Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DOSEN PEMBIMBING
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK: 1
1. JAYA HERYANA
2. INTAN
Puji sukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta kerunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
yang Alhamdulillah tepat pada waktu nya yang berjudul “SIFAT SIFAT ALLAH”
Makalah ini berisikan tentang pengetahuan lebih terperinci tentang sifat sifat
allah, hukum seseorang mukallaf mempelajari sifat sifat allah secara global
maupun terperinci. Lebih khususnya lagi mudah mudahan makala ini memberi
sedikit banyak nya penjelasan tentang sifat sifat allah yang wajib kita ke tahui.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh kerana itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membanggun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Tim penyusun.
Daftar isi
Halaman
judul……………………………………………………………………….
Kata penghantar……………………………………………………………………
Daftar
isi……………………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………………………………….
B. Rumusan masalah…………………………………………………………..
C. Tujuan penulisan…………………………………………………………….
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A.
Kesimpulan…………………………………………………………………………
B.
Saran………………………………………………………………………………
….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
Telah kita ketahui bersama bahwasanya allah menciptakan mahluk ini untuk ber
ibadah kepadanya, maka ketahuilah bahwa jikalau hambanya tidak ber ibadah
kepada allah tidak ada kurang dan rugi, tapi yang rugi hanya hamba yang tidak
mau ber ibadah kepada nya.
‘’Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya ber ibadah ke
padaku (Surah Adz-Dzariyaat 1:56)’’
Ibadah tidak di sebut ibadah kecuali bila di sertai dengan tauhid (penegasan)
kepada sang Khaliq. Sebagaimana shalat, tidak lah di sebut shalat bila tidak di
sertai denagn bersuci. Bila ibadah di campuri syirik tidak mau mentauhidkan sang
pencipta, maka rusak lah ibadah itu karna batal ke imananya, sebagai mana rusak
nya shalat bila di sertai dengan najis.
Wajib hukum nya bagi setiap muslim mukallaf (yang telah dewasa) laki laki
maupun perempuan, baik dari golongan awam, para hamba, maupun pelayar
(pembantu) menggetahui terdapat beberapa sifat ke sempurnaan yang tidak
terhingga bagi allah, sifat sifat wajib bagi allah, yang mustahil ataupun yang jaiz
bagi allah.
Allah berfirman:
‘’Dan ilmu mereka tidak bisa meliputi ilmu allah.’’ (surah thoha: 110)
Yang di maksud dengan dalil global adalah dalil yang membutuhkan penafsiran
dan pembuktian dari keumumanya tersebut. Jika ada pertayaan ‘’apakah dalil
yang membuktikan bahwa allah SWT itu ada (wujud)?’’. Maka di jawab ‘’alam
ini’’. Dengan adil, alam tersebut, seumpamanya kita paham tapi tidak menggerti
dari sudut pandang mana alam tersebut bisa menjadi dalil. Maka dalil alam
tersebut dalil secara global. Jika menggetahui bahwa alam bisa menjadi dalil ada
nya allah karena adanya alam karena sifat alam yang ada setelah ia tiada, yang
membuktikan alam tersebut di ciptakan oleh allah yang artinya allah ada sebelum
segala sesuatu ada, maka dalil ini adalah dalil terperinci, hukum yang
mendatangkan dalil ini adalah fardhu kifayah yang hanya di wajibkan kepada
sebagin untuk membebaskan hukum wajib bagi sebagian yang lain.
B. RUMUSAN MASLAH
Adapun rumusan maslah yang menjadi latar belakang penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut:
C. TUJUAN PENULISAN.
BAB II
PEMBAHASAN
Sifat sifat yang wajib, mustahil dan jaiz bagi allah SWT termasuk dalam aqidah
yang 50 atau di sebut sifat yang 50.
A. Pengertian
Sifat wajib bagi allah adalah sifat yang harus ada pada dzat allah sebagai ke
sempurnaan bagi-nya allah adalah kholiq, dzat yang memiliki sifat yang tidak
mungkin sama dengan sifat sifat yang di miliki oleh mahluk nya, sifat sifat wajib
bagi allah itu di yakini melalui akal (wajib aqli) dan berdasarkan dalil naqli (Al-
Quran dan Hadis).
Sifat mustahil bagi allah adalah sifat yang tidak akan pernah ada pada dzat allah
SWT., sifat mustahil ini dinafikan oleh sifat sifat yang wajib bagi allah, dengan
dalil aqal maupun dalil naqli
Sifat jaiz bagi allah adalah sifat yang boleh ada pada dzat allah dan boleh juga
tidak ada pada dzat allah.
B. Pembagian
Sifat sifat yang wajib ada 20 yang terbagi menjadi 4 sifat global.
a. Sifat nafsiayah
Sifat nafsiyah yang wajib bagi allah adalah sifat wujud saja dan makna nya adalah
pasti ada nya. Mustahil bagi allah bersifat adam(tidak ada)
Dalil yang bisa di datang kan sebagai penjelasan bahwa allah bersifat wujud
adalah dengan menggatakan alam ini. Menggapa di dalilkan dengan alam ???
Alam adalah baharu atau mahluk, artiya alam ini ada setelah di ciptakan oleh
allah, dan secara otomatis aqal akan menggatakan bahwa ‘’ALLAH ADA, DAN
DIA YANG MENGADAKAN ALAM INI’’
Karna, yang di ciptakan akan ada yang menciptakan. Bisa di qiaskan, dengan
menggatakan tidak mungkin sepotong roti ada tanpa ada yang memuat nya.
Seperti itu pula alam, tak kan ada jika tidak di ciptakan oleh allah. Karna allah
pencipta alam semesta.
Artinya: ‘’Sesungguh nya tuhan kamu ialah allah yang telah menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, lalu dia beristawa di atas arasy. Dia menutupkan
malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (di ciptakan nya pula)
matahari, bulang dan bintang bintang (masing masing) tunduk pada perintah nya,
ingat lah, menciptakan dan mememrintah hanya lah hak allah. Maha suci allah,
tuhan semesta alam’’ (surah al-A’raf : 54)
b. Sifat salbiyah
Sifat yang menolak segala sifat sifat yang tidak layak dan patut bagi allah SWT,
sebab allah maha sempurna dan tidak memiliki kekurangan.
1. Qidam (terdahulu)
Sifat Qidam (dahulu) adalah wajib bagi allah. Artinya, bahwa tidak ada permulaan
bagi nya dan wujud allah tidak di dahului sifat nya.
Allah berfirman : artinya ‘’dialah yang awal dan yang akhir, yang lahir dan yang
batin, dan dia maha manggetahui segala sesuatu’’ (surah al hadid : 3). Lawan dari
sifat qidam bagi allah adalah kudus (baharu). Artinya sesuatu yang ada di
karnakan ketiadaan nya sebelum ada tersebut.Apa bila allah tidak merupakan dzat
yang bersifat qidam, maka, pasti allah adalah dzat yang baharu. Sedangkan
keberadaan yang baharu pasti ada yang membaharukan. Maka mustahil bagi allah
akan baharu, karena tidak ada yang membaharukan allah. Jika ada allah itu baharu
maka allah akan membutuhkan pembaharu, dan pembaharu akan membutuhkan
pembaharu yang di atas nya, maka ke jadian ini adalah mustahil pada dzat allah,
kerena allah wajib bersifat wujud dan qidam dan mustahil bersifat baharu.
2. Baqo’ (kekal)
Sifat baqo’ adalah sifat yang wajib adanya di dalam zat allah. Artinya, bahwa
allah tidak ada akhir bagi nya (kekal). Lawan dari sifat baqo’ adalah fana’
(binasa). Jika adalah allah itu baharu niscaya akan berakhir, tersinallah sifat qidam
dan wujud nya allah dan ini adalah mustahil pada dzat allah taala.
Allah berfirman : ‘’tiap tiap sesuatu pasti binasa, kecuali allah. Bagi nya lah
segala penentuan, dan hanya ke padanya lah kamu di kembalikan .’’ (al-
Qashash:88)
Wajib bagi allah memiliki sifat mukholafatuhu lil hawadis artinya tidak
menyerupai mahluk
Apa bila terlintas dalam hati kata kata bahwa : kaulah allah itu tidak merupakan
jism, benda, mempunyai bagian, maka bagai mana hakikat alla ? maka jawaban
nya adalah : ‘’tidak ada yang mampu menggerti akan hakikat allah, kecuali allah
sendiri. Sebagai mana yang di tegaskan di dalam al quran: ‘’tidak ada seuatu pun
yang serupa dengan allah allah lah yang maha pendengar lagi maha melihat.’’(asy
syura : 11). Oleh kerana itu, allah bukan lah jism yang bisa di gambarkan atau
benda yang sangat teratas oleh ruang dan waktu. Allah tidak mempunyai tangan,
mata ,telinga, dan lain lain seperti yang di punyai mahluk, karena allah tidak
menyerupai benda yang dapat di ukur dan dapat di bagi bagi.
Adapun lawan sifat ini adalah mumatsalah (menyerupai), karena jika allah
menyerupai niscaya allah adalah baharu, dan ini adalah mustahil.
Wajib bagi allah bersifat ‘’qiamuhu binaf sihi (berdiri sendiri).’’ Arti saat ini di
jelaskan melalui dua perkara.
Lawan dari sifat ini adalah bahwa allah bersifat qiyamu lighoirihi ( berdiri dengan
selain nya ) artinya allah membutuh kan ruang dan ketentuan. Apabila allah
mempunyai sifat seperti ini, maka sudah pastilah allah tidak mempunyai sifat
ma’ani dan ma’nawi yang wajib ada bagi allah. Dan ini adalah batal. Artinya :
‘’sesungguh nya allah benar benar maha kaya (tidak memperlukan sesuatu) dari
alam semesta’’ (al-ankabut : 6).
5. Wahdaniyah (esa)
Dengan sifat wahdaniyah ini, maka akan menolak pada kam yang lima :
1. ‘’kam muttasil’’ di dalam dzat ialah tersusunnya allah dari beberapa bagian.
2. ‘’kam munfasil’’ di dalam dzat, ialah bilangan yang sekitar nya terdapat tuhan
yang kedua dan seterus nya. (poin 1 dan 2 tertolak oleh sifat tunggal dzat)
3. ‘’kam muttashil’’ di dalam sifat, ialah bilangan bagi sifat allah dalam satu jenis
seperti sifat qudrat dan sebagai nya.
4. ‘’kam munfasil’’ di dalam sifat, ialah bila selain allah mempunyai sifat yang
menyerupai sifat allah. Seperti zaid mempunyai sifat kuasa, di manadengan sifat
ini ia bisa mewujudkan atau meniadakan sesuatu. Dan sifat sifat yang seperti
iradat dan ilmu. (kedua poin ini juga ternafikan oleh tinggal nya sifat allah)
5. ‘’kam mufasil’’ dalam perbuatan, ialah apa yang dinisbatkan kepada selain
allah dengan jalan mencari dan memilih atau berkerja dan berusaha. Dan kam ini
tertolak oleh sifat tunggal allah di dalam af’al.
Artinya ‘’sekitar nya ada di langgit dan di bumi tuhan tuhan selain allah, tentulah
keduanya itu telah rusak binasa. Maka maha suci allah yang mempunyai ‘arys dari
pada apa yang mereka sifatkan’’ (al anbiya: 22) banyak nya tuhan akan
mengakibatkan hancur nya alam (alam tidak mungkin terbentuk). Karena.
Adakalanya keduanya bersepakata atau adakala berselisih. Apabila kedua nya
bersepakat, tidak mungkin kedua nya bisa mewujudkan alam ini secara bersama
agar tidak terjadi pada dua reaksi pada satu sasaran. Dan tidak pula dapat
mewujudkan alam dengan cara bergantian. Tidak mungkin bersekutu di dalam
mewujudkan alam dengan cara mendapatkan bagian setengah dan yang lain
setengah. Dengan ada nya persekutuan maka tampak lah ke lemahan masing
masing. Jika keduanya bertentangan dengan cara salah satu ingin mengadakan
alam dan yang lain tidak, maka tidak lah mungkin dapat tercapai kehendak kedua
nya. Dan ini adalah bagi allah taala.
A. Sifat ma’ani
1. Qudrat
Wajib bagi allah mempunyai sifat qudrat. Dan sifat ini merupakan aplikasi dari
sifat mujud yang telah dahulu dan selalu menetap pada dzat allah. Dengan sifat
qudrat ini, allah akan mewujudkan atau meniadakan segala sesuatu kemungkinan
yang sesuai dengan ke hendaknya. Sifat qudrat mempunyai tujuh ta’alluq
(keberuntungan), yaitu:
Lawan dari sifat iradat adalah karohah (terpaksa) berarti tidak adanya
sifat iradat.
Ta’alluqnya sifat iradat dan segala yang mungkin memiliki kesamaan
dengan sifat qudrat-Nya. Akan tetapi, ta’alluqNya sifat qudrat merupakan
ta’alluq yang mewujudkan dan meniadakan. Sedangkan ta’alluqnya sifat
iradat adalah ta’alluq yang menentukan. Oleh karena itu, sifat iraadat
tidak ada ta’alluqnya dengan perkara yang wajib dan mustahil.
Termasuk hal yang mungkin adalah perkara baik dan buruk. Oleh karena
itu, tidak ada suatu kebaikan atau keburukan yang terjadi pada makhluk
(seluruhnya), kecuali sengan iradat Allah. Karena tidak akan mungkin
bila sesuatu yang terjadi pada makhluk ini secara terpaksa diadakan oleh
Allah.
Berbeda dengan kaum mu’tazilah yang mengatakan bahwa sifat iradat
Allah tidak ada ta’alluqnya dengan kebaikan dan keburukan.
