Anda di halaman 1dari 97

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama berabad-abad perempuan digambarkan dengan cara pandang yang

ambigu. Perempuan dipuja sekaligus direndahkan. Ia dianggap sebagai keindahan

bagaikan bunga yang baru saja mekar, lalu kemudian dicampakkan begitu saja

setelah layu.

Hal tersebut menggambarkan realitas kehidupan di Indonesia yang

sebagian besar menganut budaya patriarki sehingga laki-laki merasa lebih

berkuasa atas perempuan. Hal itu dibuktikan dengan maraknya kasus kekerasan

terhadap perempuan seperti kasus Marsinah, Kerusuhan Mei 1998, kasus DOM

Aceh, dan masih banyak kasus-kasus lain. Fenomena ini terjadi karena adanya

budaya dominasi laki-laki terhadap perempuan. Laki-laki menggunakan kekerasan

untuk memenangkan perbedaan pendapat, untuk menyatakan rasa tidak puas, dan

untuk menunjukkan bahwa laki-laki berkuasa atas perempuan. Pada dasarnya

kekerasan yang berbasis gender adalah refleksi adanya sistem patriarki yang

berkembang di masyarakat (Sugihastuti, 2002, p. 19). Dalam pandangan

masyarakat yang kolot perempuan dianggap nomor dua dibandingkan laki-laki.

Perempuan hanyalah makhluk lemah yang tidak berdaya, yang bisanya hanya bisa

menangis. Perempuan tugasnya hanyalah memasak di dapur, mengurus anak,

melayani suami, dan patuh terhadap suami. Perempuan dianggap tidak mampu

1
melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh laki-laki. Perempuan juga tidak

harus memperoleh pendidikan tinggi, cukup mampu membaca dan menulis saja.

Selama ini perempuan dipandang sebagai sosok yang lemah. Banyak

anggapan yang beredar di masyarakat tentang diri perempuan itu sendiri yang

menyebabkan perempuan semakin terpinggirkan. Adanya anggapan bahwa sosok

perempuan itu irasional atau emosional, sehingga perempuan tidak bisa tampil

memimpin, berakibat munculnya sikap yang menempatkan perempuan pada

posisi yang tidak penting. Perempuan dianggap sebagai konco wingking atau

dalam istilah Jawa “Swargo nunut neroko katut” (Fakih, 2003, p. 12).

Ideologi patriarki berkembang di masyarakat, tidak hanya bidang sosial,

ekonomi, politik, tetapi juga dalam lingkup sastra. Sastra adalah lembaga sosial

yang media utamanya adalah bahasa. Sastra menampilkan gambaran kehidupan,

dan kehidupan sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Kehidupan dalam konteks

ini mencakup hubungan antarmasyarakat, antar manusia, dan antarperistiwa yang

terjadi dalam batin seseorang (Damono, 1978, p. 1).

Munculnya hal tersebut bisa dibuktikan dengan banyaknya karya sastra

yang tokohnya adalah perempuan yang ditindas oleh laki-laki. Munculnya para

pengarang perempuan sebenarnya menunjukkan fenomena baru yang dapat

diharapkan. Namun demikian, lagi-lagi mereka justru memeperkuat dominasi

laki-laki, sebagaimana tampak dalam karya NH.Dini berjudul namaku Hiroko,

Maria A Sardjono dalam Di Antara Dua Benua. Dengan adanya hal tersebut dapat

membuktikan adanya faham feminis dan kontra feminis.

Sebagai bentuk kepeduliaannya terhadap persoalan-persoalan yang terjadi

pada perempuan, Abidah El Khalieqy mengajak pembaca untuk mengetahui

2
secara lebih detail permasalahan yang sering terjadi pada perempuan terkait

dengan ketidakadilan gender yang biasa dialami perempuan. Dalam karyanya,

Abidah menunjukkan sosok perempuan yang sangat berani untuk menuntun

kebebasan dari patriarki dan juga mengkritisi dunia laki-laki yang tergambar pada

novelnya yang berjudul Geni Jora. Hal yang diungkapkan Abidah merupakan

sesuatu yang tidak diduga akan diucapkan oleh seorang perempuan Indonesia,

bertentangan dengan stereotipe, dan tradisi yang umum. Ia berani untuk berbicara

tentang berbagai hal yang selama ini menjadi tabu, seksualitas, kemarahan,

ketidakadilan, dan ungkapan-ungkapan yang telanjang tentang klaim budaya atas

perempuan seolah ingin menggeser ideologi kontra feminis yang berkembang saat

ini.

Berdasarkan aspek-aspek yang terkandung dalam novel Geni Jora karya

Abidah El Khalieqy, novel ini dapat dijadikan sumber data penelitian. Penelitian

ini bertujuan bukan hanya menganalisis makna novel, melainkan juga menjadikan

novel sebagai bahan ajar. Sesuai dengan silabus kelas XII, Kurikulum 2013.

Tepatnya pada Kompetensi Dasar 3.9 Menganalisis isi dan kebahasaan novel.

Indikator dari Kompetensi Dasar ini membahas tentang unsur pembangun baik

unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Terkait dengan kedua unsur pembangun

tersebut, seorang tokoh perempuan yang cerdas dan menginspirasi dengan

memperjuangkan gender bisa masuk ke dalam submateri penokohan unsur

intrinsik novel. Hal tersebut yang menjadi latar belakang penulisan skripsi yang

berjudul Pergeseran Ideologi Patriarki dan Peningkatan Peran Perempuan dalam

Pembangunan pada “Novel Geni Jora” Karya Abidah El Khalieqy dan

Implementasinya di SMA.

3
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, novel Geni Jora dapat diteliti dari beberapa

aspek yaitu: (1) pergeseran ideologi patriarki pada novel Geni Jora; (2)

peningkatan peran perempuan dalam pembangunan pada novel Geni Jora; (3)

citra perempuan dalam novel Geni Jora; (4) konstruksi gender dalam novel Geni

Jora; (5) ketidakadilan gender pada perempuan dalam novel Geni Jora; (6) aspek

kepribadian dalam novel Geni Jora.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian ini fokus membahas

pergeseran ideologi patriarki dan peningkatan peran perempuan dalam

pembangunan pada novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy. Alasan peneliti

mengambil batasan masalah ini karena permasalahan ideologi patriarki, akhir-

akhir ini media massa ramai memberitakan mengenai persepsi negatif terhadap

perempuan. Hadirnya novel Geni Jora serta hasil analisis terhadap bentuk-bentuk

pergeseran ideologi patriarki dan peningkatan peran perempuan dalam

pembangunan dapat mengubah persepsi masyarakat bahwa perempuan dapat

berperan dalam pembangunan. Kemudian hasil penelitian ini akan

diimplementasikan dalam pengajaran Sastra Indonesia di SMA.

4
1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang maka masalah dapat dirumuskan

dalam pertanyaan sebagai berikut.

1. Apa saja bentuk-bentuk pergeseran ideologi patriarki dan peningkatan peran

perempuan dalam pembangunan pada novel Geni Jora karya Abidah El

Khalieqy?

2. Bagaimana implementasi pengajaran apresiasi karya sastra novel yang

dikembangkan dari pergeseran ideologi patriarki dan peningkatan peran

perempuan dalam pembangunan pada novel Geni Jora di SMA?

1.5 Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas maka tujuan karya tulis ini adalah:

1. Menemukan bentuk-bentuk pergeseran ideologi patriarki dan peningkatan

peran perempuan dalam pembangunan pada novel Geni Jora karya Abidah El

Khalieqy

2. Mengimplementasikan pengajaran pergeseran ideologi patriarki dan

peningkatan peran perempuan dalam pembangunan pada novel Geni Jora di

SMA?

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pembacanya. Adapun

manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

5
1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah penelitian kritik sastra

feminis pada novel.

2. Manfaat Praktis

b. Bagi Guru

Guru dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai tambahan bahan ajar

ketika mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XII. Khususnya

Kompetensi Dasar 3.9 Menganalisis isi dan kebahasaan novel dan 4.9

Merancang novel atau novelette dengan memerhatikan isi dan kebahasaan.

b. Bagi Siswa

Siswa kelas XII dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk tambahan

bahan belajar dalam menganalisis unsur pembangun ekstrinsik pada novel.

Siswa menjadi lebih memahami cara menganalisis pergeseran ideologi

patriarki dan peningkatan peran perempuan dalam pembangunan dalam novel

Geni Jora. Selain itu, siswa dapat meneladani sikap tokoh Kejora yang cerdas

dan bersemangat dalam memperoleh pendidikan dan berjuang gigih untuk

meraih cita-cita.

c. Bagi Pembaca

Secara umum penelitian ini mampu memberikan pemahaman dan

tambahan wawasan kepada pembaca tentang pergeseran ideologi patriarki dan

peningkatan peran perempuan dalam pembangunan pada novel Geni Jora

karya Abidah El Khalieqy.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

7
Kajian pustaka yang dipakai dalam penelitian ini memiliki korelasi terhadap

penelitian feminisme. Peneliti mengambil lima jurnal yang ditulis oleh

Norannabiella (2013), Prioritasari (2013), Imron (2015), Mustika (2016), dan

Asmara (2018).

Norannabiela (2013) menulis penelitian dalam Jurnal Suluk Indo. Penelitian

ini berjudul “Perlawanan Perempuan Lajang terhadap Norma Budaya Patriarkat

Kajian Feminis terhadap Nayla Tokoh Utama Novel Nayla Karya Djenar Maesa

Ayu”. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan bentuk-bentuk persoalan

gender dan bentuk-bentuk perlawanan terhadap norma budaya patriarkat dalam

novel Nayla. Metode yang digunakan dalam penyajian hasil analisis ini yakni

metode deskriptif analisis. Hasil penelitian ini memaparkan dan mendeskripsikan

struktur novel serta ketimpangan gender dengan perlawanan yang dilakukan untuk

melawan adanya budaya patriarkat. Kajian yang dilakukan Norannabiela memiliki

kesamaan teori yaitu menggunakan teori feminisme dan kesamaan pada sumber

data yaitu novel. Adapun perbedaannya bila Norannabiela menitikberatkan

perlawanan perempuan lajang terhadap norma budaya patriarkat. Peneliti novel

Geni Jora lebih menitikberatkan pada pergeseran ideologi patriarki dan

peningkatan peran perempuan dalam pembangunan pada novel Geni Jora.

Peneliti lain yang menggunakan feminisme sebagai objek kajiannya adalah

Prioritasari (2013). Prioritasari melakukan penelitian dalam jurnal SulukIndo

dengan judul “Citra Wanita Tokoh Utama Novel Ronggeng Karya Dewi

Linggasari dan Skenario pembelajarannya di SMA”. Tujuan penelitian ini adalah

(1) mendeskripsikan citra diri tokoh utama novel Ronggeng karya Dewi

Linggasari, (2) mendeskripsikan citra sosial tokoh utama novel Ronggeng karya

8
Dewi Linggasari, (3) mendeskripsikan skenario pembelajaran novel Ronggeng

karya Dewi Linggasari di SMA. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode analisis sastra. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah teknik simak catat yaitu mencatat data-data yang telah

ditemukan ke dalam nota catatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah

metode analisis isi, yaitu menganalisis isi novel berdasarkan teori feminisme.

Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa: (1) citra diri tokoh utama novel

Ronggeng terdiri dari aspek fisik dan aspek psikis, (2) citra sosial tokoh utama

novel Ronggeng dari citra perempuan dalam keluarga dan citra perempuan dalam

masyarakat, (3) skenario pembelajaran novel Ronggeng disesuaikan dengan

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Novel Ronggeng relevan sebagai

bahan pembelajaran di SMA. Penelitian Prioritasari ini memiliki kesamaan

sumber data berupa novel. Perbedaannya, apabila Prioritasari menitikberatkan

citra wanita pada tokoh utama novel Ronggeng. Peneliti novel Geni Jora lebih

menitikberatkan pergeseran ideologi patriarki dan peningkatan peran perempuan

dalam pembangunan pada novel Geni Jora.

Imron (2015) juga melakukan penelitian tentang feminisme dengan judul

“Dekonstruksi Kultural terhadap Feminisme dan Dekonstruksi Feminis terhadap

Kultur dalam Cerpen Malam Pertama Seorang Pendeta”. Penelitian ini dimuat

dalam jurnal Transformatika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji

cerita pendek berjudul malam pertama seorang pendeta. Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan dekonstruktif-kultural feminisme. Pendekatan

dekonstruksi digunakan untuk melihat asumsi-asumsi tersembunyi di balik

konstruksi yang terbentuk dalam cerita pendek. Pendekatan kultural digunakan

9
karena cerpen ini kental dengan kultur sebuah wilayah dalam sebuah negara yang

sedikit banyak berbeda dengan kultur sebuah wilayah dalam sebuah negara yang

sedikit banyak berbeda dengan kultur negara tersebut secara umum. Hasil

penelitiannya adalah subordinasi perempuan atas nama tradisi sangat jelas

termaktub dalam cerpen Malam Pertama Seorang Pendeta. Subordinasi

perempuan kemudian juga disampaikan melalui istri kedua Aji. Ia digambarkan

sebagai seorang gadis yang memiliki tubuh indah, sebuah penggambaran fisik

perempuan yang biasanya menjadi kuasa untuk menaklukan laki-laki sejak laki-

laki disebut sebgai seorang yang visual. Namun di cerpem Malam Pertama

Seorang Pendeta istri kedua Aji digambarkan sebagai seorang dalam kedudukan

rendah dan mengiba yang disebabkan oleh tradisi kasta masyarakat Bali.

Persamaan penelitian Imron dengan peneliti yang dilakukan peneliti yaitu

menggunakan teori feminisme . Adapun perbedaannya terdapat pada sumber data.

Imron menggunakan cerpen sebagai sumber data. Peneliti menggunakan novel

sebagai sumber data.

Penelitian yang menggunakan feminisme sebagai objek kajiannya juga

dilakukan oleh Mustika (2016). Judul penelitiannya yaitu “Diskriminasi terhadap

Beberapa Perempuan dalam Perspektif Feminisme Multikultural: Kajian terhadap

Novel Scappa Per Amore Karya Dini Fitria. Jurnal Poetika. Tujuan dari penelitian

ini yaitu mengkaji bagaimana deskriminasi yang terjadi terhadap beberapa

perempuan dalam nove Scappa Per Amore karya Dini Fitria dengan perspektif

feminisme multikultural. Penelitian ini menggunakan metode feminime

multikultural. Hasil dari penelitian ini adalah deskriminasi dalam novel Scappa

Per Amore bukan hanya karena persoalan mereka adalah perempuan tetapi juga

10
dipengaruhi oleh faktor usia, agama, suku, dan status anak. Hal ini sejalan dengan

pandangan feminisme multikultural bahwa semua perempuan tidak dikonstruksi

dan juga kecenderungan seksual secara setara bergantung pada ras dan kelas, dan

juga kecenderungan seksual, usia, agama, pendidikan, pekerjaan, status

perkawinan, dan kondisi kesehatan. Persamaan penelitian Mustika dengan peneliti

yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan teori feminisme . Adapun

perbedaannya adalah Mustika menitikberatkan diskriminasi terhadap beberapa

perempuan dalam perspektif feminisme multikultural novel Scappa Per Amore.

Peneliti novel Geni Jora lebih menitikberatkan pergeseran ideologi patriarki dan

peningkatan peran perempuan dalam pembangunan pada novel Geni Jora.

Penelitian yang menggunakan feminisme sebagai objek kajiannya juga

dilakukan oleh Asmara dan Kusumaningrum (2018). Judul penelitiannya yaitu

“Diksi-Diksi Gender dalam Sajak-Sajak Dorothea: Kontra Hegemoni Dunia

Penciptaan Kaum Lelaki. Jurnal Poetika. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji

sajak-sajak Dorothea tidak hanya secara formal menganalisis fenomena-fenomena

saja, melainkan juga mengemukakan nilai dan estetik puisi, dan

menghubungkannya dengan penilaian dan pemaknaan. Penelitian ini

menggunakan metode analisis semiotika rifaterre.. Hasil dari penelitian ini adalah

dominasi laki-laki terhadap perempuan dan keberanian perempuan untuk

menggeser dominasi laki-laki. Matriks dari sajak Nikah Ilalang adalah

ketidakseimbangan antara kehidupan laki-laki dan perempuan melalui pilihan kata

(diksi) dan citra yang dibangun. Struktur-struktur sajak Nikah Ilalang adalah

struktur yang membangun sebuah ironi kehidupan perempuan. Persamaan

penelitian Asmara dan Kusumaningrum dengan peneliti yang dilakukan peneliti

11
yaitu menggunakan teori feminisme. Adapun perbedaannya adalah Asmara dan

Kusumaningrum menitikberatkan diksi-diksi gender dalam sajak-sajak Dorothea:

kontra hegemoni dunia penciptaan kaum lelaki. Adapun perbedaannya adalah

Asmara dan Kusumaningrum menggunakan sumber data puisi. Peneliti novel

Geni Jora menggunakan sumber data novel.

2.2 Landasan Teori

Penelitian yang berjudul “Pergeseran Ideologi Patriarki dan Peningkatan

Peran Perempuan dalam Pembangunan pada Novel Geni Jora Karya Abidah El

Khalieqy” ini menggunakan beberapa landasan teori yang terkait dengan judul

penelitian tersebut. Teori-teori tersebut mengenai Feminisme, masyarakat

patriarki dan peran perempuan dalam pembangunan.

2.2.1 Feminisme

Secara etimologis feminis berasal dari kata femme (woman), berarti

perempuan (tunggal) yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum

perempuan (jamak), sebagai kelas sosial. Dalam arti luas, feminis merupakan

gerakan kaum perempuan untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalisasikan,

disubordinasikan, dan direndahkan oleh budaya dominan, baik dalam bidang

politik, ekonomi, maupun kehidupan sosial budaya. Dalam arti sempit, khususnya

dalam sastra, feminis berkaitan dengan cara-cara memahami karya sastra baik

dalam kaitannya dengan proses produksi maupun proses resepsi (Ratna, 2004, p.

