PENDAHULUAN
Mineral merupakan salah satu zat gizi kebutuhan tubuh manusia yang
hemoglobin. Mineral digolongkan atas mineral makro dan mineral mikro. Mineral
mikro terdapat dalam jumlah sangat kecil di dalam tubuh, namun mempunyai
mineral mikro antara lain: besi, seng, iodium, selenium, tembaga, mangan, flour,
tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia
oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam
sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh
protein, dan terdapat dalam bentuk fero atau feri. Bentuk aktif zat besi biasanya
terdapat sebagai fero, sedangkan bentuk inaktif adalah sebagai feri (Sediaoetama,
2008). Fero dalam tubuh berperan dalam proses respirasi sel serta sebagai
kofaktor enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasi dan reduksi untuk produksi
energi yang terdapat pada semua sel tubuh. Fero merupakan unsur penting bagi
1
2
besi dan anemia dapat diketahui dari kadar hemoglobin seseorang. Kadar
hemoglobin normal pada pria dewasa 13 g/100 ml dan untuk wanita 12 g/100 ml.
Kekurangan besi banyak dialami para ibu yang sedang mengandung, menyusui
dan wanita yang sedang haid (Winarno, 2004). Kelebihan Fe juga tidak baik,
juga meningkat dalam sel hati. Hemosiderin akan masuk ke dalam sel parenkim
organ lain misalnya pankreas, otot jantung, dan ginjal sehingga dalam
hemosiderin akan tertimbun dalam organ-organ tersebut dan merusak kerja organ.
bayam hijau. Selain mengandung besi daun bayam hijau juga banyak
mengandung garam-garam mineral yang penting seperti kalsium dan fosfor, dan
daun bayam hijau yang telah diolah menjadi masakan dengan berbagai cara,
antara lain direbus atau dikukus. Hal ini kemungkinan dapat menurunkan manfaat
daun bayam hijau untuk kesehatan, karena kemungkinan senyawa kimia yang
menghasilkan senyawa yang berwarna stabil dalam beberapa menit (Vogel, 1989).
3
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menentukan kadar besi di dalam daun
bayam hijau bayam hijau, yang telah dikukus, dan yang telah direbus sebagaimana
lazimnya diolah dan dikonsumsi oleh masyarakat. Pada penelitian ini penetapan
karena metode ini lebih praktis, dan dapat digunakan untuk kadar yang kecil.
digunakan pada penentuan kadar besi di dalam sampel dilakukan uji validasi
metode, yaitu uji akurasi (ketepatan), uji presisi (keseksamaan), dan uji sensitifitas
alat yaitu uji Limit Of Detection (LOD) dan Limit Of Quantitation (LOQ). Untuk
bayam hijau bayam hijau, di dalam daun bayam hijau rebus, dan di dalam daun
bayam hijau kukus, dilakukan uji analis varian (ANAVA) dan uji beda nyata
a. Berapakah kadar besi pada daun bayam hijau yang masih bayam hijau dan di
dalam daun bayam hijau yang telah direbus atau yang telah dikukus ?
b. Apakah terdapat perbedaan kadar besi di dalam daun bayam hijau yang masih
bayam hijau dan kadar besi di dalam daun bayam hijau yang telah direbus
fenantrolin dalam suasana asam sulfat 5 N, akurat untuk penetapan kadar besi
1.3 Hipotesis
a. Terdapat kadar besi yang cukup tinggi di dalam daun bayam hijau yang masih
bayam hijau, daun bayam hijau yang telah direbus atau yang telah dikukus.
b. Terdapat perbedaan kadar besi di dalam daun bayam hijau yang masih bayam
hijau dan kasar besi di dalam daun bayam hijau yang telah direbus atau yang
telah dikukus.
dalam suasana asam sulfat 5 N, akurat untuk penetapan kadar besi di dalam
a. Untuk mengetahui kadar besi di dalam daun bayam hijau yang masih bayam
hijau dan di dalam daun bayam hijau yang telah direbus atau yang telah
dikukus.
b. Untuk mengetahui perbedaan kadar besi di dalam daun bayam hijau yang
masih bayam hijau dan di dalam daun bayam hijau yang telah direbus atau
tentang kadar besi di dalam daun bayam hijau yang masih bayam hijau dan
5
masyarakat.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
besi di dalam daun bayam hijau (sebagai variabel terikat), yang masih bayam
hijau, yang telah direbus dan yang telah dikukus sebagaimana lazimnya digunakan
oleh masyarakat (sebagai variabel bebas). Penetapan kadar besi dilakukan secara
2.4.1 Alat-alat
Teledo®), hot plate, neraca analitik (Bueco Germany®), blender (Miyako®), dan
2.4.2 Bahan-bahan
6
7
sulfat, asam oksalat, asam nitrat, amonium asetat, asam asetat glasial, natrium
2.4.3 Sampel
Sampel yang diuji dalam penelitian ini adalah daun bayam hijau yang
segar dibeli di pagi hari pada pedagang sayur-sayuran di pasar Sei Sikambing,
Medan. Secara acak sederhana dan purposif yaitu metode pengambilan sampel
ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa sampel yang tidak terambil mempunyai
mendidih).
diaduk. Jika campuran menjadi terlalu panas, tunggu 5 menit sebelum meneruskan
secukupnya hingga 250 ml, dididihkan selama 15 menit, disaring dan ditutup,
dibiarkan selama 2 hari lalu disaring dengan kertas saring (Ditjen POM, 2014).
dalam labu tentukur 100 ml dan dilarutkan dengan akuades lalu dicukupkan
Larutan asam nitrat 65% b/v sebanyak 350 ml diencerkan dengan air
untuk menghilangkan karbon dioksida yang larut dalam air, didiamkan sampai
dingin sambil ditutup agar tidak menyerap kembali karbon dioksida dari udara.
9
permanganat.
Daun bayam hijau segar dicuci bersih dengan air mengalir hingga tidak
terdapat kotoran yang tertinggal, lalu dibilas dengan akuades, ditiriskan dan
blender.
kurang 30 menit dan larutan menjadi jernih. Dengan cara yang sama dilakukan
untuk sampel yang telah dikukus dan direbus dengan cara lazimnya digunakan
oleh masyarakat.
