Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO BUNUH DIRI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Stase Jiwa


Dosen Pembimbing:
Ns. Suci Ratna Estria., M.Kep

Disusun Oleh:
HANING TYAS QOTRUNADA
2211040023

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022
I. MASALAH UTAMA
Resiko bunuh diri
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. Definisi
Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang
dapat mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri
karena merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku
bunuh diri disebabkan karena stress yang tinggi dan berkepanjangan
dimana individu gagal dalam melakukan mekanisme koping yang
digunakan dalam mengatasi masalah. Beberapa alasan individu
mengakhiri kehidupan adalah kegagalan untuk beradaptasi, sehingga tidak
dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi, dapat terjadi karena
kehilangan hubungan interpersonal/ gagal melakukan hubungan yang
berarti, perasaan marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan
hukuman pada diri sendiri, cara untuk mengakhiri keputusasaan (Stuart,
2006).
B. Faktor Predisposisi
Stuart (2006) menyebutkan bahwa faktor predisposisi yang
menunjang perilaku resiko bunuh diri meliputi:
a. Diagnosis psikiatri
Tiga gangguan jiwa yang membuat pasien berisiko untuk bunuh
diri yaitu gangguan alam perasaan, penyalahgunaan obat, dan
skizofrenia.
b. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan peningkatan
resiko bunuh diri adalah rasa bermusuhan, impulsif, dan depresi.
c. Lingkungan psikososial
Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian, kehilangan
yang dini, dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting
yang berhubungan dengan bunuh diri.
d. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan
faktor resiko untuk perilaku resiko bunuh diri
e. Faktor biokimia
Proses yang dimediasi serotonin, opiat, dan dopamine dapat
menimbulkan perilaku resiko bunuh diri.

C. Faktor Presipitasi
Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress berlebihan
yang dialami oleh individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup
yang memalukan. Faktor lain yang dapat menjadi pencetus adalah melihat
atau membaca melalui media mengenai orang yang melakukan bunuh diri
ataupun percobaan bunuh diri. Bagi individu yang emosinya labil.

.
D. Tanda dan Gejala

1. Mempunyai ide untuk bunuh diri


2. Mengungkapkan keinginan untuk mati
3. Impulsif
4. Menunjukan perilaku yang mencurigakan
5. Mendekati orang lain dengan ancaman
6. Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan
7. Latar belakang keluarga

III. DATA DAN MASALAH KEPERAWATAN


A. Data Subjektif dan Objektif dalam masalah keperawatan
Data subjektif:
a. Mengungkapkan keinginan bunuh diri
b. Mengungkapkan keinginan untuk mati
c. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
d. Ada riwayat berulang percobaan bunuh diri sebelumnya dari keluarga
e. Berbicara tentang kematian, menanyakan tentang dosis obat yang
mematikan
f. Mengungkapkan adanyanya konflik interpersonal
g. Mengungkapkan telah menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil
Data objektif:
a. Impulsif
b. Mennjukkan perilaku yang mencurigakan(biasaya menjadi sangat
patuh)
c. Ada riwayat penyakit mental (depresi, psikosis, dan penyalahgunaan
alkohol)
d. Ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis atau penyakit terminal)
e. Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau kegagalan
dalam karier)

c, Pohon Masalah

Resiko perilaku kekerasan Akibat

Resiko Bunuh Diri Core Problem

Isolasi Sosial
Penyebab

Harga Diri Rendah Penyebab


B. DATA YANG PERLU DIKAJI LEBIH LANJUT
DIAGNOSA
Masalah keperawatan
a. Risiko bunuh diri
b. Keputus asaan
c. Ketidakberdayaan
d. Gangguan konsep diri
e. Kecemasan
f. Berduka fungsional
g. Koping individu tidak efektif
h. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif
i. Koping keluarga tidak efektif
C. RENCANA TINDAKAN
1. Tujuan Khusus
a. Klien dapat meningkatkan harga dirinya
b. Klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari
c. Klien mendapat perlindungan dari lingkungannya.
2. Tindakan keperawatan: Melindungi pasien
Tindakan yang dilakukan perawat saat melindungi pasien dengan risiko
bunuh diri ialah:
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
f. Perawat harus menemani pasien terus-menerus sampai pasien dapat
dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
g. Perawat menjauhkan semua benda berbahaya (misalnya gnting, pisau,)
h. Perawat memastikan pasien telah meminum obatnya.
i. Perawat menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien
sampai tidak ada keinginan untuk bunuh diri.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, G. W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa (Kelima). Jakarta: Buku.
Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai