Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
2020
Statement of Authorship
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa RMK terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk makalah/ tugas
pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
NIM : 1702114765
Tanda tangan :
NIM : 1702110019
Tanda tangan :
PROSEDUR AUDIT SEKTOR PUBLIK
prosedur audit sektor publik adalah metode dan teknik yang dipergunakan untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti audit. prosedur dapat diklasifikasi menjadi tiga bagian:
Sebagai contoh di Indonesia, indikator pelaksanaan audit sektor publik yang baik adalah yang
dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan keuangan Negara (SPKN). Di dalam SPKN
memberlakukan tiga pernyataan standar pekerjaan lapangan (pelaksanaan) yang diterapkan
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai berikut:
a. Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan tenaga asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman yang memadai atas pengedalian internal harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan
dilakukan.
c. Bukti audit yang kompoten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan
pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan audit.
Selain itu Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) juga menetapkan standar pelaksanaan
tambahan sebagai berikut:
a. Komunikasi pemeriksa
“Pemeriksa harus mengkonfirmasikan informasi yang berkaitan dengan sifat, taat, lingkup
pengujian pelaporan yang direncanakan dan tingkat keyakinan kepada manajemen entitas yang
diperiksa dan pihak yang meminta pemeriksaan”.
Standar tambahan ini mensyaratkan pemeriksa untuk memperoleh pemahaman mengenai
entitas yang diperiksa dan melakukan komunikasi dengan entitas yang diperiksa.standar
pemeriksaan member kesempatan untuk memperluas pihak yang akan diajak berkomunikasi
tentang hal yang
berkaitan dengan informasi tertentu selama perencanaan pemeriksaan termasuk kemungkinan
adanya pembatasan dalam pelaporan untuk mengurangi risiko slah interpretasi atas hasil laporan
pemeriksaan.
b. Pertimbangan terhadap hasil pemeriksaan sebelumnya
“Pemeriksa harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan sebelumnya serta tindak lanjut atas
rekomendasi yang signifikan dan berkaitan dengan tujuan pemeriksaan”.
Hal ini mensyaratkan pemeriksa harus memperoleh informasi dari entitas yang diperiksa
untuk mengidentifikasi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja,pemeriksaan dengan tujuan
tertentu atau studi lain yang sebelumnya telah dilaksanakan dan berkaitan dengan tujuan
pemeriksaan yang sedang dilaksanakan.
c. Merancang pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan dari ketentuan
peraturan perundang-undangan, kecurangan serta ketidakpatutan.
d. Pengembangan temuan pemeriksaanPemeriksa harus merencanakan dan melasanakan
prosedur pemeriksaan untuk mengembangkan unsur-unsur temuan pemeriksaan.
e. Dokumentasi pemeriksaan
Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumentasi pemeriksaan dalam
bentuk kerja kerja pemeriksaan. Dokumentasi pemeriksaan harus berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup untuk
memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman tetapi tidak mempunyai hubungan dengan
pemeriksaan tersebut dapat memastikan bahwa dokumentasi pemeriksaan tersebut dapat menjadi
bukti yang mendukung pertimbangandan simpulan pemeriksa.
2. Inspeksi (inspecting)
Prosedur ini meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan serta pemeriksaan
sumberdaya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing terutama dalam
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk menentukan ketetapatan persyaratan
dalam faktur atau kontrak yang memerlukan pengujian.
3. Konfirmasi (confirming)
Prosedur ini adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan auditor
memperoleh informasi secara langsung dari sumber independen di luar organisasi klien.
4. Permintaan keterangan (inquiring)
Prosedur ini meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis oleh auditor.
Permintaan keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada manajemen atau karyawan,
umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang timbul setelah dilaksanakannya prosedur
analitis atau permintaan keterangan yang berkaitan dengan keuangan persediaan atau
piutang yang dapat ditagih.
5. Penghitungan (counting)
Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan adalah perhitungan fisik sumberdaya
berwujud seperti jumlah kas dan persediaan yang ada dan yang kedua yaitu akuntansi
seluruh dokumen dengan nomor urut yang telah dicetak.
6. Penelusuran (tracing)
Pada prosedur ini auditor memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi
dilaksananakan, dan menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut
telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi.
8. Pengamatan (observing)
Prosedur ini berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan beberapa
kegiatan atau proses yang dapat berupa pemrosesan rutin jenis transasksi tertentu seperti
penerimaan kas, untuk melihat penerapan kebijakan dan prosedur perusahaan.
Audit dalam konteks teknologi informasi adalah memeriksa apakah sistem komputer berjalan
semestinya. Tujuh langkah proses audit:
1) Implementasikan sebuah strategi audit berbasis manajemen risiko serta control practice
yang dapat disepakati semua pihak.
2) Tetapkan langkah-langkah audit yang rinci.
3) Gunakan fakta/bahan bukti yang cukup, handal, relevan, serta bermanfaat.
4) Buatlah laporan beserta kesimpulannya berdasarkan fakta yang dikumpulkan.
5) Telaah apakah tujuan audit tercapai.
6) Sampaikan laporan kepada pihak yang berkepentingan.
7) Pastikan bahwa organisasi mengimplementasikan managemen risiko serta control
practice.
3. Instruksi-instruksi khusus
https://studylibid.com/doc/4296096/prosedur-audit-sektor-publik
https://www.coursehero.com/file/26197814/MAKALAH-PROSEDUR-AUDIT-SEKTOR-
PUBLIK/