10
100 ml. Residu di atas kertas saring dibilas sebanyak 3 kali sampai fliltratnya
hingga garis tanda. Lalu disaring dengan kertas saring Whatmann no. 42 dengan
dalam labu Erlenmeyer lain. Larutan ini digunakan untuk uji kualitatif dan
kuantitatif.
endapan coklat.
fero (II) ammonium sulfat baku, pembuatan larutan induk baku fero (II) amonium
sulfat, penentuan kurva serapan maksimum larutan baku fero (II) amonium sulfat,
penentuan waktu kerja (Operating Time), penentuan linieritas kurva kalibrasi dan
Oleh karena pada penelitian ini tidak menggunakan senyawa fero (II)
BPFI sebagai baku pembanding, tetapi menggunakan fero (II) ammonium sulfa
kemurniannya dengan cara penetapan kadar, dapat dilakukan dengan cara titrasi
dititrasi dengan larutan standar kalium permanganat sampai terjadi warna ungu
muda, dicatat volume larutan kalium permanganat, diulangi pekerjaan 5 kali, dan
(diperhitungkan sesuai kadar baku fero (II) amonium sulfat poin 2.9.1), kemudian
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan sedikit asam sulfat
10% dan dicukupkan dengan akuabides sampai garis tanda, sehingga diperoleh
100 mg ×1000
= 1000 µg /ml
100 ml
Dipipet 1 ml larutan baku I (1000 µg/ml) dimasukkan ke dalam labu tentukur 100
Dipipet 12,0 ml larutan baku II fero (II) amonium sulfat (10 µg/ml),
akuabides sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan konsentrasi fero (II) =
2,4 µg/ml. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 400-800 nm,
Dipipet 12,0 ml larutan baku II fero (II) amonium sulfat (10 µg/ml),
akuabides sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan konsentrasi fero (II) =
yang diperoleh (pada poin 2.9.3), mulai 1 menit sampai 30 menit dengan interval
13
Dipipet 6 ml, 8 ml, 10 ml, 12 ml, 14 ml, 16 ml larutan induk baku II (10
sehingga diperoleh larutan konsentrasi fero (II) 1,2 µg/ml, 1,6 µg/ml, 2,0 µg/ml,
2,4 µg/ml, 2,8µg/ml, 3,2 µg/ml. Didiamkan selama beberapa menit sesuai dengan
waktu kerja yang diperoleh (pada poin 2.9.5). Kemudian diukur absorbansinya
pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh (pada poin 2.9.3), sebagai
asam nitrat dan dicukupkan sampai 100 ml), dimasukkan ke dalam labu tentukur
tanda. Didiamkan selama beberapa menit sesuai dengan waktu kerja yang
14
persamaan garis regresi, dan selanjutnya digunakan untuk menghitung kadar besi
(mg/100g)
SD =
√ ∑ ( X− X )2
n−1
Keterangan :
x−x t X− X̄ x−x
t hitung = hitung = t hitung =
SD/ √ n SD/ √ n SD / √ n
Keterangan :
X = Kadar sampel
15
SD = Standar deviasi
n = Jumlah Perlakuan
Untuk mengetahui semua data yang diperoleh dapat diterima atau ditolak
disimpulkan dengan melihat thitung dan ttabel dengan dasar penerimaan dan
SD
kesalahan α = 0,01; dk = n-1, dapat digunakan rumus: = X ± t (1-1/2α dk) x
√n
Keterangan:
µ = Interval kepercayaan
SD = Standar deviasi
α = tingkat kepercayaan
n = jumlah perlakuan
Uji validasi metode dilakukan dengan uji akurasi (kecermatan), uji presisi
(keseksamaan), dan uji sensitivitas yaitu Limit of Detection (LOD) dan Limit of
Quantitation (LOD).
penambahan bahan baku (standard addition method), karena sampel yang diuji
16
dengan membuat rentang spesifik 80%, 100%, dan 120%. Setiap rentang spesifik
mengandung 70% analit dan 30% bahan baku masing-masing dikerjakan dengan 3
baku fero (II) amonium sulfat. Penetapan kadar besi dilakukan dengan cara yang
sama pada penetapan kadar besi di dalam sampel. Persen perolehan kembali
relatif (RSD) atau koefisien variasi (CV), dari hasil replikasi pada pengujian
Standar deviasi
x 100 %
Persen recovery rata−rata
Secara umum standar deviasi relatif (RSD) tidak lebih dari 2,5% (Gandjar,
Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat
merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi
kriteria cermat dan seksama (Harmita, 2004). Penentuan batas deteksi suatu
metode berbeda-beda tergantung pada metode analisis. Pada analisis yang tidak
dalam sampel pada pengenceran bertingkat. Pada analisis instrumen batas deteksi
dapat dihitung dengan mengukur respon blanko beberapa kali lalu dihitung
17
rumus:
k x Sb
Q= .
Sl
Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui garis
regresi linier dari kurva kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b pada
Menurut Harmita (2004), batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat
SY / X=
√ ∑ ( y − yi)2
(n−2)
3 xSY / X
LOD=
slope
10 xSY / X
LOQ=
slope
Perulangan (k)
b. Kriteria pengujian
1. Apabila F0 < Ftabel (5%) tidak terdapat perbedaan perolehan kadar besi di
dalam sampel daun bayam hijau, yang telah direbus, dan yang telah
2. Apabila Ftabel (5%) < F0< Ftabel (1%), terdapat perbedaan perolehan kadar
kadar besi di dalam sampel daun bayam hijau bayam hijau, yang telah
direbus, dan yang telah dikukus, maka perlu dilakukan uji BNT (Bukti
Nyata Terkecil).