184).Feminisme adalah upaya seorang perempuan untuk mengakhiri penindasan

dan eksploitasi perempuan (Fakih, 1997, p. 79). Gerakan feminisme muncul

12
sebagai akibat dari adanya prasangka gender yang cenderung menomorduakan

kaum perempuan. Perempuan dinomorduakan karena adanya anggapan bahwa

secara universal laki-laki berbeda dengan perempuan (Sugihastuti, 2010, p. 6).

Feminisme adalah sebuah kesadaran tentang ketidakadilan yang sistematis bagi

perempuan dalam berbagai sektor kehidupan, serta tindakan sadar oleh perempuan

maupun laki-laki untuk mengubah keadaan tersebut (Bhasin & Khan, 1995, p. 5)

Feminisme mengandung 3 konsep penting, yaitu:

a. feminisme adalah sebuah keyakinan bahwa tidak ada perbedaan seks, yaitu

menentang adanya posisi hierarkis yang menyebabkan posisi superior dan

inferior diantara jenis kelamin.

b. feminisme adalah sebuah pengakuan bahwa dalam masyarakat telah terjadi

konstruksi sosial budaya yang merugikan perempuan.

c. feminisme menggugat perbedaan yang mencampuradukan seks dan gender

sehingga perempuan dijadikan sebagai kelompok tersendiri dalam

masyarakat.

Pada dasarnya tujuan dari feminisme adalah keseimbangan dan interelasi

gender (Ratna, 2004, p. 187). Feminisme merupakan kegiatan terorganisasi yang

memperjuangkan hak-hak dan kepentingan perempuan. Dengan kata lain

feminisme merupakan gerakan kaum perempuan untuk memperoleh otonomi atau

kebebasan mennetukan dirinya sendiri (Djajanegara, 2000, p. 16).

Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa feminisme adalah

perjuangan perempuan dalam mewujudkan kesetaraan hak antara laki-laki dan

perempuan. Feminisme merupakan paham yang memperjuangkan kaum

perempuan sebagai manusia merdeka seutuhnya. Feminisme adalah suatu gerakan

13
perempuan yang menuntut persamaan hak antara kaum laki-laki dan perempuan

yang menuntut persamaan hak antara kaum laki-laki dan perempuan dalam dunia

filsafat, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

2.2.2 Masyarakat Patriarki

Patriarki adalah sistem pengelompokan masyarakat sosial yang

mementingkan garis keturunan laki-laki. Patrilineal adalah hubungan keturunan

melalui garis keturunan ayah. Ayah menguasai seluruh anggota keluarganya, harta

miliknya, serta sumber-sumber ekonomi. Ia juga membuat semua keputusan

penting bagi keluarga (Sastryani, 2007, p. 65).

Pola pikir patriarki adalah pola pikir yang menganggap perempuan dan

pria sebagai manusia yang memiliki perbedaan (Ratna, 2004, p. 190). Perbedaan

menimbulkan stereotype tentang pria dan perempuan. Seorang pria diharuskan

mempunyai sifat pemberani, mempunyai tubuh kuat, tidak mudah menangis

sedangkan perempuan pastilah seorang keibuan, lembut, sensitif. Namun hal itu

sebetulnya tidak mutlak melekat pada perempuan dan pria, seiring

berkembangnya zaman tentunya pola pemikiran pun berkembang, begitupula

dengan perempuan Indonesia mulai berani mendobrak belenggu yang selama ini

menjeratnya. Patriarki juga dapat dijelaskan dimana keadaan masyarakat yang

menempatkan kedudukan dan posisi laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan

dalam segala aspek kehidupan sosial, budaya dan ekonomi (Pinem, 2009, p. 42).

Ideologi patriarki masih sangat kental mewarnai berbagai aspek kehidupan

dan struktur masyarakat. Pada tatanan kehidupan sosial, konsep patriarki sebagai

landasan ideologis, pola hubungan gender dalam masyarakat secara sistematik

14
dalam praktiknya dengan pranata sosial lainnya. Faktor budaya merupakan salah

satu penyebab meningkatnya angka kekerasan pada perempuan.

Sikap masyarakat patriarki yang kuat ini mengakibatkan masyarakat

cenderung tidak menanggapi atau berempati terhadap segala tindak kekerasan

yang menimpa perempuan. Sering dijumpai masyarakat lebih banyak komentar

dan menunjukkan sikap yang menyudutkan perempuan. Perbedaan gender

sebenarnya tidak menjadi masalah selama tidak melahirkan ketidakadilan gender.

Perbedaan gender baik melalui mitos-mitos, sosialisasi, kultur, dan kebijakan

pemerintah telah melahirkan hukum yang tidak adil bagi perempuan. Pada

masyarakat patriarki, nilai-nilai kultur yang berkaitan dengan seksualitas

perempuan mencerminkan ketidaksetaraan gender menempatkan perempuan pada

posisi yang tidak adil (Widianto, 2005, p. 10).

Dalam sistem sosial budaya patriarki muncul sebagai bentuk kepercayaan

atau ideologi bahwa laki-laki lebih tinggi kedudukanya dibanding dengan

perempuan, bahwa perempuan harus dikuasai bahkan dianggap sebagai harta

milik laki-laki. Masyarakat patriarki adalah masyarakat yang masih

mendominasikan laki-laki atas perempuan dan anak.

2.2.3 Perempuan dalam Pembangunan

Perjuangan feminisme dimulai dari situasi saat hak perempuan untuk bekerja

dan terlibat dalam proses pembangunan diingkari. Perempuan dikotakkan dalam

ranah domestik, dan tidak mempunyai hak yang sama dengan laki-laki untuk

mengenyam pendidikan, serta mengembangkan karir atau mencari nafkah diluar

rumah. Hingga timbulah gerakan yang disebut gerakan perempuan dalam

15
pembangunan (women in development) yang merupakan reaksi kaum feminis

terhadap kecenderungan ini (Darwin, 2005, p. 59).

Pergeseran dan peran (pembagian kerja) antara laki-laki dan perempuan dalam

keluarga dan rumah tangga, terjadi ketika seorang ibu mempunyai peran yang

sangat penting di dalam masyarakat dan negara. Peran wanita tidak hanya

dipimpin melainkan juga memimpin. Perempuan sebagai pemegang peranan

penting bahkan utama dalam bidang politik bukanlah hal baru dalam sejarah

kehidupan bangsa ini. Pengertian proses pembangunan adalah perubahan sosial

budaya yang akan meliputi pula perubahan nilai. Wanita di samping sebagai istri,

ibu diharapkan aktif dalam organisasi suami bekerja, karena status istri sebagai

pendamping suami dan menurut informasi turut menentukan kondisi suami untuk

dapat berpartisipasi dengan baik dalam masyarakat, pendidikan merupakan syarat

yang mutlak (Soedarsono & Murniatmo, 1986, p. 60)

Peran Perempuan dalam pembangunan seharusnya meletakkan perempuan

sebagai aset dan sasaran, bukan beban pembangunan antara lain, dengan:

1. meningkatkan produktivitas dan pendapatan perempuan

2. memperbaiki kemampuan perempuan untuk mengatur rumah tangga

3. mengintegrasikan perempuan dalam proyek dan meningkatkan partisipasi

perempuan dalam pembangunan.

16
2.2. Sinopsis Novel Geni Jora

Tokoh utama yang terdapat pada novel Geni Jora adalah Kejora. Kejora

merupakan seorang perempuan yang cerdas, cantik, berprestasi, dan selalu

mendapat peringkat pertama di kelas. Ia merupakan perempuan mandiri dengan

cita-cita tinggi yaitu mendobrak dominasi laki-laki. Ia adalah seorang anak dari

ayah yang menerapkan sistem poligami di keluarganya. Ia tinggal bersama tiga

bersaudara yang bernama Bianglala, Samudra dan Prahara.

Kejora lahir dari seorang ibu yang berstatus sebagai istri kedua, Kejora

bersama tiga saudaranya tumbuh di dalam rumah besar dengan tiga dinding tinggi

tebal mengurung mereka seperti buah harem, hanya bagian pintu pagar saja yang

agak terbuka memperlihatkan dunia luar. Ibu tirinya, istri pertama ayahnya,

tinggal di dalam harem itu juga.

Rumahnya dengan rumah ibu tirinya hanya dipisahkan oleh sebuah halaman

seluas lapangan bulutangkis. Sejak kecil Kejora hanya dibolehkan keluar halaman

untuk sekolah dan les bahasa Arab. Sementara, adik lelakinya, Prahara, boleh

bermain sepuasnya di luar rumah dari pagi hingga petang. Ini membuat Kejora

kesal karena merasa dibeda-bedakan.

Ketika Kejora dan Bianglala menginjak remaja, mereka menyukai pemuda

yang sama. Setiap pagi, kedua gadis itu memanjat pohon yang banyak tumbuh di

halaman rumah mereka, demi mengintip pemuda tetangga keturunan Arab

bernama Ali Baidawi alias Alec Baldwin.

Rumah tangga orang tuanya benar-benar sebuah lembaga patriarki yang

memberi tempat utama bagi lelaki. Neneknya pun sangat menjunjung budaya

17
patriarki dan selalu menyukai cucu laki-laki nya dibanding cucu perempuannya.

Sementara perempuan seperti dirinya, ibunya, ibu tirinya, dan Lola, hanya berada

di urutan kedua. Selalu ke dua, meski ia jauh lebih cerdas dari adik lelakinya itu.

Neneknya, oleh sebab lama berada di bawah dominasi para lelaki, akhirnya justru

menjadi agen patriarki di rumah tersebut.

Kejora di sekolahkan oleh ayahnya ke pesantren terbaik di kotanya. Di

pesantren Kejora merupakan santri yang cerdas, berprestasi dan bisa menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh ustadznya. Pesantren ini menerapkan sistem

disiplin yang tinggi dan para santrinya dididik berdasarkan syariat Islam dan

diajarkan pula ilmu pengetahuan yang tidak kalah dengan sekolah umum.

Setelah menyelesaikan sekolahnya di pesantren, Kejora mendapatkan

beasiswa dari pesantrennya untuk melanjutkan kuliahnya ke Damaskus. Di sana

Kejora bertemu dengan dengan Zakky yang merupakan putra dari pemiliki

pesantren tempat Kejora dulu sekolah. Pada akhirnya Kejora menjalin hubungan

dengan Zakky. Zakky merupakan play boy yang terkadang membuat Kejora

cemburu sampai pada akhirnya Kejora tidak tahan dengan sikap Zakky yang juga

menyukai Bianglala. Saat itu Kejora ingin membalas sikap Zakky yang dilakukan

kepada Kejora dengan cara Kejora mendekati laki-laki yang bernama Assav.

Zakky tidak terima dengan sikap yang dilakukan Kejora dan pada akhirnya Zakky

berjanji akan setia kepada Kejora.

18
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan Penelitian ini menggunakan kritik sastra feminis. Kritik sastra

feminis berasal dari keinginan para tokoh feminis untuk mengkaji karya penulis

wanita di masa silam untuk mewujudkan citra wanita dalam karya penulis pria

yang menampilkan wanita sebagai makhluk dengan berbagai cara ditekan,

disalahtafsirkan, dinomorduakan, serta disepelekan oleh budaya patriarkhat yang

dominan. Kritik sastra feminis adalah kritik terhadap karya sastra dengan

kesadaran bahwa ada jenis kelamin yang banyak berhubungan dengan budaya,

sastra, dan kehidupan (Sugihastuti & Suharto, 2002, p. 5).

3.2 Sumber Data

Sumber data penelitian ini berasal dari novel Geni Jora karya Abidah El

Khalieqy. Novel ini diterbitkan pada tahun 2004 oleh penerbit Mahatari, cetakan

pertama tahun 2004 setebal 222 halaman.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini berupa pergeseran ideologi patriarki dan peningkatan

peran perempuan dalam pembangunan pada novel Geni Jora karya Abidah El

Khalieqy.

19
3.3 Wujud Data

Penelitian ini menggunakan wujud data kalimat-kalimat yang mengandung

ideologi patriarki dan peningkatan peran perempuan dalam pembangunan yaitu

dari novel.

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu

sebagi berikut.

3.4.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode studi pustaka. Studi pustaka merupakan metode pengumpulan yang

diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik

dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat

mendukung dalam proses penulisan. (Sugiyono, 2005, p. 83). Metode ini secara

khusus akan menghimpun informasi yang relevan, dari berbagai sumber pustaka

untuk meneliti pergeseran ideologi dan peningkatan peran perempuan dalam

pembangunan pada novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipakai dalam penelitian ini yaitu dengan cara membaca,

menandai, dan mengklasifikasikan data yang berhubungan dengan objek

penelitian yaitu pergeseran ideologi patriarki dalam novel Geni Jora karya Abidah

El Khalieqy.

20
Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Membaca Novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy secara kritis dan teliti.

2. Menandai teks yang merupakan bentuk ideologi patriarki dan peningkatan

peran perempuan dalam pembangunan.

3. Mengklasifikasikan data ideologi patriarki dan peningkatan peran perempuan

dalam pembangunan pada novel

4. Penyimpanan data yang siap dianalisis

Berikut alur teknik pengumpulan data terdapat pada bagan 1.

Membaca Novel Geni


Jora karya Abidah El
Khalieqy secara kritis
dan teliti.

Menandai teks yang


merupakan bentuk
ideologi patriarki dan
peningkatan peran
perempuan dalam
pembangunan

Mengklasifikasikan
data ideologi
patriarkhi dan
peningkatan peran
perempuan dalam
pembangunan pada
novel

Data siap dianalisis

Bagan 1 Alur Pengumpulan Data


Langkah-langkah yang dilakukan dalam teknik penyediaan data
sebagai berikut.

21
a. menyediakan Novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy
Novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy dianalisis bagian
kalimatnya yang mengandung bentuk ideologi patriarki.
b. Membaca, menandai, mencatat data novel Geni Jora karya Abidah El
Khalieqy
setelah peneliti membaca novelnya, kemudian menandai kalimat
yang mengandung bentuk ideologi patriarki dan peningkatan peran
perempuan dalam pembangunan. Berikut contoh data hasil membaca,
menandai kemudian dicatat terdapat pada tabel 1.
Tabel 1 Contoh data novel
No Data
1 Telah berkali-kali kusaksikan perilaku Encik Rahmah yang
melanggar itu. Saat tiba giliranku diangkat menjadi ketua majelis
tahkim, aku pun bertindak untuk mengganjar kenakalan Encik
Rahmah. Pada akhirnya, ia pun digeser kedudukannya oleh Encik
yang lain.
2 Akan sangat berbeda jika sudah membicarakan masalah
pendidikan. Omi Ida banyak dipengaruhi pernikahan Fathimiyah
yang justru tidak mengkoloni Turki. Dalam tradisi Syi’i,
pendidikan untuk perempuan bagi perempuan lebih utama
dibandingkan pendidikan bagi laki-laki.
3 “Kau akan membalasnya? Kapan?”
“Nanti, tunggu saja, jawab Lola dingin, namun tegas dan pasti.”
Aku merinding, tak kusangka, kakakku Bianglala yang pendiam,
ternyata dalam dirinya menyimpan magma. Tak kubayangkan saat
magma itu meledak, seratus prahara bakal menderak-derak,
melantakkan paman Hasan si biludak burik. Aku senang
mendengar ucapan kakakku dan hari pembalasan terus kutunggu-
tunggu.
4 “Jika misalnya Zakky poligami, apa reaksi Kak Jora,” tanya
Najwa,
“Aku akan poliandri, pakai cara-cara yang legal.”
“Seperti apa?”
“Pertama aku akan mengkhulu’nya. Lalu menikah lagi dengan
bintang film yang gantengnya melebihi Zakky. Poliandri atau
tidak, yang penting rasa adilnya. Sama-sama dua.”
5 Tetapi salah dalam sudut pandangku. Aku merasa, diriku mengalir
sebagaimana takdir yang diperuntukkan bagiku. Sebagai
perempuan, demikianlah kehadiranku. Merdeka. Mencoba
beradaptasi dengan sopan santun dan bergerak sebagaimana
makhluk-makhluk lain bergerak. Jika laki-laki pandai menipu,
perempuan tak kalah lihainya dalam hal menipu.

22
c. Pengodean Data

Pengodean data memegang peranan penting dalam proses analisis

data dan menentukan kualitas abstraksi hasil penelitian (Noor, 2015, p.

105). Kode tersebut berkaitan dengan pergeseran ideologi patriarki, selain

itu pengkodean juga dilakukan untuk menemukan data peningkatan peran

perempuan dalam pembangunan. Berikut pengkodean data terdapat pada

tabel 2.

Tabel 2 Pengkodean Data


No Data Pengkodean
1 Pergeseran Ideologi Patriarki GJ/PIP
2 Peningkatan Peran Perempuan dalam GJ/PPPDP
Pembangunan

d. Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data

dalam novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy. Kemudian data dipilih

dan disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam reduksi data:

1) Mengamati dan memilah sesuai dengan keperluan tujuan penelitian.

Berikut ini contoh memilih data pada tabel 3 reduksi data.

23
Tabel 3 Contoh Memilih Data
No Data Halaman
1 Telah berkali-kali kusaksikan perilaku Encik 161
Rahmah yang melanggar itu. Saat tiba giliranku
diangkat menjadi ketua majelis tahkim, aku
pun bertindak untuk mengganjar kenakalan
Encik Rahmah. Pada akhirnya, ia pun digeser
kedudukannya oleh Encik yang lain.
2 “Jika misalnya Zakky poligami, apa reaksi Kak 192
Jora,” tanya Najwa,
“Aku akan poliandri, pakai cara-cara yang
legal.”
“Seperti apa?”
“Pertama aku akan mengkhulu’nya. Lalu menikah
lagi dengan bintang film yang gantengnya
melebihi Zakky. Poliandri atau tidak, yang penting
rasa adilnya. Sama-sama dua.”
3 Kau benar Nadia, Zaky sendiri adalah petualang 45
kelas kakap. Kupikir, ia mengenal semua ciri-ciri
perempuan cantik Maroko, dari Sijilmasa hingga
Pulau Magadore, dari Ausara hingga Ticin Ticha,
selama tiga tahun ia kuliah disini.”
*) Data tiga bukan data yang dipilih, karena tidak sesuai dengan tujuan

penelitian.

b. Mengelompokkan data tentang ideologi patriarki dan

peningkatan peran perempuan dalam pembangunan pada

novel Geni Jora. Pengelompokkan data termuat pada tabel 4

sebagai berikut.

24
Tabel 4 Contoh Pengelompokkan Data
No Bentuk pergeseran Data
ideologi patriarki
1 Menggeser ideologi Telah berkali-kali kusaksikan perilaku
patriarki dengan cara Encik Rahmah yang melanggar itu.
menjadi ketua majelis Saat tiba giliranku diangkat menjadi
tahkim ketua majelis tahkim, aku pun
bertindak untuk mengganjar
kenakalan Encik Rahmah. Pada
akhirnya, ia pun digeser kedudukannya
oleh Encik yang lain.
2 Menggeser ideologi “Jika misalnya Zakky poligami, apa
patriarki dengan cara reaksi Kak Jora,” tanya Najwa,
poliandri. “Aku akan poliandri, pakai cara-
cara yang legal.”
Pertama aku akan mengkhulu’nya. Lalu
menikah lagi dengan bintang film yang
gantengnya melebihi Zakky. Poliandri
atau tidak, yang penting rasa adilnya.
Sama-sama dua.

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode dianggap sebagai cara-cara, strategi untuk memenuhi realitas,

langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat

berikutnya (Ratna, 2011, p. 34). Peneliti dalam menganalisis data menggunakan

metode dan teknik sebagai berikut:

3.5.1 Metode Analisis Data

Data yang sudah terkumpul lalu dianalisis untuk menyelesaikan rumusan

masalah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Metode

25
deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan kata-kata kemudian

disusul dengan analisisnya (Ratna, 2011, p. 53). Metode deskriptif analisis

digunakan untuk menemukan deskripsi dan analisis data terkait pergeseran

ideologi patriarki dan peningkatan peran perempuan dalam pembangunan pada

novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy.

3.5.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan, disesuaikan dengan metode

deskriptif analisis. Penafsiran terhadap hasil analisis disesuaikan dengan tujuan

penelitian, sehingga memperoleh pemahaman secara utuh.

Langkah-langkah menganalisis data sebagai berikut.

1. Memahami ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kritik sastra feminis.

2. Mengamati dan paham bentuk pergeseran ideologi patriarki dan peningkatan

peran perempuan dalam pembangunan

3. Menyediakan data penelitian

4. Melakukan analisis data

5. Melakukan penafsiran hasil analisis data agar memiliki pemahaman utuh.

6. Menguraikan dan mendeskripsikan data yang telah diperoleh

7. Membuat simpulan hasil penelitian.

26
Contoh data yang siap dianalisis
Data 1
“Jika misalnya Zakky poligami, apa reaksi Kak Jora,” tanya Najwa,
“Aku akan poliandri, pakai cara-cara yang legal.”
“Seperti apa?”
Pertama aku akan mengkhulu’nya. Lalu menikah lagi dengan bintang film
yang gantengnya melebihi Zakky. Poliandri atau tidak, yang penting rasa
adilnya. Sama-sama dua.
(GJ/PIP:192)

Berdasarkan data 1 bentuk pergeseran ideologi patriarki yang

dilakukan Kejora kepada Zakky dengan cara melakukan poliandri. Dalam

budaya patriarki yang sering melakukan poligami adalah laki-laki. Maka

dalam novel ini Kejora ingin mendapatkan hak yang sama antara laki-laki

dan perempuan yaitu dengan melakukan poliandri. Tidak ada dampak

yang fatal dari melawan budaya patriarki, hanya saja biasanya menjadi

pusat perhatian oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat tidak

biasa dengan poliandri, sehingga mereka akan merasa aneh. Poliandri pun

tidak hanya terdapat dalam novel Geni Jora, dalam kehidupan nyata pun

ada.

27
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini dianalisis mengenai permasalahan penelitian yang telah

dirumuskan pada bagian bab awal. Penelitian yang berupa data yang difokuskan

tentang pergeseran ideologi patriarki dan peningkatan peran perempuan dalam

pembangunan pada novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy tersebut disajikan

dalam bentuk analisis secara deskriptif. Analisis penelitian ini berhubungan

dengan tujuan penelitian yang terdapat pada penelitian ini, yaitu (1)

mendeskripsikan pergeseran ideologi patriarki dalam novel Geni Jora, (2)

mendeskripsikan peningkatan peran perempuan dalam pembangunan.

4.1 Bentuk-Bentuk Pergeseran Ideologi Patriarki

Keberadaan ideologi patriarki dalam masyarakat tidak terlepas dalam

peradaban manusia. Ideologi patriarki masih ada dalam masyarakat yang

menjunjung tinggi budaya patriarki. Masyarakat patriarki menganggap bahwa

perempuan dan laki-laki sebagai manusia yang memiliki perbedaan. Perbedaan

menimbulkan stereotype tentang pria dan perempuan. Seorang pria diharuskan

mempunyai sifat pemberani, mempunyai tubuh kuat, tidak mudah menangis

sedangkan perempuan pastilah seorang keibuan, lembut, sensitif. Namun hal itu

sebetulnya tidak mutlak melekat pada perempuan dan pria, seiring

berkembangnya zaman tentunya pola pemikiran pun berkembang, begitupula

dengan perempuan Indonesia mulai berani mendobrak belenggu yang selama ini

menjeratnya. Analisis bentuk-bentuk pergeseran ideologi patriarki yang terdapat

dalam novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy mencakupi 1) berani melakukan

28
perlawanan, 2) memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari laki-laki, 3) kebebasan

mengeluarkan pendapat, 4) memiliki aspirasi dan ambisi, 5) berani membuktikan

kemampuan, 6) mengakhiri hubungan dengan strategi.

4.1.1 Bentuk Pergeseran Ideologi Patriarki dalam Hal Berani Melakukan

Perlawanan

Pergeseran ideologi patriarki dalam hal berani melakukan perlawanan

yang sudah tergambar dalam kebiasaan laki-laki pada budaya patriarki banyak

menggambarkan hal yang kurang baik, sehingga tokoh perempuan bernama Lola

ingin membuktikan bahwa ia mempunyai hak yang sama dengan laki-laki. Lola

yang tidak terima diperlakukan tidak semestinya oleh paman Hasan dan ia

melakukan perlawanan dengan cara menepis tangan paman Hasan merupakan

salah satu wujud bukti bahwa perempuan tidak hanya diam ketika diperlakukan

yang tidak semestinya oleh laki-laki sebagaimana tampak pada data 1.

Data 1
Sore itu, senja hampir turun, tetapi pandanganku masih terlalu jelas
untuk mengintip tangan paman Hasan yang memegang pundak Lola
dan secepat kilat Lola menepisnya. Kulihat paman mengucapkan sesuatu
dan Lola menggeleng. Paman bangkit berdiri di belakang Lola, tetapi
tangannya menjulur cepat ke arah payudaranya. Lola tersentak tetapi
paman Khalil di sampingnya malah terbahak. Dari jauh, kubanting daun
pintu hingga berderak, mengagetkan kedua pamankku dan meloloskan
Lola dari cengkeraman si biludak burik. Entah apa yang bergolak dalam
pikiranku. Tetapi senyatanya, aku tidak suka melihat perilaku kedua
pamanku terhadap Lola. (GJ/PIP:68-69)

Pada data 1 menggambarkan pergeseran ideologi patriarki dengan cara

berani melakukan perlawanan. Lola melakukan perlawanan dengan cara menepis

tangan Paman Hasan yang memegang pundak Lola. Ia tidak ingin diam saja ketika

diperlakukan tidak semestinya oleh pamannya sendiri. Tak hanya kepada paman

29
Hasan Lola berani melakukan perlawanan, namun kepada Paman Khalil pun Lola

melakukan perlawanan dengan cara menyentaknya. Hal tersebut pun tidak hanya

terdapat dalam novel, melainkan di dunia nyata pun ada. Banyak perempuan yang

melawan ketika dilakukan tidak terhormat oleh laki-laki. Selain menepis tangan

paman Hasan, Lola juga akan melaporkan hal tersebut kepada ayahnya

sebagaimana tampak pada data 2.

Data 2
Kau akan membalasnya? Kapan? nanti, tunggu saja, jawab Lola dingin,
namun tegas dan pasti.
Aku merinding, tak kusangka, kakakku Bianglala yang pendiam,
ternyata dalam dirinya menyimpan magma. Tak dapat kubayangkan
saat magma itu meledak, seratus prahara bakal menderak-derak,
melantakkan paman Hasan sibulidak burik, pastilah kian burik saja setelah
memperoleh bencana. Aku senang mendengar ucapan kakakku dan hari
pembalasan terus kutunggu-tunggu. (GJ/PIP:88)

Pada data 2 menunjukan pergeseran ideologi patriarki dengan cara berani

melakukan perlawanan. Bianglala yang dikenal pendiam, namun ia juga marah

karena peralakuan pamannnya. Ia akan membalas perbuatan paman Hasan yang

akan melakukan pelecehan seksual kepadanya. Dengan iming-imingan akan diberi

perhiasan oleh paman Hasan, namun Lola masih saja tidak mau dan akan

melaporkan hal tersebut kepada ayahnya. Lola tidak takut untuk membalas dan

memberontak kepada paman Hasan. Pelecehan seksual tidak hanya dilakukan oleh

paman Hasan kepada Lola saja, melainkan Zakky juga ingin melakukan pelecehan

seksual kepada Kejora. Namun, kejora dengan tegas berani melakukan

perlawanan dengan cara menampar wajah Zakky sebagaimana tampak pada data

3.

30
Data 3
Meledak tawa Zakky oleh kalimatku. Secepat itu ia melupakan
tamparanku dan kembali mengelus leherku, bergerak ke bawah dan
meremas-remasnya.
Kau lebih suka bogem atau pecut, Zakky?
Kutahan tangannya yang nakal dengan pengertian.
Kau juga menyimpan pecut, nona polisi-ku? Coba keluarkan, aku ingin
merasakannya.
Pecutku ada disini, dalam ingatanku. Kuambil dari salah satu ayat
Tuhan yang mengirimnya untuk kita. Walaa taqrabuz-zina innahu
kaana faakhisatan wa saa’a sabiila, kata al Quran. (GJ/PIP:132)

Pada data 3 menunjukan pergeseran ideologi patriarki dengan cara berani

melakukan perlawanan. Kejora menampar wajah Zakky ketika Zakky memandang

wajah Kejora dan ingin mencium bibirnya. Kejora pun menampar wajah Zakky

dan memarahi Zakky atas tindakan pelecehan seksual yang ingin dilakukannya

kepada Kejora. Dalam data tersebut, Kejora juga menjelaskan ayat al Quran

tentang larangan mendekati zina. Tidak hanya Zakky saja yang ingin melakukan

pelecehan seksual kepada Kejora, namun ia juga bersekongkol dengan Asaav

sahabatnya sendiri untuk melakukan pelecehan seksual kepada Kejora. Namun,

Kejora berani memberontak dan mengatakan kepada mereka berdua bahwa

mereka adalah penghianat sebagaimana tampak pada data 4.

Data 4
Kalian bersekongkol melecehkanku, ya? Berkonspirasi
mengkhianatiku? Dasar pengkhianat!!
Kursi ditendang. Meja dirantakan. Buku berhamburan. Kamarku
banjir makian. Harga diriku pun bangkit melawan.
Pengkhianat? Jika perempuan mengekspresikan kemerdekaannya disebut
pengkhianat, lalu apa julukan bagi laki-laki yang bertindak serupa. Apa
mereka disebut penjahat? aku menentang, menghadapi Zakky dengan
kacak pinggang.
Terpesona Zakky, mungkin oleh kacak pinggangku yang tetrikal. Mestinya
ia tak menduga aku bakal memberi perlawanan. Assav pun mencoba
bijaksana dengan meminta maaf pada Zakky. Namun tindakannya
mengecewakanku. Ia terlalu saleh untuk tidak dikatakan pengecut. Mauku,
ia meninju mulut Zakky tiga atau empat kali. Kalau perlu, jotos saja
perutnya, sepak dengkulnya, atau kocok batok kepalanya hingga terurai
segala benang ruwet. (GJ/PIP:187)

31
Pada data 4 menggambarkan bentuk pergeseran ideologi patriarki dengan

cara melakukan perlawanan. Kejora marah ketika dua orang laki-laki yang

dianggap sebagai orang baik itu bersekongkol akan melakukan pelecehan seksual

terhadapnya. Kejora tak menyangka bahwa kekasih dan sahabatnya sendiri itu

bersekongkol untuk melakukan pelecehan seksual. Karena tidak suka dengan

perlakuan Zakky dan Assav, Kejora mengatakan bahwa mereka adalah

penghianat. Kursi ditendang, meja dirantakan, buku berhamburan, dan harga

dirinya pun bangkit melawan. Selain mereka bersekongkol untuk melakukan

pelecehan seksual kepada Kejora, Zakky juga meminta Asaav untuk datang ke

apartemen menemani Kejora dan ia akan pergi dengan wanita lain. Karena kejora

mengetahui hal tersebut, Kejora marah dan ingin meninju Zakky sebagaimana

tampak pada data 5.

Data 5
Itulah tadi yang ingin kujelaskan padamu. Kedatangan Asaav ke
aparetemenmu sebenarnya atas ideku.
Apa? Jadi benar dugaanku? Kau menyuruhnya merayuku sementara kau
sendiri merayu perempuan lain? Kalian laki-laki! Apa tidak ada dalam
daftar kehidupan kalian satu jam saja untuk tidak berbohong? Satu jam
saja untuk berbuat kebaikan? aku meledak. Mauku ingin rasanya
meninju laki-laki disebelahku ini dan menyeretnya ke tengah
lapangan sepak bola dan mengumumkan pada setiap orang lewat
betapa brengseknya ia. Tak ada lain, satu-satunya cara membikinnya
meledak adalah dengan memberinya pukulan yang sama. Jika kau
dihantam, balas dengan menghantam. Jika kau dicium, balas menciumnya.
Inilah hukum keadilan. (GJ/PIP:200)

Pada data 5 menggambarkan bentuk pergeseran ideologi patriarki dengan

cara melakukan perlawanan. Zakky meminta Asaav untuk datang ke apartemen

menemani Kejora, sedangkan ia sedang merayu perempuan lain. Kejora pun tidak

betah dengan perlakuan Zakky, Ia marah dan ingin meninju Zakky, menyeretnya

ke tengah lapangan sepak bola dan mengumumkan pada setiap orang yang lewat,

32
betapa brengseknya Zakky. Kejora tidak mau diam atas setiap perlakuan yang

dilakukan Zakky kepadanya. Kejora juga memiliki prinsip bahwa jika Zakky

menyakiti hatinya, Kejora pun juga akan menyakiti hati Zakky sebagaimana

tampak pada data 6.

Data 6
Tak ada yang sia-sia dari pemberontakkan. Dan tak ada yang langgeng
dari ketidakadilan. Ia selalu melahirkan para pemberontak dengan beragam
jenis dan modelnya. Dan menurutku, menggerus ketidakadilan adalah
dengan cermin yang dipajang di muka sang protagonis. Beri ia bayangan
dari aksinya dengan aksimu yang persis sama. Di kurun maha kacau ini,
kata maaf tidak lagi memiliki kekuatan untuk menggerakkan revolusi.
Ketika nurani menjadi tumpul oleh lapisan daki berlapis-lapis, ketika hak
kuasa menjadi satu-satunya barang yang dituju dan diimpikan, apa yang
kita harap dari deret huruf maaf?
Tak ada. Hanya kecewa. Maka jika ditonjok hidungmu, ganti tonjok
hidungnya. Jika ia meninjumu, tinju mereka dengan kekuatan yang
sama. Sebagaimana Zakky mengiris hatiku, kuiris pula hatinya
hingga luka berdarah-darah oleh cemburu. Baru tahu rasa ia. Saat
kuasa melihat wajah saingannya. Semoga ia taubatan nasuha.
(GJ/PIP:215)

Pada data 6 menunjukkan bentuk pergeseran ideologi patriarki dengan cara

melakukan perlawanan. Kejora mengungkapkan bahwa jika ditonjok hidungmu,

ganti tonjok hidungnya. Jika ia meninjumu, tinju mereka dengan kekuatan yang

sama. Sebagaimana Zakky mengiris hatiku, kuiris pula hatinya hingga luka

berdarah-darah oleh cemburu. Hal tersebut dilakukan Kejora agar zakky segera

taubat atas perbuatannya yang menganggap Kejora sebagai makhluk yang bersifat

lemah dan menganggap perempuan dibawah laki-laki. Namun dalam data tersebut

Kejora berani melakukan perlawanan kepada Zakky.

4.1.2 Bentuk Pergeseran Ideologi Patriarki dalam Hal Memiliki Pendidikan

yang Lebih Tinggi dari Laki-laki

33
Pola pikir masyarkat patriarki yang menganggap bahwa perempuan tidak

harus menempuh pendidikan dan berpendidikan tinggi, karena perempuan

dianggap sebagai makhluk yang lemah, yang tugasnya hanyalah mengurus anak

dan melayani suami, sehingga tokoh perempuan bernama Nadia Masid ingin

membuktikan bahwa perempuan berhak berpendidikan tinggi karena ia akan

menjadi ibu, sekolah pertama bagi anak-anaknya. Maka dari itu, Nadia Masid

membuktikannya dengan mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi dan

mengikuti konferensi-konferensi di luar negeri sebagaimana tampak pada data 7.

Data 7
Nadia Masid, seperti Nishwa atau Qadisha, adalah generasi masa kini yang
telah menikmati kemajuan teknologi. Mengenyam pendidikan hingga
perguruan tinggi dan pergi ke luar negeri dalam konferensi-
konferensi. Ia bukan lagi perempuan dengan tangan belepotan tepung
meramu tajin dan kuskus. Bukan pula perempuan dengan jellaba
berkibar-kibar menyunggi sekeranjang pakain kotor pergi ke arah sungai
Onila. Nadia Masid adalah prototipe perempuan terpelajar yang membawa
kecenderungan khas para perempuan kelahiran Maroko selatan.
(GJ/PIP:13)

Pada data 7 menggambarkan pergeseran ideologi patriarki dengan cara

memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari laki-laki. Dahulu perempuan hanya

dianggap sebagai konco wingking yang tugasnya hanya melayani suami, anak dan

memasuk di dapur. Namun dalam data 6 dijelaskan bahwa perempuan dapat

memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari laki-laki. Nadia masid mengenyam

pendidikan ke perguruan tinggi dan sering mengikuti konferensi-konferensi di

luar negeri. Tidak hanya terdapat dalam novel saja, melainkan dalam dunia nyata

pun banyak kita jumpai perempuan yang memiliki pendidikan lebih tinggi dari

laki-laki. Perempuan juga harus cerdas dan minimal berpendidikan sarjana, hal

tersebut disampaikan Omi Ida kepada Kejora yang tampak pada data 8.

34
Data 8
Omi Ida bicara dengan bahasa Indonesia yang fasih, kadang diselingi
bahasa Arab ajami, terutama jika sedang marah atau berseru kaget. Dalam
banyak hal, pola pikir beliau masih sangat konservatif, terutama dalam
konteks relasi antara laki-laki dan perempuan. Akan sangat berbeda jika
sudah membicarakan masalah pendidikan. Omi Ida banyak dipengaruhi
pernikahan Fathimiyah yang justru tidak mengkoloni Turki. Dalam
tradisi Syi’i, pendidikan untuk perempuan bagi perempuan lebih
utama dibandingkan pendidikan bagi laki-laki. Laki-laki boleh lulus
sekolah menengah, tetapi perempuan harus sarjana. Untuk masalah
satu ini, tentu saja barisanku di belakang Omi Ida.
Menurutmu, mana lebih indah, topi sarjana atau baby walker, Sayang?
Ah! Omi! Ini pertanyaan sangat mudah.
Tapi Omi ingin mendengar langsung jawabanmu. Kiva?
T-o-p-i S-a-r-j-a-n-a.
Omi tersenyum, menyiratkan kearifan seorang perempuan yang telah
berpengalaman dalam hidup. (GJ/PIP:148)

Pada data 8 menggambarkan pergeseran ideologi patriarki dengan cara

memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari laki-laki. Omi Ida menjelaskan kepada

Kejora relasi antara laki-laki dan perempuan terutama dalam hal pendidikan.

Dalam tersebut, Omi Ida mengatakan bahwa pendidikan bagi perempuan lebih

utama dibanding pendidikan bagi laki-laki. Omi ida berpendapat bahwa laki-laki

boleh lulus sekolah menengah, tapi perempuan harus sarjana. Kejora pun diberi

pertanyaan oleh Omi Ida tentang memilih sarjana atau baby walker, Kejora pun

memilih topi sarjana. Hal tersebut menggambarkan bahwa pendidikan bagi

perempuan sangatlah penting karena perempuan merupakan guru pertama bagi

anak-anaknya.

4.1.3 Bentuk Pergeseran Ideologi Patriarki dalam Hal Memiliki Kebebasan

Mengeluarkan Pendapat

Dominasi laki-laki pada budaya patriarki yang sudah tergambar dalam

kebiasaan laki-laki banyak menggambarkan hal yang kurang baik, sehingga tokoh

35
perempuan bernama Kejora ingin membuktikan bahwa ia mempunyai hak yang

sama dengan laki-laki, terutama dalam hal berpendapat. Kejora yang cerdas berani

menyampaikan pendapatnya bahwa kecerdasan dan kesalehan lebih penting

dibandingkan kecantikan merupakan salah satu wujud bukti bahwa perempuan

memiliki kebebasan mengeluarkan pendapat yang tampak pada data 9.

Data 9
Tak bisa disangkal, kataku, kecantikan adalah anugerah. Namun
kecerdasan dan kesalehan, ia lebih dari sekadar anugerah.
Kau ingin mengatakan bahwa kecerdasan dan kesalehan, ia lebih dari
sekadar anugerah.
Kau ingin mengatakan bahwa kecerdasan adalah di atas kecantikan? Tanya
Nadia.
Persis, kataku, kesalehan bisa membentuk kecantikan. Tapi
sebaliknya, kecantikan tidak mampu menghadirkan kesalehan. Alih-
alih, ia malah menjauhkan kesalehan. Demikian halnya kecerdasan.
(GJ/PIP:17)

Pada data 9 menunjukkan bentuk ideologi patriarki dengan cara berani

mengeluarkan pendapat. Nadia mengagumi sosok Kejora yang cerdas, cantik dan

berprestasi. Namun Kejora tidak memandang kecantikan. Kejora berpendapat

bahwa kecerdasan dan kesalehan lebih dari sekadar kecantikan. Bagi Kejora

kecerdasan sangat penting dimiliki oleh perempuan. Hal itu dibuktikan Kejora

ketika ia ditanya tentang hal yang membatalkan sholat oleh ustadnya, namun ia

menjawab diluar dugaan ustadnya. Ia menjawab bahwa hal yang membatalkan

sholat adalah tidak membutuhkan imajinasi. Karena ia menganggap bahwa sholat

merupakan komunikasi yang membutuhkan imajinasi sebagaimana tampak pada

data 10.

Data 10
Sebutkan hal-hal yang membatalkan sholat. Hanya ada satu hal, Ustadz.
Iya. Sebutkan.
Aku mendehem dan memandang ragu ke arah Ustasz Mu’ammal yang tak
acuh dengan soalnya. Pedulikah ia dengan jawabnya?
Tidak memiliki imajinasi.

36
Beliau tertawa dan memintaku menerangkan dari jawabku.
Seseorang yang tidak memiliki imajinasi, ia tidak pernah bisa sholat.
Jika pun ia melaksanakan sholat, itu hanya ritual kosong yang bisa
dilaksanakan oleh semua robot. Hanya orang yang memiliki imajinasi
yang bisa melaksanakan dan benar-benar sholat. (GJ/PIP:33)

Pada data 10 menggambarkan bentuk ideologi patriarki dengan cara berani

mengeluarkan pendapat. Ketika ustad bertanya kepada Kejora tentang hal-hal

yang membatalkan sholat, Kejora pun menjawab tidak mempunyai imajinasi.

Meskipun jawaban Kejora dirasa aneh oleh Ustad Mu’amal namun Kejora tetap

berani mengeluarkan bahwa pendepatnya tersebut benar. Kejora menganggap

bahwa orang yang tidak mempunyai imajinasi dalam sholat tidak sah

melaksanakan sholat, karena baginya sholat memrlukan komunikasi yang berupa

imajinasi. Tidak hanya berpendapat tentang hal yang membatalkan sholat saja,

namun Kejora juga berani menyampaikan pendapatnya dengan cerdas kepada

neneknya yang menjunjung tinggi budaya patriarki bahwa perempuan tidak selalu

kalah dan mengalah, jika perempuan selalu mengalah, ia tidak akan pernah

diperhitungkan sebagaimana tampak pada data 11.

Data 11
Dari atas kursinya, nenekku mulai ceramah. Bahwa perempuan harus
selalu mau mengalah. Jika perempuan tidak mau mengalah, dunia ini akan
jungkir balik berantakan seperti pecahan kaca. Sebab tidak ada laki-laki
yang mau mengalah. Laki-laki selalu ingin menang dan menguasai
kemenangan. Sebab itu perempuan harus siap me-nga-lah (pakai awalan
’me’).
Jadi, selama ini Nenek selalu mengalah?
Itulah yang harus Nenek lakukan, Cucu.
Pantas Nenek tidak pernah diperhitungkan.
Diperhitungkan? Nenek terlonjak.
Benar. Nenek tidak pernah diperhitungkan. Nenek tahu apa sebabnya?
Apa, apa sebabnya, Cucu?
Sebab, nenek telah mematok harga mati, dan harga mati Nenek
adalah kekalahan. Siapakah yang mau memperhitungkan pihak yang
kalah?
(GJ/PIP:61)

37
Pada data 11 menggambarkan bentuk pergeseran ideologi patriarki

dengan cara berani mengeluarkan pendapat. Nenek yang selalu menarapkan

budaya patriarki berpandangan bahwa perempuan harus selalu mengalah. Namun

Kejora selalu tidak setuju dengan pandangan nenek bahwa perempuan harus

selalu mengalah. Kejora dengan tegas menyanggah pendapat neneknya bahwa jika

perempuan selalu mengalah, perempuan tidak akan pernah diperhitungkan oleh

laki-laki. Tidak hanya itu saja, namun jika perempuan disindir dengan kata-kata

kasar, Kejora pun berani membalas sindiran kasar tersebut sebagaimana tampak

pada data 12.

Data 12
Temanku seorang sutradara terkenal, katanya kabarnya tengah mencari
bintang baru untuk filmnya, untuk peran polisi perempuan yang sangat
cantik, angkuh, jenius, bermulut pedas tapi lidahnya manis, ha ha ha ha...,
seperti halwa, puding junket, penuh enzim renin. Dengan nakal, matanya
melirik ke arahku.
Kalau temanku, kataku ganti, tanpa memandangnya, adalah seorang
kolektor makhluk ajaib yang bernilai seni, seperti manusia gendruwo,
orang ikan (manusia bersisik yang bukan Putri Duyung) atau Babi
Ngepet, Monyet Putih, Ular Berkaki Empat dan yang serupa itu.
Kabarnya, kini ia tengah serius mengoleksi jenis langka dari Manusia
Lumut Purba. Ia….(GJ/PIP:137-138)

Pada data 12 menunjukkan pergeseran ideologi patriarki dengan cara

berani mengeluarkan pendapat. Kejora membalas sindiran dan pendapat yang

diberikan Zakky dengan kata-kata kasar. Ia berani berpendapat bahwa Zakky

disamakan dengan manusia gendruwo, orang ikan, babi ngepet, monyet putih dan

ular berkaki empat. Hal tersebut tidak hanya ada dalam novel saja, di dunia nyata

pun ada bahwa tidak hanya laki-laki saja, namun perempuan juga memiliki

kebebasan dalam mengeluarkan pendapat. Kejora pun berani mengatakan didepan

Zakky dan Prahara bahwa adiknya Prahara sama halnya dengan Zakky yang

38
playboy dan suka tebar pesona di depan perempuan sebagaimana terdapat dalam

data 13.

Data 13
Kelihatannya kau mahir benar di medan perburuan Hara? Kira-kira
samalah dengan calon iparnya, sahutku, dalam medan yang berbeda.
Sambungku santai. Kalem saja tak kuduga Zakky tersengat olehnya.
Tetapi kesadaranku tetap dalam ruang dan kondisi, tak memungkinkan
menjawab sindiranku.
Aku tahu, semua orang yang berada di sekitar kami mendengar
omonganku. Ami Ja’far, Ami Bakr, juga Ayah dan rombongan tamu yang
lain. Zakky benar-benar geregetan. Ingin marah, namun tak ada ruang
yang cukup merdeka. Aku malah berharap, mengulangi kata-kata itu di
depan nenekku, menggemukannya sepuluh kali seperti ritual bagi
keabsahan dunia patriarki.
(GJ/PIP:160)

Pada data 13 menggambarkan pergeseran ideologi patriarki dengan cara

bebas mengeluarkan pendapat. Kejora tanpa takut berpendapat bahwa Prahara

memiliki sifat yang sama dengan Zakky yang mudah suka kepada banyak

perempuan. Ia mengucapkan hal tersebut di depan umum ketika ada tamu dari

ayahnya datang. Hal tersebut tidak hanya terdapat dalam novel saja tetapi di dunia

nyata pun ada. Sudah banyak perempuan yang berani mengeluarkan pendapat.

4.1.4 Bentuk Pergeseran Ideologi Patriarki dalam Hal Memiliki Aspirasi

dan Ambisi

Dominasi laki-laki pada budaya patriarki yang sudah tergambar dalam

kebiasaan laki-laki banyak menggambarkan hal yang kurang baik, sehingga tokoh

perempuan bernama Kejora ingin membuktikan bahwa ia mempunyai hak yang

sama dengan laki-laki dengan cara menyampaikan aspirasi dan ambisinya di

depan publik. Kejora yang cerdas, berprestasi, dan tegas berani menyampaikan

aspirasi dan ambisinya agar didengar setiap orang bahwa perempuan memiliki hak

39
yang sama dengan laki-laki. Ia juga menyampaikan bahwa kehadirannya sebagai

perempuan ingin dihormati, merdeka dan berdaptasi dengan sopan santun

sebagaimana tampak dalam data 14.

Data 14
Tetapi salah dalam sudut pandangku. Aku merasa, diriku mengalir
sebagaimana takdir yang diperuntukkan bagiku. Sebagai perempuan,
demikianlah kehadiranku. Merdeka. Mencoba beradaptasi dengan
sopan santun dan bergerak sebagaimana makhluk-makhluk lain
bergerak. Jika laki-laki pandai menipu, perempuan tak kalah lihainya
dalam hal menipu. Jika laki-laki senang berburu, tak ada salahnya
perempuan menyenangi hal yang sama. (GJ/PIP:9)

Pada data 14 menunjukkan bentuk pergeseran ideologi patriarki dengan

cara memiliki aspirasi dan ambisi. Kejora menyampaikan aspirasi dan ambisinya

bahwa perempuan haruslah merdeka, beradaptasi dengan sopan santun dan

bergerak sebagaimana makhluk-makhluk lain bergerak. Ia juga menginginkan hal

yang setara dengan apa yang dilakukan laki-laki. Jika laki-laki pandai menipu,

perempuan juga harus pandai menipu. Jika laki-laki senang berburu, maka

perempuan harus senang berburu juga. Tidak hanya itu saja, Kejora juga

menyampaikan aspirasinya bahwa perempuan tidak bisa dibohongi dan bukan

obyek kebohonga tampak pada data 15.

Data 15
Itu adalah rekaman dari kehidupan masa lalu yang baru saja kutemukan.
Dari mulut kekasihku, Zakky Hedouri. Sejenis pengakuan. Tak ada bagian
menggairahkan dari kisah-kisah semacam itu untuk membahasnya.
Kubiarkan mereka pergi menguap bagai sisa embun di ujung nyiur kurma
yang melambai-lambai mengikuti aliran Wadi Rheris, Tineghir.
Kutekankan satu hal di kepalanya, bahwa perempuan tidak bisa
dibohongi, tidak layak dibohongi dan bukan obyek dari kebohongan.
Menipu perempuan adalah sama dengan menipu diri sendiri.
Sekaligus menipu dunia.
(GJ/PIP:10)

Pada data 15 menggambarkan bentuk pergeseran ideologi patriarki dengan

cara menyampaikan aspirasi dan ambisi. Kejora menyampaikan aspirasinya

40
kepada Zakky bahwa perempuan tidak bisa dibohongi, tidak layak dibohongi dan

bukan obyek dari kebohongan. Dahulu perempuan masih takut untuk

menyampaikan aspirasi dan ambisinya, namun sekarang banyak perempuan yang

berani menyampaikan aspirasi dan ambisinya di depan publik. Ia juga ingin

menyampaikan aspirasinya bahwa perempuan bukanlah kaum yang lemah dan

terpinggarkanbagaimana tampak pada data 16.

Data 16
Saat para perempuan berkumpul dalam satu majelis, dengan makalah di
tangan, dengan bermacam pergolakan yang dibawa dari negara masing-
masing, mengenai kondisi kaum yang disayanginya, yang ternyata lemah
dan terpinggirkan yang menghuni pojok-pojok sejarah, menempati baris-
baris di luar pagina, yang kelaparan dan buta aksara, ditempeleng para
suami dan diperkosa para laki-laki. Saat para perempuan gelisah dan
menjadi cemas oleh kesenjangan membabi-buta. Saat sejarah
manusia ditulis semena-mena, memberangus keberadaan satu kaum
atas lainnya. Saat segalanya telah tak terbayangkan! (GJ/PIP:20)

Pada data 16 menggambarkan bentuk pergeseran ideologi patriarki dengan

cara berani menyampaikan aspirasi dan ambisi. Kejora mengungkapakan tentang

keadaan perempuan dan ingin mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki. Ia

mengungkapkan bahwa perempuan bukanlah kaum yang lemah dan terpinggirkan.

Tidak hanya dalam novel saja bahwa perempuan berani menyampaikan aspirasi,

melainkan di dunia nyata pun ada sudah banyak perempuan yang berani

menyatakan aspirasi dan mendapat hak yang sama dengan laki-laki. Kejora juga

menyampaikan aspirasi nya tentang ketidakadilan antara laki-laki dan perempuan

ketika ayahnya membatasi kegiatan Kejora di luar rumah dan membebaskan

Prahara di luar rumah sebagaimana tampak pada data 17.

Data 17
Kadang aku merasa kami hidup dalam harem, seperti kisah para harem
yang diceritakan oleh ibu tiriku Fatmah. Sebab, sekali pun kami
menempati rumah yang besar dan pekarangan yang luas, Ayah

41
menutupi seluruh pekarangan dengan tembok setinggi tiga meter,
kecuali pagar depan rumah.
Tidak seperti Prahara, ia boleh membuka pintu besar sesukanya dan
mengikuti komedi hingga ujung kampung. Ia boleh bermain di lapangan
umum dan melihat reog di dekap pasar. (GJ/PIP: 38)

Pada data 17 menunjukkan bentuk pergeseran ideologi patriarki dengan

cara berani menyampaikan aspirasi dan ambisi. Kejora dan Bianglala

diperlakukan berbeda dengan saudara laki-lakinya oleh ayahnya. Ayahnya

membatasi anak perempuannya untuk keluar rumah, sedangkan ayahnya

membebaskan anak laki-lakinya beramain di luar rumah. Kejora hanya dibolehkan

keluar rumah hanya untuk keperluan penting saja, misalkan untuk les. Itu saja

waktunya sangat dibatasi. Selain itu juga, ia mengungkapakan tentang siapakah

sebenaranya perempuan sebagaimana tampak pada data 18.

Data 18
Siapakah perempuan? Barisan kedua yang menyimpan aroma melati
kelas satu? Semesta alam terpesona ingin meraihnya, memiliki dan
mencium wanginya. Tetapi kelas dua? Siapakah yang menentukan
kelas-kelas? Sehingga laki-laki adalah kelas pertama? Sementara
Rabi’ah al Adawiyah laksana roket melesat mengatasi rangking dan
kelas. Sebenarnya, kelas berapakah Hilter? George W. Brush? Mana lebih
tinggi rangkingnya, Ariel Sharon atau Fatima Mernissi? Bukankah selain
Abu Jahal, Fir’aun, Musailamah Al Kadzab, Adam Wiizehobart terdapat
juga Maryam al Bathul, Balqis, Aisya dan Fatimah Az Zahra?
(GJ/PIP:60)

Pada data 18 menunjukkan pergeseran ideologi patriarki dengan cara

berani menyampaikan aspirasi dan ambisi. Kejora dengan tegas mengungkapkan

aspirasinya tentang perempuan sebagai kelas kedua dan ingin mendapatkan hak

yang sama dengan laki-laki tidak adanya kelas pertama dan kelas kedua. Ia juga

menyampaikan bahwa perempuan harus konsisten, menginspirasi, dan mandiri

sebagaimana tampak pada data 19.

42
Data 19
Bukan, Sayang? Ini kata-kata paling jujur yang aku tak kuasa
menyembunyikannya. Aku merasa, kadang aku begitu cemburu padamu.
Bukankah ini aneh?
Cemburu? Terhadap apa?
Terhadap sesuatu yang kau miliki dan aku tak memilikinya.
Misalnya?
Kau begitu konsisten dengan keyakinanmu. Inspirasimu merdeka dan
kau berjalan di atas pijakan sangat kuat, tidak mudah hanyut bahkan
oleh prahara kenikmatan. Bahkan disamping kekasihmu, kau terlihat
sangat mandiri. Dari mulut mu, aku mendengar kumandang ayat suci
menjadi begitu segar. Sangat lain.

Pada data 19 menggambarkan bentuk ideologi patriarki dengan cara

menyatakan aspirasi dan ambisi. Pada data tersebut menunjukkan bahwa

perempuan haruslah konsisten, menginspirasi dan mandiri. Hal tersebut yang

ingin dimiliki oleh tokoh Kejora. Kejora juga menyampaikan aspirasinya tentang

relasi antara laki-laki dan perempuan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor,

seperi pendidikan, ekonomi, sosial, agama, maupun politik. Ia ingin mendapatkan

hak yang sama antara laki-laki dan perempuan sebagaimana tampak pada data 20.

Data 20
Dalam relasi laki-laki dan perempuan, tinggi rendahnya dominasi
merupakan satu kondisi timbal balik yang tidak bersifat tetap. Ia bisa
dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama, menurutku adalah faktor
pendidikan. Menyusul kemudian faktor ekonomi, kelas sosial, agama dan
lainnya. Bisa paham politik atau kecenderungan seni.
Dari banyak faktor ini, apa yang terjadi jika keduanya sama, satu
ritme yang benar-benar sejalan. Hilangnya dominasi?
Boleh jadi, ini titik ideal yang diajarkan islam. Kafa’ah. Sama sederajat.
(GJ/PIP:144)

Pada data 20 menggambarkan bentuk pergeseran ideologi patriarki dengan

cara memiliki aspirasi dan ambisi. Pada tersebut menjelaskan bahwa relasi antara

laki-laki dan perempuan haruslah sama, terutama dalam bidang pendidikan,

ekonomi, sosial, politik dan agama. Kejora menginginkan bahwa tidak ada

43
perbedaan dominasi antara laki-laki dan perempuan. Ia juga menyatakan

aspirasinya bahwa dunia perempuan kini sudah tidak didominasi laki-laki dan

budaya patriarki sebagaimana terdapat dalam data 21.

Data 21
Namun, duniaku kini adalah dunia yang dihuni benua-benua, galaksi
dan planet-planet, alam nyata dan tak nyata, nilai-nilai, matahari dan
bulan, kebudayaan dan kebiadaban. Duniaku kini berisi politik dan
panggung teater. Uang dan kekuasaan. Laki-laki dan perempuan.
Pemerkosaan dan penindasan, juga nuklir dan bayi-bayi yang terkapar.
Duniaku kini dunia wana-warni. Tak ada meteran yang cukup panjang
untuk merangkumnya. Sepanjang usia waktu dan sisa usia yang masih
misteri. (GJ/PIP:169)

Pada data 21 menunjukkan bentuk pergeseran ideologi patriarki dengan

cara berani menyampaikan aspirasi dan ambisi. Kejora berambisi bahwa dunianya

sudah tidak berisi kekalahan, keterbatasan dan perempuan dianggap sebagai

makhluk yang lemah. Namun dunia perempuan yang diberi kebebasan dalam hal

menduduki peran yang sama antara laki-laki dan perempuan. Kejora juga berani

menyampaikan aspirasinya kepada Zakky bahwa ia akan menjalin hubungan

dengan Asaav karena Zakky telah menghiantinya dan jatuh cinta kepada Lola

sebagaimana tampak pada data 22.

Data 22
Tidak? Apa kau merasa punya hak untuk melarangku? Apa kau
mengantongi sebuah sertifikat untuk menguasai hidupku? Sekali-kali,
tidak! Hidup dan kemerdekaanku milik Allah dan akan kutempuh
jalanku sebagaimana Allah menghendakinya.
Seperti apa jalan Allah untuk hidupmu?.
Seperti yang kau saksikan. Aku akan menikah dengan laki-laki hanif yang
menghormati perempuan dan tahu menjaga perasaannya.
Maksudmu, kau akan menikah dengan Asaav? Itu tidak mungkin. Kita
telah bertunangan dan kita akan menikah secepatnya.
Itu kan sebuah cita-cita. Kenyataan bisa lain sama sekali, Bung!
(GJ/PIP:170)

Pada data 22 menggambarkan pergeseran ideologi patriarki dengan cara

berani menyatakan aspirasi dan ambisi. Zakky yang jatuh cinta kepada Lola

44
begitupun sebaliknya membuat Kejora sudah tidak betah dan ingin mengakhiri

hubungannya dengan Zakky. Ketika kejora menyatakan aspirasinya kepada Zakky

bahwa ia akan menjalin hubungan dengan Assav, Zakky pun menolaknya karena

tidak ingin Kejora menjalin hubungan dengan Assav. Kemudian Kejora

membantah bahwa Zakky tidak mempunyai hak untuk melarang Kejora.

4.1.5 Bentuk Pergeseran Ideologi Patriarki dalam Hal Membuktikan

Kemampuan

Dominasi laki-laki pada budaya patriarki yang sudah tergambar dalam

kebiasaan laki-laki banyak menggambarkan hal yang kurang baik, sehingga tokoh

perempuan bernama Kejora ingin membuktikan bahwa ia mempunyai hak yang

sama dengan laki-laki dalam hal memiliki kemampuan yang setara dengan laki-

laki. Kejora yang cerdas, berprestasi, dan tegas berani menyampaikan dan

membuktikan kepada neneknya bahwa ia ranking satu di kelasnya dan bukan

Prahara. merupakan salah satu wujud bukti bahwa perempuan juga memiliki

kemampuan yang sama dengan laki-laki bahkan perempuan banyak yang

memiliki kemampuan lebih dibandingkan laki-laki. Sebagaimana tampak pada

data 23.

Data 23
Sebuah rahasia? Rahasia apa itu, Cucu?
Bahwa Prahara bukan rangking kesatu, tetapi aku. Kejora. Akulah sang
juara itu. Nenek mau bukti?
Mana? Mana buktinya?
Lalu kubentangkan nilai raportku di hadapannya berikut raport
Prahara dan surat peringatan dari Bu Guru. Dengan harap cemas
dan mata berbinar, kutunggu apa komentar nenekku setelah
membacanya. Pastilah ia akan memihak padaku, memuji dan
membanggakan diriku. Sambil manggut-manggut seperti
kebiasaannya, nenekku tersenyum menatapku. Aku ikut tersenyum
membalasnya. Dan inilah komentar nenekku.

45
Ini, kan, nilai rapor sekolahan, Cucu. Berapapun nilai Prahara di
sekolahan, sebagai laki-laki, ia tetap ranking pertama di dunia kenyataan.
Sebaliknya, kau. Berapapun rankingmu, kau adalah perempuan dan akan
tetap sebagai perempuan. (GJ/PIP:62)

Pada data 23 menggambarkan pergeseran ideologi patriarki dengan cara

membuktikan kemampuan. Keluarga Kejora yang menerapkan budaya patriarki,

terutama neneknya membuat Kejora ingin mengungkapkan adanya keadilan dan

kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Nenek Kejora memperlakukan

cucu perempuan dan laki-laki nya sangat berbeda. Cucu laki-lakinya diperlakukan

dengan istimewakan dan dinomor satukan. Sementara cucu perempuannya selalu

di nomorduakan. Kejora ingin membuktikan bahwa nilai dan rankingnya lebih

baik daripada nilai Prahara. Namun Nenek tetap saja menganggap bahwa setinggi

apapun pendidikan perempuan ia tetap saja sebagai perempuan. Tidak hanya

membuktikan kepada neneknya bahwa Kejora memiliki nilai yang bagus daripada

Prahara, namun ia juga membuktikan kepada neneknya bahwa pada usia tujuh

tahun, ia sudah melakukan sholat lima waktu dan melakukan puasa sunah

sebagaiamana terdapat dalam data 24.

Data 24
Untuk membuktikan dan lebih meyakinkan bahwa Prahara memiliki
ranking di bawahku, aku telah mampu menunaikan salat lima waktu
saat usiaku genap tujuh tahun. Aku juga rajin puasa sunah Senin
Kamis dan tengah bulan Qamariah. Bulan, antara tanggal tiga belas
sampai lima belas menurut penanggalan Qamariah, yaitu saat purnama
ketiga belas sampai lima belas , kami sekeluarga menunaikan puasa
sunnah dan salat lima waktu dengan berjamaah. (GJ/PIP:63)

Pada data 24 menggambarkan pergeseran ideologi patriarki dengan cara

membuktikan kemampuan. Nenek Kejora yang menerapkan budaya patriarki di

keluarganya selalu menganggap rendah perempuan dan selalu menganggap tinggi

laki-laki. Kejora ingin membuktikan kepada neneknya bahwa Prahara memiliki

46
ranking dibawahnya dengan menunjukkan bukti bahwa pada usia tujuh tahun

Kejora sudah melaksanakan solat lima waktu dan rajin puasa senin kamis. Hal

tersebut tidak hanya ada dalam novel saja, di dunia nyata pun ada. Selain itu,

Kejora juga membuktikan kepada neneknya dengan memperlihatkan prestasi dan

piala yang berjajar di rumahnya sebagaimana tampak pada data 25.

Data 25
Dalam rangka menjatuhkan mitos nenekku, telah kunikmati rangkaian
piala berjajar-jajar dalam setiap fase kehidupanku. Tak ada se-noktah
pun yang membekas dari mitos-mitos nyinyir yang usang dan lapuk.
Tentang perempuan sebagai tong sampah dari kekalahan, ketertindasan,
kelemahan, kebodohan, ketidakberdayaan. Ditentang kedua mata belokku
yang garang, semuanya menguap kini. Dan inilah fase kedua dari hidup
yang bergairah. Hidup di alam merdeka. Ketika pemberontakkan telah
sampai puncaknya.
(GJ/PIP:214)

Pada data 25 memperlihatkan bahwa Kejora ingin membuktikan

kemampuan kepada neneknya dengan cara memiliki prestasi dan memenangkan

perlombaan dan mendapatkan piala. Ia ingin melawan budaya patriarki yang

masih diterapkan oleh neneknya tentang perempuan. Kejora juga ingin

menunjukkan kepada neneknya bahwa perempuan bukanlah tong sampah dari

kekalahan, ketertindasan, kelemahan, kebodohan dan ketidakberdayaan,

melainkan perempuan juga bisa berprestasi dan memiliki kemampuan yang

dimiliki oleh laki-laki.

4.1.6 Bentuk Pergeseran Ideologi Patriarki dalam Hal Mengakhiri

Hubungan dengan Strategi

Dominasi laki-laki pada budaya patriarki yang sudah tergambar dalam

kebiasaan laki-laki banyak menggambarkan hal yang kurang baik, sehingga tokoh

perempuan bernama Kejora ingin membuktikan bahwa ia mempunyai hak yang

sama dengan laki-laki dalam hal mengakhiri hubungan dengan strategi. Kejora

47
dengan tegas membalas perlakuan yang dilakukan Zakky terhadapnya dengan

mengakhiri hubungan dengan strategi. Apabila zakky menjalin ubungan dengan

Lola, maka Kejora dengan tegas akan menjalin hubungan dengan Assav.

Perlakuan Kejora kepada Zakky merupakan salah satu wujud bukti bahwa

perempuan tidak hanya laki-laki saja yang dapat mengakhiri hubungan dengan

strategi, namun perempuan pun bisa sebagaimana tampak pada data 26.

Data 26
Zakky yang terus menggenggam jemari Lola sementara pandangan tak
bergeser semili pun dari kornea mata Lola, putar-putar antara mata satu
dan mata lainnya. Kejora sangat kecewa melihat calon suaminya yang
sejak dulu ia tahu seorang playboy kini menyukai kakaknya sendiri.
Akhirnya, Kejora pun mulai berpaling pada Asaav, teman Zakky yang
pernah diperkenalkan padanya. (GJ/PIP:33)

Pada data 26 menggambarkan pergeseran ideologi patriarki dengan cara

mengakhiri hubungan dengan strategi. Kejora mengakhiri hubungannya dengan

Zakky dengan cara menjalin hubungan dengan Assav. Hal itu dilakukan Kejora

karena perlakuan sikap Zakky yang menyukai Lola, kakak perempuannya Kejora.

Karena tidak tahan dengan sikap Zakky, Kejora pun membalas perbuatan Zakky.

Data 27
Jika misalnya Zakky poligami, apa reaksi Kak Jora, tanya Najwa,
Aku akan poliandri, pakai cara-cara yang legal.
Seperti apa?
Pertama aku akan mengkhulu’nya. Lalu menikah lagi dengan bintang film
yang gantengnya melebihi Zakky. Poliandri atau tidak, yang penting rasa
adilnya. Sama-sama dua. (GJ/PIP:192)

Pada data 27 merupakan bentuk pergeseran ideologi patriarki yang dilakukan

Kejora kepada Zakky dengan cara melakukan poliandri. Dalam budaya patriarki

yang sering melakukan poligami adalah laki-laki. Maka dalam novel ini Kejora

ingin mendapatkan hak yang sama antara laki-laki dan perempuan yaitu dengan

48
melakukan poliandri. Tidak ada dampak yang fatal dari melawan budaya patriarki,

hanya saja biasanya menjadi pusat perhatian oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan

masyarakat tidak biasa dengan poliandri, sehingga mereka akan merasa aneh.

Poliandri pun tidak hanya terdapat dalam novel Geni Jora, dalam kehidupan nyata

pun ada.

4.2 Peningkatan Peran Perempuan dalam Pembangunan

Perempuan memiliki peranan yang sangat penting dalam proses

pembentukan sebuah peradaban baru, karena dari perempuanlah awal generasi

baru menerima didikan, tidak heran jika ketidakmajuan perempuan mempengaruhi

maju atau tidaknya suatu bangsa. Beberapa dekade terakhir peran perempuan

dalam pembangunan masih terbatas untuk tampil di sektor publik. Pada masa orde

baru keterlibatan perempuan difokuskan pada rumah tangga dan keluarga. Peran

perempuan Indonesia dalam proses belum maksimal dan bahkan sebenarnya

dikerdilkan dalam hal potensi. Namun pada masa reformasi, peran perempuan

untuk tampil di sektor publik sudah mulai tampak, terutama dalam bidang politik.

Perjuangan feminisme dimulai dari situasi saat hak perempuan untuk bekerja dan

terlibat dalam proses pembangunan diingkari. Perempuan dikotakkan dalam ranah

domestik, dan tidak mempunyai hak yang sama dengan laki-laki untuk

mengenyam pendidikan, serta mengembangkan karir atau mencari nafkah diluar

rumah. Perempuan sebagai pemegang peranan penting bahkan utama dalam

bidang pembangunan bukanlah hal baru dalam sejarah kehidupan bangsa ini.

Wanita di samping sebagai istri, ibu diharapkan aktif dalam pembangunan.

Analisis peningkatan peran perempuan dalam pembangunan yang terdapat dalam

49
novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy mencakupi 1) pembicara, 2) peserta

konferensi internasional, 3) aktivis pergerakan, 4) ketua majelis, 5) panitia

konferensi.

Fatima Mernisi merupakan sosok perempuan yang cerdas dan berani

tampil di sektor publik. Ia sering diundang untuk menjadi pembicara tentang

kepemimpinan seorang perempuan. Meskipun dia seorang perempuan, ia tidak

takut untuk memberikan ceramahnya tentang feminisme. Hal itu dilakukan Fatima

Mernisi agar perempuan dapat termotivasi dan tidak kalah dalam tampil di publik

sebagaimana tampak pada data 1.

Data 1
Fatima Mernisi sedang memberikan ceramah di masjid besar Jami’al
Sunnah di Rabat tentang sejumlah fakta historis kepemimpinan
perempuan dari berbagai penjuru dunia yang keberadaannya sering
dilupakan seperti dalam sebuah dongeng, para ratu, malikah, khatun,
mereka muncul sedikit demi sedikit dari rintihan lembut halaman-halaman
yang telah menguning dalam buku-buku kuno. Satu demi satu mereka
berparade melalui ruang ruang sunyi perpustakaan dalam suatu barisan
intrik dan misteri yang tak berkesudahan. Kadang-kadang mereka muncul
berdua-dua atau bertiga-tiga, menyerahkan tahta dari ibu kepada putrinya,
di pulau-pulau yang jauh dalam wilayah Islam Asia. Mereka disebut
Malikah, Arwah, Alam al Hurrah, Sultanah Radhiyyah, Turkan Khautun,
Taj’al Alam atau Nural Alam.... ketika Benazir Bhutto menjadi Perdana
Menteri Pakistan, semua orang yang memonopoli hak mengerikan! Belum
pernah sebuah negara muslim diperintah oleh seorang perempuan!’
Dengan mengutip hadis, mereka mengutuk peristiwa ini sebagai yang
melanggar hukum alam...
(GJ/PPDP:14-15)

Pada data 1 menggambarkan peningkatan peran perempuan dalam

pembangunan dengan menjadi pembicara. Fatima Mernisi selain menjadi seorang

istri dan ibu yang mengurus suami dan anak-anaknya, Ia juga tetap aktif sebagai

penceramah di masjid besar yang peserta nya berasal berbagai penjuru dunia.

Dalam ceramahnya, Ia tidak takut untuk membahas tentang kepemimpinan

perempuan. Ia juga memotivasi para perempuan agar berpendidikan dan tampil di

50
sektor publik. Hal tersebut tidak hanya ada dalam novel saja, melainkan di dunia

nyata pun ada bahwa perempuan banyak yang tampil di sektor publik, salah

satunya menjadi pembicara di acara seminar.

Tidak hanya menjadi pembicara saja peran perempuan dalam

pembangunan. Namun perempuan juga dapat berperan dalam acara konferensi

internasional dan menyuarakan aspirasinya di dalam sebuah acara konferensi. Hal

tersebut dilakukan oleh Kejora yang mengikuti konferensi internasional di

Universitas AlkhaWayn di Marrakesh, Maroko. Berikut data bahwa perempuan

dapat berperan dalam konferensi internasional sebagaimana tampak pada data 2.

Data 2
Kejora sebagai salah satu peserta konferensi internasional
Perempuan di Universitas AlkhaWayn di Marrakesh, Maroko pada
tahun 1993. Kejora datang atas undangan seorang sahabat nya, aktivis
feminis di Maroko, Nadia Masid. Dalam forum tersebut Kejora bertemu
dengan sejumlah aktivis feminis dari berbagai negara yang membahas
nasib perempuan yang pada umumnya dianggap sebagai makhluk yang
dipinggirkan, dijadikan objek, diserang, dan dirampok terutama oleh
lawan jenisnya.(GJ/PPPDP:20)

Pada data 2 menggambarkan peningkatan peran perempuan dalam

pembangunan. Kejora sebagai salah satu peserta konferensi internasional. Dalam

acara konfensi tersebut, Kejora terlihat aktif bertanya dan mengeluarkan pendapat

tentang perempuan yang harus cerdas, berpendidikan dan berperan dalam

pembangunan. Kejora pun bertemu dengan para aktivis feminis dari berbagai

negara yang saling berdiskusi dan ingin menyuarakan hak-hak perempuan bahwa

tidak hanya laki-laki saja yang dapat berperan dalam pembangunan, melainkan

perempuan pun dapat berperan penting dalam pembangunan. Hal tersebut tidak

hanya ada dalam novel saja, melainkan di dunia nyata pun ada bahwa banyak

perempuan yang tampil di sektor publik, bukan hanya laki-laki saja yang menjadi

51
peserta konferta konferensi internasional di luar negeri, melainkan perempuan pun

banyak yang menjadi peserta di konferensi internasional. Selain itu, terdapat

generasi perempuan yang aktif di pergerakan perlawanan bangsa palesina yang

bernama Ayeda dan Fashafa. Berikut data bahwa terdapat generasi perempuan

yang aktif di bidang pergerakan sebagaimana tampak pada data 3.

Data 3
Mengendarai cinta, Ayeda dan Fashafa adalah generasi muda Palestina
merupakan generasi paling terpelajar di banding bangsa Arab yang
lain), sama-sama aktif di Harakah al Muqawammah al Islamiyah
yang disingkat Hamas, satu satunya pergerakan perlawanan bangsa
Palestina yang terus-menerus menggentarkan Mossad. Hamas
memiliki metode operasi yang canggih, sangat rahasia dan mampu
melakukan operasi yang mencolok dan sangat memukul. Selain itu, Hamas
memiliki kedinamisan yang tinggi sehingga dapat menggantikan posisi
generasi pimpinan dalam waktu yang sangat singkat. Maka setiap kali
terungkap, pimpinannya syahid atau tertangkap, muncul pimpinan baru
yang menggantikan dan melanjutkan aksi.
(GJ/PPDP:22)

Pada data 3 menggambarkan peningkatan peran perempuan dalam

pembangunan. Dahulu perempuan hanya dianggap sebagai konco wingking, kelas

kedua setelah laki-laki dan lebih diutamakan laki-laki yang tampil di sektor

publik. Dalam data 3 ini dijelaskan bahwa perempuan juga dapat aktif di

pergerakan. Ayeda dan Fashafa merupakan seorang pelajar yang aktif di Harakah

al Muqawammah al Islamiyah yang disingkat Hamas, satu-satunya pergerakan

perlawanan bangsa palestina. Dalam data 3 ini menggambarkan bahwa seorang

pelajar, khususnya perempuan tidak hanya belajar tentang akademik saja,

melainkan dapat aktif di organisasi seperti yang dilakukan Ayeda dan Fashafa.

Hal tersebut tidak hanya ada di novel saja, melainkan dalam dunia nyata pun

banyak pelajar, mahasiswa selain belajar mereka juga aktif falam berbagai

kegiatan dan organisasi. Selain aktif di bidang pergerakan, perempuan juga dapat

52
dijadikan sebagai pemimpin. Seperti yang terjadi saat ini, bahwa kursi politik

sudah banyak diisi oleh perempuan. Hal tersebut membuktikan bahwa perempuan

dapat dijadikan sebagai pemimpin. Seperti yang terdapat dalam novel Geni Jora

yang menjelaskan bahwa Kejora dijadikan sebagai ketua majelis tahkim dengan

usia nya yang terbilang masih kecil. Berikut data Kejora diangkat sebagai ketua

majelis tahkim terdapat pada data 4.

Data 4
Elya Huraibi merupakan salah seorang santri, anggota tim majelis tahkim
di mana aku menjadi ketuanya. Biasanya ketua majelis tahkim dijabat oleh
kakak kelas lima, tetapi dalam kasus perkecualian, ia bisa dijabat oleh
santri kelas empat dengan melihat reputasi keseluruhan dari santri tersebut.
Saat tiba giliranku diangkat menjadi ketua majelis tahkim, aku pun
bertindak untuk mengganjar kenakalan Encik Rahmah. Pada
akhirnya, ia pun digeser kedudukannya oleh Encik yang lain.
(GJ/PPDP:161)

Pada data 4 menggambarkan peningkatan peran perempuan dalam

pembangunan. Dahulu perempuan hanya dikotakkan dalam ranah domestik dan

digambarkan sebagai sosok yang irrasional dan emosional. Namun dalam data 4

digambarkan bahwa perempuan dapat dijadikan sebagai pemimpin. Pada saat

kelas empat Kejora diangkat sebagai ketua majelis tahkim di mana anggotanya

pun banyak anak laki-laki. Dalam menjalankan tugas sebagai ketua majelis

tahkim, Kejora pun bersikap tegas dan bijaksana apabila ada anggotanya yang

melanggar peraturan majelis tahkim. Ia berani mengganjar kenakalan Encik

Rahmah yang melakukan pelanggaran di majelis tahkim dan dengan tegas

menggeser kedudukan Encik Rahmah. Hal tersebut tidak hanya ada dalam novel

saja, melainkan di dunia nyata pun ada. Perempuan menjadi pemimpin organisasi,

kepala sekolah, pemimpin perusahaan dan menjadi presiden seperti Megawati

Soekarno Putri. Selain menjadi pemimpin, peran perempuan dalam pembangunan

53
pun dilakukan oleh Lola yang menjadi panitia konferensi internasional. Lola

digambarkan sebagai perempuan yang aktif dan berpendirian teguh. Berikut data

perempuan berperan dalam kepanitiaan konferensi internasional sebagaimana

tampak pada data 5.

Data 5
Harusnya tadi sekalian ngajak Lola shopping bersama. Tetapi yang
namanya Lola terlalu serius untuk jalan-jalan berbelanja. Ia akan lebih
bergairah memasuki toko buku atau perpustakaan daripada mengamati
benda-benda seni. Selaku panitia konferensi, ia terlalu sibuk untuk
menemani kami kecuali sedikit saja waktu. Kupandangi ekspresi Zakky
saat ngobrol bersamanya. Datar-datar saja. Bagaimana mungkin? Sebulan
lalu ia memandangnya dengan begitu mesra? Benarkah ucapan Zakky
kedatangannya ke kota ini hanya untuk konferensi?

Pada data 5 menggambarkan peningkatan peran perempuan dalam

pembangunan. Lola menjadi panitia dalam konferensi internasional yang

diselenggarakan di Yogyakarta. Ia lebih memilih melaksanakan

tanggungjawabnya dibandingkan ikut jalan-jalan dengan Zakky dan Kejora.

Meskipun tugas Lola menjadi panitia konferensi internasional cukup berat, namun

ia melaksanakan tugas tersebut dengan tanggungjawab dan sudah mempersiapkan

dengan matang untuk kesuksesan acara konferensi internasional tersebut. Dalam

bagian kepanitiaannya, ia bekerja dengan teman laki-laki. Namun hal tersebut

tidak membuat Lola minder untuk bekerja dengan teman laki-lakinya.

54
BAB V

IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN

5.1 Rancang Bangun Pengajaran Apresiasi Karya Sastra Novel yang

Dikembangkan dari Pergeseran Ideologi Patriarki dan Peningkatan

Peran Perempuan dalam Pembangunan.

Silabus kurikulum 2013 menjelaskan bahwa lingkup materi mata pelajaran

Bahasa Indonesia kelas X-XII merupakan penjabaran dari 3 lingkup materi:

bahasa, sastra, dan literasi. Lingkup materi sastra memiliki peranan penting dalam

pengembangan karakter siswa. Oleh karena itu, pembelajaran sastra memiliki

cakupan baik pembahasan konteks sastra, tanggapan terhadap karya sastra,

menilai karya sastra, dan menciptakan karya sastra. Demikian setiap pembelajaran

sastra juga harus mengacu kepada keempat cakupan tersebut.

Berdasarkan hal di atas, penelitian ini mengarah pada analisis karya sastra

novel yang berkaitan dengan unsur ekstrinsik novel, sebagai pesan yang akan

didapatkan oleh peserta didik. Keterkaitannya dengan silabus kurikulum 2013

revisi 2016 yaitu pada kelas XII dalam Kompetensi Dasar (KD) 3.9 Menganalisis

isi dan kebahasaan novel dan 4.9 Merancang novel atau novelet dengan

memerhatikan isi dan kebahasaan. Analisis yang dilakukan peneliti adalah analisis

pergeseran ideologi patriarkhi dan peningkatan peran perempuan dalam

pembangunan pada Novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy. Penelitian

pergeseran ideologi patriarki dan peningkatan peran perempuan dalam

pembangunan ini dapat dijadikan motivasi bagi siswi agar dapat menyuarakan

hak-haknya bahwa perempuan juga dapat berperan di bidang pembangunan.

55
Selain itu, dapat memberikan contoh bagi peserta didik, khususnya perempuan

agar dapat meraih cita-cita nya baik di bidang pendidikan, ekonomi, maupun

politik.

5.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013

Berikut ini merupakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Apresiasi Karya Sastra Novel yang Dikembangkan dari Pergeseran Ideologi

Patriarkhi dan Peningkatan Peran Perempuan dalam Pembangunan pada novel

Geni Jora karya Abidah El Khalieqy.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI/ Ganjil

Materi Pokok : Teks Ceramah

Alokasi Waktu : 2 Minggu x 4 Jam pelajaran @ 45 Menit

A. Kompetensi Inti

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung

jawab, responsif, dan proaktif dalam berinteraksi secara efektif

sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,

sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,

kawasan regional, dan kawasan internasional”.

KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

56
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan IndikatorPencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.9 Menganalisis isi dan 3.9.1Memahami isi cerita dalam novel Geni Jora
kebahasaan novel karya Abidah El Khalieqy.
3.9.2Menemukan unsur pembangun intrinsik
yang ada di dalam novel Geni Jora karya
Abidah El Khalieqy.
3.9.3Menemukan unsur pembangun ekstrinsik
yang ada dalam novel Geni Jora karya
Abidah El Khalieqy.
4.9 Merancang novel atau 4.9.1Membuat kerangka cerita (novel) yang
novelet dengan dikembangkan dari pergeseran ieologi
memerhatikan isi dan patriarki dan peningkatan peran
kebahasaan perempuan dalam pembangunan pada
novel Geni Jora karya Abidah El
Khalieqy dengan menggunakan bahasa
sendiri dan pengembangan menggunakan
referensi lain.
C. Tujuan Pembelajaran

57
1. Siswa dapat menyebutkan isi yang terdapat dalam novel Geni Jora karya

Abidah El Khalieqy.

2. Siswa dapat menganalisis unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Geni

Jora karya Abidah El Khalieqy.

3. Siswa dapat menganalisis unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel

Geni Jora karya Abidah El Khalieqy.

4. Siswa dapat membuat kerangka cerita (novel) berdasarkan isi novel Geni

Jora karya Abidah El Khalieqy dengan menggunakan bahasa sendiri dan

pengembangan menggunakan referensi lain.

D. Materi pembelajaran

Faktual : Novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy

Konseptual : a) Unsur intrinsik novel


b) Unsur ekstrinsik novel
c) Isi (mengenai pergeseran ideologi patriarki dan
peningkatan peran perempuan dalam pembangunan)
dalam novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy

Prosedural : Langkah-langkah merancang novel atau novelette.

Metakognitif : a) Mempresentasikan hasil isi novel Geni Jora karya

Abidah El Khalieqy dan analisisnya.

b) Menyimpulkan hasil analisis yang telah dibuat.

E. Model Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Model Pembelajaran : Jigsaw, mind mapping

Metode : Diskusi, penugasan, presentasi

F. Media/alat, Bahan

58
Media:

1) lembar kerja (siswa)

2) Lembar penilaian

3) Cetak: buku, modul, dan novel

4) Manusia dalam lingkungan: guru, pustakawan, laboran, dan penutur nativ.

Alat/Bahan :

1) Penggaris, spidol, papan tulis

2) Laptop & LCD

3) Power Point

4) Novel Geni Jora

G. Bahan dan Sumber belajar

1) Suherli, Suryaman, M., Septiaji, A., & Istiqomah. (2017). Buku Guru

Bahasa Indonesia Kelas XII(Edisi revisi). Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

2) Suherli, Suryaman, M., Septiaji, A., & Istiqomah. (2017). Buku Siswa

Bahasa Indonesia Kelas XII (Edisi revisi). Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

3) Khalieqy, A. (2004).Geni Jora. Yogyakarta: Mahatari

4) Nurgiyantoro, B. (2013). Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

5) Pengalaman peserta didik dan guru

H. Kegiatan Pembelajaran

59
PERTEMUAN KE 1 (2 x 45 menit)

Alokasi
Tahap Langkah-langkah pembelajaran
waktu

Pendahuluan

Membangun 1. Guru mengucapkan salam 5 menit

Konteks 2. Siswa menjawab salam dan salah satu siswa

memimpin berdoa untuk memulai

pembelajaran sesuai keyakinan masing-

masing.

3. Guru memeriksa kehadiran siswa sebagai

sikap disiplin.

4. Guru menyiapkan fisik dan psikis siswa

dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

5. Guru memberikan pancingan pada

pemahaman awal siswa tentang unsur

pembangun novel baik unsur pembangun

intrinsik maupun ekstrinsiknya.

6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

manfaat menguasai materi pembelajaran,

dan menyampaikan cakupan materi intrinsik

yang akan dibahas hari ini.

7. Siswa memperhatikan guru dengan

60
Alokasi
Tahap Langkah-langkah pembelajaran
waktu

seksama.

8. Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok

(kelompok inti).

9. Siswa membentuk 4 kelompok

Kegiatan Inti

61
Alokasi
Tahap Langkah-langkah pembelajaran
waktu

Menelaah Mengamati 70
Model 1. Guru menanyakan tugas membaca novel menit

Geni Jora.

2. Guru memberi arahan siswa untuk

mengamati dan memahami kembali novel

Geni Jora karya Abidah El Khalieqy.

3. Siswa mengamati dan memahami kembali

novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy.

Menanya
4. Guru bertanya kepada siswa apakah siswa

sudah mengetahui mengenai tugas masing-

masing kelompok.

5. Apabila siswa belum mengetahui tugasnya,

siswa bertanya mengenai tugas masing-

masing kelompok.

Menalar
6. Guru menjelaskan mengenai tugas masing-

masing kelompok. Kelompok 1 bertugas

untuk mencari unsur pembangun intrinsik

berupa tema, tokoh dan penokohan, dan

alur yang terdapat dalam novel Geni Jora.

Kelompok 2 bertugas untuk mencari unsur

ekstrinsik berupa latar belakang

62
Alokasi
Tahap Langkah-langkah pembelajaran
waktu

masyarakat dan latar belakang penulis

novel Geni Jora. Kelompok 3 bertugas

mencari unsur pembangun intrinsik berupa

latar, amanat, dan sudut pandang yang

terdapat dalam novel Geni Jora karya

Abidah El Khalieqy. Kelompok 4 bertugas

mencari nilai-nilai yang terkandung di

dalam novel Geni Jora karya Abidah El

Khalieqy.

7. Setelah kelompok inti sudah berdiskusi

dengan masing-masing kelompoknya. Guru

membagi 2 kelompok (kelompok ahli).

Kelompok 1 bertugas umtuk

mendiskusikan unsur pembangun intrinsik

novel. Kelompok 2 bertugas

mendiskusikan unsur ekstrinsik novel.

8. Kelompok inti 1 dan 3 membentuk

kelompok baru disebut kelompok ahli 1

untuk membahas dan menyatukan hasil

diskusinya tentang unsur intrinsik novel

Geni Jora.

9. Kelompok inti 2 dan 3 membentuk

63
Alokasi
Tahap Langkah-langkah pembelajaran
waktu

kelompok baru disebut kelompok ahli 2

untuk membahas dan menyatukan hasil

diskusinya tentang unsur ekstrinsik dalam

novel Geni Jora.

10. Siswa memahami tugas yang telah

diberikan kepada masing-masing kelompok

dan mulai berdiskusi.

Mencoba

11. Guru memberikan lembar kerja berupa

kertas folio untuk masing-masing

kelompok.

12. Siswa secara berkelompok mengenai

masing-masing tugas yang harus

diselesaikan dan menulis hasilnya di kertas

yang tersedia.

Mengomunikasikan

13. Guru meminta siswa untuk menunjuk ketua

kelompoknya mendiskusikan hasil

kerjanya.

14. Guru mempersilakan setiap kelompok,

kelompok ahli 1 dan kelompok ahli 2 untuk

64
Alokasi
Tahap Langkah-langkah pembelajaran
waktu

mempresentasikan hasilnya di depan kelas.

15. Ketua kelompok ahli 1 mempresentasikan

Mengonstruksi hasil kerjanya di depan kelas dan kelompok

Mandiri ahli 2 memerhatikan, memberi tanggapan,

dan atau sanggahan terhadap hasil

kelompok yang telah dipresentasikan.

Penutup

1. Guru mempersilakan siswa untuk 15

menyimpulkan hasil dari masing-masing menit

tugas kelompok. Tugas kelompok yang

telah dikerjakan berupa:

a. Unsur Pembangunun Intrinsik novel

Geni Jora karya Abidah El Khalieqy.

b. Unsur Ekstrinsik novel Geni Jora karya

Abidah El Khalieqy.

2. Siswa menyimpulkan bersama mengenai

tugas yang yang telah mereka kerjakan.

3. Guru melakukan penilaian meliputi

penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor.

4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam

65
Alokasi
Tahap Langkah-langkah pembelajaran
waktu

bentuk pembelajaran remidi, pengayaan,

atau pemberian tugas secara individu

maupun kelompok sesuai hasil belajar

siswa.

5. Guru menyampaikan pembelajaran yang

akan dilaksanakan pada pertemuan

berikutnya yaitu merancang novel dengan

memerhatikan isi dan kebahasaan.

6. Siswa mencatat pembelajaran yang akan

dilaksanakan pertemuan berikutnya.

7. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

8. Siswa menjawab salam.

PERTEMUAN KE-2 (2 x 45 menit)

Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan

MENGONSTRUKSI 1. Peserta didik merespon salam tanda 5 menit

66
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi

Waktu

KONTEKS mensyukuri anugerah Tuhan dan

saling mendoakan.

2. Salah satu siswa memimpin berdoa

untuk memulai pembelajaran sesuai

keyakinan masing-masing.

3. Guru memeriksa kehadiran peserta

didik sebagai sikap disiplin.

4. Guru melakukan apersepsi dan

motivasi terhadap siswa

5. Sebelum mulai pembelajaran, guru

menanyakan materi tentang isi dan

kebahasaan novel pada pertemuan

sebelumnya, yaitu:

a. Unsur intrinsik novel

b. Unsur ekstrinsik novel

6. Siswa menjawab pertanyaan guru

7. Guru menyampaikan kompetensi

dasar, indikator pencapaian, dan

tujuan pembelajaran.

8. Siswa memerhatikan guru dengan

seksama.

9. Guru mengarahkan siswa untuk

67
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi

Waktu

bergabung dengan kelompok yang

telah dibentuk minggu lalu.

10. Siswa membentuk kelompok.

Kegiatan Inti

MENELAAH MODEL Mengamati

1. Guru mengarahkan siswa untuk

membuka kembali hasil pekerjaan

minggu lalu mengenai analisis isi

dan kebahasaan novel Geni Jora

karya Abidah El Khalieqy.

2. Siswa mengamati hasil pekerjaan

minggu lalu dengan cermat dan

teliti.

3. Guru memberikan materi mengenai

langkah-langkah merancang novel.

4. Siswa mencatat dan memahami

langkah-langkah merancang

merancang novel yang disampaikan

guru.

Menanya

5. Guru membagikan kertas plano dan

68
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi

Waktu

spidol warna pada masing-masing

kelompok.

6. Siswa bertanya kepada guru

mengenai tugas yang akan

dikerjakan menggunakan kertas

plano dan spidol.

7. Guru memberi kesempatan pada

siswa lain untuk menjawab

pertanyaan temannya. Kemudian

guru menjelaskan cara kerja tiap

kelompok tentang membuat

rancangan novel berdasarkan

pergeseran ideologi patriarki dan

peningkatan peran perempuan

dalam pembangunan pada novel

Geni Jora karya Abidah El

Khalieqy di kertas plano.

Menalar

8. Guru meminta siswa untuk

memahami kembali unsur-unsur

novel.

9. Siswa membuat rancangan novel

69
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi

Waktu

yang dikembangkan dari pergeseran

ideology patriarki dan peningkatan

peran perempuan dalam

pembangunan berdasarkan unsur-

unsur novel.

Mencoba

10. Guru menginstruksikan kepada

siswa untuk duduk sesuai kelompok

yang telah ditentukan.

11. Siswa duduk secara berkelompok.

12. Guru memberikan waktu kurang

lebih 30 menit bagi siswa untuk

mengerjakan tugasnya.

13. Siswa mulai berdiskusi dan menulis

hasil rancangan novelnya pada

kertas plano yang telah disediakan.

14. Setelah 30 menit berlalu, guru

menginstruksikan untuk

menempelkan hasil pekerjaan

masing-masing kelompok pada

dinding yang ada di sekeliling kita.

15. Siswa menempel hasil pekerjaan

70
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi

Waktu

sesuai intruksi guru.

16. Guru meminta setiap kelompok

untuk berkeliling mengunjungi

kertas plano hasil pekerjaan

kelompok lain dan memberikan

tanggapan atas hasil kerja

kelompok tersebut dengan cara

menuliskan saran dan kritik pada

kertas yang telah disediakan.

Mengomunikasikan

17. Guru meminta siswa untuk

menyampaikan hasil pekerjaan

Mengonstruksi masing-masing kelompok di depan

Mandiri kelas, serta menyanggah atau

menanggapi kritik dan saran yang

telah diberikan oleh kelompok lain.

Penutup

Kegitan guru dan peserta didik yaitu: 10

1. membuat rangkuman/simpulan menit

pelajaran;

71
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi

Waktu

2. melakukan refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan;

3. memberikan umpan balik terhadap

proses dan hasil pembelajaran; dan

Kegiatan guru yaitu:

4. melakukan penilaian;

5. menyampaikan tugas untuk

mempelajarai materi berikutnya;

6. menyampaikan rencana

pembelajaran pada pertemuan

berikutnya yaitu mengonstruksi

teks ceramah sebagai lanjutan

pembelajaran pertemuan

sebelumya;

7. Menutup kegiatan belajar mengajar

dengan berdoa.

I. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

A. Penilaian

1. Penilaian Sikap

a. Teknik penilaian : Observasi

b. Bentuk penilaian : lembar pengamatan aktivitas peserta didik

72
c. Instrumen penilaian : (terlampir)

2. Pengetahuan

a. Jenis/Teknik tes : Tertulis

b. Bentuk tes : uraian dan portofolio

c. Instrumen Penilaian : (terlampir)

3. Keterampilan

a. Teknik : lisan

b. Instrumen Penilaian : (terlampir)

Remedial

a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya

belum tuntas.

b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching

(klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.

c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali ters

remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam

bentuk tugas

Pengayaan

Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan

pembelajaran pengayaan sebagai berikut:

a. Siwa yang mencapai nilai diberikan

materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan

tambahan.

73
b. Siwa yang mencapai nilai diberikan materi melebihi

cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

Magelang, 9 Januari 2019

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhaimin Sunia Ardiyanti

NIP 19660325 199203 1 004 NIP 19970418 20190428 1 003

Catatan Kepala Sekolah

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

74
....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

...................

LAMPIRAN 1. MATERI TEKS CERAMAH

1. Pengertian Novel

Novel merupakan salah satu jenis prosa yang memuat cerita rekaan. Cerita

dalam novel bersifat fiktif, di mana dalam ceritanya tersebut pengarang

merepresentasikan para tokoh seperti dalam dunia nyata.

Novel dan cerita pendek merupakan dua bentuk karya sastra yang

sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam perkembangannya, novel dianggap

bersinonim dengan fiksi. Dengan demikian, pengertian fiksi juga berlaku untuk

novel. Sebutan novel dalam bahasa inggris inilah yang kemudian masuk ke

Indonesia berasal dari bahasa Italia, novella. Secara harfiah, novella berarti ‘

sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai ‘ cerita pendek

dalam bentuk prosa (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2013, p.12).

2. Unsur Pembangun Intrinsik Novel

Unsur intrinsik novel terdiri dari tema, alur, tokoh dan penokohan, latar,

sudut pandang, diksi dan amanat, seperti yang diuraikan dibawah ini:

a. Tema

75
Tema adalah gagasan makna dasar umum yang menopang sebuah karya

sastra sebagai struktur semantik dan bersifat abstrak. Secara berulang-

ulang dimunculkan lewat motif-motif dan dilakukan secara implisit

(Nurgiyantoro, 2013, p.115). Tema menjadi dasar pengembangan seluruh

cerita, maka dari itu tema memiliki sifat menjiwai seluruh bagian pada

suatu cerita.

b. Alur

alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu

hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan

atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain (Abrams dalam

Nurgiyantoro, 2013, p. 167).

c. Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah orang yang menjadi pelaku dalam cerita drama, sedangkan

penokohan adalah penghadiran tokoh dalam cerita fiksi atau drama dengan

cara langsung atau tidak langsung dan mengundang pembaca untuk

menafsirkan kualitas dirinya lewat kata dan tindakannya. (Abrams dalam

Nurgiyantoro, 2013, p. 247).

d. Latar

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menunjuk pada

pengertian tempat, hubungan waktu sejarah, dan lingkungan sosial tempat

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam

Nurgiyantoro, 2013, p. 302).

e. Sudut pandang

76
Sudut pandang menunjuk pada cara sebuah cerita dikisahkan. Ia

merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai

sarana unruk menyajikan cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca

( Abrams dalam Nurgiyantoro, 2013, p. 338).

3. Unsur Ekstrinsik Novel

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar teks sastra itu,

tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangun atau sistem organisme teks

satsra. Unsur-unsur ekstrinsik dalam novel adalah keadaan subjektivitas

individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup

yang kesemuanya itu akan memengaruhi karya yang ditulisnya. Pendek kata,

unsur biografi pengarang akan turut menentukan corak karya yang

dihasilkannya. Unsur ekstrinsik berikutnya adalah psikologi pengarang dan

psikologi pembaca. Unsur ektrinsik dalam novel ada 3, yaitu: latar belakang

penulis, latar belakang masyarakat, dan nilai-nilai yang tekadung dalam novel.

LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENILAIAN

A. Istrumen Penilaian Sikap

INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : SMA

Tahun pelajaran : 2018/2019

Kelas/Semester : XII/2

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

77
KEJADIAN/ BUTIR POS/ TINDAK
NO WAKTU NAMA
PERILAKU SIKAP NEG LANJUT

B. Instrumen Penilaian Pengetahuan

KISI-KISI SOAL HOTS

Tahun Pelajaran 2018/2019

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XII/2

KD : 3.9 Menganalisis Isi dan Kebahasaan Novel

Bentuk soal : Uraian

Materi Pokok Indikator Level No

Kognitif soal

Membuat sinopsis Disajikan novel Geni Jora, siswa C5 1

dari novel Geni memahami isi mengenai pergeseran

Jora ideology patriarki dan peningkatan

peran perempuan dalam pembangunan

yang ada dalam novel Geni Jora,

78
Materi Pokok Indikator Level No

Kognitif soal

kemudian membuat sinopsis.

Menganalsis Siswa menganalisis unsur intrinsik C4 2

unsur intrinsik novel Geni Jora

novel Geni Jora

Menganalisis Siswa menganalisis unsur ekstrinsik C4 3

unsur ekstrinsik novel Geni Jora

novel Geni Jora

Instrumen 1 Tes Tertulis dan Penugasan

Satuan : SMA

Pendidikan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia – Wajib

Kelas : XII

Kompetensi dasar : 3.9  Menganalisis isi dan kebahasaan dalam novel.

Indikator : 3.9.1   Memahami isi cerita dalam novel Geni Jora

karya Abidah El Khalieqy.

3.9.2   Menemukan unsur pembangun intrinsik yang

ada di dalam novel Geni Jora karya Abidah El

Khalieqy.

3.6.3 Menemukan unsur pembangun ekstrinsik yang

79
ada di dalam novel Geni Jora karya Abidah El

Khalieqy.

Materi : Novel Geni Jora

Soal

1. Buatlah kelompok, masing-masing terdiri dari 5 orang!

2. Buatlah sinopsis novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy!

3. Temukan unsur intrinsik dalam novel Geni Jora karya Abidah El

Khalieqy!

4. Temukan unsur ekstrinsik dalam novel Geni Jora karya Abidah El

Khalieqy!

KUNCI JAWABAN TES TERTULIS

1. Sinopsis Novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy.

(Jawaban tidak mengikat).

Tokoh utama yang terdapat pada novel Geni Jora adalah Kejora.

Kejora merupakan seorang perempuan yang cerdas, cantik, berprestasi,

dan selalu mendapat peringkat pertama di kelas. Ia merupakan perempuan

mandiri dengan cita-cita tinggi yaitu mendobrak dominasi laki-laki. Ia

adalah seorang anak dari ayah yang menerapkan sistem poligami di

keluarganya. Ia tinggal bersama tiga bersaudara yang bernama Bianglala,

Samudra dan Prahara.

Kejora lahir dari seorang ibu yang berstatus sebagai istri kedua,

Kejora bersama tiga saudaranya tumbuh di dalam rumah besar dengan tiga

dinding tinggi tebal mengurung mereka seperti buah harem, hanya bagian

80
pintu pagar saja yang agak terbuka memperlihatkan dunia luar. Ibu tirinya,

istri pertama ayahnya, tinggal di dalam harem itu juga.

Rumahnya dengan rumah ibu tirinya hanya dipisahkan oleh sebuah

halaman seluas lapangan bulutangkis. Sejak kecil Kejora hanya dibolehkan

keluar halaman untuk sekolah dan les bahasa Arab. Sementara, adik

lelakinya, Prahara, boleh bermain sepuasnya di luar rumah dari pagi higga

petang. Ini membuat Kejora kesal karena merasa dibeda-bedakan.

Ketika Kejora dan Bianglala menginjak remaja, mereka menyukai pemuda

yang sama. Setiap pagi, kedua gadis itu memanjat pohon yang banyak

tumbuh di halaman rumah mereka, demi mengintip pemuda tetangga

keturunan Arab bernama Ali Baidawi alias Alec Baldwin.

Rumah tangga orang tuanya benar-benar sebuah lembaga patriarki

yang memberi tempat utama bagi lelaki. Neneknya pun sangat menjunjung

budaya patriarki dan selalu menyukai cucu laki-laki nya dibanding cucu

perempuannya. Sementara perempuan seperti dirinya, ibunya, ibu tirinya,

dan Lola, hanya berada di urutan kedua. Selalu ke dua, meski ia jauh lebih

cerdas dari adik lelakinya itu. Neneknya, oleh sebab lama berada di bawah

dominasi para lelaki, akhirnya justru menjadi agen patriarki di rumah

tersebut.

Kejora di sekolahkan oleh ayahnya ke pesantren terbaik di kotanya.

Di pesantren Kejora merupakan santri yang cerdas, berprestasi dan bisa

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh ustadznya. Pesantren ini

menerapkan sistem disiplin yang tinggi dan para santrinya dididik

81
berdasarkan syariat Islam dan diajarkan pula ilmu pengetahuan yang tidak

kalah dengan sekolah umum.

Setelah menyelesaikan sekolahnya di pesantren, Kejora mendapatkan

beasiswa dari pesantrennya untuk melanjutkan kuliahnya ke Damaskus. Di

sana Kejora bertemu dengan dengan Zakky yang merupakan putra dari

pemiliki pesantren tempat Kejora dulu sekolah. Pada akhirnya Kejora

menjalin hubungan dengan Zakky. Zakky merupakan play boy yang

terkadang membuat Kejora cemburu sampai pada akhirnya Kejora tidak

tahan dengan sikap Zakky yang juga menyukai Bianglala. Saat itu Kejora

ingin membalas sikap Zakky yang dilakukan kepada Kejora dengan cara

Kejora mendekati laki-laki yang bernama Assav. Zakky tidak terima

dengan sikap yang dilakukan Kejora dan pada akhirnya Zakky berjanji

akan setia kepada Kejora.

2. Unsur pembangun intrinsik novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy.

a. Tema : Budaya

b. Tokoh dan Penokohan:

1.Kejora : cerdas, cantik, pemberani, tegas, berprestasi, berani menggugat

budaya patriarki.

2. Lola : cerdas, cantik, , berani melakukan perlawanan, aktif, dan teguh

pendirian.

3. Nenek : menjunjung tinggi budaya patriarki, suka mengalah.

4. Ayah : agamis, tegas, dan bijaksana.

5. Omi Ida : Cerdas, bijaksana, dan berpendidikan.

6. Zakky : playboy, cerdas, suka bergonta-ganti pasangan.

82
7. Assav : baik dan bijaksana.

c. Alur : alur yang terdapat dalam novel Geni Jora adalah alur maju.

d. Latar :

1. Latar tempat : rumah, Yogyakarta, dan pesantren.

2. Latar waktu : Siang, pagi, dan malam.

3. Latar suasana: mencekam.

e. Amanat : Jadilah perempuan yang bercita-cita tinggi dan jadilah

perempuan yang berpendidikan, karena perempuan adalah pembangun

generasi.

f. Sudut pandang : orang ketiga pelaku utama.

3. Unsur Ekstrinsik novel Geni Jora.

a. Latar belakang penulis/ biografi Abidah El Khalieqy.

Abidah El-Khalieqy lahir di Jombang, Jawa Timur 1 Maret 1965

dan dikenal sebagai perempuan penyair kontemporer Indonesia. Setamat

Madrasah Ibtidaiyah, melanjutkan sekolah selama 6 tahun di Pondok

Pesantren PERSIS, Bangil, Pasuruan, SMA Muhammadiyah, Jakarta

Utara, Madrasah Aliyah Negeri, Klaten, dan Fakultas Syari’ah (Hukum)

IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Pembina Seni dan Sastra pada IAIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pendiri Sudi Apresiasi Sastra (SAS)

Yogyakarta tahun 1987, Pengurus Lingkar Penyair Yogyakarta (1987-

1990).

Di pesantren Persis, ia mulai menulis puisi dan cerpen dengan

nama Idasmara Prameswari, Ida Arek Ronopati, atau Ida Bani Kadir.

83
Memperoleh ijazah persamaan dari Madrasah Aliyah Muhammadiyah

Klaten, dan menjadi juara penulisan puisi remaja se-Jawa Tengah (1984).

Alumni Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga ini menulis tesis

“Komoditas Nilai Fisik Perempuan dalam Perspektif Hukum Islam”

(1989). Pernah aktif dalam forum pengadilan puisi Yogyakarta (1986-

1988). Kelompok Diskusi Perempuan Internasional (KDPI) Yogyakarta,

(1988-1990). Menjadi peserta dalam pertemuan APWLD (Asian Pacific

Forum on Women, Law and Development, 1989).

Karya-karya kesustraannya terhimpun dalam antologi Ibuku Laut

Berkobar (1998), Perempuan Berkalung Sorban (2000), Menari di Atas

Gunting (2001), dan Atas Singgasana (2002), dan Percintaan dan

Kemabukan. Esai dan karya sastranya sebagian besar telah dipublikasikan

di berbagai media massa seperti, Horison, Ulumul Qur’an, The Jkarta Post,

Republika, dll. Antologi sastra yang ditulisnya adalah Kitab Sastra

Indonesia (2002), Dunia Perempuan (2002), Pembisik (2002), Angkatan

Sastra 2000 (2000), Indonesia Cyber Album (1999), Wanita Pengarang

Indonesia (1998), ASEANO: An Anthology of Poems Southest Asia

(1995).

b. Latar belakang masyarakat.

Kehidupan Abidah El Khalieqy yang latar belakangnya masih

dipengaruhi oleh budaya patriarki dimana seorang laki-laki berada diatas

segalanya dibandingkan perempuan. Laki-laki memegang kekuasaan

tertinggi, baik di bidang ekonomi, politik, sosial, dan pendidikan. Melalui

84
karyanya, Abidah mencurahkan apa yang telah dialaminya melalui novel

Geni Jora.

c. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel

1. Nilai agama : rajinlah beribadah dan melaksanakan puasa sunnah agar

hidup kita dimudahkan oleh Allah.

2. Nilai sosial : suka menolong apabila ada orang lain yang membutuhkan

bantuan.

3. Nilai moral : jadilah anak yang selalu patuh terhadap orang tua.

4. Nilai Budaya : Laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan yang

sama dan tidak ada perbedaan gender.

LEMBAR PENILAIAN TES TERTULIS

No Indikator pencapaian Teknik Instrumen Aspek Skor


kompetensi penilaian

1 Mampu membuat Tes Buatlah - Ketepatan isi 20


sinopsis novel Geni tertulis sinopsis
Jora karya Abidah El novel Geni -
Khalieqy Jora

2 Mampu menemukan Tes Tunjukan - Ketepatan isi 20


unsur intrinsik dalam tertulis unsur - Ketepatan
novel Geni Jora intrinsik penulisan 10
novel Geni - Berapa banyak
Jora jenis dan
bentuk yang 10
ditemukan

3 Mampu menemukan Tes Tunjukan - Ketepatan isi 10


unsur intrinsik dalam tertulis unsur - Ketepatan
novel Geni Jora ekstrinsik

85
novel Geni penulisan 10
Jora Berapa banyak
jenis dan
bentuk yang 10
ditemukan

4. Jumlah 100

Nilai = jumlah skor x 100


Skor maks

= 100 x 100
100

= 100

KISI-KISI SOAL HOTS

Tahun Pelajaran 2018/2019

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semster : XII/2

KD : 4.9 Merancang novel dengan memerhatikan isi dan

kebahasaan novel

Bentuk Soal : Uraian

Materi Pokok Indikator Level Nomor soal

kognitif

Merancang Disajikan novel Geni Jora, C5 1

novel yang siswa memahami kembali isi

dikembangkan mengenai pergeseran ideology

86
Materi Pokok Indikator Level Nomor soal

kognitif

dari patriarki dan peningkatan peran

pergeseran perempuan dalam pembangunan

ideologi yang ada dalam novel tersebut,

patriarki dan kemudian membuat rancangan

peningkatan berdasarkan pergeseran ideologi

peran patriarki dan peningkatan peran

perempuan perempuan dalam pembangunan.

dalam

pembangunan

Soal!

1. Bentuklah kelas menjadi 5 kelompok!

2. Duduklah sesuai kelompok yang telah dibentuk!

3. Buatlah rancangan novel yang dikembangkan dari pergeseran ideologi

patriarki dan peningkatan peran perempuan dalam pembangunan!

KUNCI JAWABAN TES TERTULIS KD 4.9

(Jawaban tidak mengikat)

LEMBAR PENILAIAN TES TERTULIS KD 4.9

No Indikator Teknik Instrumen Aspek Skor


pencapaian penilaian
kompetensi

1. Mampu membuat Tes Buatlah - Ketepatan isi 25

87
rancangan novel tertulis rancangan - Ketepatan
yang dikembangkan novel yang penulisan
dari pergeseran dikembangkan - Ide yang 25
ideologi patriarki dari dikembangkan
dan peningkatan pergeseran
peran perempuan ideologi 50
dalam patriarki dan -
pembangunan peningkatan
peran
perempuan
dalam
pembangunan.

2. Jumlah 100

Nilai = jumlah skor x 100


Skor maks

= 100 x 100
100

= 100

C. Instrumen Penilaian Tes Keterampilan

Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan teknik lisan


karena tes ini bersifat tes keterampilan yaitu saat proses siswa mengerjakan soal
dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Soal
1. Sebutkan dan buktikan dengan kalimat yang menunjukan unsur intrinsik dan
ekstrinsik novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy kemudian presentasikan
hasil kerja di depan kelas.
LEMBAR PENILAIAN TES KETERAMPILAN

No Indikator pencapaian Teknik Instrumen Aspek Skor


kompetensi penilaian

1 Menjelaskan bukti Tes Jelaskan - Penggunaan 20


bukti bahasa yang

88
kalimat tertulis kalimat yang tepat
menunjukan - Pelafalan
unsur - Kelantangan 20
intrinsik dan suara 20
ekstrinsik - Ketersampaian
dalam novel inti dan materi
Geni Jora - Kelancaran
20
dalam
presentasi

- 20

4. Jumlah 100

Nilai = jumlah skor x 100


Skor maks

= 100 x 100
100

= 100

KUNCI JAWABAN SOAL KETERAMPILAN

Setiap jawaban tidak mengikat. Artinya, peserta didik dibenarkan dengan

jawaban yang berbeda selama substansinya benar.

INSTRUMEN PENILAIAN PORTO FOLIO

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia – Wajib
Kelas : XII
Materi : Menganalisis isi dan kebahasaan novel
Kompetensi dasar : 3.9  Memahami isi cerita dalam novel Geni Jora
karya Abidah El Khalieqy
4.9 Merancang novel atau novelet dengan
memerhatikan isi dan kebahasaan

89
Indikator : 3.9.1   Memahami isi cerita dalam novel Geni Jora
karya Abidah El Khalieqy
3.9.2   Menemukan unsur pembangun intrinsik yang
ada dalam novel Geni Jora karya Abidah El
Khalieqy

3.9.3 Menemukan unsur pembangun ekstrinsik yang


ada di dalam novel Geni Jora karya Abidah El
Khalieqy

4.9. 1 Menyusun novel berdasarkan rancangan

4.9.2 Mempresentasikan, mengomentari, dan


merevisi unsur-unsur intrinsik dan kebahasaan
novel dan hasil penyusunan novel.

Tugas I

1. Simpan setiap tugas yang diberikan ke dalam map individu peserta didik

(warna map sesuai dengan kelas masing-masing/tiap kelas beda warna map

2. Buat rangkuman dari setiap tugas yang telah diberikan dan rangkuman dibuat

pada kertas folio bergaris.

3. Batas waktu pengumpulan tugas adalah di pertemuan terakhir

PEDOMAN PENSKORAN

KRITERIA YANG DINILAI SKOR

90
Peserta didik menyimpan semua tugas yang telah dikerjakan dengan 4

lengkap, dan tugas dikerjakan dengan benar, serta dikumpulkan tepat

waktu

Peserta didik menyimpan tugas-tugas yang telah dikerjakan, dan 3

sebagian besar benar tapi kurang lengkap, serta dikumpulkan tepat

waktu

Peserta didik menyimpan tugas-tugas yang telah dikerjakan, namun 2

sebagian besar salah, kurang lengkap, dan tidak dikumpulkan tepat

waktu

Peserta didik menyimpan tugas-tugas yang telah dikerjakan, namun 1

tugas yang dikerjakan salah, dan kurang lengkap, serta tidak

dikumpulkan tepat waktu

Peserta didik tidak menyimpan satu pun tugas-tugas yang diberikan 0

karena tidak pernah mengumpulkan tugas

LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO

Jenis Tugas                          :

Kelas                                      : XII

Semester/ Tahun Pelajaran  : 2/ 2018 - 2019

Nama Tugas Ket.


No Nilai Tanda Tangan
Peserta KD (Tgl

91
Peserta
didik Guru Pengumpulan)
Didik

1.

2.

3.

4.

5.

BAB VI

PENUTUP

6.1 Simpulan

Bentuk-bentuk pergeseran ideologi patriarki dan peningkatan peran

perempuan dalam pembangunan berupa 1) berani melakukan perlawanan, 2)

92
memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari laki-laki, 3) kebebasan mengeluarkan

pendapat, 4) memiliki aspirasi dan ambisi, 5) berani membuktikan kemampuan, 6)

mengakhiri hubungan dengan strategi, sedangkan peningkatan peran dalam

pembangunan berupa 1) pembicara, 2) peserta konferensi internasional, 3) aktivis

pergerakan, 4) ketua majelis, dan 5) panitia konferensi internasional.

Pergeseran ideologi patriarki dan peningkatan peran perempuan dalam

pembangunan dapat diimplementasikan sebagai pembelajaran di SMA sesuai

silabus kurikulum 2013 Kompetensi Dasar (KD) 3.9 Menganalisis isi dan

kebahasaan novel dan 4.9 Merancang novel atau novelet dengan memerhatikan isi

dan kebahasaan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan

saintifik dengan model pembelajaran jigsaw dan mind mapping. Penilaian yang

digunakan mencakup 3 aspek, yaitu: penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan

penilaian keterampilan. Peilaian sikap dapat dilakukan dengan teknik penilaian

berupa observasi dan menggunaka lembar pengamatan peserta didik. Penilaian

pengetahuan dilakukan dengan cara tes tertulis dengan jenis soal uraian dan

portofolio. Penilaian Keterampilan dilakukan dengan cara tes lisan.

6.2 Saran

Penelitian ini mengkaji mengenai pergeseran ideologi patriarki dan

peningkatan peran perempuan dalam pembangunan dalam novel Geni Jora karya

Abidah El Khalieqy dan implementasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA.

Penelitian ini menakankan pada sebuah budaya patriarki yang menjunjung tinggi

laki-laki dan mengutamakan laki-laki dalam hal apapun.

93
Laki-laki berada di atas segalanya dan perempuan hanya sebagai konco

wingking. Namun dengan pemikiran yang sudah mendunia termasuk perjuangan

perempuan, seperti Kejora, Lola, Nadia Masid, dan Omi Ida yang ingin

mendobrak dominasi laki-laki dan menginginkan adanya kesetaraan gender antara

laki-laki dan perempuan dibuktikannya dengan menjadi pembicara, aktif di

pergerakan, menjadi ketua, dan aktif di konferensi internasional. Oleh karena itu,

perlu adanya penelitian yang lebih lanjut dengan menekankan permasalahan

tersebut.

1. Saran kepada guru

Waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran sastra di kelas sangat

terbatas. Oleh karena itu, guru perlu menyampaikan suatu model pembelajaran

yang mampu mendorong minat siswa terhadap sastra dan kreativitas peserta didik

di luar kelas. Hal tersebut seperti memberikan tugas kepada siswa untuk membaca

novel kemudian membuat sinopsis dari novel tersebut dengan menganalisis unsur

intrinsik dan ekstrinsik yang ada di dalam novel. Hal tersebut merupakan salah

satu cara untuk turut serta dalam mensukseskan program pendidikan, dalam satu

tahunnya membaca buku untuk meningkatkan minat baca siswa.

2. Saran kepada siswa

Novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy merupakan sebuah karya

sastra yang perlu diperkenalkan kepada peserta didik, karena dapat dimanfaatkan

sebagai pengajaran apresiasi sastra dan pemahaman tentang pergeseran ideologi

patriarki dan peningkatan peran perempuan dalam pembangunan untuk

94
membuktikan adanya kesetaraan gender sekaligus motivasi bagi perempuan agar

selalu berjuang dan tidak menyerah untuk mewujudkan cita-cita.

DAFTAR PUSTAKA

Asmara, R & Kusumaningrum, W. R. (2018). Diksi-diksi gender dalam sajak-

sajak Dorothea: Kontra hegemoni penciptaan kaum lelaki. Poetika: Jurnal

Ilmu Sastra 4(1), 1-12. doi:10.22146/poetika.3482

95
Awuy, T. F. (1995). Wacana tragedi dan dekonstruksi kebudayaan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bhasin & Khan. (1995). Feminisme dan relevansinya. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Damono, S. D. (1978). Sosiologi sastra sebuah pengantar ringkas. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Darwin, M. (2005). Negara dan perempuan: Reorientasi kebijakan publik.

Yogyakarta: Media Wacana.

Djajanegara, S. (2000). Kritik sastra feminis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fakih, M. (2003). Analisis gender dan transformasi sosial. Yogyakarta:

Pustaka Jaya.

Imron, A. (2015). Dekonstruksi kultural terhadap feminisme dan dekonstruksi

feminis terhadap kultur dalam cerpen malam pertama seorang pendeta.

Jurnal Transformatika, 11(2), 72-79. Retrieved from

http://jurnal.untidar.ac.id/index.php/transformatika/article/view/214

Khalieqy, A. (2004). Geni jora. Yogyakarta: Mahatari.

Mustika. (2016). Diskriminasi terhadap beberapa perempuan dalam perspektif

feminisme multikultural: Kajian terhadap novel Scappa Per Amore karya

Dini Fitria. Jurnal Poetika, 4(1), 33-41. doi: 10.16146/13313273871

Noor, M. (2015). Memotret data kualitatif. Semarang: CV. Duta Nusindo

Semarang.

Norannabiela, (2013). Perlawanan perempuan lajang terhadap norma budaya

patriarkat kajian feminis terhadap Nayla tokoh utama novel Nayla karya

96
Djenar Maesa Ayu. Jurnal SulukIndo, 2(3). 54-60.

doi:11.1021/013454700100129384

Nurgiyantoro, B. (2013). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Pinem, S. (2009). Kesehatan reproduksi dan kontrasepsi. Jakarta: Trans Media.

Prioritasari, R. (2013). Citra wanita tokoh utama novel Ronggeng karya Dewi

Linggasari dan skenario pembelajarannya di SMA. Jurnal Bahasa dan

Sastra Indonesia, 1(4). 76-82. doi:10.1082/02635480020028364

Ratna, N. K. (2004). Teori, metode, dan teknik penelitian sastra. Pustaka Pelajar:

Yogyakarta.

Sastryani, S. (2007). Glosarium, seks, dan gender. Yogyakarta: Carasuati Book.

Soedarsono & Murniatmo. (1986). Nilai anak dan wanita dalam masyarakat

jawa. Yogyakarta: DepdikbudDirjen Kebudayaan Pengkajian Proyek

Penelitian Kebudayaan Nusantara Bagian Jawa.

Sofia, A & Sugihastuti. (2003). Feminisme dan sastra. Bandung: Katarsis.

Sugihastuti & Suharto. (2002). Kritik sastra feminis: Teori dan aplikasinya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. (2015). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Widianto, A. (2005). Hukum berkeadilan gender. Jakarta: Kompas.

97

Anda mungkin juga menyukai