Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENYULUHAN FASILITATOR (KADER) PELAYANAN KIE

DESA TASIK MALAYA

I. PELAKSANAAN PENYULUHAN KIE


Nama Kader : PONISI
Materi Penyuluhan : Kenali Stunting Dan Cara Pencegahannya

Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan
gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya
dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan gizi.
Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan perawakan pendek antara lain status gizi ibu,
tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan
lingkungan, dan angka kejadian infeksi di awal kehidupan seorang anak. Selain faktor lingkungan, juga dapat
disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal. Akan tetapi, sebagian besar perawakan pendek disebabkan oleh
malnutrisi.
Jika gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki efek jangka pendek dan efek
jangka panjang. Gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi kekebalan,
perkembangan otak yang tidak maksimal yang dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak
maksimal, serta prestasi belajar yang buruk. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan
toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.
Untuk mencegah stunting , konsumsi protein sangat mempengaruhi pertambahan tinggi dan berat badan
anak di atas 6 bulan. Anak yang mendapat asupan protein 15 persen dari total asupan kalori yang dibutuhkan
terbukti memiliki badan lebih tinggi dibanding anak dengan asupan protein 7,5 persen dari total asupan kalori.
Anak usia 6 sampai 12 bulan dianjurkan mengonsumsi protein harian sebanyak 1,2 g/kg berat badan. Sementara
anak usia 1–3 tahun membutuhkan protein harian sebesar 1,05 g/kg berat badan. 
1000 hari pertama kehidupan merupakan periode kritis terjadinya Stunting
Dampak stunting umumnya terjadi disebabkan kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari pertama anak.
Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun. Permasalahan stunting terjadi mulai
dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun. Awal kehamilan
sampai anak berusia dua tahun (periode 1000 Hari Pertama Kehidupan) merupakan periode kritis terjadinya
gangguan pertumbuhan, termasuk perawakan pendek. Gejala stunting pada anak diantaranya :
Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya
1. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya
2. Berat badan rendah untuk anak seusianya
3. Pertumbuhan tulang tertunda 
Antisipasi stunting pada anak dengan cara :
1. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur.
2. Menghindari asap rokok dan memenuhi nutrisi yang baik selama masa kehamilan antara lain dengan menu
sehat seimbang, asupan zat besi, asam folat, yodium yang cukup.
3. Melakukan kunjungan secara teratur ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan lainnya untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu:
 setiap bulan ketika anak anda berusia 0 sampai 12 bulan
 setiap 3 bulan ketika anak anda berusia 1 sampai 3 tahun
 setiap 6 bulan ketika anak anda berusia 3 sampai 6 tahun
 setiap tahun ketika anak anda berusia 6 sampai 18 tahun
4. Mengikuti program imunisasi terutama imunisasi dasar.
5. Memberikan ASI eksklusif sampai anak anda berusia 6 bulan dan pemberian MPASI yang memadai.
Jumlah Peserta Yang Hadir : 8 Orang

Foto Kegiatan :

Tanda Tangan Kader

PONISI
LAPORAN PENYULUHAN FASILITATOR (KADER) PELAYANAN KIE
DESA TASIK MALAYA

I. PELAKSANAAN PENYULUHAN KIE


Nama Kader : PONISI
Materi Penyuluhan : Cara Mencegah Stunting

Stunting menyebabkan perkembangan otak serta tumbuh kembang terhambat. Anak yang
menderita stunting umumnya bertubuh lebih pendek dari anak pada umumnya.  Angka anak penderita
stunting di Indonesia tergolong tinggi. Menurut hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI),
tahun 2019 angka stunting di Indonesia menurun sebanyak 27,67 persen.  Meskipun menurun, angka
tersebut masih di atas angka yang ditargetkan WHO yaitu 20 persen. 
Dampak dari stunting baik jangka pendek dan panjang diantaranya:
Jangka pendek : 1. Sering merasa kesakitan bahkan kematian.  2. Menghambat pertumbuhan
syaraf anak sehingga fungsi kognitif menurun.  3. Perkembangan motorik lebih lamban.  4. Kesulitan
dalam mengungkapkan bahasa ekspresif.  5. Meningkatkan biaya kesehatan. 
Jangka panjang: 1. Postur tubuh tidak optimal saat dewasa atau lebih pendek dibandingkan
pada umumnya.  2. Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya.  3. Menurunnya kesehatan
reproduksi.  4. Kapasitas belajar dan performa kurang optimal saat sekolah atau produktivitas dan
kapasitas kerja tidak optimal. 
Cara mencegah stunting :
2. Mencegah stunting dimulai saat ibu masih mengandung hingga anak berada pada masa dewasa
muda, berikut ini cara pencegahannya.
3. Pada ibu hamil dan proses bersalin
4. Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan, merupakan suatu upaya perbaikan gizi pada
kehamilan sampai anak usia 2 tahun. 
5. Mengupayakan jaminan mutu antenal care (ANC) terpadu yang masuk dalam pelayanan KIA yang
dimulai saat hamil sampai pasca nifas.
6. Pelayanan tersebut sangat penting untuk mencegah komplikasi pada masa kehamilan dan pasca
persalinan.  Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan. 
7. Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori, protein, dan mikronutrien (TKPM).
8. Deteksi dini penyakit menular dan tidak menular. 
9. Pemberantasan kecacingan. 
10. Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam Buku KIA. 
11. Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif Penyuluhan dan
pelayanan KB. 
Pada balita :
1. Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita.
2. Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak.
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.  Pada anak usia sekolah Melakukan revitalisasi
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). 
4. Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (Progas). 
5. Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan narkoba. 
6. Pada remaja :
7. Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak
merokok, dan mengonsumsi narkoba. 
8. Pendidikan kesehatan reproduksi. 
9. Pada dewasa muda Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB). Deteksi dini penyakit
menular dan tidak menular. 
10. Meningkatkan penyuluhan PHBS, pola gizi seimbang, tidak merokok/mengonsumsi narkoba.

Jumlah Peserta Yang Hadir : 8 Orang

Foto Kegiatan :

Tanda Tangan Kader

PONISI
LAPORAN PENYULUHAN FASILITATOR (KADER) PELAYANAN KIE
DESA TASIK MALAYA

I. PELAKSANAAN PENYULUHAN KIE


Nama Kader : PONISI
Materi Penyuluhan : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Stunting

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang
sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu
penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.
Tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada
kaitannya dengan masalah kesehatan. Faktanya, faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap
kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan.
Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka
memasuki usia dua tahun. Stunting memiliki gejala-gejala yang bisa Anda kenali, misalnya:
 Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
 Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat
 Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk
 Pubertas yang lambat
 Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak melakukan
kontak mata dengan orang sekitarnya
 Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya
Stunting memiliki gejala-gejala yang bisa Anda kenali, misalnya:
 Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
 Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat
 Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk
 Pubertas yang lambat
 Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak melakukan
kontak mata dengan orang sekitarnya
 Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya
Bagaimana Cara Mencegah Stunting?
1. Pahami Konsep Gizi
2. Pilihan Menu Beragam
3. Pemeriksaan Rutin
4. Pentingnya ASI.
5. Konsumsi Asam Folat
6. Tingkatkan Kebersihan
7. Faktor Sanitasi
Jumlah Peserta Yang Hadir : 8 Orang

Foto Kegiatan :
Tanda Tangan Kader

PONISI

Anda mungkin juga menyukai