1. Peningkatan daya saing komoditas pertanian sebagai salah satu agenda penting dalam
lima tahun ke depan dinilai kontekstual dan memiliki justifikasi yang kuat.
• Dominasi peran sektor pertanian dalam struktur kesempatan kerja, peningkatan
kesejahteraan masyarakat, dan pengentasan kemiskinan
• Potensi sumber daya alam dan pengem-bangan teknologi dalam peningkatan pro-
duktivitas dan efisiensi usahatani.
• Tantangan globalisasi ekonomi yang menun-tut kemampuan daya saing di pasar
domestik dan ekspor.
• Komitmen pemerintah dalam pembangunan pertanian dengan sasaran
pertumbuhan berkualitas (growth and equity) secara nasional.
Sedangkan rendahnya tingkat pendidikan dan minimnya pelatihan penggunaan
teknologi modern merupakan faktor utama sektor pertanian masih bersifat tradisional.
Karena mayoritas para petani di indonesia itu usia nya sudah 40 Tahun ke atas dan
tamatan pendidikan nya rata rata hanya tamatan SMP, Akan tetapi Presiden Jokowi
telah menandatangani UU SISNAS IPTEK pada tanggal 13 Agustus 2019, disertai
pula dengan terbentuknya Kementerian Riset/Badan Riset dan Inovasi Nasional
(BRIN). Pembentukan BRIN bertujuan untuk memperkuat koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan dan program penelitian nasional, termasuk pertanian. Dengan
ini para pertanian diberikan pembelajaran tentang teknologi pemnegenai pertanian
agar komoditas para pertanian di permudah dengan adanya IPTEK ini namun ada
beberapa postif dan negatif IPTEK di pergunakan di sektor pertanian ini
Dalam hal positif iptek di pergunakan sektor pertanian
1. Mempermudah Kerja Petani
2. Berbagai Aplikasi Penjualan Online Produk untuk Petani Muncul
3. Berbagai Riset Dilakukan untuk Meningkatkan Kualitas Pertanian
4. Produktivitas Hasil Pertanian akan Meningkat
5. Dapat Menemukan Bibit yang Berkualitas
Dalam hal negatifnya iptek di pergunakan di sektor pertanian
1. Akan Berkurangnya Jumlah Tenaga Petani yang Bekerja
2. Penggunaan Pupuk Kimia dan Obat-obatan Membunuh Makhluk Hidup
3. Akan Hilangnya Generasi Petani
4. Akan Membuat Petani Mengalami Ketergantungan
5. Banyak Lahan Petani Dijual untuk Bangun Pabrik
Yang harus kita garis bawahi yaitu sisi negatif iptek ini dapat akan berkurangnya lapangan
pekerjaan untuk petani karena para petani sebagian besar keahliannya akan di gantikan oleh
mesin ataupun robot, yang akan menimbulkan juga banyaknya pengganguran yang semakin
meningkat lantas solusinya bagaimana.
SOLUSINYA
1. Mendukung inovasi teknologi pertanian
Perkembangan teknologi canggih juga berdampak pada bidang pertanian. Proses
bertani secara luas sudah melibatkan beragam peralatan modern, berteknologi
canggih, serta berbasis komputerisasi. Kaum muda yang tidak gagap teknologi
(gaptek) akan menyukai apa saja yang berbau komputerisasi, teknologi internet, dan
gadget, pemerintah harus mendukung beragam penemuan dan inovasi di bidang
pertanian. Dengan begitu, banyak anak muda yang mungkin masih duduk di bangku
SMA atau sudah kuliah tertarik untuk menekuninya. Sebagai contoh, metode indoor
farming atau bertani di dalam rumah, seperti hidroponik, aquaponik, dll. Teknis
bercocok tanamnya bisa melibatkan software atau program komputer yang bisa
diaplikasikan di gadget.
