Anda di halaman 1dari 18

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2021/2022

di kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten

Karangasem.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

merupakan penelitian yang dilakukan melalui refleksi diri oleh orang yang terlibat

didalamnya dan dilakukan dalam situasi sosial termasuk pendidikan, serta bertujuan

untuk memperbaiki berbagai aspek. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau

dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Penelitian tindakan kelas ini

diawali oleh munculnya kesadaran pada diri guru, bahwa praktik mengajar yang

dilakukanya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan.

Penelitian ini dilakukan di dalam kelas melalui refleksi diri, dan bertujuan untuk

memperbaiki pembelajaran. Perbaikan ini dilakukan secara terus menerus, sehingga

dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola, yaitu: perencanaan-

pelaksanaan-observasi-refleksi-revisi (Wardhani & Wihardit, 2014:1.7).


32

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah 10 orang siswa kelas V semester genap tahun

pelajaran 2021/2022 di Sekolah Dasar Negeri 4 Rendang, Kecamatan Rendang,

Kabupaten Karangasem. Objek yang menjadi fokus penelitian ini adalah keaktifan

belajar dan hasil belajar Tema 7 muatan pelajaran IPA pada siswa tersebut, setelah

dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

berbantuan WhatsApp Grup.

3.4 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar

dengan melakukan refleksi serta perbaikan pada tiap siklus penelitian sehingga

menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Perbaikan kualitas proses dan

hasil belajar dalam penelitian ini akan dilakukan pada Tema 7.

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri atas empat

tahapan yaitu: a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) observasi/evaluasi, dan d)

refleksi. Rancangan penelitian menurut Arikunto (2015) yang telah dimodifikasi,

dapat digambarkan seperti bagan berikut.

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Observasi/Evaluasi

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Observasi/Evaluasi
33

Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas

3.4.1 Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan, maka ditetapkan

alternatif tindakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan penerapan

Model Project Based Learning berbantuan WhatsApp Grup. Penerapan model

tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Tema 7 pada siswa kelas V

SD Negeri 4 Rendang Tahun Pelajaran 2021/2022. Hal-hal yang perlu dipersiapkan

dalam tahap ini adalah sebagai berikut.

a. Melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah SD Negeri 4 Rendang untuk

melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas di sekolah tersebut.

b. Mempersiapkan materi mata pelajaran Tema 7 sesuai pokok bahasan yang

disesuaikan dengan pedoman kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

c. Menyusun RPP sesuai dengan materi yang telah ditetapkan dengan model

pembelajaran Problem Based Learning berbantuan WhatsApp Grup.

d. Berdiskusi dengan guru kelas V tentang penerapan model Problem Based

Learning berbantuan WhatsApp Grup dalam pembelajaran di kelas.

e. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses

pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini.

f. Mempersiapkan instrumen evaluasi, berupa: lembar evaluasi dan tes akhir

siklus dalam bentuk pilihan ganda beserta kunci jawabannya.

g. Sosialisasi pembelajaran pada guru dan siswa untuk penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning berbantuan WhatsApp Grup serta

pembentukan kelompok.
34

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan yang merupakan

pelaksanaan/penerapan dari isi rancangan, yaitu berupa yan tindakan yang

dilakukan di kelas. Pelaksanaan tindakan akan dilaksanakan oleh peneliti dan

berkolanorasi dengan guru kelas. Tahap pelaksanaan tindakan siklus I ini akan

dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Pada setiap pertemuan guru ataupun peneliti

akan mengisi lembar observasi keaktifan siswa. Berikut adalah langkah-langkah

dalam pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu sebagai berikut.

a. Menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan

WhatsApp Grup dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA

siswa.

b. Guru melakukan kegiatan apersepsi sesuai materi ajar.

c. Guru menyampaikan cakupan materi yang akan diajarkan.

d. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dan tujuan

pembelajaran.

e. Guru menyiapkan media berupa gambar komik.

f. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dibahas, kemudian

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari materi

tersebut.

g. Setelah siswa selesai mempelajari tentang materi tersebut, selanjutnya guru

akan menunjukan gambar-gambar komik untuk diamati oleh siswa.

h. Guru menunjuk siswa untuk mengurutkan gambar-gambar komik tersebut

menjadi urutan yang logis.


