Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM SHOLAT DHUHA

BERJAMAAH TERHADAP SIKAP DISIPLIN SISWA DI SMP ISLAM


TERPADU DAARUSSALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan


Institut Agama Islam Negeri Tulungagung
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

RONISTA ALVINIA MADU


NIM : 12201173045

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
APRIL 2020
A. Latar Belakang
Siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak
akan lepas dari yang namanya peraturan dan tata tertib. Setiap siswa
diharuskan untuk bisa mematuhi dan menaati peraturan dan tata tertib yang
telah ditetapkan oleh sekolah. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap aturan
dan tata tertib disebut dengan sikap disiplin. Sedangkan, peraturan dan tata
tertib untuk bisa datang tepat waktu dan tidak terlambat ke sekolah adalah
disiplin waktu.
Waktu adalah modal kita yang teramat berharga dalam menjalani
kehidupan dunia. Waktu tidak pernah bisa kita tahan barang semenit atau
sedetik pun. Jikalau kita beristirahat, maka waktu tetap bergulir. Waktu selalu
berjalan ke depan, tidak pernah bisa berjalan mundur kembali meski sejengkal
saja. Maka tidak berlebihan jika ada yang mengatakan bahwa waktu adalah
hal yang paling berharga di dunia.1Oleh karena itu disiplin waktu adalah usaha
sekolah untuk memelihara siswa agar tidak menyimpang dan selalu bisa
menghargai waktu. Karena waktu adalah hal yang sangat berharga jika kita
melewatkannya.
Membicarakan tentang disiplin waktu, masih ada saja beberapa siswa
yang belum mampu mematuhinya, beberapa siswa masih ada yang datang
terlambat ke sekolah. Dalam artikel Kompasiana menyebutkan beberapa siswa
datang terlambat ke sekolah, diantaranya adalah :
1. Tidur larut malam
Tidur terlalu malam bisa menyebabkan seorang siswa bisa terlambat
masuk ke sekolah. Sebab, jika terlalu malam maka istirahat yang
dibutuhkan akan berkurang, dan hal ini akan berdampak pada bangun pagi
siswa.
2. Lupa menyalakan alarm

