Anda di halaman 1dari 12

MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP

DI KABUPATEN DEMAK PADA 2014

Sutarsih

Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jalan Elang Raya Nomor 1, Mangunharjo, Tembalang, Semarang
Pos-el: sutabinde1@yahoo.com

Abstract

Research Indonesian junior learning conditions in Kabupaten Demak is research to


describe the state of Indonesian junior learning activities in Demak. The purpose of this
study is to formulate the learning material presented by the Indonesian junior high teacher
in Demak. The data in this study is the learning material presented Indonesian junior high
teacher in Demak. In addition to the researchers themselves as instruments of data
collection, the researcher equip themselves with instruments such as questionnaires and
observation guidelines to capture the overall situation of the study. Analysis of the data used
for the second stage of data capture. The results obtained are there some researchers
Indonesian materials are easily taught to students because it is controlled by the teacher
and there are some tough Indonesian material taught to students because it is less
controlled by the teacher.
Keywords: lesson, learning, Indonesian, and teachers

Abstrak

Penelitian kondisi pembelajaran Bahasa Indonesia SMP di Kabupaten Demak adalah


penelitian untuk menggambarkan keadaan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia SMP di
Kabupaten Demak. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru Bahasa Indonesia SMP di Kabupaten Demak. Data dalam penelitian
ini adalah materi pembelajaran yang disampaikan guru Bahasa Indonesia SMP di kabupaten
tersebut. Selain peneliti yang bertindak sebagai instrumen pengumpulan data, peneliti
membekali diri dengan instrumen berupa angket dan pedoman obsevasi untuk menangkap
keseluruhan situasi penelitian. Analisis data digunakan untuk menjaring data tahap kedua.
Hasil yang diperoleh adalah adanya beberapa materi Bahasa Indonesia yang mudah
diajarkan kepada siswa karena dikuasai oleh guru dan ada beberapa materi Bahasa Indonesia
yang sulit diajarkan kepada siswa karena kurang dikuasai oleh guru.
Kata kunci: materi, pembelajaran, bahasa Indonesia, guru

melalui penemuan dan proses berpikirnya


Naskah diterima : 5 Februari 2016 sehingga peserta didik menjadi pasif.
Naskah disetujui : 25 Maret 2016 Kurikulum 2013 merupakan salah satu
contoh inovasi pembelajaran. Akan
1. Pendahuluan tetapi, penerapan Kurikulum 2013
Trianto (2007:1) menyatakan bahwa tersebut tidak merata. Hanya beberapa
proses pembelajaran hingga saat ini sekolah di kelas tertentu saja yang
masih didominasi guru dan tidak ditunjuk oleh dinas pendidikan sebagai
memberikan akses bagi peserta didik
untuk berkembang secara mandiri

Sutarsih: Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP di… 63


sekolah percontohan di setiap kecamatan Indonesia di Sekolah Dasar (Penelitian
menerapkan kurikum tersebut, termasuk Tindakan Kelas)”. Sutarsih dkk. (2011)
sekolah menengah pertama (SMP) di membuat penelitian berjudul “Kondisi
Kabupaten Demak. Pembelajaran Bahasa Indonesia Tingkat
Namun, ada kabar yang menyatakan SMA di Kabupaten Tegal”.
bahwa pelaksanaan kegiatan pem- Dalam penelitiannya, Siswandi
belajaran, khususnya bidang studi Bahasa merumuskan bahwa pada mata pelajaran
Indonesia SMP di Kabupaten Demak Bahasa Indonesia di SD, guru sering
tidak sesuai dengan Kurikulum 2013. menemukan kesulitan membelajarkan
Selain itu, guru yang mengajar Bahasa siswa agar mampu berbicara untuk
Indonesia tidak seluruhnya merupakan mengemukakan pendapat atau bertanya.
lulusan Bahasa dan/atau Sastra Indonesia. Penelitian tersebut mencoba memecah-
Guru yang mengajar tersebut kabarnya kan masalah melalui penelitian tindakan
belum semua memperoleh pelatihan kelas di kelas 6A SD Tarakanita 2 Jakarta
Kurikulum 2013 dan memiliki prestasi dengan metode diskusi panel. Setelah
gemilang berkaitan dengan profesinya. melakukan lima kali putaran kegiatan
Dari sisi siswa, dikabarkan bahwa dengan penyempurnaan pada setiap
mereka menjadi capek karena terlalu putaran, penelitian itu membuktikan
banyak tugas yang diberikan. Mereka bahwa diskusi panel dapat meningkatkan
juga tidak memiliki kebebasan keberanian dan ke-terampilan siswa
berekspresi dan berinteraksi dengan guru dalam menyampaikan pendapat,
atau berpartisipasi aktif dalam mengajukan pertanyaan, dan
pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, menyampaikan saran. Dalam penelitian
mereka mengalami kesulitan memahami itu, ia menyarankan agar guru
materi pelajaran karena tidak memiliki menerapkan metode diskusi panel dalam
buku yang memuat materi sesuai dengan mengatasi masalah kemampuan siswa
Kurikulum 2013. Dengan demikian, perlu berkomunikasi. Meskipun penelitian
kajian secara khusus untuk mengetahui Siswandi (2006) dan penelitian ini sama-
kondisi pembelajaran Bahasa Indonesia sama meneliti soal pembelajaran, tetapi
SMP di Kabupaten Demak pada 2014. fokus penelitian keduanya berbeda.
Oleh karena itu, rumusan permasalahan Penelitian Siswandi (2006) berfokus pada
ini mengenai materi pembelajaran yang peserta didik, sedangkan penelitian ini
disampaikan oleh guru Bahasa Indonesia berfokus pada guru.
SMP di Kabupaten Demak. Tujuan Penelitian terdahulu lainnya adalah
penelitian ini adalah merumuskan materi penelitian yang dilakukan Sutarsih
pembelajaran yang disampaikan oleh (2011), berjudul “Kondisi Pembelajaran
guru Bahasa Indonesia SMP di Bahasa Indonesia Tingkat SMA di
Kabupaten Demak tersebut. Kabupaten dan Kota Tegal”. Dalam
Ada beberapa hasil penelitian yang penelitian tersebut disimpulkan bahwa
melandasi penelitian ini. Hasil penelitian guru Bahasa Indonesia di Kabupaten
yang dimaksud berupa penelitian Batang kebanyakan adalah lulusan
terdahulu yang mengkaji masalah kondisi sarjana (S-1) Pendidikan Bahasa
pembelajaran. Penelitian kondisi Indonesia. Akan tetapi, ada satu orang
pembelajaran yang pernah dilakukan di guru yang lulusan Sastra Indonesia dan
antaranya oleh Siswandi (2006) dan menempuh pendidikan Akta IV dan ada
Sutarsih dkk. (2011). Siswandi (2006) juga satu orang guru yang lulusan
membuat penelitian berjudul pascasarjana (S-2) Pendidikan Bahasa
“Meningkatkan Keterampilan Ber- Indonesia. Dengan demikian, bisa
komunikasi melalui Metode Diskusi dikatakan bahwa ditinjau dari latar
Panel dalam Mata Pelajaran Bahasa belakang pendidikan, para guru Bahasa

