Desain Cover:
Ridwan
Tata Letak:
Aji Abdullatif R
Proofreader:
Via Silvira F
ISBN:
978-623-6608-41-8
Cetakan Pertama:
September, 2020
PENERBIT:
WIDINA BHAKTI PERSADA BANDUNG
Komplek Puri Melia Asri Blok C3 No. 17 Desa Bojong Emas
Kec. Solokan Jeruk Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat
Website: www.penerbitwidina.com
Instagram: @penerbitwidina
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan buku yang berjudul “Model Perilaku
Kepatuhan Ibu Hamil (ecological approach). Penulisan buku ini
merupakan ringkasan hasil disertasi penulis. Agar dapat dinikmati
oleh masyarakat umum terutama bidang kesehatan dan kebidanan.
Program Kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu
prioritas Kementerian Kesehatan. Keberhasilan program KIA
menjadi salah satu indikator utama dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005–2025. Tingginya Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia membuat pemerintah
menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas
dalam pembangunan kesehatan. Persoalannya bahkan dengan
sejumlah program dan kebijakan ternyata belum mampu menekan
laju AKI di Indonesia. Salah satu akar masalah dari tingginya AKI di
Indonesia adalah upaya untuk menekan AKI selalu bersifat parsial.
Persoalan AKI hanya dilihat dari sisi pengambil kebijakan dengan
membuat program atau membangun infrastruktur kesehatan.
Di sisi lain untuk menurunkan AKI sangat penting untuk
melibatkan komunitas termasuk keluarga ibu hamil. Penting pula
untuk melihat bagaimana implementasi kebijakan ditingkat lokal
serta bagaimana respon komunitas atas kebijakan pemerintah
dibidang kesehatan. Termasuk dalam upaya pelibatan komunitas
adalah pemahaman konteks kultural masyarakat. Masih rendahnya
kesadaran ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilan untuk beberapa
wilayah di Indonesia merupakan perilaku individu yang harus
diidentifikasi dan dicarikan solusi pemecahannya.
Buku ini menjabarkan beberapa model teoritik tentang perilaku
ibu hamil dalam meningkatkan kepatuhan ANC melalui pendekatan
ekologi. Buku ini juga dilengkapi studi kasus di Daerah Kota Dumai
iii
Provinsi Riau. Karakteristik demografi dan geografis juga menjadi
pertimbangan dalam model perilaku yang disusun. Buku ini terdiri
dari 5 bab, membahas tentang kualitas pemeriksaan kehamilan dan
dampak yang ditimbulkan, kepatuhan ANC melalui ecological
approach, teori-teori perilaku, studi kasus kepatuhan ANC di Kota
Dumai dan Model perilaku peningkatan kepatuhan ANC.
Meskipun tidak mudah untuk merubah perilaku individu
terutama ibu hamil dengan berbagai karakteristik dan permasalahan
geografis tetapi setidaknya kami berharap model perilaku dalam
buku ini dapat membantu memberikan kontribusi dalam
memecahkan persoalan rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam
mengikuti program ANC di Indonesia terutama didaerah suburban.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan buku ini
masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih.
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ·····································································iii
DAFTAR ISI ·················································································v
BAB 1 PEMERIKSAAN KEHAMILAN (ANTENATAL CARE)·············· 1
A. Antenatal Care ····································································· 1
B. Pelayanan Antenatal Care ··················································· 2
C. Dampak Rendahnya Kunjungan ANC··································· 9
D. Strategi Program ANC ························································ 17
BAB 2 KEPATUHAN ANC MELALUI ECOLOGICAL APPROACH ······33
A. Ecological Approach··························································· 33
1. Intrapersonal ······························································· 34
2. Interpersonal ······························································· 37
3. Institusi ········································································ 40
4. Komunitas ···································································· 41
5. Kebijakan Publik ··························································· 44
B. Keunggulan Ecological Approach ······································ 46
C. Pola Kepatuhan ANC melalui Ecological Approach ··········· 47
BAB 3 TEORI PERUBAHAN PERILAKU ········································65
A. Teori Health Belief Model ·················································· 66
B. Teori The Stage of Change Model ····································· 70
C. Theory of Planned Behaviour ············································ 72
D. Social Cognitive Theory······················································ 75
E. Communication Theory ····················································· 77
F. Lawrence Green Theory····················································· 79
G. Theory of Reason Action···················································· 81
H. Perbandingan Ecological Approach dengan
Teori-Teori Perilaku ··························································· 84
BAB 4 STUDI KASUS KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI
KOTA DUMAI ·····································································93
A. Gambaran Kota Dumai ······················································ 93
B. Identifikasi Faktor Penyebab Rendahnya Kepatuhan
v
ANC ···················································································· 94
C. Pemetaan Penyebab Rendahnya Kunjungan ANC
di Kota Dumai ·································································· 109
BAB 5 MODEL PERILAKU KEPATUHAN ANTENATAL CARE ········ 115
A. Model Pregnancy Health Planning ·································· 117
B. Model Dukun Peduli Ibu Hamil ········································ 122
C. Model Pendamping Ibu Hamil ········································· 124
D. Model Pregnancy Health Advocacy ································· 131
GLOSARIUM ··········································································· 141
BIODATA PENULIS ·································································· 148
vi
vii
viii
BAB 1
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
(ANTENATAL CARE)
A. ANTENATAL CARE
Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga
mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan pemberiaan ASI
dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Tesfaye, 2017).
ANC sangat penting untuk memperbaiki kesehatan dan
kesejahteraan ibu dan bayi baru lahir dan ibu yang tidak
melaksanakan ANC rutin akan mengalami hal sebaliknya (Solnes,
2017).
Angka kunjungan ANC masih sangat rendah di daerah pedesaan
dan sub urban (Gidey, 2017) Sedangkan tujuan kunjungan ANC
tersebut adalah untuk memfasilitasi dan penanganan komplikasi
kehamilan secara tepat waktu untuk mengurangi kematian ibu
karena dilakukan pemeriksaan, skrining untuk penyakit ibu seperti
gangguan hipertensi dan anemia, skrining pencegahan dan
penanganan penyakit menular dan pendidikan kesehatan yang
dibutuhkan ibu (Abou Zahr, 2003 dan Mario, 2005).
Setiap hari sekitar 1.500 wanita di seluruh dunia meninggal
karena komplikasi selama kehamilan atau persalinan dan 98%
kematian ini terjadi di negara berkembang. Penelitian terkait
tentang faktor risiko Angka Kematian Ibu menjelaskan bahwa masih
rendahnya kunjungan ANC yang berakibat peningkatan morbiditas
dan mortalitas (Abou Zahr, 2001 dan WHO, 2006)
Tujuan pemeriksaan kehamilan memantau kemajuan proses
kehamilan demi memastikan kesehatan pada ibu serta tumbuh
kembang janin yang ada di dalamnya. Mengetahui adanya
komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi saat kehamilan
sejak dini, termasuk adanya riwayat penyakit dan tindak
pembedahan. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu
dan bayi. Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat
melahirkan bayi dengan selamat serta meminimalkan trauma yang
dimungkinkan terjadi pada masa persalinan. Menurunkan jumlah
kematian dan angka kesakitan pada ibu. Mempersiapkan peran sang
ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran anak agar mengalami
tumbuh kembang dengan normal. Mempersiapkan ibu untuk
melewati masa nifas dengan baik serta dapat memberikan ASI
eksklusif pada bayinya.
6. Gawat Janin
Fetal Distress (Gawat Janin) adalah kondisi yang menandakan
bahwa janin kekurangan oksigen selama masa kehamilan atau saat
persalinan. Kondisi ini dapat dirasakan ibu hamil dari gerakan janin
yang berkurang.
Penyebab utama gawat janin adalah pasokan oksigen yang
kurang pada janin (hipoksia janin). Kondisi ini dapat terjadi terkait
g. Tes laboratorium
Selama pemeriksaan antenatal, dokter akan mengambil sampel
dari tubuh ibu untuk keperluan tes laboratorium baik tes rutin
maupun khusus. Pemeriksaan laboratorium tersebut meliputi
setidaknya pemeriksaan golongan darah dan rhesus, pemeriksaan
kadar hemoglobin, tes HIV dan penyakit menular seksual lainnya,
serta rapid test untuk malaria.
i. Tatalaksana kasus
Ketika menjalani antenatal care, ibu berhak mendapatkan
fasilitas kesehatan yang memadai. Apabila hasil tes menunjukkan
bahwa kehamilan berisiko tinggi, pihak rumah sakit akan
menawarkan kepada ibu untuk segera mendapatkan tatalaksana
kasus.
A. ECOLOGICAL APPROACH
Secara umum faktor penyebab rendahnya angka kunjungan ANC
antara lain: Faktor Ibu antara lain: pendidikan, tingkat pengetahuan,
sikap, dan persepsi, kepercayaan, status ekonomi, sosial budaya,
dukungan keluarga terhadap kunjungan ANC (Rosdinar, 2006, Lisa,
2012 dan Abor, 2011). Faktor tenaga kesehatan: kecukupan tenaga
kesehatan, kompetensi petugas kesehatan dan ketepatan rujukan.
Kekurangan tenaga ahli merupakan penghambat dalam pencapaian
SDGs (Essendi, 2010 dan Zere, 2010). Faktor fasilitas layanan, akses,
kelengkapan peralatan, kualitas layanan, jarak ke fasilitas Kesehatan
(Say, L, 2007 dan Okonofua, 2017).
Ecological Approach adalah metode analisis yang
menitikberatkan pada interaksi manusia dengan aktifitas pada
lingkungannya. Sehingga berbagai kegiatan-kegiatan tersebut
terfokus pada interaksi lingkungan, sosial, ekonomi dan kultural
(Smedley, 2000). Pada penelitian ini faktor penyebab kepatuhan
ANC melalui Ecological Approach (Glanz, 1997). yaitu:
1. Intrapersonal
Tingkat individu adalah yang paling mendasar dalam praktik
promosi kesehatan dan mempengaruhi perilaku individu. Banyak
petugas kesehatan telah melakukan beberapa kegiatan atau
program antara lain konseling pasien. Individu sering menjadi target
utama untuk pemberian materi kesehatan. Perilaku individu adalah
unit dasar dari kelompok perilaku, perubahan perilaku individu,
perilaku kelompok, organisasi dan komunitas. Individu dapat
berpartisipasi dalam kelompok, kelola organisasi yang mengatur
kebijakan.
Selain mengeksplorasi perilaku, teoriperilaku inividu fokus pada
faktor intrapersonal yaitu faktor yang bersalal dari dalam diri atau
pikiran individu. Faktor Intrapersonal terdiri dari: pengetahuan,
sikap, keyakinan, motivasi, konsep diri, usia, riwayat perkembangan,
pengalaman masa lalu dan keterampilan (Anjum, 2015).
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan (El-Sherbini, 1993, Ibrahim, 2014, Henok,
2015 dan Titaley, 2010). Pendidikan dapat meningkatkan kepatuhan.
Rendahnya pendidikan ibu hamil akan mempengaruhi kepatuhan
pemeriksaan kehamilan (Overbosch, 2004, Simkhada, 2008 dan
Blondel, 1993)
Unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa
yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali atau
diubah sedemikian rupa, sehingga tercapai suatu konsistensi.
Semakin tinggi tingkat pengetahuan, semakin baik pula ibu
melaksanakan ANC. Usia adalah umur yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai saat akan berulang tahun. Semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berpikir dan bekerja.
2. Interpersonal
Pada tingkat interpersonal, teori kesehatan perilaku
menganggap individu ada didalam dan dipengaruhi oleh lingkungan
sosial. Pendapat, pikiran, perilaku, saran dan dukungan dari orang-
orang di sekitarnya mempengaruhi perasaan dan perilaku. Individu
juga memiliki pengaruh timbal balik (Smedley, 2000)
Interpersonal adalah sosial lingkungan termasuk anggota
keluarga, rekan kerja, teman, profesional kesehatan dan lain-lain.
Karena itu mempengaruhi perilaku, lingkungan sosial juga
berdampak pada kesehatan. Banyak teori fokus pada tingkat
interpersonal, tetapi ini menyoroti Social Cognitif Theory (SCT). SCT
adalah salah satunya kesehatan yang paling sering digunakan untuk
teori perilaku. Ini mengeksplorasi timbal balik interaksi orang,
3. Institusi
Pada faktor institusi ini, ketersedian fasilitas layanan kesehatan
dan ketersediaan Sumber Daya Manusia terutama tenaga kesehatan
menjadi unsur penting dalam keberhasilan sebuah program layanan
kesehatan disuatu wilayah. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah
suatu alat atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif,
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah atau masyarakat (Permenkes No. 28 tahun 2017)
Akomodasi dapat mempengaruhi kepatuhan ANC karena jarak
dan waktu biasanya ibu cenderung malas melakukan kunjungan
ANC. Pada akses layanan yang terjangkau akan lebih memilih akses
dan fasilitas tersebut (Wulandari, 2017). Program Jaminan
Kesehatan Nasional bertujuan mempermudah masyarakat
mengakses pelayanan kesehatan yang bermutu. Maka perlu
dilakukan analisis peran pemerintah daerah terhadap ketersediaan
fasilitas kesehatan tersebut. Pelayanan regulasi layanan yang
diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun badan independen
4. Komunitas
Komunitas sering dipahami pada istilah geografis, tetapi juga
dapat didefinisikan dengan kriteria lain juga. Saat merencanakan
tingkat komunitas intervensi sangat penting untuk dipelajari
karakteristik unik komunitas. Ini terutama terjadi saat berbicara
5. Kebijakan Publik
Kebijakan kesehatan merupakan kebijakan publik. Konsep dari
kebijakan publik dapat diartikan sebagai adanya suatu negara yang
kokoh dan memiliki kewenangan serta legitimasi, mewakili suatu
masyarakat dengan menggunakan administrasi dan teknik yang
berkompeten terhadap keuangan dan implementasi dalam
mengatur kebijakan. Kebijakan kesehatan harus berdasarkan
pembuktian yang menggunakan pendekatan problem solving secara
linear (Massie, 2009).
Kebijakan adalah suatu konsensus atau kesepakatan terhadap
suatu persoalan, di mana sasaran dan tujuannya diarahkan pada
suatu prioritas yang bertujuan, dan memiliki petunjuk utama untuk
mencapainya. Kebijakan kesehatan didefinisikan sebagai suatu cara
atau tindakan yang berpengaruh terhadap perangkat institusi,
organisasi, pelayanan kesehatan dan pengaturan keuangan dari
sistem Kesehatan (Walt, 1994)
Kebijakan kesehatan merupakan bagian dari sistem kesehatan
(Bornemisza, 2002). Komponen sistem kesehatan meliputi sumber
daya, struktur organisasi, manajemen, penunjang lain dan
pelayanan Kesehatan (Cassels, 1995). Kebijakan kesehatan yang
terdiri dari regulasi kebijakan internal, eksternal, dari pemerintah
daerah, pemerintah pusat yang bertujuan untuk mendisain dan
menyusun program-program kesehatan di tingkat pusat dan lokal
agar dapat dilakukan perubahan terhadap determinan kesehatan
termasuk kebijakan kesehatan internasional (Davies, 2001, Milio,
2001, Hunter, 2005, Labonte, 1998, Mohindra, 2007).
Pembuatan kebijakan atau aturan kesehatan tidak lepas dari
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Melibatkan
banyak pihak diikuti oleh proses perencanaan jangka pendek,
Gambar 2.2
Pola Faktor Intrapersonal terhadap Perilaku Kepatuhan ANC
2. Faktor Interpersonal
Peran dan dukungan suami, keluarga, teman dan Toma
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Interaksi ibu
hamil dengan orang-orang disekelilingnya secara langsung dapat
merubah sikap dan perilaku ibu. Pada gambar berikut terlihat pola
faktor dukungan dan hambatan yang dialami ibu hamil terhadap
kepatuhan perilaku kunjungan ANC.
Gambar 2.3
Pola Faktor Interpersonal terhadap Perilaku Kepatuhan ANC
3. Faktor Institusi
Indikator keberhasilan layanan kesehatan terutama Puskesmas
sebagai layanan tingkat pertama dalam menjalankan programnya
ditentukan oleh SDM yang seimbang antara tenaga pengobatan
dengan tenaga promotif dan preventif. Namun masalah yang
dihadapi adalah distribusi SDM yang belum merata. Pemetaan
ketersediaan bidan dan proses pengembangan dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 2.4
Pola Faktor Insitusi Ketersediaan dan Pengembangan Bidan
4. Faktor Komunitas
Pemanfaatan media informasi memang tidak berpengaruh
dalam penelitian ini. Tetapi bila dilihat fungsi dari media terutama
media sosial, cetak dan elektronik sangat mempermudah akses
Gambar 2.5
Peran dan Pengembangan Media dalam Perubahan Perilaku
Gambar 2.6
Pemetaan Alur Pembuat Sistem Kebijakan
Gambar 3.1
Health Belief Model
Relaps Precontempaltion,
individual not interest in
change
Maintenance
to change
Contempation, individual
is thinking about change
Maintenancing
Ready to change
the healthier
lifesyle
Making a change
Gambar 3.2
The Stage of Change Model
C. THEORY OF PLANNED BEHAVIOUR
Theory of Planned Behavior merupakan suatu teori yang
menjelaskan tentang perilaku manusia. Teori ini disusun
menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan
Gambar 3.3
Theory of Planned Behaviour
Theory of Planned Behaviour (TPB) digunakan sebagai variabel
intervening untuk menjelaskan intention (niat) seseorang yang
kemudian menjelaskan perilaku orang tersebut. Teori merupakan
perluasan dari Theory of Reasoned Action (TRA). Dalam TRA faktor
3. Norma Subyektif
Seorang individu akan melakukan perilaku tertentu jika perilaku
dapat diterima oleh orang-orang yang dianggapnya penting dalam
kehidupannya dapat menerima apa yang akan dilakukannya.
E. COMMUNICATION THEORY
Merupakan teori pada ranah sosial psikologis yang menjelaskan
bahwa proses komunikasi berdampak pada perubahan perilaku
melalui proses interaksi. Teori merupakan dasar untuk memahami
pengaruh sosial dan komunikasi interpersonal yang berkaitan
dengan kesehatan.
Interaksi sosial menggambarkan berbagai jenis hubungan
individu satu dengan individu lain atau dengan kelompok untuk
mengubah perilaku kesehatan melalui komunikasi interpersonal.
Komunikasi menjadi hal yang sangat penting karena dalam
prosesnya dapat memberikan informasi-informasi penting terkait
Kesehatan (Glanz, 2002).
Agent of social Agent of health
Influence: related outcomes:
Social Norm • Parents 1. Thoughts
• Spouses 2. Feeling
• Child 3. Behaviours
• Physician 4. Health
Relationship • Health
characteristic
Communication
Larger System
Target of health
related
Target of social
outcomes:
Sociodemografic Influence:
• Thoughts
Factors • Parents
• Feeling
• Spouses
• Behaviours
• Child
• Health
• Physician
• Health
Gambar 3.5
Interdependence Model of Social Influence and Interpersonal Communication
Komunikasi kesehatan merupakan suatu kajian yang mendalam
dan kompleks karena melibatkan berbagai elemen mulai dari
Behavior
Beliefs
Attitude
Outcome
Evaluation
Behavior
Behavior
Intention
Normative
Beliefs
Subjective
Norms
Motivation
to Comply
Gambar 3.7
Theory of Reason Action.
Gambar 3.8
Roda Perubahan Perilaku
Gambar 4.1
Pemetaan Kepatuhan Kunjungan ANC di Kota Dumai
Tabel 4.8
Analisis Multivariat Kepatuhan ANC di Kota Dumai 2019
Standardized P value Adjusted
Ecological Approach t R R2
Koefisien B (< 0,05) R2
Model 1
Sikap 0,044 0,976 0,330
Pengetahuan 0,254 5.026 0,000
Kepercayaan 0,084 2.075 0,039
Dukungan Suami -0,022 -0,488 0,626
Dukungan Keluarga 0,211 4.032 0,000
Dukungan Teman 0,142 2.606 0,010
Dukungan Toma -0,020 -0,381 0,704
Dukungan Fasilitas 0,208 3.959 0,000 0,729 0,532 0,519
Dukungan Media 0,059 1.311 0,191
Kebijakan publik 0,081 1.626 0,105
Model 2
Sikap 0,043 0,963 0,336
Pengetahuan 0,256 5.067 0,000
Kepercayaan 0,086 2.146 0,033
Dukungan Suami -0,021 -0,453 0,651
Dukungan Keluarga 0,207 4.063 0,000
Dukungan Teman 0,134 2.680 0,008
Dukungan Fasilitas 0,206 3.945 0,000 0,729 0,532 0,520
Dukungan Media 0,058 1.303 0,193
Kebijakan Publik 0,076 1.583 0,114
Model 3
Sikap 0,041 0,920 0,358
Pengetahuan 0,252 5.071 0,000
Kepercayaan 0,087 2.164 0,031
Dukungan Keluarga 0,202 4.066 0,000
Dukungan Teman 0,136 2.746 0,006
Dukungan Fasilitas 0,201 3.950 0,000 0,729 0,531 0,521
Dukungan Media 0,059 1.329 0,185
Kebijakan Publik 0,073 1.536 0,125
Model 4
Pengetahuan 0,273 6.272 0,000
Kepercayaan 0,086 2.148 0,032
Dukungan Keluarga 0,200 4.040 0,000
Dukungan Teman 0,140 2.833 0,005
Dukungan Fasilitas 0,203 4.001 0,000
0,728 0,530 0,521
Dukungan Media 0,060 1.334 0,183
Kebijakan Publik 0,074 1.553 0,121
Gambar 5.1
Model Kepatuhan ANC di Kota Dumai
Gambar 5.2
Pregnancy Healh Planning Model
Gambar 5.3
Rencana Implementasi Model Pregnancy Health Planning
120 | PERILAKU KEPATUHAN IBU HAMIL
Proses pelaksanaan Model Pregnancy Health Planning tersebut
dibagi menjadi tiga tahapan. Mulai dari tahap persiapan,
pelaksanaan dan tahap penutup. Sistematika kegiatan dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 5.1
Matrik Implementasi Model Pregnancy Health Planning
Tahapan Metode dan Kegiatan Keterangan
Persiapan o Identifikasi kebutuhan materi o Survey lapangan
o Persiapan dan uji materi o Monitoring
o Pembentukan tim o Technical meeting
o Perizinan dan perjanjian o Dokumen MOU
MOU o Social marketing campaign
o Sosialisasi
Pelaksanaan
Sesi 1 Pre test Formulir tes tulis
(Kesehatan) Pemberian edukasi kesehatan Materi:
o Metode: Ceramah, tanya o Kespro dan kehidupan
Pemateri: jawab, diskusi kelompok, seksual.
Tenaga konseling o Cek status kesehatan
kesehatan o Media: pemutan video, slide o imunisasi TT dan gizi
presentasi, brosur, buku o Tanda, gejala dan keluhan
pedoman awal kehamilan.
o Alat peraga materi o Informasi waktu
o Praktik alat peraga pemeriksaan kehamilan
Post Test (K1-K4)
o Metode kontrasepsi
Formulir post test
Sesi II Pre test Formulir tes tulis
(Psikologi) Pemberian edukasi psikologi Materi:
o Metode: Ceramah, tanya o Kekerasan dalam
Pemateri: jawab, diskusi kelompok, pernikahan dan solusi
Psikolog konseling o Kesetaraan gender
o Media: pemutan video, slide o Tips menghadapi
presentasi, brosur, buku kehamilan ideal dan
pedoman Kehamilan Tidak
o Alat peraga materi Diinginkan dari sisi
Post test psikologi
o Perubahan emosional
o Tips peduli HIV AIDS
Formulir post test
Sesi III Pre test Formulir tes tulis
(Spiritual) Pemberian edukasi spiritual Materi:
Gambar 5.4
Model Dukun Peduli Ibu Hamil
Gambar 5.5
Implementasi Model Dukun Peduli Ibu Hamil
Communication
Coping
Supportive ANC
action Complianc
e
Gambar 5.6
Model Pendamping Ibu Hamil
Menu atau fitur aplikasi ini terdiri dari: Jadwal pemeriksaan ibu
hamil (K1-K4), worksheet, kebutuhan nutrisi ibu hamil, Kelas Ibu
Hamil, PHBS dan aktifitas keseharian ibu hamil, deteksi dini tanda,
bahaya selama kehamilan, keluhan dan gejala yang dialami dimasa
kehamilan serta info seputar mitos dan fakta-fakta terkait
kehamilan.
Aplikasi ini juga dilengkapi animasi dan video bergambar. Bila
ada keluhan dan pengguna ingin berkomunikasi dengan admin juga
dilengkapi dengan fitur call center dan chatting. Perencanaan,
persiapan materi, alokasi anggaran yang matang harus
diperhitungkan dalam pembuatan aplikasi ini sehingga dalam proses
pelaksanaannya maksimal dan target meningkatkan kepatuhan ANC
bagi ibu hamil dapat terpenuhi. Situs web Antenatal Care online ini
dapat dijadikan sebagai media promosi kesehatan prenatal yang
dapat diakses, komprehensif dan didukung materi kesehatan ibu
hamil (Chedid, 2018; Baño Piñero, 2018).
Gambar 5.9
Model Pregnancy Health Advocacy
Gambar 5.10
Implementasi Model Pregnancy Health Advocacy