Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TERHADAP
Disusun oleh:
WINA YANUAR
XI IPS 1
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
WINA YANUAR
192010060
Pembimbing Materi,
Mengetahui :
ii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Sumedang yang telah memberi kesempatan pada saya selaku penulis, dalam
2. Kepada kedua orang tua saya yang tercinta yaitu Bapak Wawan Z.A dan Ibu
saya membuat karya ilmiah ini. Terima kasih atas kritik dan saran yang
membangun, dukungan, nasihat yang berarti, serta ilmu dan pengetahuan yang
selalu memberi saran yang berguna untuk karya tulis saya. Serta dukungan
6. Terima kasih juga untuk seluruh pembaca, semoga tulisan saya ini senantiasa
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas selesainya
Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Pengaruh Pelanggaran Peraturan Sekolah
Dengan kata pengantar ini, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung saya, baik moral maupun materil. Selain ucapan syukur
kepada Allah SWT., saya ucapkan juga terima kasih kepada:
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI). Ini belum sempurna oleh
karna itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan
untuk penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Sumedang,Maret 2021
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................16
4.2 Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Upaya yang harus dilakukan agar sikap kepatuhan siswa terhadap tata tertib
sekolah tetap terjaga pada diri siswa, harus didukung adanya situasi atau lingkungan
yang kondusif. Setiap sekolah memiliki aturan atau tata tertib yang ada perbedaannya
antara sekolah satu dengan yang lainnya, tapi pada dasarnya aturan atau tata tertib
tersebut adalah sama yaitu untuk menciptakan kedisiplinan terhadap warga sekolah
serta mencapai predikat sekolah yang menjadi teladan. Tata tertib sekolah menjadi
salah satu dasar hukum yang dapat digunakan untuk memberikan sanksi kepada
warga sekolah yang melakukan pelanggaran, sanksi tersebut diberikan agar siswa
tahu kesalahannya dan memberikan efek jera sehingga tidak akan mengulangi
kesalahannya. Saat ini cukup banyak fenomena di kalangan peserta didik yang tidak
mentaati tata tertib sekolah.
7
Perilaku negatif siswa pada sikap kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah dapat
berupa pelanggaran tata tertib sekolah. Hal ini dapat berdampak sangat negatif terhadap
elemen yang ada di sekolah, misalnya terjadinya tawuran pelajar, bullying, membolos disaat
jam pelajaran sedang berlangsung, memakai pakaian yang tidak termasuk dalam aturan
sekolah atau pakaiannya terlalu kecil dan juga terlambat masuk sekolah. Jenis-jenis
pelanggaran tersebut sering kali mengisi pemberitaan baik di media cetak maupun
media eloktronik, sehingga dampaknya akan membawa nama sekolah di pandang
negatif serta terkesan kurang benar dalam mendidik siswanya. Segi hukuman yang
diberikan kepada siswa, terkadang tidak sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukan.Salah satu tujuan melakukan pelanggaran untuk mencari atau ingin
mendapat perhatian dari teman, guru dan orang tua mereka. Namun tidak jarang juga
mereka melakukannya hanya karena ingin dicap sebagai jagoan.Oleh karena itu,
masalah pelanggaran yang dilakukan oleh siswa-siswi disekolah jangan dianggap
remeh, karena apabila ada satu orang siswa saja yang mempunyai potensi untuk
melakukan pelanggaran, maka dijamin dengan beberapa kali dia melakukannya pasti
berhasil mempengaruhi temannya.
Secara umum, rendahnya sikap kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah
menjadi faktor utama terjadinya pelanggaran tata tertib sekolah yang sering kali jadi
sorotan dalam media masa. Penelitipun tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai
penggunaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan sikap kepatuhan
siswa terhadap tata tertib sekolah.
8
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
a. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret
b. Tempat Penelitian
Lokasi yang dipilih untuk dilakukan penelitian adalah Sekolah
Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sumedang. SMAN 1 Sumedang,
merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di
Provinsi Jawa Barat, Indonesia tepatnya di Jl. Prabu Geusan Ulun 39.
Sejarah berdirinya SMAN 1 Sumedang mulai tercatat sejak awal-awal
masa revolusi di Indonesia. Menyandang predikat sebagai sekolah tingkat
SLTA pertama di Kabupaten Sumedang. Didirikan pada tanggal 1
Oktober 1958. Sekolah ini juga merupakan sekolah tingkat SLTA ketujuh
yang didirikan di Jawa Barat dan kedua puluh tujuh di Indonesia pada saat
itu. Sama dengan SMA pada umumnya, di Indonesia masa pendidikan
9
sekolah di SMAN 1 Sumedang ditempuh dalam waktu tiga tahun
pelajaran (Wikipedia).Fasilitas yang ada di SMAN 1 Sumedang
diantaranya 36 kelas, masjid, koperasi, kantin, toilet, laboratorium biologi,
laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium komputer, ruang
pramuka, ruang seni, perpustakaan, dan ruang meeting. Selain itu,
SMAN 1 cukup banyak memiliki kegiatan ekstrakurikuler, seperti
Palang Merah Remaja (PMR), JIDAT (Hiji-Hiji Adinira Teater), LISES
ADINIRA (Lingkung Seni Sunda), karate, boxer, sepak Bola, futsal,
basket, badminton, pramuka (ASDS), paskibra. DKM (Dewan
Kemakmuran Masjid) Nurul Ilmi, KIR ADINIRA (Kelompok Ilmiah
Remaja), dan PADUS ADINIRA (Paduan Suara).