2. Ada beberapa pemain utama yang memiliki kepentingan dalam manajemen rantai
pasok pertanian, yaitu petani/pemasok (supplier), agroindustri (pengolah), distributor,
konsumen/pelanggan (Van der Vorst dalam Setiawan, 2009). Menurut Indrajit dan
Djokopranoto (2002), hubungan organisasi dalam rantai pasok.
a. Rantai 1 adalah Supplier, merupakan sumber penyedia bahan pertama, mata rantai
penyaluran barang akan dimulai.
b. Rantai 1-2 adalah Supplier Manufacturer. Manufaktur yang melakukan pekerjaan
membuat, mempabrikasi, merangkai, merakit, mengonversikan, ataupun
menyelesaikan barang.
c. Rantai 1-2-3 adalah Supplier Manufacturer Distributor. Barang yang sudah jadi
dari manufaktur disalurkan kepada pelanggan.
d. Rantai 1-2-3-4 adalah Supplier Manufacturer Distributor Retail. Pedagang besar
biasanya mempunyai fasilitas gedung sendiri, atau dapat menyewa dari pabrik
lain.
e. Rantai 1-2-3-4-5 adalah Supplier Manufacturer Distributor Retail
Pelanggan. Pengecer menawarkan barangnya kepada pelanggan, atau pembeli.
4. Peran modal dan investasi dalam sektor pertanian ini adalah hal yang sangat penting
dan mutlak, karena tanpa adanya itu peranan pertanian akan sangat tida berpengaruh
karena tida adanya modal dan investasi, akan tetapi pemanfaatan modal dan investasi
dalam sektor pertanian ini harus sangat di manfaatkan dengan benar dan dengan
seefesien mungkin, Pemanfaatan potensi di bidang pertanian memang belum
maksimal, namun seharusnya hal tersebut membuat lebih banyak orang mulai
melakukan investasi pertanian. Meskipun belum dimanfaatkan dengan optimal,
investasi pertanian membawa banyak keuntungan. Pemanfaatan potensi di bidang
pertanian memang belum maksimal, namun seharusnya hal tersebut membuat lebih
banyak orang mulai melakukan investasi pertanian. Meskipun belum dimanfaatkan
dengan optimal, investasi pertanian membawa banyak keuntungan.
Faktor hambatan lainnya adalah birokrasi. Birokrasi investasi sektor pertanian
dianggap tidak ramah investor, prosedurnya berbelit – belit, tidak transparan, dan
tennggang waktu pengurusan ijin tidak pasti sehingga menimbulkan pengeluaran yang
tinggi. Pelaksanaan regulasi investasi sektor pertanian belum ramah investor, sehingga
menghambat kegiatan investasi. Pemerintah sudah merespon mengenai urgensi
kebijakan melalui dregulasi kebijakan, namun masih diperlukan penyesuaian para
peratura dan teknis untukmengatasi rumitnya proses dan perijinan investasi,
konsistensi, dan ttransoaransi birokrasi investasi. Pemerintah menciba menyerhanakan
persyaratan untuk prosesdan ijin investasi untuk dilakukan secara efektif. Hal tersebut
dilakukan untuk meningkatkan kegiatan investasi disektor pertanian.
5. Secara keilmuan makroekonomi, ilmuwan mengonfirmasikan bahwa alam
sesungguhnya merupakan modal terbesar dalam aktivitas ekonomi kita. Modal alam
(natural capital) memberikan kontribusi nilai lebih besar daripada PDB yang
dihasilkan manusia dalam aktivitas ekonominya.
Permasalahan para petani dan solusi yang harus di lakukan :
2. Regenirasi petani
Upaya dan Tantangan Regenerasi Petani Indonesia. Data dari Badan Pusat
Statistik tahun 2020 menunjukkan bahwa 64,50 juta penduduk Indonesia berada
dalam kelompok umur pemuda. Namun, persentase pemuda yang bekerja di sektor
pertanian hanya 21% dibanding dengan sektor manufaktur sebanyak 24% dan
sektor jasa sebanyak 55%. Dengan ini sudah sangat mengkhawatirkan justru
haruslah kaum muda yang makin tertarik untuk meneruskan pertanian ini, bukan
harus terus bergantung dengan peran petani yang sudah lanjut usia kita sebagai
generasi muda harus meneruskannya, buang persepsi tentang petani itu hitam
petani itu cape, sekarang adanya teknologi pertanian dan banyak inovasi terkait
pertanian yang bisa saja kita gunakan dan manfaatkan untuk menunjang dan
mempermudah kerja petani itu sendiri.