KOMUNIKASI PERTANIAN
“METODE DAN MEDIA PENYULUHAN”
Kelompok 8
Nama Anggota :
Riski Ari Setiawan (C1B020066)
Risqi Aris Munandar (C1B020067)
Rizki Fardiatullah (C1B020068)
Sabina Ngestiara Mahmuda (C1B020070)
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Berkatrahmat dan karunia-
Nya, Alhamdulillah penyusun dapat menyelesaikan dan menyusun makalah ini, dalam rangka
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian.
Penyusun sudah berusaha dengan segala kemampuan untuk menyusun makalah ini
dengan baik. Meski demikian sebagai manusia biasa tidaklah selalu terlepas dari kesalahan
maupun kekurangan. Dalam penyusunan makalah Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian dengan
pokok bahasan Metode dan Media Penyuluhan ini penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, tetapi penyusun tidak akan menyerah begitu saja, penyusun akan
terus berusaha mempersembahkan yang terbaik. Maka dari itu penyusun sangatlah
mengharapkan bantuan, bimbingan, arahan, serta motivasi, kritik dan saran yang bersifat
membangun guna mencapai hasil yang lebih baik lagi.
Dengan tidak mengurangi rasa hormat, penyusun mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah ikut membantu dalam kelancaran penyusunan makalah ini, dan mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Manfaat
1. Untuk memahami definisi metode penyuluhan dan media penyuluhan
2. Untuk memahami metode penyuluhan.
3. Untuk memahami kelebihan dan kekurangan metode penyuluhan.
4. Untuk mengetahui media penyuluhan.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Setiana (2005) bahwa metode penyuluhan kelompok atau group approach merupakan
suatu penyuluh yang berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara kelompok. Metode ini
lebih menguntungkan karena memungkinkan adanya umpan balik,dan interaksi kelompok yang
memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para
anggotanya. Kelebihan metode penyuluhan kelompok:
1. Relatif lebih efisien, pertanian berkelompok.
2. Komunikator tidak tersamar
Kelemahan metode penyuluhan kelompok:
1. Masalah pengorganisasian
2. Pendekatan aktifitas pembentukan kelompok bersama
3. Kesulitan dalam pengorganisasian aktivitas diskusi
4. Memerlukan pembinaan calon pimpinan kelompok yang cakap dan dinamis.
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999) bahwa metode penyuluhan massal merupakan suatu
metode penyuluhan yang dapat menjangkau sasaran dengan jumlah yang cukup banyak.
Kelebihan metode penyuluhan massal:
1. Tidak terlalu resmi pertanian massal
2. Penuh kepercayaan
3. Langsung dapat dirasakan
Kelemahan metode penyuluhan massal:
1. Memakan waktu lebih banyak
2. Biaya yang dikeluarkan lebih besar
3. Bersifat kurang efisien terhadap pengaruhnya.
3.1. Kesimpulan
Penyuluhan pada dasarnya adalah pendidikan dimana target/sasarannya yaitu para
petani/peternak harus mengalami perubahan perilaku, dari mulai aspek yang bersifat kognitif,
afektif dan akhirnya psikomotorik. Tentang hal ini, diakui bahwa, penyuluhan sebagai proses
perubahan perilaku melalui pendidikan akan memakanwaktu lebih lama, tetapi perubahan
perilaku yang terjadi akan berlangsung lebihkekal. Sebaliknya, meskipun perubahan perilaku
melalui pemaksaan dapat lebih cepatdan mudah dilakukan, tetapi perubahan perilaku tersebut
akan segera hilang,manakala faktor pemaksanya sudah dihentikan. Oleh karena itu
penyuluhanmerupakan investasi untuk masa depan. Hasil dari penyuluhan tidak dapat
diketahuidalam waktu yang singkat terlebih lagi jika tujuan utama suatu program
penyuluhanadalah terjadinya adopsi suatu iknovasi yang ditawarkan atau terjadinya perubahan
perilaku sasaran, tentu akan membutuhkan waktu yang relatif lama.
3.2. Saran
Adapun saran yang dapat saya paparkan melalui makalah ini adalah :
a. Pada dasarnya penyuluhan dilakukan untuk mengajarkan pendidikan nonformal kepada
petani, sebelum melakukan penyuluhan, perlu adanya sosialisasi kepadamasyarakat agar
masyarakat tidak bertanya-tanya ketika penyuluh melakukantugasnya sebelum
melakukan sosialisasi.
b. Dinas pertanian terkait harus jelih dalam mengawasi para penyuluh yang turun didesa-
desa karena kajian-kajian yang dilakukan sebelum dilakukannya penyuluhanitu tidak
sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Contoh mendasar keadaandilapangan
penyuluh tidak melaksanakan sesuai yang diamanatkan UU No 16 2006tentang aturan
perundang-undangan yang mengatur sistem penyuluhan.
DAFTAR PUSTAKA