Anda di halaman 1dari 28

PENGARUH PELANGGARAN PELATURAN SEKOLAH

TERHADAP

KENAKALAN REMAJA DI SMA 1 SUMEDANG

Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun oleh:

WINA YANUAR

XI IPS 1

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUMEDANG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PELANGGARAN PELATURAN SEKOLAH TERHADAP

KENAKALAN REMAJA DI SMA 1 SUMEDANG

Oleh :

WINA YANUAR
192010060

Disetujui dan Disahkan :

Pembimbing Materi,

Hj. Cucu Soliah,S.Pd.,M.Si


NIP: 196307161987032003

Mengetahui :

Kepala Sekolah, Wali Kelas,

H.Dadang Kusmara,S.Pd.,M.Pd. Dra.Ade Mimi H.M,Si


NIP. 196207011986031 NIP.196701151991032006

ii
LEMBAR PERSEMBAHAN

1. Bapak H.Dadang Kusmara,S.Pd.,M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMAN 1

Sumedang yang telah memberi kesempatan pada saya selaku penulis, dalam

menyelesaikan tulisan karya ilmiah ini.

2. Kepada kedua orang tua saya yang tercinta yaitu Bapak Wawan Z.A dan Ibu

Yeni Yatnikasari yang telah merawat,mendidik,mendukung, dan tak henti-

hentinya mendoakan saya selama ini.

3. Ibu Hj.Cucu Soliah,S.Pd,.M.Si yang menjadi guru pembimbing saya selama

saya membuat karya ilmiah ini. Terima kasih atas kritik dan saran yang

membangun, dukungan, nasihat yang berarti, serta ilmu dan pengetahuan yang

sangat berguna demi terselesaikannya karya ilmiah ini.

4. Seluruh teman-teman saya yang berada di SMAN 1 Sumedang, yang juga

selalu memberi saran yang berguna untuk karya tulis saya. Serta dukungan

yang tak henti.

5. Orang-orang yang secara tidak langsung telah membantu saya, dalam

menyelesaikan penelitian dan laporan karya ilmiah ini.

6. Terima kasih juga untuk seluruh pembaca, semoga tulisan saya ini senantiasa

memberi manfaat dan berguna.

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas selesainya

Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Pengaruh Pelanggaran Peraturan Sekolah

Terhadap Kenakalan Remaja di SMAN 1 Sumedang" . Atas dukungan moral dan

materil yang diberikan dalam penyusun Karya Tulis Ilmiah ini

Dengan kata pengantar ini, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung saya, baik moral maupun materil. Selain ucapan syukur
kepada Allah SWT., saya ucapkan juga terima kasih kepada:

1. Allah SWT atas segala rahmatnya

2. Bapak H. Dadang Kusmara, S.Pd. M.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 1


Sumedang

3. Ibu Dra.Ade Mimi H.M,Si selaku wali kelas XI IPS 1

4. Ibu Hj.Cucu Soliah,S.Pd,.M.Si selaku guru pembimbing mata pelajaran


Bahasa Indonesia

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI). Ini belum sempurna oleh
karna itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan
untuk penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Sumedang,Maret 2021

Penulis,

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................3
1.4 Waktu dan Tempat Penelitian..............................................................3
1.5 Metode dan Teknik Penelitian................................................................
1.6 Sistematika Penulisan............................................................................

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Peraturan................................................................................................4
2.2 Kenakalan Remaja.................................................................................5

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Memaparkan peraturan sekolah mengaruh terhadap pembelajaran


siswa..................................................................................................
3.2 Menjelaskan cara mengatasi kenakalan remaja yang melanggar
peraturan.............................................................................................

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................16

4.2 Saran.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

v
vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap individu pasti mempunyai


kepentingan yang berbeda. Hal ini mengakibatkan banyak kepentingan individu yang
satu sama lainnya saling bertentangan, yang apabila tidak diatur maka akan
menimbulkan suatu kekacauan. Untuk itulah maka perlu diciptakan suatu aturan atau
norma. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tujuan membentuk
manusia yang berkualitas, tentunya sangat diperlukan suatu aturan guna mewujudkan
tujuan tersebut. Lingkungan sekolah khususnya tingkat SMA yang beranggotakan
remaja-remaja yang sedang dalam masa transisi, sangat rentan sekali terhadap
perilaku yang menyimpang. Oleh karena itu diperlukan suatu hukum atau aturan yang
harus diterapkan di sekolah yang bertujuan untuk membatasi setiap perilaku siswa.

