Anda di halaman 1dari 18

LINGKUP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA 1. Bayi baru lahir normal 2.

Bayi baru lahir bermasalah a. Bercak mongol b. Hemangioma c. Ikterik d. Muntah dan gomoh e. Oral trush f. Diaper rash g. Seborrhea h. Bisulan i. Milliariasis j. Diare k. Obstipasi l. Infeksi 3. Kelainan bawaan pada bayi baru lahir a. Labioskiziz dan labiopalatoskiz b. Atresia esophagus c. Atresia anus d. Hirschprung e. Obstruksi biliaris f. Omfalokel g. Hernia diafragmatika

h. Atresia duodeni i. Meningokel.ensefalokel j. Hidrosefalus k. Fimosis l. Hipospadia 4. Trauma pada bayi baru lahir a. Caput suksedaneum b. Cephal Hematoma c. Trauma pada fleksus brachialis d. Fraktur klavikula dan fraktur humerus 5. Neonatus beresiko tinggi a. BBLR b. Asfiksia neonatorum c. Sindroma gangguan pernapasan d. Kejang e. Hypotermi f. Hipertermi g. Hypoglikemi h. Tetanus neonatorum

BAYI BARU LAHIR NORMAL


A. Pengertian Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.

Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 42 minggu. Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat. B. Ciri Ciri Bayi Baru Lahir 1. Berat badan 2500 - 4000 gram 2. Panjang badan 48 - 52 cm 3. Lingkar dada 30 - 38 cm 4. Lingkar kepala 33 - 35 cm 5. Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit 6. Pernafasan - 60 40 kali/menit 7. Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup 8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna 9. Kuku agak panjang dan lemas 10. Genitalia; Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora Laki laki testis sudah turun, skrotum sudah ada

11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik 12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik 13. Reflek graps atau menggenggan sudah baik 14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan C. Reflek Reflek Fisiologis 1. Mata a. Berkedip atau reflek corneal Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba tiba atau pada pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial. b. Pupil Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang hidup. c. Glabela Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat. 2. Mulut dan tenggorokan a. Menghisap Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur. b. Muntah

Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus menetap sepanjang hidup. c. Rooting Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap, harus hilang pada usia kira kira 3 -4 bulan d. Menguap Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup e.Ekstrusi Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya keluar harus menghilang pada usia 4 bulan f.Batuk Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir 3. Ekstrimitas a. Menggenggam Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan fleksi tangan dan jari b. Babinski Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks dorso fleksi

c. Masa tubuh (1). Reflek moro Kejutan atau perubahan tiba tiba dalam ekuilibrium yang

menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba tiba serta mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk C diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi dengan lemah. (2). Startle Suara keras yang tiba tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku tangan tetap tergenggam (3). Tonik leher Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi. (3). Neck righting Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis (4) Inkurvasi batang tubuh (gallant) Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang

menyebabkan panggul bergerak kea rah sisi yang terstimulasi. D. Penanganan Segera Bayi Baru Lahir Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir ialah : 1. Pencegahan Infeksi

Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop. 2. Melakukan penilaian Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir. 3. Pencegahan Kehilangan Panas Mekanisme kehilangan panas a. Evaporasi Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. a. Konduksi Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan

yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda benda tersebut b. Konveksi Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan. c. Radiasi Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung) Mencegah kehilangan panas Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut : a. Keringkan bayi dengan seksama Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya. b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering) c. Selimuti bagian kepala bayi Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup. d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya

Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam (^) jam setelah lahir. Praktik memandikan bayi yang dianjurkan adalah : (1). Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi) (2). Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil (suhu aksila antara 36,5 C 37 C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5 C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan kuli ibu bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit) satu (1) jam. (3). Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernapasan (4). Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan siapkan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan. (5). Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat

(6). Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering (7). Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik (8). Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan baik (9). Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat g. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya, untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan ASI 4. Membebaskan Jalan Nafas nafas Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut : Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.

Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score) Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan. 5. Merawat tali pusat Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya. Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.

Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan. Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5% Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002) 6. Mempertahankan suhu tubuh bayi Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat (Prawiroharjo, 2002). Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal, jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami hipoterdak, meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermia. Pencegah terjadinya kehilangan panas yaitu dengan : Keringkan bayi secara seksama Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat Tutup bagian kepala bayi Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya

Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. (Dep. Kes. RI, 2002) 7. Pencegahan infeksi Memberikan vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 1 mg IM. Memberikan obat tetes atau salep mata Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir. Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini : Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.

Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah didinfeksi tingkat tinggi atau steril, jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru. Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi telah dalam keadaan bersih. Pastikan bahwa timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap setelah digunakan). (Dep.kes.RI, 2002) 8. Identifikasi bayi Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di pasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi, nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. (Saifudin,, 2002) Rujukan 1. DepKes RI, 1992 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks keluarga 2. Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal neonatal.YBP_SP.Jakarta

3. JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan. Buku 5 asuhan bayi baru lahir,Pusdiknakes.Jakarta 4. Modul Asuhan Persalinan Normal

Asuhan Kebidanan Neonatus Umur 1 Bulan


PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan neonatal harus di mulai sebelum bayi di lahirkan melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan dini terhadap faktor-faktor yang memperlemah kondisi ibu hamil perlu di prioritaskan seperti ; gizi yang rendah, anemia, dekatnya jarak antara kehamilan. Di samping itu perlu dilakukan pula pembinaan kesehatan prenatal yang memadai dan penanggulangan faktor-faktor yang menyebabakan kematian perinatal yang meliputi; perdarahan, hipertensi, infeksi, kelahiran preterm/bayi berat lahir rendah, asfiksia, hipotermi. Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi periode neonatal merupakan periode yang kritis, pencegahan asfiksia, mempertahankan suhu tubuh bayi terutama pada bayi berat lahir rendah. Pemberian ASI dalam usaha menurunkan angka kematian oleh karena diare, pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau keehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu pertama sangat dipengaryhi oleh kondisi ibu pada waktu hamil dan melahirkan. Manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan, selama persalinan, segera sesudah dilahirkan dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat. PENGAWASAN TUMBUH KEMBANG BAYI 1. PENGERTIAN TUMBUH KEMBANG Pertumbuhan dan perkembangan termasuk suatu proses yang saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan Adalah suatu proses perubahan fisik (anatomis) yang ditandai dengan bertambahnya ukuran berbagai organ tubuh yang disebabkan adanya penambahan perbesaran sel-sel tubuh. Perkembangan Adalah suatu proses menuju terciptanya kedewasaan yang ditandai bertambahnya kemampuan/ketrampilan yang menyangkut struktur tubuh yang berkaitan dengan aspek non fisik. Jadi yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan adalah; suatu proses pertumbuhan fisik yang ditandai bertambahnya ukuran organ tubuh karena pertumbuhan sel dan suatu proses aspek non fisik menuju terciptanya kedewasaan yang ditandai dengan bertambahnya kemampuan/ketrampilan yang menyangkut struktur dan fungsi tubuh. 2. TUJUAN

Tujuan mempelajari pertumbuhan dan perkembangan bayi adalah: 1. Untuk mengetahui tumbuh kembang bayi yang normal. 2. Untuk mengetahui adanya kelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi sedini mungkin. 3. Untuk mengarahkan agar pertumbuhan dan perkembanagn bayi langsung selaras sesuai dengan usianya. 3. TAHAP/FASE TUMBUH KEMBANG ANAK 1. Fase neonatus : Sejak lahir sampai umur 4 minggu 2. Fase bayi : 4 minggu sampai dengan 1 tahun 3. Fase prasekolah/balita : 1 sampai dengan 5 tahun 4. Fase anak sekolah : 6 sampai dengan 12 tahun 5. Fase remaja : 12 sampai dengan 18 atau 21 tahun(belum menikah) 4. PENGAWASAN MASA BAYI Pada masa ini bayi dilengkapi dengan beberapa kemampuan yaitu intrinsik dan reflek.

