Isi Jurnal 5
Isi Jurnal 5
1
pp (63-77) © 2018.
ISSN 1829 - 8974
Jurnal Ilmu Administrasi (JIA) e-ISSN 2614-2597
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Volume XV | Nomor 1 | Juni 2018
Article history: Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis hubungan Budaya kerja di
Dikirim Tanggal : 1 Februari 2018 Bagian Umum Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dan Lingkungan kerja
Revisi Pertama Tanggal : 9 April 2018 pegawai di Bagian Umum Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung pada
Diterima Tanggal : 20 Juni 2018 peningkatan kinerja pegawai di Bagian Umum Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung. Tulisan ini menggunakan pendekatan eksplanasi atau penelitian
penjelasan. Penulis menentukan populasi penelitian adalah seluruh pegawai
Kata Kunci : yang ada di Bagian Umum Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung berjumlah 83
Budaya kerja, lingkungan kerja, orang. Hasil tulisan menunjukan bahwa, ada pengaruh budaya kerja
kinerja terhadap kinerja pegawai di Bagian Umum Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung. Selanjutnya, lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja
Keywords : pegawai di Bagian Umum Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Dari hasil
Work culture, work environment, analisis jalur menunjukkan bahwa, budaya kerja dan lingkungan kerja
performance berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Bagian Umum Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung. Kemudian hasil uji hipotesis menujukkan bahwa
menolak Ho dan menerima hipotesis alternatif H1. Dengan demikian ada
pengaruh yang signifikan dari budaya kerja dan lingkungan kerja terhadap
kinerja pegawai di Bagian Umum Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Abstract
This paper aimed to analyze correlation of work culture in the General Section
Bandung Tourism College and Working environment of employees in the General
Section Bandung Tourism College. The influence of work culture and working
environment toward performance of employees in the General Section Bandung
Tourism College. This research uses explanatory research approach. In this research
the authors determine the study population is all employees who are in the General
Section Bandung Tourism Collegeamounted to 83 people. The research result
revealed that, there is an influence of work culture toward performance of employees
in the General Section Bandung Tourism College. Furthermore, working
environment affects the performance of employees in the General Section Bandung
Tourism College. From the results of path analysis shows that, work culture and
working environment affect the performance of employees in the General Section
Bandung Tourism College.Then thehypothesis test results, is reject Ho and accept the
alternative hypothesis H1. So, there is a significant effect of work culture and working
environment toward performance of employeesin the General Section Bandung
Tourism College.
Jurnal 63
Ilmu Administrasi
Volume XV | Nomor 1 | Juni 2018
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Hubungan Budaya Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai pada Lembaga Pendidikan Tinggi
u Sedarmayanti dan Nunur Rahadian
bersikap peka terhadap proses perubahan yang atau mempengaruhi para pegawai yang
terjadi. Sekaligus melakukan perubahan-perubahan dipimpinnya. Oleh karena itu seorang pemimpin
organisasional sesuai dengan tuntutan yang dituntut harus mampu menerapkan program
diperlukan, terutama pengelolaan sumberdaya pemberdayaan terhadap para pegawai guna
manusia yang merupakan proses terpenting dan mensukseskan organisasi. Pimpinan harus bisa
determinatif. Berhasil tidaknya proses kerja menerapkan program pemberdayaan pegawai,
organisasi sangat diwarnai bahkan ditentukan oleh sehingga keinginan-keinginan yang hendak
memadai-tidaknya manajemen sumberdaya direalisasikan dalam pelaksanaan pekerjaan,
manusia yang dilaksanakan. dimanifestasikan dalam bentuk kemampuan
Setiap individu mempunyai sifat yang bawahan dalam melaksanakan kerja sesuai dengan
berbeda satu dengan yang lainnya. Sifat tersebut keinginan pemimpin tersebut.
dapat menjadi ciri khas bagi seseorang sehingga kita Demikian pula halnya pegawai di Bagian
dapat mengetahui bagaimana karakternya. Sama Umum Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, dalam
halnya dengan manusia, organisasi juga melaksanakan tugasnya, dituntut memiliki
mempunyai sifat-sifat tertentu. Melalui sifat-sifat kemampuan kerja yang tinggi untuk mendukung
tersebut kita juga dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan kerja. Untuk mewujudkan hal tersebut,
karakter dari suatu organisasi. Sifat tersebut kita maka perlu adanya pembinaan secara intensif guna
kenal dengan budaya organisasi atau organization meningkatkan kinerja pegawai. Budaya kerja yang
culture. sesuai dengan tuntutan sebuah organisasi dan nilai
Budaya memberikan identitas bagi para inti yang terkait dengan integritas, etos kerja dan
pegawai organisasi dan membangkitkan komitmen gotong royong yang tinggi. Maka pegawai dituntut
terhadap keyakinan dan nilai yang lebih besar dari untuk meningkatkan kompetensi kepribadian,
dirinya sendiri. Meskipun ide-ide ini telah menjadi sosial profesionalisme, budaya kerja dan disiplin
bagian budaya itu sendiri yang bisa datang di kerja yang tinggi dalam kaitannya dengan tujuan
manapun organisasi itu berada. Budaya organisasi organisasi.