1
Abdullah Gymnastiar, 5 Disiplin Kunci Kekuatan dan Kemenangan, (Bandung : Emqies
Publishing, 2015), hal. 23
Hal ini sebenarnya sederhana tapi dampaknya luar biasa, alarm bisa
mengingatkan kita pada waktu pagi hari. Sedangkan jika lupa, siswa akan
terlambat bangun pagi.
3. Mengantri mandi
Biasanya ini dialami oleh siswa yang tinggal di asrama ataupun pondok
pesantren.
4. Nongkrong di warung kopi
Hal ini dilakukan oleh kebanyakan siswa, biasanya hal ini dilakukan
ketika selesai kerja kelompok, tapi biasanya hal ini sampai terlewat batas
dan pulangnya pun larut malam, dan paginya bangun kesiangan.
5. Tidur setelah shalat subuh
Tidur setelah subuh akan menyebabkan terlambat ke sekolah, karena tidur
setelah subuh bisa dipastikan akan bangun kesiangan.
6. Kurangnya manajemen waktu
Kurangnya manajemen waktu pada diri siswa bisa menyebabkan siswa
terlambat sekolah, sebab jika siswa tidak mengatur jadwalnya dengan
benar maka kegiatan yang dijalani akan berantakan, dan tidak berjalan
dengan baik.
Dalam pembentukannya, sebuah disiplin terjadi karena adanya sebuah
aturan, aturan yang harus ditaati oleh siapapun yang ikut andil di dalamnya.
Disiplin dalam arti yang luas, bisa dikatakan sama dengan akhlak, akhlak dan
disiplin sama sama dimulai dengan pembiasaan. Seperti pembiasaan
beribadah, baik beribadah secara fardhu maupun sunnah. Seperti pembiasaan
sholat berjamaah di SMP Islam Terpadu Daarussalam, yang dilaksanakan
setiap pukul 07.00, sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
Seperti yang dituliskan Ali Abdullah, dalam bukunya yang berjudul
Pintu-Pintu Hikmah. Beliau menuliskan bahwa shalat dhuha mengingatkan
manusia akan waktu. Hal itu menuntut umat Islam untuk disiplin dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, hikmah dari
ditentukannya shalat wajib lima waktu dan shalat-shalat sunnah yang terikat
oleh waktu itu melatih diri umat Islam agar menjadi pribadi yang lebih
disiplin. Islam, adalah agama yang menghargai waktu, Islam memerintahkan
umat Islam untuk disiplin waktu. Dan, shalat adalah media untuk
pendisiplinan tersebut.
Bahkan, Islam sangat perhatian terhadap waktu. Dalam beberapa ayat
dari Al-Quran, Allah bersumpah dengan khithab waktu. Contohnya, demi
masa (wal ‘ashri), demi waktu duha (wadl dhuha), demi malam (wal laili),
dan lain sebagainya. Hal itu menunjukkan bahwa Allah begitu menekankan
waktu sebagai peringatan kepada manusia.
Sholat merupakan ibadah yang terdiri dari perkataan maupun
perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Begitulah aturan dalam sholat, aturan yang tidak bisa ditolerir lagi oleh umat
Islam. Begitupun dengan peraturan dan tata tertib yang dibuat oleh pihak
sekolah, sehingga tidak bisa ditolerir oleh setiap siswa di sekolah tersebut.
Salah satu sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW
adalah salat Dhuha. Banyak penjelasan para ulama, bahkan keterangan
Rasulullah SAW. Yang menyebutkan berbagai keutamaan dan keistimewaan
salat Dhuha bagi mereka yang melaksanakannya.2
Dan dalam praktiknya, salat Dhuha selain dilakukan sendiri, Salat
Dhuha juga bisa dilakukan dengan cara berjamaah karena salat berjamaah
memiliki kedudukan derajat yang lebih baik daripada salat sendiri.
Sedangkan salat berjamaah adalah yang dikerjakan bersama-sama yang paling
sedikitnya dua orang atau lebih, yaitu imam dan makmum secara bersama-
sama. Hal ini dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas keimanan pada
siswa dan akan terjalin ikatan batin sesama siswa. Selain itu, dengan
dilaksanakannya salat Dhuha berjamaah merupakan suatu bentuk upaya
membiasakan salat tepat waktu.3 Sehingga dapat menimbulkan pola pikir
maupun perubahan perilaku mereka ataupun kedisiplinan pada diri siswa.
2
Zezen Zainal Alim, The Power Of Salat Dhuha, (Jakarta : Quantum Media, 2008), hal. 63
3
Muhammad Syadid, Manhaj Tarbiyah Metode Pembinaan dalam Al-Qur’an, (Jakarta :
Robbani Press, 2003), hal. 238-239
B. Identifikasi Masalah
Berdasar dari latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka
dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Masih terdapat siswa yang tidak disiplin waktu atau datang terlambat ke
sekolah
2. Ibadah sholat dhuha kurang dihayati oleh siswa

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh implementasi program sholat dhuha berjamaah terhadap
sikap disiplin waktu siswa di SMP Islam Terpadu Daarussalam Kabupaten
Tulungagung?
2. Adakah pengaruh implementasi program sholat dhuha berjamaah terhadap
sikap disiplin beribadah siswa di SMP Islam Terpadu Daarussalam
Kabupaten Tulungagung?
3. Adakah pengaruh implementasi program sholat dhuha berjamaah terhadap
sikap disiplin dalam menjalankan peraturan sekolah siswa di SMP Islam
Terpadu Daarussalam Kabupaten Tulungagung?

D. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis sajikan, maka tujuan
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh implementasi program sholat dhuha berjamaah
terhadap sikap disiplin waktu siswa di SMP Islam Terpadu Daarussalam
Kabupaten Tulungagung.
2. Mengetahui pengaruh implementasi program sholat dhuha berjamaah
terhadap sikap disiplin beribadah siswa di SMP Islam Terpadu
Daarussalam Kabupaten Tulungagung.
3. Mengetahui pengaruh implementasi program sholat dhuha berjamaah
terhadap sikap disiplin dalam menjalankan peraturan sekolah siswa di
SMP Islam Terpadu Daarussalam Kabupaten Tulungagung.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a) Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan akademik
di bidang Pendidikan Agama Islam, khususnya dalam
mengembangkan pengetahuan terkait pentingnya ibadah shalat dhuha
dalam membentuk sikap kedisiplinan siswa di SMP Islam Terpadu
Daarussalam Tulungagung.
b) Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan literature
penelitian yang akan datang dengan masalah sejenis

2. Manfaat Praktis
a) Bagi Siswa
Sebagai sarana motivasi untuk siswa agar senantiasa menjalankan
ibadah sunnah dalam rangka belajar kedisiplinan
b) Bagi Guru
Guru akan lebih mengetahui persoalan kedisiplinan siswa di SMP
Islam Terpadu Daarussalam Tulungagung.
c) Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan menjadi ilmu pengetahuan bagi penulis
sebagai guru dan calon guru. Yaitu, mahasiswa Jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI), serta dapat memberikan informasi betapa
pentingnya Ibadah sholat sunah dalam membentuk sikap disiplin
siswa.

F. Penegasan Istilah
Penulis akan menjelaskan mengenai istilah-istilah yang digunakan
dalam judul proposal skripsi ini agar tidak terdapat perbedaan penafsiran atau
perbedaan menginterpretasikan. Juga memberikan arah dan tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini dan untuk memberikan pengertian kepada
pembaca mengenai apa yang hendak dicapai dalam penelitian. Judul yang
digunakan dalam proposal skripsi ini adalah “Pengaruh Implementasi
Program Sholat Dhuha Berjamaah Terhadap Sikap Disiplin Waktu Siswa di
SMP Islam Terpadu Daarussalam”, penegasan istilah ini dari istilah-istilah itu
adalah sebagai berikut :
1. Penegasan Konseptual
a) Pengaruh
Pengaruh adalah kekuatan yang ada atau yang timbul dari sesuatu,
seperti orang, benda, yang turut membentuk watak, kepercayaan, atau
perbuatan seseorang.4 Dalam hal ini pengaruh lebih condong ke dalam
sesuatu yang dapat membawa perubahan pada diri seseorang atau lebih
tepatnya pada siswa, untuk menuju arah yang lebih positif. Bila pengaruh
ini adalah pengaruh yang positif maka, seseorang akan berubah menjadi
lebih baik
b) Implementasi
Implementasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pelaksanaan
atau penerapan. Sebagaimana yang ada di dalam kamus besar Bahasa
Indonesia, implemetasi berarti penerapan. Browne dan Wildavsky
mengemukakan bahwa “implementasi adalah perluasan aktivitas yang
saling menyesuaikan”. Adapun Schubert mengemukakan bahwa
“implementasi adalah sistem rekayasa”.5
Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata
implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau

4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarat
: Balai Pustaka, 1996, hal. 747
5
Arinda Firdianti, M.Pd.I, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa, Yogyakarta : CV Gre Publishing, 2018, hal. 19
mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa
implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan
norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Dari pengertian di atas,
implementasi dapat diartikan sebagai penerapan atau operasionalisasi
suatu aktivitas guna mencapai suatu tujuan atau sasaran.6
c) Program
Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang
berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam
kurun waktu. program adalah rancangan mengenai asas serta usaha.
d) Sholat Dhuha
Sholat dhuha menurut kamus Besar Bahasa Indonesia yang
dimaksud dengan waktu dhuha adalah waktu menjelang tengah hari
(kurang lebih pukul 10.00).7 Sedangkan menurut Ubaid Ibnu Abdillah,
yang dimaksud dengan sholat dhuha adalah “shalat sunnah yang
dikerjakan ketika pagi hari pada saat matahari sedang naik.8
Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan pada waktu
pagi hari atau pada waktu dhuha. Waktu dhuha dimulai ketika matahari
naik setinggi tombak, kira-kira mulai jam tujuh pagi. Melanggengkan
mengerjakan sholat ini akan banyak memberikan keutamaan bagi yang
mengerjakannya.
Menurut Ubaid Ibnu Abdillah, yang dimaksud dengan sholat
dhuha adalah “shalat sunnah yang dikerjakan ketika pagi hari pada saat
matahari sedang naik.9
Dalam pendidikan, program sholat dhuha merupakan suatu
rancangan usaha yang dilaksanakan dalam rangka membangun
6
Ibid
7
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994),
hal. 7

