Anda di halaman 1dari 5

UAS EKONOMI PERTANIAN

NAMA : FAUZAN MUQSITH ATHORIQ


NIM : 711421244
ROMBEL : EP D 2021

1. Peningkatan daya saing komoditas pertanian sebagai salah satu agenda penting dalam
lima tahun ke depan dinilai kontekstual dan memiliki justifikasi yang kuat.
• Dominasi peran sektor pertanian dalam struktur kesempatan kerja, peningkatan
kesejahteraan masyarakat, dan pengentasan kemiskinan
• Potensi sumber daya alam dan pengem-bangan teknologi dalam peningkatan pro-
duktivitas dan efisiensi usahatani.
• Tantangan globalisasi ekonomi yang menun-tut kemampuan daya saing di pasar
domestik dan ekspor.
• Komitmen pemerintah dalam pembangunan pertanian dengan sasaran
pertumbuhan berkualitas (growth and equity) secara nasional.
Sedangkan rendahnya tingkat pendidikan dan minimnya pelatihan penggunaan
teknologi modern merupakan faktor utama sektor pertanian masih bersifat tradisional.
Karena mayoritas para petani di indonesia itu usia nya sudah 40 Tahun ke atas dan
tamatan pendidikan nya rata rata hanya tamatan SMP, Akan tetapi Presiden Jokowi
telah menandatangani UU SISNAS IPTEK pada tanggal 13 Agustus 2019, disertai
pula dengan terbentuknya Kementerian Riset/Badan Riset dan Inovasi Nasional
(BRIN). Pembentukan BRIN bertujuan untuk memperkuat koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan dan program penelitian nasional, termasuk pertanian. Dengan
ini para pertanian diberikan pembelajaran tentang teknologi pemnegenai pertanian
agar komoditas para pertanian di permudah dengan adanya IPTEK ini namun ada
beberapa postif dan negatif IPTEK di pergunakan di sektor pertanian ini
Dalam hal positif iptek di pergunakan sektor pertanian
1. Mempermudah Kerja Petani
2. Berbagai Aplikasi Penjualan Online Produk untuk Petani Muncul
3. Berbagai Riset Dilakukan untuk Meningkatkan Kualitas Pertanian
4. Produktivitas Hasil Pertanian akan Meningkat
5. Dapat Menemukan Bibit yang Berkualitas
Dalam hal negatifnya iptek di pergunakan di sektor pertanian
1. Akan Berkurangnya Jumlah Tenaga Petani yang Bekerja
2. Penggunaan Pupuk Kimia dan Obat-obatan Membunuh Makhluk Hidup
3. Akan Hilangnya Generasi Petani
4. Akan Membuat Petani Mengalami Ketergantungan
5. Banyak Lahan Petani Dijual untuk Bangun Pabrik
Yang harus kita garis bawahi yaitu sisi negatif iptek ini dapat akan berkurangnya lapangan
pekerjaan untuk petani karena para petani sebagian besar keahliannya akan di gantikan oleh
mesin ataupun robot, yang akan menimbulkan juga banyaknya pengganguran yang semakin
meningkat lantas solusinya bagaimana.
SOLUSINYA
1. Mendukung inovasi teknologi pertanian
Perkembangan teknologi canggih juga berdampak pada bidang pertanian. Proses
bertani secara luas sudah melibatkan beragam peralatan modern, berteknologi
canggih, serta berbasis komputerisasi. Kaum muda yang tidak gagap teknologi
(gaptek) akan menyukai apa saja yang berbau komputerisasi, teknologi internet, dan
gadget, pemerintah harus mendukung beragam penemuan dan inovasi di bidang
pertanian. Dengan begitu, banyak anak muda yang mungkin masih duduk di bangku
SMA atau sudah kuliah tertarik untuk menekuninya. Sebagai contoh, metode indoor
farming atau bertani di dalam rumah, seperti hidroponik, aquaponik, dll. Teknis
bercocok tanamnya bisa melibatkan software atau program komputer yang bisa
diaplikasikan di gadget.

2. Rutin mengadakan pendidikan dan pelatihan


Mengadakan pendidikan dan pelatihan di bidang pertanian yang khususnya menyasar
siswa SMA/sederajat, mahasiswa semua fakultas/jurusan, dan masyarakat pada
umumnya. Tujuan diselenggarakan kegiatan tersebut adalah untuk menarik minat
banyak orang terutama kaum milenial agar mau menekuni bidang pertanian.
Tentu saja kegiatannya dibuat semenarik mungkin, melibatkan teknologi canggih,
santai, kerja nyata, aktif, dan ada tantangan tersendiri. Hal itu yang membuat generasi
milenial tertarik dan mau ikut.

3. Regenerasi petani yang harus terus di gencatkan


Karena dengan data yang ada sekarang petani indonesia itu umurnya rata rata si atas
angka 40 tahun, makanya perlunya regenerasi yang terus di gencatkan oleh
pemerintah, agar para kaum milenial sekarang bisa melihat pentingnya tatanan
pertanian di indonesia, dan di harapkan dengan banyak nya kaum milenial yang ingin
turjun dalam sektor pertanian akan lebih mudah mensosialisasikan teknologi yang ada
dalam sektor pertanian karena pasti kaum milenial akan lebih mudah untuk belajar
tengtang teknologi tentang pertanian.

2. Ada beberapa pemain utama yang memiliki kepentingan dalam manajemen rantai
pasok pertanian, yaitu petani/pemasok (supplier), agroindustri (pengolah), distributor,
konsumen/pelanggan (Van der Vorst dalam Setiawan, 2009). Menurut Indrajit dan
Djokopranoto (2002), hubungan organisasi dalam rantai pasok.

a. Rantai 1 adalah Supplier, merupakan sumber penyedia bahan pertama, mata rantai
penyaluran barang akan dimulai.
b. Rantai 1-2 adalah Supplier Manufacturer. Manufaktur yang melakukan pekerjaan
membuat, mempabrikasi, merangkai, merakit, mengonversikan, ataupun
menyelesaikan barang.
c. Rantai 1-2-3 adalah Supplier Manufacturer Distributor. Barang yang sudah jadi
dari manufaktur disalurkan kepada pelanggan.
d. Rantai 1-2-3-4 adalah Supplier Manufacturer Distributor Retail. Pedagang besar
biasanya mempunyai fasilitas gedung sendiri, atau dapat menyewa dari pabrik
lain.
e. Rantai 1-2-3-4-5 adalah Supplier Manufacturer Distributor Retail
Pelanggan. Pengecer menawarkan barangnya kepada pelanggan, atau pembeli.

3. Kelembagaan usahatani memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas dan


meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku usahatani. Dalam hal ini lembaga
dapat memiliki struktur yang tegas dan formal, dan lembaga dapat menjalankan satu
fungsi kelembagaan atau lebih. Kelembagaan pertanian memiliki delapan jenis
kelembagaan, yaitu
1) kelembagaan penyedia input,
2) kelembagaan penyedia modal,
3) kelembagaan penyedia tenaga kerja,
4) kelembagaan penyedia lahan dan air,
5) kelembagaan usaha tani,
6) kelembagaan pengolah hasil usaha tani,
7) kelembagaan pemasaran,
8) kelembagaan penyedia informasi

Contoh kasus peran kelembagaan tani yaitu


Di Kabupaten Tasikmalaya, sebagai sentra produksi manggis yang pada akhirnya
akan meningkatkan daya saing bangsa dalam pasar internasional. Peran kelembagaaan
pertanian sangat penting dalam menunjang kesejahteraan petani khususnya petani
manggis ditengah arus globalisasi ekonomi karena manggis merupakan salah satu
komoditas eksport unggulan dari negara Indonesia. pengusahaan tanaman manggis
terkonsentrasi di tujuh kecamatan, yaitu Puspahiang, Salawu, Sodonghilir,
Tanjungjaya, Jatiwaras, Mangunreja, dan Sukaraja. Potensi lahan terbesar untuk
tanaman manggis terdapat di Kecamatan Sodonghilir, namun areal terluas saat ini
berada di Kecamatan Puspahiang. Dari data tersebut tampak bahwa lahan potensial
untuk pengembangan tanaman manggis di kecamatan sentra produksi sekitar 10851
ha. Lahan yang telah diusahakan baru mencapai 1659 ha sehingga masih ada sisa
areal potensial seluas 9192 ha. Pentingnya kelembagaan petani ini akan sangat di
rasakan oleh para petani jika peran kelembagaan dan pemerintahnya juga terus
mendorong dan memberikan arahan kepada para petaninya.

