Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Struktur garis adalah struktur batuan yang membentuk geometri garis,
antara lain gores garis, sumbu lipatan, dan perpotongan dua bidang. Struktur garis
dapat dibedakan menjadi stuktur garis riil dan struktur garis semu. Garis
merupakan unsur dari bidang sehingga kedudukannya dapat mengikuti suatu
bidang dan dapat juga berdiri sendiri sebagai struktur garis. Kedudukan ini dapat
berubah menjadi miring jika mengalami deformasi atau pada kondisi tertentu,
misalnya pada tepi cekungan atau pada lereng gunung api, kedudukan miringnya
disebut initial dip. Pada praktikum ini kita membahas tentang struktur garis yang
ada dilapangan.
Struktur batuan berbentuk garis yang mempunyai arah dan kedudukan
dilapangan dapat dilakukan penggambaran grafis secara dua dimensi dan tiga
dimensi untuk penggambaran struktur garis, menentukan trend, bearing, plunge
dan rake dengan menggunakan kompas geologi dan busur derajat sesaui dengan
arah azimut, menentukan kedudukan struktur garis yang merupakan perpotongan
dua bidang yang terdapat di lapangan dan dalam penggambaran secara dua
dimensi dan tiga demensi sehingga dilakukanlah praktikum struktur garis yang
dapat digunakan dilapangan untuk melihat arah pergerakan dari sesar.
Kompas adalah sebuah alat yang dapat digunakan penunjuk magnetis
yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat.
Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam
bidang navigasi. Alat ini dapat membantu dalam kegiatan perkembangan
perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien
dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bidang untuk
menentukan arah. Beberapa fungsi dari kompas adalah untuk menentukan arah
dan juga untuk mengukur besarnya sudut lereng seperti menentukan arah
azimunth, besarnya strike dan dip, besarnya sudut dip direction, menentukkan
rake, plunge, slope dan dip underteen, menentukan besarnya sudut suatu lereng
dan menentukan ketinggian suatu titik, menentukkan kedudukan unsur struktur.
Trend adalah azimuth dari bidang vertikal yang melalui garis dan
menunjukan arah penujaman garis tersebut dan hanya menunjukan suatu arah

Struktur Garis 1
tertentu. Bearing adalah jurus dari bidang vertikal yang melalui garis tetapi tidak
menunjukan arah penujaman garis tersebut melainkan azimuth yang menunjukan
arah kelurusan garis tersebut. Kelurusan ini memiliki dua pembacaan dimana
salah satu arahnya merupakan sudut pelurusnya. Plunge adalah dip penujaman.
Rake yaitu besar sudut antara struktur garis dan garis horizontal yang diukur
pada bidang dimana garis tersebut terdapat dan membentuk sudut terkecil (sudut
lancip) dan itulah pengertian dari pengukuran struktur garis.
Cara melakukan pengkuran trend pertama kita menempelkan alat bantu (
buku lapangan atau clipboard) pada posisi tegak dan sejajar dengan arah yakni
struktur garis yang diukur. Lalu tempelkan sisi “W” atau “E” kompas pada posisi
kanan atau kiri alat bantu dengan visir kompas mengarah pada penujaman struktur
garis. Lalu horizontalkan kompas maka angka yang ditunjuk pada oleh jarum
utara kompas adalah arah penujaman (trend).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1. Mengetahui definisi dan mampu menggambarkan struktur garis ke dalam
proyeksi dua dimensi (secara grafis).
2. Menentukan plunge dan rake/pitch suatu garis pada suatu bidang.
3. Menentukan kedudukan struktur garis yang merupakan perpotongan dua
bidang.
1.3 Alat dan Bahan
a. Alat
Peralatan yang digunakan pada saat praktikum adalah sebagai berikut :
1. Alat tulis
2. Busur
3. Penggaris panjang
4. Kompas
5. Papan ujian
b. Bahan
Bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah sebagai berikut :
1. Lembar Kerja Sementara
2. HVS

Struktur Garis 2
3. Modul
1.4 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilaksanakan pada saat praktikum adalah :
1. Mengukur Trend
• Menempelkan alat bantu (buku lapangan atau clipboard) pada posisi
tegak dan sejajar dengan arah yakni struktur garis yang diukur.
• Menempelkan sisi “W” atau “E” kompas pada posisi kanan atau kiri
alat bantu dengan visir kompas (sigt hing arm) mengarah pada
penunjaman struktur garis.
• Menghorizontalkan kompas (nivo mata sapi dalam keadaan
horizontal/gelembung berada di tengah nivo), maka harga yang ditunjuk
oleh jarum utara kompas adalah harga arah penunjamannya (trend).
2. Mengukur plunge
• Menempelkan sisi “W” kompas pada sisi atas alat bantu yang masih
dalam keaadan vertikal.
• Memutar klinometer hingga gelembung pada nivo tabung berada di
tengah nivo dan besar sudut penunjaman (plunge) merupakan besaran
sudut vertikal yang ditunjukkan oleh penunjuk pada skala klinometer.
3. Mengukur Rake
• Membuat garis horizontal pada bidang dimana struktur garis tesebut
terdapat (garis horizontal sama dengan jurus dari bidang tersebut) yang
memotong struktur garis.
• Mengukur besar dari sudut lancip yang dibentuk oleh garis horizontal
(dengan menggunakan busur derajat).

Struktur Garis 3
DASAR TEORI
Geologi stuktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk dan (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun
deformasi batuan adalah berubahan bentuk dan ukuran batuan sebagai akibat dari
gaya yang bekerja di dalam bumi. Sebagaimana diketahui bahwa batuan- batuan
yang tersingkap di muka bumi maupun yang terekam melalui hasil pengukuran
geofisika memperlihatkan bentuk arsitektur bumi yang bervariasi. Bentuk lereng
tergantung pada proses erosi, gerakan tanah, dan pelapukan. Sedangkan,
kemiringan lereng terjadi akibat perubahan permukaan bumi di berbagai tempat
yang disebabakan oleh daya-daya eksogen dan gaya-gaya endogen. Hal inilah
yang mengakibatkan perbedaan letak ketinggian titik-titik diatas permukaan bumi.
Kemiringan lereng terjadi akibat perubahan permukaan bumi di berbagai tempat
yang disebabakan oleh daya-daya eksogen dan gaya-gaya endogen yang terjadi
sehingga mengakibatkan perbedaan letak ketinggian titik-titik diatas permukaan
bumi. Kemiringan lereng mempengaruhi erosi melalui runoff, Makin curam
lereng makin besar laju dan jumlah aliran permukaan dan semakin besar erosi
yang terjadi dan semakin sudut yang terbentuk semakin kecil juga (Noor, 2009).
Struktur garis adalah struktur batuan berbentuk garis yang mempunyai
arah kedudukan. Garis merupakan unsur dari bidang sehingga kedudukannya
dapat mengikuti suatu bidang dan dapat juga berdiri sendiri sebagai struktur garis.
Struktur garis dalam geologi struktur dapat di bedakan menjadi struktur Garis Riil
adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati diukur langsung
di lapangan. Struktur garis semu adalah semua struktur garis yang arah atau
kedudukannya ditafsirkan dari orientasi unsur-unsur struktur yang membentuk
kelurusan (Asikin, 2007).
Diskripsi geometri merupakan cara pemecahan problema garis dan bidang
di dalam ruang secara grafis. Cara yang digunakan dengan memproyeksikan
bentuk dan posisi suatu obyek dalam ruang menjadi gambaran datar pada suatu
bidang. Dalam penyelesaian masalah geometri struktur dikenal jenis proyeksi
diantaranya proyeksi perpektif, proyeksi ortografi dan proyeksi steriografi.
Pemecahan masalah yang berhubungan dengan geometri struktur bidangdan
struktur garis seperti masalah besaran arah dan sudut, jarak dan panjang dari

Struktur Garis 4
struktur bidang dan struktur garis, misalnya menentukan panjang dari segmen
garis,sudut antara dua garis, sudut antara dua bidang, sudut antara garis dan
bidang, jarak titik terhadap bidang, jarak titik terhadap garis (Sukartono. 2013).
Berdasarkan saat pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan menjadi
struktur garis primer yang meliputi: liniasi atau penjajaran mineral-mineral pada
batuan beku tertentu, dan arah liniasi struktur sediment. Struktur garis sekunder
yang meliputi gores garis, liniasi memanjang, fragmen breksi sesar, garis poros
lipatan dan kelurusan-kelurusan dari topografi, sungai dan sebagainya.
Kedudukan struktur garis dinyatakan dengan istilah-istilah arah penunjaman
(trend), arah kelurusan (bearing) dan rake.
Kedudukan struktur garis dinyatakan dengan istilah–istilah:
1. Arah penujaman (Trend), Arah penujaman (Trend) adalah jurus dari bidang
vertikal yang melalui garis dan menunjukan arah penunjaman garis tersebut
(hanya menunjukkan suatu arah tertentu).
2. Arah kelurusan (Bearing), Arah kelurusan (Bearing) adalah jurus dari bidang
vertikal yang melalui garis tetapi tidak menunjukan arah penunjaman garis
tersebut (menunjukkan arah – arah dimana, salah satu arahnaya merupakan
sudut pelurusnya).
3. Rake atau Pitch, Rake adalah besar sudut antara garis dengan garis horizontal,
yang diukur pada bidang dimana garis tersebut terdapat membentuk sudut
terkecil, besarnya rake sama dengan atau lebih kecil (Sugiharyanto, 2007).
Kedudukan (attitude) adalah batasan umum untuk orientasi dari bidang
atau garis didalam ruang umumnya dihubungkan dengan koordinat geografi dan
bidang horizontal , dan terdiri komponen arah dan kemiringan. Arah (trend)
adalah arah dari suatu bidang horizontal, umumnya dinyatakan dengan azimuth
atau besaran sudut horizontal dengan garis tertentu (Bearing). Kecondongan
(inclination) adalah sudut vertikal yang diukur kearah bawah dari bidang
horizontal ke suatu bidang atau garis dan apabila diukur pada bidang yang tidak
tegak lurus strike disebut kemiringan semu (Apperent dip). Jurus (Strike) adalah
arah garis horizontal yang terletak pada bidang miring. Kemiringan adalah sudut
terbesar dari suatu bidang miring, pada pengukuran trend, plunge dan rake pada
saat dilapangan terlebih dahulu mengukur strike dan dip (Wahyudiono, 2011).

Struktur Garis 5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktikum geologi struktur pada pertemuan ketiga ini yang dilakukan pada
hari jumat 20 oktober 2022 dan dilaksanakan pada 2 lokasi yang pertama di ruang
04 fakultas sains dan teknologi disini dimulai kegiatan pretes dan juga penjelasan
materi yang telah diberikan dengan asistan laboratorium. Dan pada prasasti
dilapangan mengkarang dilakukan pengukuran trend, plunge, dan juga rake secara
bergantian dengan kelompok lain menggunakan kompas.
Pada praktiukum kali ini membahas tentang struktur garis yang bertujuan
Mengetahui definisi dan mampu menggambarkan struktur garis kedalam proyeksi dua
dimensi (secara grafis). Menentukan plunge dan rake/pitch suatu garis pada suatu
bidang. Menentukan kedudukan struktur garis yang merupakan perpotongan dua
bidang.Struktur garis merupakan struktur batuan berbentuk garis yang mempunyai
arah dan kedudukan. Struktur garis dijumpai sebagai sumbu lipatan,
sesar dan lain sebagainya. Garis merupakan unsur dari bidang sehingga
kedudukannya dapat mengikuti suatu bidang dan dapat juga berdiri sendiri
sebagai struktur garis.
Sebelum masuk ke pembahsan soal pengkuran dapat dijelaskan pengertian
Struktur garis merupakan struktur batuan berbentuk garis yang mempunyai arah
dan kedudukan. Dan juga pada Struktur garis dijumpai sebagai sumbu lipatan,
sesar dan lain sebagainya. Garis merupakan unsur dari bidang sehingga
kedudukannya dapat mengikuti suatu bidang dan dapat juga berdiri sendiri
sebagai struktur garis. Pada praktikum ini kita membahas tentang struktur garis
yang ada dilapangan.
Plunge, trend, rake/pitch serta bearing kebanyakan dilakukan pengukuran
pada kekar yang menggunakan alat batu yang berbentuk seperti bidang datar
misalnya clipboard. Trend digunakan pada pengukuran bidang vertikal yang
melalui garis dan menunjukkan arah penunjaman garis tersebut, dimana hanya
menunjukkan satu arah tertentu. Untuk cara pengukuran sama sepeti strike pada
struktur bidang, namun karena trend merupakan struktur garis maka untuk
pengukurannya harus menggunakan alat bantu seperti clipboard, sama halnya
dengan plunge yang memiliki kesamaan dengan dip untuk cara pengukurannya,
hanya saja perbedaannya adalah pada plunge merupakan struktur garis yang

Struktur Garis 6
sedikit memiliki bidang sehingga susah untuk pengukurannya, maka digunakan
clipboard sebagai alat bantu pengukurannya. Untuk pengukuran rakemerupakan
pengukuran hasil pengukuran dengan menggunakan busur deraja yang mengukur
garis horizontal dengan garis yang membentuk sudut lancip.
Trend adalah azimuth dari bidang vertikal yang melalui garis dan
menunjukan arah penujaman garis tersebut dan hanya menunjukan suatu arah
tertentu. Bearing adalah jurus dari bidang vertikal yang melalui garis tetapi tidak
menunjukan arah penujaman garis tersebut melainkan azimuth yang menunjukan
arah kelurusan garis tersebut. Kelurusan ini memiliki dua pembacaan dimana
salah satu arahnya merupakan sudut pelurusnya. Plunge adalah dip penujaman.
Rake yaitu besar sudut antara struktur garis dan garis horizontal yang diukur pada
bidang dimana garis tersebut terdapat dan membentuk sudut terkecil (sudut
lancip) dan itulah pengertian dari pengukuran struktur garis.
Pada praktikum kali ini yang kami lakukan yaitu melakukan pengukuran
trend, plunge, dan juga rake yang pertama dilakukan yaitu pengukuran trend.
Pertama yang harus kita lakukan yaitu terlbih dahulu kita mengukur arah strike
dan dip pada bidang. Lalu selanjutnya kita bisa langsung melakukan pengukuran
trend pada bidang menggunakan kompas geologi. Pertama yang dilakukan yaitu
Menempelkan alat bantu (buku lapangan atau clipboard) pada posisi tegak dan
sejajar dengan arah yakni struktur garis yang diukur. Selanjutnya Menempelkan
sisi “W” atau “E” kompas pada posisi kanan atau kiri alat bantu dengan visir
kompas (sigt hing arm) mengarah pada penunjaman struktur garis. Dan langkah
tereakhir yang dilakukan yaitu Menghorizontalkan kompas (nivo mata sapi dalam
keadaan horizontal/gelembung berada di tengah nivo), maka harga yang ditunjuk
oleh jarum utara kompas adalah harga arah penunjamannya (trend).
Selanjutnya kita masuk ke pengkuran plunge setelah mendapatkan hasil
dari pengkuran trend kita lanjut masuk ke pengkuran plunge pada bidang yang
telah disediakan dengan prosedur kerja nya seperti ini. Pertama yang dilakukan
pengkuran plunge dengan kompas geologi yaitu Menempelkan sisi “W” kompas
pada sisi atas alat bantu yang masih dalam keaadan vertikal. Memutar klinometer
hingga gelembung pada nivo tabung berada di tengah nivo dan besar sudut
penunjaman (plunge) merupakan besaran sudut vertikal yang ditunjukkan oleh

Struktur Garis 7
penunjuk pada skala klinometer dalam pengkuran ini sangat dibutuhkan kerja
sama tim.
Selanjutnya masuk ke proses pengkuran ketiga yaitu pengukuran rake
pengukuran ini dapat dilakukan dengan cara seperti berikut yang pertama
Membuat garis horizontal pada bidang dimana struktur garis tesebut terdapat
(garis horizontal sama dengan jurus dari bidang tersebut) yang memotong struktur
garis. Selanjutnya langkah kerja yang kedua yaitu Mengukur besar dari sudut
lancip yang dibentuk oleh garis horizontal (dengan menggunakan busur derajat).
Pada pengukuran Pitch atau rake dapat menggunakan busur derajat
dimana Pitchatau rake adalah sudut antara struktur garis tersebut dengan
horizontal, diukur pada bidang di mana struktur garis tersebut terbentuk. Kisaran
nilai pitch adalah antara 0° dan 90°. Jika arah penunjaman sejajar dengan garis
jurus, maka pitch = 0°. Jika arah penunjaman tegak lurus garis jurus, maka pitch =
90°, yang diukur pada bidang dimana garis tersebut terdapat membentuk sudut
terkecil (sudut lancip) besarnya rake sama dengan atau lebih kecil 90o.
Pada praktikum ini terjadi kesalahan praktikum dalam pengukuran struktur
garis di sebabkan karena kurangnya ketelitian dalam membaca nilai trend,
bearing, plunge dan khusus untuk pengukuran rake yang menngunakan busur
derajat adanya ketidaktelitian praktikan dalam pembacaan busur derajat sehingga
tidak sesuai dengan sudut yang didapat pada penggambaran secara grafis dalam
bentuk dua dimensi, maupun dalam meletakkan gelembung nivo tabung dan bull’s
eye ditengah-tengah serta pengukuran ini dilakukan oleh individu yang berbeda
karena setiap individu pasti memiliki persepsi yang berbeda dalam menentukan
gelembung nivo tabung benar-benar berada ditengah.
Setelah selesai melakukan pengkuran pada trend, plunge, dan juga rake
pada bidang prasasti dapat hasil dari 3 kali pengukuran yaitu sebagai berikut.
Yang pertama untuk hasil strike didapat nilai 235° dan dip yang didapat kan yaitu
sebesar 28° jadi strike dan dip sebesar N 235° E/ 28°. Pada pengkuran pertama
trend didapatkan sebesar N 72° E dan juga plunge yang didapat yaitu 29° jadi
pada titik pertama didapat hasil sebesar 29°, N 72°E dan pada pengukuran kedua
didapatkan hasil trend dan plunge nya sebesar 22° N 84°E dan juga pada
pengukuran ketiga didapat hasil sbesar 26° N 149 °E.

Struktur Garis 8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi struktur garis dan dapat
menggambarkan struktur garis ke dalam proyeksi dua dimensi
(secara grafis).
2. Mahasiswa dapat menentukan plunge dan rake/pitch suatu garis pada
suatu bidang.
3. Mahasiswa dapat menentukan kedudukan struktur garis yang merupakan
perpotongan dua bidang.
4.2 Saran
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya agar praktikan lebih memahami
lagi materi yang sedang di praktikumkan, dan juga saya harap untuk kedepannya
praktikan lebih disiplin supaya praktikum bisa berjalan dengan lebih baik lagi.

Struktur Garis 9
DAFTAR PUSTAKA
Asikin. 1978. Dasar-dasar Geologi Struktur. Departemen Teknik Geologi ITB.
Bandung.
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. Bogor: Universitas Pakuan.
Sugiharyanto. 2007. Geografi Bentuk Muka Bumi. Jurnal Seminar Kebumian,
Vol.3, No.8:21-24.
Sukartono. 2013. Panduan Praktikum Geologi Struktur. Yogyakarta: STTNAS.
Wahyudiono, 2011. “Polideformasi Pada Batuan Kelompok Embuluh Rajang di
Daerah Bhayangkara, Kalimantan Timur”. Jurnal Geologi.

Struktur Garis 10

Anda mungkin juga menyukai