustino, 2014: 138). Dalam Nugroho (2004 : 158)
dikatakan bahwa untuk mengimplementasikan kebijakan publik, maka ada dua pilihan
langkah yang ada yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-program atau
melalui formulasi kebijakan devirat atau turunan dari kebijakan publik tersebut. Oleh sebab
itu, tidak terlalu salah jika dikatakan implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting
dari keseluruhan proses kebijakan.
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan persampahan menjadi tanggung jawab daerah untuk mengatur dan
mengelolanya, pembagian kewenangan ini secara langsung dilakukan pemerintah daerah baik
pembiayaan serta proses penyediaan infrasrtruktur daerah yang diperlukan, tujuannya agar
tercapainya efektitas dengan dikeluarkan kebijakan daerah berupa peraturan daerah, dan
tingkat keseriusan pemerintah dalam melakukan penataan perkotaan. Kebijakan pengelolaan
sampah di Kota Serang sendiri dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 7
Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah pada Bab 5 di pasal 11 ayat 1 yang menjelaskan
penyelengaraan pengelolaan sampah yang terdiri atas :
a) Pengurangan Sampah
Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a meliputi :
a. pembatasan timbulan sampah;
b. pendauran ulang sampah; dan/atau
c. pemanfaatan kembali sampah.

b) Penanganan Sampah
Penanganan sampah meliputi kegiatan:
a. pemilahan;
b. pengumpulan;
c. pengangkutan;
d. pengolahan; dan
e. pemrosesan akhir sampah.
Model Implementasi Kebijakan
George Edward III mengemukakan implementasi kebijakan merupakan proses yang
krusial karena seberapa baiknya suatu kebijakan kalau tidak dipersiapkan dan direncanakan
dengan baik implementasinya maka apa yang menjadi tujuan kebijakan publik tidak akan
terwujud. Selain itu Implementasi kebijakan merupakan kegiatan yang kompleks dengan
begitu banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu implementasi kebijakan.
Untuk itu maka saya lebih menggunakan model implementasi kebijakan yang
dikemukakan oleh George C. Edward III dalam penelitian ini, karena ada beberapa faktor
penting dalam teori Edward ini yang sangat menjelaskan secara detail tentang faktor-faktor
yang sangat mempengaruhi suatu proses implementasi kebijakan. Terdapat banyak model
yang dipakai untuk menganalisis sebuah implementasi kebijakan. namun yang saya katakan,
saya lebih menggunakan Model Implementasi yang dikemukan oleh George C. Edward III
(Leo Agustino, 2012:149). Edward melihat implementasi kebijakan sebagai suatu proses
yang dinamis, dimana terdapat banyak faktor yang saling berinteraksi dan mempengaruhi
implementasi kebijakan.
Menurut Edwards dalam Winarno (2008 : 175-203) menyatakan ada empat faktor
penting yang berpengaruh terhadap implementasi kebijakan, sebagai berikut :
1. Komuikasi
Dalam komunikasi kebijakan perlu memperhatikan tiga hal yaitu transmisi, kejelasan
dan konsistensi.
2. Sumber daya
Sumber-sumber merupakan faktor penting dalam implementasi kebijakan meliputi
staf, informasi, wewenang dan fasilitas-fasilitas untuk melaksanakan pelayanan publik.
3. Disposisi
Jika para pelaksana bersikap baik terhadap suatu kebijakan tertentu, dan hal ini berarti
adanya dukungan, kemungkinan besar mereka melaksanakan kebijakan sebagaimana yang
diinginkan oleh para pembuat kebijakan.
4. Struktur Birokrasi
Menurut Edwards, terdapat dua karakter utama birokrasi yaitu prosedur-prosedur
kerja ukuran-ukuran dasar atau disebut standard operating procedures (SOP) dan fragmentasi
(dalam Winarno, 2008: 203).
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang
meneliti kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Penelitian
kualitatif bersifat deskriptif. Dimana digunakan dengan cara menggunakan kalimat untuk
mendiskripsikan suatu permasalahan. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
bertujuan mengkaji kasus-kasus tertentu secara menyeluruh. Selain itu, penelitian bertujuan
menjelaskan secara terperinci masalah sosial tertentu dan akan dihasilkan data yang relevan,
yaitu berupa data yang dinyatakan secara tertulis dan perilaku yang nyata diteliti dan
dipelajari sebagai suatu yang utuh.
Sumber Data
Sumber data merupakan tempat dimana data yang diperlukan dalam penelitian
diperoleh, terdapat dua sumber yang bisa digunakan, yaitu sumber data primer maupun
sumber data sekunder. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Sumber data sekunder merupakan pengumpulan data yang dilakukan secara tidak
langsung, yaitu melalui media – media, dokumen, buku-buku, laporan-laporan, daftar
monografi dan sumber-sumber lain yang berkaitan dalam penelitian. Data yang dikumpulkan
diolah menggunakan analisis deskriptif kualitatif, data-data yang diperoleh melalui instrumen
yang digunakan sehingga mudah dibaca dan dipahami.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah Kota Serang
Implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kota Serang mengacu pada
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Serang No. 7 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah
merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah. Salah satu upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah
Kota Serang yakni pengelolaan sampah di hulu dan di hilir. Artinya adalah bahwa
pengelolaan sampah tidak selalu harus diselesaikan di tempat pembuangan akhir sampah
tetapi juga dapat dilaksanakan di asal sampah itu sendiri. Pengelolaan sampah di hulu dapat
dilaksanakan oleh masyarakat maupun kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang memang
konsernnya pada masalah lingkungan terutama sampah. Sampah sebagai sumber daya yang
mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan. Oleh karena itu, pengelolaan oleh KSM
pada dasarnya adalah pengelolaan yang merujuk pada pembangunan ekonomi dengan cara
pemanfaatan dan pengolahan sampah menjadi barang-barang atau benda yang mempunyai
nilai ekonomi yang laku di pasaran.
Pengelolaan hilir dimaksudkan utuk segala pengelolaan yang dilaksanakan di Tempat
Pembuangan Sampah Akhir (TPSA), yang mana letaknya berada di TPSA Cilowong,
kecamatan Taktakan. Pengelolaan hilir ini sepenuhnya berada pada wewenang pemerintah
Kota Serang. Adanya UPT (Unit Pelaksana Tugas) dari Dinas Lingkungan Hidup di TPSA
Cilowong menandakan peran pemerintah dalam pelaksanaan pengelolaan sampah di TPSA
Cilowong. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah kota Serang di TPSA Cilwong antara lain
dengan penumpukan dan pengurukan tanah (open dumping) dan juga dengan pengurukan
tanah (sanitary landfill).
Disamping oleh pemerintah sendiri, pemerintah Kota Serang juga menggandeng mitra
dengan PT. Petrokimia Gresik sebagai pihak mitra yang bertugas mengolah sampah/limbah
organik yang sudah membusuk menjadi pupuk yang nantinya akan didistribusikan kepada
perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pupuk di sekitar Kota Serang sesuai dengan
biaya yang sudah ditetapkan bersama. Hubungan antara Pemerintah Kota Serang dengan PT.
Petrokimia Gresik adalah berupa kemitraan.
Pengurangan Sampah
a. Pembatasan Timbunan Sampah
Pengimplementasian kegiatan pembatasan timbunan sampah di Kota Serang masih
memiliki beberapa kendala. Masyarakat kota Serang masih belum sepenuhnya sadar akan
masalah sampah di Kota Serang. Kesadaran ini terlihat jelas dibeberapa titik lokasi
pembuangan sampah yang terkadang menumpuk melebihi jumlah atau melebihi batas
tampung dari tempat sampah tersebut. Seperti TPS yang beberapa titik kawasan jalan di Kota
Serang, misalnya TPS ini terkadang terlihat sampah yang menumpuk sampai berceceran di
tepi jalan. Dan sekitaran kawasan Pasar Rau.
b. Pendauran Ulang Sampah
Pelaksanaan kegiatan pendauran ulang juga mengalami beberapa kendala. Hal ini
terlihat dari sekian banyak wilayah di Kota Serang hanya sedikit wilayah yang mempunyai
kelompok swadaya yang bekerja untuk mengurusi masalah lingkungan khususnya yang
berhubungan dengan sampah. Dalam pelaksanaan kegiatan pendauran ulang ini pemerintah
juga berkewajiban menfasilitasi kegiatan mendaur ulang dan menfasilitasi pemasaran produk-
produk daur ulang, yang mana pada pelaksanaannya masih mengalami hambatan.
c. Pemanfaatan Kembali Sampah
Tahapan ini juga dimaksudkan agar timbunan sampah yang dihasilkan tidak terlalu
banyak. Namun, pada kenyataan pelaksanaannya di lapangan juga masih kurang begitu baik.
Beberapa hal yang menyebabkan pelaksanaan pemanfaatan kembali sampah tidak optimal
antara lain keinginan atau kesadaran masyarakat yang masih rendah, tingkat kreatifitas untuk
mengolah samaph menjadi barang daur ulang masih kurang serta juga disebabkan oleh faktor
sampah itu sendiri yang tidak bisa dimanfaatkan kembali.
Penanganan Sampah
a. Pewadahan dan Pemilahan
Pewadahan yang dimaksud disini ada pengumpulan sampah yang kemudian
dimasukkan ke dalam suatu wadah sampah atau tempat sampah. Pada proses pewadahan ini
ada beberapa kendala yang sering ditemui yakni tindakan warga masyarakat yang suka
membuang sampah tidak pada tempatnya. Tindakan ini tentu sangat merugikan dan juga
membuat beban pekerjaan bertambah.
b. Pengangkutan
Secara keseluruhan, proses pengangkutan sampah yang ada di Kota Serang
sebenarnya masih kurang baik walaupun pelaksanaannya berjalan lancar. Karena sumber
daya manusia berupa petugas pengangkutan sampah milik pemerintah (petugas harian
lapangan) dinilai masih kurang apabila dibandingkan dengan luasnya wilayah yang harus
dijangkau oleh petugas pengangkut. Disamping kurangnya petugas, hal lain yang menjadi
kedala utama dalam proses pengangkutan adalah sarana prasarana truk pengangkut yang juga
kurang memadai, baik dari segi jumlah juga dari segi kualitas.
c. Pengolahan
Proses pengolahan sampah di Kota Serang dibagi menjadi dua (2) bagian besar yakni
pengolahan di hulu (pada tingkat masyarakat/sumber sampah) dan juga pengolahan hilir
(pada TPSA Cilowong). Kendala yang paling besar berasal dari pengolahan hulu dimana
pengolahan ini berada pada tingkatan warga masyarakat. Beberapa pengolahan yang ada
adalah oleh KSM-KSM yang ada di Kota Serang yang mengolah sampah menjadi pupuk
kompos. Disinilah kendalanya, masih banyak daerah yang belum memiliki KSM pada
masing-masing wilayah. Ini dikarenakan sumber daya manusia untuk melaksanakan kegiatan
ini masih jauh dari jumlah yang diharapkan.
d. Pemrosesan Akhir
Pada tahapan pemrosesan akhir yang dilaksanakan pada TPSA Cilowong dinilai
sudah dilakukan/diimplementasikan dengan baik. Hal ini terlihat dari pengelolaan yang baik
oleh pemerintah yang dilaksanakan oleh UPTD TPSA Cilowong ditambah dengan
pengolahan sampah menjadi pupuk oleh rekan mitra PT.Petrokimia Gresik.
Kebijakan pengelolaan persampahan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Serang No.
7 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Persampahan. Guna menujang terwujudnya Kota Serang
sebagai Ibu Kota Provinsi Banten yang bersih, sehat, nyaman, indah dan ramah lingkungan.
Implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang dinamis, dimana pelaksana
melaksanakan aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil
yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. Bentuk kegiatan implementasi
dari kebijakan yang pemerintah buat adalah tentang pelayanan persampahan yang diberikan
pemerintah kepada masyarakat, yang bertujuan untuk melayani sampah yang dihasilkan
penduduknya, yang secara tidak langsung turut memelihara kesehatan masyarakat serta
menciptakan suatu lingkungan yang bersih.
Pada penelitian ini, peneliti akan membahas tentang implementasi kebijakan
pemerintah dalam hal pengelolaan sampah dan dampaknya terhadap kehidupan sosial
masyarakat Kota Serang. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan hasil observasi
dilapangan secara mendalam berdasarkan teori George Edward III. Teori George Edward III
ini terdiri dari 4 faktor soal Implementasi Kebijakan yaitu, Komunikasi, Sumber Daya,
Disposisi dan Biokrasi atau Struktur.
1. Komunikasi
Dalam melaksanakan kebijakan penyelenggaraan pengelolaan sampah Dinas
Lingkungan Hidup merujuk Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 7 Tahun 2021 menjadi
acuan dasar dalam kegiatan pengelolaan sampah baik pengurangan maupun penanganan.
