Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM KERJA

KOMITE PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI


ANTI MIKROBA
2022

YAYASAN BINANGUN KHARISMA PARAMEDIKA


RSU KHARISMA PARAMEDIKA
Jl. Khudori No. 34 Wates Kulon Progo Yogyakarta
Telp : 0274 774633 email : kharisma.medika@gmail.com
I. PENDAHULUAN

Resistensi terhadap antimikroba telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia, dengan
berbagai dampak merugikan yang dapat menurunkan mutu dan meningkatkan risiko pelayanan
kesehatan khususnya biaya dan keselamatan pasien. Yang dimaksud dengan resistensi antimikroba
adalah ketidak mampuan antimikroba membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba sehingga
penggunaannya sebagai terapi penyakit infeksi menjadi tidak efektif lagi.
Dalam rangka pengendalian resistensi antimikroba secara luas baik di fasilitas pelayanan
kesehatan maupun di komunitas di tingkat nasional telah dibentuk Komite Pengendalian Resistensi
Antimikroba yang selanjutnya disingkat KPRA oleh Kementerian Kesehatan. Di samping itu telah
ditetapkan program National Action Plans on Antimicrobial Resistance (NAPAMR) yang didukung
oleh WHO. Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) merupakan upaya pengendalian
resistensi antimikroba secara terpadu dan paripurna di fasilitas pelayanan kesehatan.

II. LATAR BELAKANG

Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-Study) tahun 2000-2005 pada


2494 individu di masyarakat, memperlihatkan bahwa 43% Escherichia coli resisten terhadap berbagai
jenis antibiotik antara lain: ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan kloramfenikol (25%).
Sedangkan pada 781 pasien yang dirawat di rumah sakit didapatkan 81% Escherichia coli resisten
terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu ampisilin (73%), kotrimoksazol (56%), kloramfenikol (43%),
siprofloksasin (22%), dan gentamisin (18%). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa masalah
resistensi antimikroba juga terjadi di Indonesia.

Penelitian tersebut memperlihatkan bahwa di Surabaya dan Semarang terdapat masalah


resistensi antimikroba, penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan pengendalian infeksi yang
belum optimal. Penelitian AMRIN ini menghasilkan rekomendasi berupa metode yang telah divalidasi
(validated method) untuk mengendalikan resistensi antimikroba secara efisien.

Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) di RSU Kharisma Paramedika


merupakan hal baru dalam upaya melaksanakan Program Nasional dan Permenkes No 8 Tahun 2015
mengenai Pengendalian Resistensi Antimikroba di rumah sakit. Oleh karena itu, Komite PPRA RSU
Kharisma Paramedika membuat Program Kerja periode Januari 2022-Desember 2022.
III. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM

Menerapkan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di RSU Kharisma Paramedika melalui


perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi sesuai dengan ketentuan dan
perundang-undangan.

B. TUJUAN KHUSUS

1. Meningkatkan pemahaman dan ketaatan staf medis fungsional dan tenaga kesehatan dalam
penggunaan antibiotik secara bijak;

2. Meningkatkan peranan pemangku kepentingan di bidang penanganan penyakit infeksi dan


penggunaan antibiotik;

3. Meningkatkan pelayanan farmasi klinik dalam memantau penggunaan antibiotik;

4. Meningkatkan pelayanan farmakologi klinik dalam memandu penggunaan antibiotik;

5. Meningkatkan penanganan kasus infeksi secara multidisiplin dan terpadu;

6. Melaksanakan surveilans pola penggunaan antibiotik, serta melaporkannya secara berkala;

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Sosialisasi Program Pengendalian Resistensi Antimikroba RSU Kharisma Paramedika melibatkan


seluruh staf RSU Kharisma Paramedika untuk mengetahui pedoman serta meningkatkan
pemahaman dan kesadaran mengenai PPRA.
2. Pengajuan Pengadaan Kesekretariatan, Sarana, dan Prasarana PPRA RSU Kharisma Paramedika.
Dalam pelaksanaan kegiatan PPRA diperlukan ruang kesekretariatan beserta sarana prasarana
lainnya agar dapat menunjang kinerja PPRA lebih maksimal, tempat berdiskusi, konsultasi, serta
penyimpanan berkas kegiatan yang nantinya akan menjadi laporan bulanan dan tahunan.
3. Mengikuti pelatihan mengenai PPRA untuk Tim PPRA RSU Kharisma Paramedika Ketua Tim
dan Anggota dapat mengikuti pelatihan PPRA dari penyelenggara pelatihan yang kredibel agar
dapat lebih maksimal dan memahami dalam menjalankan tugas dan fungsi PPRA di RSU
Kharisma Paramedika.
4. Penyusunan Kebijakan dan Pedoman Panduan Penggunaan Antimikroba Profiaksis dan
Terapi RSU Kharisma Paramedika. Komite PPRA dan SMF RSU Kharisma Paramedika
menyusun Panduan Penggunaan Antimikroba Profilaksis dan Terapi sesuai dengan bidang
keilmuan masing- masing yang kemudian dapat digunakan sebagai acuan bagi seluruh petugas
terkait dengan pemberian antimikroba kepada pasien.
5. Pengendalian penggunaan antibiotik di RSU Kharisma Paramedika

Pengawasan penggunaan antibiotik yang direstriksi secara rasional dengan melakukan evaluasi
penggunaan antibiotik menggunakan Defined Daily Dose dan Gyssens Flowchart.

6. Surveilans pola penggunaan antibiotik di RSU Kharisma Paramedika

Melakukan pengumpulan data penggunaan antibiotik dan membuat analisa pola penggunaan
antibiotik.

7. Forum kajian penyakit infeksi terintegrasi

Forum kajian kasus terintegrasi dilakukan jika ditemukan kasus infeksi sulit atau kompleks yang
diusulkan oleh DPJP atau SMF yang membutuhkan evaluasi pengobatan dan dilakukan rapat
bersama Tim PPRA.
8. Pelaporan dan evaluasi kegiatan PPRA

Laporan kegiatan dilaporkan secara rutin kepada Direktur RSU Kharisma Paramedika dan secara
periodik setiap tahun kepada Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba di Kementrian
Kesehatan.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Dalam melaksanakan kegiatan ada beberapa metode yang dilakukan :
1. Menyusun program kegiatan, membuat form pengumpulan data, melakukan
pengumpulan data, melakukan analisa data serta pelaporan kegiatan
2. Melakukan sosialisasi

3. Melakukan koordinasi dengan komite lain

VI. SASARAN

1. Perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik

2. Perbaikan kualitas penggunaan antibiotik

3. Perbaikan pola sensitivitas antibiotik dan penurunan mikroba multiresisten

4. Penurunan angka infeksi rumah sakit yang disebabkan oleh mikroba multiresisten
5. Peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin
VII. JADWAL PELAKSANAAN

No KEGIATAN 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sosialisasi PPRA

2 Pengadaan
Kesekretariatan, Sarana, dan Prasarana
3 Pelatihan Tim PPRA

4 Penyusunan Kebijakan dan Pedoman Panduan


Penggunaan Antimikroba Profiaksis dan
Terapi
5 Pengendalian penggunaan antibiotik
6 Surveilans pola penggunaan antibiotik
7 Forum kajian penyakit infeksi terintegrasi

8 Laporan Bulanan
9 Laporan Tiga Bulanan
10 Laporan dan Evaluasi Tahunan

VIII. BIAYA
Biaya pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba (PPRA) ini dibebankan pada
anggaran rumah sakit tahun 2022.

IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi program ini dilakukan setiap tiga bulan sekali dengan melihat pencapaian kegiatan yang
dilaksanakan.

X. PENCATATAN , PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pelaporan atas pelaksanaan kegiatan program disampaikan berupa :
1. Laporan Bulanan
Sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja komite PPRA
2. Laporan Tiga Bulanan
Sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja Komite PPRA yang
dilaporkan kepada Direktur setiap tiga bulanan .
3. Laporan Tahunan
Sebagai laporan internal dan laporan eksternal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja
Komte PPRA yang dilaporkan kepada Direktur dan Kementrian Kesehatan.
Direktur RSU Kharisma Paramedika Ketua Komite PPRA

dr Donny Kurniyanto dr Nur Rahmani Indrawati Sp. PD

Anda mungkin juga menyukai