Alasan dipilihnya lokasi ini adalah karena SMAN 1 Sumedang salah satu
tempat bagi remaja-remaja yang sedang mencari jati dirinya. Banyak
siswa dan siswi SMAN 1 Sumedang yang melanggar peraturan sekolah
dimana hal itu berkaitan dengan topik yang ingin diambil oleh peneliti.
Selain itu, peneliti merupakan salah satu siswa SMAN 1 Sumedang
dimana dalam hal ini peneliti dapat dengan mudah melakukan observasi.
a. Metode Penelitian
2005).
b. Teknik Penelitian
10
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan Wawancara.
peneliti. Hal ini membantu peneliti untuk melihat topik permasalahan dari
matang.
11
BAB III Pembahasan masalah yang menguraikan tentang hasil pembahasan
rumusan masalah
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Peraturan
a.Pengertian
Tata tertib sekolah merupakan salah satu bentuk aturan yang harus ditaati dan
dilaksanakan oleh siswa, sebagai satu perwujudan kehidupan yang sadar akan hukum
dan aturan. Tata tertib sekolah adalah rambu-rambukehidupan bagi siswa dalam
melaksanakan kehidupan dalam masyarakatsekolah.Menurut Depdikbud (1989)
pengertian tata tertib sekolah adalah aturan atau peraturan yang baik dan merupakan
hasil pelaksanaan yang konsisten (tatap azas) dari peraturan yang ada. Menurut
Mulyono (2000)tata tertib adalah kumpulan aturan – aturan yang dibuat secara tertulis
dan mengikat anggota masyarakat. Aturan – aturan ketertiban dalam keteraturan
terhadap tata tertib sekolah, meliputi kewajiban, keharusan dan larangan – larangan.
Tata tertib sekolah merupakan patokan atau standar untuk hal – hal tertentu.
Sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Nomor
158/C/Kep/T.81 Tanggal 24 September 1981 (Tim Dosen Jurusan Administrasi
Pendidikan FIP IKIP Malang, 1989:145) ketertiban berarti kondisi dinamis yang
menimbulkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan dalam tata hidup bersama
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.Ketertiban sekolah tersebut dituangkan dalam
sebuah tata tertib sekolah.
Secara umum tata tertib sekolah dapat diartikan sebagai ikatan atau aturan
yang harus dipatuhi setiap warga sekolah tempat berlangsungnya proses belajar
mengajar. Pelaksanaan tata tertib sekolah akan dapat berjalan dengan baik jika guru,
aparat sekolah dan siswa telah saling mendukung terhadap tata tertib sekolah itu
13
sendiri, kurangnya dukungan dari siswa akan mengakibatkan kurang berartinya tata
tertib sekolah yang diterapkan disekolah.
2.2.1 Pengertian
Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia belasan tahun)
yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama)
yang ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan
bahaya atau kerugian pada pihak lain Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang
menyimpang dari norma- norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku
tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
1. Paul Moedikdo
• Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi
anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti
mencuri, menganiaya dan sebagainya.
14
2. Kartono
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah juvenile
delinquency merupakan gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu bentuk
pengabaian sosial.
3. Santrock
4. Drs.B.Simanjutak,S.H.
5. Mussendkk
Perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh
anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang
dewasa maka akan mendapat sangsi hukum.
Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali
mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu
ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan
waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-
15
obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya
sendiri, keluarga,sekolah dan orang lain yang ada disekitarnya. Cukup banyak faktor
yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada
tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Kepribadian
b. Krisis Identitas
16
c. Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi jenis
kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh dengan
tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan
hidup). Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung
mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila
tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan menyebabkan si penderita
cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama sebagai perwujudan
kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
b. Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
17
menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan semankin meningkatkan
kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak muda.
Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga menyebabkan
terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih
apabila individunya bermental negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian
dan mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan
kepentingan ekonomi.
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah
memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa
mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik
(antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau terjadinya peperangan antar
kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa
menimbulkan tindakan- tindakan menyimpang.
18
c. Tempat Pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa
lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak
berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini bahkan kita telah
melihat di media adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri.
Ini adalah bukti bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi
moral yang terjadi di negeri ini.