berfungsi untuk menghubungkan para anggotanya, Salah satu yang mempengaruhi hal tersebut
sehingga mereka tahu bagaimana berinteraksi satu adalah lingkungan kerja. Lingkungan fisik di sekitar
sama lain. Budaya organisasi tersebut kemudian tempat kerja harus dijaga agar tidak mengganggu
melakat pada keseharian para pegawai yang kinerja, seperti tata letak fasilitas kerja,
diimplementasikan dalam suatu budaya kerja. temperatur/suhu udara dan pencahayaan yang
Budaya kerja juga berkaitan erat dengan akan memberikan pengaruh berbeda, karena
pemberdayaan pegawai (employee) di suatu kemampuan beradaptasi tiap pegawai berbeda.
organisasi. Budaya kerja dapat membantu kinerja Tata letak peralatan kerja seperti meja, kursi,
pegawai, karena menciptakan suatu tingkat komputer dan fasilitas kerja lainnya harus sesuai
motivasi yang besar bagi pegawai untuk dengan kondisi dan besar ruangan, agar tidak
memberikan kemampuan terbaiknya dalam mengganggu aktivitas kerja pegawai. Faktor lain
memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh yang mempengaruhi kinerja adalah lingkungan
organisasinya. Nilai-nilai yang dianut bersama kerja non fisik atau lingkungan sosial. Misalnya
membuat pegawai merasa nyaman bekerja, pengawasan dari pimpinan dan hubungan kerja
memiliki komitmen dan kesetiaan serta membuat baik dengan atasan maupun dengan rekan kerja,
pegawai berusaha lebih keras, meningkatkan agar tercipta kondisi lingkungan yang kondusif.
kinerja dan kepuasan kerja pegawai serta Lingkungan kerja yang kondusif merupakan
mempertahankan keunggulan kompetitif. Semakin salah satu bentuk kompensasi yang dapat diberikan
kuat budaya kerja, semakin besar dorongan para oleh organisasi kepada pegawai. Dengan demikian
pegawai untuk maju bersama dengan organisasi. kompensasi yang diberikan organisasi tidak hanya
Berdasarkan hal tersebut, pengenalan, penciptaan, berbentuk finansial namun juga bisa berupa non
dan pengembangan budaya kerja yang efektif dan finansial yang salah satunya dengan menciptakan
efisien sesuai dengan visi misi yang hendak dicapai. lingkungan kerja senyaman mungkin. Untuk dapat
Menciptakan suatu tujuan atau sasaran untuk menciptakan ruangan kerja yang nyaman tentu
meningkatkan kemampuan pegawai yang baik harus diperhatikan beberapa faktor yang
diperlukan adanya seorang pemimpin yang baik mempengaruhi terciptanya suasana kerja yang
dan mampu mendorong, mengarahkan, serta dapat menciptakan kinerja yang tinggi, seperti
mempengaruhi motivasi. Keberhasilan seorang lingkungan kerja fisik yang nyaman, perencanaan
pemimpin dalam memotivasi pegawai ditentukan sistem kerja yang efektif dan efisien, dan penataan
oleh pelaksanaan directing, serta ditentukan juga ruangan yang ergonomis.
oleh kemampuannya dalam menggerakkan dan
64 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume XV | Nomor 1 | Juni 2018
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Hubungan Budaya Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai pada Lembaga Pendidikan Tinggi
u Sedarmayanti dan Nunur Rahadian
Dalam kaitan kinerja pegawai ini maka faktor lingkungan organisasi. Contohnya pegawai
lingkungan kerja memegang peranan penting dalam melaksanakan kerja tidak sesuai dan
dalam menentukan kualitas suatu pekerjaan. mengikuti aturan baru yang telah
Kurangnya kinerja salah satunya diakibatkan oleh ditetapkan organisasi.
kurang lancarnya pelaksanaan kerja dan sering 4. Pegawai masih kurang menjunjungtinggi
tertundanya penyelesaian pekerjaan yang menjadi profesionalismeuntuk mewujudkanvisi dan misi
tanggungjawab para pegawai. Setiap pegawai organisasi.Contohnya kreativitas kerja,
dalam organisasi dituntut agar dapat bekerja secara semangat, motivasi dan gairah kerja
efektif dan efisien, sehingga daya saing organisasi pegawai belum terlihat ada peningkatan.
semakin besar. b. Fenomena yang berkaitan dengan lingkungan
Kinerja mempunyai arti penting bagi kerja di Bagian Umum Sekolah Tinggi
pegawai, adanya penilaian kinerja berarti pegawai Pariwisata Bandung adalah sebagai berikut:
mendapat perhatian dari atasan. Di samping itu 1. Kondisi ruangan kerja terbuka dan kurang
akan menambah gairah kerja pegawai karena sesuai dengan jumlah personel, yang
dengan penilaian kinerja ini mungkin pegawaiyang mengakibatkan pegawai kurang
berprestasi dipromosikan, dikembangkan dan berkonsentrasi dalam melaksanakan
diberi penghargaan atas prestasi yang telah aktivitas, sering mengobrol dengan rekan
dicapainya. kerja lainnya. Contohnya di ruangan
Tercapainya kinerja pegawai yang efektif pegawai ruangan 3 x 5M, jumlah pegawai
merupakan suatu usaha, kegiatan dalam rangka sebanyak 4 orang, sedangkan idealnya diisi
terlaksananya kegiatan kerja yang produktif serta oleh sekitar 2 orang. Seperti terlihat pada
penyelesaian kerja secara tepat waktu. Tugas dan gambar 1.
