Anda di halaman 1dari 12
? entang PENCEGAHAN DAN P PEMBERANTAGAN MAKGSGIA re] Biro Hukum Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat Memimbang Mengingat a b. @ TURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2001 NTANG BERANTASAN MAKSIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATI RA BARAT ‘bahwa Propinsi Sumatera Barat sebagai Daerah yang memiliki falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabutlah perlu dijaga dan diestarikan nilai- + nilainya kedalam tatanan norma kehidupan masyaralat; bahwa péajabaran norma yang dimaksud huruf a diwujudkan dalam upaya pencegahan dan pemberamtasan maksiat! balwa berbagai bentuk perbuetan maksiat cenderung meresehken dan menggangge stabilitas Kehidupan masyarakat, sehingga dapat merusak norma- norma agama, adat dan peraturan perundang-undangan yang berlaku buhwa untuk mengujudkan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan iatas, perlu diawur pencegahan dan pemberantasan maksiat dengan Peraturan Daerah. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Hukum Pidana (KUMP) (livmumakan pada tanggat 26 Pebruari 1946); Undang-undang No. 61 Tahun 1958, tentang Pembentukan Deerah-daerahy Swatantra Tingkat | Sumatera Barat, Jambi dan Riau jo. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1979; Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981, tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) (Lembarai Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209}; Undang-undang Nomor 23 Tabun (992, tentang Keschatan (Lembaran Negara ‘Tabun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495), Undang-uncang Nomor 5 Tabun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara ‘Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3671); Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara ‘Tahua 1997 Nomor 67, Tambahen Lembaran Negara Nomor 3698); Unéargeundang Nomor 24 Tahun 1997, fentang Penyiaran; ‘Undeng-undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintah Daerah (Lemba- ran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839}; Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999, tentang Pokok-pokok Pers ( Lembaran eyora Tahun 1999 Nonior 166, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3887); 10. Peraturian Pemeriniah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Keordinasi Kegiatan Instansi Vertikat di Daerah (Lembaran Negara Tahun [988 Nomor 10, Tambe: nan Lembaran Negarn Nomor 3373); 11, Peraturaa Pomer:ntah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemesintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negera Tehun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 12. Keputusan Presiden Nomor 44 Tabun 1999 tentang Tekniis Penyusunan Peratu- ran Perundang-undangen dan Bentuk Rancangan Peraturan Pemerinth dan Ran cangan Keputusan Presiden; 13. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 9 Tahun 2000 tentang Ketentuan Pokok Pemerintahan Nagar ILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT MEMUTUSEKAN ATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN MAKSIAT Monetpken BABE ENTUAN UMUM, Pasal 1 Dalam Peraturan Deereh ini yang éimaksud dengan a, Daerah adalah Propinsi Sumatera Barat, b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Sumiters Sarat; ©. Gubernur adalah Guberaur Sumatera Barat; 4. Maksiat adalah setiap tindakan yang merusak sendi-sendi kehidupan sosial kemasyaraketan dan melanggar norma-noma agama dan adat, baik yang telah diatur oleh Peratwan Perundang-undangan atau belum; ¢. Perainaan adalah tubungan seksual dilvar ikatan pemikahan, baik dilakukan dengan suka same suka, maupun secara paksa oleh salah satu pihak deryan adanya pemberian atau jonji pemberian, baik dilakukan oleh yang berlainan jenis kelumin atav sam: {. Perjudian adalah segata tindakan atau perbuatan untuk mendapatkan keuntungan bergantung pada peruntungan belaka atau segala permainan dengan memakai twang danatau benda danetau sejenisnya sebagai taruhan atau menjanjikan mmasuk pembelien kupon untuk mendnpatkan atau memenangkan