Anda di halaman 1dari 12

Soal KMB

1. Seorang perempuan usia 60 tahun dirawat ruang penyakit dalam dengan asma. Hasil
pengkajian, pasien mengeluh sesak nafas, sianosis, terdengar ronkhi, dan wheezing, batuk
berdahak, susah mengeluarkan dahak, mual, tampak cemas, dan tegang. Apakah kriteria hasil
yang tepat pada kasus tersebut?
a. Batuk efektif meningkat
b. Perasaan ingin muntah menurun
c. Cemas menurun
d. Mual menurun
e. Perilaku tegang menurun

2. Seorang laki-laki usia 56 tahun di ruang penyakit dalam dengan asma. Hasil pengkajian pasien
mengeluh sesak nafas, batuk berdahak dan sulit dikeluarkan, cyanosis, TD 120/80 mmHg,
frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, dan suhu 37,5°C. Manakah data
tambahan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Wheezing
b. Snoring
c. Vesikuler
d. Bronkovesikuler
e. Ronkhi basah

3. Seorang laki-laki usia 45 tahun dirawat ruang penyakit dalam dengan asma. Hasil pengkajian
pasien mengeluh sesak, batuk berdahak dan sulit dikeluarkan, ronkhi, mual, lemah, dan banyak
bertanya tentang kondisinya. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Pola nafas tidak efektif
b. Nausea
c. Deficit pengetahuan
d. Bersihan jalan nafas tidak efektif
e. Deficit nutrisi

4. Seorang laki-laki usia 40 tahun dirawat ruang penyakit dalam dengan asma. Hasil pengkajian
pasien mengeluh sesak, tampak sedikit retraksi dada, batuk dengan sputum banyak, tampak
susah mengeluarkan sputum, posisi duduk di tempat tidur, dan saturasi O2 96%. Apakah
tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Pasang saturasi oksigen
b. Ajarkan latihan nafas dan batuk efektif
c. Monitor frekuensi nafas
d. Identifikasi kemampuan batuk
e. Monitor bunyi nafas tambahan

5. Seorang laki-laki usia 60 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan sesak
nafas sejak satu hari. Hasil pengkajian, pasien mengatakan sesak setelah kehujanan, tidak nafsu
makan, mual, tampak mengantuk karena sulit tidur malam hari. Pasien mempunyai riwayat
asma sejak kecil. Manakah faktor pencetus yang tepat pada kasus tersebut?
a. Lanjut usia
b. Tidak makan
c. Kehujanan
d. Mual
e. Tidur tidak cukup
6. Seorang laki-laki usia 55 tahun dirawat ruang penyakit dalam dengan asma. Hasil pengkajian,
pasien mengeluh sesak, mual, lemah, tampak cemas, retraksi dinding dada, batuk, pH 7,31,
HCO3 20 mEq/dl, PaCO2 49 mmhg, PaO2 80mmHg, dan saturasi oksigen 95%. Apakah
masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Deficit nutrisi
b. Nausea
c. Ansietas
d. Gangguan pertukaran gas (pH↓, PCO2↑, HCO3↑) asidosis respiratorik
e. Kelemahan

7. Saat perawat dinas sore, ada pasien dari kelas II yang meminta bantuan untuk makan. Di saat
yang sama terdapat keluarga pasien dari kelas III meminta bantuan karena pasien mengeluh
sesak. Perawat mendahulukan menolong pasien kelas III yang mengalami sesak. Apakah
prinsip etik yang diterapkan pada kasus tersebut?
a. Beneficience (berbuat baik)
b. Justice (adil)
c. Otonomi (kemandirian)
d. Non maleficience (tidak merugikan)
e. Fidelity (menepati janji)

8. Seorang perempuan berusia 41 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan rasa
tidak nyaman di dada sebelah kiri. Perawat melakukan pemasangan EKG, memasang elektroda
V1. Manakah bagian yang tepat untuk memasang elektroda pada kasus tersebut?
a. Sela iga 4 ujung strernum kanan
b. Sela iga 4 ujung strernum kiri (V2)
c. Sela iga 5 mid klavikula kiri (V4)
d. Diantara V2 dan V4 (V3)
e. Sejajar dengan V4 pada linea aksilaris anterior kiri (V5)

9. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat di unit perawatan jantung dengan keluhan mudah
Lelah dan sesak nafas. Hasil pengkajian: pasien tampak pucat, akral dingin, CRT >3 detik,
distensi vena jugularis, dan pitting edema pada kedua tungkai. Apakah kriteria hasil yang tepat
pada masalah utama kasus tersebut?
a. Pengisian kapiler membaik
b. Orthopnea meningkat
c. Pucat membaik
d. Distensi vena jugularis meningkat
e. Lelah meningkat

10. Seorang perempuan berusia 56 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan CHF. Hasil
pengkajian, pasien mengeluh lemas, pusing, sesak nafas bila beraktivitas, tampak pucat, akral
dingin, dan lembab, TD 130/80 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Kaji fungsi gastrointestinal
b. Pantau pernafasan
c. Pantau pemasukan dan pengeluaran urine
d. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
e. Berikan transfuse darah sesuai kebutuhan
11. Seorang laki-laki berusia 75 tahun di ruang paru dengan diagnosis CHF grade IV. Hasil
pengkajian, pasien mengatakan siap meninggal dan menolak untuk dilakuakn tindakan apapun.
Perawat menjelaskan kembali akibat jika dilakukan RJP, kondisi pasien semakin menurun, dan
mengalami henti jantung. Perawat tidak melakukan tindakan RJP sesuai permintaan pasien.
Manakah prinsip etik yang dilakukan pada kasus tersebut?
a. Fidelity
b. Autonomy (hak untuk menentukan)
c. Justice
d. Beneficience
e. Non maleficience

12. Seorang perempuan berusia 58 tahun dirawat di ruang intermediate jantung dengan keluhan
sesak nafas. Hasil pengkajian : TD 140/100 mmHg, frekuensi nadi 60x/menit, frekuensi nafas
30x/menit, tampak pucat, peningkatan vena jugularis, pitting edema pada kedua tungkai dan
terpasang CVP dengan nilai 15 mmHg. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Perifer tidak efektif
b. Hipervolemia
c. Resiko perfusi miokard tidak efektif
d. Resiko gangguan sirkulasi spontan
e. Resiko perfusi renal tidak efektif

13. Seorang laki-laki berumur 40 tahun datang ke poliklinik jantung dengan keluhan nyeri dada
hebat, skala nyeri 5, badan lemas, TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi nafas
28x/menit, suhu 37,2°C. tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Periksa ulang test diagnostic
b. Mobilisasi
c. Manajemen nyeri
d. Pantau tanda – tanda vital
e. Penuhi kebutuhan nutrisi

14. Seorang laki-laki berusia 43 tahun datang ke poliklinik jantung dengan keluhan nyeri dada
sebelah kiri menjalar ke lengan kiri hingga leher. Hasil pengkajian pasien mengeluh nyeri
seperti diremas, meringis kesakitan, gelisah, skala nyeri 8 (0-10), TD 90/60 mmHg, frekuensi
nadi 115x/menit, frekuensi nafas 24x/menit dan suhu 37°C. apakah masalah keperawatan
utama pada kasus tersebut?
a. Hipertermia
b. Resiko perfusi miokard tidak efektif
c. Ansietas
d. Risiko penurunan curah jantung
e. Nyeri akut

15. Seorang perempuan berusia 20 tahun dirawat di ruang rawat inap dengan diagnosis typoid.
Hasil pengkajian pasien mengeluh lemas, mual dan pusing. TD 110/80 mmHg, frekuensi nadi
84x/menit, frekuensi nafas 20x/menit dan suhu 38°C. apakah data fokus yang tepat pada kasus
tersebut.
a. Nyeri abdomen
b. Penurunan berat badan
c. Petekie
d. Hematokrit meningkat
e. Demam intermitten
16. Seorang laki-laki berusia 32 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan typoid. Hasil
pengkajian mengeluh pusing, nyeri otot, pegal-pegal, nafsu makan turun dan mual, suhu
38,9°C dan suhu meningkat pada sore dan malam hari. Apakah evaluasi keperawatan yang
tepat pada kasus tersebut?
a. Termoregulasi membaik
b. Nafsu makan meningkat
c. Tingkat kenyamanan meningkat
d. Status nutrisi membaik
e. Tingkat mual menjurun

17. Seorang perempuan berusia 26 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan BAB
cair. Hasil pengkajian mengeluh sakit perut, nafsu makan menurun, mual, BAB sebanyak
6x/hari, bising usus 27x/menit, frekuensi nadi 104x/menit, TD 100/75 mmHg, membrane
mukosa kering, turgor kulit menurun. Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Kolaborasi pemberian cairan intravena
b. Hindari konsumsi makanan pembentuk gas
c. Anjurkan makan porsi besar dan sering
d. Monitor konsistensi feses
e. Kolabirasi pemberian obat analgetik

18. Seorang laki-laki berusia 54 tahun di rawat di ruang penyakit dalam karena tidak mampu
menelan. Pasien terpasang selang nasogastric (NGT) dan telah diberikan makanan cair melalui
selang tersebut. Perawat telah memberikan makan, membilas selang dengan air minum dan
menutup kembali ujung selang. Apakah langkah selanjutnya yang tepat pada kasus tersebut?
a. Melakukan kebersihan tangan 6 langkah
b. Melakukan dokumentasi prosedur
c. Menganjurkan pasien rileks
d. Merapikan alat - alat yang telah digunakan
e. Mempertahankan posisi semifowler

19. Seorang perempuan berusia 54 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan masalah
gangguan menelan. Pasien diprogramkan pemasangan selang nasogastric (NGT). Perawat
telah melumasi selang dengan jeli dan memasukkan selang melalui lubang hidung sampai batas
yang telah diukur. Apakah langkah selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Memeriksa posisi ujung selang nasogastric
b. Memfiksasi selang nasogastric dengan plester
c. Melepaskan sarung tangan
d. Melakukan dokumentasi prosedur
e. Merapikan alat-alat yang telah digunakan

20. Seorang perempuan berusia 32 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan BAB
cair dan sakit perut. Hasil pengkajian mengeluh mual, nafsu makan menurun, frekuensi BAB
sebanyak 7x/hari, bising usus 25x/menit dan membrane mukosa lembab. Apakah masalah
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Diare
b. Hipovolemi
c. Deficit nutrisi
d. Nausea
e. Nyeri akut
21. Seorang laki-laki berusia 35 tahun di rawat di ruang luka bakar hari kelima. Hasil pengkajian:
luas luka bakar 20%, derajat 2 dan 3, perawat melakukan ganti balutan, verban dibuka tampak
lukan berwarna kemerahan, lembab dan tidak terdapat jaringan nekrotik. Apakah tindakan
selanjutnya berdasarkan kasus tersebut?
a. Mencuci luka dengan NaCl 0,7%
b. Menutup luka dengan kasa steril
c. Mengalirkan cairan H2O2 pada jaringan nekrotik
d. Melakukan debridement jaringan nekrotik
e. mengompres luka dengan revanol

22. Seorang laki-laki berusia 55 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan stroke iskemik. Hasil
pengkajian pasien mengeluh lemas pada bagian lengan dan kaki kanan. Pasien dapat melawan
gravitasi, dan saat diberikan tahan ringan jatuh. Berapakah nilai kekuatan otot berdasarkan
kasus tersebut?
a. 3 (tidak mampu menahan tahanan ringan)
b. 4
c. 2
d. 5
e. 1