Dalil ketetapan sifat iradat bagi Allah adalah adanya ala mini. Jelaslah
jika Allah tidak mempunyai sifat iradat, sudah pasti Allah terpaksa. Jika
Allah terpaksa, maka Allah tidak mempunyai sifat qudrat.
3. Ilmu
Wajib bagi Allah mempunyai sifat ilmu, yaitu sifat yang telah ada dan
terdahulu serta menetap pada dzat Allah. Dengan sifat ilmu ini, Allah
mengetahui sifat sifat yang wajib, mungkin, dan yang mustahil adanya
dengan segala macam rincian yang terliput oleh Nya.
Oleh karena itu pula Allah mengetahui secara rinci pula mengetahui
sesuatu dan tidak terbatas, seperti kesempurnaan sifat Nya mengatur
nafas seluruh penghuni surga.
Adapun ta’alluq sifat ilmu hanya satu, yaitu ta’alluq dengan pelksanaan
yang terdahulu. Dengan demikian, Allah mengetahui semua maklumat
yang meliputi apa saja yang berlaku/ berjalan dimuka bumi sampai diatas
langit.dan sekecil apapun dari yang melata dimuka bumi dan langit tidak
akan terlepas dari pengetahuanNya.
Lawan dari sifat ilmu adalah jahil (bodoh).
Dalil ketetapan sifat ilmu yang wajib bagi Allah adalah adanya ala mini.
Jelasnya, apabila Allah tidak bersifat ilmu, sudah jelas Allah mempunyai
sifat bodoh. Dan itu adalah mustahil bagi Allah.
Artinya : “Dan Allah memiliki kunci semua yang ghaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan
di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi,
dan tidak sesuatu basah atau kering, melainkan tertulis dalam kitab yang
nyata (Lauh Mahfudz)” [Al An’aam:59]
4. Hayat
Wajib bagi Alah mempunyai sifat hayat atau hidup. Sifat ini yang
membenarkan bahwa Allah mempunyai sifat ilmu, qudrat, iradat, sama’,
basher dan kalam. Hidup disini terdapat pada zat Allah dan tidak disertai
ruh seperti makhluk.
Lawan dari sifat ini adalah maut (mati). Rasa kantuk ataupun tidur tidak
akamn ada pada Allah, begitu pula dengan kerusakan ataupun kematian.
Dengan adanya ala mini, jelaslah apabila Allah tidak mempunyai sifat
hayat, maka pasti Allah bersifat maut. Dan jika Allah mempunyai sifat
tersebut, maka Allah tidak akan kuasa, tidak menghendaki dan tidak
mengetahui. Sedangkan tidak adanya Allah, akan tetapi mempunyai sifat
qudrat, iradat, dan ilmu adalah muhal (mustahil)dan jika demikian,
niscaya tidak akan wujud sesuatu dari alam semesta ini serta tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada.
Artinya : ”Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia
Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak
mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di
bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya.
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan
apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan
Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi
lagi Maha Besar” (al-Baqarah: 255).
Sifat ini tidak ada ta’alluqnya. Hanya saja, sifat hayat merupakan syarat
logis didalam menetapkan sifat-sifat ma’ani. Maksudnya, dari wujudnya
sifat ini menjadi kepastian akan wujudnya sifat-sifat ma’ani.
Adapun lawan dari sifat sama’ dan bashor adalah tuli dan buta. Sifat tuli
dan buta mustahil bagi Allah karena ini adalah sifat kekurangan
sedangkan Allah maha sempurna dan tidak ada kekurangan sedikitpun.
7. Kalam
Wajib bagi Allah mempunyai sifat kalam (berbicara). Kalam Allah bukan
dengan huruf dan tidak pula dengan suara. Teetapi Allah sendiri yang
berkuasa mengucapkannya.
Mustahil bagi Allah bersifat bisu. Artinya tidak adanya sifat kalam dalam
dzat Allah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian singkat diatasdapat disimpulkan bahwa sifat 20 yang
wajib bagi Allah terbagi menjadi 4 bagian :
a. sifat nafsiyah yaitu wujud
b. sifat salbiyah yaitu qidam, baqo’, mukholafatuhu lil hawadis,
qiyamuhu binafsihi, wahdaniyat
c. sifat ma’ani yaitu qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, bashor,
kalam
d. sifat ma’nawiyah yaitu qadiran, muridan, ‘aliman, hayyan,
sami’an, bashiran, mutakalliman
B. saran
Demikian yang dapat kami susun mengenai materi sifat-sifat Allah
ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang
ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca mau memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya, juga para
pembaca pada umumnya.