3. Apabila F0 > Ftabel (1%) terdapat perbedaan perolehan kadar besi di dalam
sampel daun bayam hijau bayam hijau, yang telah direbus, dan yang telah
RKK
Sehingga diperoleh : F0 =
RKE
Nilai BNT a = ta x SD
SD =
√ 2 KTG
k
Keterangan:
SD = Standard deviasi
k = perulangan
1. Bila BNT hitung < BNT tabel (5%), tidak terdapat perbedaan yang nyata
perolehan kadar besi di dalam sampel daun bayam hijau bayam hijau, yang
2. Bila BNT tabel < BNT tabel < BNT tabel (1%), maka terdapat perbedaan
perolehan kadar kadar besi di dalam sampel daun bayam hijau bayam hijau,
3. Bila BNT hitung > BNT tabel (5%), maka terdapat perbedaan perolehan kadar
besi di dalam sampel daun bayam hijau bayam hijau, yang telah direbus, dan
pembanding dalam penelitian ini bukan baku BPFI, dan belum diketahui
kemurnian fero (II) amonium sulfat, diperoleh 99,61%. Data hasil penentuan
kemurnian fero (II) amonium sulfat dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 36.
spektrofotometer sinar tampak dari larutan baku fero (II) amonium sulfat dengan
20
21
0,3810
510,00
ment Properties: anggur (Gandjar, 2007). Maka hasil yang diperoleh sudah baik, sehingga
ment: 6-Cell
r of cell 2 pengukuran absorbansi selanjutnya dapat dilakukan pada panjang gelombang
e Preparayion Properties] kompleks fero dengan pereaksi o-fenantrolin memberikan serapan yang stabil,
300 ppm
e dilakukan penentuan waktu kerja. Penentuan waktu kerja dilakukan dengan
n
ength mengukur serapan dari larutan induk baku fero (II) dengan konsentrasi 2,4 μ g/ml
nal Inforamtion
pada panjang gelombang 510,00 nm selama 30 menit mulai dari 1 menit dengan
22
rentang waktu satu menit. Hasil pengukuran absorbansi yang stabil sebagai waktu
kerja senyawa kompleks ferofenantrolin dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini:
Time Course Graph
0,4430
0,4420
Abs
0,4410
0,4400
0,4390
0,4380
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00
24,00 30,00
Time (Minute )
berbagai waktu, diperoleh absorbansi yang stabil yaitu 0,4409 pada menit ke-15
serapan larutan kompleks fero-fenantrolin dengan konsentrasi fero (II): 1,2 µg/ml;
1,6 µg/ml; 2,0 µg/ml; 2,4 µg/ml; 2,8 µg/ml; dan 3,2 µg/ml yang ditambahkan
dalam waktu kerja di sekitar menit ke-15 sampai ke-24. Hasil pengukuran kurva
No Konsentrasi(µg/ml) Absorbans
1. 0,000 0,0000
2. 1,200 0,2270
3. 1,600 0,3140
4. 2,000 0,3790
5. 2,400 0,4640
6. 2,800 0,5250
7. 3,200 0,6080
Standard curve
0.7000
0,6000
0,4000
Abs
0,2000
0,0000
0,00 1,00 2,00 3,00 3.20
Connc (mcg/ml)
absorbansi larutan besi baku diperoleh dengan koefisien korelasinya = 0,9991 dan
disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear yang baik antara konsentrasi dan
serapan kurva kalibrasi yang diperoleh dengan hukum Lambert–Beer, yaitu kurva
baku berupa garis lurus. Kemiringan garis ini setara dengan ab, dan karena b
merupakan tebal kuvet maka nilai a atau absorptivitas dapat dihitung (Gandjar,
2007).
24
spektrofotometri sinar tampak. Sampel yang telah didestruksi basah berupa ion
besi yang direduksi dengan hidroksilamin dan o-fenantrolin dalam suasana asam
selama lebih kurang 9 menit, mulai dari menit ke-15 sampai ke-24, dengan
Contoh perhitungan kadar besi di dalam sampel dapat dilihat pada Lampiran 13,
halaman 44. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17, halaman 51, dan
N
o Sampel Kadar besi (%)
Daun bayam hijau bayam
1 hijau 2,756 ± 0,054
2 Daun bayam hijau kukus 2,734 ± 0,013
3 Daun bayam hijau rebus 1,005 ± 0,010
Kadar Besi total
2,756 2,734
3.000
(mg/100g)
2.000 1,005
1.000
0.000
Daun bayam mentah Daun bayam kukus Daunbayam rebus
Tabel 2 dan Gambar 4 di atas menunjukkan hasil analisis kadar besi dari
sampel daun bayam hijau, terlihat bahwa kadar besi di antara sampel daun bayam
hijau yang bayam hijau, telah direbus, dan telah dikukus terdapat perbedaan.
Kadar besi di dalam sampel daun bayam hijau yang masih bayam hijau lebih
tinggi dibandingkan dengan di dalam sampel yang telah direbus atau telah
dikukus.
bayam hijau berkisar 2,9 mg/100 g (Depkes, 1990), kadar besi di dalam daun
bayam hijau dari hasil penelitian diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan
tumbuh tanaman, iklim, jenis tanah, alat dan metode yang digunakan pada analisa.
Untuk mengetahui perbedaan yang kadar besi yang diperoleh dari berbagai
kelompok perlakuan ini, bermakna secara signifikan, perlu dilakukan uji statistik,
dan dapat dilakukan melalui uji analisa varian (ANAVA) dan uji beda nyata
terkecil (BNT).
3.7 Uji Analisa Varian (ANAVA) dan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
Uji analisa varian (ANAVA) dan beda nyata terkecil (BNT) dilakukan
untuk melihat perbedaan perolehan kadar besi di dalam sampel daun bayam hijau
yang masih bayam hijau, yang telah direbus dan yang telah dikukus. Data
perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 18 halaman 52 sampai 54, hasil uji
Tabel 3. Data Hasil Uji ANAVA (Analisa Sidik Ragam dengan Uji F)
F Tabel
SK JK DB RK F0
5% 1%
Rata- rata kolom 12,119 5 2,42374
Error 0,006 18 0,00032 7490,98 5,06 3,11
Total 12,125 23 2,42406
perolehan kadar besi di antara sampel daun bayam hijau yang bayam hijau, daun
bayam hijau yang telah dikukus, dan daun bayam hijau yang telah direbus. Oleh
dilanjutkan pengujian dengan uji beda nyata terkecil (BNT) untuk mengetahui
sampel/kondisi yang dilakukan satu sama lainnya, dan juga untuk mengetahui
berbeda secara signifikan. Perhitungan uji BNT selengkapnya dapat dilihat pada
berikut:
1. Kadar besi di dalam daun bayam hijau yang bayam hijau lebih tinggi
dibandingkan dengan kadar besi di dalam daun bayam hijau yang telah
2. Kadar besi di dalam daun bayam hijau yang masih bayam hijau lebih tinggi
dibandingkan dengan daun bayam hijau yang telah direbus, dan terdapat
3. Kadar besi di dalam daun bayam hijau yang telah dikukus lebih tinggi
dibandingkan dengan daun bayam hijau yang telah direbus, dan terdapat
Dari keseluruhan hasil uji penentuan besi di dalam daun bayam hijau, dapat
dilihat untuk mendapatkan kadar besi yang tinggi sebaiknya dikonsumsi dalam
keadaan bayam hijau dan segar yang saat ini juga banyak digemari masyarakat
perbusan penurunan kadar besi sangat signifikan. Hal ini disebabkan bahwa kadar
besi dalam daun bayam hijau terlarut dalam air panas sehubungan dengan sifat
kelarutan besi dalam bentuk senyawa garam adalah mudah larut dalam air panas.
Validasi metode dilakukan dengan cara uji akurasi, uji presisi, dan uji
sensitifitas yaitu Uji Limit of Detection (LOD) dan Limit of Quantitation (LOQ).
fenantrolin pada penentuan kadar besi di dalam sampel daun bayam hijau akurat.
28
rentang spesifik 80%, 100%, dan 120%. Setiap rentang spesifik mengandung 70%
replikasi. Data dan perhitungan uji perolehan kembali (% recovery) dapat dilihat
pada Lampiran 19 sampai 21, halaman 55 sampai 59. Hasil dapat dilihat pada
Tabel 5 berikut:
Tabel 5. Data Hasil Uji Validasi Penetapan Kadar Besi Di Dalam Sampel Daun
Bayam hijau
1,06
Relatif standar deviasi = x 100% =1,05%
100,20
Dari uji perolehan kembali yang dilakukan, didapat persen perolehan
kembali sebesar 100,20%. Maka dapat disimpulkan bahwa metode yang dilakukan
memberikan akurasi pada rentang yang dapat diterima yaitu 98-102% (Harmita,
2004).
penelitian ini diperoleh RSD sebesar 1,05%. Kriteria seksama dapat diterima jika
diperoleh simpangan baku relatif 2% atau kurang (Harmita, 2004). Hasil yang
mendeteksi jumlah terkecil analit dalam sampel yang masih memberikan respon
batas terkecil yang masih memenuhi kriteria cermat dan seksama (Harmita, 2004).
Dari hasil perhitungan diperoleh batas deteksi (LOD) sebesar 0,151 µg/ml
dan batas kuantitasi (LOQ) sebesar 0,502 µg/ml. Hasil pengukuran konsentrasi
sampel seluruhnya sangat baik karena diperoleh di atas harga LOQ. Perhitungan
BAB IV
4.1 Kesimpulan
1. Kadar besi di dalam sampel daun bayam hijau yang masih mentah adalah
2,756 ± 0,054 mg/100g, yang telah dikukus = 2,734 ± 0,013 mg/100g, dan
2. Kadar besi di dalam daun bayam hijau lebih tinggi dibandingkan dengan di
dalam daun bayam hijau yang telah direbus dan yang telah dikukus. Tidak
berbeda nyata antara bayam hijau mentah dengan yang dikukus, berbeda sangat
nyata dengan yang direbus. Kadar besi di dalam daun bayam hijau yang telah
dikukus lebih tinggi, dibandingkan dengan kadar besi di dalam daun bayam
hijau yang telah direbus dan terdapat perbedaan yang sangat nyata.
penetapan kadar besi di dalam daun bayam hijau, persen recovery = 100,20%,
4.2 Saran
lain di dalam daun bayam hijau. Disarankan bagi masyarakat jika ingin
mengkonsumsi daun bayam hijau, lebih baik mengkonsumsi daun bayam hijau
31
yang masih mentah atau yang dikukus karena kadar besi lebih tinggi dari pada di
Winarno, F.G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
32
31
33
Lampiran 3. Hasil Uji Kualitatif Besi Di dalam Sampel Daun Bayam hijau
1 2 3 4
Keterangan:
1. Blanko (sampel)
10,00 ml x 0,0999 N
Normalitas kalium permanganat = = 0,0997 N
10,20 ml
Lampiran 5. Penetapan Kadar Baku Fero (II) Amonium Sulfat Secara
Permanganometri
(99,78+ 99,28+99,78)%
= = 99,61 %
3
38
Ditimbang fero (II) amonium sulfat setara dengan 100 mg Fe (II), maka fero (II)
BM fe ( II ) amonium sulfat
= x kemurnian x bobot yang diinginkan
B A Fe ( II )
392,14 100
= x x 100 mg = 702,99 mg
56 99,61
Jadi fero (II) amonium sulfat yang ditimbang adalah 702,99 mg
Dilarutkan sampai dengan akuades sampai 100 ml maka diperoleh larutan induk
100 mg x 1000
baku I Fe konsentrasi = = 1000 µg/ml
100 ml
Selanjutnya dipipet 1 ml, diencerkan dengan dengan akuades sampai 100 ml maka
diperoleh larutan induk baku II Fe konsentrasi
1ml x 1000 µg /ml
= = 10µg/ml
100 ml
Selanjutnya dibuat berbagai konsentrasi: 1,20 µg/ml; 1,60 µg/ml; 2,00 µg/ml; 2,40
6 ml x 10 µg/ml
1. = 1,20 µg/ml
50 ml
8 ml x 10 µg/ml
2. = 1,60 µg/ml
50 ml
10 ml x 10 µg /ml
3.
50 ml
= 2,00 µg/ml
12ml x 10 µg /ml
4. = 2,40 µg/ml
50 ml
14 ml x 10 µg/ml
5. = 2,80 µg/ml
50 ml
39
16 ml x 10 µg /ml
6. = 3,20 µg/ml
50 ml
Larutan induk baku I fe (1000 µg/ml) Dipipet 1 ml dimasukkan dalam labu tentukur 100 ml, dicuku
/ml)
Dipipet 12 ml di + kan 2 ml HCl (p) dan 2 ml hidroksilamin dididihkan pada suhu 60-70°C dan dipi
Lampiran 8. Bagan Kerja Penetapan Kadar Besi Di Dalam Sampel Daun Bayam
hijau Secara Spektrofotometri Sinar Tampak
Ditimbang 130,0000 g
sampel
Dimasukkan ke dalam cawan penguap, ditambahkan
dengan 5 ml HNO3 5 N, dipanskan di atas api langsung
ditambahkan 5 ml akuades dan dipanaskna sampai
larutan menjadi jernih,disaring ke dalam labu tentukur
100 ml, dicukupkan sampai garis tanda.
Larutan sampel
Instrument Properties
Instrument Type: UV-1800 Series
Measuring:Mode: Absorbance
Slit Width: 1.0 nm
Light Source Change Wavelength: 340.8 nm
S/R Exchange: Normal
Attachment Properties:
Attachment: 6-Cell
Bumber of cell 2
[Operation]
Threshold 0.001000
Points 4
Inter Polate Disabled
Average Disabled
Page 1 / 1
43
Lampiran 10. Kurva Waktu Kerja (Operating Time) Larutan Fero Fenantrolin
0,4420
Abs
0,4410
0,4400
0,4390
0,4380
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00
Time (Minute )
Page 1 /1
44
Standard curve
0.7000
0,6000
0,4000
Abs
0,2000
0,0000
0,000 1,000 2,000 3.000
3,000 3.200
Connc (mcg/ml)
Y = 0,18934 + 0,00259
r2 Correlation Coefficient = 0,9998
r2 Multiple Correlation Coefficient = 0,9991
Sample Table
Sample ID Type Ex Conc WL527.50 Wgt.Factor Comments
1 blanko Standard 0,000 0,0000 1,000
2 Titik 1 Standard 20,000 0,2150 1,000
3 Titik 2 Standard 30,000 0,3320 1,000
4 Titik 3 Standard 40,000 0,4425 1,000
5 Titik 4 Standard 50,000 0,5490 1,000
6 Titik 5 Standard 60,000 0,6475 1,000
7
Page 1 / 1
45
∑ XY −¿ (∑ X )( ∑ Y ) /n ¿
a =
∑ x2 −¿ ( ∑ X ) 2 ¿
∑ XY −¿ (∑ X )(∑ Y ) /n ¿
a =
∑ x2 −¿ ( ∑ X ) 2 ¿
6,062−( 13,200 ) x(2,517)/7
a =
31,840−( 13,20 ) 2/7
1,3157
a =
6,9486
= 0,1893
b = Y- aX
b = 0,3182 - (0,1893 x 0,0018)
= 0,00259
Persamaan garis regresi: Y = aX + b
Persamaan garis regresi: Y = 0,189342X + 0,002596
Perhitungan korelasi:
r=
6,0620−(13,20 x 2,5170)/7
r =
√¿¿
6,0620−5,5374
r =
√2,80 x 0,09847
46
0,5246
r = 0,52451 = 0,9991
Lampiran 13.Contoh Perhitungan Kadar Besi Di Dalam Sampel Daun Bayam
Hijau
Y = 0,18934 X + 0,00259
0,409−0,00259
Konsentrasi perolehan besi(X) = = 2,146 μg/ml
0,18934
Kadar besi yang diperoleh (mg/100g bahan)
Dengan cara yang sama dihitung kadar besi untuk pengulangan pekerjaan
6 kali dan untuk sampel lainnya. Data dan hasil perhitungan selengkapnya dapat
Lampiran 14. Perhitungan Data Secara Statistik Hasil Penetapan Kadar Besi Di
Dalam Sampel Daun Bayam hijau Mentah
Kadar besi
No.
(mg/100g)
X - X̄ ( X − X̄ )2
1. 2,752 -0,00449 0,00002
2. 2,772 0,01580 0,00025
3. 2,806 0,04964 0,00246
4. 2,725 -0,03160 0,00100
5. 2,718 -0,03837 0,00147
6. 2,765 0,00902 0,00008
∑X = 16,538 mg/100g
N=6
X̄ = 2,756 mg/100g ∑ ( X − X̄ )2 = 0,00529
Standar deviasi (SD) =√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
Dasar penolakan data adalah apabila thitung > ttabel dengan tingkat kepercayaan 99%
α = 0,01; n = 6, dk = 5 dan ttabel = 4,032
| X−X| |2,752−2,756|
0,00449
1. thitung = SD = 0,033 = = 0,338
0,01328
√n √6
| X−X| |2,772−2,756|
0,01580
2. thitung = SD = 0,033 = = 1,190
0,01328
√n √6
| X−X| |2,806−2,756|
0,04964
3. thitung = SD = 0,033 = = 3,739
0,01328
√n √6
| X−X| |2,725−2,756|
0,03160
4. thitung = SD = 0,033 = = 2,380
0,01328
√n √6
| X−X| |2,718−2,756|
0,03837
5. thitung = SD = 0,033 = = 2,890
0,01328
√n √6
48
| X−X| |2,785−2,756|
0,00902
6. thitung = SD = 0,033 = = 0,679
0,01328
√n √6
Seluruh thitung dari ke-6 perlakuan < ttabel, berarti semua data ini dapat diterima.
Lampiran 14. Perhitungan Data Secara Statistik Hasil Penetapan Kadar Besi Di
dalam Sampel Daun Bayam Hijau Mentah (Lanjutan)
Std. Deviasi
Kadar besi rata-rata ± t (1 – ½ α.dk) x √n
Kadar besi rata-rata ( X̄ ) =2,756 mg/100g
Sd
Kadar besi sebenarnya = X̄ ± t (1 – ½ α.dk) x √ 6
0,033
Kadar besisebenarnya =2,756 mg/100g ± 4,032 x
2,449
Kadar besisebenarnya = (2,756 ± 0,054) mg/100 g
49
Lampiran 15. Perhitungan Data Secara Statistik Hasil Penetapan Kadar Besi Di
Dalam Sampel Daun Bayam Hijau Kukus
Kadar besi
No.
(mg/100g)
X - X̄ ( X − X̄ )2
1. 2,745 0,01128 0,00013
2. 2,738 0,00453 0,00002
3. 2,738 0,00450 0,00002
4. 2,725 -0,00905 0,00008
5. 2,732 -0,00224 0,00001
6. 2,725 -0,00905 0,00008
∑X = 16,403 mg/100g
N=6
X̄ = 2,734 mg/100g ∑ ( X − X̄ )2 = 0,00034
Standar deviasi (SD) =√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
Dasar penolakan data adalah apabila thitung > ttabel dengan tingkat kepercayaan 99%
| X−X| |2,745−2,734|
0,01128
1. thitung = SD = 0,008 = = 3,369
0,00335
√n √6
| X−X| |2,738−2,734|
0,00453
2. thitung = SD = 0,008 = = 1,352
0,00335
√n √6
| X−X| |2,738−2,734|
0,00450
3. thitung = SD = 0,008 = = 1,343
0,00335
√n √6
| X−X| |2,725−2,734|
0,00905
4. thitung = SD = 0,008 = = 2,702
0,00335
√n √6
| X−X| |2,732−2,734|
0,00224
5. thitung = SD = 0,008 = = 0,670
0,00335
√n √6
| X−X| |2,725−2,734|
0,00905
6. thitung = SD = 0,008 = = 2,702
0,00335
√n √6
50
Seluruh thitung dari ke-6 perlakuan < ttabel, berarti semua data ini dapat diterima.
Lampiran 15. Perhitungan Data Secara Statistik Hasil Penetapan Kadar Besi Di
dalam Sampel Daun Bayam Hijau Kukus (Lanjutan)
Std. Deviasi
Kadar besi rata-rata ± t (1 – ½ α.dk) x √n
Kadar besi rata-rata ( X̄ ) = 2,734 mg/100g
Sd
Kadar besi sebenarnya = X̄ ± t (1 – ½ α.dk) x √ 6
0,008
Kadar besi sebenarnya = 2,734mg/100g ± 4,032 x
2,449
Kadar besi sebenarnya = (2,734± 0,013) mg/100 g
51
Lampiran 16. Perhitungan Data Secara Statistik Hasil Penetapan Kadar Besi Di
Dalam Sampel Daun Bayam Hijau Rebus
Kadar besi
No.
(mg/100g)
X - X̄ ( X − X̄ )2
1. 1,014 0,00948 0,00009
2. 1,009 0,00406 0,00002
3. 0,998 -0,00677 0,00005
4. 1,006 0,00135 0,00000
5. 1,003 -0,00136 0,00000
6. 0,998 -0,00677 0,00005
∑X = 6,028 mg/100g
N=6
X̄ = 1,005 mg/100g ∑ ( X − X̄ )2 = 0,00020
Standar deviasi (SD) =√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
Dasar penolakan data adalah apabila thitung > ttabel dengan tingkat kepercayaan 99%
α = 0,01; n = 6, dk = 5 dan ttabel = 4,032
| X−X| |1,014−1,005|
0,00958
1. thitung = SD = 0,006 = = 3,656
0,00259
√n √6
| X−X| |1,009−1,005|
0,00406
2. thitung = SD = 0,006 = = 1,567
0,00259
√n √6
| X−X| |0,998−0,517|
0,00677
3. thitung = SD = 0,006 = = 2,610
0,00259
√n √6
| X−X| |1,006−1,005|
0,00135
4. thitung = SD = 0,006 = = 0,521
0,00259
√n √6
| X−X| |1,003−1,005|
0,00136
5. thitung = SD = 0,006 = = 0,524
0,00259
√n √6
52
| X−X| |0,998−0,517|
0,00677
6. thitung = SD = 0,006 = = 3,610
0,00259
√n √6
Seluruh thitung dari ke-6 perlakuan < ttabel, berarti semua data ini dapat diterima.
Lampiran 16. Perhitungan Data Secara Statistik Hasil Penetapan Kadar Besi Di
dalam Sampel Daun Bayam hijau Rebus (Lanjutan)
Std. Deviasi
Kadar besi rata-rata ± t (1 – ½ α.dk) x √n
Kadar besi rata-rata ( X̄ ) = 1,005 mg/100g
Sd
Kadar besi sebenarnya = X̄ ± t (1 – ½ α.dk) x √ 6
0,006
Kadar besisebenarnya = 1,005 mg/100g ± 4,032 x
2,449
Kadar besi sebenarnya = (1,005 ± 0,010) mg/100 g
53
Lampiran 17. Data Hasil Penetapan Kadar Besi Di Dalam Sampel Daun Bayam
Hijau
perolehan kadar besi yang ditentukan pada sampel daun bayam hijau yang masih
Formulasi Hipotesis
2. Kriteria Pengujian
Apabila F- hitung lebih kecil dari F uji, kesimpulannya tidak berbeda.
Bila lebih kecil dari 3,11 tidak berbeda nyata
Bila lebih besar dari 5,06 berbeda sangat nyata
Bila lebih kecil dari 5,06 dan lebih besar dari 3,11 berbeda nyata.
3. Analisa Varian
k=6
n1 = 6; n2 = 6; n3 = 6 ........> N = 18
Jumlah(T )2
Jumlah Koreksi Kolom (JKK) = - FK
replikasi
578,893
= - 84,36 = 12,119
6
F Tabel
SK JK DB RK F0
5% 1%
Rata- rata kolom 12,119 5 2,42374
Error 0,006 18 0,00032 7490,98 5,06 3,11
Total 12,125 23 2,42406
Kesimpulan:
maka terdapat perbedaan yang sangat signifikan perolehan kadar besi di antara
sampel daun bayam hijau bayam hijau, daun bayam hijau yang telah direbus, dan
daun bayam hijau yang telahdikukus. Selanjutnya dilakukan uji BNT (Beda Nyata
Terkecil).
56
√
2 KTG
Sd = r = √ 2(0,00032 )
6 = 0,00104
BNT 0,05 = 2,101 x 0,00104 = 0,0218
BNT 0,01 = 2,878 x 0,00104 = 0,0299
Bila hasil perhitungan lebih kecil dari tabel BNT, maka disimpulkan terdapat
perbedaan yang nyata kadar besi di antara sampel daun bayam hijau yang diuji.
Diperoleh hasil sebagai berikut:
Beda dengan
Kadar besi rata-rata Daun bayam
Sampel Daun bayam
(mg/100 g) hijau bayam
hijau kukus
hijau
Daun bayam hijau
- -
mentah 2,7564
Daun bayam hijau
0,0226 -
kukus 2,7338
Daun bayam hijau
1,7518 1,7292
rebus 1,0046
BNT 0,05 = 0,0218 BNT 0,01 = 0,0299
Kesimpulan:
1. Kadar besi di dalam daun bayam hijau yang masih mentah lebih tinggi
dibandingkan dengan daun bayam hijau yang telah dikukus, tetapi tidak
terdapat perbedaan yang nyata
2. Kadar besi di dalam daun bayam hijau yang masih mentah lebih tinggi
dibandingkan dengan yang telah direbus, dan berbeda sangat nyata
3. Kadar besi di dalam daun bayam hijau yang telah dikukus lebih tinggi
dibandingkan dengan daun bayam hijau yang telah direbus, dan terdapat
57
Diambil data dari sampel daun bayam hijau yang masih bayam hijau
Uji recovery dilakukan dengan 3 rentang spesifik: 80%, 100%, dan 120%
Tiap rentang terdiri dari campuran 70% analit dan 30% baku
Dipersiapkan larutan baku fero (II) amonium sulfat setara dengan konsentrasi besi
(Fe) = 1 mg/ml
Kadar fero (II) amonium sulfat yang diperoleh = 99,61 %
BM Fe (II) amonium sulfat = 392,14 BA Fe = 56
Ditimbang fero (II) amonium sulfat setara dengan 100 mg Fe (II), maka Fero (II)
amonium sulfat yang ditimbang:
BM Fe ( II ) Amonium sulfat
= x kemurnian x bobot yang diinginkan
B A Fe ( II )
392,14 100
= x x 100 mg = 702,99 mg
56 99,61
Dilarutkan sampai 100 ml, maka diperoleh larutan besi (Fe) baku dengan
100 mg
konsentrasi besi = = 1 mg/ml
100 ml
Diperhitungkan bobot daun bayam hijau yang ditimbang setara dengan 5,00 mg
besi
80
Besi 80% = x 5,0 mg = 4,00 mg
100
70
Analit (besi dalam sampel) 70 % = x 4,00 mg = 2,800 mg
100
30
Besi baku 30 % = x 4,00 mg = 12,00 mg
100
Kadar besi yang diperoleh pada hasil penetapan kadar = 2,756 mg/100g
Sampel ditimbang setara dengan 2,80 mg besi =
Besi baku yang ditambahkan = 1,20 mg. Dipipet sebanyak 1,20 ml dari larutan
baku Fe (II) amonium sulfat setara dengan dengan besi konsentrasi = 1 mg/ml
Rentang spesifik 100%
Diperhitungkan bobot daun bayam hijau yang ditimbang setara dengan 5,00 mg
besi
100
Besi 80% = x 5,0 mg = 5,00 mg
100
70
Analit (besi dalam sampel) 70 % = x 5,00 mg = 3,500 mg
100
30
Besi baku 30 % = x 5,00 mg = 1,50 mg
100
Kadar besi yang diperoleh pada hasil penetapan kadar = 2,756 mg/100g
Sampel ditimbang setara dengan 3,50 mg besi =
Besi baku yang ditambahkan = 1,50 mg. Dipipet sebanyak 1,50 ml dari larutan
baku Fe (II) amonium sulfat setara dengan dengan besi konsentrasi = 1 mg/ml
Diperhitungkan bobot daun bayam hijau yang ditimbang setara dengan 5,00 mg
besi
120
Besi 80% = x 5,0 mg = 6,00 mg
100
70
Analit (besi dalam sampel) 70 % = x 6,00 mg = 4,200 mg
100
30
Besi baku 30 % = x 6,000 mg = 1,80 mg
100
Kadar besi yang diperoleh pada hasil penetapan kadar = 2,756 mg/100g
Sampel ditimbang setara dengan 4,200 mg besi =
Besi baku yang ditambahkan = 1,80 mg. Dipipet sebanyak 1,80 ml dari larutan
baku Fe (II) amonium sulfat setara dengan dengan besi konsentrasi = 1 mg/ml
penetapan kadar besi dengan cara kerja yang sama dengan penetapan kadar besi di
dalam sampel untuk masing masing sebelum dan setelah ditambahkan larutan fero
(II) amonium sulfat baku yaitu setelah dipreparasi secara destruksi basah,
dididihkan pada suhu 60-70°C dan dipindahkan secara kuantitatif ke labu tentukur
menit sesuai waktu kerja, diukur pada panjang gelombang maksimum. Dikerjakan
dengan cara yang sama sebelum dan setelah ditambahkan baku fero (II) amonium
Persen recovery:
Sampel yang telah ditimbang setara dengan 2,80 mg besi dilarutkan sampai
volume = 100 ml. Dipipet 2,00 ml diencerkan sampai 50 ml
Persamaan regresi yang diperoleh dari kurva kalibrasi:Y= 0,18934X + 0,00259
Absorbansi yang diperoleh sebelum ditambah baku = 0,216
0,216−0,00259
Konsentrasi perolehan besi (X) = = 1,127 μg/ml
0,18934
Bobot Besi sebelum ditambah baku :
1,127 μg /ml x 100 ml 50 ml
= x = 2,82 mg
1000 2,0 ml
Sampel yang telah ditimbang setara dengan 2,80 mg besi, ditambahkan baku
setara dengan 1,20 mg besi, dilarutkan sampai volume = 100 ml. Dipipet
sebanyak 2,00 ml diencerkan sampai 50 ml