35

i. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan

urutan gambar komik.

j. Guru memberikan tuntunan kepada siswa dalam berdiskusi untuk

menemukan jalan cerita sesuai dengan tuntutan KD dan indikator yang ingin

dicapai. Disini guru memberikan peran sebanyak-banyaknya kepada siswa

untuk berdiskusi agar diskusi semakin menarik.

k. Guru mengembangkan dan menanamkan konsep materi sesuai dengan

kompetensi yang ingin dicapai. Guru juga harus memberikan penekanan-

penekanan tentang kompetensi yang ingin dicapai. Hal ini dapat dilakukan

dengan meminta siswa mengulangi, menuliskan, atau dengan hal yang

lainnya.

l. Siswa dibantu oleh guru merangkum/menyimpulkan materi yang telah

dipelajari, apabila siswa belum mengerti dengan hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam mengamati gambar komik tersebut, guru dapat

memberikan penguatan kembali tentang gambar komik tersebut.

m. Guru melakukan tes evaluasi pada akhir pembelajaran.

c. Observasi/Evaluasi

Gambaran tentang pengelolaan kelas dan kekurangan yang mungkin terjadi

saat pembelajaran berlangsung diperoleh melalui observasi. Hasil obseravasi

diperlukan sebagai acuan dalam melakukan perbaikan pada pembelajaran

selanjutnya. Observasi akan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung

sampai pembelajaran berakhir. Dalam tahap ini, observasi dilakukan dengan

mengamati jalannya proses pembelajaran serta menilai keaktifan siswa dengan

menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Observasi dilaksanakan


36

dengan mencatat kendala-kendala dan masalah-masalah yang dialami pada saat

proses pembelajaran berlangsung. Hasil dari kegiatan observasi ini merupakan

dasar dilakukannya refleksi, sehingga observasi yang dilakukan harus menceritakan

keadaan sesungguhnya. Kemudian, mengevaluasi kendala-kendala yang ditemukan

selama tindakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

Selanjutnya pada akhir siklus akan dilakukan evaluasi tes hasil belajar

berbentuk tes pilihan ganda sesuai dengan materi yang telah dibelajarkan, hal ini

dilakukan untuk mengetahui hasil belajar serta pemahaman materi pembelajaran

oleh siswa setelah melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

berbantuan WhatsApp Grup.

d. Refleksi

Refleksi ini dilakukan untuk mengkaji hasil tindakan siklus I mengenai hasil

belajar IPA. Refleksi merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat pada

saat dilakukannya observasi dan evaluasi pada siklus I. Pada tahap refleksi ini akan

diketahui apakah tujuan penelitian telah tercapai atau belum. Hasil refleksi ini akan

menentukan penelitian harus dilanjutkan ke siklus berikutnya, atau tidak perlu

dilanjutkan ke siklus berikutnya.

3.4.2 Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan siklus II langkah-langkah yang dilakukan hampir

sama dengan langkah-langkah pada tahap perencanaan siklus I. Penambahan pada

tahap ini adalah berupa sosialisasi model pembelajaran yang lebih mendalam baik
37

kepada siswa maupun guru. Berikut merupakan langkah-langkah yang dilakukan

yaitu.

a. Melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah SD Negeri 4 Rendanguntuk

melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas untuk siklus II di sekolah tersebut.

b. Mempersiapkan materi mata pelajaran IPA sesuai pokok bahasan yang

disesuaikan dengan pedoman kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

bersama guru kelas V SD Negeri 4 Rendang.

c. Menyusun RPP sesuai dengan materi yang telah ditetapkan dengan model

pembelajaran Problem Based Learning berbantuan WhatsApp Grup.

d. Berdiskusi dengan guru kelas V tentang penerapan model Problem Based

Learning dalam pembelajaran di kelas.

e. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses

pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini.

f. Mempersiapkan instrumen evaluasi, berupa: lembar evaluasi dan tes akhir

siklus dalam bentuk pilihan ganda beserta kunci jawabannya.

g. Sosialisasi pembelajaran pada guru dan siswa untuk penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning berbantuan WhatsApp Grup serta

pembentukan kelompok.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pada pelaksanaan tindakan siklus II, ada beberapa penambahan tindakan

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Berikut adalah langkah-langkah dalam

pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:


38

a. Menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan

WhatsApp Grup dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA

siswa.

b. Siswa diberikan penjelasan tentang proses pembelajaran yang akan

diterapkan, sehingga siswa siap dan mengerti bagaimana Problem Based

Learning.

c. Siswa diberikan penjelasan tentang nilai kedisiplinan yang dapat mereka

peroleh ketika melaksanakan pembelajaran. Guru akan lebih transparan

dalam memberikan nilai kedisiplinan ini kepada siswa, sehingga siswa akan

lebih termotVasi dalam meningkatkan kedisiplinan mereka saat kegiatan

pembelajaran berlangsung.