Lemahnya proses transisi terkait perintah atau instruksi-instruksi, baik dari petugas Dinas
kepada sesama petugas maupun oleh petugas kepada masyarakat dinilai menjadi
penyebabnya. Dari keseluruhan proses tersebut, komunikasi peraturan terkait kebijakan
pengelolaan sampah di Kota Serang dinilai masih kurang baik, walaupun memang sudah
dilaksanakan pada beberapa kesempatan baik berupa sosialisasi dan juga pemberitahuan atau
iklan lewat siaran radio. Namun, itu dinilai masih kurang apabila diperhatikan dari tinggat
pengetahuan dan kepedulian masyarakat terkait kebijakan pengelolaan sampah apalagi jika
pemberitahuan di radionya hanya kadang-kadang saja.
2. Sumber Daya
Sehubungan dengan sumber daya manusia, untuk pengimplementasian kebijakan serta
pengelolaan sampah di Kota Serang dinilai masih terkendala. Ada beberapa hal yang menjadi
penghambat dalam SDM ini yakni antara lain jumlah petugas yang masih kurang dan juga
tingkat pengetahuan serta penguasaan SDM itu sendiri. Dalam kaitannya penyelenggaraan
sampah di Kota Serang yang mana tugas dari Dinas Lingkungan Hidup adalah kegiatan
pengangkutan dan pengolahan sampah. Untuk pengangkutan sampah sehari-harinya menjadi
tanggungjawab dari pengangkutan sampah dan untuk seksi operasional pengelolaan sampah
mempunyai tanggungjawab dalam kegiatan pengolahan sampah di Kota Serang. Jumlah
personil di Dinas Lingkungan Hidup khususnya di bagian angkutan sampah masih perlu
adanya tambahan, tentu saja hal ini didasarkan pada besarnya beban kerja yang diterima oleh
seksi angkutan sampah.
Disamping SDM, hal lain yang tidak kalah penting yakni sarana dan prasarana.
Jumlah dan kualitas sarana prasarana pengelolaan sampah di Kota Serang dinilai masih dari
apa yang dibutuhkan dilapangan. Dalam hal pengangkutan misalnya, dibutuhkan jumlah truk
pengangkut sampah yang lebih banyak lagi dan juga kualitas yang baik. Jumlah turk serta
petugasnya masih kurang apabila dibandingkan dengan luasnya cakupan wilayah kota Serang
yang harus ditangani.
3. Disposisi
Selama ini respon dari aparat pelaksana cukup baik dan cukup mendukung, karena ini
juga merupakan kebijakan dari pemerintah Kota sehingga setiap aparat pelaksana mendukung
dalam pelaksanaan implementasi kebijakan penyelenggaraan pengelolaan sampah. Adanya
respon yang baik dari aparat pelaksana harus disertai pula oleh pemahaman aparat pelaksana
terhadap kebijakan penyelenggaraan pengelolaan sampah.
4. Struktur Birokrasi
Pada struktur birokrasi yang ada di Kota Serang sudah termasuk jelas dan juga dinilai
sudah kondisi baik. Koordinasi dengan sesama lembaga di kawasan pemerintahan kota
Serang dinilai sudah berjalan dengan baik termasuk juga dalam pelaksanaan kebijakan
pengelolaan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pengelolaan Pasar dan juga dari
SATPOL PP sebagai penindak dan penengak berlangsungnya peraturan terkait penindakan
kepada pelanggar kebijakan.
KESIMPULAN
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Implemetasi Kebijakan secara umum yang
terdapat di Kota Serang yang tercantum di Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 7 Tahun
2021 tentang pengelolaan sampah di Kota Serang belum semua proses pengelolaannya
berjalan baik sesuai dengan harapan. Beberapa tahapan, misalnya kegiatan pembatasan
timbunan sampah masih mengalami kendala. Hal ini sebagian besar dikarenakan masih
banyaknya warga masyarakat yang kurang sadar akan masalah sampah ini sehingga dengan
sembarang menimbun sampah di TPS-TPS atau tempat penampungan sampah yang ada.
Demikian juga dengan tahapan pendauran ulang sampah. Pendauran ulangan sampah ini
diharapkan mampu mengurangi jumlah masukan sampah ke TPSA Cilowong dengan cara
pendauran ulang di sumber sampah yakni di lingkungan warga masyarakat.
Tahapan berikutnya yang dinilai belum terlaksana dengan maksimal yakni pada
tahapan pemanfaatan kembali. Kegiatan pemanfaatan kembali sampah terkendala sebagian
besar dikarenakan kurangnya sumber daya, baik tenaga ahli maupun keterampilan warga
masyarakat untuk mengolah kembali atau memanfaatkan kembali sampah menjadi barang-
barang daur ulang yang mempunyai nilai.
Selanjutnya tahapan pengangkutan sampah. Dengan adanya pembagian wilayah kerja
dan juga pembagian tugas oleh beberapa lembaga pelaksana, baik pemerintah dan juga
swasta tentunya memudahkan proses pengangkutan ini. Masalahnya masih sering dijumpai
sampah TPS yang overload (pada beberapa kasus) yang membutuhkan petugas yang lebih
banyak lagi. Sumber daya manusia berupa petugas pengangkutan sampah milik pemerintah
(petugas harian lapangan) dinilai masih kurang apabila dibandingkan dengan luasnya wilayah
yang harus dijangkau oleh petugas pengangkut. Disamping kurangnya petugas, hal lain yang
menjadi kedala utama dalam proses pengangkutan adalah sarana prasarana truk pengangkut
yang juga kurang memadai, baik dari segi jumlah juga dari segi kualitas.
Kendati demikian, beberapa tahapan pelaksanaan kebijakan pengelolaan sampah di
Kota Serang juga ada yang sudah terlaksana dengan baik diantaranya yaitu kegiatan
pengumpulan dan juga kegaiatan pemrosesan akhir. Kedua proses ini sudah dilaksanakan
dengan baik, baik oleh warga masyarakat pada tingkat kelurahan dalam hal proses
pengumpulan, karena proses pengumpulan sampah berada pada tingkatan warga masyarakat,
dan juga proses pemrosesan akhir yang dilaksanakan oleh petugas dari pemerintah Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) sebagai petugas yang mengurusi pengangan sampah di
TPSA Cilowong dalam bentuk menumpukan dan juga penanganan limbah sampah sebelum
dibuang kembali ke alam secara aman. Petugas lain yang mengurusi pemrosesan akhir adalah
dari PT.Petrokimia Gresik yang mengolah sampah (organik) menjadi produk pupuk.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Riant. (2004). Kebijakan Publik: Formulasi,Implementasi dan Evaluasi. Jakarta:
PT. Alex Media Komputindo Gramedia.
Agustino, L. (2008). Dasar - Dasar Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta.
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah Kota
Serang.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang. Pengelolaan Sampah Di Kota Serang. Diakses pada
tanggal 21 November 2022, dari https://dlh.serangkota.go.id/cilowong
banten.tribunnews.com. (2021, Januari 12). TPSA Cilowong Serang Kelola Sampah Jadi
Pupuk Kompos dan Disinfektan. Diakses pada tanggal 21 November 2022, dari
https://banten.tribunnews.com/2021/01/12/tpsa-cilowong-serang-kelola-sampah-jadi-pupuk-
kompos-dan-disinfektan
akumassa.org. (2010, Juli 30). Pengolahan Sampah yang Baik di TPSA Cilowong. Diakses
pada tanggal 21 November 2022, dari https://akumassa.org/id/pengolahan-sampah-yang-baik-
di-tpsa-cilowong/
Farhans Azis Mubarakh , Rina Yulianti , Maulana Yusuf. (2020) Implementasi Strategi
Dinas Lingkungan Hidup Dalam Menangani Sampah Di Kota Serang. Jurnal Administrasi
Publik (JAP).
Ni’mattulah, Agus Sjafari, Riswanda. (2022). Manajemen Pengelolaan Sampah di Kota
Serang. Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.10, No.4.
Yuliarto Mokodompis, Markus Kaunang, Ventje Kasenda. (2019). Implementasi Kebijakan
Pengelolaan Sampah Di Kota Manado. Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan. Volume 3 No 3.
Moh. Daud Marasabessy, Idris Rumodar. (2022) Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam
Pengelolaan Sampah Terhadap Dampak Kehidupan Sosial Masyarakat Kota Ambon (Studi
Kasus Pasar Mardika). Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan.
Patria Adhi Baskoro, Badrudin Kurniawan. (2021). Implementasi Kebijakan Penanganan
Sampah Di Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. Publika. Volume 9 Nomor 2. 149-158.

Anda mungkin juga menyukai