fungsi pegawai adalah melaksanakan kerja sesuai
dengan fungsinya. Upaya untuk memperbaiki dan
meningkatkan prestasi kerja para pegawai tentunya
bukan hanya ditentukan oleh peningkatan prestasi
kerja, akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain seperti struktur kerja, pedoman dan
prosedur kerja, fasilitas kerja, petunjuk pelaksanaan
dan petunjuk teknis, dan lain-lain, namun dalam
penelitian ini penulis membatasi aspek pengaruh
budaya kerja dan kompetensi terhadap kinerja
pegawai di Bagian Umum Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung.
Berdasarkan hasil observasi awal, di Bagian
Umum Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Gambar 1. Ruang Pegawai
ternyata budaya kerja masih belum optimal, ini
terlihat pada fenomena-fenomena sebagai berikut: 2. Sistem kerja yang dilaksanakan kurang
a. Fenomena yang berkaitan dengan budaya mengikuti alur kerjayang sistematis.
kerja: Misalnya tata letak komponen peralatan
1. Dalam pelaksanaan kerja pegawai masih kerja mudah dijangkau, untuk menghemat
perlu adanya pengawasan dari atasan gerakan agar tidak melelahkan. Hal ini
langsung. Contohnya pegawai kurang memberi kesan bahwa prinsip-prinsip
bertanggung jawab akan tugas-tugas yang ergonomik dalam mendukung efektivitas
diembannya, sehingga masih perlu adanya dan efisiensi kerja kurang memadai.
pengawasan dari pimpinan. 3. Jarak antara meja kerja masih kurang
2. Pegawai dalam melaksanakan tugasnya ergonomis, sehingga tidak leluasa dalam
kurang mencari pemecahan masalah secara bekerja karena sempitnya jarak antar meja
cepat dan akurat untuk mengatasi satu dengan meja yang lainnya. Jarak ideal
permasalahan yang dihadapi berkaitan allowance antara meja satu dengan lainnya
dengan pelaksanaan kerja. Contohnya sebesar 25% dari panjang meja, namun saat
pegawai dalam melaksanakan tugas selalu ini jarak antar meja yang satu dengan yang
ketergantungan pada rekan kerjanya. lainnya sekitar 20% dari panjang meja.
3. Masih ada pegawai yang kurang mampu Seperti terlihat pada gambar 2.
menyesuaikan diri dengan perubahan
Jurnal 65
Ilmu Administrasi
Volume XV | Nomor 1 | Juni 2018
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Hubungan Budaya Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai pada Lembaga Pendidikan Tinggi
u Sedarmayanti dan Nunur Rahadian
Tabel 1
Rekapitulasi Laporan Kegiatan Kerja Pegawai Di Bagian Umum STP BandungTahun 2015
Tabel 2
Capaian Pekerjaan Pegawai Di Bagian Umum STP BandungTahun 2015
66 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume XV | Nomor 1 | Juni 2018
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Analisis Pemetaan Potensi Daerah dalam Rangka Menciptakan Keunggulan Daerah di Provinsi Aceh
u Putri Wulandari
Jurnal 67
Ilmu Administrasi
Volume XV | Nomor 1 | Juni 2018
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Hubungan Budaya Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai pada Lembaga Pendidikan Tinggi
u Sedarmayanti dan Nunur Rahadian
kerja merupakan sikap dan perilaku individu dari Kemudian Mangkuprawira, menyatakan
kelompok pegawai organisasi dalam bekerja. fungsi-fungsi budaya kerja adalah sebagai berikut:
Kesadaran dalam melakukan aktivitas pekerjaan 1) Mengubah sikap dan perilaku pegawai
tersebut didasari atas nilai-nilai yang diyakini oleh untuk meningkatkan produktivitas kerja
para pegawai organisasi kebenarannya dan hal 2) Meningkatkan kepuasan kerja dan pelanggan,
tersebut menjadi sifat serta kebiasaan para pegawai pengawasan fungsional, dan mengurangi
organisasi dalam melaksanakan tugas dan pemborosan
pekerjaan sehari-hari. Manfaat utama dari budaya 3) Menjamin hasil kerja berkualitas
kerja berakibat pada meningkatnya kinerja 4) Memperkuat jaringan kerja ( networking)
pegawai. Hal ini dapat disebabkan karena 5) Menjamin keterbukaan ( accountable )
penerapan budaya kerja yang ada di organisasi 6) Membangun kebersamaan.