4. Peran modal dan investasi dalam sektor pertanian ini adalah hal yang sangat penting
dan mutlak, karena tanpa adanya itu peranan pertanian akan sangat tida berpengaruh
karena tida adanya modal dan investasi, akan tetapi pemanfaatan modal dan investasi
dalam sektor pertanian ini harus sangat di manfaatkan dengan benar dan dengan
seefesien mungkin, Pemanfaatan potensi di bidang pertanian memang belum
maksimal, namun seharusnya hal tersebut membuat lebih banyak orang mulai
melakukan investasi pertanian. Meskipun belum dimanfaatkan dengan optimal,
investasi pertanian membawa banyak keuntungan. Pemanfaatan potensi di bidang
pertanian memang belum maksimal, namun seharusnya hal tersebut membuat lebih
banyak orang mulai melakukan investasi pertanian. Meskipun belum dimanfaatkan
dengan optimal, investasi pertanian membawa banyak keuntungan.
Faktor hambatan lainnya adalah birokrasi. Birokrasi investasi sektor pertanian
dianggap tidak ramah investor, prosedurnya berbelit – belit, tidak transparan, dan
tennggang waktu pengurusan ijin tidak pasti sehingga menimbulkan pengeluaran yang
tinggi. Pelaksanaan regulasi investasi sektor pertanian belum ramah investor, sehingga
menghambat kegiatan investasi. Pemerintah sudah merespon mengenai urgensi
kebijakan melalui dregulasi kebijakan, namun masih diperlukan penyesuaian para
peratura dan teknis untukmengatasi rumitnya proses dan perijinan investasi,
konsistensi, dan ttransoaransi birokrasi investasi. Pemerintah menciba menyerhanakan
persyaratan untuk prosesdan ijin investasi untuk dilakukan secara efektif. Hal tersebut
dilakukan untuk meningkatkan kegiatan investasi disektor pertanian.
5. Secara keilmuan makroekonomi, ilmuwan mengonfirmasikan bahwa alam
sesungguhnya merupakan modal terbesar dalam aktivitas ekonomi kita. Modal alam
(natural capital) memberikan kontribusi nilai lebih besar daripada PDB yang
dihasilkan manusia dalam aktivitas ekonominya.
Permasalahan para petani dan solusi yang harus di lakukan :

1. Tingginya harga pupuk bagi petani.


Ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik seringkali menimbulkan
masalah. Kelangkaan ketersediaan pupuk subsidi dan kenaikan harga pupuk
nonsubsidi telah memukul petani. Agar ketergantungan itu tidak semakin akut,
petani perlu menggunakan pupuk alami atau pupuk organik. angkah pertama
mengatasi krisis pupuk adalah memaksimalkan hasil utama panen padi, yaitu
gabah. Dijelaskannya, dari sembilan ton padi per hektare yang terpanen, ada
sekitar enam ton jerami yang bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi pupuk
kompos. perlu diadakan program reusing atau pemanfaatan kembali sampah
perkotaan untuk diolah menjadi pupuk. Pada dasarnya, setiap orang memproduksi
1-2 kg sampah per hari.

2. Regenirasi petani
Upaya dan Tantangan Regenerasi Petani Indonesia. Data dari Badan Pusat
Statistik tahun 2020 menunjukkan bahwa 64,50 juta penduduk Indonesia berada
dalam kelompok umur pemuda. Namun, persentase pemuda yang bekerja di sektor
pertanian hanya 21% dibanding dengan sektor manufaktur sebanyak 24% dan
sektor jasa sebanyak 55%. Dengan ini sudah sangat mengkhawatirkan justru
haruslah kaum muda yang makin tertarik untuk meneruskan pertanian ini, bukan
harus terus bergantung dengan peran petani yang sudah lanjut usia kita sebagai
generasi muda harus meneruskannya, buang persepsi tentang petani itu hitam
petani itu cape, sekarang adanya teknologi pertanian dan banyak inovasi terkait
pertanian yang bisa saja kita gunakan dan manfaatkan untuk menunjang dan
mempermudah kerja petani itu sendiri.

3. Modal bagi petani


Kesulitan yang juga sering menimpa petani adalah mencari modal. Usaha tani
yang tidak bisa memberikan kepastian, yakni bergantung pada alam,
menyebabkan pemberi kredit enggan mengeluarkan uang kepada wirausahawan di
bidang pertanian. Lembaga keuangan baik bank maupun non-bank, sebaiknya
tidak mempersulit dalam peminjaman kredit hanya karena menganggap sektor
pertanian belum berorientasi skala industri, resiko gagalnya panen, dan biaya
produksi yang semakin meningkat. Pihak perbankan bisa memberi pinjaman
kredit kepada petani dengan syarat yang sesuai kemampuan petani. Selain itu
Subsidi pertanian sebaiknya digunakan dengan sebaik-baiknya, mengingat subsidi
yang diberikan tidak terlalu banyak. Subsidi disalurkan kepada petani kecil yang
benar-benar membutuhkan. Subsidi yang didapat harus dimanfaatkan dengan baik,
sehingga bersifat produktif.

Anda mungkin juga menyukai