23. Seorang laki-laki berusia 57 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan cedera kepala. Hasil
pengkajian kesadaran menurun. Perawat melakukan pemasangan NGT sudah dimasukkan
melalui hidung sampai batas yang telah ditentukan. Apakah langkah selanjutnya berdasarkan
kasus tersebut?
a. Memasukkan air hangat sebanyak 50 ml
b. Mengatur posisi yang nyaman
c. Melakukan fiksasi selang
d. Membuat posisi kepala fleksi
e. Mengecek kepatenan NGT

24. Seorang laki-laki berusia 57 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan cedera kepala. Hasil
pengkajian kesadaran menurun, GCS E3M5V3, TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 65x/menit,
frekuensi nafas 28x/menit, suhu 37,5°C dan hasil MRI perdarahan intracranial. Bagaimana
posisi berbaring yang tepat pada kasus tersebut?
a. Tinggikan area ekstremitas
b. Ganjal kepala dengan bantal
c. Miring untuk antisipasi muntah
d. Supine elevasi kepala 30°
e. Baringkan pasien mendatar

25. Seorang laki-laki berusia 28 tahun, dirawat di ruang isolasi dengan luka bakar, istri pasien
melaporkan bahwa cairan infus akan habis dan perawat menyampaikan akan segera mengganti,
kemudian mengambil cairan sesuai program dan mendatangi pasien untuk menganti infus.
Apakah prinsip etik yang diterapkan pada kasus tersebut?
a. Beneficience
b. Non maleficience
c. Fidelity (menepati janji)
d. Justice
e. Outonomy
26. Seorang laki-laki berusia 30 tahun, dirawat di ruang isolasi dengan luka bakar. Perawat
melakukan pengkajian untuk menentukan luas luka bakar, area terkena muka dan lengan
kanan. Berapakah luas luka bakar yang tepat berdasarkan kasus tersebut?
a. 9%
b. 18% (muka 9%, 1 lengan 9%, dada 18%, 1 kaki 18%, punggung 18%)
c. 27%
d. 0,45%
e. 36%

27. Seorang laki-laki berusia 25 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan cedera kepala. Hasil
pengkajian kesadaran somnolen, gelisah, TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 65x/menit,
frekuensi nafas 28x/menit, suhu 37,8°C, serta terpasang NGT dan kateter urine. Perawat
menegakkan diagnosis penurunan kapasitas adaptif intracranial. Apakah evaluasi keperawatan
yang tepat pada kasus tersebut?
a. Tingkat mobilisasi meningkat
b. Cairan dan elektrolit seimbang
c. Status nutrisi terpenuhi
d. Haluaran urine normal
e. Tingkat kesadaran meningkat

28. Seorang laki-laki berusia 55 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan stroke. Hasil
pengkajian pasien mengeluh sulit menggerakkan tangan dan kaki kanan, merasa lemas, nyeri
skala 2 (1-10) dan sensi kaku. Nilai kekuatan otot tiga. Perawat menegakkan diagnosis
gangguan mobilisasi fisik. Apakah kriteria hasil masalah pada kasus tersebut?
a. Kaku sendi meningkat
b. Rentang gerak menurun
c. Pergerakan ekstremitas menurun
d. Nyeri menurun
e. Kekuatan otot meningkat

29. Seorang laki-laki berusia 60 tahun, dirawat di ruang ODC dengan post operasi katarak mata
sebelah kanan. Hasil pengkajian : pasien direncanakan pulang dan perawat melakukan edukasi
pada keluarga tentang cara memberikan obat tetes mata. Apakah informasi yang tepat
diberikan pada kasus tersebut?
a. Anjurkan melihat ke atas, Tarik kelopak mata bawah teteskan pada konjungtiva
b. Buka mata pasien, teteskan obat mata kemudian segera tutup dengan verban
c. Cuci mata pasien dengan air kemudian di lap dengan kasa dan teteskan obat mata
d. Tarik kelopak mata atas kemudian teteskan dan pejamkan mata
e. Teteskan pada bola mata kemudian anjurkan untuk memejamkan mata

30. Seorang laki-laki berusia 27 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan cedera kepala. Hasil
pengkajian: penurunan kesadaran, GCS E3M5V4, TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi
60x/menit, frekuensi nafas 26x/menit, suhu 37,5°C. Apakah masalah keperawatan yang tepat
pada kasus tersebut?
a. Pola nafas tidak efektif
b. Risiko cidera
c. Penurunan kapasitas adaptif kranial
d. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
e. Hipertermia
31. Seorang laki-laki berusia 52 tahun, dirawat di ruang neurologi dengan stroke. Hasil pengkajian
kesadaran menurun, membuka mata dengan perintah, bicara disorientasi dan respon motoric
mengikuti perintah. Berapakah nilai GCS berdasarkan kasus tersebut? (E3V4M6)
a. 12
b. 13
c. 14
d. 15
e. 11

32. Seorang laki-laki berusia 58 tahun, dirawat di ruang ODC dengan post operasi katarak mata
sebelah kiri 12 jam yang lalu. Hasil pengkajian, pasien mengeluh tidak nyaman, gatal, nyeri
skala2 (1-10), badan terasa kaku, dan saat ini mata masih tertutup verban. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Anjurkan angkat beban lebih dari 10 kg
b. Lakukan aktivitas sehari-hari
c. Buka verban dan plester penutup mata
d. Anjurkan tidak tidur pada posisi miring sebelah kanan (tidak tidur pada posisi yang di op)
e. Anjurkan untuk tidak menggosok mata

33. Seorang laki-laki berusia 60 tahun diantar keluarganya memeriksakan diri ke poliklinik
penyakit dalam. Hasil pengkajian GDS 55mg/dl, pasien nampak lemas, cemas, berkeringat
dingin, pucat dan gelisah. Riwayat DM sejak 8 tahun yang lalu, BB 55kg, TB 155 cm. Apakah
masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Ansietas
b. Ketidakstabilan kadar gula darah
c. Risiko cidera
d. Deficit nutrisi
e. Keletihan

34. Seorang perempuan berusia 32 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis
diabetes militus. Hasil pengkajian: pasien mendapat terapi insulin dan perawat melakukan
penyuntikan insulin dengan menggunakan pen insulin, selanjutnya perawat menutup jarum dan
menyuntikkan ke lokasi penyuntikan dengan posisi tegak lurus. Apakah tindakan selanjutnya
yang tepat pada kasus tersebut?
a. Buka jarum dengan penutup jarum kemudian buang
b. Tarik perlahan dengan posisi tegak lurus
c. Tekan sampai tanda nol dan tahan selama 10 detik.
d. Rapikan pasien dan alat

35. Seorang perempuan berusia 65 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan luka pada kaki
yang tidak sembuh-sembuh sejak 2 bulan. Hasil pengkajian pasien mengatakan sering merasa
haus, cepat lapar, dan BB turun 10 kg selama 6 bulan. Apakah pengkajian lanjut yang tepat
pada kasus tersebut? (poliuri, polifagi, polidipsi)
a. Pola aktivitas
b. Pola tidur
c. Riwayat penyakit keluarga
d. Frekuensi BAK
e. Kemampuan mobilisasi
36. Seorang laki-laki berusia 60 tahun diantar keluarganya memeriksakan diri ke poliklinik
penyakit dalam. Hasil pengkajian GDS 55mg/dl, pasien nampak lemas, cemas, pucat dan
gelisah. Riwayat DM sejak 8 tahun yang lalu, BB 55kg, TB 155 cm. Apakah kriteria hasil
masalah utama pada kasus tersebut?
a. Kejadian cedera menurun
b. Perasaan gelisah menurun
c. Kadar gula darah membaik
d. Warna kulit pucat menurun
e. Lesu menurun

37. Seorang perempuan berusia 55 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis
diabetes militus. Hasil pengkajian: pasien mendapat terapi insulin dan perawat melakukan
penyuntikan insulin dengan menggunakan pen insulin, selanjutnya perawat menutup jarum dan
menyuntikkan ke lokasi penyuntikan dengan posisi tegak lurus. Apakah tindakan selanjutnya
yang tepat pada kasus tersebut?
a. Rapikan pasien dan alat
b. Tekan sampai tanda nol dan tahan selama 10 detik.
c. Buka jarum dengan penutup jarum kemudian buang
d. Tarik perlahan dengan posisi tegak lurus
e. Anjurkan pasien menarik nafas dalam

38. Seorang laki-laki berusia 60 tahun diantar keluarganya memeriksakan diri ke poliklinik
penyakit dalam. Hasil pengkajian GDS 55mg/dl, pasien nampak lemas, cemas, pucat dan
gelisah. Riwayat DM sejak 8 tahun yang lalu. Apakah kriteria hasil masalah utama pada kasus
tersebut?
a. Warna kulit pucat menurun
b. Kejadian cedera menurun
c. Lesu menurun
d. Perasaan gelisah menurun
e. Kadar gula darah membaik

39. Seorang perempuan berusia 65 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan luka pada kaki
yang tidak sembuh-sembuh sejak 2 bulan. Hasil pengkajian pasien mengatakan sering merasa
haus, cepat lapar, dan BB turun 10 kg selama 6 bulan. Apakah pengkajian lanjut yang tepat
pada kasus tersebut? (trias DM poliuri, polifagi, polidipsi)
a. Pola tidur
b. Riwayat penyakit keluarga
c. Pola aktivitas
d. Frekuensi BAK
e. Kemampuan mobilisasi

40. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dating ke poliklinik dalam untuk control rutin. Hasil
pengkajian mengeluh mati rasa pada kedua kakinya, riwayat DM sejak 10 tahun, olah raga
3x/minggu, gula darah puasa 110 mg/dl, gula darah sewaktu 170 mg/dl, dan pasien
mengkonsumsi obat glibenklamid oral. Apakah Pendidikan kesehatan yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Anjurkan periksa gula darah setiap hari
b. Anjurkan mengenakan alas kaki di dalam dan di luar rumah
c. Anjurkan diet rendah kalori
d. Anjurkan rutin mengkonsumsi obat hiperglikemik oral
e. Anjurkan olah raga lebih sering
41. Seorang laki-laki berusia 55 tahun diantar keluarga control rutin ke poliklinik dalam. Hasil
pengkajian, pasien mengeluh lemas, pusing, gemetar dan berkeringat, riwayat DM sejak 10
tahun, TD 120/90 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi nafas 18x/menit, suhu 37°C,
gula darah sewaktu 40mg/dl. Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Memberikan makanan ringan
b. Memberikan minum larutan gula
c. Memeriksakan ulang gula darah
d. Memberikan dextrose 40%
e. Menganjurkan pasien istirahat

42. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dating ke poliklinik dalam untuk control rutin. Hasil
pengkajian mengeluh mati rasa pada kedua kakinya, riwayat DM sejak 10 tahun, olah raga
3x/minggu, gula darah puasa 110 mg/dl, gula darah sewaktu 170 mg/dl, dan pasien
mengkonsumsi obat glibenklamid oral. Apakah Pendidikan kesehatan yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Anjurkan periksa gula darah setiap hari
b. Anjurkan diet rendah kalori
c. Anjurkan rutin mengkonsumsi obat hiperglikemik oral
d. Anjurkan mengenakan alas kaki di dalam dan di luar rumah
e. Anjurkan olah raga lebih sering

43. Seorang laki-laki berusia 60 tahun diantar keluarganya memeriksakan diri ke poliklinik
penyakit dalam. Hasil pengkajian GDS 55mg/dl, pasien nampak lemas, cemas, berkeringat
dingin, pucat dan gelisah. Riwayat DM sejak 8 tahun yang lalu, BB 55kg, TB 155 cm. Apakah
masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Ketidakstabilan kadar gula darah
b. Keletihan
c. Deficit nutrisi
d. Ansietas
e. Risiko cidera

44. Seorang laki-laki berusia 55 tahun diantar keluarga control rutin ke poliklinik dalam. Hasil
pengkajian, pasien mengeluh lemas, pusing, gemetar dan berkeringat, riwayat DM sejak 10
tahun, TD 120/90 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi nafas 18x/menit, suhu 37°C,
gula darah sewaktu 40mg/dl. Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Memberikan dextrose 40%
b. Memeriksakan ulang gula darah
c. Menganjurkan pasien istirahat
d. Memberikan makanan ringan
e. Memberikan minum larutan gula

45. Seorang laki-laki berusia 23 tahun, dirawat di ruang perawatan bedah dengan fraktur tibia kaki
kiri post operasi ORIF hari II. TD 120/70 mmHg, frekuensi nadi 78x/menit, frekuensi nafas
20x/menit, suhu 36,9°C. Apakah fase penyembuhan pada kasus tersebut?
a. Fase remodelling
b. Fase pembentukan kalus
c. Fase proliferasi
d. Fase osifikasi
e. Fase inflamasi
46. …
47. Seorang laki-laki berusia 23 tahun, dirawat di ruang perawatan bedah dengan fraktur tibia kaki
kiri post operasi ORIF hari II. TD 120/70 mmHg, frekuensi nadi 78x/menit, frekuensi nafas
20x/menit, suhu 36,9°C. Apakah fase penyembuhan pada kasus tersebut?
a. Fase osifikasi (3-4 bulan)
b. Fase proliferasi (hari ke 5)
c. Fase remodelling (berbulan2-bertahun2)
d. Fase pembentukan kalus (3-4 mgg)
e. Fase inflamasi

48. Seorang perempuan berusia 45 tahun dirawat di ruang bedah dengan diagnosis fraktur tertutup
femur. Hasil pengkajian : TD 130/80 mmHg, frekuensi nadi 82x/menit, frekuensi nafas
20x/menit, suhu 37,5°C, pada kaki kanan terpasang skin traksi, edema tidak ditemukan, pulsasi
perifer terasa kuat, dapat menggerakkan jari kaki dan sendi ankle. Pasien banyak bertanya
tentang kondisinya. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Ansietas
b. Gangguan mobilitas fisik
c. Risiko injuri
d. Gangguan perfusi jaringan perifer
e. hipertermia

49. Seorang laki-laki berusia 55 tahun, dirawat di ruang bedah dengan diagnosis fraktur femur
sinistra. Hasil pengkajian : TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 85x/menit, frekuensi nafas
21x/menit, suhu 37°C, kaki kiri terpasang skin traksi, aktivitas sehari-hari dibantu keluarga.
Apakah evaluasi keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Frekuensi nadi membaik
b. Risiko jatuh tidak terjadi
c. Suhu menurun
d. Frekuensi nafas membaik
e. Mobilitas fisik meningkat

50. Seorang laki-laki berusia 55 tahun, dirawat di ruang bedah dengan diagnosis fraktur femur
sinistra. Hasil pengkajian : TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 85x/menit, frekuensi nafas
21x/menit, suhu 37°C, kaki kiri terpasang skin traksi, aktivitas sehari-hari dibantu keluarga.
Apakah evaluasi keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Frekuensi nadi membaik
b. Suhu menurun
c. Mobilitas fisik meningkat
d. Risiko jatuh tidak terjadi
e. Frekuensi nafas membaik

51. Seorang laki-laki berusia 56 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan kedua
tungkai bengkak. Hasil pengkajian: frekuensi nafas 20x/menit, JVP 5+3 cm, edema
ekstremitas, frekuensi nadi 89x/menit, TD 165/105mmHg, kulit tampak kering dan pucat.
Hasil laboratorium: kreatinin 2,4 mg/dl, ureum 62 mg/dl. Apakah tindakan keperawatan yang
tepat pada kasus?
a. Latihan nafas dalam
b. Batasi asupan cairan dan garam
c. Tinggikan posisi kaki
d. Lakukan perawatan kulit
e. Berikan oksigen 4 L/menit
52. Seorang laki-laki berusia 56 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan retensi urine.
Pasien direncanakan pemasangan kateter urine. Perawat telah memasukkan jeli ke dalam
meatus uretra, lalu memasukkan kateter sampai pangkal kateter urine. Pakah langkah
selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Melakukan fiksasi dengan plester
b. Menarik kateter sampai ada tahanan
c. Mengembangkan balon kateter urine
d. Menyambungkan kateter urine dengan urine bag
e. Merapikan alat-alat yang telah digunakan

53. Seorang laki-laki berusia 43 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sakit pada
perut bagian bawah. Hasil pengkajian, pasien merasakan sakit seperti terbakar, pasien tampak
meringis dan gelisah terutama saat berkemih, nyeri skala 6-7(skala10), frekuensi nadi
101x/menit, urine berwarna kemerahan dan leukosit 13.000/mm3. Apakah masalah
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Nyeri akut
b. Inkontinesia urine
c. Resiko penjurunan curah jantung
d. Resiko infeksi
e. Gangguan eliminasi urine

54. Seorang perempuan berusia 65 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sakit
pada suprapubic. Hasil pengkajian pasien merasakan sakit seperti terbakar, tampak meringis
terutama saat berkemih, nyeri skala 4(0-10), urine berwarna gelap dan leukosit 15.000/mm3.
Apakah intervensi keperawatan pada kasus tersebut?
a. Kompres hangat pada area suprapubic
b. Anjurkan minum yang cukup
c. Ambil sampel urine
d. Monitor warna urine
e. Kolaborasi pemberian antibiotic

55. Seorang laki-laki berusia 56 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan kedua
tungkai bengkak dan sesak nafas. Hasil pengkajian : frekuensi nafas 28x/menit, ansietas,
edema ekstremitas +2, JVP 5+4 cm, TD 160/100mmHg, frekuensi nadi 91x/menit, berat badan
meningkat 3 kg dalam 1 minggu, dan kulit tampak kering. Hasil laboratorium: kreatinin 2,6
mg/dl, ureum 65 mg/dl. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus?
a. Hypervolemia
b. Risiko hypovolemia
c. Gangguan pertukaran gas
d. Gangguan integritas kulit
e. Penurunan curah jantung

56. Seorang laki-laki usia 40 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan DHF. Hasil
pengkajian, pasien mengeluh mual, demam, akral dingin, tampak cemas, trombosit 70.000/ml,
muntah kehitaman 200 cc, frekuensi nadi 76x/menit. Perawat menegakkan diagnosis
keperawatan resiko syok. Apakah kriteria hasil yang tepat pada kasus tersebut?
a. Mual menurun
b. Tingkat cemas menurun
c. Demam menurun
d. Frekuensi muntah menurun
e. Akral dingin menurun
57. Seorang laki-laki usia 48 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan DHF. Hasil
pengkajian, pasien mengeluh demam sudah 3 hari, kulit merah, terasa hangat, TD 120/80
mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi nafas 20x/menit dan suhu 39°C. Apakah kriteria
hasil yang tepat pada kasus tersebut?
a. Tekanan darah membaik
b. Frekuensi nadi membaik
c. Suhu tubuh membaik
d. Frekuensi nafas membaik
e. Turgor kulit elastis

58. Seorang laki-laki usia 30 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan DHF. Hasil
pengkajian: BB 70kg, TB 170cm, sulit tidur, petekie, mukosa bibir kering, mual, TD 100/75
mmHg, frekuensi nadi 98x/menit, frekuensi nafas 20x/menit dan suhu 37,5°C. Apakah
masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Gangguan pola tidur
b. Nausea
c. Deficit nutrisi
d. Hipetermia
e. Risiko hipovolemi

59. Seorang perempuan usia 40 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan DHF. Hasil
pengkajian: pasien mengeluh demam, sulit tidur, petekie, mual, turgor kulit kurang elastis,
mukosa bibir kering, TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi nafas 24x/menit.
Manakah data pendukung yang tepat pada kasus tersebut?
a. Pola tidur
b. Berat badan
c. Nilai trombosit
d. Tinggi badan
e. Nilai leukosit

Anda mungkin juga menyukai