8
Ubaid Ibnu Abdillah, Keutamaan dan Keistimewaan; Shalat Tahajud, Shalat Hajat, Shalat
Istikharah, Shalat Dhuha, (Surabaya : Pustaka Media, t.th), hal. 127
9
Ibid
kepribadian siswa yang religius. Selain itu juga bertujuan untuk
mengenalkan dan menerapkan pembiasaan kepada siswa-siswi untuk
selalu melaksanakan sholat sunnah, khususmya sholat dhuha dengan
bimbingan para guru wali kelas maupun guru mata pelajaran.
e) Berjamaah
Secara umum shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih, dimana salah satunya menjadi imam dan yang lain
menjadi makmum dengan memenuhi semua ketentuan sholat berjamaah.
Pengertian berjamaah secara bahasa adalah bersama-sama. Seruan
berjamaah terkandung dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 43, Dan
dirikanlah shalat, zakat, dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’.
Pada ayat lain tentang shalat berjamaah disebutkan, Dan apabila kamu
(Muhammad) berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu), lalu kamu
hendak melaksanakan shalat bersama-sama mereka, hendaklah
segolongan dari mereka berdiri (sholat) bersamamu (QS Al-Nisa’ [4]:
102)10
f) Sikap Disiplin Waktu
Sikap adalah pernyataan evaluative terhadap objek, orang atau
peristiwa.11 Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu.12
Disiplin merupakan upaya yang dilakukan pendidik dalam
mengatur sikap peserta didik dengan tegas melalui aturan-aturan dalam
tata tertib di sekolah maupun di kelas untuk perubahan ke arah yang lebih
baik.13
Jadi disiplin waktu adalah mematuhi atau menaati waktu yang
telah ditetapkan. Seperti yang telah ditetapkan oleh sekolah, siswa harus
sudah hadir di sekolah pukul 07.00 WIB.

10
Syafaat Selamet, Sudah Benarkah Ibadahmu?, Bandung : Mizania, 2016, hal
11
Robbins, Stephen P, Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta : Salemba, 2007, hal 92-102

12
Ibid
13
Arsyi Mirdanda, Motivasi Berprestasi & Disiplin Peserta Didik, Pontianak : Yudha English
Gallery, 2018, hal. 23
g) SMP Islam Terpadu Daarussalam
SMP Islam Terpadu Daarussalam adalah sekolah dimana penulis
melakukan penelitian. SMP Islam Terpadu Daarussalam ini beralamat di
Jalan Ahmad Yani V/5 Kampungdalem Tulungagung.

2. Penegasan Operasional
a) Pengaruh Implementasi
Pengaruh implementasi adalah kekuatan yang ada atau yang
timbul dari sesuatu, seperti orang, benda, yang turut membentuk
watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang melalui proses sebuah
penerapan kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan.
b) Program sholat dhuha berjamaah
Program Sholat Dhuha Berjamaah adalah rancangan atau
rencana pelaksanaan sholat dhuha berjamaah untuk meningkatkan
sikap disiplin waktu siswa di SDIT Daarussalam yang dilaksanakan
pukul 07.00 WIB, sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
c) Sikap disiplin
Sikap disiplin adalah sikap rasa taat dan patuh terhadap nilai
yang dipercaya menjadi tanggung jawabnya. Dengan kata lain disiplin
adalah patuh terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah.

G. Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
Pengaruh Pembiasaan Pengaruh antara Penelitian sebelumnya
Shalat Dhuha Terhadap pembiasaan shalat dhuha menjelaskan tentang
Perilaku Religius Siswa terhadap pembentukan pelaksanaan sholat dhuha
di MTsN Ngantru religius secara munfarid,
Tulungagung kelas VIII sedangkan penulis
mengimplementasikannya
dengan pembiasaan sholat
dhuha secara berjamaah
Pembiasaan Shalat Dhuha Shalat dhuha membentuk Peneliti sebelumnya
Sebagai Pembentukan karakter disiplin dan menyebut bahwa karakter
Karakter Siswa di MAN religius kerja keras akan terbentuk
Tlogo Blitar Tahun dengan shalat dhuha,
Ajaran 2014/2015 sedangkan penulis
menjelaskan bahwa kerja
keras lebih ditekankan
pada usaha sekolah untuk
memelihara siswa agar
tidak menyimpang dan
selalu menghargai waktu
Pembiasaan Shalat Dhuha Sama-sama membentuk
Dalam Pembinaan Akhlak akhlak kepada Allah dan
Siswa Kelas 4 di MI akhlak kepada sesama
Maaruf Candran
Yogyakarta
Implementasi Kegiatan Sholat dhuha sama-sama Pembiasaan sholat dhuha
Shalat Dhuha Siswa dilakukan sebelum jam dibentuk karena sebuah
Kelas V Madrasah pelajaran dimulai aturan dari sekolah,
Ibtidaiyah Negeri Gedog aturan yang yang harus
di Kota Blitar ditaati oleh siapapun yang
ikut andil di dalamnya.
Pengaruh Pembiasaan Sama-sama mengangkat Pembiasaan shalat dhuha
Shalat Dhuha Berjamaahn pembiasaan shalat dhuha di SMPIT Daarussalam
Dalam Pembentukan berjamaah dalam merupakan peraturan dan
Akhlak Siswa kelas VIII pembentukan akhlak tata tertib yang dibuat
di SMP Islam Sidoarjo oleh pihak sekolah,
sehingga tidak bisa
ditolerir oleh setiap siswa
di sekolah tersebut, sama
halnya dengan aturan
dalam shalat, aturan yang
tidak bisa ditolerir lagi
oleh umat Islam.

H. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
pendekatan-pendekatan yang dikembangkan dalam ilmu pengetahuan
alam, dan kini digunakan secara luas dalam penelitian ilmu sosial.
Metode-metode kuantitatif merupakan metode-metode yang didasarkan
pada informasi numeric atau kuantitas-kuantitas, dan biasanya
diasosiasikan dengan analisis-analisis statistic. Dalam kajian-kajian media
dan kebudayaan, metode-metode kuantitatif lazim diasosiasikan dengan
kajian komunikasi massa yang berasal dari Amerika. Metode-metode ini
meliputi beberapa jenis tradisi penelitian yang berbeda, termasuk di
dalamnya penelitian survei, analisis jejaring, dan pemodelan matematis.
Dalam kajian-kajian media dan kebudayaan, yang termasuk metode
kuantitatif adalah analisis isi, penelitian surrvei, dan beberapa jenis
penelitian arsip. Penelitian kuantitatif kerap diserdehanakan oleh para
penentangnya sebagai jenis penelitian yang terlalu menaruh perhatian
pada angka-angka, tidak teoritis, serta tidak kritis.14
Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun
fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi

14
Jane Stokes, Panduan Untuk Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya,
Yogyakarta : PT Bentang Pustaka, 2003, hal. 10
statistic, menaksir dan meramalkan hasilnya.15 Desain penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif harus terstruktur, baku, formal dan
dirancang sematang mungkin sebelumnya. Desain bersifat spesifik dan
detail karena desain merupakan suatu rancangan penelitian yang akan
dilaksanakan sebenarnya.16
Penelitian ini menguji pengaruh variabel X (Program Sholat
Dhuha Berjamaah) terhadap Y (Sikap Disiplin Siswa).
Alasan dipilihnya jenis penelitian ini karena peneliti ingin
mengetahui seberapa besar pengaruh program sholat dhuha berjamaah
terhadap sikap disiplin waktu siswa. Penelitian ini terdiri dari dua variabel
yaitu variabel bebas (X) yaitu program sholat dhuha berjamaah dan
variabel terikat (Y) yaitu sikap disiplin siswa di SMP Islam Terpadu
Daarussalam.

2. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan obyek yang berada pada suatu
wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah
penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang
akan diteliti.17
Menurut Husaini, populasi ialah semua nilai hasil perhitungan
maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik
tertentu mengenai sekelompok obyek yang lengkap dan jelas.18 Sedangkan
menurut Sugiono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.19
15
Jonathan Sarwono, Mixed Methods cara menggabung riset kuantitatif dan riset kualitatif
secara benar, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2011, hal. 19
16
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, Yogyakarta : Teras, 2011, hal. 10
17
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta : Rajawali Pers, hal. 66
18
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Pengantar Statistika, Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2006, hal. 181
19
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2010, hal. 117
Adapun yang menjadi populasi di dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa SMP Islam Terpadu Daarussalam yang berjumlah 25 orang.

3. Variabel
Variabel penelitian adalah gejala variabel yang bervariasi yaitu
faktor-faktor yang dapat berubah-ubah ataupun dapat diubah untuk tujuan
penelitian. Variabel penelitian perlu ditentukan dan dijelaskan agar alur
hubungan dua atau lebih variabel dalam penelitian dapat dicari dan
dianalisis.
Penentuan variabel dalam suatu penelitian, berkisar pada variabel
bebas (independent variable), variabel tergantung (dependent variable),
maupun variabel control (intervening variable) sebagaimana yang pernah
dijelaskan pada bagian variabel.20
Disiplin sebagai variabel (y)
a) Disiplin waktu
b) Disiplin beribadah
c) Disiplin dalam menjalankan peraturan di sekolah.

4. Sampel dan Sampling


Menurut W. Gulo sampel sering juga disebut “contoh”, yaitu
himpunan bagian (subset) dari suatu populasi. Sebagai bagian dari
populasi, sampel memberikan gambaran yang benar tentang populasi.
Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi.21
Karena jumlah seluruh siswa di SMP Islam Daarussalam hanya
berjumlah 25, maka akan dilakukan penelitian populasi.

5. Instrument Penelitian
20
Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si., Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta :
Kencana, 2005, hal. 103
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, … hal. 143
Instrument adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau
pengamatan, atau daftar pertanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapat
informasi dari responden. Instrument itu disebut pedoman pengamatan
atau pedoman wawancara atau kuisioner atau pedoman documenter, sesuai
dengan metode yang dipergunakan.
Instrument adalah alat yang digunakan untuk memperoleh atau
mengumpulkan data dalam memecahkan suatu masalah penelitian dan
juga merupakan alat yang digunakan peneliti untuk memecahkan masalah
dalam sebuah penelitian. Selain itu instrument penelitian sejenis alat bantu
yang digunakan metode penelitian.22
Instrument penelitian ini dikonstruksikan oleh peneliti berdasarkan
konsep teori yang telah dipaparkan dalam landasan teori dan secara
operasional pembuatan instrument penelitian ini mendasarkan pada kisi-
kisi. Ada beberapa instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a) Angket merupakan kumpulan pernyataan yang ditulis, disusun dan
dianalisis sedemikian rupa sehingga respon seseorang terhadap
pernyataan tersebut dapat diberi angka (skor) yang kemudian dapat
diinterpretasikan.
b) Wawancara : wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh atau untuk mendapatkan informasi.
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk menggali gambaran
secara umum tentang sekolah yang akan digunakan sebagai tempat
penelitian.
Adapun kisi-kisi instrumen variabel-vbariabel dalam penelitian ini
ditunjukkan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1.1.
Kisi-Kisi Instrumen

22
Ninit Alfianika, M, Pd. Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia, (Sleman :
Deepublish, 2012), hal. 117
No Variabel Indikator Favorable Unfavorable
1 Shalat Dhuha Keikutsertaan 1,2,3 7,4
Berjamaah melaksanakan
shalat dhuha
Kesadaran 5,23,13, 19,24
melaksanakan
shalat dhuha.
Pembentuk 8,9 6,20,23
kepribadian
Menambah 12,17,18 10,11
motivasi belajar
Mencegah 14,15 16,21,25
perbuatan keji
dan mungkar
2 Sikap Disiplin Disiplin waktu 1,2,3,7,11 10,13,14,23,25
Siswa Disiplin 4,15,16,21,26 6,12,18,30,24,
beribadah
Disiplin dalam 5,8,9,17,19, 20,22,27,28,29
menjalankan
peraturan di
sekolah

6. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah
subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan dua sumber data yaitu :
a) Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti (atau petugasnya) dari sumber pertamanya.23 Adapun yang
menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah, guru, dan siswa di SMP Islam Terpadu Daarussalam
Tulungagung.
b) Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan
data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. 24
7. Teknik Pengumpulan Data

23
Sumaidi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta : Rajawali, 1987), hal. 93
24
Ibid, hal. 94
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian adalah :
a) Observasi
Observasi sebagai alat untuk mengumpulkan data ini banyak
digunakan untuk mengukur tingkah laku ataupun proses terjadinya suatu
kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun
dalam situasi buatan. Teknik pelaksanaan observasi ini dapat dilakukan
secara langsung yaitu pengamat berada langsung bersama obyek yang
diselidiki dan tidak langsung yakni pengamatan yang dilakukan tidak pada
saat berlangsungnya suatu peristiwa yang diselidiki.25 Peneliti
mengadakan observasi untuk memperoleh informasi tentang sarana dan
prasarana belajar mengajar di sekolah, letak geografis sekolah juga
kondisi sekolah.
b) Angket
Angket sering disebut dengan pengumpulan data yang menggunakan
pernyataan-pernyataan yang dijawab dan ditulis oleh responden.26 Metode
pengumpulan data dengan angket dilakukan dengan cara menyampaikan
sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden.
Angket sering juga disebut kuisioner. Dalam penelitian ini metode angket
digunakan untuk memperoleh data mengenai pengaruh program sholat
dhuha berjamaah terhadap sikap disiplin waktu siswa. Adapun jenis-jenis
angket dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Angket tertutup adalah bila pertanyaan disertai oleh pilihan jawaban
yang telah ditentukan oleh peneliti, yakni dapat berbentuk ya atau
tidak, dapat pula berbentuk sejumlah alternatif atau pilihan ganda.
2) Angket terbuka adalah bila diberi kebebasan kepada responden untuk
menjawab pertanyaannya.27
25
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metodologi…, hal. 58
26
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian…, hal.65
27
S.Nasution, Metode Research : Penelitian Ilmiah, (Bandung : Jemmars, 1991), hal. 170
Sehubungan dengan penjelasan di atas, maka angket yang digunakan
adalah angket terbuka, yakni responden bebas menjawab pertanyaan dari
angket tersebut.
Adapun untuk hasil penelitian yang diperoleh dari angket penulis
membuat kriteria sebagai berikut :
No. Item Skor
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Kurang Setuju 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1

8. Teknik Analisis Data


Penelitian menggunakan analisis data statistic yang berbentuk
korelasi sebab akibat atau dapat dikatakan dengan hubungan pengaruh
dengan menggunakan model regresi sederhana dengan menggunakan
aplikasi statistic SPSS 16. Peneliti menggunakan data statistic deskriptif
untuk dapat memberikan gambaran umum kondisi yang terjadi penelitian
atau data hasil penelitian. Disamping itu peneliti menggunakan regresi
sederhana untuk menunjukkan adanya pengaruh antar variabel-variabel
tersebut. Alasannya peneliti menggunakan regresi sederhana karena
variabel bebas dan variabel terikat.
Adapun yang dilakukan penulis dalam menganalisis data ini
meliputi tiga tahap:
a. Analisis Pendahuluan
Analisa kuantitatif digunakan untuk menganalisa dalam bentuk
angka-angka. Pada analisis pendahuluan ini diperoleh angka-angka
dari hasil angket yang diajukan kepada responden, kemudian
memberikan penilaian dengan memberikan skor sebagai berikut :
1) Untuk alternatif jawaban a dengan skor 5
2) Untuk alternatif jawaban b dengan skor 4
3) Untuk alternatif jawaban c dengan skor 3
4) Untuk alternatif jawaban d dengan skor 2
5) Untuk alternatif jawaban e dengan skor 1.28

b. Analisis Uji Hipotesis


Analisis ini sifatnya adalah melanjutkan dari analisis
pendahuluan. Analisis ini dimaksudkan untuk menguji data tentang
pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Dalam
hal ini menggunakan rumus Regresi satu prediktor dengan skor
deviasi. Adapun untuk menganalisis data dengan tahapan sebagai
berikut :
a) Mencari hubungan antara prediktor dan kriterium melalui teknik
korelasi product moment, dengan rumus:

Keterangan:

: indeks korelasi yang dicari

: jumlah nilai deviasi X kali Y dikuadratkan

: deviasi variabel X kuadrat

: deviasi variabel Y kuadrat29


b) Uji signifikan hubungan berkonsultasi dengan tabel r
c) Mencari persamaan garis regresi dengan menggunakan rumus
regresi sederhana sebagai berikut:30

28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hal. 135.
29
Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: ANDI, 2009), hlm. 4.
30
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, hlm. 123.
Y = a + bx
Keterangan: Y = Variabel terikat
a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)
b = angka arah atau koefisien regresi, yang
menunjukkan angka peningkatan ataupun
penurunan variabel dependen yang didasarkan
pada perubahan variabel independen. Bila (+)
arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis
turun.
X = Subyek pada variabel independen yang
mempunyai nilai tertentu.

d) Analisis varian garis regresi

=
Keterangan:

: harga bilangan F untuk garis regresi

: rerata kuadrat garis regresi

: rerata kuadrat residu


Adapun ringkasan langkah-langkahnya dibawah ini dengan
menggunakan skor deviasi:
Sumber
variabel Db JK RK
Regresi 1

Residu N-2

Total N-1
e) Analisis Lanjut

Setelah memperoleh maka langkah selanjutnya adalah

membandingkan harga dengan F pada tabel baik taraf


signifikansi 5% maupun 1% dengan kemungkinan:

1) Jika lebih besar daripada 1% atau 5% maka signifikan


(hipotesis diterima)

2) Jika lebih kecil daripada 1% atau 5% maka non


signifikan (hipotesis ditolak).
DAFTAR PUSTAKA

Gymnastiar, Abdullah. 2015. 5 Disiplin Kunci Kekuatan dan Kemenangan, Bandung


: Emqies Publishing

Alim, Zezen Zainal. 2008. The Power Of Salat Dhuha. Jakarta : Quantum Media

Syadid, Muhammad. 2003. Manhaj Tarbiyah Metode Pembinaan dalam Al-Qur’an.


Jakarta : Robbani Press

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. 1996. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarat : Balai Pustaka

Firdianti, Arinda. 2018. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam


Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Yogyakarta : CV Gre Publishing

Depdikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta : Balai
Pustaka.

Abdillah, Ubaid Ibnu. Keutamaan dan Keistimewaan; Shalat Tahajud, Shalat Hajat,
Shalat Istikharah, Shalat Dhuha. Surabaya : Pustaka Media

Selamet, Syafaat. 2016. Sudah Benarkah Ibadahmu?. Bandung : Mizania

Robbins & Stephen P. 2007. Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta : Salemba

Mirdanda, Arsyi. 2018. Motivasi Berprestasi & Disiplin Peserta Didik, Pontianak :
Yudha English Gallery

Stokes, Jane. 2003. Panduan Untuk Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media
dan Budaya, Yogyakarta : PT Bentang Pustaka

Sarwono, Jonathan. 2011. Mixed Methods cara menggabung riset kuantitatif dan
riset kualitatif secara benar. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Tanzeh, Ahmad Tanzeh. 2011. Metodologi Penelitian Praktis, Yogyakarta : Teras

Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta : Rajawali Pers

Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar. 2006. Pengantar Statistika. Jakarta : PT
Bumi Aksara.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta

Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta : Kencana

Alfianika, Ninit. 2012. Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia. Sleman :


Deepublish

Suryabrata, Sumaidi. 1987. Metode Penelitian. Jakarta : Rajawali, 1987

Nasution, S. 1991. Metode Research : Penelitian Ilmiah. Bandung : Jemmars

Anda mungkin juga menyukai