Anda di halaman 1dari 8

TATA BENTUKAN MAKNA

1. Kata Berimbuhan dan Kata Ulang


A. Kata Berimbuhan
1. Pengertian
Kata Berimbuhan adalah kata telah mengalami proses pengimbuhan atau
(afikasi).Imbuhan atau afiks adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk
dasar untuk membentukan kata. Hasil dari proses pengimbuhan itu diesebut kata
berimbuhan atau kata turunan.
2. Jenis-jenis imbuhan
Imbuhan menurut posisinya terbagi kedalam empat bentuk.
a. Awalan atau prefiks
Contohnya meN-ber-,di-,ter-,peN-,per,-se-,dan ke-
b. Sisipan atau infiks
Contohnya –el,er-,-e-, dan –in-
c. Akhiran atau sufiks
Contohnya –kan,an,-i, dan –nya
d. Konfiks atau simulfiks, yakni imbuhan yang berupa awalan dan akhiran yang
pemakaiannya sekaligus.
Contohnya ke-an, per-an, peN-an,ber-an, dan se-nya.
Disamping itu, dikenal pula imbuhan-imbuhan yang diserap dari bahasa
asing. Imbuhan tersebut,di antaranya, adalah sebagai berikut:
a. Dari bahasa Arab : -(wi), -ah, -i. Fungsinya sebagai pembentuk atau
penanda kata sifat. Contohnya, manusiawi, alamiah, alami.
b. Dari bahasa Sansekerta: -man, -wan,-wati. Fungsinya sebagai pembentuk
kata benda. Contohnya, budiman,wartawan,pragawati.
c. Dari bahasa Inggris: -is, -if, -al. Fungsinya sebagai pembentuk kata sifat.
Contohnya, egois, deskriftif, formal.
Untuk membentuk kata benda, antara lain, digunakan imbuhan –tas, -
sasi, dan –isme. Contohnya, kualitas industrialisasi, dan liberalisme.
3. Fungsi imbuhan
Pemakaian imbuhan memiliki fungsi yang bermacam-macam, yaitu:
a. Membentuk kata benda, yakni peN-,pe-, per-,ke-, -isme,-wan, -sasi, -tas,
peN-an, per-an,pe-an,per-an dan ke-an.
Contohnya;
penyapu,pelaut,pertapa,ketua,nasionalisme,wartawan,komunisme,kualitas,
pelajaram,perairan,lautan dan kelautan.
b. Membentuk kata kerja, yakni me-,ber-,per-,ter-,di,-kan,-i,ber-an,ter-kan,di-
kan, dan di-i.
Contohnya:melaut,berlayar,perbudak,terlihat,diminum,bawakan,lempari,m
engeringkan,menaiki,bertebaran,termanfaatkan dan dilayari.
c. Membentuk kata sifat, yakni –i,-(wi), -lah dan –is. Contohnya:manusiawi,
duniawi,ilmiah,agamis.
d. Membentuk kata keterangan,yakni –nya,-an dan se-nya. Contohnya:
agaknya,habis-habisan, dan seindah-indahnya.
e. Membentuk kata bilangan yakni se,dan ke. Contohnya; sepuluh dan kedua.
4. Menggunakan imbuhan secara benar
a. Awalan pe(N)-
Imbuhan peN- merupakan salah satu awalan yang pemakaiannya sangat
produktif. Banyak sekali kata-kata baru yang dibentuk dengan imbuhan tersebut.
Sebelumnya dalam pembendaharaan bahasa Indonesia hanya dikenal kata
pemain, petenis, pemanah,petinju. Namun kini bermunculan katak-kata sejenis
lainnya seperti pegolf,pegulat,peselancar,dan peboling.
Makna yang dikandung awalan peN- bermacam-macam, antara lain:
a) Menyatakan yang melakukan perbuatan, contohnya penulis,pembaca;
b) Menyatakan pekerjaan. Contohnya pengusaha,pedagang.
c) Menyatakan alat. Contohnya: pengeral.penggaris.
d) Menyatakan memiliki sifat. Contoh: pemaklum, pengembira.
e) Menyatakan penyebab. Contoh: pemanis,pemutih.
Bentuk kata yang berawalan pe-dihasilkan dari bentuk kata kerja yang
berawalan ber- dan me-.
Kata Dasar Kata Kerja Kata Benda
main bermain pemain
tenis bertenis petenis
tinju bertinju petinju
selancar berselancar peselancar
panah memanah pemanah
pukul memukul pemukul

Dalam pemakaian sehari-hari ternyata ada bentuk dasar yang bisa menggunakan
awalan me- dan be secara bergantian. Contohnya, meninju dan bertinju,
menjabat dan berjabat. Kegandaan bentuk kata kerja tersebut berakibat pada
makna dan pemaiakan awalan pe-.
Kata Dasar Kata Kerja Kata Benda Makna
tinju meninju peninju orang yang
bertinju petinju meninju
orang yang bisa
bertinju
jabat menjabat penjabat orang yang
memangku jabatan
semantara
orang yang
berjabat pejabat memegang jabatan
secara resmi atau
pejabat yang
sesungguhnya

b. Awalan ber
Awalan ber- mempunyai kaidah sebagai berikut:
a) Apabila diikuti kata dasar yang berawalan dengan huruf /r/ dan beberapa
kata dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /er/, maka ber- menjadi
be-.
Contoh: ber + rantai => berantai
ber + kerja => bekerja
b) Apabila diikuti kata dasar ajar, maka ber menjadi bel-. Contoh : ber + ajar
=> belajar.
c) Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan diatas, maka ber- tetap
tampa perubahan.
Contoh: ber + balik => berbalik
ber + dan dan => berdandan
Ada beberapa makna yang dikandung oleh awalan ber-, antara lain. Adalah:
1) mempunyai, contoh: beratap,beranak,berhasil.
2) Menggunakan contoh: bersepeda, bersepatu.
3) Mengeluarkan contoh: bertelur, berbau,berkata.
4) Menyatakan sikap mental, contoh: berbahagia,berbaik hati, berhati-hati.
5) Menyatakan jumlah, contoh: berdua, bertiga.
Dalam beberapa tulisan atau berbagai percakapan sering dijumpai, pelesapan-
pelepasan imbuhan ber-. Perhatikan kalimat berikut.
(1). Usahanya belum hasil.
(2). Pendapat kita memang beda.
(3). Murid-murid sudah kumpul di muka kelas.
Bentuk-bentuk tanpa ber- seperti pada contoh di atas merupakan pemakaian
kalimat yang tidak baku. Hal tersebut antara lain merupakan unsur pengaruh dari
bahasa daerah (Sunda), kalimat-kalimat tersebut seharusnya diucapkan:
(4). Usahanya belum berhasil.
(5). Pendapat kita memang berbeda.
(6). Murid-murid sudah berkumpul di muka kelas.
c. Awalan me(N)-
Apabila awalan me-dihubungkan dengan kata dasar, terjadi variasi bentuk, yakni
me-, mem-,men-,meng-,menge-, dan meny-. Variasi-variasi awalan me(N)- itu disebut
alomorf, perhatikan tabel dibawah ini!
fonem alomorf contoh
i, r,m,n,ng,ny me- melawat,merebus,mewarisi,meminum,mengaum,menyikut
b,p mem- membawa,meminang,memproses
d,n,t,j men- mendatang.meniru,menunjuk,menjadi
mengait,menggaji,menghibur,mengambil,
k,g,n meng-
mengusik,mengeja,mengobral
c,s meny- mencubit,menyapu
bersuku kata
menge mengebom,mengetik,mengecek,mengelap
satu
Makna awalan me(N)- adalah sebagai berikut:
1) melakukan perbuatan, tindakan; contoh: mengambil, menjual.
2) melakukan perbuatan dengan alat; contoh: mengambil, menyabit.
3) menjadi atau dalam keadaan; contoh: menurun,meluap.
4) membuat kesan; contoh: mengalah, membisu.
5) menuju ke; contioh: mendarat,menepi.
6) mencari; contoh: mendamar.

d. Awalan di-
Awalan di- bermakna suatu perbuatan yang pasif, sebagai kebalikan dari makna
me(N) yang bermakna aktif.
Contoh: di- + baca => dibaca
di- + ambil => diambil
di- + jual => dijual
e. Awalan ter-
Awalan ter- hampir sama sengan awalan di-, awalan ter berfungsi pula
membentuk kata kerja pasif. Contoh: terkadang, terbakar. Awalan ter-ada pula yang
membentuk kata sifat. Contoh: terkecil,terpandai.
Ada tiga bentuk alomorf ter-, yakni te-,ter-,dan tel-, perhatikan tabel berikut:
Alomorf Gejala Contoh
kata dasar diawali fonem /r/ atau
terasa,
te- suku kata awalnya berakhir
tersertakan
dengan /ter?
tel hanya pada kata tertentu telanjur,telunjur
Imbuhan ter- menyatakan makna sebagai berikut:
1) Sudah di- atau dapat di-; contoh: tertutup,terbuka.
2) Ketidaksengajaan; contoh: terbawa,terambil.
3) Tiba-tiba;contoh: teringat,terjatuh.
4) Dapat kemungkinan; contoh: ternilai.
5) Paling superlatif; contoh: terindah,terbagus.
f. Awalan se-
Awalan se- berasal dari sa- atau esa yang berarti ‘satu’. Awalan tersebut
kemudian mengalami variasi-variasi makna, yakni sebagai berikut:
1) Satu; contoh: seekor,sebutir.
2) Seluruh,seisi; contoh: serumah, sekampung.
3) Sama-sama; contoh: sepermainan,seperjuangan.
4) Menyatakan waktu; contoh: sesudah,selagi.
g. Akhiran –an
Pada umumnya akhiran –an membentuk kata benda. Misalnya, pukulan, manisan,
satuan,ratusan.
Makna akhiran –an adalah sebagai berikut:
1) Menyatakan tempat; contoh: pangkalan,kubangan.
2) Menyatakan alat; contoh: timbangan,ayunan.
3) Menyatakan akibat hasil perbuatan; contoh: hukuman, balasan.
4) Menyatakan sesuatu yang di; contoh: catatan, suruhan.
5) Menyatakan seluruh kumpulan; contoh: lautan,sayuran.
6) Menyatakan menyerupai; contoh: anak-anakan,kuda-kudaan.
7) Menyatakan tiap-tiap; contoh: mingguan, bulanan.
8) Menyatakan mempunyai sifat: contoh: asinan,kuningan.
h. Akhiran –kan dan –i
1) Fungsi
a) Membentuk kata kerja. Semua kata yang berakhiran –kan dan –i dengan
atau tampa awalan merupakan kata kerja. Tanpa awalan, akhiran –kan
dan –i itu merupakan bentuk kata kerja imperatif.
b) Menjadikan kata kerja taktransitif menjadi kata transitif. Contoh:
Didi duduk di kursi (taktransitif)
Didi menduduki kursi (transitif)
Didi mendudukan Adik di kursi (transitif).
c) Mengintensifkan arti
Contoh:
Polisi menangkap penjahat
Polisi menangkapi penjahat (pekerjaan itu dilakukan berulang-ulang
karena objeknya lebih dari satu)
d)
2) Perbedaan-perbedaan
a) Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –kan berpindah tempatnya
dan itu merupakan alat. Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –i
tetap tempatnya, tak berpindah, dan objek itu merupakan tempat
berlakunya pekerjaan itu.
Contoh:
Petani itu menanamkan benih di sawahnya.
Petani itu menanami sawahhnya.
b) Kata kerja berakhiran –kan diikuti oleh objek penderita, sedangkan kata
kerja berakhiran –i diikuti objek penyerta.
Contoh:
Dia menawarkan pekerjaan kepada saya.
Dia menawari saya pekerjaan.
c) Adakalanya perbedaan kedua akhiran itu kurang jelas sehingga
pemaiakainnya seolah-olah sama saja dan dapat saling menggantikan.
Contoh:
Dia menamai anaknya Alam (menamai = memberi nama).
Dia menamakan anaknya Alam (menamakan = menyebabkan bernama).
i. Konfik ke-an
Konfiks ke-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak. Misalnya,
kepandaian,kecepatan,keindahan,kesehatan.
Konfiks ke-an memiliki makna sebagai berikut:
1) Menyatakan keadaan; contoh : kedinginan,kesakitan.
2) Menyatakan intensitas (terlalu, terlampau);
Contoh: kebesaran,kemahalan.
3) Menyatakan agak, menyerupai; contoh: kehijau-hijauan, kebarat-baratan.
j. Konfiks pe(N)-an
Konfiks pe(N)-an mempunyai variasi bentuk:
Pe-an, pem-an, pwng-an, peny-an,
Makna konfiks pe(N)-an adalah sebagai berikut:
1) Menyatakan hal yang berhubungan dengan kata dasar. Contoh:
penanaman,pendidikan.
2) Menyatakan proses/perbuatan. Contoh: pemberontakan,pendaftaran.
3) Menyatakan hasil. Contoh: penyamaran, pendaftaran.
4) Menyatakan alat, contoh: penciuman.
5) Nebyatakan tempat. Contoh: penampungan,penampung,pemandian.
k. Konfiks per-an
Makna konfiks per-an adalah sebagai berikut:
1) Menyatakan tempat, Contoh: perhentian, percetakan.
2) Menyatakan daerah. Contoh perkebunan-perikanan.
3) Menyatakan hasil perbuatan. Contoh: pernyataan,pertahanan.
4) Menyatakan perihal. Contohnya: peristilahan,perbukuan.
5) Menyatakan banyak, bermacam-macam, contoh peralatan, persyaratan.
l. Konfiks se-nya
Konfiks se-nya umumnya disertakan pada kata ulang. Fungsinya membentuk kata
keterangan.
Contoh:
Se-nya + putih => seputih-putihnya
+ pintar => sepintar-pintarnya
Konfiks se-nya menyatakan superlatif atau tingkat paling tinggi yang dapat
dicapai.
Contoh:
seputih-putihnya => seputih mungkin
sepintar-pintarnya => sepintar mungkin
m. Klitika –ku, -mu, dan –nya.
Fungsi
1) Sebagai penunjuk kepunyaan
Contoh:
rumahku,rumahmu,rumahnya.
2) Sebagai pembentuk kata benda
Contoh:
Salah (kata sifat) => salahmu (kata benda)
duduk (kata kerja) => duduknya(kata benda)
3) Sebagai objek penderita
Contoh:
Sudah beberapa kali ia membujukku
Ia memandangnya tajam-tajam
4) Sebagai objek penyerta
Contoh:
Surat telah ku kirimkan kepadanya
Barang-barang ini sengaja dia beli untukmu
Khusus untuk –nya selain sebagai klitika atau kata ganti orang, juga berfungsi
sebagai imbuhan. Fungsi imbuhan –nya adalah sebagai berikut:
1) Sebagai pembentuk kata keterangan
Contoh:
Agaknya akan turun hujan hari ini.
Tidak selamanya orang menderita.
2) Sebagai penunjuk
Contoh:
Penyakit seperti itu sukar dicari obatnya.
(-nya=>penyakit seperti itu)
Rumah kami besar, kamar-kamarnya luas.
(-nya => rumah kami)
3) Bersama-sama dengan awalan se- menyatakan superlatif.
Contoh:
Sepandai-pandainya tupai melompat, sekali gagal juga.
Sepedanya adik yang baru dibeli bercat merah.
Pemakaian akhiran –nya pada kedua kalimat diatas adalah keliru. Pemakaian –
nya pada kata rumah dan sepeda adalah tidak perlu karena rujukannya sudah
dinyatakan langsung. Kalau pun mau dipertahankan maka kata yang dirujuknya itu
tidak boleh disertakan. Perhatikan kalimah dibawah ini:
1. Rumah paman bertingkat dua => rumahnya bertingkat dua
2. Sepeda adik yang baru dibeli bercat merah=>Sepedanya bercat merah.