Upaya yang harus dilakukan agar sikap kepatuhan siswa terhadap tata tertib
sekolah tetap terjaga pada diri siswa, harus didukung adanya situasi atau lingkungan
yang kondusif. Setiap sekolah memiliki aturan atau tata tertib yang ada perbedaannya
antara sekolah satu dengan yang lainnya, tapi pada dasarnya aturan atau tata tertib
tersebut adalah sama yaitu untuk menciptakan kedisiplinan terhadap warga sekolah
serta mencapai predikat sekolah yang menjadi teladan. Tata tertib sekolah menjadi
salah satu dasar hukum yang dapat digunakan untuk memberikan sanksi kepada
warga sekolah yang melakukan pelanggaran, sanksi tersebut diberikan agar siswa
tahu kesalahannya dan memberikan efek jera sehingga tidak akan mengulangi
kesalahannya. Saat ini cukup banyak fenomena di kalangan peserta didik yang tidak
mentaati tata tertib sekolah.

7
Perilaku negatif siswa pada sikap kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah dapat
berupa pelanggaran tata tertib sekolah. Hal ini dapat berdampak sangat negatif terhadap
elemen yang ada di sekolah, misalnya terjadinya tawuran pelajar, bullying, membolos disaat
jam pelajaran sedang berlangsung, memakai pakaian yang tidak termasuk dalam aturan
sekolah atau pakaiannya terlalu kecil dan juga terlambat masuk sekolah. Jenis-jenis
pelanggaran tersebut sering kali mengisi pemberitaan baik di media cetak maupun
media eloktronik, sehingga dampaknya akan membawa nama sekolah di pandang
negatif serta terkesan kurang benar dalam mendidik siswanya. Segi hukuman yang
diberikan kepada siswa, terkadang tidak sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukan.Salah satu tujuan melakukan pelanggaran untuk mencari atau ingin
mendapat perhatian dari teman, guru dan orang tua mereka. Namun tidak jarang juga
mereka melakukannya hanya karena ingin dicap sebagai jagoan.Oleh karena itu,
masalah pelanggaran yang dilakukan oleh siswa-siswi disekolah jangan dianggap
remeh, karena apabila ada satu orang siswa saja yang mempunyai potensi untuk
melakukan pelanggaran, maka dijamin dengan beberapa kali dia melakukannya pasti
berhasil mempengaruhi temannya.
Secara umum, rendahnya sikap kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah
menjadi faktor utama terjadinya pelanggaran tata tertib sekolah yang sering kali jadi
sorotan dalam media masa. Penelitipun tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai
penggunaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan sikap kepatuhan
siswa terhadap tata tertib sekolah.

Berdasarkan pernyataan di atas, Penulis menyimpulkan bahwa pelanggaran


peraturan sekolah menjadi salah satu dampak utama timbulnya kenakalan remaja.
Maka dari itu, penulis tertarik mengangkat permasalahan tersebut untuk dilakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pelanggaran Peraturan Sekolah Terhadap
Kenakalan Remaja di SMAN 1 Sumedang.’’

8
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Mengapa tata tertib sekolah mengaruh terhadap proses pembelajaran siswa?

2. Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja yang melanggar peraturan


sekolah ?

1.3 TUJUAN

1. Memaparkan peraturan sekolah mengaruh terhadap pembelajaran siswa

2. Menjelaskan cara mengatasi kenakalan remaja yang melanggar peraturan

1.4 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

a. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret

b. Tempat Penelitian
Lokasi yang dipilih untuk dilakukan penelitian adalah Sekolah
Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sumedang. SMAN 1 Sumedang,
merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di
Provinsi Jawa Barat, Indonesia tepatnya di Jl. Prabu Geusan Ulun 39.
Sejarah berdirinya SMAN 1 Sumedang mulai tercatat sejak awal-awal
masa revolusi di Indonesia. Menyandang predikat sebagai sekolah tingkat
SLTA pertama di Kabupaten Sumedang. Didirikan pada tanggal 1
Oktober 1958. Sekolah ini juga merupakan sekolah tingkat SLTA ketujuh
yang didirikan di Jawa Barat dan kedua puluh tujuh di Indonesia pada saat
itu. Sama dengan SMA pada umumnya, di Indonesia masa pendidikan