sudah sesuai dengan tujuan, visi, dan misi yang ada Berdasarkan pendapat tersebut, dapat
di organisasi. Jika hal tersebut terjadi maka hal disimpulkan bahwa budaya kerja mempunyai
tersebut akan memudahkan para pegawai untuk fungsi atau peran sebagai pembeda atau pembatas
menerapkan budaya kerja yang berimplementasi dari organisasi lainnya, identitas bagi anggota
pada efektivitas kerja organisasi. organisasi, penumbuh komitmen untuk pencapaian
a. Manfaat dan Fungsi Budaya Kerja tujuan yang lebih luas dari sekedar kepentingan
Melaksanakan budaya kerja mempunyai arti individu, memperkokoh solidaritas sosial, serta alat
yang sangat dalam, karena akan merubah sikap dan kendali perilaku anggota organisasi.
perilaku sumber daya manusia untuk mencapai b. Pengukuran Budaya Kerja
efektivitas kerja yang lebih tinggi dalam Budaya kerja melakukan sejumlah fungsi
menghadapi tantangan masa depan. Manfaat yang untuk mengatasi permasalahan pegawai organisasi
didapat antara lain menjamin hasil kerja dengan agar dapat beradaptasi dengan lingkungan
kualitas yang lebih baik, membuka seluruh jaringan eksternalnya, yaitu dengan memperkuat
komunikasi, keterbukaan, kebersamaan, gotong pemahaman pegawai organisasi, kemampuan
royong, kekeluargaan, menemukan kesalahan dan untuk merealisir. Budaya kerja berfungsi untuk
cepat memperbaiki, cepat menyesuaikan diri dari mengatasi permasalahan integrasi internal dengan
perkembangan dari luar seperti pelanggan, meningkatkan pemahaman dan kemampuan
teknologi, sosial, ekonomi dan lain-lain. pegawai organisasi untuk berkomunikasi,
Menurut Supriyadi dan Triguno (2013: 23) melakukan kesepakatan, hubungan pegawai
manfaat budaya kerja adalahuntuk mengubah sikap organisasi. Guna melakukan hal tersebut, maka
dan juga perilaku sumber daya manusia yang ada dibutuhkan pengukuran sehingga tidak terjadi
agar dapat meningkatkan efektivitas kerja untuk kesenjangan budaya kerja.
menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan Tjahjadi (2007: 65) mengembangkan konsep
datang. Adapun manfaat nyata dari penerapan pengukuran kesenjangan budaya kerja sebagai
suatu budaya kerja yang baik dalam suatu berikut:
lingkungan organisasi adalah meningkatkan jiwa 1) Atasan yang baik;
gotong royong, meningkatkan kebersamaan, saling 2) Bawahan yang baik;
terbuka satu sama lain, meningkatkan jiwa 3) Prioritas pada anggota organisasi yang baik;
kekeluargaan, meningkatkan rasa kekeluargaan, 4) Tingkah laku yang baik dalam organisasi;
membangun komunikasi yang lebih baik, 5) Perlakuan organisasi terhadap anggota;
meningkatkan prestasi kerja. 6) Pengendalian dan pengaruh;
Rivai (2008: 430) menyatakan fungsi budaya 7) Legitimasi seseorang dalam mengendalikan
kerja adalah: anggota organisasi lainnya;
1) Budaya kerja mempunyai suatu peran 8) Dasar penugasan; dan
menetapkan tapal batas, artinya budaya 9) Persaingan.
menciptakan perbedaan yang jelas antara Selanjutnya Mas'ud (2004: 366) menjelaskan
suatu organisasi dengan organisasi lainnya bahwa budaya kerja dapat diukur melalui:
2) Budaya kerja memberikan identitas bagi 1) Pengungkapan persyaratan dan petunjuk;
anggota organisasi 2) Mentaati prosedur dan instruksi secara tepat;
3) Budaya kerja mempermudah timbulnya 3) Pentingnya peraturan dan tatanan;
komitmen yang lebih luas daripada 4) Manfaat prosedur operasional;
kepentingan individu 5) Kejelasan petunjuk operasional;
4) Budaya kerja dapat meningkatkan 6) Sikap disiplin;
kemantapan sistem sosial. 7) Tanggung jawab dalam menyelesaikan
pekerjaan; dan
68 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume XV | Nomor 1 | Juni 2018
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Analisis Pemetaan Potensi Daerah dalam Rangka Menciptakan Keunggulan Daerah di Provinsi Aceh
u Putri Wulandari
Jurnal 69
Ilmu Administrasi
Volume XV | Nomor 1 | Juni 2018
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Hubungan Budaya Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai pada Lembaga Pendidikan Tinggi
u Sedarmayanti dan Nunur Rahadian
melaksanakan tugas dan pekerjaan karena pegawai penilaian kinerja adalah menyangkut penentuan
merupakan unsur utama organisasi yang harus tingkat kontribusi individu atau kinerja yang
mendapatkan perhatian dan penanganan yang dideskripsikan dalam penyelesaian tugas-tugas
baik. Pencapaian tujuan organisasi menjadi kurang yang menjadi tanggung jawabnya. Sehubungan hal
berhasil manakala banyak pegawai yang tidak tersebut Chung dan Megginson (Teguh dan
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik Rosidah, 2009: 275) menyatakan bahwa: A way of
sehingga prestasi tidak tercapai dengan baik dan hal measuring the contributions of dinviduals to their
ini akan menimbulkan pemborosan bagi organisasi. organizations. Pendapat tersebut diartikan bahwa
Oleh karena itu kinerja pegawai harus benar-benar penilaian Kinerja adalah sebagai cara untuk
di perhatikan. mengukur kontribusi pegawai kepada organisasi.
a. Pengertian Kinerja Selanjutnya Rivai (2008: 309) menyatakan
Definisi kinerja menurut Sedarmayanti (2010: bahwa penilaian kinerja mengacu pada sistem
260) meliputi: formal dan terstruktur yang digunakan untuk
1) Hasil kerja. mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat
2) Pekerja, proses atau organisasi. yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan
3) Terbukti secara konkrit. hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran.