B. Kata Ulang
1. Pengertian
Kata ulang (reduplikasi) adalah kata yang mengalami proses pengulangan, baik
sebagian atau pun seluruhnya dengan disertai perubahan-perubahan bunyi atau
pun tidak.
2. Jenis-jenis Kata Ulang
Dalam bahasa Indonesia kata ulang terbagi kedalam empat jenis, yaitu sebagai
berikut:
a. Perulangan seluruh bentuk dasar
Perulangan ini diasebut juga perulangan utuh atau dwilingga. Perulangan
utuh ada dua macam. Pertama, perulangan terhadap kata dasar. Kedua
perulangan terhadap kata berimbuhan.
Contoh:
Rumah=> rumah-rumah => perumahan-perumahan
Lari => lari-lari => pelari-pelari
Pagi => pagi-pagi
Merah => merah-merah
b. Perulangan berimbuhan
Imbuhan tersebut ada yang melekat pada komponen pertama dan ada pula
yang melekat pada komponen keduanya.
Contoh:
berlari => berlari-lari
memukul => menukul-mukul
catatan : ada sebagian ahli yang menggolongkan contoh-contoh kata
berimbuhan diatas kedalam jenis perulangan sebagian.
c. Perulangan berubah bunyi atau salin suara
Perubahan bunyi itu ada yang terjadi pada vokal dan ada pula yang terjadi
pada konsonan.
Contoh:
warna=> warna-warni
gerak=> gerak-gerik
sayur=> sayur-mayur
lauk=> lauk-pauk

d. Perulangan sebagian
Yakni perulangan yang terjadi hanya pada sebagian bentuk dasar.
Perulangan ini disebut juga dwipurwa. Contoh jenis perulangan ini adalah
pepohonan dan leluhur.
Disamping itu, dikenal pula istilah kata ulang semu. Contohnya, kupu-
kupu,kura-kura, dan ubur-ubur. Kata-kata tersebut sesungguhnya bukan kata
ulang. Kata-kata tersebut tidak memiliki bentuk dasar. Dalam bahasa
Indonesia tidak dikenal adanya kata-kupu,kura, dan ubur.
3. Makna Kata Ulang
Kata ulang memiliki makna-makna sebagai berikut:
a. Banyak tak tertentu, contoh; rumah-ru,ah, anak-anak,pohon-pohon.
b. Banyak dan bermacam-macam, contoh; buah-buahan, sayur-sayuran.
c. Menyerupai atau tiruan dari sesuatu. Contoh; mobil-mobilan,kuda-kudaan.
d. Agak atau melemahkan sesuatu yang disebut kata dasar, contoh ; kekanak-
kanakan, pening-pening.
e. Intensitas kualitatif atau frekuentif, contoh; sedalam-dalamnya,secepat-
cepatnya.
f. Saling berbalasan (resiprokal), contoh; tolong-menolong,bersalam-salaman.
Kolektif, contoh; empat-empat,kedua-duanya.

Anda mungkin juga menyukai