TAHUN
2022
BAB I
DEFINISI
A. DEFINISI
1. Obat yang perlu diwaspadai (High-Alert Medication) adalah sejumlah obat-obatan yang
memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika tidak digunakan
secara tepat.
2. Obat yang perlu diwaspadai merupakan obat yang presentasinya tinggi dalam
menyebabkan terjadinya kesalahan / kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko
tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) termasuk obat-
obat yang tampak mirip (nama obat, rupa dan ucapan mirip / NORUM, atau Look-Alike
Sound-Alike/ LASA), termasuk pula elektrolite konsentrasi tinggi.
B. TUJUAN
1. Memberikan panduan dalam manajemen dan pemberian obat yang perlu diwaspadai
(High-Alert Medication)sesuai dengan standar pelayanan farmasi dan keselamatan pasien
rumah sakit
2. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit
3. Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse outcome
4. Mencegah terjadinya kesalahan dalam pelayanan obat yang perlu diwaspadai kepada
pasien
5. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
BAB II
RUANG LINGKUP
A. PETUGAS
B. INSTALASI
1. Rawat inap
2. Farmasi
3. Radiologi
4. Kamar operasi
5. Kamar Bersalin
6. IGD
BAB III
TATA LAKSANA
Berdasarkan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien maka unit yang membutuhkan
elektrolit konsentrat tinggi, narkotika dan psikotropika dapat diambil di instalasi farmasi.
Elektrolit konsentrat tidak boleh berada di ruang perawatan hanya ada di instalasi farmasi,
dengan syarat penyimpanan di tempat terpisah, akses terbatas, jumlah terbatas dan diberi label
yang jelas untuk menghindari penggunaan yang tidak disengaja. Peresepan, penyiapan,
penyimpanan, pemberian elektrolit konsentrat tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku
tentang manajemen obat yang perlu diwaspadai.
Penulisan resep untuk obat yang perlu diwaspadai harus sesuai dengan ketentuan penulisan resep
yang baku serta beberapa hal yang penting berikut:
1. Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan resep: penulisan resep, indikasi, ketepatan
obat, dosis, rute pemberian
2. Penulisan obat yang termasuk kelompok LASA/NORUM harus menggunakan huruf
kapital semua serta mencantumkan dengan jelas dosis dan satuan obat. Contoh: IR 15 IU,
seharusnya IR 15 International Unit.
3. Instruksi lisan hendaknya dihindari, jika sangat terpaksa diperbolehkan dalam keadaan
emergensi yang diatur sesuai dengan panduan komunikasi efektif dengan teknik SBAR (
Situation, Background, Assessment, Recommendation).
4. Apoteker atau asisten apoteker yang menerima resep, harus melakukan konfirmasi jika
terdapat penulisan yang tidak sesuai ( nama obat/sediaan, satuan, dll ).
Penulisan instruksi terapi oleh dokter dan perawat di rekam medis pasien (catatan terintegrasi)
juga sesuai dengan penulisan resep, yaitu:
D. PENYIMPANAN
1. .
Khusus untuk elektrolit konsentrat hanya boleh disimpan di Instalasi farmasi. Obat disimpan
sesuai dengan kriteria penyimpanan perbekalan farmasi, utamanya dengan memperhatikan jenis
sediaan obat (rak/kotak penyimpanan, lemari pendingin). System FIFO dan FEFO serta
ditempatkan sesuai ketentuan obat High Alert .
a. Asisten apoteker yang menerima obat segera memisahkan obat yang termasuk High Alert
sesuai dengan daftar obat .
b. Tempelkan stiker merah bertuliskan High Alert pada setiap kemasan obat High Alert
c. Berikan selotip merah / tanda merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat High
Alert yang terpisah dari obat lain.