a. Intrinsik Yaitu kemampuan yang telah ada sejak lahir melalui rangsangan-rangsangan dengan cara yang khas. Contoh: bayi akan tersenyum bilas dia diajak berbicara ibunya walaupun ia belum mengerti kata-kata yang diucapkan ibunya. b. Reflek Yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa disadari pada bayi normal. 1. Tonik neek reflek Gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila ditengkurapkan akan scara spontan memiringkan kepalanya. 2. Rooting reflek Bila jarinya menyentuh daerah sekitar mulut bayi maka ia akan membuka mulutnya dan memiringkan kepalanya kearah datangnya jari. 3. Grasping reflek Bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi maka jari-jarinya akan langsung menggenggam sangat kuat. 4. Moro reflek Reflek yang timbul diluar kemauan/kesadaran bayi. Contoh : bila bayi diangkat/direnggut secara kasar dari gendongan kemudian seolah-olah bayi melakuakn gerakan yang mengangkat tubuhnay pada orang yang mendekapnya. 5. Startle reflek Reaksi emosional berupa hentakan dan gerakan seperti mengejang pada lengan

dan tangan dan sering diikuti dengan tangis. 6. Stapping reflek Reflek kaki secara spontan apabila bayi diangkat tegak dan kakinya satu persatu disentuhkan pada satu dasar maka bayi seolah olah berjalan. 5. PERTUMBUHAN BB/TB/LK Pertumbuhan Berat Badan selama masa bayi. - Triwulan I : 1-3 bulan, kenaikan rata-rata 700-1000 gr - Triwulan II : 4-6 bulan, kenaikan rata-rata 500-600 gr - Triwulan III : 7-9 bulan, kenaikan rata-rata 350-450 gr - Triwulan IV : 10-12 bulan, kenaikan rata-rata 250-350 gr Pertumbuhan Panjang Badan - Triwulan I : 10 cm - Triwulan II : 6 cm - Triwulan III : 5 cm - Triwulan IV : 4 cm Pertumbuhan Lingkar Kepala - Triwulan I : penambahan 2 cm/bulan - Triwulan II : penambahan 1 cm/bulan - Triwulan III : penambahan 2 cm/bulan - Triwulan IV : penambahan 1 cm/bulan 6. TANDA-TANDA PERKEMBANGAN BAYI 0-3 BULAN Gerakan kasar Gerakan halus Bicara, bahasa, kecerdasan Bergaul dan Mandiri Menggerakkan kedua tungkai dan lengan sama mudahnya ketika telentang Memberikan reaksi dan melihat kearah sumber cahaya. Mengeluarkan suara (mengoceh) Membalas senyuman 7. STIMULASI PERKEMBANGAN BAYI 0-3 BULAN a. Pengungkapan rasa cinta, kasih sayang dan rasa aman Berbicara lembut, memeluk, membelai, mencium, menyanyikan lagu. b. Menirukan ocehan, gerakan mimik anak. Anak sering diajak bicara dan mendengarkan berbagai suara misalnya: suara burung, radio, kerincingan. c. Melatih anak membalikkan badan dari terlentang ke telungkup Ketika telentang anak dibuat agar memperhatikan benda yang menarik(berwarna, menyolok/berbunyi) benda itu kemudian digerakkan kesisi badannya, anak akan mengikuti benda itu sambil memiringkan badan, benda digerakkan terus agar anak berlatih membalikkan badannya. d. Melatih anak mengangkat kepala dan memperhatikan benda bergerak. Gerakkanlah benda yang menarik dihadapan anak, ketika ia telungkup angkatlah benda itu ke atas, sehingga anak dilatih mengangkat kepalanya ketika memperhatikan benda itu.

e. Melatih anak menggenggam benda kecil Sentuhlah pensil atau benda yang serupa pada punggung atau ujung jari tangan anak. Anak akan berlatih menggenggam benda tersebut. Pramesti Widyastiningsih Amd.Keb.

Anda mungkin juga menyukai