Proses produksi yang terjadi ketika bahan baku yang digunakan serat alami dapat dilihat pada Gambar 1. Proses produksi yang terjadi ketika bahan baku yang digunakan serat sintesis dapat dilihat pada Gambar 2.
Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi tekstil:
1. Polivinil alkohol (PVA) dan karboksimetik selulosa (CMC) Berfungsi sebagai zat kanji agar serat menjadi kuat dan kaku sebelum dilakukan perajutan
2. Natrium hidroksida/caustic soda cair (NaOH)
Berfungsi pada proses scouring (pemasakan) untuk menghilangkan minyak/lemak alam yang terdapat pada serat. Proses ini menggunakan larutan alkali panas untuk menghilangkan kotoran dari kain kapas atau direndam dalam natrium hidroksida dan selanjutnya dibilas dengan menggunakan air atau asam untuk meningkatkan kekuatannya.
3. Hidrogen peroksida (H2O2)
Berfungsi pada proses pemucatan (penggelantangan) yaitu untuk menghilangkan pigmen-pigmen alam, dapat memutihkan kain yang siap untuk proses pewarnaan.
4. Sodium sulfat (Na2SO4)
Dapat digunakan sebagai pembuat zat warna yaitu standarisasi zat warna. Substantivitas zat warna naftol pada umumnya kecil, sehingga pada pencelupannya perlu penambahan elektrolit, misalnya natrium klorida atau natrium sulfat. Kualitas dan kwantitasnya perlu diperhatikan, elektrolit yang ditambahkan tidak boleh terlalu banyak mengandung ion logam penyebab kesadahan, penambahanannya juga harus dalam jumlah tertentu. Zat warna naftol yang mempunyai substantivitas kecil memerlukan penambahan elektrolit: 15 – 30 g/l dan yang mempunyai substantivitas sedang penambahannya berkisar 10 – 20 g/l.
5. Asam klorida (HCl)
Berperan sebagai saponifikasi (hidrolisis asam lemak) untuk warna indigosol, dan sebagai bahan untuk menghilangkan kanji pada kain.
6. Soda ash/sodium carbonate (Na2CO3)
Untuk menyeimbangkan pH pada bak pewarnaan, memperbaiki kemurnian warna pada proses pewarnaan, dan pemasakan kain wol & sutra pada proses degumming.