64 Madah, Volume 7, Nomor 1, Edisi April 2016:63—74


Indonesia SMA di Kabupaten Batang materi ajar yang sering/jarang diajarkan,
sesuai dengan kompetensi guru Bahasa materi ajar yang dikuasai/tidak dikuasi,
Indonesia sebagai tugas yang mereka dan materi ajar yang paling mudah/paling
emban. Namun, ada permasalahan yang sulit diajarkan.
dihadapi guru Bahasa Indonesia SMA
Kabupaten Batang berkenaan dengan 2. Hasil dan Pembahasan
sarana dan prasarana pembelajaran 2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia
(termasuk kurikulum KTSP yang Berdasarkan kurikulum selama ini
digunakan dan peningkatan mutu serta yang selalu memperhatikan adanya
keterampilan guru) yang minim. Kondisi pembelajaran kemampuan berbahasa dan
itu berbeda dengan penelitian yang kemampuan bersastra, teks dalam
sedang dikaji ini. Guru yang mengajar Kurikulum 2013 dapat juga dibedakan
Bahasa Indonesia SMP di Kabupaten antara teks sastra dan teks nonsastra.
Demak memiliki latar pendidikan yang Berdasarkan kajian kompetensi dasar
berbeda-beda. Atas dasar itulah pada Kurikulum 2013 di SMP/MTs.
dipandang perlu adanya penelitian ini. (Kemendikbud, 2013b) pada mata
Teori yang dipergunakan dalam pelajaran Bahasa Indonesia ditemukan 14
penelitian ini meliputi pembelajaran teks yang meliputi 3 teks sastra (23%)
Bahasa Indonesia dan guru Bahasa dan 11 teks nonsastra (77%). Temuan ini
Indonesia SMP. Teori pembelajaran berbeda dengan apa yang disampaikan
Bahasa Indonesia meliputi teori oleh Mahsun (Kompas, 27 Februari 2013)
pembelajaran yang sesuai dengan yang menyatakan bahwa di jenjang SD
Kurikulum 2013 yang dicoba untuk ada sebanyak 30 jenis teks, SMP 45 jenis
diterapkan pada 2014 dan hakikat teks, dan SMA 60 jenis teks. Temuan ini
pembelajarannya. juga menunjukkan bahwa penyusunan
Data dalam penelitian ini adalah Kurikulum 2013 tidak memperhatikan
materi pembelajaran yang disampaikan perbandingan antara teks sastra dengan
guru Bahasa Indonesia SMP di nonsastra. Antarjenjang sekolah tidak ada
Kabupaten Demak. Materi pembelajaran persamaan perbandingan.
yang disampaikan berdasarkan yang Terkait dengan pola yang harus
paling sering diajarkan, paling jarang diintegrasikan dalam implementasi
dilakukan, paling dikuasai, dan paling Kurikulum 2013, ada tiga aspek utama
tidak dikuasai guru dalam pembelajaran dalam implementasi Kurikulum 2013,
Bahasa Indonesia. Selain peneliti sebagai yakni: (1) perubahan mindset,
instrumen pengumpulan data (Sugiyono (2) keterampilan dan kompetensi guru,
2008:307), peneliti membekali diri (3) kepemimpinan, kultur, dan
dengan instrumen berupa angket dan manajemen sekolah (Rohmadi, 2013:1).
pedoman obsevasi untuk menangkap Pembelajaran dapat diartikan sebagai
keseluruhan situasi penelitian. Angket setiap upaya yang sistematik dan
tersebut merupakan angket terbuka terdiri disengaja untuk menciptakan kondisi
atas identitas, daftar isian angket, dan agar kegiatan pembelajaran dapat
daftar pertanyaan. Kedua angket tersebut berjalan secara efektif dan efisien.
situasi awalnya dibagi menjadi tiga Kegiatan pembelajaran tersebut tidak
bagian yaitu, identitas, daftar isian dapat lepas dari interaksi antara sumber
angket, dan pertanyaan. belajar dan warga belajar sehingga untuk
Analisis data dilakukan untuk melaksanakan interaksi diperlukan
menemukan data situasi pembelajaran berbagai cara dalam pelaksanaannya.
yang telah dilakukan guru. Data berupa Interaksi dalam pembelajaran dapat
pengelompokan Guru Bahasa Indonesia diciptakan interaksi satu arah, dua arah,
SMP Kabupaten Demak berdasarkan atau banyak arah. Untuk masing-masing

Sutarsih: Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP di… 65


jenis interaksi tersebut, jelas diperlukan yang meliputi bidang ilmu sosial, agama,
berbagai metode yang tepat sehingga matematika, pengetahuan alam, dan
tujuan akhir pembelajaran dapat tercapai. budaya. Oleh karena itu, materi
Materi pembelajaran tidak hanya pembelajaran Bahasa Indonesia harus
tersusun atas hal-hal sederhana yang disusun dengan bahasa yang mudah
bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi dipahami oleh siswa sesuai dengan
juga tersusun atas materi yang kompleks tingkat kemampuan berpikirnya dan
dan memerlukan analisis, aplikasi, serta santun. Dengan demikian, bahasa yang
sintesis. Untuk itu, guru harus bijaksana dipergunakan dalam materi pembelajaran
dalam menentukan suatu model yang Bahasa Indonesia merupakan bahasa
sesuai diterapkan dalam kelas. Hal yang Indonesia yang memenuhi syarat baik
dipertimbangkan dalam memilih model dan benar. Bahasa Indonesia yang baik
adalah tujuan pembelajaran, sifat materi adalah bahasa Indonesia yang sesuai
pelajaran, ketersediaan fasilitas, kondisi dengan kaidah bahasa Indonesia. Bahasa
peserta didik, dan alokasi waktu yang Indonesia yang benar adalah bahasa
tersedia sehingga proses belajar mengajar Indonesia yang sesuai dengan kondisi
dapat berlangsung sesuai harapan dengan sosial, budaya, dan keilmuan.
memperhatikan ciri-ciri model
pembelajaran yang baik (Departemen 2.2 Guru Bahasa Indonesia
Pendidikan Nasional 2009) sebagai Guru merupakan salah satu
berikut. komponen dalam proses belajar mengajar
1) Adanya keterlibatan intelektual– yang ikut berperan dalam usaha
emosional peserta didik melalui pembentukan sumber daya manusia yang
kegiatan mengalami, menganalisis, potensial dalam bidang pembangunan.
berbuat, dan pembentukan sikap. Oleh karena itu, guru harus berperan aktif
2) Adanya keikutsertaan peserta didik dalam menempatkan kedudukannya
secara aktif dan kreatif selama sebagai tenaga profesional sesuai dengan
pelaksanaan model pembelajaran. tuntutan masyarakat. Guru termasuk
3) Guru bertindak sebagai fasilitator, pekerjaan profesional karena tidak semua
koordinator, mediator, dan motivator orang mampu menjadi guru. Selain itu,
kegiatan belajar peserta didik. guru bukanlah pekerjaan yang terbentuk
4) Penggunaan berbagai metode, alat, secara alami saja, melainkan dipersiapkan
dan media pembelajaran. melalui proses, yaitu proses pendidikan.
Berdasarkan teori tersebut dapat Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun
disimpulkan bahwa materi pembelajaran 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bahasa Indonesia harus memuat aspek Bab I, Pasal 1, Ayat 6, yang dimaksud
mental dan emosional siswa agar menjadi dengan pendidik adalah tenaga
manusia yang cerdas secara mental dan kependidikan yang berkualitas sebagai
emosional. Dengan demikian, materi guru yang sesuai dengan kekhususannya,
pembelajaran Bahasa Indonesia harus serta berpartisipasi dalam menyeleng-
secara komprehensif dan menyeluruh garakan pendidikan (2003:2). Pidarta
sehingga memenuhi aspek mental, (1997:264) menyatakan pendidik
emosional, dan intelektual siswa. Materi mempunyai dua arti. Dalam arti yang
pembelajaran Bahasa Indonesia luas, pendidik adalah semua orang yang
hendaknya disusun tidak melulu berupa berkewajiban membina anak-anak
teori kebahasaan dan kesastraan saja, sebelum mereka dewasa menerima
tetapi dapat memuat materi lain yang pembinaan dari orang-orang dewasa agar
merupakan lintas ilmu dan budaya. mereka tumbuh dan berkembang secara
Materi pembelajaran Bahasa Indonesia wajar. Orang-orang yang dimaksud
yang baik adalah materi pembelajaran berkewajiban membina anak secara

66 Madah, Volume 7, Nomor 1, Edisi April 2016:63—74


alamiah adalah orang tua mereka masing- atau kecakapan yang memenuhi standar
masing, warga masyarakat, dan tokoh- mutu atau norma tertentu serta
tokohnya. Adapun pendidik dalam arti memerlukan pendidikan profesi”.
sempit adalah orang-orang yang Pendidik profesi itu dalam UU Nomor
disiapkan dengan sengaja untuk menjadi 20 Tahun 2003 penjelasan Pasal 15
guru atau dosen. Kedua jenis pendidik ini dikatakan bahwa “pendidikan profesi
diberi pelajaran tentang pendidikan merupakan pendidikan tinggi setelah
dalam waktu relatif lama agar mereka program sarjana yang mempersiapkan
menguasai ilmu itu dan terampil peserta didik untuk memiliki pekerjaan
melaksanakannya di lapangan. Dengan dengan persyaratan keahlian tertentu
demikian, guru Bahasa Indonesia adalah (Prayitno, 2009:453).
orang yang dengan sengaja mengikuti Berdasarkan teori tersebut diketahui
pendidikan keguruan jurusan Bahasa bahwa guru Bahasa Indonesia adalah
Indonesia. Mereka mengenyam guru yang mengajar bidang studi Bahasa
pendidikan dalam kurun waktu tertentu Indonesia. Guru Bahasa Indonesia
untuk memperoleh gelar profesinya. seharusnya merupakan lulusan dari
Menurut Satmoko (2000:17), perguruan tinggi dengan latar belakang
pendidik harus memiliki hikmah pendidikan formal Bahasa Indonesia,
kebijaksaan kependidikan yang antara Sastra Indonesia, atau Bahasa dan Sastra
lain menyangkut tentang pandangannya Indonesia. Hal lainnya yang harus
terhadap hakikat manusia dengan segala dipenuhi sebagai guru Bahasa Indonesia
dimensinya. Pendidik juga harus adalah lulusan dari perguruan tinggi
membina tumbuh kembangnya peserta bidang kependidikan atau memperoleh
didik sesuai dengan kodrat, harkat, dan sertifikat mengajar yang dibuktikan
martabatnya sehingga menjadi manusia dengan kepemilikan Akta IV (Akta
yang serasi selaras dengan diri sendiri Mengajar).
dan lingkungannya. Oleh karena itu, Guru Bahasa Indonesia SMP adalah
pendidik harus mengenali dan memahami guru bidang studi, yang artinya memang
karakteristik anak didiknya sebagai khusus mempelajari dan mengajarkan
individu-individu yang unik, individu- bahasa dan sastra Indonesia di SMP.
individu yang memiliki latar belakang Andai pun guru tersebut merangkap
ekonomi dan budaya berbeda, potensi mengajarkan bidang studi lainnya atau
minat dan bakat berbeda, dan kondisi merangkap mengajar di jenjang
fisik yang berbeda pula. Selain itu, pendidikan lainnya tidak masalah. Yang
pendidik harus mampu menggali potensi terpenting adalah bahwa guru tersebut
dasar yang dimiliki oleh anak didiknya secara sah tercatat sebagai guru Bahasa
dan mengasah potensi yang dimiliki oleh Indonesia SMP di Kabupaten Demak
anak didiknya itu sehingga terangkat dibuktikan dengan surat keputusan (SK)
harkat dan martabatnya. mengajar yang ditandatangani dan
Ada banyak referensi yang disyahkan oleh pejabat yang berwenang.
menjelaskan tentang profesionalitas dan Oleh karena itu, guru Bahasa Indonesia
ciri-cirinya. Undang-undang Nomor 20 SMP harus benar-benar menguasai materi
Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 menyatakan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk siswa
“pendidik merupakan tenaga SMP.
profesional”. Dijelaskan dalam UU Penelitian tahap pertama dilaksana-
Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1 butir 4 kan pada 18 Juni 2014. Kegiatan
bahwa “profesional adalah pekerjaan atau dilaksanakan di SMP N 1 Demak
kegiatan yang dilakukan seseorang dan terhadap tiga puluh lima orang guru yang
menjadi sumber penghasilan kehidupan sedang melaksanakan kegiatan
yang memerlukan keahlian, kemahiran, pemantapan Kurikulum 2013. Penelitian

Sutarsih: Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP di… 67


tahap pertama tersebut dilakukan untuk tertentu, dimungkinkan ada materi yang
menjaring data awal penelitian. Hasil sering diajarkan dan materi yang jarang
penelitian tahap pertama meliputi materi diajarkan. Oleh karena itu, dalam tabel 1
ajar yang sering dan jarang diajarkan, berikut dipaparkan hasil penelitian
materi ajar yang dikuasai/tidak dikuasi, terhadap materi ajar tersebut.
materi ajar yang paling mudah/paling Dalam tabel 1 tertulis bahwa materi
sulit diajarkan, bahan ajar dan sarana ajar yang sering diajarkan untuk bidang
pembelajaran yang dimiliki, bahan ajar sastra prosa dan drama. Sebanyak lima
dan sarana pembelajaran yang digunakan, informan menjawab bahwa materi drama
latar belakang pendidikan dan bidang yang sering diajarkan dan lima informan
studi yang diampu, pelatihan dan seminar menjawab bahwa materi prosa yang
yang sudah diikuti, prestasi yang telah sering diajarkan. Sementara, untuk
diraih, metode pembelajaran, penerapan bidang bahasa, sebanyak sembilan
kurikulum 2013, dan pe-nugasan peserta informan menjawab bahwa materi
didik ke perpustakaan. membaca yang sering diajarkan, dua
puluh satu informan menjawab materi
2.3 Materi Ajar yang Sering dan menulis yang sering diajarkan, enam
Jarang Diajarkan informan menjawab materi berbicara
Materi ajar Bahasa Indonesia yang sering diajarkan, dan dua informan
meliputi materi bidang sastra dan materi menjawab materi menyimak yang sering
bidang bahasa. Karena pertimbangan diajarkan.

Tabel 1 Materi Ajar yang Sering dan Jarang Diajarkan


Materi Ajar Responden Persentase (%)
Sering Diajarkan Sastra
1. Drama 5 14,28
2. Prosa 5 14,28
3. Puisi
Bahasa
1. Membaca 9 25,71
2. Menulis 21 60,00
3. Berbicara 6 17, 14
4. Menyimak 2 5,71
Jarang Diajarkan Sastra
1. Drama 3 8,57
2. Prosa 2 5,71
3. Puisi 3 8,57
Bahasa
1. Membaca 5 14,28
2. Menulis 10 28,57
3. Berbicara 7 20,00
4. Menyimak 2 5,71

Materi kesastraan yang jarang orang informan menjawab materi puisi


diajarkan adalah drama, prosa, dan puisi. jarang diajarkan. Bidang kebahasaan
Sebanyak tiga orang informan menjawab yang sering diajarkan adalah membaca,
materi drama jarang diajarkan, sebanyak menulis, berbicara, dan menyimak.
dua orang informan menjawab bahwa Sebanyak lima orang informan menjawab
materi prosa jarang diajarkan, dan tiga sering mengajarkan materi membaca,

68 Madah, Volume 7, Nomor 1, Edisi April 2016:63—74


sepuluh orang informan menjawab sering 2.4 Materi Ajar yang Dikuasai/Tidak
mengajarkan materi menulis, tujuh orang Dikuasi
informan menjawab sering mengajarkan Materi ajar Bahasa Indonesia
materi berbicara, dan dua orang informan meliputi materi bidang sastra dan bahasa.
menjawab sering mengajarkan materi Akan tetapi, latar belakang pendidikan
menyimak. Jadi, materi yang paling dan kecenderungan penguasaan terhadap
sering diajarkan adalah menulis dan materi ajar memungkinkan ada materi
materi yang paling jarang diajarkan yang sering dikuasai dan materi yang
adalah materi prosa dan menyimak. tidak dikuasai. Tabel 2 berikut hasil
penelitian terhadap materi ajar tersebut.

Tabel 2 Materi Ajar yang Dikuasai/Tidak Dikuasi


Materi Ajar Jumlah Persentase (%)
Dikuasai Sastra
1. Drama 4 11,42
2. Prosa 10 28,57
3. Puisi 5 14,28
Bahasa
1. Membaca 5 14,28
2. Menulis 13 35,13
3. Berbicara 10 28,57
4. Menyimak 2 5,71
Tidak Dikuasai Sastra
1. Drama 2 5,71
2. Prosa 4 11,42
3. Puisi 7 20,00
Bahasa
1. Membaca 5 14,28
2. Menulis 15 42,85
3. Berbicara 2 5,71
4. Menyimak 1 2,85

Berdasarkan hasil penelitian dan dua orang informan menjawab


diketahui bahwa materi ajar yang menguasai materi menyimak.
dikuasai adalah bahasa dan sastra. Materi Materi bidang sastra yang tidak
bidang sastra yang dikuasai adalah dikuasai adalah drama, prosa, dan puisi.
drama, prosa, dan puisi. Sebanyak empat Sebanyak dua orang informan menjawab
orang informan menjawab menguasai tidak menguasai materi drama, empat
materi drama, sepuluh orang informan orang informan menjawab tidak
menjawab menguasai materi prosa, dan menguasai materi prosa, dan tujuh orang
lima orang informan menjawab informan menjawab tidak menguasai
menguasai materi puisi. Materi bidang materi puisi. Materi bidang bahasa yang
bahasa yang dikuasai adalah membaca, tidak dikuasai adalah membaca, menulis,
menulis, berbicara, dan menyimak. berbicara, dan menyimak. Sebanyak lima
Sebanyak lima orang informan menjawab orang informan menjawab tidak
menguasai materi membaca, tiga belas menguasai materi membaca, lima belas
orang informan menjawab menguasai orang informan menjawab menguasai
materi menulis, sepuluh orang informan materi menulis, dua orang informan
menjawab menguasai materi berbicara, menjawab tidak menguasai materi
berbicara, dan satu orang informan

Sutarsih: Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP di… 69


menjawab tidak menguasai materi Akan tetapi, minat dan tingkat
menyimak. Dengan demikian, materi penguasaan peserta didik terhadap materi
yang paling dikuasai adalah menulis dan ajar memungkinkan ada materi yang
yang paling tidak dikuasai adalah materi paling mudah dan paling sulit diajarkan
menyimak. kepada peserta didik. Tabel 3 berikut
merupakan hasil penelitian terhadap
2.5 Materi Ajar yang Paling materi ajar tersebut.
Mudah/Paling Sulit Diajarkan
Materi ajar Bahasa Indonesia
meliputi materi bidang sastra dan bahasa.

Tabel 3 Materi Ajar yang Paling Mudah/Paling Sulit Diajarkan


Materi Ajar Jumlah Persentase (%)
Paling Mudah Diajarkan Sastra
1. Drama
2. Prosa 5 14,28
3. Puisi 4 11,42
Bahasa
1. Membaca 7 20,00
2. Menulis 18 51,42
3. Berbicara 4 11,42
4. Menyimak
Paling Sulit Diajarkan Sastra
1. Drama 1 2,85
2. Prosa 2 5,71
3. Puisi 11 31,42
Bahasa
1. Membaca 3 8,57
2. Menulis 12 34,28
3. Berbicara 4 11,42
4. Menyimak

Berdasarkan hasil penelitian informan menjawab mudah mengajarkan


diperoleh data bahwa materi yang paling materi berbicara.
mudah diajarkan adalah materi sastra dan Materi bidang sastra yang sulit
bahasa. Materi sastra meliputi prosa dan diajarkan adalah materi sastra dan
puisi. Sebanyak lima orang informan bahasa. Materi sastra meliputi drama,
menjawab mudah mengajarkan materi prosa dan puisi. Sebanyak satu orang
prosa dan empat orang informan informan menjawab sulit mengajarkan
menjawab mudah mengajarkan materi materi drama, dua orang informan
puisi. Materi bidang bahasa yang mudah menjawab sulit mengajarkan materi
mengajarkan adalah membaca, menulis, prosa, dan sebelas orang informan
dan berbicara. Sebanyak tujuh orang menjawab sulit mengajarkan materi puisi.
informan menjawab mudah mengajarkan Materi bidang bahasa yang sulit diajarkan
materi membaca, delapan belas orang adalah membaca, menulis, dan berbicara.
informan menjawab mudah mengajarkan Sebanyak tiga orang informan menjawab
materi menulis, dan empat orang sulit mengajarkan materi membaca, dua
belas orang informan menjawab sulit

70 Madah, Volume 7, Nomor 1, Edisi April 2016:63—74


mengajarkan materi menulis, dan empat sarana pembelajaran yang dimiliki ialah
orang informan menjawab sulit alat peraga.
mengajarkan materi berbicara. Dengan Berkaitan dengan penerapan
demikian, materi yang paling mudah Kurikulum 2013, guru bahasa Indonesia
diajarkan adalah menulis dan yang paling di Wilayah Kabupaten Demak secara
sulit diajarkan adalah materi drama. keseluruhan belum menerapkan
Kurikulum 2013. Jadi, hanya beberapa
2.6 Bahan Ajar yang Dimiliki Guru guru yang sudah menerapkannya. Dalam
Bahasa Indonesia SMP di
hal ini, sebenarnya guru sudah mengikuti
Kabupaten Demak Pelatihan Kurikulum 2013, tetapi dalam
Berdasarkan analisis data ditemukan
penerapannya belum dapat dilakukan.
bahwa bahan ajar dan sarana pem-
Hal itu dapat terjadi karena bahan
belajaran yang dimiliki oleh guru di
pendukung pembelajaran belum siap.
wilayah Kabupaten adalah buku paket,
Guru pun belum siap secara mental dan
diktat, kamus, laptop, modul, LKS, VCD,
keilmuan. Akibatnya, guru masih
dan CD pembelajaran. Sarana yang
kesulitan untuk menerapkan Kurikulum
digunakan guru untuk menunjang proses
2013.
belajar mengajar adalah LCD, DVD, Keadaan tersebut tentu saja
papan tulis, perpustakaan, laboratorium
berdampak pada anak didik. Guru bahasa
bahasa, komputer, internet yang
Indonesia hanya bisa mengusahakan
disediakan oleh sekolah, dan alam.
bahan ajar yang diambil dari internet.
Dalam penelitian juga diketahui bahwa
Namun, bahan ajar dari internet tidak
pada umumnya bahan ajar sesuai dengan
sepenuhnya bisa menggantikan bahan
Kurikulum 2013 tidak memadai, terutama
ajar yang resmi dari pemerintah.
untuk kelas VIII. Hal itu disebabkan
Kendala-kendala tersebut akan muncul
keterbatasan bahan ajar yang dimiliki pada proses pembelajaran. Sejauh
oleh sekolah dan guru. Akibatnya, guru
pengamatan, guru Bahasa Indonesia di
menyiasati dengan cara mengopi bahan
Kabupaten Demak sudah berusaha untuk
ajar untuk dibagikan kepada peserta didik
menyesuaikan bahan ajar dengan
dalam bentuk lembaran, bukan bendel
Kurikulum 2013.
atau buku.
Oleh karena itu, guru yang kreatif
2.7 Materi Pembelajaran yang
berusaha menyediakan bahan ajar sendiri.
Disampaikan Guru Bahasa
Sementara, guru yang tidak kreatif
Indonesia SMP di Kabupaten
bergantung pada bahan ajar yang
Demak
tersedia, meskipun bahan ajar tersebut
Materi pembelajaran yang sering
kadang tidak cocok dengan kondisi
disampaikan adalah 1) membaca teks dan
peserta didik. Kemampuan guru
menulis karena membaca dan menulis
berkreativitas menyediakan bahan ajar
dianggap unsur penting untuk memahami
dengan menyesuaikan kondisi siswa dan
teks. Materi pembelajaran yang sering
kelas dapat membuat kondisi pem-
disampaikan adalah membaca teks dan
belajaran Bahasa Indonesia lebih hidup
menulis karena membaca dan menulis
dan menyenangkan siswa. Sementara itu, dianggap materi yang mudah untuk
dicerna dan dipahami oleh siswa; 2)

Sutarsih: Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP di… 71


unsur intrinsik cerpen karena materi penyampaian materi lebih mudah; 6)
tersebut sering muncul dalam KD; 3) menerapkan prinsip-prinsip diskusi, 7)
berbicara. pidato, dan 8) membawakan acara.
Materi pembelajaran yang jarang Materi pembelajaran yang dikuasai
disampaikan adalah 1) memo, karena guru adalah 1) menyusun berita,
memo dianggap mudah dan sangat membuat redaksional slogan dan poster
sederhana; 2) membaca, memindai, karena poster dan slogan dalam
karena materi tersebut dapat diselesaikan kehidupan sehari-hari sering ditemukan;
dalam satu kali tatap muka; 3) berbicara 2) sastra, karena dengan sastra, siswa
dan mendengarkan, karena materi diajarkan menuangkan ide yang berisi
berbicara dan mendengarkan dianggap rekaan atau imajinasi; 3) unsur intrinsik
sulit dalam mengajarkan strukturnya; 4) dalam cerita, karena materi tersebut
kebahasaan, karena materi tersebut tidak sering muncul dalam silabus RPP; 4)
tercantum dalam KTSP pada KD; 5) surat dinas, pewara, iklan, dialog
bermain peran; 6) sastra, karena dalam interaktif; 5) menganalisis unsur-unsur
standar kompetensi tidak memuat materi intrinsik novel; 6) keterampilan
sastr; dan 7) diskusi. berbahasa dan penerapannya; dan 7)
Materi pembelajaran yang sulit cerita anak.
diajarkan adalah 1) drama, karena siswa Materi pembelajaran yang tidak
cenderung merasa malu dan takut serta dikuasai guru adalah 1) tata bahasa; 2)
terbatasnya bahan ajar yang berkaitan sastra terutama puisi karena materi
dengan drama; 2) majas pada puisi tersebut sulit penerapannya dan banyak
karena siswa harus menguasai majas; 3) siswa yang tidak tertarik pada puisi; 3)
membuat sinopsis dan menulis KTI gaya bahasa, karena kurangnya buku
karena guru sulit menyampaikannya; 4) sumber terkait materi tersebut; 4) puisi;
moderator; 5) membawakan suatu acara, 5) cerpen; dan 6) paragraf.
karena siswa kurang percaya diri atau Yang menarik berkaitan dengan
malu berbicara; 6) membaca teks berita materi pelajaran adalah ada beberapa
terutama dalam menentukan gagasan guru yang masih terjebak dengan
utama teks. Banyak siswa yang belum kurikulum sebelumnya (KTSP), tidak
memahami arti istilah-istilah dalam teks. melaksanakan sesuai Kurikulum 2013.
Materi pembelajaran yang mudah Seharusnya, penjelasan materi pelajaran
diajarkan adalah 1) membaca, memindai tidak disampaikan oleh guru di awal
karena hanya memerlukan konsentrasi; 2) pembelajaran. Materi pelajaran
memo karena materinya sangat seharusnya disimpulkan oleh siswa
sederhana; menulis puisi karena siswa dibantu oleh guru setelah pelaksanaan
sering merasa tertantang untuk menulis pembelajaran (di akhir kegiatan
puisi; 3) mengumpulkan dan pembelajaran). Hal lain yang peneliti
mengemukakan isi berita atau dialog, temukan dalam penelitian ini adalah
karena materi tersebut sering dijumpai pembelajaran tidak dapat tertuntaskan
dalam kehidupan sehari-hari; 4) surat dalam satu kali pertemuan atau tatap
dinas, iklan; 5) memahami unsur-unsur muka. Hal itu disebabkan oleh
intrinsik cerpen atau novel, siswa senang keterbatasan waktu. Akibatnya,
membca buku fiksi sehingga pertemuan berikutnya masih merupakan

