Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KONSEP PERTUMBUHAN
1. Pertumbuhan Bayi
Pertumbuhan merupakan hal yang terjadi pada individu sejak dalam masa
kandungan hingga dewasa, bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Pertumbuhan
meliputi berat badan (BB), tinggi badan (TB), lingkar kepala (LK), dan lain lain.
a. Aspek Pertumbuhan Fisik pada Bayi
Perubahan Anatomis. Perubahan ini berkaitan dengan masalah
perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ
maupun individu. Perubahan bersifat kuantitatif yang diukur dalam
satuan berat (gram kilogram), satuan panjang (centimeter, meter),
umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan
nitrogen dalam tubuh).
Perubahan Fisiologis. Perubahan-perubahan fisiologis pada bayi dapat
meliputi perubahan pada sistem pernafasan, peredaran darah, sistem
pengaturan tubuh, metabolisme glukosa, gastrointestinal, dan
kekebalan tubuh, Sistem pencernaan, ginjal dan sistem persyarafan.
b. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan yang ditunjukkan sebagai konsekuensi dari
keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke tubuh dan yang diperlukan.
Keadaan gizi merupakan gambaran apa yang dikonsumsi oleh seseorang
dalam jangka waktu yang cukup lama. Karena itu, ketersediaan zat gizi di
dalam tubuh seseorang menentukan keadaan gizi apakah kurang, optimum
atau lebih. Masa bayi merupakan masa yang penting yang perlu diperhatikan
bagi orang tua yang memiliki bayi, sebab pada masa ini status gizi bayi
berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Bayi merupakan
masa keemasan karena jika bayi mengalami kurang gizi maka akan
menganggu pertumbuhan dan perkembangannya, biasanya bayi yang kurang
gizi cenderung lebih kurus dan pendek dari pada bayi lain yang gizinya
normal. Selain itu kurang gizi dapat menganggu perkembangan kognitifnya.
Bayi akan lamban dalam berfikir dan memahami sesuatu.
KONSEP PERKEMBANGAN
1. Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan
sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel - sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing - masing dapat memenuhi fungsinya,
termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tinggkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya.
2. Ciri-Ciri Perkembangan
a. Perkembangan Menimbulkan Perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan
disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada
seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
b. Perkembangan dan Pertumbuhan Pada Tahap Awal Menentukan Perkembangan
Selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa
berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak
terhambat.
c. Perkembangan dan Pertumbuhan Mempunyai Kecepatan Yang Berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-
beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan
perkembangan pada masing-masing anak.
d. Perkembangan Berkorelasi Dengan Pertumbuhan,
Pada perkembangan terjadi peningkatan mental, memori,daya nalar, asosiasi dan
lain-lain. Pada pertumbuhan akan bertambah umur, bertambah berat dan tinggi
badannya serta bertambah kepandaiannya.
e. Perkembangan Memiliki Pola Yang Tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu :
Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke
arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan
gerak halus (pola proksimodistal).
f. Perkembangan Memiliki Tahap Yang Berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-
tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu
membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri
sebelum berjalan dan sebagainya
3. Perkembangan pertahapan usia yang harus dicapai anak
Usia 0-3 Bulan
1. Mengangkat kepala setinggi 45°
2. Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.
3. Melihat dan menatap wajah anda.
4. Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.
5. Suka tertawa keras
6. Beraksi terkejut terhadap suara keras
7. Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.
8. Mengenal ibu dengan penglihatan penciuman, pendengaran, kontak.
Usia 3-6 Bulan
1. Berbalik dari telungkup ke terlentang.
2. Mengangkat kepala setinggi 90°
3. Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
4. Menggenggam pensil.
5. Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
6. Memegang tangannya sendiri.
7. Berusaha memperluas pandangan.
8. Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.
9. Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.
10. Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri.
Usia 6-9 Bulan
1. Duduk (sikap tripoid - sendiri)
2. Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.
3. Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang.
4. Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain.
5. Memungut 2 benda, masing-masing lengan pegang 1 benda
pada saat yang bersamaan.
6. Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.
7. Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata.
8. Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.
9. Bermain tepuk tangan/ciluk baa.
10. Bergembira dengan melempar benda.
Usia 9-12 Bulan
1. Mengangkat benda ke posisi berdiri.
2. Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi.
3. Dapat berjalan dengan dituntun.
4. Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang
diinginkan.
5. Mengenggam erat pensil.
6. Memasukkan benda ke mulut.
7. Mengulang menirukan bunyi yang didengarkan.
8. Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti.
9. Mengeksplorasi sekitar, ingin tau, ingin menyentuh apa
saja.
10. Beraksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.
11. Senang diajak bermain “CILUK BAA”.
12. Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenali.
SENAM BAYI (BABY GYM)
Gerakan 1
a. Bayi terlentang, posisi ibu di depan bayi. Bantu bayi untuk duduk
dengan cara menarik satu tangan. Biarkan tangan yang lain
menumpu berat badan di samping. Tangan ibu yang lain menahan
panggul pada sisi yang sama dengan tangan bayi yang menumpu.
b. Genggam kedua pergelangan tangan bayi dan lakukan tarikan
ringan. Bayi akan menarik badannya ke arah duduk.
Gerakan 2
1 2
Posisi awal : Ibu tidur dengan kedua lutut ditekuk.
a. Dudukkan bayi di atas perut ibu dengan punggung menyandar ke
paha ibu. Pelan-pelan, luruskan kaki ibu bayi akan berusaha
mempertahankan posisi duduknya. Selanjutnya, biarkan bayi
kembali merebahkan badannya sampai tidur terlentang.
b. Ibu duduk tegak lurus, lalu tidurkan bayi diatas paha ibu. Perlahan-
lahan, rebahkan badan ibu dan tarik kedua lengan bayi ke arah
duduk.
Gerakan 3
Posisi awal : Ibu setengah berlutut.
1 2
5 6
a. Bayi tengkurap, ibu berada di belakang bayi. Tarik panggul bayi
ke posisi merangkak.
b. Sangga dada bayi dengan bantal dan kedua tangan bayi
menumpu lurus di depan badan dalam posisi merangkak. Secara
perlahan, angkat kedua tungkai lurus ke atas. Pertahankan posisi
ini beberapa detik.
c. Posisi yang sama dengan gerakan no.2, dorong kedua tungkai
bayi ke depan dan bayi akan memajukan tangannya ke depan
(merangkak).
d. Posisi bayi merangkak dengan memegang kursi kecil. Tarik
panggul bayi secara perlahan ke arah duduk.
e. Pertahankan posisi merangkak selama20-30 detik, lalu pegang
panggul bayi dan tarik ke belakang, lalu kembali ke depan
(onggong-onggong).
f. Posisi bayi merangkak, bantu bayi mendorong kakinya secara
bergantian dengan cara memberikan tekanan-tekanan pada
telapak kaki anak.
Gerakan 5
3
a. Bayi berlutut di depan meja kecil (guling kecil). Pegang panggul
bayi, lalu tarik ke arah duduk dan dorong kembali ke arah
berlutut.
b. Bayi duduk berlutut, pegang lengan bayi di bagian bawah dan
dorong anak untuk tegak.
c. Jika berlututnya sudah bagus, pegang panggul bayi, lalu
miringkan ke satu sisi sampai bayi menarik kakinya ke depan dan
mencoba berdiri.
Gerakan 6
a. Bayi duduk dengan kaki menapak pada lantai. Bantu bayi berdiri
dengan cara menyangga lengan bawah bayi.
b. Pertahankan posisi berdiri dengan berpegangan pada tangan ibu
selama 1-5 menit.
c. Bayi duduk dari posisi berdiri dan pegang bayi di lengan atau
panggul.
Gerakan 7
Bayi berdiri, lalu pegang tungkai bawah sementara minta bayi untuk
mengambil mainan di bawah.
Gerakan 9