Absorbansi yang diperoleh setelah ditambah baku = 0,308
0,308−0,00259
Konsentrasi perolehan besi (X) = = 1,613 μg/ml
0,18934
Bobot Besi setelah ditambah baku:
1,613 μg /ml x 100 ml 50 ml
= x = 4,03 mg
1000 2,0 ml
Larutan baku Fe (II) amonium sulfat ditambahkan setara dengan 1,20 mg besi
Persen recovery:
4,03 mg−2,82 mg
= x 100% = 101,23 %
1,2 mg
Dihitung dengan cara yang sama untuk replikasi masing-masing rentang 3 kali,
sehingga berjumlah 9 kali. Data hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 21
61
Besibaku
Ren Konsn Konsn Persen
Bobot Bobot yang
tang trasi besi trasi recoveri
Absor besi yang Absor besi yang ditambah
spesifik yang besiyang (%)
bansi diperoleh bansi diperoleh kan (mg)
diperoleh diperoleh
(mg) (mg)
(µg/ml) (µg/ml)
1,06
Relatif standar deviasi (% RSD) = x 100% = 1,05%
100,20
Persen recovery besi yang diperoleh adalah 100,20% dengan nilai presisi (% RSD
= 1,05%). Menurut Harmita (2004), bahwa uji perolehan kembali dapat diterima
bila berada pada rentang 98%-10 2%, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode
untuk penetapan kadar besi di dalam sampel daun bayam hijau. Relatif standar
deviasi (% RSD) diperoleh di bawah 1,05% (di bawah 2,50%), maka dapat
Lampiran 22. Perhitungan LOD dan LOQ Pada Penentuan Kadar Besi Secara
Spektrofotometri Sinar Tampak
Konsentrasi Hasil
N Absorbansi
Standar (X) perhitungan Y- Yi (Y - Yi)2
O (Y)
µg/ml (Yi)
1 0,000 0,000 -0,00259 0,003 0,000007
2 1,200 0,227 0,22462 0,002 0,000006
3 1,600 0,314 0,30035 0,014 0,000186
4 2,000 0,379 0,37609 0,003 0,000008
5 2,400 0,464 0,45183 0,012 0,000148
6 2,800 0,525 0,52756 -0,003 0,000007
∑ (Y −Yi )2 = 0,000362
√
2
(Y −Yi)
SY/X =
n−2
=
√ 0,000362
6−2
= √ 0,0000905
= 0,0095
3 x S Y / X❑
LOD =
Slop
3 x 0,0095
= = 0,151 µg/ml
0,18934
10 x S Y / X ❑
LOQ =
Slop
10 x 0,0095
= = 0,502 µg/ml
0,18934
Lampiran 23. Hasil Pengukuran Absorbansi Sampel Daun Bayam hijau Bayam
hijau
Sample Graph
2,250
2,200
Conc. (mg/l)
2,150
2,100
2,050
1 2 3 4 5 6
Squence No.
Sample Table
Sample ID Type Ex Conc WL510.0 Comments
1 Sampel 1 Unknown 2,146 0,409
2 Sampel 2 Unknown 2,162 0,412
3 Sampel 3 Unknown 2,189 0,417
4 Sampel 4 Unknown 2,125 0,405
5 Sampel 5 Unknown 2,120 0,404
6 Sampel 6 Unknown 2,157 0,411
7
Page 1 / 1
65
Lampiran 24. Hasil Pengukuran Absorbansi Sampel Daun Bayam hijau Kukus
Sample Graph
2,300
2,200
Conc. (mg/l)
2,100
2,000
1 2 3 4 5 6
Squence No.
Sample Table
Sample ID Type Ex Conc WL510.0 Comments
1 Sampel 1 Unknown 2,141 0,408
2 Sampel 2 Unknown 2,136 0,407
3 Sampel 3 Unknown 2,136 0,407
4 Sampel 4 Unknown 2,125 0,405
5 Sampel 5 Unknown 2,131 0,406
6 Sampel 6 Unknown 2,125 0,405
7
Page 1 / 1
66
Lampiran 25. Hasil Pengukuran Absorbansi Sampel Daun Bayam hijau Rebus
Sample Graph
2,050
2,000
Conc. (mg/l)
1,950
1,900
1 2 3 4 5 6
Squence No.
Sample Table
Sample ID Type Ex Conc WL510.0 Comments
1 Sampel 1 Unknown 1,977 0,377
2 Sampel 2 Unknown 1,967 0,375
3 Sampel 3 Unknown 1,946 0,371
4 Sampel 4 Unknown 1,962 0,374
5 Sampel 5 Unknown 1,956 0,373
6 Sampel 6 Unknown 1,946 0,371
7
Page 1 / 1
67
Sample Graph
1,800
1,600
Conc. (mg/l)
1,400
1,200
1,000
1 2 3 4 5 6
Squence No.
Sample Table
Sample ID Type Ex Conc WL510.0 Comments
1 Sampel 1 Unknown 1,127 0,216
2 Sampel 2 Unknown 1,122 0,215
3 Sampel 3 Unknown 1,132 0,217
4 Sampel 4 Unknown 1,613 0,308
5 Sampel 5 Unknown 1,608 0,307
6 Sampel 6 Unknown 1,608 0,307
7
Page 1 / 1
68
Sample Graph
2,200
1,900
Conc. (mg/l)
1,600
1,300
1,000
1 2 3 4 5 6
Squence No.
Sample Table
Sample ID Type Ex Conc WL510.0 Comments
1 Sampel 1 Unknown 1,407 0,269
2 Sampel 2 Unknown 1,412 0,270
3 Sampel 3 Unknown 1,402 0,268
4 Sampel 4 Unknown 1,993 0,380
5 Sampel 5 Unknown 2,009 0,383
6 Sampel 6 Unknown 1,999 0,381
7
Page 1 / 1
69
Sample Graph
2,600
2,300
Conc. (mg/l)
2,000
1,700
1,400
1 2 3 4 5 6
Squence No.
Sample Table
Sample ID Type Ex Conc WL510.0 Comments
1 Sampel 1 Unknown 1,682 0,321
2 Sampel 2 Unknown 1,687 0,322
3 Sampel 3 Unknown 1,687 0,322
4 Sampel 4 Unknown 2,411 0,459
5 Sampel 5 Unknown 2,400 0,457
6 Sampel 6 Unknown 2,400 0,457
7
Page 1 / 1
70