svaty permainaa, : Minuman esas adalah minuman yang mengandung alkcho! danfataw seule an yang dapat memabukkan schingga mengganggu metabolisme gganggu akal schat Psikoiroprka dan zat adiitiC lainaya adalat zat atau obat yang, berasal dani tanaman atau bukun tarzan baik sintetis maaupun sem: sine yang dapat menyebabkan penurunan ateu perubahan kesadaran, hulangnya rasa, pai menghilangkan rasa ayeri, dan dapat menimbulkan ‘gantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan schagamana terlampir dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang-nndang Nomor 22 Taln 1997 tentang Narkotik 1. Penerbitan dan Penyiaran yang merangsang untuk berbuat maksiat adalah, ponerbiton dan penziaran yang menyajikan cerita, gambar, poster Jun sioran berbentuk pomo dan pornografi yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan adit BABII 1G LINGKUP DAN TUJUAN RUA Pasal 2 () Ruang fingkup pencegnhan gan pemberantasan maksiat dalain Percturan Daerah ini adalah segala bentuk kegiatan dan/a(au perbuatan yang berhubungan dengan maksiat, (2) Keginian darvatan perbuatan maksiat scbagaimana dimaksud ayat (1) dalam segala bentuk perzinaan dan (indaken yang mengatah perzinaan, peyjudian, minuman Keras, penyaleh gunaun narkotika serta obet-obat terlarang dan segala bentuk penyiaran dan tayangan porno dan pomograti, (3) Dalam ha! kegiatan danlatau perbuaian msksiat sebagaimana dimaksud ayat (2) clah diatur oleh ketentuan Peraturan Pérundang-undangan yang lebih tinggi ngkatannya make segala bentuk akibat hukum yang ditimbulkannya termasuk anearman hukumannya tundok pada ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang lobih tinggi Pasal 3 yaturan peneegaha: dan pemberantasan maksiat ini bertujuan uniak 2. Menevapkan prinsip dan filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitebulleh b. Melindung! masyarakat terhadap adanya berbagai bentuk keyiatan danfatau hukum yang optimal terhadap ketentuan Peraturan ng-undangan yang berhubungan dengan kegiatan dan/atau perbuatan maksiat yang terjad 4d. Meningkalkan peran seria masyerakai dalam menesgah dan memberaintas terjadinya sertn meluasnya perbuntan maksiat. Pasal 4 Pengatoran pencegahan dan pemberuntasan serta segala bentuk perbuatan maksiat Jninaya njut dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Ki BABI |AHAN DAN PEMBERANTASAN MAKSIAT Bagian Pertama Perzinaan Pasal 5 (1) Setiap orang, pribs ii maupun kelompok dilarang metakukan tindakan perzinaen; (2) Setiap orang, ba pribadi maupun kelompok, dilarang melakukan tindakan yang inya perzinaan dan tindakan yang merangsang naisu birahi san dengan gerakan dan/atau tidak menutupi bagian tubuh yang ditarang oleh norma agama dan adat; (8) Setiap orang, baik pribadi maupun Kelompok, dilarang melakukan tindaken yang merangseng na‘su birahi melalui tulisen, gambar, dan narasi dan dalam bentuk lainnye, Pasal 6 Setiap orang, pribadi maupun elompok dilarang menjadi pelindung dalnn bentuk apapen terhadap kegiatan perzinaan, balk oknum aparatursipil/militer maugun mereka yang membesikan kesemparan vntwk perzinean, Bogion Kedua Perjusian Pasal 7 ap orang, pribadi maupun kelompok dilarang membiarkan tempat usehanya vnc perfucian dan/atay menyediakan tempat perjudian, yang mengakibatican racloasnye perbuatan perjuciian, Pasal § sekelompok orang dilarang melakukan tindakan ataw idian, baik sebagai pemain maupun membanty terjadi- Aevlibat dalam satu per nya pesjudian; (2) Setiap orang éan/atau wekefompok orang dilarang menggunakan tempat usahaftempat zinggal scbagai tempat perjudian, Pasal 9 (1). Seniap orang, pribadi maupun kelompok dilarang menjadi pelindung dalam bontuk apapun ieshadap kegiatan perjudian, baik oknurn apatur sipil/militer maupun mereka yang snemberikan kesempatan untuk perjudian; (2)" Setiap orang, peibaci maupon kelompok dilarang memberitan iain porjudian cengan nama, bentuk dan cork: apapun Pasal 10 melakukan kopiatan yang berhubungan dengan perjudian, in apepu, Setinp orang dllara sebagai pesmaingn alau kesenangan dengin Bagian Ketiga Minuman Keras, Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obat terlarang, Pasal 11 (2) Setiap orang, pribadi maupun kelompok berkewajiban mencegah peredaran dan penyebarluasan minvmnan keras, menyalahgunakan narkotiks, psikotropika dan zat ediktif ainnya ; @) Sctias orang, prcbadi maupun ketompok berkewajiban mencesah terjadinya Ferbuatan meminum minuman eras, penyalahgunaan narkotika, psikotropika san zat adikti lainnya, Pasal 12 U1) Scitap orang, pribadi maupen kelompok dilarang meracik, memproduksi, menyimpen, meajual/memperdagengkan/menyalurkan, dan memberikan ‘minuman keras kepada seseorang; (2) Pemakaien atau penggunaan mintiman keras hanya dibolehkan untuk Kepentingan medis alas resep yang diberikan oleh dokter; Pasal 13 (1) Satiap orang, pribsdi maupun kelompok dilarang meracik memproduiks mengadekan, memakai, menyimpan, membawa, membua ‘menjuai/memperdagangkan dan meniggunakan narkotika dan Psikotropika, dan zat adiktiflainnya sebagaimana dimaksud dalam Poraturan Perundang- turdangan, tanpa sevzin pejabat berwenang; (2) Setiap orang, pribadi maupun kelompok dilarang menanam tanamn yang dapat dijadikan bahan pembuatan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. ata sejenisnya; (3). Setinp orang, pribadi maupun kelompok dilarang memberikan izin pengederan minuman keras, peayalahgunan narkotika dan psikotropike serta zat adikeil fainnya dalam bentuk dan corak apapun. Pasal 14 Setiap orang, pribadi maupun kelompok dilarang menjadi pelindung datam beat apapus terhadap kegiatan meminui minunian Keras, menyalahgunakan narkotike den obat-obat tertarang, bais oknum aparatuc sipil/militer maupun mereka yang ‘memberikon kesompatan watuk keyiatan dimaksud, Bagian Keerpat Penerbitan Dan Penyiaran Yang Merangsang Untuk Berbuat Maksiat Pasal 15 Setiap penanggung jawab dawatau pemimpin lembage/InstansifInstitusi baik pemerintah maupun swasta, ataupun perorangan yang dalam bidang kegiatannya kut menerbitkan dan menyiarkan serta meedarkan media massa cetak dan clektronik, dilarang menyajikan cerita, gambar, poster dan siaran yang bertentangan dengan nilai-nitat agsma den adat serta merangsang perbuatan maksiat BABIV PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 16 (1) eran serta masyarakat dalam pencegahan maksiat merupakan hak dan tengung Jawab masyarakat untul iku mewyjudkan kehidupen yang bebas maksiat; (2) Wajud pevan serte masyaraka cepat berupa kewa)iban untuk melaporkan kepada pejabat yang berwenang terdekat dari tempat kejadian, apabila mengetahu diduga adanya perduatan maksiat, (3). Jika pelaku perduatan maksiattertangkap tangan oleh warga masyarakat, maka warge masyarakat wajib menyerahkannya kepada pajabat berwenang terdekat dari tempat kejadian, (4). Pejabar yang berwenang wajib memberikan jaminan keamanan dan perlindungn ‘kepada pelepor sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) Pasal ini; (3) Warga masyaraket dapat menyatakan keberatan dan perpyataan tidak puas atas clalaian atau keterlambatan Pejabat yang berwenang dalam memberikan jaminen dan perlindengan kepada pelapor, Tata cara poran seria masyasakat dalam pencegahan maksiat diatur lebih Tanjut dilam Peraturan Daerah kabupaten/Kota, o Pasai 17 Seuap orang, pribadi maupun kelompok mempunyai kewajiban melakukan tindakan percegahan dan pemberantasan terhadap perbuatan maksiat, berupa a Pevingatan kepada setinp orang agar tidale melakuksan tindakan makstat, © Mencegah dibukanya Jokasi-lokast atau tempat-lempat yang digunaken untuk. perbuatan maksi ©. Melsporkan kepada perangkat Pemerintah Nagari/Kelurahan, Rukun Warga (RW} dan/atou Rulsun Tetangga (RT) apabila terjadi maksiat Pasal 18. (1) Perangkat Pemerintahan sebagnimana dimaksud Pasal 17 huruf c setclah menesi= me laporan, segera menindak fanjuti laporan warga kepada pihak Kepolisian atau aparat penegak hukum lainnya yang terdekat; (2) Payabat yang menesima laporan dari warga masyarakat melafui Perangkat Pemerintah tentang terjadinya perbuatan maksiat, wajib melakukan penindakan; (3), Kelalefain dalam melakukan penindakan sebagainiana dimaksud ayat (2) pasel ini Dapet dimintakan pertanggung jawabannya berdasarkan Peraturian Perundang undangan yang berfaku: (4), Setigp orang, pribadi maupun kelompok dilarang memberikan izin tempat, sarena ‘ay presarana unis tindakan maksiat danfatau tindakan yang mengarah kepada smaksins, dalam bentuk dan corak apapan, Pasal 19 {nstansi yang berwenang dapat memberikan penghargaan kepada masyarakat dan/atati lembaye/badan/instansi yang telah berjasn dalam membantn upaya pencegahan maksiat BABY PENGAWASAN DAN PEMBINAAN Pasal 20 Pemeriniah Daerah melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap segale kegistan yang bethubungan dengan pencegahan dan pemberantasan maksiat; Pagal 21 Pengawasan dan Penbinaan sebagaimana dinvaksud Pasal 20 diarahkan untuk 8. Meneegah dan memberantas terjadinya dan meluasnya perbuaran maksiat, b. Melindungi’mazyerakat dari segala kemungkinan kejadian yang dapat menimbulkan gangguan daiatau baheya atas meluasnya perbuatan maksia ©. Meneegah generasi muda terlibat dalam Kegiatan perbuatan maksiat, BAB VE KETENTUAN SANKSI Pagal 22 U), Pelanggaran terhadap ketentuan sebegaimana dimaksud dala BAB Wl Peraturan Duerai ini dapat diancam sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku (2, Pojadat berwenang yang ‘alai dalam menindak lanjuti laporan arggote masyarakat tentang tindaken maksiat, dapat dikenai sanks! administratif sesuai peraturan perundang-andangan yang berlaku. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Hal-hal yong belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur Pasal 24 Peratysan Daerah ini mutai berlake pods tanggal diundangian, setiap orang mengetshuinya, memerintahkan pengundangan Peraiuran Daerah ani yan penempataasnya embaran Daerah Propinsi Sumatera Barat Ditetapkan di Padang. dn tanggal ~ 24, Yopember. 2001 a LEMBARAN DAERAH PROPINS] SUMATERA BARAT TAHUN 2001, NOMOR .. 36. PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINS! SUMATERA BARAT NOMOR .. TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERTANTASAN MAKSLA’ MUM Pencegehan dan pembernatasan maksiat yang dister dalam Peratuan Daerah ini meneakun berbagal upeya untuk membendung marakoya perbuatan-perbuatan munkar yang sekarang sexing stsebur dengan Penyakit Masyarakat, Perbuatan maksiat di daerah ini sudeh mulai meresahian masyarakar dan menggang dan telah merasak, u Keharmonisan hidup berkeluarga, bernmasyar endi-sendi Kekidupan masyarakat Minangkabau yang berbasis kepada Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabuliah, Bila hol ini tidak segera dilakukan pencegahannya, dikhawatirkan generasi mendatang akan kehilangan budaya : Syurak mangato, Adat maimakai, Alan trkembang Jari guru, yang s ic Lama kita junjony tinggi. Jusira ite (aj utema dari dari Peraturan Daerah ini adalah untuk memperbaiki kerusckan morat Masyerakat pads umumaya dan generast penerus di doerah ini Khususnya. Justra itu peloksanaan Pomturan Daerah ini, selalu mengacu kepada ajaran agams, norma-norma adat serta Peraturan beriaku, sehingga Kerusekan moval akibat dar Perundang-undangan yau Dderbagay bentuk perbiiatan maksiat segera teratasi PASAL DEMI PASAL Pasal |» nmufa sdf Cukup jelas. huref gy Minuman keras dengan kadar alkoho! diatas 5% (lima persen) uruf h dan i Culkup jelas. Pasal 2: ayat (1) Cokup jelas ayat (2) Perbuatan maksiat sangat luas sekali, yaitu semua tindakan dan perbua.an yang melanagar ajaran agama, norma adat dan keten- ‘wan Perundang-undangan yang berlaku. Namun pada PERDA ini hanya sebaias apa yang disebut pada fasal 1, herutd. ayei (3) Curkup jelas. Pacal3burua,b,e,dan ad Culupjetas Peat Coup jets yoc(N,2hdan (3) Cu eos Pasal 6 Cokup jetas Pusat Cokup elas sel 8 ayat(),(2) (3) don (4) Culcup jl Pasot 9 ayay (1) an (2) Citup jos Polit Cokup elas Psa 11 -2yai (1) don (2) Cukup jas os 12. ayat (1) can (2) Cukup elas : 1S oral (1,2) an) Cakup je Past Cup elas, eat Cabupjehs =yat 1). (2 (9), (5) hn (6) Cakes Fran a,b, cane Cakup jlas a (@), dan (@) 0 Cokup jos Yoel BE tata, don 6 Coke jes Pas 22 ay (1 dan (2) Cok juts Yasl Cuiup jas Pual 2 Cukup jes

Anda mungkin juga menyukai