9
sekolah di SMAN 1 Sumedang ditempuh dalam waktu tiga tahun
pelajaran (Wikipedia).Fasilitas yang ada di SMAN 1 Sumedang
diantaranya 36 kelas, masjid, koperasi, kantin, toilet, laboratorium biologi,
laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium komputer, ruang
pramuka, ruang seni, perpustakaan, dan ruang meeting. Selain itu,
SMAN 1 cukup banyak memiliki kegiatan ekstrakurikuler, seperti
Palang Merah Remaja (PMR), JIDAT (Hiji-Hiji Adinira Teater), LISES
ADINIRA (Lingkung Seni Sunda), karate, boxer, sepak Bola, futsal,
basket, badminton, pramuka (ASDS), paskibra. DKM (Dewan
Kemakmuran Masjid) Nurul Ilmi, KIR ADINIRA (Kelompok Ilmiah
Remaja), dan PADUS ADINIRA (Paduan Suara).
Alasan dipilihnya lokasi ini adalah karena SMAN 1 Sumedang salah satu
tempat bagi remaja-remaja yang sedang mencari jati dirinya. Banyak
siswa dan siswi SMAN 1 Sumedang yang melanggar peraturan sekolah
dimana hal itu berkaitan dengan topik yang ingin diambil oleh peneliti.
Selain itu, peneliti merupakan salah satu siswa SMAN 1 Sumedang
dimana dalam hal ini peneliti dapat dengan mudah melakukan observasi.

1.5 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

a. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi

objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono,

2005).

b. Teknik Penelitian

10
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan Wawancara.

Alasan dilakukannya wawancara adalah untuk mengambil berbagai

persepsi partisipan terkait dalam topik permasalahan yang diambil

peneliti. Hal ini membantu peneliti untuk melihat topik permasalahan dari

berbagai sudut pandang. Selain itu, dengan dilakukannya wawancara,

peneliti mendapatkan informasi yang mungkin tidak akan didapatkan jika

hanya dilakukan dengan mengamati saja sehingga penggalian dat pun

lebih mendalam.Narasumber yang berpartisipasi dalam wawancara ini

merupakan siswa SMAN 1 Sumedang sehingga diharapkan dapat

memberikan penjelasan yang diinginkan oleh penulis. Narasumber

berumur kisaran 15-16 tahun. Wawancara dilakukan melalui jaringan

telepon karna adanya penyakit Covid-19 ,SMA 1 Sumedang diliburkan

dan agar narasumber dapat dengan leluasa memikirkan persepsinya secara

matang.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika yang digunakan dalam karya tulis ini adalah :

BAB 1 Pendahuluan, yang menguraikan latar belakang masalah,rumusan

masalah,tujuan penelitian,waktu dan tempat penelitian,metode dan teknik

penelitian, dan yang terakhir sistematika penulisan

BAB 2 Tinjauan pustaka, yang menguraikan tentang landansan teori

11
BAB III Pembahasan masalah yang menguraikan tentang hasil pembahasan

rumusan masalah

BAB IV Penutup,menguraikan tentang kesimpulan dan saran

12
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Peraturan

a.Pengertian

Tata tertib sekolah merupakan salah satu bentuk aturan yang harus ditaati dan
dilaksanakan oleh siswa, sebagai satu perwujudan kehidupan yang sadar akan hukum
dan aturan. Tata tertib sekolah adalah rambu-rambukehidupan bagi siswa dalam
melaksanakan kehidupan dalam masyarakatsekolah.Menurut Depdikbud (1989)
pengertian tata tertib sekolah adalah aturan atau peraturan yang baik dan merupakan
hasil pelaksanaan yang konsisten (tatap azas) dari peraturan yang ada. Menurut
Mulyono (2000)tata tertib adalah kumpulan aturan – aturan yang dibuat secara tertulis
dan mengikat anggota masyarakat. Aturan – aturan ketertiban dalam keteraturan
terhadap tata tertib sekolah, meliputi kewajiban, keharusan dan larangan – larangan.

Tata tertib sekolah merupakan patokan atau standar untuk hal – hal tertentu.
Sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Nomor
158/C/Kep/T.81 Tanggal 24 September 1981 (Tim Dosen Jurusan Administrasi
Pendidikan FIP IKIP Malang, 1989:145) ketertiban berarti kondisi dinamis yang
menimbulkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan dalam tata hidup bersama
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.Ketertiban sekolah tersebut dituangkan dalam
sebuah tata tertib sekolah.

Secara umum tata tertib sekolah dapat diartikan sebagai ikatan atau aturan
yang harus dipatuhi setiap warga sekolah tempat berlangsungnya proses belajar
mengajar. Pelaksanaan tata tertib sekolah akan dapat berjalan dengan baik jika guru,
aparat sekolah dan siswa telah saling mendukung terhadap tata tertib sekolah itu

13
sendiri, kurangnya dukungan dari siswa akan mengakibatkan kurang berartinya tata
tertib sekolah yang diterapkan disekolah.

Peraturan sekolah yang berupa tata tertib sekolah merupakan kumpulan


aturan-aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat dilingkungan sekolah. Dari
pengertian di atas dapat dipahami bahwa tata tertib sekolah merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain sebagai aturan yang berlaku di
sekolah agar proses pendidikan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.

2.2   Kenakalan Remaja

2.2.1 Pengertian

Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia belasan tahun)
yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama)
yang ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan
bahaya atau kerugian pada pihak lain Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang
menyimpang dari norma- norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku
tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

2.2.2 Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :

1. Paul Moedikdo

• Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi
anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti
mencuri, menganiaya dan sebagainya.

• Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk


menimbulkan keonaran dalam masyarakat.

• Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.

14
2. Kartono

Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah juvenile
delinquency merupakan gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu bentuk
pengabaian sosial.

3. Santrock

Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang


tidak dapat di terima secara social hingga terjadi tindakan criminal.

4. Drs.B.Simanjutak,S.H.

Perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan noma-noma


yang ada dalam masyarakat di mana ia hidup,atau suatu perbuatan anti sosial di mana
di dalamnya terkandung unsure-unsur anti normatif

5. Mussendkk

Perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh
anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang
dewasa maka akan mendapat sangsi hukum.

2.2.3 Penyebab Kenakalan Remaja

Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali
mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu
ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan
waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-

15
obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya
sendiri, keluarga,sekolah dan orang lain yang ada disekitarnya. Cukup banyak faktor
yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada
tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

2.2.4 Faktor-Faktor Penycbab Terjadinya Kenakalan Remaja

Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara umum dapat


dikelompokan ke dalam dua faktor, yaitu sebagai berikut:

1). Faktor Internal

a. Faktor Kepribadian

Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada system psikosomatis


dalam individu yang turut menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan
dirinya dengan lingkungannya (biasanya disebut karakter psikisnya). Masa remaja
dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada periode ini, seseorang
meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan
sebagai suatu Krisis identitas karena belum adanya pegangan, sementara kepribadian
mental untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja atau perilaku menyimpang.

b. Krisis Identitas

Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya


dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena
remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

16
c. Faktor Kondisi Fisik

Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi jenis
kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh dengan
tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan
hidup). Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung
mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila
tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan menyebabkan si penderita
cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama sebagai perwujudan
kekecewaan akan kondisi tubuhnya.

2). Faktor Eksternal

a. Kondisi Lingkungan Keluarga

Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya


disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin karena
bimbingan dan kasih sayang langsung dari orang tuanya sangat kurang. Kondisi
orang tua yang lebih mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan
menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya. Kasus kenakalan
remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena kurangnya kebutuhan materi
melainkan karena kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.

b. Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif

Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap


pola perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan
tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah
menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang dari hukum atau norma yang
berlaku, seperti mabuk- mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan
perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam

17
menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan semankin meningkatkan
kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak muda.

c. Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam

Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga menyebabkan
terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih
apabila individunya bermental negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian
dan mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan
kepentingan ekonomi.

d. Faktor Kesenjangan Ekonomi

Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah
memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa
mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik
(antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau terjadinya peperangan antar
kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa
menimbulkan tindakan- tindakan menyimpang.

e. Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)

Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi


komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan
banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak
tersebut belum siap mental dan akhlaknya. atau wawasan agamanya masih rendah
sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma
yang berlaku .

18
c. Tempat Pendidikan

Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa
lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak
berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini bahkan kita telah
melihat di media adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri.
Ini adalah bukti bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi
moral yang terjadi di negeri ini.

19
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Mengapa tata tertib sekolah mengaruh terhadap proses pembelajaran


siswa?

Menurut saya karna adanya tata tertib sekolah akan menjadikan siswa
terdidik, terajar dan terlatih , maka dari itu sangat berpengaruh terhadap proses
pembelajaran siswa. Adapun menurut narasumber yang saya wawancarai yaitu :

1. Menurut Pendapat I , Mengapa tata tertib sekolah mengaruh terhadap proses


pembelajaran siswa?

“Tata tertib sekolah itu dibuat agar para siswa bisa menjalani sekolah dengan
normal atau tidak menyimpang. Maka jika suatu tata tertib sekolahnya tidak baik , itu
akan membuat para siswanya semena-mena dalam bersekolah dan meninggalkan
kewajibannya sebagai seorang pelajar.”

2. Menurut Pendapat N , Mengapa tata tertib sekolah mengaruh terhadap proses


pembelajaran siswa?

“Karena dengan adanya tata tertib sekolah akan timbul keseragaman siswa
yang menimbulkan kesan nyaman saat proses pembelajaran berlangsung.”

3. Menurut Pendapat R , Mengapa tata tertib sekolah mengaruh terhadap proses


pembelajaran siswa?

20
“Karna tata tertib adalah hukum yang berlaku di sekolah jika tidak ada tertib
di sekolah maka tidak ada hukum yang berlaku di sekolah maka keteraturan sekolah
akan hancur dan tidak ada ketentraman”

4. Menurut Pendapat M , Mengapa tata tertib sekolah mengaruh terhadap proses


pembelajaran siswa?

“Karena tata tertib sekolah sendiri bertujuan untuk mengatur bahkan memiliki
sifat wajib ditaati seluruh warga sekolah , tentu tata tertib harus diterapkan dalam
proses pembelajan ataupun belajar mengajar karena tujuannya untuk mengatur,
khususnya agar para siswa menerapkan kedisiplinan. Bayangkan saja jika dalam
pembelajaran tidak ada kedisiplinan, di dalam kelas akan kacau karena adanya
kerusuhan bahkan para siswa tidak akan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

3.2 Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja yang melanggar peraturan


sekolah ?

Menurut saya yaitu dengan cara memberi hukuman kepada siswa


tetapi memberi peringatan kepada siswa apabila siwa melanggar tata tertib lebih dari
dua kali maka akan dilaporkan ke wali kelas dan bk yang akan menjadi efek jera bagi
mereka. Adapun menurut narasumber yang saya wawancarai yaitu :

1. Menurut Pendapat I, Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja yang


melanggar peraturan sekolah ?

“Salah satu caranya yaitu dengan membuat tata tertib di sekolah menjadi lebih
tegas atau membuat sanksi yang lebih tegas bagi para pelajar yang melanggar
peraturan , sehingga bisa membuatnya kapok.”

21
2. Menurut Pendapat N , Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja yang
melanggar peraturan sekolah ?

“Dengan memberi sanksi yang cukup tegas dan peringatan terhadap siswa.”

3. Menurut Pendapat R , Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja yang


melanggar peraturan sekolah ?

“ya mulai lah dari hal yang paling kecil misalkan kita menerapkan pola pikir
yang baik bagi para remaja dengan mengadakan sosialisasi nah hal ini lah yang akan
mengubah pola pikir para remaja menjadi lebih baik.”

4. Menurut Pendapat M , Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja yang


melanggar peraturan sekolah ?

“Cara mengatasi yang paling utama ya harus ada kesadaran diri sendiri, kalau
membedakan yang baik dan benar saya yakin semua orang juga pasti bisa, tapi
kadang mereka sulit untuk sadar karena memang keseharian mereka seperti itu jadi
sudah terbiasa dan sulit dipisahkan. Yang kedua didikan dari orang tua yang harus
memantau anak-anak nya dalam bergaul, tidak boleh terlalu di manja, didikan tidak
boleh terlalu keras sehingga remaja tersebut tidak melampiaskannya ke hal-hal yang
tidak baik. Yang ketiga harus bisa memilih dan memilah mana lingkungan pergaulan
yang baik dan mana lingkungan pergaulan yang kurang baik.”

22
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Demikian dapat disimpilkan bahwa Pelanggaran terhadap tata tertib sekolah


tidak dapat dipisahkan dari pelajar. Tidak adanya pengawasan yang ketat oleh guru
dan hukuman yang tidak memberikan efek jera membuat para siswa leluasa
melanggar tata tertib dan menjadi kebiasaan bagi mereka. Misalnya saja menyontek,
membully teman atau adik kelas, berpacaran di area sekolah, menggunakan
handphone pada jam belajar berpakaian tidak lengkap, bolos, sampai merokok dan
mencuri barang orang lain.

Pelanggaran-pelanggaran ini disebabkan karena tidak ada kesadaran tentang


diri dan pentingnya peraturan Faktor ingkungan, keluarga dan terutama sekolah dapat
membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Penyebab siswa melanggar tata tertib
sekolah karena para pelanggar biasanya ingin mencari perhatian dari teman, guru atau
orang tua. Sanksi-sanksi yang diberikan juga kurang membuat siswa jera, sehingga
siswa berani melakukan tindakan tersebut lagi. Kedisiplinan mereka kurang. Dan
mereka terlibat pada pergaulan yang salah serta kurangnya bimbingan/arahan dari
orang tua.

23
4.2 Saran

Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini penulis menyadari bahwa karya tulis
ilimiah ini masih jauh dari kesempurnaan.Penulis hanyalah siswa biasa yang masih
memliki kemampuan terbatas.Oleh karena itu,itudemi kesempurnaan karya tulis
ilmiah ini saya memohon saran kepada :

1. Untuk Sekolah

a. Pihak sekolah sebaiknya mensosialisasikan atau merazia secara rutin serta


memberi teguran agar siswa enggan melanggar peraturan dalam berpakaian di
sekolah.

b. Pihak sekolah dibantu oleh dewan guru memberi pengarahan bahwa guru lebih
menghargai siswa yang jujur tidak menyontek walaupun nilai mereka tidak tinggi.

c. Boleh menerapkan sanksi/hukuman untuk memberikan efek jera hanya saja harus
diiringi dengan bimbingan dari pihak sekolah agar tidak terulang lagi.

1. Untuk Siswa

a.Siswa diharapkan dapat memahami bahwa pelanggaran yang dilakukan


merupakan perbuatan yang tidak terpuji

b.Siswa dapat memahami akan arti penting kejujuran dan mentaati peraturan
berpakaian bagi dirinya dan bagi sekolah untuk terciptanya suasanya yang kondusif.

24
2. Untuk Orangtua

a. Orangtua siswa agar dapat mendidik dan mengawasi anaknya untuk lebih giat
belajar agar tidak terjadi kecurangan dalam mengerjakan ulangan.

b. Orangtua agar memberikan perhatian dan bimbingan serta senantiasa memantau


tumbuh kembang anaknya disekolah.

25
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang

https://id.wikipedia.org/wiki/Kenakalan_remaja#:~:text=Kenakalan%20remaja
%20(juvenile%20delinquency)%20adalah,masa%20anak%2Danak%20ke
%20dewasa.https://salamadian.com/tata-tertib-sekolah-sd-smp-sma/#:~:text=Tata
%20tertib%20sekolah%20adalah%20aturan,memperoleh%20prestasi%20belajar
%20yang%20maksimal.

http://e-journal.ivet.ac.id/index.php/kes/article/view/315

26
RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis yaitu Wina Yanuar.


Lahir di Sumedang pada tanggal 4 Januari 2004
dari pasangan Bapak Wawan Z.A dan Ibu Yeni
Yatnikasari. Penulis merupakan anak keempat
dari empat bersaudara. Penulis beragama Islam.
Penulis bertempat tinggal di Jl. Prabu Geusan
Ulun no. 198, Kelurahan Regolwetan,
Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten
Sumedang.

Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 2017 lulus dari SD Sukaraja.
Kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Sumedang dan lulus pada tahun
2019. Pada tahun 2019 sampai sekarang ini, penulis masih mengenyam pendidikan
di SMAN 1 Sumedang kelas XI IPS 1.

27
.

28

Anda mungkin juga menyukai