Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam, bukan sekedar menjadikan manusia
cerdas, tetapi juga manusia yang memiliki kekuatan iman dan kerendahan hati
(tawadzu').
a) Ayat dan terjemah QS Al-Hajj/22: 54
ِ وا بِِۦه فَتُ ْخبِتَ لَ ۥهُ قُلُوبُهُ ْم ۗ وَِإ َّن ٱهَّلل َ لَهَا ِد ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا ِإلَ ٰى
ص ٰ َر ٍط ُّم ْستَقِ ٍيم ۟ ُق ِمن َّربِّكَ فَيُْؤ ِمن ۟ َُولِيَ ْعلَم ٱلَّ ِذينَ ُأوت
ُّ وا ْٱل ِع ْل َم َأنَّهُ ْٱل َح َ
Arab-Latin: Wa liya'lamallażīna ụtul-'ilma annahul-ḥaqqu mir rabbika fa yu`minụ bihī fa
tukhbita lahụ qulụbuhum, wa innallāha lahādillażīna āmanū ilā ṣirāṭim mustaqīm
Artinya: Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran
itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya
dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman
kepada jalan yang lurus.
Referensi : https://tafsirweb.com/5790-surat-al-hajj-ayat-54.html
b) Keterkaitan ilmu pengetahuan, iman, dan hati yang tunduk menurut QS Al-Hajj/22: 54.
Ada tiga rangkaian yang tidak terpisahkan; ilmu pengetahuan, iman yang kokoh dan hati
yang tunduk. Dalam Islam ketiganya tidak boleh dipisahkan dan saling berkait. Artinya
bukti seseorang memiliki pengetahuan adalah imannya yang kokoh, dan sebagai bukti
bahwa iman tersebut adalah kokoh maka hatinya selalu tunduk (kepada kebenaran yang
bersumber dari petunjuk Allah SWT). Inilah trilogi yang tidak terpisahkan sehingga
budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam bukan sekedarmenjadikan manusia
cerdas, tetapi juga manusia yang selain cerdas juga memiliki kehangatan iman yang
disertai kerendahan hati (tawadzu').
b) Empat konsep dasar kehidupan politik menurut QS. An-Nisaa’/4: 58-59Dari dua ayat di
atas para ulama kemudian merumuskan tentang konsep politik yang diajarkan oleh
Islam (Al-quran).
Konsep tersebut meliputi empat macam:
1. Kewajiban untuk menunaikan amanah.
2. Perintah untuk menetapkan hukum dengan adil.
3. Perintah taat kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri.
4. Perintah untuk kembali kepada Al-quran dan as-Sunnah.
c) Surat Al-Baqarah Ayat 151
۟ ُب َو ْٱل ِح ْكمةَ َويُ َعلِّ ُم ُكم َّما لَ ْم تَ ُكون
َوا تَ ْعلَ ُمون ۟ َُكمٓا َأرْ َس ْلنَا فِي ُك ْم َر ُسواًل ِّمن ُك ْم يَ ْتل
َ َوا َعلَ ْي ُك ْم َءا ٰيَتِنَا َويُ َز ِّكي ُك ْم َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ْٱل ِك ٰت
َ َ
Arab-Latin: Kamā arsalnā fīkum rasụlam mingkum yatlụ 'alaikum āyātinā wa yuzakkīkum
wa yu'allimukumul-kitāba wal-ḥikmata wa yu'allimukum mā lam takụnụ ta'lamụn
3. Agama Islam sesuai dengan fitrah interaksi manusia sebagaimana dijelaskan dalam QS
An-Nisaa’ (4): 125 melalui istilah al-Dîn dan QS. Ali Imran (3): 67 melalui istilah al-hanîf.
Arab-Latin: Wa man aḥsanu dīnam mim man aslama waj-hahụ lillāhi wa huwa
muḥsinuw wattaba'a millata ibrāhīma ḥanīfā, wattakhażallāhu ibrāhīma khalīlā
Artinya: Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia
mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayangan-Nya.
Referensi : https://tafsirweb.com/1657-surat-an-nisa-ayat-125.html
b) Pihak mana saja fitrah interaksi manusia pada QS An-Nisaa’ (4): 125
Dalam ayat tersebut, Kita berinteraksi kepada Sang Pencipta dalam sikap berserah
diri, dan kita berinteraksi kepada sesama manusia dengan melakukan perbuatan-
perbuatan kebaikan. Misalnya dengan saling tolong-menolong, bersedekah, tidak
mencuri, dan tidak menipu.
c) Surat Ali ‘Imran Ayat 67
ََما َكانَ ِإ ْب ٰ َر ِهي ُم يَهُو ِديًّا َواَل نَصْ َرانِيًّا َو ٰلَ ِكن َكانَ َحنِيفًا ُّم ْسلِ ًما َو َما َكانَ ِمنَ ْٱل ُم ْش ِر ِكين
Artinya: Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan
tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali
bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.
Referensi : https://tafsirweb.com/1199-surat-ali-imran-ayat-67.html