d. Siswa diberikan motVasi oleh guru agar rasa percaya diri dan keberanian

mereka akan meningkat dalam mengemukakan ide, bertanya kepada guru,

dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

e. Guru melakukan kegiatan apersepsi sesuai materi ajar.

f. Guru menyampaikan cakupan materi yang akan diajarkan.

g. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dan tujuan

pembelajaran.

h. Guru menyiapkan media berupa gambar komik.

i. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dibahas, kemudian

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari materi

tersebut.

j. Setelah siswa selesai mempelajari tentang materi tersebut, selanjutnya guru

akan menunjukan gambar-gambar komik untuk diamati oleh siswa.


39

k. Guru menunjuk siswa untuk mengurutkan gambar-gambar komik tersebut

menjadi urutan yang logis.

l. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan

urutan gambar komik.

m. Guru memberikan tuntunan kepada siswa dalam berdiskusi untuk

menemukan jalan cerita sesuai dengan tuntutan KD dan indikator yang ingin

dicapai. Disini guru memberikan peran sebanyak-banyaknya kepada siswa

untuk berdiskusi agar diskusi semakin menarik.

n. Guru mengembangkan dan menanamkan konsep materi sesuai dengan

kompetensi yang ingin dicapai. Guru juga harus memberikan penekanan-

penekanan tentang kompetensi yang ingin dicapai. Hal ini dapat dilakukan

dengan meminta siswa mengulangi, menuliskan, atau dengan hal yang

lainnya.

o. Siswa diberikan bimbingan dalam menyimpulkan dengan memberikan

pertanyaan arahan. Hal ini dilakukan samapai siswa mampu menyimpulkan

sendiri konsep yang telah dipelajari. Siswa dibantu oleh guru

merangkum/menyimpulkan materi yang telah dipelajari, apabila siswa belum

mengerti dengan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengamati gambar

komik tersebut, guru dapat memberikan penguatan kembali tentang gambar

komik tersebut.

p. Guru melakukan tes evaluasi pada akhir pembelajaran.


40

c. Observasi/Evaluasi

Observasi pada siklus II akan dilakukan pada saat proses pembelajaran

berlangsung sampai pembelajaran tersebut berakhir.. Observasi ini dilakukan oleh

guru kelas V ataupun peneliti saat pembelajaran berlangsung. Dalam tahap ini,

observasi dilakukan dengan mengamati jalannya proses pembelajaran serta menilai

keaktifan siswa dengan menggunakan lembar observasi. Hasil dari kegiatan

observasi ini merupakan dasar dilakukannya refleksi pada siklus II.

Selanjutnya pada akhir siklus II akan dilakukan evaluasi tes hasil belajar

berbentuk tes pilihan ganda sesuai dengan materi yang telah dibelajarkan, hal ini

dilakukan untuk mengetahui hasil belajar serta pemahaman materi pembelajaran

oleh siswa setelah melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

berbantuan WhatsApp Grup berbantuan media komik.

d. Refleksi

Refleksi ini dilakukan untuk mengkaji hasil tindakan siklus II mengenai

hasil belajar IPA. Pada tahap refleksi ini akan diketahui apakah tujuan penelitian

telah tercapai atau belum. Hasil refleksi ini akan menentukan penelitian harus

dilanjutkan ke siklus berikutnya, atau tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

3.5 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1 Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, digunakan metode observasi

dan metode tes. Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data keaktifan

siswa, dan metode tes sebagai metode pengumpulan data hasil belajar IPA siswa.
41

1) Metode Observasi

Penilaian dalam proses pembelajaran tidak hanya menekankan aspek hasil

belajar saja, namun juga harus menilai proses pembelajaran itu sendiri. Proses

pembelajaran yang dinilai dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa.

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data keaktifan siswa dalam

melaksanakan pembelajaran, adalah metode observasi. Metode observasi ini akan

dilakukan selama pembelajaran berlangsung, sehingga diperoleh data keaktifan

belajar siswa selama pembelajaran.

2) Metode Tes

Pengertian metode tes menurut Agung (2014:92) adalah “Metode tes dalam

kaitannya dalam penelitian ialah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas

yang harus dikerjakan oleh seseorang atau sekelompok (testee) orang yang dites

dan dari tes dapat menghasilkan suatu skor (interval)”. Tes merupakan alat ukur

yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan peserta didik

terhadap materi pelajaran dan sesuai dengan tujuan pengajaran yang diinginkan.