72 Madah, Volume 7, Nomor 1, Edisi April 2016:63—74


kelanjutan dari materi yang disampaikan yang belum menguasai majas); 3)
pada pertemuan sebelumnya. membuat sinopsis dan menulis KTI
(karena guru sulit menyampaikannya); 4)
3. Penutup menjadi moderator (karena tidak
Hasil analisis data penelitian juga memungkinkan semua siswa dapat
menghasilkan temuan bahwa ada menjadi moderator mengingat
beberapa materi Bahasa Indonesia keterbatasan waktu); 5) membawakan
(bahasa dan sastra) yang mudah diajarkan suatu acara (karena banyak siswa kurang
guru kepada siswa karena dikuasai oleh percaya diri atau malu untuk berbicara di
guru. Selain itu, ada juga beberapa materi depan kelas); 6) membaca teks berita
tersebut yang sulit diajarkan kepada (terutama dalam menentukan gagasan
siswa karena kurang dikuasai oleh guru. utama teks). Banyak siswa yang belum
Oleh karena itu, materi yang dikuasai memahami arti istilah-istilah dalam teks
guru yang sering diajarkan kepada siswa (banyak istilah baru dan keterbatasan
dan sebaliknya materi yang kurang kamus).
dikuasai jarang diajarkan kepada siswa
(dihindari/dilewati) oleh guru. Ucapan Terima Kasih
Materi ajar yang mudah diajarkan Artikel ini disusun berdasarkan hasil
adalah 1) membaca, memindai (karena penelitian yang dilaksanakan pada tahun
hanya memerlukan konsentrasi); 2) 2014 dengan dukungan anggaran DIPA
membuat memo (karena materinya sangat dalam rangka pelaksanaan tugas
sederhana); 3) menulis puisi (karena penelitian Tahun Anggaran 2014 Balai
siswa sering merasa tertantang untuk Bahasa Provinsi Jawa Tengah. Ucapan
menulis puisi); 4) mengumpulkan dan terima kasih saya sampaikan kepada
mengemukakan isi berita atau dialog kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa
(karena materi tersebut sering dijumpai Tengah yang telah memfasilitasi
dalam kehidupan sehari-hari); 4) menulis penelitian ini. Ucapan terima kasih juga
surat dinas dan membuat iklan (karena saya sampaikan kepada Kepala sekolah
materi tersebut sudah pernah diterima); 5) dan guru SMP Kabupaten Demak yang
memahami unsur-unsur intrinsik cerpen telah bersedia menjadi objek penelitian
atau novel (karena siswa senang membca serta membantu penelitian dalam
buku fiksi sehingga penyampaian materi kegiatan pembelajaran.
lebih mudah); 6) menerapkan prinsip-
prinsip diskusi (karena materi tersebut
sudah pernah diterima), 7) pidato (karena
materi tersebut sudah pernah diterima),
dan 8) membawakan acara (karena materi
tersebut sudah pernah diterima).
Materi pembelajaran yang sulit
diajarkan oleh guru kepada siswa adalah
1) drama (karena siswa cenderung merasa
malu dan takut serta terbatasnya bahan
ajar yang berkaitan dengan drama); 2)
majas pada puisi (karena banyak siswa

Sutarsih: Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP di… 73


Daftar Pustaka Jurnal Pendidikan Penabur.
7.5: 24—30.
Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Bahan Diklat/Bimtek KTSP Pendidikan: Pendekatan
2009. Jakarta: Deddiknas. Kuantitatif, Kualitatif, dan
_________. 2003. UU Nomor 20 Tahun R&D. Bandung: Alfabeta.
2003 tentang Sistem Sutarsih, Rini Esti Utami, Inni Inayati
Pendidikan Nasional. Jakarta: Istiana, dan Endro Nugroho
Depdiknas. Wasono Aji. 2011. “Kondisi
Kementerian Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kebudayaan. 2013b. Kurikulum Tingkat SMA di Kabupaten dan
2013, Standar Kompetensi Kota Tegal”. Semarang: Balai
Dasar Sekolah Menengah Bahasa Semarang.
Pertama (SMP)/Madrasah Trianto. 2007. Model-Model
Tsanawiyah (MTs.). Jakarta: Pembelajaran Inovatif
Kemendikbud. Berorientasi Konstruktivistik.
Pidarta, Made. 1997. Landasan Jakarta: Prestasi Pustaka.
Kependidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksis
Pendidikan. Jakarta: Kompas
Gramedia.
Redaktur Kompas. 2013. “Dana
Kurikulum 2013 Dijanjikan
Tepat Sasaran”. Kompas, 15
April 2013.
Rohmadi. 2013. ”Peningkatan
Kompetensi Guru dan Dosen
Bahasa dan Sastra Indonesia
sebagai Upaya Penguatan Jati
Diri Bangsa di Era Global”.
Pendidikan Profesi dan
Karakter Bangsa dalam
Pembelajaran Bahasa dan
Sastra. Surakarta: Ikatan Alumni
MPB Pascasarjana UMS.
Satmoko, Retno Sriningsih. 2000.
Landasan Kependidikan:
Pengantar ke arah Ilmu
Pendidikan Pancasila.
Semarang: IKIP Semarang
Press.
Siswandi, Herman Joseph. 2006.
“Meningkatkan Keterampilan
Berkomunikasi Meningkatkan
Keterampilan Berkomunikasi
Melalui Metode Diskusi Panel
dalam Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar
(Penelitian Tindakan Kelas)”.

74 Madah, Volume 7, Nomor 1, Edisi April 2016:63—74

Anda mungkin juga menyukai