E.
a. LASA merupakan sebuah peringatan (warning) untuk keselamatan pasien :obat - obatan
yang bentuk / rupanya mirip dan pengucapannya / namanya mirip TIDAK BOLEH diletakkan
berdekatan.
b. Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama harus diselingi dengan minimal 2
(dua) obat dengan kategori LASA diantara atau ditengahnya.
c. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat memberi / menerima instruksi
4. Pemberian Label
Label untuk obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi dua jenis:
a. “ HIGH ALERT “ untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi, atau infus tertentu,
misalnya : heparin, insulin. Penandaan obat High Alert dilakukan dengan stiker “ High Alert
Doubel Check “ pada obat.
b. LASA untuk obat - obatan yang termasuk kelompok LASA / NORUM.
1. Obat kategori Look Alike Sound Alike (LASA) Diberikan penanda dengan stiker LASA pada
tempat penyimpanan obat.
2. Apabila obat dikemas dalam paket untuk kebutuhan pasien, maka diberikan tanda LASA
pada kemasan primer obat.
5. Penyiapan Obat High Alert
a. Apoteker/ asisten apoteker memverifikasi resep obat high alert sesuai dengan SPO
pengelolaan sediaan farmasi High Alert
b. Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat high alert dapat didelegasikan
pada asisten apoteker yang sudah ditentukan
c. Dilakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda sebelum obat
diserahkan kepada perawat/ pasien
d. Petugas farmasi pertama dan kedua, membubuhkan tanda tangan dan nama jelas di
bagian belakang resep sebagai bukti telah dilakukan double check
e. Obat diserahkan kepada perawat/ pasien disertai dengan informasi yang memadai dan
menandatangani buku serah terima obat rawat inap apabila pasien pindah ruang perawatan.
7. Cara Pengenceran Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di Ruang Perawatan :
1. Cara Pengenceran Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di Ruang Perawatan :
1. KCL 7.46% injeksi (konsentrasi sediaan yang ada adalah 1mEq=1mL harus diencerkan
sebelum digunakan dengan perbandingan 1mL KCL:10mL pelarut ( water for injection/
NaCl 0.9%). Konsentrasi dalam larutan maksimum adalah 10 mEQ/ 100 ml. Pemberiaan
KCL melalui central line (Vena Sentral) konsentrasi maksimum adalah 20mEq/100ml,
kecepatan infus maksimum 20mEq KCL dalam 100 mL pelarut/jam.
2. NaCl 3% injeksi intravena diberikan melalui vena sentral dengan kecepatan infus tidak
lebih dari 100mL/jam.
3. Natrium Bicarbonat ( Meylon vial 8.4%) injeksi, harus diencerkan sebelum digunakan.
Untuk penggunaan bolus, diencerkan dengan perbandingan 1mL Na Bicarbonat 1mL
pelarut water for injection, untuk pemberian bolus dengan kecepatan maksimum
10mEq/menit. Untuk penggunaan infus drip, diencerkan dengan perbandingan 0.5mL Na
bicarbonate : 1 mL Dextrose 5%, pemberian drip infus dilakukan dengan kecepatan
maksimum 1mLEq/kg BB/jam.
2.
3.
Setiap penyerahan obat kepada pasien dilakukan verifikasi 7 (tujuh) benar untuk mencapai
medication safety.
a. Benar obat
b. Benar waktu dan frekuensi pemberian
c. Benar dosis
d. Benar rute pemberian
e. Benar identitas pasien
a. Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka perawat lain harus
melakukan pemeriksaan kembali (double check ) secara independen :
a. Setiap bagian pelayanan farmasi harus memiliki daftar obat high alert
b. Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk obat high alert
c. Prosedur peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai dilakukan mulai dari
peresepan, penyimpanan, penyiapan di farmasi dan ruang perawatan dan pemberian obat
d. Obat high alert disimpan ditempat terpisah, akses terbatas, diberi label high alert
e. Pengecekan dengan 2 (dua) orang petugas yang berbeda untuk menjamin kebenaran obat
high alert yang digunakan
f. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa
pengawasan.
RSIA PERMATA IBUNDA
Jl. Stadion Badak no 20 Saruni Majasari, Pandeglang (0253)201342