Pada umumnya metode tes ini banyak digunakan untuk mengukur ranah atau

domain kognitif, namun bisa juga digunakan untuk mengukur ranah afektif maupun

psikomotor.

Tabel 3.1 Metode Pengumpulan Data

NO JENIS DATA METODE PENGUMPULAN


DATA
1 Keaktifan Observasi
2 Hasil Belajar Tes
42

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data yang diperlukan adalah data keaktifan dan hasil

belajar IPA. Untuk memperoleh data keaktifan belajar digunakan instrumen berupa

lembar observasi, dan instrument tes hasil belajar untuk pengumpulan data hasil

belajar.

1) Lembar Observasi

Lembar observasi keaktifan belajar siswa digunakan untuk memperoleh

data berupa data keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan

pedoman observasi. Adapun indikator-indikator yang akan digunakan dalam

membuat lembar keaktifan menurut Vitasari, dkk (2013) yang telah dimodifikasi,

yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.2 Indikator Keaktifan Belajar

No Indikator Keaktifan

I Bekerjasama

1 Siswa menunjukkan interaksi yang positif diantara kelompok.

2 Siswa dapat memecahkan masalah melibatkan teman kelompok.

3 Siswa bersama-sama mencari informasi untuk menyelesaikan


masalah.

4 Siswa mendiskusikan alternatif jawaban terhadap tugas yang


diberikan.

5 Siswa saling membantu dalam melakukan tugas kelompok

II Bertanya

1 Siswa Aktif bertanya saat proses pembelajaran


43

2 Siswa bertanya mengenai masalah yang diberikan guru atau


temannya

3 Siswa menanyakan gagasan atau ide yang disampaikan siswa


lain.

4 Siswa mengajukan permasalahan tentang konsep yang tidak


dipahami.

5 Siswa menyusun daftar pertanyaan atau soal yang belum


dipahami.

III Menjawab

1 Siswa terlibat aktif menjawab dalam kegiatan pembelajaran.

2 Siswa memberikan atau mengajukan pendapatnya ketika diberi


kesempatan.

3 Siswa aktif mencatat berbagai informasi yang diperoleh.

4 Siswa melaporkan hasil diskusi secara sistematis.

5 Siswa meringkas atau merangkum materi pelajaran.

V Mengemukakan ide

1 Siswa mengemukakan pendapat atau saran secara lisan maupun


tulisan

2 Siswa menghubungkan satu konsep dengnn konsep lainnya.

3 Siswa mengemukakan alternatVe pemecahan masalah.

4 Siswa mengemukakan gagasan atau ide baru (inovatif)

5 Siswa memperbaiki atau menyempurnakan jawaban

Penskoran keaktifan belajar:


• Skor 5 jika kelima deskriptor terlihat pada peserta didik
• Skor 4 jika hanya keempat deskriptor terlihat pada peserta didik
• Skor 3 jika hanya ketiga deskriptor terlihat pada peserta didik
• Skor 2 jika hanya dua deskriptor terlihat pada peserta didik
• Skor 1 jika hanya satu deskriptor terlihat pada peserta didik
44

2) Tes Hasil Belajar

Intrumen tes digunakan untuk mngumpulkan data hasil belajar berupa

seperangkat lembar tes (soal). Jenis tes yang digunakan adalah tes hasil belajar. Tes

hasil belajar yang akan digunakan berupa tes objektif pilihan ganda yang dibuat

berdasarkan kisi-kisi tes. Bentuk tes melengkapi pilihan butir tes disusun

berdasarkan dua hal, yaitu pokok permasalahan (stem) dan alternatif jawaban yang

terdiri atas empat atau lima pilihan jawaban. Tes yang diberikan berjumlah 30 butir

soal pilihan ganda dengan empat option (a, b, c, d). Tes dalam penelitian ini dibuat

berdasarkan kisi-kisi tes.

Untuk memperjelas uraian tentang variabel, metode dan alat pengumpul

data serta sumber dan sifat data, dapat disajikan seperti tabel sebagai berikut.

Tabel 3.3 Objek, Metode, Alat, Sumber dan Sifat Data

Objek Metode Alat/Instrumen Sumber Sifat Data

Keaktifan belajar Observasi Lembar Peserta Interval


IPA observasi didik (skor)

Hasil belajar IPA Tes Perangkat tes Peserta Interval


didik (skor)

3.6 Teknik Analisis Data

Langkah selanjutnya setelah data dari penelitian ini terkumpul adalah

melakukan analisis data. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis

deskriptif kuantitatif. Menurut Agung (2014:110) “Metode analisis deskriptif

kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan
45

menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase

mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum”. Data

yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data keaktifan dan hasil belajar.