19
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut saya karna adanya tata tertib sekolah akan menjadikan siswa
terdidik, terajar dan terlatih , maka dari itu sangat berpengaruh terhadap proses
pembelajaran siswa. Adapun menurut narasumber yang saya wawancarai yaitu :
“Tata tertib sekolah itu dibuat agar para siswa bisa menjalani sekolah dengan
normal atau tidak menyimpang. Maka jika suatu tata tertib sekolahnya tidak baik , itu
akan membuat para siswanya semena-mena dalam bersekolah dan meninggalkan
kewajibannya sebagai seorang pelajar.”
“Karena dengan adanya tata tertib sekolah akan timbul keseragaman siswa
yang menimbulkan kesan nyaman saat proses pembelajaran berlangsung.”
20
“Karna tata tertib adalah hukum yang berlaku di sekolah jika tidak ada tertib
di sekolah maka tidak ada hukum yang berlaku di sekolah maka keteraturan sekolah
akan hancur dan tidak ada ketentraman”
“Karena tata tertib sekolah sendiri bertujuan untuk mengatur bahkan memiliki
sifat wajib ditaati seluruh warga sekolah , tentu tata tertib harus diterapkan dalam
proses pembelajan ataupun belajar mengajar karena tujuannya untuk mengatur,
khususnya agar para siswa menerapkan kedisiplinan. Bayangkan saja jika dalam
pembelajaran tidak ada kedisiplinan, di dalam kelas akan kacau karena adanya
kerusuhan bahkan para siswa tidak akan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
“Salah satu caranya yaitu dengan membuat tata tertib di sekolah menjadi lebih
tegas atau membuat sanksi yang lebih tegas bagi para pelajar yang melanggar
peraturan , sehingga bisa membuatnya kapok.”
21
2. Menurut Pendapat N , Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja yang
melanggar peraturan sekolah ?
“Dengan memberi sanksi yang cukup tegas dan peringatan terhadap siswa.”
“ya mulai lah dari hal yang paling kecil misalkan kita menerapkan pola pikir
yang baik bagi para remaja dengan mengadakan sosialisasi nah hal ini lah yang akan
mengubah pola pikir para remaja menjadi lebih baik.”
“Cara mengatasi yang paling utama ya harus ada kesadaran diri sendiri, kalau
membedakan yang baik dan benar saya yakin semua orang juga pasti bisa, tapi
kadang mereka sulit untuk sadar karena memang keseharian mereka seperti itu jadi
sudah terbiasa dan sulit dipisahkan. Yang kedua didikan dari orang tua yang harus
memantau anak-anak nya dalam bergaul, tidak boleh terlalu di manja, didikan tidak
boleh terlalu keras sehingga remaja tersebut tidak melampiaskannya ke hal-hal yang
tidak baik. Yang ketiga harus bisa memilih dan memilah mana lingkungan pergaulan
yang baik dan mana lingkungan pergaulan yang kurang baik.”
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
23
4.2 Saran
Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini penulis menyadari bahwa karya tulis
ilimiah ini masih jauh dari kesempurnaan.Penulis hanyalah siswa biasa yang masih
memliki kemampuan terbatas.Oleh karena itu,itudemi kesempurnaan karya tulis
ilmiah ini saya memohon saran kepada :
1. Untuk Sekolah
b. Pihak sekolah dibantu oleh dewan guru memberi pengarahan bahwa guru lebih
menghargai siswa yang jujur tidak menyontek walaupun nilai mereka tidak tinggi.
c. Boleh menerapkan sanksi/hukuman untuk memberikan efek jera hanya saja harus
diiringi dengan bimbingan dari pihak sekolah agar tidak terulang lagi.
1. Untuk Siswa
b.Siswa dapat memahami akan arti penting kejujuran dan mentaati peraturan
berpakaian bagi dirinya dan bagi sekolah untuk terciptanya suasanya yang kondusif.
24
2. Untuk Orangtua
a. Orangtua siswa agar dapat mendidik dan mengawasi anaknya untuk lebih giat
belajar agar tidak terjadi kecurangan dalam mengerjakan ulangan.
25
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang
https://id.wikipedia.org/wiki/Kenakalan_remaja#:~:text=Kenakalan%20remaja
%20(juvenile%20delinquency)%20adalah,masa%20anak%2Danak%20ke
%20dewasa.https://salamadian.com/tata-tertib-sekolah-sd-smp-sma/#:~:text=Tata
%20tertib%20sekolah%20adalah%20aturan,memperoleh%20prestasi%20belajar
%20yang%20maksimal.
http://e-journal.ivet.ac.id/index.php/kes/article/view/315
26
RIWAYAT HIDUP
Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 2017 lulus dari SD Sukaraja.
Kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Sumedang dan lulus pada tahun
2019. Pada tahun 2019 sampai sekarang ini, penulis masih mengenyam pendidikan
di SMAN 1 Sumedang kelas XI IPS 1.
27
.
28