Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mendeskripsikan perkembangan kedudukan
Peraturan Menteri dalam sistem ketatanegaraan Indonesia serta untuk menganalisa dan
mengevaluasi kedudukan Peraturan Menteri terhadap Peraturan Daerah Penelitian ini
menggunakan pendekatan yuridis normatif, metode pengumpulan data deskriptif analitis dengan
teknik pengumpulan data dengan cara studi pustaka untuk memperoleh data sekunder. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa mengenai perkembangan kedudukan Peraturan Menteri
ditunjukkan melalui perkembangan hierarki peraturan perundang-undangan yang diatur dalam
peraturan-peraturan antara lain: UU Nomor 1 Tahun 1950 yang berlaku di RI Yokyakarta, Surat
Presiden No 2262/HK/59 tanggal 20 Agustus 1959, TAP MPRS Nomor XX/MPRS/1966, TAP
MPR Nomor III/MPR/2000, UU Nomor 10 Tahun 2004, dan UU Nomor 12 Tahun 2011. Adapun
analisis dan evaluasi kedudukan Peraturan Menteri terhadap Peraturan Daerah ditunjukkan melalui
3 (tiga) indikator yang dapat menjelaskan mengenai kedudukan Peraturan Menteri terhadap
Peraturan Daerah yaitu kedudukan pembuat peraturan, ruang lingkup berlakunya peraturan serta
materi muatan.
Abstract
The purpose of this study is to explain and describe the development of the position of the
Ministerial Regulation in the Indonesian constitutional system and to analyze and evaluate the
position of the Ministerial Regulation on Regional Regulations. secondary. The results showed
that the development of the position of the Ministerial Regulation was shown through the
development of a hierarchy of laws and regulations governed by the regulations, among others:
Law No. 1 of 1950 in force in RI Yokyakarta, Presidential Letter No. 2262 / HK / 59 dated 20
August 1959, TAP MPRS Number XX / MPRS / 1966, TAP MPR Number III / MPR / 2000, Law
Number 10 Year 2004, and Law Number 12 Year 2011. The analysis and evaluation of the position
of Ministerial Regulation on Regional Regulations is shown through 3 (three) indicators that can
explain the position of the Ministerial Regulation on Regional Regulations, namely the position of
the maker of the regulation, the scope of the enactment of the regulation and the material content..
384
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
385
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
kebijakan yang tidak harmonis antara sekunder, tetapi di samping itu juga
pemerintah pusat dengan pemerintah berdasarkan usaha menelaah kaidah
daerah. – kaidah hukum yang berlaku.
Jika ditarik benang merah dari Pendekatan dengan menggunakan
permasalahan kedudukan Peraturan metode pendekatan yuridis normatif
Menteri yang telah dijelaskan diatas, (legal research) dilakukan penelitian
maka dengan jelas bahwa inti terhadap data sekunder dibidang
permasalahannya terletak kepada hukum yaitu yang menyangkut
kerancuan atau ketidakjelasan bahan hukum primer, yaitu peraturan
kedudukan Peraturan Menteri dengan perundang-undangan dan bahan
peraturan lainnya, sehingga hukum sekunder yang berupa hasil
diperlukan adanya pembaharuan dan karya ilmiah para sarjana-sarjana.3
pengkajian ulang mengenai Spesifikasi penelitian pada
kedudukan Peraturan Menteri dalam penulisan hukum ini dilakukan
UU No 12 Tahun 2011 agar terdapat secara deskriptif analitis, yaitu cara
kepastian hukum yang jelas memaparkan keadaan obyek yang
mengenai kedudukan Peraturan diteliti. Berdasarkan fakta-fakta yang
Menteri. Oleh sebab itu maka penulis aktual pada saat ini.4
mengangkat judul “Analisis dan Data yang digunakan di dalam
Evaluasi Kedudukan Peraturan penulisan hukum ini adalah data
Menteri dalam Sistem sekunder. Data sekunder adalah data
Ketatanegaraan Indonesia” yang diperoleh dari bahan-bahan
Berdasarkan uraian latar pustaka.5 Data sekunder yang bisa
belakang tersebut, maka dapat diteliti antara lain berikut ini:6
dirumuskan permasalahan sebagai a. Bahan hukum primer berupa :
berikut: Peraturan perundang-undangan,
1. Bagaimana perkembangan hukum adat, yurisprudensi dan
kedudukan Peraturan Menteri traktat
dalam sistem ketatanegaraan b. Bahan hukum sekunder terdiri
Indonesia? dari:
2. Bagaimana analisis dan evaluasi a. Buku – Buku
kedudukan Peraturan Menteri b. Jurnal – Jurnal
terhadap Peraturan Daerah dalam c. Bahan hukum tersier (bibliografi,
sistem ketetanegaraan Indonesia indeks kumulatif)
berdasarkan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang III. HASIL DAN
Pembentukan Peraturan PEMBAHASAN
Perundang-Undangan? A. Perkembangan Kedudukan
Peraturan Menteri dalam
II. METODE
Pendekatan yang digunakan 3
dalam penelitian ini adalah Ronny Hanitijo Soemitro, Op.cit.,halaman
11.
pendekatan yuridis normatif yaitu 4
Barda Nawawi A., Instrumen Penelitian
suatu penelitian yang menekankan Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada
pada ilmu hukum yang bersifat University, Press, 1992), halaman 47.
5
kumulatif dan didasarkan pada data Soerjono Soekanto, Loc.cit.
6
J. Soepranto, Metode ...Loc.cit.
386
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
387
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
388
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
389
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
390
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
391
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
392
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
393
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
dikeluarkan oleh MPR dan DPR, yang lebih tinggi atau dibentuk
DPD, MA, MK, BPK, BI, Menteri, berdasarkan kewenangan.
Kepala Badan, Lembaga atau Komisi
yang setingkat yang dibentuk oleh B. Analisis dan Evaluasi
UU atau pemerintah atas perintah Kedudukan Peraturan
UU, DPRD Provinsi, Gubernur, Menteri terhadap Peraturan
DPRD Daerah dalam Sistem
Kabupaten/Kota,Bupati/Walikota, Ketetanegaraan Indonesia
Kepala Desa atau yang setingkat. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun
2.6. UU No 12 Tahun 2011 tentang 2011 tentang Pembentukan
Pembentukan Peraturan Peraturan Perundang-
Perundang-Undangan Undangan
Ketentuan mengenai jenis dan 1. Analisis dan Evaluasi
hierarki peraturan perundang- Kedudukan Peraturan
undangan diatur dalam Pasal 7 dan Menteri terhadap Peraturan
Pasal 8 UU Nomor 12 Tahun 2011. Daerah dalam Undang
Pasal 7 Nomor 12 Tahun 2011
(2) Jenis dan hierarki Peraturan tentang Pembentukan
Perundang-undangan terdiri atas: Peraturan Perundang-
a. UUD NRI 1945; Undangan
b. TAP MPR; 1.1. Dasar Pembentukan Peraturan
c. UU/Perpu; Menteri
d. PP; Menteri dalam sistem
e. Perpres; ketatanegaraan Indonesia merupakan
f. Perda Provinsi; dan pembantu Presiden yang bertugas
g. Perda Kabupaten/Kota. untuk menjalankan urusan
Pasal 8 pemerintahan dibidang eksekutif
(1) Jenis Peraturan Perundang- (Pasal 17 UUD NRI 1945). Maria
undangan selain sebagaimana Farida Indrati S berpendapat bahwa
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) kedudukan Menteri berdasarkan Bab
mencakup peraturan yang ditetapkan V Pasal 17 UUD NRI 1945 dapat
oleh MPR, DPR, DPD, MA, MK, dijelaskan bahwa Menteri-menteri
BPK, KY, BI, Menteri, badan, Negara bukanlah pegawai tinggi
lembaga, atau komisi yang setingkat biasa, meskipun kedudukan menteri
yang dibentuk dengan UU atau itu bergantung pada Presiden, selain
Pemerintah atas perintah UU, DPRD itu berdasarkan Pasal 17 ayat (3)
Provinsi, Gubernur, DPRD UUD NRI 1945, sebenarnya
Kabupaten/Kota,Bupati/Walikota, Menteri-menterilah yang terutama
Kepala Desa atau yang setingkat. menjalankan kekuasaan
(2) Peraturan Perundang- pemerintahan (pouveir executive) di
undangan sebagaimana dimaksud bidangnya.16
pada ayat (1) diakui keberadaannya
dan mempunyai kekuatan hukum
mengikat sepanjang diperintahkan 16
Maria Farida, Ilmu Perundang-Undangan,
oleh Peraturan Perundang-undangan Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan, Op.cit.,
halaman 155.
394
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
395
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
396
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
397
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
398
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
399
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
400
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
401
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
402