4) Dapat diukur. Menurut Gomes (2003: 142) kriteria penilaian
5) Dibandingkan dengan standar yang telah Kinerja meliputi:
ditentukan. 1) Quantity of work: yaitu jumlah kerja yang
Sementara itu, kinerja karyawan menurut dilakukan dalam satu periode waktu yang
Ilham (2008: 33) adalah menunjuk pada telah ditentukan.
kemampuan karyawan dalam melaksanakan 2) Quality of work: yaitu kualitas kerja yang
keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian
jawabnya. Kemudian Prawirosentono (2004: 2), dan kesiapannya.
menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang 3) Job Knowledge, yaitu luasnya pengetahuan
dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam mengenai pekerjaan dan ketrampilan.
organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung 4) Creativites, yaitu keaslian gagasan yang
jawab masing-masing, dalam rangka upaya dimunculkan dan tindakan untuk
mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan menyelesaikan persoalan-persoalan yang
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai timbul.
dengan moral dan etika. 5) Cooperation, yaitu kesediaan untuk
Lebih lanjut Amstrong dan Baron (2008: 15) bekerjasama dengan orang lain.
merumuskan pengertian Kinerja sebagai berikut: 6) Dependability, yaitu kesadaran untuk
“Performance should be defined as the aoutcomes of work mengikuti segala aturan yang telah ditetapkan
becouse they provide the strongest linkage to the strategic organisasi dalam hal ini kehadiran dan
goal of the organization, customer satisfaction, and penyelesaian kerja secara tepat waktu.
economic contributions”. Pendapat tersebut dapat 7) Initiative, yaitu semangat untuk
diterjemahkan bahwa Kinerja sebagai unjuk kerja menyelesaikan tugas-tugas baru dalam
karena hal ini merujuk kepada keterkaitan yang memperbesar tanggung jawabnya.
kuat antara strategi tujuan organisasi, kepuasan 8) Personal Quality, yaitu menyangkut
pelanggan dan kontribusi ekonomi. kepribadian, kepemimpinan, keramah
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan tamahan, dan integritas pribadi.
bahwa kinerja merupakan suatu proses akhir dari Kemudian Mulyadi (2015: 149) mengemukan
suatu pekerjaan. Dimana seorang pegawai yang hasil evaluasi kinerja dapat dimanfaatkan untuk
prestasinya baik dapat dilihat apabila dalam penggunaan sebagai berikut:
melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya 1) Peningkatan kinerja
didasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan 2) Pengembangan SDM
yang dimiliki seperti kecakapan, profesionalisme, 3) Pemberian Kompensasi
memiliki pengalaman yang cukup untuk 4) Program peningkatan produktivitas
melaksanakan tugas-tugas tersebut, bertanggung 5) Program kepegawaian
jawab, memperhatikan waktu serta tidak melanggar 6) Menghindari perlakuan diskriminasi.
aturan yang berlaku. SelanjutnyaFlippo (2004: 250) mengemukakan
b. Penilaian Kinerja bahwa penilaian kinerja adalah:
Pada prinsipnya penilaian kinerja merupakan 1) Quality of work (mutu kerja), meliputi
cara pengukuran kontribusi-konstribusi dari ketepatan, ketelitian, dan kerapihan dalam
individu terhadap organisasi. Nilai penting dari mengerjakan tugas.
70 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume XV | Nomor 1 | Juni 2018
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Analisis Pemetaan Potensi Daerah dalam Rangka Menciptakan Keunggulan Daerah di Provinsi Aceh
u Putri Wulandari
Jurnal 71
Ilmu Administrasi
Volume XV | Nomor 1 | Juni 2018
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Hubungan Budaya Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai pada Lembaga Pendidikan Tinggi
u Sedarmayanti dan Nunur Rahadian
Tabel 3
Daftar Jumlah Populasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan analisis jalur ini dilakukan secara manual. Metode
dalam penelitian ini adalah angket, wawancara dan statistik analisis jalur ini bisa digunakan bila penulis
studi dokumentasi. Instrumen penelitian, yang ingin mengetahui hubungan kausal dengan tujuan
digunakan dalam penelitian ini berupa angket untuk memisahkan pengaruh langsung suatu
terstruktur yaitu angket yang telah dilengkapi variabel penyebab terhadap variabel akibat. Pada
dengan alternatif jawaban, sehingga responden penelitian ini, analisis jalur ini digunakan karena
tinggal memilih alternatif jawaban yang paling penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruh
sesuai dengan pengalaman, pendapat atau perasaan budaya kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja
dari responden. Penyebaran kuesioner dilakukan pegawai dan untuk mengetahui seberapa besar dan
terhadap responden yang terpilih sesuai dengan sejauh mana pengaruh tersebut.
teknik sampling yang telah ditentukan. Kuesioner Model ini akan melihat pengaruh budaya kerja
disusun berdasarkan indikator-indikator yang dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai.
sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian Diukur melalui variabel. Selanjutnya dengan kerja
telah dilakukan pengujian validitasnya melalui uji analisis jalur, penulis ingin menyatakan hubungan
validitas item. kausal dengan tujuan untuk memisahkan pengaruh
Teknik wawancara, penulis memilih langsung dan pengaruh tidak langsung suatu
menggunakan instrumen wawancara secara variabel penyebab terhadap variabel akibat,
terstruktur. Penggunaan instrumen wawancara kemudian hasil perhitungan yang diperoleh
terstruktur ini dimaksudkan untuk mendapatkan tersebut dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian
informasi yang mendalam menyangkut obyek yang yang telah ditetapkan. Hasil analisis tersebut
diteliti. Melalui teknik ini diharapkan penulis merupakan jawaban atas permasalahan dalam
memperoleh data tambahan yang belum didapat penelitian ini.
dari daftar pertanyaan. Kemudian dilanjutkan dengan menyiapkan
Penulis menggunakan metode eksplansi untuk pasangan data dari variabel independen dan
variabel kuantitatif, yaitu untuk mengetahui dependen dari semua sample penelitian untuk
bagaimana tanggapan responden terhadap pilihan pengujian hipotesis. Analisis data biasanya
pernyataan yang diajukan melalui model struktural, ditujukan untuk menguji hipotesis yang diajukan
khususnya dalam hal analisis jalur. Pengujian melalui model struktural.
72 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume XV | Nomor 1 | Juni 2018
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Analisis Pemetaan Potensi Daerah dalam Rangka Menciptakan Keunggulan Daerah di Provinsi Aceh
u Putri Wulandari
Tabel 4
Jumlah Pegawai Bagian Umum Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui Bagian Umum Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
bahwa pegawai di Bagian Umum Sekolah Tinggi masih kurang memadai dilihat dari tingkat
Pariwisata Bandung adalah kebanyakan lulusan pendidikan formalnya, karena kebanyakan lulusan
SLTA/Sederajat sebanyak 50 orang atau sebesar SLTA, untuk itu perlu pengembangan sumber daya
60,24%, kemudian pegawai lulusan Strata(1) manusia melalui pendidikan dan pelatihan yang
sebanyak 23 orang atau sebesar 27,71%, dan disesuaikan dengan bidangnya masing-masing.
pegawai lulusan SLTP/Sederajat sebanyak 10 orang Penulis juga mengemukakan jumlah pegawai
atau sebesar 12,05%. Dengan demikian pegawai di berdasarkan golongan seperti terlihat pada tabel 5.
Tabel 5
Jumlah Pegawai Bagian Umum Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Berdasarkan Golongan
Jurnal 73
Ilmu Administrasi
Volume XV | Nomor 1 | Juni 2018
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Hubungan Budaya Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai pada Lembaga Pendidikan Tinggi
u Sedarmayanti dan Nunur Rahadian
hipotesis alternatif H1. Dengan demikian dapat baik. Namun demikian masih terdapat kelemahan,
dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan apabila dikaitkan dengan kondisi di lapangan,
antara lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai di seperti lingkungan fisik. Hasil penelitian dimensi
Bagian Umum Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. lingkungan fisik sebesar 65,34%, merupakan skor
Sedangkan hasil penelitian pengaruh langsung dan yang paling kecil dibandingan dengan dimensi
tidak langsung lingkungan kerja terhadap kinerja perancangan sistem kerja dan tata ruang kantor.
pegawai sebesar 35,10%. Hasil penelitian tersebut apabila dibandingkan
c. Pengujian Hipotesis Variabel X1 dan X2 dengan kondisi di lapangan bahwa lingkungan fisik
terhadap Y masih belum mendukung aktivitas para pegawai,
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung seperti sikulasi udara kurang lancar, sehingga
sebesar 7,93, kemudian dikonsultasikan dengan pegawai dalam melaksanakan kerja kurang
Ftabel, dengan nilai dk = n – 3 (83 – 3) = 80, berdasarkan nyaman. Kemudian skor yang paling tinggi adalah
tabel nilai distribusi t, dimana nilai dk = 80 sebesar tata ruang kantor sebesar 66,69%. Hasil pengamatan
berada antara dk 60 dan dk 120. Dikarenakan nilai di tempat kerja menunjukkan bahwa pentaan
dk = 80 tidak ada pada tabel t, maka dilakukan ruangan kantor cukup mendukung kegiatan
perhitungan dengan menggunakan interpolasi. pegawai dalam melakukan aktivitas kerja.
Dari hasil interpolasi diperoleh ttabel sebesar 1,98, c. Variabel Kinerja (Y)
sedangkan hasil thitung sebesar 7,93, maka thitung> ttabel, Berdasarkan hasil penelitian, variabel kinerja
maka hipotesis H0 ditolak dan menerima hipotesis (Y) memperoleh skor sebesar 66,06%. Termasuk
alternatif H1. Dengan demikian dapat disimpulkan kategori cukup baik. Hal ini mengindikasikan
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara budaya bahwa kinerja pegawai di Bagian Umum Sekolah
kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja Tinggi Pariwisata Bandung sudah cukup baik.
pegawai di Bagian Umum Sekolah Tinggi Namun kenyataan di lapangan menunjukkan
Pariwisata Bandung. Sedangkan hasil penelitian bahwa kinerja pegawai di Bagian Umum Sekolah
pengaruh budaya kerja dan lingkungan kerja Tinggi Pariwisata Bandung, masih ditemukan
terhadap kinerja pegawai sebesar 71,38%. Dengan beberapa kelemahan. Hal ini terlihat dari hasil
demikian secara simultan budaya kerja dan penelitian dimensi kualitas kerja memperoleh skor
lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja sebesar 65,64%. Skor tersebut merupakan skor
pegawai. terkecil dari dimensi kuantitas kerja,
ketergantungan dan sikap. Hal ini menunjukkan
3. Analisis Deskriptif bahwa terdapat beberapa pegawai yang belum
a. Variabel Budaya Kerja (X1) mampu mencapai kualitas sesuai dengan tuntutan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan organisasi.
bahwa variabel budaya kerja (X1) memperoleh skor
64,61% termasuk kategori cukup baik. Dengan 4. Analisis Verifikatif
demikian mengindikasikan bahwa budaya kerja di a. Analisis Pengaruh Budaya Kerja terhadap
Bagian Umum Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Kinerja Pegawai
memperlihatkan kondisi cukup baik. Dari hasil Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai
pengamatan di tempat kerja bahwa umumnya pengaruh langsung variabel budaya kerja (X1)
pegawai mengetahui tujuan utama organisasi dan terhadap variabel kinerja pegawai (Y) diperoleh
peranan mereka serta organisasi untuk mencapai skor sebesar 20,05%. Pengaruh tidak langsung
tujuan tersebut. motivasi (X1) terhadap kinerja pegawai (Y)melalui
Skor penelitian pada dimensi budaya kerja lingkungan kerja (X 2 ) sebesar 16,23%. Total
yang paling tinggi adalah Involvement (keterlibatan) pengaruh baik langsung maupun tidak langsung
sebesar 65,48%. Dari hasil pengamatan di tempat budaya kerja (X1) terhadap kinerja pegawai (Y)
kerja bahwa umumnya pegawai melibatkan diri adalah 36,28%. Dengan demikian budaya kerja
dalam kegiatan program kerja diluar tugas pokok berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
yang ditetapkan oleh organisasi. Di samping itu pegawai di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
juga pegawai berpartisipasi aktif dalam setiap b. Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan terhadap Kinerja Pegawai
pelaksanaan kerja. Berdasarkan perhitungan menunjukkan bahwa
b. Variabel Lingkungan Kerja (X2) pengaruh langsung lingkungan kerja (X2) terhadap
Berdasarkan hasil penelitian lingkungan kerja kinerja pegawai (Y) adalah 18,87% dan pengaruh
memperoleh skor 65,83%, sehingga tidak langsung lingkungan kerja (X2) terhadap
mengindikasikan lingkungan kerja di Bagian kinerja pegawai (Y)melalui budaya kerja (X1)
Umum Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung cukup sebesar 16,23%. Total pengaruh baik langsung
74 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume XV | Nomor 1 | Juni 2018
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Analisis Pemetaan Potensi Daerah dalam Rangka Menciptakan Keunggulan Daerah di Provinsi Aceh
u Putri Wulandari
Jurnal 75
Ilmu Administrasi
Volume XV | Nomor 1 | Juni 2018
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Hubungan Budaya Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai pada Lembaga Pendidikan Tinggi
u Sedarmayanti dan Nunur Rahadian
tanggung jawab dengan menanamkan disiplin Budaya Organisasi. Bandung: Refika Aditama.
kerja kepada pegawai dalam pelaksanaan kerja, Moekijat.2004. Administrasi Kepegawaian Negara.
melalui pembinaan secara intensif yang berupa Bandung: Mandar Maju.
arahan dan bimbingan ditempat kerja serta Moeljono, Djokosantoso. 2005, Budaya Organisasi
yang paling penting tauladan dari pimpinan itu dalam Tantangan. Jakarta:Elex Media
sendiri sebagai contoh nyata. Dengan demikian Komputindo.
diharapkan hasil kerja pegawai mencapai hasil Mulyadi, Deddy. 2015. Studi Kebijakan dan Pelayanan
kerja sesuai dengan tuntutan organisasi. Publik. Bandung: Alfabeta.
Nasution, Mulia. 2012. Manajemen Personalia,
(Aplikasi Dalam Perusahaan). Jakarta:
REFERENSI Djambatan.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Nazir, Mohamad. 2007. Metode Research. Jakarta:
Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Aksara. Jemmars.
Armstrong, M. and Baron A. 2008. A Handbook of Ndraha, Taliziduhu. 2010. Budaya Organisasi.
Personel Management Practice, Sixt Ed), Jakarta: Rineka Cipta.
