Listrik berasal dari kata elektron yang berarti batu ambar. Jika sebuah batu
ambar digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat menarik benda-benda
ringan seperti sobekan kertas. Dari hal tersebut maka dikatakan batu ambar
tersebut bermuatan listrik.
Muatan merupakan ciri dasar dari semua penyusun zat. Zat tersusun dari
proton, netron dan elektron. Elektron memiliki muatan negatif dan proton
memiliki muatan positif. Besarnya muatan listrik (dilambangkan dengan Q) yang
dimiliki sebuah benda, secara sederhana menunjukkan berapa kurang atau
lebihnya jumlah muatan negatif dibanding dengan jumlah muatan positifnya.
Besarnya gaya interaksi antara dua buah benda titik yang bermuatan listrik adalah
berbanding lurus dengan perkalian antara masing-masing muatan dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan titik tersebut.
3.2.1. Rangkaian AC
Karena pada rangkaian induktif, hambatan rangkaian (R) dan kapasitasnya (C)
diabaikan, maka tidak ada penurunan potensial (IR) pada induktor, sehingga
tegangan sumber V sama dengan gaya gerak listrik induksi 〖-ε〗_ind= V_L
3.3.4 Beban Kapasitif C Pada Rangkaian AC
Rangkaian kapasitif adalah rangkaian yang hanya terdiri dari sumber tegangan
(V) dengan kapasitor yang mempunyai kapasitas C dan nilai-nilai hambatan (R)
dan induktansi (L) rangkaian tersebut diabaikan. Pada rangkaian kapasitif murni,
tegangan yang dipasang pada kapasitor berubah terhadap waktu sesuai dengan
persamaan V=V_m sin〖ωt,〗 sehingga muatan yang tersimpan pada kapasitor
memenuhi persamaan berikut:
Sesuai dengan persamaan I dan V di atas, maka pada rangkaian kapasitif, arus
mempunyai beda fase sebesar ∅=π/2 dengan tegangan. Dalam hal ini, arus
mendahului tegangan dengan beda fase sebesar π/2 atau 90o. Seperti juga pada
rangkaian induktif, maka pada rangkaian kapasitif terdapat sebuah besaran
reaktansi yang disebut reaktansi kapasitif dan besarnya dapat ditentukan sebagai
berikut: (Susanto, 2020)
Dengan:
X_C = reaktansi kapasitif (Ω)
C = kapasitas kapasitor (F)
f = frekuensi (Hz)
3.3.Alat dan Bahan
1. AFG 1buah
2. Nyalakan AFG dan osciloscope 1buah
3. Multimeter digital 2buah
4. Resistor 1Kohm 1buah
5. Induktor 2,5 mH 1buah
6. Kapasitor 0,01 uF 1buah
3.4. Gambar Rangkaian
3.5.Langkah Percobaan
1. Membuat rangkaian seperti gambar 3.1
2. Menyalakan AFG dAn oscilloscope
3. Memperhatikan voltmeter,mempertahankan tegangan keluaran AFG pada 5
Volt
4. Mengatur frekuensi awal AFG pada 10 KHz
5. Memperhatikan bentuk dan gelombang oscilloscope,memcatat nilai tegangan
puncak Vm pada tabel hasil percobaan
6. Mencatat nilai arus yang di tunjukkan oleh amperemeter pada tabel hasil
percobaan
7. Mengulangi langkah 4 sampai 6 , ddengan frekuensi yang berfariasi sesuai
dengan tabel
8. Membuat rangkaian seperti gambar 3.2
9. Mengulangi langkah 2 sampai 7 untuk beban Induktif
10. Membuat rangkaian seperti gambar 3.2
11. Mengulangi langkah 2 sampai 7 untuk beban Kapasitif
3.6.Hasil Percobaan
Tabel 3.1 Hasil Percobaan beban Resitif R
NO F V Vm I
(KHz) (V) (V) (mA)
1 10 5 3 2,77
2 20 5 3 2,58
3 30 5 3 2,32
Tabel 3.2 Hasil Percobaan beban Resitif L
NO F V Vm I
(KHz) (V) (V) (mA)
1 10 5 1 6,40
2 20 5 2 5,89
3 30 5 3 5,26