83644904
83644904
SKRIPSI
Diajukan Kepada:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN MMI) Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Strata Satu Sarjana Sains (S.Si)
Oleh:
ARIEF WAHYULLAH
NIM. 04510024
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2009
1
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
Oleh:
Arief Wahyullah
NIM. 04510024
Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Jurusan Matematika
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Abdussakir, M. Pd.
NIP. 19751006 200312 1001
2
MODEL LOGISTIK DENGAN PENUNDAAN PADA SPESIES TUNGGAL
SKRIPSI
Oleh:
ARIEF WAHYULLAH
NIM. 04510024
Mengetahui
Ketua Jurusan Matematika
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Abdussakir, M. Pd.
NIP. 19751006 200312 1001
3
PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan syukur Alhamdullillah kehadirat Allah SWT, Tuhan penguasa alam
semesta atas Rahmat dan restu-Nya, sehingga saya bisa berdiri menapaki kehidupan di
dunia ini.
Nabi Muhammad SAW, penerang kehidupan yang telah menunjukkan jalan yang benar
kepada umatnya.
Kupersembahkan karya kecilku kepada:
Kedua orangtua-ku tercinta, terimakasih atas segalanya. terimakasih atas kasih sayang,
kepercayaan, spirit, wejangan, doa yang selalu mengalir untuk ananda
Istriku Tercinta yang menemaniku disaat suka,duka, sehat sakit , senang susah ,
Untuk anakku Nanda alm, maafkan papa titak bisa menjaga kamu dengan baik
Dan untuk baby kecilku yang masih dirahim bunda, terima kasih sudah menjadi spirit
buat papa.
Untuk adikku misni mustika dan Dwi maftuh Ahnan jadilah anak yang berbakti pada
orang tua dan bahagialah , semoga cita-citamu tercapai
Kedua mertuaku terimakasih telah memberi support dan doa restu
Seluruh keluarga besar abah nawawi, :abah Toni , wa Sofyan, wa Idin, wa Solikha, wa
haji Napiah dan banyak lagi yang belum tersebut
Keluarga besar haji ismail : gagong Walam, gagong Supandi. Dan banyak lagi yang
belum tersebut
Teman –teman Ikawiradharma : Didik Himmawan, Ihya Ulumuddin, Maulana, Barok,
Sihab, A. mujahid, Budi taryono, Syakur, Samsul khan, Nasruddin, Asep Saifullah,
Nurullah , om Bero Ahmad Fuadi, Nurul Mubarok, dan yang tidak tersebut jangan marah.
Untuk sahabat-sahabati PMII: Agus S, Okta, Khoiron, Zainal Abiding, mas Bambang,
M. izza, Arif ayik, Majid, Mufit, dan banyak yang tidak bisa disebutkan
Untuk saudara-saudaraku Mapala Tursina: Ahmad Jamil, Farhan Apetatu, Tri
Azhari, Sultonul Huda, Saiful Hadi, Rahdiansyah, Sri Cahyaningsih, Zakiyatul Izzah,
dan saudara-saudara tursina yang lainnya
Teman-temen matematika angkatan 2004 semuanya terima kasih atas suportnya
4
Motto:
BEKERJALAH
SEAKAN KAMU
HIDUP SELAMANYA
BERIBADAHLAH
SEAKAN KAMU
MATI BESOK
5
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur Allah tuhan semesta alam, berkat rahmat dan izin-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan dengan lancar. Sholawat dan salam
penulis persembahkan kepada nabi Muhammad S.A.W, berkat perjuangannya
yang telah mengahadirkan pencerahan untuk umat manusia dan menjadi motivasi
bagi penulis untuk belajar, berusaha dan menjadi yang terbaik..
Dalam merampungkan tugas akhir perkuliahan penulis berusaha dengan
sekuat tenaga dan pikiran, namun penulis menyadari bahwa tanpa partisipasi dari
banyak pihak tugas akhir ini dapat terselesaikan. Dengan iringan do’a dan
kerendahan hati izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Malang
2. Prof. Drs. Sutiman B. Sumitro, SU., DSc, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Malang
3. Abdussakir, M.Pd. selaku ketua jurusan Matematika Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Malang.
4. Usman Pagalay M.Si. selaku dosen pembimbing
5. Achmad Nashichuddin. M.A. salaku pembimbing agama
6. Bapak/Ibu dosen jurusan Matematika yang telah banyak memberikan
pelajaran dan didikan, Bapak Abdussyakir, M.Si, terima kasih atas masukan
dan arahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Kedua orang tua (Bapak Moch Amien S.Pdi dan Ibu Kapsah), dan istri
tercinta (Puji Mindarwati), yang tak henti-hentinya memanjatkan doa serta
bekerja memeras keringat untuk pendidikan, kebahagiaan dan kesuksesan
masa depan penulis.
8. Adikku tersayang (Misni Mustika), semangat dan kerja kerasmu serta
membuang rasa malu untuk hal yang halal akan menjadi inspirasi dalam setiap
langkah hidupku.
9. Kedua mertuaku (bapak Mahmudi dan ibu Mutiah) serta adik (Dwi Maftuh
Ahnan) yang telah memberi support.
6
10. Sahabatku Okta Tririan Fanani, Agus Syaifurrokhim semua kebaikanmu akan
mengingatkan aku akan sosok sahabat terbaik, serta sahabat-sahabatku di
PMII Koms. Malang yang senantiasa mengisi hari-hariku selama di Malang.
11. Teman-teman Matematika 2004, canda tawa kalian kan selalu terngiang
dalam benakku.
12. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebut satu persatu, atas keiklasan
bantuan moril dan spirituil penulis ucapkan terima kasih.
Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan
keilmuan Matematika model logistik spesies tunggal dengan penuudaan,
Tentunya koreksi, saran, dan kritik konstruktif senantiasa penulis harapkan demi
kesempurnaan dalam penulisan tugas akhir ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
MOTTO .......................................................................................................... iv
HALAMAN PEERSEMBAHAN..................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi
8
2.1. Pengertian Persamaan Deferensial .................................................... 10
3.2. Model Logistik Penundaan dengan Usaha Tetap dari Memanen ....... 34
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 66
LAMPIRAN
9
DAFTAR GAMBAR
Figure 34……………………………………………………………………… 48
Figure 35……………………………………………………………………… 56
Figure 36……………………………………………………………………… 60
10
DAFTAR LAMPIRAN
Program matlab………………………………………………………………... 68
Figure 34…………………………………………….……………………….…69
Figure 34…………………………………………….………………………… 70
Figure 34…………………………………………….………………………… 71
11
ABSTRAK
Wahyullah, Arief.2009. Analisis Model Logistik Spesies Tunggal dengan
Penundaan.Jurusan Matematika Fakultas sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing : Usman Pagalay, M.Si
Kata kunci: Model Logistik spesies tunggal, persamaan defferensial linier, titik
equilibrium
12
BAB I
PENDAHULUAN
pemahaman melalui suatu metode dan ilmu bantu tertentu. Salah satu ilmu
tanpa batas atau tak bisa terelakkan. Itu bergantung pada laju pertumbuhan
dari populasi.
logistik terlebih dulu yang diselidiki oleh PF. Verhults pada 1830. Model
13
ini menganalisis laju pertumbuhan dan daya-dukung lingkungan. PF.
Serikat untuk meramalkan populasi US., Lipkin dan Tukang besi (2006).
pohon di hutan.
dunia nyata karena sering kali membuat berdasar pada informasi historis.
populasi tidak hanya bergantung pada ukuran populasi pada waktu t tetapi
model Logistik dengan dan tanpa waktu tunda sudah dipelajari oleh
koefisien catchabilas.
14
Untuk meneliti stabilitas titik keseimbangan dari model dengan
adalah stabil asimptotis jika dan hanya jika akar dari persamaan
baru dalam masalah ini, melainkan telah titikkan tentang adanya eksistensi
dari sesuatu yang ada di balik alam semesta (Rahman, 1992:92). Alam
alam semesta tercipta sebelum matematika itu ada. Alam semesta serta
15
’Îû Ô7ƒÎŸ° …ã&©! ä3tƒ öΝs9uρ #Y‰s9uρ õ‹Ï‚−Gtƒ óΟs9uρ ÇÚö‘F{$#uρ ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9$# à7ù=ãΒ …çµs9 “Ï%©!$#
alam Allah juga telah melengkapinya dengan penyelesaiaan dalam bentuk suatu
4 ©!$# (#θà)¨?$#uρ ( 7‰tóÏ9 ôMtΒ£‰s% $¨Β Ó§øtΡ öÝàΖtFø9uρ ©!$# (#θà)®?$# (#θãΖtΒ#u šÏ%©!$# $pκš‰r'‾≈tƒ
16
sehari-hari yang biasa disebut dengan pemodelan, dalam pemodelan ini
dx
= v ( x, t , f )
dt
spesies tunggal
penundaan
17
1.4. Batasan Masalah
dx(t ) x
= rx 1 −
dt K
Keterangan:
r = laju pertumbuhan
Model penundaan:
= f ( x (t ) , x (t − τ ))
dx(t )
dt
skor.
18
• Model logistik dengan bentuk persamaan differensial linier ordo
Satu
1958:28).
19
2. Data dan Sumber Data
Pengumpulan data tidak lain adalah salah satu dari proses pengadaan
20
4. Teknik Analisis Data
MATLAB
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
21
BAB III PEMBAHASAN
filsafatnya.
BAB IV PENUTUP
22
BAB II
DASAR TEORI
bebas) beserta turunannya terhadap satu atau lebih peubah bebes disebut
terdiri dari satu atau lebih variabel terikat dengan satu variable bebas
(ross,1984:4)
Contoh:
2
d2y dy
2
+ xy = 0
dx dx
d4x d2x
+ 5 + 3 x = sin t
dt 4 dt 2
Definisi 4:
Model adalah suatu konsep atau objek yang digunakan untuk menggambar
dipahami.(mayer, 1985:2)
23
Definisi 5:
24
Sekarang perhatikan semua sub model untuk melihat apakah model
Dalam membuat desain sebuah tes untuk model yang dibuat sebaiknya
25
pengalaman dinyatakan dalam besaran kuantitatif, disimbulkan dengan
kosakata matematika.
Definisi 6:
x = f ( x, y ), y = g ( x, y )
………………………….(2.4)
jika titik ( x0 , y 0 ) meropakan titik kritis dsari (2.4) maka penyelesanan dari
x(t ) ≡ x0 , y (t ) ≡ y 0
tetapi melambat pada akhirnya dan mendekati kapasitas tampungnya karna sumer
1 dx x
=r−
x dt K
dx x
= rx 1 −
dt K
26
Keterangan:
r = laju pertumbuhan
Model penundaan:
yaitu:
K
x (t ) =
K − rt
− 1 e + 1
x0
yaitu.,
x0 K
x(t ) =
x0 + ( K − x0 )e − rt
27
.Model logistik mempunyai dua poin-poin keseimbangan, yaitu., x=0 dan x=K
titik keseimbangan tidak stabil selagi titik keseimbangan yang kedua serentak
stabil asimptotis.
Solusi Analitik
dx x
= rx 1 −
dt K
Kita peroleh
dx
∫ x(1 − p / K ) = ∫ kdt
Untuk menghitung integral diruas kiri kita tuliskan
1 K
=
x(1 − x / K ) x(K − x )
1 1 1
= +
x ( K − x ) x (K − x )
1 1
∫ x + (K − x ) dx = ∫ kdt
ln x − ln K − x = kt + C
K−x
ln = − kt − C
x
K−x
= e − kt −C = e −C e − kt
x
28
K−x
= Ae kt
x
K x 1
− 1 = Ae − kt ⇒ −
x K 1 + Ae − kt
K
Sehingga x −
1 + Ae − kt
Kita tentukan nilai A dengan mensubtitusikan t=0. jika t=0 maka x=x0 (populasi
awal) sehingga
K − x0
= Ae 0 = A
x0
K K − x0
x(t ) = − kt
denganA =
1 + Ae x0
lim x(t ) = K
t →∞
dx(t ) x(t − τ )
= rx(t ) 1 − (3.1)
dt K
dari model (3.1) dapat digunakan untuk model yang dinamis dari
29
x(t − τ )
bentuk 1 − di dalam model (3.1) tandakan suatu umpan balik
K
dx(t ) x(t − τ )
= rx(t ) 1 − − Ex(t )
dT K
K
untuk model ini adalah x(t)= (r-E)=K. Untuk tujuan mendapatkan
r
du (t ) r
= (r − E (u (t ) + K .) − ( u (t ) + K .) (u (t − τ ) + K .)
dt K
du (t )
= −(r − E )(u (t − τ )
dt
30
λ + (r − E )e− λτ = 0
2.6.3. Model logistik dengan usaha yang tetap dari memanen dan
dx(t ) x(t )
= rx(t ) 1 − − Ex(t − τ ) (3.9)
dt K
K
x(t)= ( r − E ) = K Untuk tujuan mendapatkan suatu titik keseimbangan
r
du (t ) r
= r (u (t ) + K .) − (u (t ) + K ) 2 − E (u (t − τ ) + K , )
dt K
Atau
du (t ) r 2r r
= ru (t ) + rK . − u (t ) 2 − K .u ( y ) − K 2 − Eu (t − τ ) − EK .
dt K K K
memperoleh
31
du (t )
= (2 E − r )u (t ) − Eu (t − τ )
dt
λ − (2 E − r ) + Ee− λτ = 0
karakteristik (3.11).
2.6.4. Model logistik penundaan tunggal dengan kuota yang tetap dari
adalah
dx(t ) x (t −τ )
= rx(t ) 1 − − H, (3.16)
dt K
untuk menjadi hal positif tetap. Di model ini tingkat pemanenan adalah
rK rK
jika H > tidak ada keseimbangan titik, sedang jika H ≤ ada satu
4 4
atau dua poin-poin keseimbangan yang positif untuk model (3.16). Karena
dua kasus.3.26
Definisi :
32
Persamaan defferensial linier adalah persamaan defferensial yang berpangkat satu
dny d n −1 y dy
a0 ( x ) n + a1 ( x ) n −1 + ... + a n−1 ( x ) + an ( x ) y = f ( x )
dx dx dx
yang kontinu pada suatu selang I dan koefisien pertama an ( x ) ≠ 0 untuk setiap
x∈I .
Definisi 7:
(
F x, y, y1 , y 2 ,..., y (
n)
) (2.7.1)
Definisi 8:
y '+ 2 sin x = 0
33
d2y dy
2
+ 3x − 2 y = 0
dx dx
2
d 3 y dy
3
+ − ex = 0
dx dx
Jadi,
(2.7.2)
Karena dan semua turunannya muncul dalam pangkat satu, maka disebut
D n x + a1 ( x ) Dx n −1 + ... + an −1 ( x ) Dx + an ( x ) y = k ( y )
(2.7.3)
Operator dalam kurung siku adalah operator linier. Jadi jika menyatakan
34
L( f + g) = L( f ) + L(g)
(2.7.4)
L ( cf ) = cL ( f )
(2.7.5)
dy
+ P ( x) y = Q ( x)
dx
(2.8.1)
integral
e∫
p (x ) dx
Dan menghasilkan
e∫
dy ∫ p (x ) dx
P ( x ) y = Q ( x ) − e∫
p (x ) dx p (x ) dx
+e
dx
(2.8.2)
ye ∫
p (x ) dx
d ∫ p (x ) dx ∫ p (x ) dx
ye = Q ( x) − e
dx
ye ∫ = ∫ Q ( x ) − e∫
p (x ) dx p (x ) dx
35
− p (x ) dx ∫ p (x ) dx dx
y=e ∫ ∫ Q ( x ) − e
(2.8.3)
Contoh 1:
dy 2 sin 3 x
+ y=
dx x x2
Jawab:
e∫
(2 / x ) dx
= e 2ln x x = eln x 2 = x 2
Maka
dy
x2 + 2 xy = sin 3 x
dx
atau
dy
+ x 2 y = sin 3 x
dx
x 2 y = ∫ sin 3 xdx
1
= − cos 3 x + c
3
1
y = − cos 3 x + c x − 2
3
Contoh 2:
dy
= r. y ( t ) , y (0) = y0 (2.8.4)
dt
36
dy
= r.dt
y (t )
dy
∫ y ( t ) = ∫ r.dt
ln y = rt + c
dy
= −r.dt
y (t )
dy
∫ y ( t ) = ∫ −r.dt
ln y − C = rt
ln y − ln y0 = rt
y
ln = rt
y0
y
= e rt
y0
37
4 ©!$# (#θà)¨?$#uρ ( 7‰tóÏ9 ôMtΒ£‰s% $¨Β Ó§øtΡ öÝàΖtFø9uρ ©!$# (#θà)®?$# (#θãΖtΒ#u šÏ%©!$# $pκš‰r'‾≈tƒ
sebelum dihisab allah dan lihatlah apa yang telah kalian tabung untuk diri
kalian sendiri berupa amal solehuntuk hari kemudian ketika bertemu rob-
mu.
apa yang akan kita lakukan hari esok. Sehingga semua yang kita
38
perencanaaan untuk masa depan berarti kita sudah punya arah dan tujuan
yang jelas dan dapat menuai hasil yang optimal.(tafsir ibnu katsir:)
Dari ayat dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) ungkapan dari kalimat ini juga
memiliki nuansa dan sentuhan yang sangat luas dari lafadznya sendiri.
Kalimat ini hanya seekedar terlintas dalam hati saja, terbukalah dihadapan
Ghat: hari kiamat ia dinamakan ghat (esok hari) karena dekatnya sebab
dan munafik yang kesudahan mereka adalah siksa dunuawi dan ukhrowi.
39
Ayat diatas mengajak kaum muslimin untuk berhati-hati jangan sampai
ketaatan dan menundukkan diri hanya kepada-Nya saja, tidak sedikit pun terdapat
Dalam ayat yang lain Allah SWT menerangkan tanda-tanda orang bertakwa
untuk hari esok karna seperti pepatah mengatakan hari esok harus lebih baik dai
hari sekarang.
Manusia dalah mahluk yang paling mulia karena mempunyai akal. Oleh karna itu
wajib hukumnya bagi manusia untuk berfikar karna sesungguhnya allah telah
40
BAB III
PEMBAHASAN
dx(t ) x(t − τ )
= rx(t ) 1 − (3.1)
dt K
Titik equilibrium positif dari model (3.1) dapat digunakan untuk model
x(t − τ )
bentuk 1 − di dalam model (3.1) menandakan suatu
K
penundaan (3.1)
dt (t ) dx (t )
= . disubtitusi u (t ) = x(t ) + K Kedalam persamaan (3.1) untuk
dt dt
mendapatkan
41
du (t ) u (t − τ ) + K
= r (u (t ) + K ) 1 −
dt K
du (t ) u (t − τ )
= r (u (t ) + K ) 1 − − 1
dt K
du (t ) u (t − τ )
= r (u (t )) 1 −
dt K
menjadi
du (t ) −r
= (u (t )u (t − τ ) − ru (t − τ )
dt K
Karena x(t) tertutup bagi K, istilah u(t) u(t - τ ) dapat diabaikan. Sekarang
du (t )
= −ru (t − τ )
dt
(3.2)
untuk memahami model stabilitas dari titik equilibrium nol (3.2) kita
karakteristik
λ eλτ = − reλ ( t −τ )
λ + e − λτ = 0 (3.3)
42
Lemma 3.1 misalkan r > 0 dan λ > 0 . Akar dari persamaan
1
karakteristik (3.3) adalah negative jika λ ≤
re
1
λ . = − ln(rt ) . r adalah suatu titik-kritis untuk F (λ ) .selanjutnya,
τ
1
Sekarang, kita mempunyai F (λ .) = − (ln(rt ) + 1) yang mana sama
τ
1 1
dengan nol jika rt = or (τ = ), dan kurang dari nol jika
e re
1 1
τ< . jikaτ < kita hanya mempunyai satu akar, yaitu.,
re re
1 1
λ = ln(rτ ) dan jika τ < kita mempunyai dua akar negatif
τ re
yang riil.
1
Jika F (λ .) > 0, yaitu , rt > dengan ini mengikuti sebagai berikut
e
bahwa tidak ada akar yang riil dari persamaan karakteristik (3.3) Di
43
ρ + iω = −re − ( ρ +iω ) = −re − ρτ (cos(ωτ ) − i sin(ωτ ))
imajiner
ρ = −re − ρτ (cos(ωτ )
(3.4.a)
ω = re − ρτ sin(ωτ )
(3.4.b)
Lemma 3.2 Misalkan r >0 dan τ > 0 Akar dari persamaan karakteristik
(3.3) adalah kompleks menghubungkan dengan bagian hal negatif yang riil
1 π
jika <τ <
re 2r
1
ln( rt ) adalah suatu titik-kritis untuk F (λ ) Kita lebih lanjut mempunyai
τ
F ''(λ ) = rt 2 e − λτ yang mana adalah positif. Ini berarti bahwa nilai dari titik-
1 1
riil ketika F (λ.) = (ln(rt ) + 1) > 0 dan ini terjadi ketika < τ Sekarang,
τ re
kita akan menunjukkan bahwa akar dari F (λ ) adalah suatu jumlah yang
44
Mengira bahwa (3.3) mempunyai suatu akar λ = ρ + iω dengan ρ ≥ 0
dapat berasumsi bahwa ω > 0 dan ini menyiratkan, dari ( 3.4.b) bahwa
π
0 < ωτ = re − ρτ sin ωτ <
2
ρ = − re − ρτ cos ωτ
kasus, lihat Gudang dan Fulford (2002). Nicholson di Fulford dan Barnes
x
xn +1 = xn + rxn 1 − n +τ
K
dan τ = 17 hari.
45
Dari kondisi stabilitas, Lemma 3.1 dan 3.2, kondisi stabilitas dari
Theorem 2.8, kita dapat berpikir tentang akar dari persamaan karakteristik
(3.3) ketika fungsi yang berlanjut dalam hal dari penundaan τ adalah
stabilitas dari model (3.2) kita harus menentukan nilai dari τ . di mana
r cos ωτ = 0
r sin ωτ = ω (3.5)
dλ dλ
− re − λτ τ +λ = 0
dτ dτ
46
Dari (3.3) kita mengetahui bahwa -reλτ = λ kemudian
dλ dλ
+λ τ +λ=0
dτ dτ
dλ −λ 2
=
dτ 1 + λτ
Seperti itu
d(Reλ ) ω2
sign = sign Re
dτ λ −iω 1+iωτ
ω 2 − iω 3τ
= sign Re
1+iω 2τ 2
ω2
= sign 2 2
>0
1+ω τ
τ peningkatan,
titik keseimbangan adalah asimtotik yang stabil walaupun tidak ada waktu
tunda. Dari persamaan (3.5) dan ω =r. kita mempunyai cos ω τ =0 dan
π π π
sin ω τ . Kaarenanya ωτ . Kita menandakan τ 0 = = Kemudian
2 2ω 2 r
47
π
Ada suatu stabilitas tombol pada τ Pencabangan dua Hopf
2r
π
terjadi pada τ dan nol keseimbangan menunjuk stabilitas kertas WC
2r
Memanen
dx(t ) x(t − τ )
= rx(t ) 1 − − Ex(t )
dT K
( 3.6 )
di mana E suatu usaha dari memanen yang diasumsikan untuk menjadi
K
model ini adalah x(t)= (r-E)=K. Untuk tujuan mendapatkan suatu titik
r
du (t ) r
= (r − E (u (t ) + K .) − ( u (t ) + K .) (u (t − τ ) + K .)
dt K
48
du (t )
= −(r − E )(u (t − τ ) ( 3.7 )
dt
λ + (r − E )e− λτ = 0 (3.8)
Lemma 3.2 misalkan r > E > 0 dan τ > 0 . Akar dari persamaan
1
jika max 0, r < E < r
τe
1
Bukti. Dari Lemma 3.1 kita mempunyai r − E < dan kemudian
τe
1 1
0<r−E < Kita lebih lanjut mempunyai E < r dan E > r −
τe τe
1
karena kita mempunyai max 0, r − < E < r
τe
1
jika , E = r − > 0 kemudian ada hanya satu akar dari persamaan
τe
karakteristik untuk model (3.7). Dalam hal ini keseimbangan titik untuk
misalkan r > E > 0 dan τ > 0 . Akar dari persamaan karakteristik (3.8)
adalah kompleks menghubungkan dengan bagian hal negatif yang riil jika
π 1
max 0, r − > 0 < E < r −
2τ τe
49
1 π
Bukti. Dari Lemma 3.2 kita mempunyai < τ (r − E ) < Kita lebih
e 2
1 π
lanjut mempunyai E < r − dan E > r − Karena E > 0 , kemudian
τe 2τ
π 1
kita mempunyai max 0, r − < E < r −
2τ τe
tidaklah asimtotik yang stabil dan jika populasi dipanen dengan usaha
π 1
max 0, r − < E < r − kemudian keseimbangan menunjuk untuk
2τ τe
tetapi populasi dipanen dengan usaha yang tetap dari memanen, populasi
yaitu., nol titik keseimbangan adalah asimtotik yang stabil walaupun tidak
π
ada waktu tunda.Karena ω = r - E , kemudian kita mempunyai ωτ = =.
2
π π
Kita menandakan τ0 = = Kemudian argumentasi yang
2ω 2(r − E )
dan ketika τ > τ 0 , adalah tidak stabil.. Ada suatu titik stabilitas pada
50
π π
τ= pencabangan dua Hopf terjadi pada τ = dan titik
2( r − E ) 2( r − E )
K
(3.6) di mana keseimbangan menunjuk x = (r − E ) adalah di tempat itu
r
π
asimtotik yang stabil untuk 0 ≤τ < Kita bermaksud
2(r − E )
masalah sewa maksimum yang ekonomi. Kita berasumsi bahwa total biaya
r−E
π = TR − TC = pEK − c1 − c2 E
r
atau
pK 2
π =− E + ( pK − c2 ) E − c1
r
dπ pKE
Dari laba berfungsi kita mempunyai =− + pK − c2 dan
dE r
( pK − c2 )r
titik-kritis adalah Ec = − Untuk tujuan mendapatkan suatu titik-
2 pK
51
Asumsi ini telah dipertimbangkan oleh Clark ( 1990). Laba yang
d 2π 2 pK
maksimum terjadi pada E = Ec karena 2
=− < 0 Sebagai
dE r
( pK − c2 ) r
pada E = Ec = dan waktunya menunda membuat
2 pK
π
puas 0 ≤ τ < kemudian titik keseimbangan adalah di tempat itu
2(r − E )
Adalah mudah untuk melihat bahwa fungsi laba adalah cekung mengarah
52
3.3 Model logistik dengan waktu Penundaan dalam istilah Memanen
yang tetap dari memanen dan dengan waktu tunda di memanen terminal
Model adalah
dx(t ) x(t )
= rx(t ) 1 − − Ex(t − τ )
dt K
(3.9)
K
ini adalah x(t)= (r − E ) = K Untuk mendapatkan suatu titik
r
du (t ) r
= r (u (t ) + K .) − (u (t ) + K ) 2 − E (u (t − τ ) + K , )
dt K
Atau
du (t ) r 2r r
= ru (t ) + rK . − u (t ) 2 − K .u ( y ) − K 2 − Eu (t − τ ) − EK .
dt K K K
memperoleh
du (t )
= (2 E − r )u (t ) − Eu (t − τ ) ( 3.10 )
dt
53
Persamaan karakteristik untuk model yang linier ( 3.10) adalah
λ − (2 E − r ) + Ee− λτ = 0 (3.11)
karakteristik (3.11).
Teorema 3.5 misal r > E . Nol titik keseimbangan dari model (3.10)
dicukupi
1
(i ) τ<
. E
Dan
( ii ) ln( Eτ ) − (2 E − r )τ + 1 ≤ 0
ln( Eτ )
mempunyai F '(λ ) = 1 − Ee − λτ dan λ . = adalah titik-
τ
ln( Eτ ) − (2 E − r )τ + 1
F (λ .) = adalah minimum.Dari (i), kita
τ
ln( Eτ )
mempunyai λ. = < 0 dan dari (ii) kita memperoleh
τ
ln( Eτ ) − (2 E − r )τ + 1
F (λ .) = ≤0
τ
54
Catat bahwa F(0) = -( E - r) > 0 dan kemudian F( λ ) adalah positif
ln( Eτ )
mempunyai satu akar negatif yang riil, yaitu., λ . = ini berarti
τ
bahwa titik keseimbangan nol dari model (3.10) adalah stabil secara
K
asimtot.. Kita juga menyimpulkan bahwa titik keseimbangan x= (r − E )
r
mungkin dijadikan positif, nol, atau negatif. Itu tergantung pada nilai dari
ln( Eτ )
titik-kritis λ. = Ketika nilai yang minimum dari F( λ ) = λ - ( 2E-
τ
r)+ Ee − λτ adalah positif, ini menyiratkan bahwa tidak ada akar yang riil
E
Teorema 3.6 jika E< dan ln( Eτ ) − (2 E − r )τ + 1 > 0 kemudian akar dari
3
55
Bukti. Dari bukti teorema 3.5 kita mempunyai
ln( Eτ ) − (2 E − r )τ + 1
F (λ• ) =
τ
Karena ln(Eτ) −(2E − r)τ +1 > 0, kemudian F(λ ) > 0 Ini berarti
bahwa tidak ada akar yang riil dari F(λ) = λ −(2E − r)+ Ee − λτ .
mempunyai
ρ + iω − (2 E − r ) + Ee − ρτ (cos ωτ − i sin ωτ ) = 0
ρ -(2E-r)=-Ee- ρτ cos ωτ
ω =Ee- ρτ sin ωτ
( ρ -(2E-r)) 2 + ω 2 =E 2 e-2ρτ
56
Teorema 3.6 dengan kata-kata sebagai berikut bahwa jika r > 3E dan
K
titik keseimbangan x = ( r − e ) adalah di tempat itu stabil
r
secara asimtot.
oleh karena Theorem 2.8, kita dapat berpikir tentang akar dari persamaan
penundaan τ , yaitu.,
λ (τ ) − (2E-r) + Ee -λ (τ )τ = 0
imajiner
57
iω − ( 2 E − r ) + Ee−iωτ = 0,
iω − ( 2 E − r ) + E cos ωτ − E sin ωτ = 0
( 2E − r ) = E cos ωτ
ω = E sin ωτ
(3.12)
ω 2 = E 2 − (2E − r )
2
(3.13)
3.11) ada.
ω
sin ωτ = Karenanya, ada suatu unik ωτ , 0 < ωτ < 2π , yang seperti ωτ
E
θ
τ0 =
ω
(3.14)
58
Dimana 0 < θ < 2π dan
2E − r
cos θ =
ω
mempunyai
dλ dλ
− Ee −ωτ τ + λ = 0,
dτ dτ
dλ dλ
+ (λ − (2 E − r )) τ +λ=0
dτ dτ
dλ −λ 2 + λ (2 E − r )
=
dτ 1 + λτ − (2 E − r )τ
(3.15)
d ( Re λ ) dλ
sign = sign Re
dτ λ −iω dτ λ −iω
ω 2 − iω ( 2 E − r )
= sign Re
1 + iωτ − ( 2 E − r )τ
ω 2 + iω 3 + iω ( 2 E − r ) (1 − ( 2 E − r )τ )
= sign Re
(1 − ( 2 E − r )τ ) 2 + ω 2τ 2
59
ω2
= sign Re 2 2
(1 − ( 2 E − r )τ ) + ω τ
2
Oleh karena itu kita lihat bahwa tanda adalah selalu positif. Ini
titikkan bahwa ketika 0 ≤ τ < τ 0 , nol titik keseimbangan dari model (3.10)
adalah stabil secara asimtot, dan ketika τ > τ 0 , titik keseimbangan nol
stabilitas juga. lihat bahwa jika r > 3E , kemudian tidak ada akar murni
60
Kita sekarang mempertimbangkan kondisi E < r untuk model (3.9)
K
di mana keseimbangan titik x= ( r − E ) adalah serentak asimtotik yang
r
r−E
π = TR − TC = pEK − c1 + c2 E
r
Atau
pK 2
π= E ( pK − c2 ) E − c1
r
pada E = Ec =
( pK − c2 ) r dan waktu tundanya memuaskan 0 < τ < τ 0 , di
2 pK
61
π max = 48.50125, dan titik keseimbangan x =100 – 50Ec = 50.25 adalah
juga stabil secara asimtot. Garis tepi penundaan untuk stabilitas dari titik
Gambar 3.4: Jalan peluru dari model (3.9) dengan τ = 1.5; 1.935;dan
2.5
62
menyimpang. Bagaimanapun, karena τ = 1.935 , jalan peluru pada waktu
tertentu bergerak-gerak dan pencabangan dua Hopf terjadi karena jika kita
mengganggu nilai dari waktu tunda, jalan peluru akan memusat pada titik
Memanen
yang tetap dari memanen. Populasi dipanen pada tingkat tarip yang tetap.
Model adalah
dx(t ) x (t −τ )
= rx(t ) 1 − − H, (3.16)
dt K
menjadi hal positif tetap. Di model ini tingkat pemanenan adalah tetap
pada waktu t.
rK rK
jika H > tidak ada keseimbangan titik, sedang jika H ≤ ada satu
4 4
atau dua titik keseimbangan yang positif untuk model (3.16). Karena
dua kasus.
rK
Kasus 1 H >
4
63
dx(t ) x ( t − τ ) rK
= rx(t ) 1 − −
dt K 4
K K
x (t ) = dan u (t ) = x(t ) = kemudian mensubtitusikan ke dalam model
2 2
K
u (t −τ )
du (t ) K 2 rK
= r u (t ) + 1 − −
dt 2 K 4
= ( u (t ) − u ( t − τ ) )
du (t ) r
(3.17)
dt 2
λ−
r
2
(1 − e − λτ ) = 0 . lihat bahwa λ = 0 adalah suatu akar dari persamaan
yang riil.
Lemma 3.7 misal r > 0 dan τ > 0 . Akar dari persamaan karakteristik
untuk model (3.16) adalah negatif dan nol jika 0 < r τ < 2.
r r rτ
Bukti masalkan F ( λ ) = λ − + e − λτ dan F ' ( λ ) = 1 − e− λτ dan titik-
2 2 2
1 rτ
kritis untuk fungsi ini adalah λ . = ln dan secara grafik kita
τ 2
64
rτ 2 − λτ
Kita juga mengetahui bahwa F " ( λ ) = e adalah hal positif
2
adalah cekung menaik. Kemudian jika 0 < rτ < 2 kita mempunyai λ. . < 0
.dan F ( λ.) < 0 Karenanya kita mempunyai dua akar, yaitu λ1 = 0 dan
yang lain adalah λ2 dengan λ2 < λ1 = 0 . Dalam hal ini, nol solusi untuk
untuk model (3.17) adalah tetap.. Kemudian nol keseimbangan titik untuk
Lemma 3.8 misal r > 0 dan τ > 0 . Akar dari persamaan karakteristik
r r rτ
Bukti. Misalkan F ( λ ) = λ − + e − λτ dan F ' ( λ ) = 1 − e − λτ dan titik-
2 2 2
1 rτ
kritis untuk fungsi ini adalah λ . = ln dan dengan grafik
τ 2
rτ 2 − λτ
F "(λ ) = e adalah positif untuk semua λ1 = 0 . Ini berarti
2
65
F ( λ.) < 0 . Karenanya kita mempunyai dua akar, yaitu., λ1 = 0
dan yang lain adalah λ2 dengan λ2 < λ1 = 0 Dalam kasus ini titik
rK
Kasus 2 H <
4
K − K. K + K. 4 HK
x1 ( t ) = dan x2 ( t ) = dimana K . = K 2 − dan kita
2 2 r
K − K.
Di Analisa Stabilitas ini dari Keseimbangan Titik x1 ( t ) =
2
u ( t ) + x1
= r ( u ( t ) + x1 ) 1
du (t )
−H
dt K
du (t )
= Cu ( t ) − Du ( t − τ )
dt
rx2 rx
Dimana C = dan D = 1
K K
66
λ − C + De − λτ = 0
(3.18)
Teorema 3.9 ini .The keseimbangan titik x1 untuk model (3.15) adalah
K + K.
Analisa Stabilitas dari Titik Keseimbangan x2 ( t ) =
2
u ( t ) + x2
= r ( u ( t ) + x2 ) 1
du (t )
−H
dt K
du (t )
= Au ( t ) − Bu ( t − τ )
dt
rx1 rx
Dimana A = dan B = 1
K K
67
λ − A + Be − λτ = 0 (3.19)
Teorema 3.10 misalkan r > 0 , K > 0, 0 < r τ < 2, dan x2 salah satu dari
K 1 rK
(i) max 0, 1 − < H < dan
τ rτ 4
1
(ii.a) ln ,
(
r K + K 2 − 4 HK / r
) − r( K − K 2 − 4 HK / r 1
+ (ln(τ ) + 1) = 0
τ 2K 2K τ
1
(ii.b) ln ,
(
r K + K 2 − 4 HK / r
) − r( K − K 2 − 4 HK / r 1
+ (ln(τ ) + 1) < 0
τ 2K 2K τ
1
F '(λ ) = 1 − Be − λτ dan λ . = ln( Bτ ) adalah titik-kritis untuk F (λ ) .
τ
1
berarti bahwa F (λ .) = (ln( Bτ ) + 1) − A adalah minimum dan F (λ )
τ
68
K 1
ketidaksamaan H > 1 − Setelah melakukan manipulasi kita
τ rτ
1
λ. = ln( Bτ ) adalah negatif. Sekarang kita akan titikkan bahwa
τ
1
(ln( Bτ ) + 1) − A = 0 yang berarti bahwa F (λ.) = 0 Kondisi (ii.b)
τ
1
adalah setara dengan (ln( Bτ ) + 1) − A < 0 atau F (λ .) < 0 Misalkan
τ
1
λ. = ln( Bτ ) adalah negatif. catat bahwa F(0) = .A+ B adalah
τ
r = 1.5 , τ = 0.5 , dan K = 100. Air menghirup hawa sejuk tingkat kuota
yang tetap dari memanen H sebagai 0 ( tidak (ada) pemanenan), 15, dan
x1= 37.090055 dan x 2 =62.909944 Kuota dari ini memanen membuat puas
69
Jalan peluru dengan populasi awal x(0) = 60 untuk model nonlinear
tidak berarti bahwa populasi tidaklah stabil. sebab kita hanya meneliti
bahwa dua jalan peluru (orang) yang lain juga cenderung kepada suatu
keseimbangan x2 .
8.5
7.5
6.5
5.5
5
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Gambar 3.5: Beberapa jalan peluru dari model logistik penundaan dengan
70
tergantung pada nilai dari titik-kritis itu. Ketikanilai yang minimum dari
Teorema 3.11 misalkan r > 0 , K > 0, dan x2 jadilah salah satu dari titik
kondisi-kondisi memegang
1
ln ,
(
r K + K 2 − 4 HK / r
) − r( K − K 2 − 4 HK / r 1
+ (ln(τ ) + 1) > 0
τ 2K 2K τ
dan
1
1 K − K 2 − 4 HK / r r2 4 HK 2
arccos − K − 2
>0
τ
K + K − 4 HK / r K r
2
1
F '(λ ) = 1 − Bτ e − λτ dan λ . = ln( Bτ ) adalah titik-kritis untuk F (λ )
τ
1
berarti bahwa F (λ .) = (ln( Bτ ) + 1) − A adalah minimum dan F(ë)
τ
1
mempunyai F (λ .) = (ln( Bτ ) + 1) − A adalah [alat/ makna] yang
τ
71
yang positif tidak ada akar yang riil dari F (λ ) = λ − A + Be − λτ .
imajiner
ρ − A = − Be − ρτ (cos(ωτ ) (3.20a)
ω = Be − ρτ sin(ωτ )
(3.20.b)
π
Asumsi bahwa 0 < ωτ < persamaan Squaring keduanya (3.20.a)
2
( ρ − A) 2 + ω 2 = B 2 e −2 ρτ
(3.21)
A− p
Dari persamaan (3.19.a) kita mempunyai ωτ = arccos −2 ρτ
Be
1 A− p
atau ω = arccos −2 ρτ Dengan grsfik,itu mudah mencari bahwa
τ Be
A− p A π
−2 ρτ
≤ karena 0 < ωτ < dan 0 < A < B , kemudian kita mempunyai
Be B 2
A− p A
arccos − ρτ ≥ arccos Dari (ii), kita mempunyai suatu
Be B
ketidaksamaan
72
1 A− p 1 A
ω = arccos −2 ρτ ≥ arccos > B 2 − A2
τ Be τ B
A2 + ω 2 > B 2 .
kompleks adalah juga suatu akar dari persamaan karakteristik (3.19). Ini
73
titik tidaklah stabil,, [selagi/sedang] untuk H = 20 dan H = 24 ,
8.5
7.5
6.5
5.5
5
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Gambar 3.6: Beberapa jalan peluru dari fungsi penundaan model dengan
memanen,
yang stabil ketika populasi dipanen dengan tingkat tinggi,, sebagai contoh,
H = 20 atau H = 24.
model (3.16)
Dari dasar teori yang telah di tuliskan di atas kita coba untuk mengkaji
74
perspektif islam. Sebelumnya kita mencoba mengetahui rumusan dasar dari
1 dx x
=r−
x dt K
Atau
dx x
= rx 1 −
dt K
x(0) = x0
dari keterangan diatas kita kita tahu model diatas adalah sebuah
dalam islam kita di anjurkan untuk bersifat kontini dalam pertumbuhan Karena
lain di hari kiamat (dalam riwayat yang lain : dengan para nabi di hari kiamat)”.
[Hadits Shahih diriwayatkan oleh Abu Daud 1/320, Nasa'i 2/71, Ibnu Hibban no.
1229, Hakim 2/162 (lihat takhrijnya dalam Al-Insyirah hal.29 Adazbuz Zifaf hal
75
Karena umat itu membutuhkan jumlah yang banyak, sehingga mereka
dengan ijin Allah-, dan Allah akan menjaga mereka dan tipu daya musuh-musuh
mereka.
Yang kedua adalah ketika model yang pertama digabungkan dengan model
Penundaan Salah satu dari defisiensi dari populasi model yang tunggal seperti di
bawah adalah karena angka kelahiran itu adalah yang dipertimbangkan untuk
bertindak dengan segera sedangkan mungkin ada suatu waktu tunda untuk
yang terbatas dan seterusnya. Kita dapat menyertakan keterlambatan seperti itu
wujud
dN ( t )
= f ( N (t )) , N (t − T )
dt
model ini adalah suatu model yang digunakan untuk memperlambat dari
76
sebelum dihisab allah dan lihatlah apa yang telah kalian tabung untuk diri
kalian sendiri berupa amal solehuntuk hari kemudian ketika bertemu rob-
mu.
apa yang akan kita lakukan hari esok. Sehingga semua yang kita
perencanaaan untuk masa depan berarti kita sudah punya arah dan tujuan
yang jelas dan dapat menuai hasil yang optimal.(tafsir ibnu katsir:)
yaitu Urgensitas membangun keluarga sejahtera semakin kita rasakan bila kita
melihat dari sudut pandang atau perpektif agama. Pada dasarnya membangun
keluarga sejahtera menjadi sebuah kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar oleh
seluruh umat manusia dalam fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi ini.
upaya yang wajib ditempuh oleh setiap pasangan (keluarga) yang telah diawali
dalam bentuk Keluarga Sakinah yang memiliki lima tahapan mulai dari Keluarga
Pra Sakinah, Keluarga Sakinah I, II, III, dan Keluarga Sakinah III Plus. Dasar
utama membangun keluarga sejahtera ini adalah ayat-ayat dalam Surat Ar Ruum,
77
dan kebahagiaan dengan dasar kasih sayang. Yaitu keluarga yang saling cinta
mencintai dan penuh kasih sayang sehingga setiap anggota keluarga merasa aman,
tenteram, tenang dan damai, bahagia dan sejahtera namun dinamis menuju
esok yang lebih baik dalam mencapai kehidupan akhirat yang abadi. Model diatas
78
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
dx(t ) x(t − τ )
= rx(t ) 1 − (3.1)
dt K
yang stabil ketika populasi dipanen dengan tingkat tinggi,, sebagai contoh,
H = 20 atau H = 24.
B. Saran
2. Dalam penulisan skripsi ini jauh belum sempurna itu perlu dikaji lebih
dalam lagi. Berhubungan dengan model matematika sehubungan deengan
berkembangnya kmu kedokteran. Bagi para pembaca yang berminat
dimungkinkan mengkaji bidang yang lain.
79
DAFTAR PUSTAKA
Arhani, Muhammad & Desiani, Anita. 2005. Pemrograman MATLAB.
Yogyakarta: Andi.
Baiduri. 2002. Persamaan Defferensial & Matematika Model. Malang:
Universitas Muhammadiyyah Madang Press.
Fanizio N, Ladas G. 1982. Persamaan Deferensial Biasa. Jakarta:
Erlangga.
Murray, J.D.,2000. Mathematical Biologi: I.An Introduction Third
Edition.springer. new York.
Pamuntjak R,J Santoso, Widiarti. 1990. Persamaan Defferensial Biasa.
Bandung: ITB.
Purcell j Edwin Varberg Dale. 1999. Kalkulus dan Geometri Analitis.
Jakarta: Erlangga.
Weber E jean. 1999. Analisis Matematik Penerapan Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta: Erlangga.
Mayer, J. walter. 1985. Concepts of mathematical modeling. Mcgrow—
hill book company. New York.
Baisuni, Hasyim. 1986. Kalkulus. Jakarta: Universitas Indonesia Pers.
Munir, Rinaldi. 2003. Matematika Diskrit. Bandung: Informatika.
Ladas G, Finizio N. 1988. Persamaan Deferensial Biasa dengan
Penerapan Modern. Jakarta: Erlangga.
Amaliyah, Fakhrina. 2007. Pemodelan Penyebaran Penyakit Tuberculosis
dengan Sistem Persamaan Deferensial. Skripsi tidak dipublikasikan.
Malang: UIN.
Hawari, Dadang. .2004. Alqur’an Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa.
Jogjakarta: PT Dhana Bhakti Prima Yasa.
Al-mahalli, J. Imam, As-Suyuti, J. Imam.2009. Tafsir Jalalain 2.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sihab, M Quraish. 2002. Tafsir al-Mishbah:pesan, kesan, dan keserasian
al-quran. Jakarta: lentera hati.
Abdusysyakir. 2007. Ketika Kiai Mengajar Matematika. Malang: UIN
Malang Press.
Purwanto, 1998. Matematika Diskrit. Malang: IKIP Malang.
Al-maraghi, M. Ahmad. 1974. Terjemah Tafsir al-Maraghi. Semarang:
CV.Toha Putra.
Quthb, sayyid.2004.Tafsir fi zhilalil-Qur’an di bawah naungan al-quran
jilid 11. Penerjemah: As’ad Yasin,dkk. Jakarta: Gema Insani.
E.M, Ghoffar, Abdul, M; dkk. 2004. Tafsir ibnu katsir bogor. Pustaka
imam asy-syafi’i.
80
clear,clc
f=inline('1*u*(1-w/250)-0.15*u*v','u','v','w')
g=inline('-1*v+0.1*u*v','u','v')
uo=9;
vo=5;
i=1;
U(1)=uo; V(1)=vo; W(1)=2;
for t=0:100
U(i+1)=U(i)+f(U(i),V(i),W(i))
V(i+1)=V(i)+g(U(i+1),V(i));
W(i+1)=(U(i+1)-U(i))/2
i=i+1;
end
t=0:100;
figure(1)
plot(t,U(t+1)), grid
figure(2)
plot(t,V(t+1)), grid
function ddex1
function s = ddex1hist(t)
s = ones(1,3);
% ----------------------------------------------------------------
----------
81
Figure 1
82
Figure 2
8.5
7.5
6.5
5.5
5
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
83
Figure 3
8.5
7.5
6.5
5.5
5
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
84