London: Kogan Limited 120 Pentonvilleod Nitisemito, A. 2010. Manajemen Personalia, Jakarta:
Atmosudirdjo, Prajudi. 2006. Teori Organisasi. Ghalia Indonesia.
Jakarta: Gunung Agung. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan
Cherrington, David J. 2001. Organizational Behavior, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
The Management of Individual and Panggabean, Mutiara. 2004 Manajemen Sumber Daya
Organizational Performance, Massachustts. Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Needhan Heights: USA, Allyn and Bacon Pasolong, Harbani. 2008. Kepemimpinan Birokrasi.
Denison, Daniel R. 2000. Corporate Cultur and Bandung: Alfabeta.
Organizational Effectiveness. New York: Jhon Prawirosentono, Suyudi. 2005. Manajemen Sumber
Wiley and Sons. Daya Manusia Kebijakan Kinerja Kiat
Dessler, Gerry. 2000. Personnel Management. Tenth Memabangun Organisasi Kompetitif Menjelang
Edition New Jesey: Prentice-Hall, Inc. Perdagangan Bebas Dunia, Yogyakarta: BPFE.
Djatmiko, Yayat, Hayati. 2012. Perilaku Organisasi. Rachmawati, Nuraini Eka. 2008. Paradigma Baru
Bandung:Alfabeta. Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai Basis
Djokosantoso, Moeldjono. 2003. Budaya Korporat dan Meraih Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta:
Keunggulan Korporasi. Jakarta. Elex Media Ekonisia
Komputindo. Rivai, Veithzal. 2008. Manajemen Sumber Daya
Edgar, Schein, H. 2008. An Organization Culture and Manusia untuk Perusahaan (dari Teori dan
Leadership. San Francisco: Yossey Bass Praktik), Jakarta: Grapindo Persada.
Publishe. Ruky, S. Ahmad. 2009. SDM Berkualitas Merubah Visi
Fathoni, Abdurrahman, H. 2006. Manajemen Sumber Menjadi Realitas. Jakarta : Gramedia Pustaka
Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Utama.
Flipo Edwin B. 2004. Personnel Management.Sixth Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya
Edition. New York: Mc Graw-Hll Book Manusia (Reformasi Birokrasi dan
Company. Manajemen Pegawai Negeri Sipil). Bandung:
Gibson et. al. 2006. Organization Behavior-Structure Aditama.
Process. Boston: Irwin Homewood. Alih Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan
Bahasa: Djoekban Wahid. Jakarta: Erlangga. Produktivitas Kerja. Bandung: Ilham Jaya.
Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Siagian, P. Sondang. 2008. Manajemen Sumber Daya
Daya Manusia, Yogyakarta: Andi Offset. Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hadi, Sutrisno. 2005. Metode Research. Yogyakarta: Sihotang, A. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Fakultas Psikologi UGM. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Handoko T. Hani. 2011. Manajemen. Yogyakarta: Sikula, Adrew. 2003. Personnel Administration and
BPFE. Humans Resouces Management. New York:
Hasibuan S. P. Malayu. 2011. Manajemen Dasar, John Wiley & Sons Inc.
Pengertian dan Masalah. Jakarta: Ghalia Silalahi, Ulbert. 2012. Metode Penelitian Sosial.
Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
Komarudin. 2007. Metode Penelitian Skripsi dan Tesis, Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya
Jakarta: Bina Aksara. Manusia. Jakarta: STIE, YKPN.
Mankunegara, AA. Anwar Prabu. 2009. Perilaku dan Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan
76 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume XV | Nomor 1 | Juni 2018
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Analisis Pemetaan Potensi Daerah dalam Rangka Menciptakan Keunggulan Daerah di Provinsi Aceh
u Putri Wulandari
Evaluasi Kinerja. Jakarta: Lembaga Penerbit Sutrisno, Edy. 2011. Budaya Organisasi. Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kharisma Putra Utama.
Siswanto, H. Bedjo. 2011. Manajemen Tenaga Kerja, Teguh, Ambar dan Rosidah, Sulistiyani. 2009.
Rancangan dalam Pendayagunaan dan Manajemen Sumber Daya Manudia (Konsep,
Pengembangan Unsur Tenaga Kerja. Bandung: Teori dab Pengembangan dalam Konteks
Sinar Baru. Organisasi Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Tika. Moh. Pabundu. 2008. Budaya Organisasi dan
Bandung: Alfabeta. Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Bumi
Suma'mur. 2011. Keselamatan Kerja & Pencegahan Aksara.
Kecelakaan. Jakarta: Haji Masagung. Umar, Husein. 2005. Metode Riset Ilmu Administrasi.
Supriyadi dan Triguno. 2013. Budaya Organisasi Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pemerintah-Bahan Ajar Diklat Prajabatan Wahyudi, Bambang. 2003. Manajemen Sumber Daya
Golongan III. Jakarta: LAN RI Manusia Gerak dan Waktu. Bandung: Sulita.
Surya, Mohamad. 2007. Psikologi Manajemen. Wignjosoebroto, S. 2011. Ergonomi Studi Gerak dan
Bandung: Ilham Jaya. Waktu. Surabaya: Guna Widya.
Jurnal 77
Ilmu Administrasi
Volume XV | Nomor 1 | Juni 2018
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi