BAB I
TERMINOLOGI, KONSEP-KONSEP DASAR MUTU,
JAMINAN DAN KENDALI MUTU
.
A. Terminologi
1. Quality : the totally of feature and characteristic of a product or service that bear on its
ability to satisfy stated or implied needs (ISO 8402)
2. Kualitas : Suatu karakteristik yang harus dipenuhi sepenuhnya tanpa ada kekurangan
sedikitpun (zero defect). (Crosby)
3. Quality Assurance :
i. Pengertian umum:
1) all those planned and systemic actions necessary to provide adequate confidence that
a product or service will satisfy given requierment system for quality (ISO 8402)
2) Management tool which, through the development of policies and establishment of
review procedures, aims to ensure that every exam or treatment in a radiology
departmen is necessary an appropriate to the medical problem.
3) A management system that gives control, predictability, and controlled improvement of
the production process (Chestnut, 1997)
Seperti yang telah diuraikan diatas konsep tentang mutu bahwa, dikatakan
bermutu bila memenuhi standar yang telah ditetapkan. Standar adalah langkah awal
penilaian kepatuhan proses kegiatan, penilaian kinerja, pengendalian organisasi.
Pada prinsipnya standar adalah suatu harapan mutu faktor input-proses-output
yang diinginkan yang di buat secara tertulis atau yang disepakati sebagai bagian dari
sistem pengawasan mutu (quality monitoring).
Standar diperlukan untuk kemudahan replikasi unit pelayanan/program, dalam organisasi, keluar
organisasi: lokal-regional-global, konsistensi estetis/brand image. Selain itu pada sektor swasta
standar dapat diartikan sebagai nilai profit meningkat, pada sektor pemerintah dapat berarti
mewujudkan good governance, meningkatkan daya responsif thd perubahan, pengendalian biaya
dan mengurangi inefisiensi.
3. Sejarah perkembangan jaminan mutu dan kendali mutu di bidang radiologi
Istilah Jaminan Mutu (QA) dan Kendali Mutu (QC) sudah dan sedang berkembang
dengan pesat sejak tahun 1980. Kedua terminology ini makin banyak di pakai dan
menjadi tidak asing lagi khususnya bagi unsur-unsur terkait yang menenerapkan
program penjaminan mutu di bidang imejing diagnostik.
Di Amerika Serikat, misalnya, Pemerintah Federal telah mempublikasikan sejuumlah
rekomendasi untuk Program-program Jaminan Mutu (QAP) bagi fasilitas-fasilitas
imejing diagnostik (Beureu of radiological Health, 1980). Selain itu, dalam rangka
mengawal atau membina mutu pelayanan imejing diagnostik bagi publik, salah suatu
agen regulator independen non-pemerintah terpercaya seperti The Joint Commision on
the Acreditation of Hospitals (JCAH) juga mempunyai reputasi yang handal dalam
memberikan rekomendasi-rekomendasi demi perbaikan mutu dan pelayanan prima bagi
masyarakat. Beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapore, dan
Thailand, belakangan ini juga telah mengikuti trend perkembangan ini dengan merujuk
system akreditasi Rumah Sakit mereka kepada JCHA demi perbaikan mutu untuk
menjamin kepercayaan pelanggan yang pada gilirannya akan meningkatkan
pemasukan (income) mereka. Meskipun, kebutuhan penjaminan mutu bagi pelayanan
kesehatan radiologi baru mulai populer bagi kalangan masyarakat Indonesia pada
umumnya, publikasi akan upaya perbaikan mutu untuk pelayanan kesehatan radiologi
sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini (BAPETEN dan
Depkes RI). Semua ini dilakukan tidak semata hanya untuk menghadapi era pasar
global pelayanan kesehatan radiologi tetapi lebih penting lagi adalah untuk telah
mempersiapan
Imejing (pencitraan) diagnostik adalah merupakan suatu proses multi langkah yang
mana melibatkan penggunaan teknologi modern untuk memperoleh dan menampilkan
sejumlah informasi tentang keadaan anatomi maupun kondisi fisiologi dari organ tubuh
pasien. Dalam upaya menyumbangkan citra diagnostik yang terbaik khususnya bila
proses multi langkah ini memanfaatkan sumber sinar pengion dari pesawat sinar-x dan
media screen/film sebagai perekam gambar, telah di pahami bahwa ada 2 faktor
utama (faktor manusia dan peralatan) yang turut berpengaruh terhadap variasi mutu
dari suatu citra diagnostic (Papp, 1998). Kedua factor ini perlu di kendalikan dengan
baik, dan apabila tidak dapat dikendalikan dengan sempurna maka akan berakibat
meningkatkan pengulangan-pengulangan ekposi radiasi yang juga dapat dipastikan
akan meningkatkan dosis pasien termasuk diadalamnya terjadi pemborosan biaya yang
dikeluarkan oleh unit pelaksana fungsional radiologi. Selain itu, hal yang lebih penting
sebagai akibat dari semua ini juga akan menurunkan tingkat akurasi dalam hal
intepretasi terhadap gambar (citra) yang dihasilkan. Dengan demikian, kualitas/mutu
diagnosa penyakit pasien semakin kurang terukur tingkat akuntabilitasnya bagi tindak
lanjut pengobatan.
Sebagaimana telah di diskusikan pada Bagian II, bahwa dengan melalui program
menejemen mutu diharapkan pengendalian dan minimalisasi dampak negatip dari
pengaruh kedua factor diatas dapat dilakukan.
Dewasa ini, untuk setiap departemen atau bagian yang ada di Rumah Sakit disyaratkan
untuk menyelenggarakan dan mengembangkan program-program yang ditujukan agar
dapat menjamin mutu pelayanan pasien dan dapat menjamin mutu menejemen pasien.
Terdapat dua area aktivitas utama dari menejemen mutu yang di disain sedemikian
rupa untuk meyakinkan bahwa pasien akan menerima suatu manfaat dari diagnosa
terbaik yang paling memungkinkan dengan dosis radiasi yang masih dibenarkan dan
konsekwensi pembiayaan yang minimum. Kedua area aktivitas dimaksud dasarnya
adalah diwujudkan dalam bentuk Program Jaminan Mutu (QAP) dan Program Kendali
Mutu (QCP) untuk x-ray imejing diagnostik.
Untuk mengenali secara lebih operasional tentang kedua program ini, pemahaman
tentang defenisi dan ruang lingkup dari aktifitas kedua program ini adalah sangat
diperlukan bagi praktisi di lapangan.
4. Definisi Jaminan mutu dan kendali mutu radiologi, Kedudukan dan peran dalam
manajemen mutu radiologi
a. Defenisi
JAMINAN MUTU (QA) adalah keseluruhan dari program menejemen (pengelolaan) yang
diselenggarakan guna menjamin pelayanan kesehatan radiologi prima dengan cara
pengumpulan data dan melakukan evaluasi secara sistematis (Papp, 1998).
Program Jaminan Mutu (QAP) x-ray imejing diagnostik lebih berkonsentrasi pada aspek
layanan kepada pasien (patient care) dan aspek yang berkaitan dengan interpretasi
gambar (image interpretation).
Perhatian-perhatian pasien diantaranya, terhadap penjadualan, penerimaan
resepsionis, dan persiapan pemeriksaan (misal: adakah pemeriksaan yang tepat
terjadual bagi pasien, adakah pasein mendapatkan instruksi yang benar sebelum
pemeriksan berlangsung, adakah barang-barang berharga pasien terjaga dengan baik
dan aman, atau adakah hasil-hasil laporan pemeriksaan sudah memadai atau tidak),
semua ini menjadi pertimbangan yang esensial dalam hubunganya dengan layanan
pasien dan menejemennya (patient care and management).
Selain itu, aspek yang berkaitan dengan interpretasi gambar (image interpretation) juga
menjadi pusat perhatian bagi pengguna jasa pelayanan x-ray imejing diagnostik (kolega
klinisi, pasien dan atau masyarakat). Hal-hal seperti: adakah kondisi penyakit pasien
sesuai dengan pembacaan doagnosis dari seorang ahli radiologi, adakah laporan
diagnosa radiologi, pendistribusian dan penyimpanan untuk kebutuhan evaluasi
selanjutnya dapat dipersiapkan dengan segera, dan adakah para klinisi dan pasien
mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan yang mana keseluruhannya adalah
berada dalam suatu model budaya kerja yang cepat dan terukur.
Suatu model formal berupa 10 langkah Program Jaminan Mutu (QAP) yang sering
dijadikan acuan oleh organisasi-organisasi kesehatan dan telah diadaptasikan untuk
kebutuhan pengorganisasian dan menejemen di bidang x-ray imejing diagnostik dalam
buku pelatihan ini adalah (JCAHO in Bushong, 2001) :
10-Steps QA Program
1 Pembagian tugas dan tanggungjawab pelaksana program Jaminan
Mutu (pembetukan QA Committe)
2 Menentukan lingkup dari layanan x-ray imejing diagnostik yang
dibutuhkan
3 Mengidentifikasi aspek-aspek dari layanan x-ray imejing diagnostik
yang perlu dipersiapkan
4 Mengidentifikasi dan menentukan outcomes yang ingin dicapai dan
dipertimbangkan turut berpengaruh terhadap aspek-aspek dari
layanan x-ray imejing diagnostik yang diberikan
5 Mengeluarkan batasan-batasan (standar) untuk ruang lingkup
penilaian (assesment)
6 Mengumpulkan dan mengorganisasi keseluruhan data (kualitatip
maupun kuantitatip)
7 Mengevaluasi keberhasilan pelayanan yang diberikan ketika
outcomes tercapai
8 Mengambil langkah korektip untuk memperbaiki mutu pelayanan
9 Mengevaluasi dan mendokumentasikan keseluruhan aksi/aktifitas
yang telah dilakukan
10 Mengkomunikasikan secara kontinyu informasi yang ada kepada
lingkup Organiasi QAP yang lebih luas
b. Peran, fungsi dan kedudukan Program Jaminan Mutu dalam Pelayanan Radiologi
Penjaminan kualitas dalam pelayanan radiologi dilaksanakan dengan program
yang diorganisasikan untuk meningkatkan pelayanan pasien melalui penilaian obyektif
pelayanan pasien dan koreksi terhadap masalah-masalah yang dapat teridentifikasi.
Hal ini merupakan suatu sistem menyeluruh yang memantau permintaan-permintaan
pemeriksaan oleh dokter pengirim, menegelola pemeriksaan yang diminta, dan
interpretasi akhir dari hasil pemeriksaan.
Penjaminan mutu dalam radiologi adalah area dimana secara tradisional
tanggung jawabnya ada pada radiolog, mereka menetapkan untuk kesesuaian
pemeriksaan radiologi dan ketepatan interpretasi hasil pemeriksaan. Ketika peran
radiolog menjadi berkurang dalam bidang administrasi bagian radiologi, sebagai
kompensasinya diserahkan perannya kepada administrator radiologi, radiolog
cenderung menjadi konsultas bagi para staf medik. Administrator radiologi bertanggung
jawab untuk merancang telaah kualitas dan menyusun program untuk memecahkan
adanya inefisiensi dan praktek-praktek yang tidak sesuai. Oleh karena itu Penjaminan
Kualitas dalam pelayanan radiologi harus mencakup :
1. Penjaminan bahwa pemeriksaan radiologi yang diminta sesuai dengan manajemen
masalah klinik dari pasien.
2. Penjaminan bahwa pemeriksaan radiologi dilaksanakan secara efisien untuk
memberikan informasi diagnostik yang maksimum dengan paparan radiasi yang
minimum
3. Penjaminan bahwa konsultasi radiologik diinterpretasi secara tepat.
Tujuan program penjaminan kualitas adalah mendeteksi perubahan-perubahan
dalam setiap faktor yang memperngaruhi radiograf dan pelayanan yang diberikan
bagian radiologi sebelum perubahan-perubahan diatas mengurangi mutu pelayanan
pasien. Program penjaminan kualitas menjamin kualitas radiograf dan pelayanan
radiologi, dengan paparan radiasi yang minimum. Biaya pelaksanaan program
penjaminan kulaitas harus minimum dibandingkan dengan manfaat bagi pasien dan
utilisasi waktu personel.
Dapat disimpulkan bahwa peran, fungsi ataupun kedudukan Program penjaminan
kualitas dalam pelayanan radiologi adalah :
1) Mendefinisikan lebih jauh komitmen pelayanan radiologi terhadap program
penjaminan kulitas secara komprehensif
2) Mendorong dan menjaga peningkatan dalam kualitas pelayanan radiologi dan
performa personel agar selalu bersikap dan bertidak biaya efektif
3) Menjamin bahwa persyaratan yang berhubungan dengan penjaminan kualitas rumah
sakit dapat dilaksanakan oleh pelayanan radiologi
4) Menjamin komunikasi dan pelaporan diantara personel-personel radiologi
5) Mendefinisikan tujuan dan sasaran manajemen