3.6.1 Analisis Data Keaktifan Belajar Siswa

Data keaktifan belajar siswa diperoleh melalui observasi langsung, rumus

yang digunakan untuk menentukan nilai keaktifan belajar indVidu, rata-rata

keaktifan belajar, dan persentase rata-rata keaktifan belajar dengan rumus sebagai

berikut.

1) Menghitung Keaktifan Belajar IndVidu

Rumus:

𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛


Nilai = x 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Nilai keaktifan siswa tersebut akan ditabulasikan sebagai berikut.

Tabel 3.4 Nilai Keaktifan Siswa IndVidu

Nilai Pertemuan
Kode Siswa Rata-rata
I II III
A01
A02
Dst
Jumlah Rata-rata Nilai Keaktifan Belajar Siswa Pertemuan I,
II, III (∑x)

2) Menghitung Rata-rata Keaktifan Belajar Siswa

Rumus:

𝑥
M= 𝑁
46

(Koyan, 2012:18)
Keterangan:

M = Mean (rata-rata) keaktifan belajar siswa


∑x = Jumlah seluruh nilai keaktifan belajar siswa setiap pertemuan
N = Jumlah siswa

3.6.2 Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Untuk analisis data hasil belajar dapat menghitung nilai hasil belajar

indVidu, menghitung rata-rata nilai hasil belajar siswa, menghitung rata-rata hasil

belajar siswa, dan menghitung persentase ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai

berikut.

1) Menghitung Nilai Hasil Belajar IndVidu

Rumus:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Nilai = x 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Nilai hasil belajar indVidu tersebut akan ditabulasikan sebagai berikut.

Tabel 3.5 Nilai Hasil Belajar IndVidu


Kode Skor Skor yang Nilai KKM Ketuntasan
Siswa Maksimal Dieroleh
A01
A02
A03
Dst
Jumlah T =
Jumlah Nilai Seluruh Siswa (∑x)
Jumlah TT =

2) Menghitung Rata-Rata Hasil Belajar Siswa

Rumus:
47

x
M= 𝑁

Keterangan:
M = Mean (rata-rata) hasil belajar siswa
∑x = Jumlah nilai hasil belajar seluruh siswa
N = Jumlah siswa
(Koyan, 2012:18)

3) Menghitung Ketuntasan Klasikal

Rumus:

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 (𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝐾𝐾𝑀)


Ketuntasan Klasikal = x 100
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠

Setelah mendapatkan persentase rata-rata keaktifan belajar siswa dan

ketuntasan klasikal hasil belajar siswa, selanjutnya akan dikonversikan ke dalam

penilaian acuan patokan (PAP) skala lima menurut Agung (2014) yang telah

dimodifikasi, dengan berpedoman pada kriteria di bawah ini.

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Acuan Patokan (PAP) Skala Lima tentang
Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa

Hasil Belajar
Rentang Nilai Keaktifan Belajar
Kategori KKM

Sangat Aktif Sangat Tinggi Tuntas


90 – 100
Aktif Tinggi Tuntas
80 – 89
Cukup Aktif Sedang Tuntas
65 – 79
Kurang Aktif Rendah Tidak Tuntas
55 – 64
48

Sangat Kurang Aktif Sangat Rendah Tidak Tuntas


0 – 54

Setelah dilakukan analisis keaktifan dan hasil belajar berdasarkan rumus-

rumus yang telah ditetapkan, maka hasil tersebut dapat digambarkan pada diagram

batang menurut Koyan (2012) yang telah dimodifikasi, sebagai berikut.

90 85
80
80 75
70 65
60
50
40
30
20
10
0
Siklus I Siklus II

Rata-rata Keaktifan Belajar Siswa Rata-rata Hasil Belajar

Gambar 3.1 Contoh Diagram Batang

3.7 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa. Maka dari itu keberhasilan

penelitian tindakan ini ditandai dengan adanya peningkatan keaktifan dan hasil

belajar IPA siswa kearah yang lebih baik. Indikator keberhasilan penelitian ini,

yaitu sebagai berikut.

1. Rata-rata keaktifan belajar siswa minimal 80 dengan katagori aktif.

2. Rata-rata hasil belajar siswa minimal 80 dengan katagori tinggi.

Anda mungkin juga menyukai