Anda di halaman 1dari 5

MATERI PENGEMBANGAN DIRI

(Workshop TOT (Training Of Trainer) dalam Rangka Pengembangan Pembelajaran SLCC

Menyongsong Abad 21)

1. Waktu Pelaksanaan dan Penyelenggara Kegiatan

a. Waktu Pelaksanaan

Workshop TOT (Training Of Trainer) dalam Rangka Pengembangan Pembelajaran

SLCC Menyongsong Abad 21 dilaksanakan mulai tanggal 14 s/d 16 Oktober 2019,

bertempat di Aula Gedung SMKN, Ngasem Kabupaten Kediri.

b. Penyelenggara Kegiatan

PGRI Kabupaten Kediri

2. Jenis Kegiatan

Jenis Kegiatan : Workshop TOT

3. Tujuan Pengembangan Diri

Memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada Guru SD dalam

mengimplementasikan Pengembangan Pembelajaran menyongsong abad 21.

4. Uraian Materi

Guru dituntut untuk terus belajar meningkatkan kompetensi diri dan

profesionalisme karena itu saat ini muncul istilah Guru Pembelajar. Apa itu Guru

Pembelajar? Guru Pembelajara adalah guru yang ideal yang terus belajar dan

mengembangkan (upgrade) diri di setiap saat dan di manapun. Guru terus belajar dan

mengembangkan diri bukan untuk pemerintah atau kepala sekolah, tapi memang

sejatinya setiap pendidik atau guru adalah pembelajar. Hanya dari guru yang terus

belajar dan berkarya akan muncul generasi pembelajar sepanjang hayat yang terus

menerus berkontribusi pada masyarakat dan lingkungannya. Guru pembelajar adalah

guru yang senantiasa terus belajar selama dia mengabdikan dirinya di dunia pendidikan.
Oleh karena itu, ketika seorang guru memutuskan untuk berhenti atau tidak mau belajar

maka pada saat itu dia berhenti menjadi guru atau pendidik.

Ada beberapa alasan mengapa seorang guru harus terus belajar selama dia

berprofesi sebagai pendidik, sebagai berikut.

a. Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan

prinsip profesionalitas memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan

secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

b. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menuntut guru untuk harus

belajar beradaptasi dengan hal-hal baru yang berlaku saat ini. Dalam kondisi ini,

seorang guru dituntut untuk bisa beradaptasi dengan berbagai perubahan yang baru.

Adapun kemampuan tersebut bisa diperoleh melalui pelatihan, seminar maupun

melalui studi kepustakaan.

c. Karakter peserta didik yang senantiasa berbeda dari generasi ke generasi menjadi

tantangan tersendiri bagi seorang guru. Metode pembelajaran yang digunakan pada

peserta didik generasi terdahulu akan sulit diterapkan pada peserta didik generasi

sekarang. Oleh karena itu, cara ataupun metode pembelajaran yang digunakan guru

harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik saat ini.

d. Tantangan Zaman (Abad 21)

Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang mempersiapkan generasi

abad 21 dimana kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang berkembang

begitu cepat memiliki pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk pada proses

belajar mengajar. Salah satu contoh kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi
memiliki pengaruh terhadap proses pembelajaran ialah peserta didik diberi kesempatan

dan dituntut untuk mampu mengembangkan kecakapannya dalam menguasai teknologi

informasi dan komunikasi – khususnya komputer, sehingga peserta didik memiliki

kemampuan dalam menggunakan teknologi pada proses pembelajaran yang bertujuan

untuk mencapai kecakapan berpikir dan belajar peserta didik.

Selain itu, sistem pembelajaran abad 21 merupakan suatu peralihan pembelajaran

dimana kurikulum yang dikembangkan saat ini menuntut sekolah untuk merubah

pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pendidik (teacher-centered learning)

menjadi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centered

learning). Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia masa depan dimana peserta didik harus

memiliki kecakapan berpikir dan belajar. Kecakapan-kecakapan tersebut diantaranya

adalah kecakapan memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis, kolaborasi, dan

kecakapan berkomunikasi. Semua kecakapan ini bisa dimiliki oleh peserta didik apabila

pendidik mampu mengembangkan rencana pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan

yang menantang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Kegiatan

yang mendorong peserta didik untuk bekerja sama dan berkomunikasi harus tampak

dalam setiap rencana pembelajaran yang dibuatnya.

Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik berbeda dengan pembelajaran yang

berpusat pada pendidik, berikut karakter pembelajaran abad 21 yang sering disebut

sebagai 4 C, yaitu:

a. Communication (Komunikasi)

Pada karakter ini, peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola, dan

menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan,
tulisan, dan multimedia. Peserta didik diberikan kesempatan menggunakan

kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi

dengan teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah yang diberikan

oleh pendidik.

b. Collaboration (Kerjasama)

Pada karakter ini, peserta didik menunjukkan kemampuannya dalam

kerjasama berkelompok dan kepemimpinan; beradaptasi dalam berbagai peran dan

tanggungjawab; bekerja secara produktif dengan yang lain; menempatkan empati

pada tempatnya; menghormati perspektif berbeda. Peserta didik juga menjalankan

tanggungjawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan

hubungan masyarakat; menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi

untuk diri sendiri dan orang lain.

c. Critical Thinking and Problem Solving (Berpikir Kritis dan

Pemecahan Masalah)

Pada karakter ini, peserta didik berusaha untuk memberikan

penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang

rumit; memahami interkoneksi antara sistem. Peserta didik juga

menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha

menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, peserta

didik juga memiliki kemampuan untuk menyusun, mengungkapkan,

menganalisa, dan menyelesaikan masalah.

d. Creativity and Innovation (Daya cipta dan Inovasi)

Pada karakter ini, peserta didik memiliki kemampuan untuk

mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan


baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif

baru dan berbeda.

Selain peralihan sistem pembelajaran, pada abad ini pun terjadi pergeseran

tujuan pendidikan dimana pada abad ke 19 yang dikenal sebagai era industri,

penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan orang dalam dunia

sederhana, statis/linier, dan predictable (dapat diramalkan). Peserta didik

diharapkan dapat melakukan kegiatan-kegiatan dengan perilaku yang rutin.

Dampak dari pola pendidikan ini adalah kemampuan output yang standar

sehingga kecakapan yang dimiliki merupakan kecakapan standar.

Anda mungkin juga menyukai