Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA ACUAN KERJA

A. PENDAHULUAN

Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai salah satu kabupaten hasil pemekaran dari
Kabupaten Tapanuli Utara memiliki banyak Sumber Daya Alam yang sangat potensial
untuk dikembangkan. Walau demikian, dibutuhkan berbagai usaha dan kerja keras untuk
memberdayakannya sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan. Untuk menunjang
perkembangan perlu dilakukan pengelolaan sumber daya alam dengan bijaksana.
Namun disatu sisi distribusi penduduk belum memadahi serta merata. Oleh sebab itu
dalam menunjang perkembangan daerah, Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan
c/q Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi ingin mendorong perkembangan
daerah melalui program transmigrasi. Namun untuk mempersiapkan permukiman
transmigrasi perlu dilakukan suatu penelitian dan perencanaan yang teliti dan
menyeluruh, sehingga program transmigrasi yang akan dilaksanakannya dapat
memberikan manfaat yang optimal. Oleh sebab itu untuk menunjang kelayakan lahan
seperti yang dituntut tersebut perlu dilakukan suatu studi kelayakan, untuk
mempersiapkan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP). Studi kelayakan yang
dimaksud pada dasarnya merupakan dasar atau landasan bagi pelaksanaan
pembangunan dan pengembangan suatu calon lokasi, dan juga dalam pembinaan
transmigran.
Agar dasar dan landasan pengembangan permukiman transmigrasi tersusun baik, maka
diperlukan konsultan yang dapat melaksanakan studi kelayakan RTSP secara benar dan
teliti. Karena penyimpangan pelaksanaan RTSP dapat berakibat fatal dan menimbulkan
ekonomi biaya tinggi, misalnya ; apabila permukiman transmigrasi direncanakan pada
lahan yang diklaim penduduk, akan menimbulkan permasalahan dalam kegiatan
penyiapan permukiman, jika lahan yang direncanakan pada lahan yang tidak
sesuai/tidak layak tumbuh atau pada lahan yang terkena banjir, akan membutuhkan
biaya yang sangat tinggi karena dikemudian hari penduduk yang telah bermukim harus
dipindahkan ke lokasi yang benar-benar sesuai atau layak untuk permukiman.
Penentuan suatu calon lokasi permukiman transmigrasi di Kecamatan Tarabintang
didasarkan pada usulan lokasi untuk pengembangan permukiman transmigrasi dari
daerah masyarakat di Kecamatan Tarabintang Kabupaten Humbang Hasundutan.
Biasanya pola permukiman yang akan dikembangkan sesudah ditentukan sebelum
survey, dalam hal ini pola permukiman dapat berupa pola yang berkaitan dengan
investor, seperti pola PIR-Trans, atau Hutan Tanaman Industri, Hutan Rakyat atau pola
yang tidak dikaitkan dengan investor, seperti pola Tanaman Pangan Lahan kering.
Luas calon lokasi yang direncanakan untuk program transmigrasi pada Kecamatan
Tarabintang adalah lebih kurang 1.700 Ha, yang diusulkan oleh masyarakat Kecamatan
Tarabintang. Status hutan calon lokasi merupakan hutan produksi yang dapat dikonversi
dan tidak termasuk hutan lindung.
Kerangka Acuan Kerja ini merupakan Pokok Acuan Tugas Penyusunan RTSP yang
berlaku untuk semua pola dengan detail pelaksanaan yang sudah ditentukan dalam
“JUKLAK” atau Petunjuk Pelaksanan yang disajikan secara terpisah menurut pola-pola
permukiman yang ada.

Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Maksud pelaksanaan kegiatan ini adalah :


a. Memberikan informasi mengenai calon lokasi yaitu :
i. Letak (geografis dan administratif) dan pencapaian calon lokasi
permukiman
ii. Kondisi sosial ekonomi penduduk setempat.
iii. Ketersediaan sumber material (untuk bahan bangunan, bahan
material pembangunan jalan dan seterusnya).
iv. Kondisi hutan dikaitkan dengan metode dan kelas hutan menurut
biaya pembukaan lahan.
v. Prospek perkembangan calon lokasi
vi. Status perkembangan calon lokasi
b. Menilai kesesuaian permukiman/kelayakan Fisik suatu Calon Permukiman
Transmigrasi yaitu :
i. Kelayakan dari segi lahan/hutan dan kemungkinan klaim penduduk.
ii. Kelayakan dari segi kesesuaian lahan.
iii. Kelayakan dari segi ketersediaan sumber air bersih dan resiko
banjir.
iv. Kelayakan dari segi aksesibilitas dan ketersediaan prasarana jalan.
c. Menyusun rencana tata ruang permukiman transmigrasi yaitu :
i. Rencana peruntukan lahan
ii. Rencana jalan (penghubung/poros).
iii. Rencana pembukaan lahan (batas/posisi lahan yang akan dibuka,
volume dan metode)
iv. Rencana pengembangan pertanian (pola dan jadwal tanam dan
masukan pertanian untuk setiap lahan usaha)
v. Rencana pengadaan sumber air bersih,

2. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah :


a. Rencana pengembangan permukiman transmigrasi pada suatu lokasi
sudah sesuai dengan rencana daerah.
b. Pemanfaatan lahan dapat dilakukan secara optimal, efisien dan sudah
mempertimbangkan kelestarian lingkungan.
c. Pelaksanaan pembangunan permukiman transmigrasi (penyiapan lahan,
penyiapan bangunan dan sebagainya) dilakukan secara terarah dan lancar
d. Transmigrasi dapat hidup secara layak, baik secara ekonomis maupun
sosial di permukimannya yang baru.
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan ini adalah : menilai kelayakan fisik calon
permukiman transmigrasi, menyusun rencana tata ruang permukiman transmigrasi,
dan menyusun rekomendasi kelayakan usaha transmigran.
1. Menilai Kelayakan Fisik Calon Permukiman Transmigrasi
Konsultan harus melakukan penilaian terhadap calon lokasi yang distudi, layak
atau tidak untuk dikembangkan sebagai permukiman transmigran secara fisik.
Dalam hal ini suatu calon permukiman transmigran dinilai layak secara fisik untuk
dikembangkan sebagai permukiman transmigran apabila :
a. Secara aspek legal, status lahan memenuhi/dapat dikembangkan
digunakan untuk pengembangan permukiman transmigrasi.
b. Secara pengunaan lahan, areal masih merupakan lahan yang belum ada
tanaman penduduk/peruntukannya.
c. Secara kesesuaian lahan, lokasi memenuhi kriteria sesuai dengan rencana
peruntukan.
d. Secara hidrologi, lokasi memiliki ketersediaan sumber air bersih yang
dapat memenuhi kebutuhan transmigran dan bebas dari resiko banjir.

2. Menyusun Rencana Tata Ruang Permukiman Transmigrasi


Apabila suatu calon lokasi telah dinilai layak secara fisik untuk dikembangkan
sebagai permukiman transmigrasi, maka konsultan selanjutnya harus menyusun
rencana tata ruang permukiman Transmigrasi yang meliputi rencana daya
tampung dan rencana peruntukan lahan yang mencakup :
a. Peruntukan lahan pekarangan.
b. Peruntukan lahan usaha.
c. Peruntukan Fasilitas Umum Pusat Desa.
d. Peruntukan Fasilitas Umum Non Pusat Desa
e. Peruntukan prasarana jalan (jalan poros / Penghubung dan jalan desa
lengkap dengan jembatan dan gorong-gorong)
3. Menyusun Rencana Teknik Jalan
Suatu permukiman yang direncanakan harus ditunjang oleh rencana jalan
penghubung poros yang menghubungkan pusat SP dengan SP lain atau dengan
pusat-pusat permukiman lain disekitarnya.

4. Arahan Penyiapan Permukiman


Guna pelaksanaan penyiapan permukiman transmigrasi yang sesuai dengan
rencana tata ruang, maka diberikan arahan penyiapan permukiman yang meliputi
arahan penyiapan lahan, arahan penyiapan bangunan dan sarana air bersih.
a. Arahan pembukaan lahan
Dalam hal ini konsultan harus memberikan arahan-arahan yang menyangkut :
i. Luas lahan yang dibuka (oleh Departemen Transmigrasi) menurut
peruntukannya.
ii. Luas lahan yang dibuka menurut kelas hutan, sebagai masukan
dalam penentuan harga pembukaan lahan.
iii. Batas pembukaan lahan
iv. Metoda dan jadwal pembukaan lahan.
v. Ketersediaan Tenaga Kerja.
b. Arahan penyiapan bangunan dan sarana air bersih
Dalam hal ini arahan penyiapan bangunan antara lain yang menyangkut :
i. Jenis dan jumlah bangunan permukiman dan fasilitas umum.
ii. Tipe bangunan rumah/fasilitas umum, tipe biasa atau panggung.
iii. Bahan material pokok yang disarankan, dikaitkan dengan
ketersediaan material pokok setempat.
iv. Sumber air bersih yang diusulkan
v. Rencana pengadaan sarana air bersih yang meliputi jumlah,
dimensi, dan kelengkapannya.

5. Menyusun Usulan Pengembangan Pertanian


Berdasarkan kesesuaian lahan pola permukiman yang telah ditentukan dan
pertimbangan agronomis maka konsultan harus menyusun usulan
pengembangan pertanian yang meliputi : jenis tanaman untuk setiap lahan usaha,
Pola dan jadwal tanam, input / masukan pertanian.
6. Menilai Kelayakan Usaha Transmigran
Berdasarkan rencana-rencana Tata Ruang dan Usulan Pengembangan Pertanian
maka konsultan harus menilai kelayakan usaha transmigran, yaitu dengan menilai
pendapatan transmigran, sudah memenuhi atau tidak jika dibandingkan dengan
kriteria minimal keberhasilan UPT sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Pasal 3
BIAYA DAN SUMBER PENDANAAN

1. Biaya pada kegiatan ini terdiri dari :


a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang
b. Materi dan penggandaan laporan
c. Pembelian dan atau sewa peralatan
d. Sewa kendaraan
e. Perjalanan (lokal maupun luar lokal)
f. Jasa dan overhead perencanaan
g. Pajak dan iuran daerah lainnya.
2. Biaya pekerjaan bagi Konsultan Perencana dan tata cara pembayaran diatur
secara kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan Konsultan
Perencana sesuai peraturan yang berlaku.
3. Pembayaran biaya Konsultan Perencana didasarkan pada prestasi kemajuan
pekerjaan.
4. Sumber dana yang akan digunakan sebagai pembiayaan pekerjaan ini berasal
dari APBD Tahun 2008 Kabupeten Humbang Hasundutan.
Pasal 4
LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG

1. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan adalah Studi Kelayakan Lahan Transmigrasi Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2008 adalah menyusunan Rencana
Teknis Satuan Permukiman (RTSP).

2. Lokasi Kegiatan
Kegiatan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) ini dilaksanakan di
Kecamatan Tarabintang Kabupaten Humbang Hasundutan Propinsi Sumatera
Utara.

3. Data dan Fasilitas Penunjang


a. Penyediaan oleh pengguna jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat
digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa :
i. Laporan dan data
ii. Ruang Panitia Pengadaan
iii. Staff Pengawas/Pendamping.
iv. Fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan
oleh penyedia jasa :
1. Ruang kerja
2. Meja kerja 1 buah
3. Kursi kerja 1 unit
b. Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Penyedia jasa harus menyediakan ATK sendiri dan memelihara semua
fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.
Pasal 5
METODOLOGI

1. Kegiatan Penelitian
Secara umum kegiatan penelitian ini meliputi :
a. Penelitian Land Use dan Topograpi
Penelitian ini bertujuan untuk pemetaan calon lokasi, sekaligus untuk
memperoleh informasi mengenai status lahan, kondisi land use eksisting
dan kemiringan lahan/lereng. Pemetaan lokasi akan menjadi dasar dalam
pembuatan peta tematik lain, penelitian kemiringan lahan yang dilakukan
akan menjadi masukan dalam penyusunan kesesuaian lahan, sedangkan
informasi suatu lahan dan kondisi land use existing akan menjadi masukan
dalam penentuan kesesuaian permukiman. Metoda yang dilakukan dalam
rangka penelitian land use dan topograpi ini adalah survei instansi,
wawancara, dan pengukuran. Survey instansi berupa pengumpulan peta-
peta dasar yang sudah ada (Dep PU, BPN, Birokrasi), wawancara
dilakukan terhadap penduduk dan tokoh masyarakat, khususnya untuk
mengetahui penggunaan lahan. Pengukuran lapangan dilakukan dengan
cara pengukuran sepanjang rintis yang telah ditentukan dan mencatat
kemiringan maupun penggunaan lahan yang ditemukan sepanjang rintis
tersebut. Khusus untuk calon lahan pekarangan, biasanya pengamatan
lebih rapat, karena dibutuhkan ketelitian yang lebih tinggi.

b. Penelitian Tanah
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi
tanah calon lokasi. Berdasarkan kondisi tanah konsultan akan menyusun
kesesuaian lahan yang akan digunakan dalam menilai kesesuaian
permukiman, maupun dalam menyusun rencana pengembangan
pertanian.
Penelitian dilakukan dengan cara pengeboran/pengambilan sampel tanah
sepanjang rintisan yang telah ditentukan, serta dengan pembuatan profil
tanah. Sampel tanah selanjutnya diuji di laboratorium untuk memperoleh
kesesuaian lahan. Alat yang digunakan : bor, tanah, pH, meter.
c. Penelitian iklim dan Sumber Daya Air
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi iklim, ketersediaan
sumber air dan resiko banjir. Hasil penelitian ini disamping dimaksudkan
untuk mengetahui kelayakan calon lokasi dari segi ketersediaan sumber air
bersih dan resiko banjir, juga dimaksudkan dalam rangka penyusunan pola
dan jadwal tanam, penentuan sumber daya air yang akan dikembangkan
serta rekomendasi mengenai perlu tidaknya drainase atau tanggul pada
calon permukiman jika dikembangkan sebagai permukiman transmigrasi.
 Survey institusional : untuk data iklim
 Wawancara penduduk : untuk mengetahui kemungkinan
banjir
 Pengamatan lapangan : pengamatan lapangan dilakukan
dengan membuat sumur uji, dan mengamati
sumber-sumber air permukaan yang ada. Alat
yang digunakan meliputi alat pembuat sumur
uji / bor hidral dan stop watch, pelampung
untuk meneliti air permukaan.

d. Penelitian Hutan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tegakan kayu, kelas
hutan dan status hutan, serta penelitian jenis flora dan fauna. Hasil
penelitian potensi tegakan kayu dimaksudkan untuk menjadi masukan
dalam penentuan kelas hutan yang berguna dalam pengurusan ijin
pemanfaatan kayu, serta dalam penentuan kelas hutan yang akan dibuka
sehingga penelitian hanya dilakukan pada areal yang akan dimanfaatkan
untuk permukiman transmigrasi. Penelitian status hutan dimaksudkan
sebagai masukan bagi penyelesaian status calon lokasi (pelepasan hutan).
Penelitian flora dan fauna dimaksudkan sebagai masukan dalam telaahan
sedangkan penelitian lingkungan dilakukan dengan cara pengamatan,
wawancara, dan survey instansional, alat yang digunakan : Agha Meter.
e. Penelitian Sosial – Ekonomi Pertanian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi pertanian
penduduk setempat sebagai masukan di dalam memprediksi kondisi sosial
– ekonomi pertanian transmigran, maupun sebagai masukan di dalam
penyusunan rekomendasi pengembangan pertanian transmigran,
penelitian ini dilakukan dengan cara questionaire terhadap penduduk
setempat ditambah wawancara serta survey instansional di desa dan
kecamatan.

f. Penelitian Trase Jalan dan Sumber Material


Penelitian ini bertujuan untuk menentukan terase jalan penghubung/poros
sekaligus memperoleh informasi kondisi terase dan ketersediaan sumber
material sebagai masukan di dalam merencanakan disain geometrik dan
konstruksi jalan.

g. Aspek Regional
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai
aksesibilitas lokasi terhadap sistem penghubung dan pusat-pusat kegiatan
yang ada, serta untuk mengetahui kebijaksanaan daerah di dalam
pembangunan daerah studi dan sekitarnya.

h. Telaahan Lingkungan
Studi penyusunan RTSP tidak dimaksudkan untuk melakukan studi yang
khusuus mengenai lingkungan (Amdal). Akan tetapi sebagai suatu studi
perencanaan, maka studi RTSP harus sudah mempertimbangkan aspek
lingkungan serta dampak-dampak yang mungkin timbul jika calon lokasi
dikembangkan sebagai permukiman transmigrasi. Oleh karena itu telaahan
lingkungan dalam studi ini dilakukan berdasarkan masukan dari setiap
displin ilmu yang ada yang dikoordinir oleh salah satu tenaga ahli yang
memiliki Sertifikat Khusus Amdal. Tujuan dari telaahan lingkungan ini
adalah untuk menyusun upaya penanggulangan permasalahn lingkungan
yang diperkirakan akan timbul jika calon permukiman dikembangkan
sebagai permukiman transmigrasi misalnya erosi tanah.

2. Kegiatan Koordinasi
Permukiman transmigrasi pada dasarnya merupakan pengembangan daerah
baru pada suatu daerah tujuan yang dimaksudkan untuk menunjang
pengembangan daerah tujuan. Agar dapat menunjang pengembangan daerah
tujuan, maka penyusunan RTSP pada calon lokasi haruslah sinkron/selaras
dengan rencana pengembangan dareah dan instansi-instansi terkait. Oleh karena
itu salah satu kegiatan yang penting dalam penyusunan RTSP adalah koordinasi
dengan pemerintah daerah dan instansi terkait, baik yang bersifat konfirmasi awal
maupun presentasi hasil studi.

3. Kegiatan Analisa dan Penyusunan Rencana


Kegiatan analisa dimaksudkan untuk mengetahui potensi maupun kendala calon
lokasi yang terkait dengan rencana pengembangan permukiman transmigrasi.
Dalam kaitan ini, maka standar/kriteria pengembangan permukiman transmigrasi
harus menjadi acuan konsultan. Kegiatan analisa tata ruang sudah dilakukan di
lapangan berdasarkan masukan-masukan dari berbagai penelitian yang dilakukan
untuk menghasilkan rencana Tata Ruang yang akan dipatok di lapangan.
Selanjutnya bardasarkan hasil analisa yang lebih detail, hasil analisa laboratorium
(air, tanah dan jalan), rencana tata ruang yang telah disusun disempurnakan dan
dilengkapi sesuai dengan maksud dan tujuan penyusunan RTSP.

Pasal 6
TANGGUNG JAWAB PERENCANA

1. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa


perencanaan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dan kode tata laku profesi
yang berlaku.

2. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :.


a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan
standar hasil karya perencanaan yang berlaku.
b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi
batasan-batasan yang telah diberikan oleh proyek, antara lain melalui KAK
ini seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu
bangunan yang akan diwujudkan.
c. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan,
standar dan pedoman teknis yang berlaku untuk.

Pasal 7
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 60 (enam puluh) hari kalender.

Pasal 8
TENAGA AHLI, ASSISTEN TENAGA AHLI DAN TENAGA PENUNJANG

1. Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :


a. Tenaga Ahli Physik Tata Ruang (Planner)
Tenaga Ahli Physik Tata Ruang (Planner) disyaratkan adalah Sarjana
Planologi atau Teknik Arsitek , Strata Dua (S2) lulusan
Universitas/perguruan tinggi negeri atau yang telah disamakan yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan di bidang Perencanaan
Permukiman Transmigrasi minimal 6 (enam) tahun dan mempunyai
Sertifikat Pelatihan Perencanaan Permukiman Transmigrasi, serta
mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) pada kualifikasi Ahli Utama sebagai
ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja selama pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
pekerjaan dinyatakan selesai.
b. Tenaga Ahli Arsitektur
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Tekniik Arsitektur Strata Satu
(S1) lulusan Universitas/perguruan tinggi negeri atau yang telah disamakan
yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan Perencanaan Permukiman
Transmigrasi minimal 5 (lima) tahun.
c. Tenaga Ahli Jalan dan Jembatan (Civil Engineer)
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata Satu (S1)
lulusan Universitas/perguruan tinggi negeri atau yang telah disamakan
yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan Perencanaan Permukiman
Transmigrasi minimal 5 (lima) tahun.
d. Tenaga Ahli Hidrologis (Hidrology Engineer)
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Teknik Sipil Strata
Satu (S1) lulusan Universitas/perguruan tinggi negeri atau yang telah
disamakan yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan Perencanaan
Permukiman Transmigrasi minimal 5 (lima) tahun.
e. Tenaga Ahli Ukur (Geodetic Engineer)
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Geodesi Strata Satu
(S1) lulusan Universitas/perguruan tinggi negeri atau yang telah disamakan
yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan Perencanaan Permukiman
Transmigrasi minimal 5 (lima) tahun.
f. Tenaga Ahli Tanah (Soil Specialist)
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Pertanian Strata Satu (S1)
lulusan Universitas/perguruan tinggi negeri atau yang telah disamakan
yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan Perencanaan Permukiman
Transmigrasi minimal 5 (lima) tahun.
g. Tenaga Ahli Budidaya Pertanian (Agronomist Specialist)
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Pertanian Strata Satu (S1)
lulusan Universitas/perguruan tinggi negeri atau yang telah disamakan
yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan Perencanaan Permukiman
Transmigrasi minimal 5 (lima) tahun.
h. Tenaga Ahli Lingkungan
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Lingkungan Strata
Satu (S1) lulusan Universitas/perguruan tinggi negeri atau yang telah
disamakan yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan Perencanaan
Permukiman Transmigrasi minimal 5 (lima) tahun.
i. Tenaga Ahli Sosial Budaya
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Sosial Lingkungan Strata
Satu (S1) lulusan Universitas/perguruan tinggi negeri atau yang telah
disamakan yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan Perencanaan
Permukiman Transmigrasi minimal 4 (empat) tahun.

2. Assisten Tenaga Ahli


a. Surveyor Topografi
b. Surveyor Tanah
c. Surveyor Hydrologi
d. Surveyor Jalan dan Jembatan

3. Tenaga Penunjang
a. Operator CAD
b. Operator Computer
c. Buruh Lokal
d. Office Boy

Pasal 9
LAPORAN

1. Secara keseluruhan laporan hasil studi kelayakan penyusunan Rencana Teknis


Satuan Permukiman (RTSP) dan Rencana Teknis Jalan (RTJ) di Desa Sihas
Toruan Kecamatan Tarabintang Kabupaten Humbang Hasundutan Propinsi
Sumatera Utara akan meliputi :
a. Laporan Pendahuluan (Inception Report).
Laporan Pendahuluan (Inception Report) merupakan laporan mengenai
Rencana Kerja Team Survey di lapangan yang dilampiri dengan Peta
Rencana Kerja (Rencana Rintisan).

b. Laporan Lapangan (Interim Report)


Laporan Lapangan (Interim Report) merupakam laporan sementara hasil
survey laporan yang dilengkapi dengan peta-peta hasil pengukuran atau
pengamatan lapangan serta Rencana Tata Ruang Permukiman yang telah
dipatok di lapangan.

c. Laporan Akhir Sementara (Draft Report)


Laporan Akhir Sementara (Draft Report) merupakan laporan yang masih
bersifat sementara/draft. Draft report ini akan dipresentasikan oleh
konsultan untuk mendapatkan tanggapan atau masukan bagi
penyempurnaan laporan/album peta.

d. Laporan Akhir (Final Report)


Laporan Akhir (Final Report) adalah draft laporan yang telah
diperbaiki/disempurnakan dan telah disetujui menjadi laporan akhir.

e. Album Gambar
Album Gambar berisi. Peta-peta yang terdiri atas :
No. Nama Peta Skala

1 Peta Orientasi Propinsi 1 : 500.000


2. Peta Orientasi Kabupaten 1 : 250.000
3. Peta Orientasi Kecamatan 1 : 50.000
4. Peta Desa/Peta Topografi 1 : 20.000
5. Peta Rintisan/Dasar 1 : 10.000
6. Peta Kemiringan Lahan 1 : 10.000
7. Peta Tanah 1 : 20.000
8. Peta Tanah Areal Permukiman 1 : 10.000
9. Peta Tata Guna Lahan 1 : 20.000
10. Peta Tata Guna Lahan Areal Permukiman 1 : 10.000
11. Peta Hidrologi 1 : 20.000
12. Peta Hidrologi Areal Permukiman 1 : 10.000
11. Peta Kesesuaian Lahan 1 : 20.000
12. Peta Kesesuaian Lahan Areal Permukiman 1 : 10.000
11. Peta Rencana Umum Tata Ruang 1 : 20.000
12. Peta Rencana Umum Tata Ruang Areal 1 : 10.000
Permukiman
13 Peta Batas Land Clearing 1 : 5.000
14 Peta Alinemen Jalan Penghubung/Poros 1 : 10.000/1 : 200
15 Peta Potongan Melintang dan Memanjang Jalan 1 : 1.000/1 : 200

16 Peta Pusat Desa 1 : 2.000


17 Tabel Volume Pekerjaan No Skala
f. Paket Informasi Lokasi (Pilok A) :
Paket informasi lokasi adalah suatu ringkasan laporan disusun
berdasarkan Final Report. Paket informasi lokasi dimaksudkan sebagai
suatu ringkasan laporan hasil studi penyusunan RTSP dan RTJ untuk
memudahkan pembuat keputusan di dalam memperoleh informasi-
informasi yang dibutuhkan. Paket Informasi Lokasi (Pilok) A berisi antara
lain : Pendahuluan, Aspek Pengembangan Wilayah, Aspek Legalitas
Lahan, Aspek Teknis, Aspek Pembiayaan, Rekomendasi

g. Paket Informasi Lokasi (Pilok B) : Paket Informasi Layak Huni


Paket informasi lokasi adalah suatu ringkasan laporan disusun
berdasarkan Final Report. Paket informasi lokasi dimaksudkan sebagai
suatu ringkasan laporan hasil studi penyusunan RTSP dan RTJ untuk
memudahkan pembuat keputusan di dalam memperoleh informasi-
informasi yang dibutuhkan. Paket Informasi Lokasi (Pilok) B berisi antara
lain : Informasi Lokasi, Aspek Kepankiman, Aspek Pengerahan dan
Pembinaan

h. Paket Informasi Lokasi (Pilok C) : Paket Informasi Layak Berkembang


Paket informasi lokasi (Pilok C) atau Paket Informasi Layak Berkembang
adalah suatu ringkasan laporan yang berisi kelayakan berkembang dari
lokasi.

i. Paket Informasi Lokasi (Pilok D) : Paket Informasi Layak Usaha


Paket informasi lokasi (Pilok D) atau Paket Informasi Layak Usaha adalah
suatu ringkasan laporan yang berisi kelayakan program.
2. Secara keseluruhan kegiatan penyusunan laporan dan waktu pelaksanaan akan
meliputi sebagai berikut :

KEGIATAN WAKTU PRODUK

Persiapan 4 Hari Inception Report


Survey Lapangan 20 Hari Inception Report
Penyusunan Laporan dan Album 10 Hari Draft Report
Gambar
Evaluasi Laporan 4 Hari -
Penyusunan Laporan dan Album 15 Hari Final Report
Gambar
Pilok A 7 Hari Pilok A
Pilok B 7 Hari Pilok B
Pilok C 7 Hari Pilok C
Pilok D 7 Hari Pilok D

Anda mungkin juga menyukai