Anda di halaman 1dari 4

Tugas 3

Syiffa septina mukti

1. Budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam, bukan sekedar menjadikan manusia
cerdas, tetapi juga manusia yang memiliki kekuatan iman dan kerendahan hati
(tawadzu').
a) Ayat dan terjemah QS Al-Hajj/22: 54

Surat Al-Hajj Ayat 54

ِ ‫وا بِِۦه فَتُ ْخبِتَ لَ ۥهُ قُلُوبُهُ ْم ۗ وَِإ َّن ٱهَّلل َ لَهَا ِد ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا ِإلَ ٰى‬
‫ص ٰ َر ٍط ُّم ْستَقِ ٍيم‬ ۟ ُ‫ق ِمن َّربِّكَ فَيُْؤ ِمن‬ ۟ ُ‫َولِيَ ْعلَم ٱلَّ ِذينَ ُأوت‬
ُّ ‫وا ْٱل ِع ْل َم َأنَّهُ ْٱل َح‬ َ
Arab-Latin: Wa liya'lamallażīna ụtul-'ilma annahul-ḥaqqu mir rabbika fa yu`minụ bihī fa
tukhbita lahụ qulụbuhum, wa innallāha lahādillażīna āmanū ilā ṣirāṭim mustaqīm

Artinya: Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran
itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya
dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman
kepada jalan yang lurus.
Referensi : https://tafsirweb.com/5790-surat-al-hajj-ayat-54.html

b) Keterkaitan ilmu pengetahuan, iman, dan hati yang tunduk menurut QS Al-Hajj/22: 54.

Ada tiga rangkaian yang tidak terpisahkan; ilmu pengetahuan, iman yang kokoh dan hati
yang tunduk. Dalam Islam ketiganya tidak boleh dipisahkan dan saling berkait. Artinya
bukti seseorang memiliki pengetahuan adalah imannya yang kokoh, dan sebagai bukti
bahwa iman tersebut adalah kokoh maka hatinya selalu tunduk (kepada kebenaran yang
bersumber dari petunjuk Allah SWT). Inilah trilogi yang tidak terpisahkan sehingga
budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam bukan sekedarmenjadikan manusia
cerdas, tetapi juga manusia yang selain cerdas juga memiliki kehangatan iman yang
disertai kerendahan hati (tawadzu').

c) Surat Al-Baqarah Ayat 111

۟ ُ‫ص َر ٰى ۗ تِ ْلكَ َأمانِيُّهُ ْم ۗ قُلْ هَات‬


َ ٰ ‫وا بُرْ ٰهَنَ ُك ْم ِإن ُكنتُ ْم‬
َ‫ص ِدقِين‬ ۟ ُ‫َوقَال‬
َ ٰ َ‫وا لَن يَ ْد ُخ َل ْٱل َجنَّةَ ِإاَّل َمن َكانَ هُودًا َأوْ ن‬
َ
Arab-Latin: Wa qālụ lay yadkhulal-jannata illā mang kāna hụdan au naṣārā, tilka
amāniyyuhum, qul hātụ bur-hānakum ing kuntum ṣādiqīn
Artinya: Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga
kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-
angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika
kamu adalah orang yang benar".
Referensi : https://tafsirweb.com/530-surat-al-baqarah-ayat-111.html

d) pengertian budaya akademik menurut Q.S. Al-Baqarah/2: 111Bukti kebenaran yang


diminta oleh ayat tersebut bukan untuk kepentingan Allah karena Allah tidak perlu bukti
apapun atas apa yang dilakukan manusia. Bukti tersebut diminta oleh Allah untuk
manusia, karena yang perlu bukti adalah manusia. Kesan yang dapat ditangkap dari ayat
tersebut adalah jangan sampai manusia menyangkut prinsip-prinsip kehidupannya
hanya mendasarkan kepada klaim-klaim yang tidak berdasar, melainkan harus
didasarkan kepada bukti yang jelas hasil dan pemikiran yang rasional dan obyektif.

2. Prinsip-prinsip dalam kehidupan politik dijelaskan langsung dalam QS An-Nisaa’/4: 58-59


dan tugas amanah bagi siapa saja yang memegang kekuasaan politik dijelaskan dalam
QS Al-Baqarah/2:151.

a) Surat An-Nisa Ayat 58


۟ ‫ت لَ ٰ ٓى َأ ْهلِهَا َو َذا َح َك ْمتُم بَ ْينَ ٱلنَّاس َأن تَحْ ُك ُم‬ ۟
۞ َ ‫وا بِ ْٱل َع ْد ِل ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُكم بِ ِٓۦه ۗ ِإ َّن ٱهَّلل‬ ِ ‫ِإ‬ ‫ِإ َّن ٱهَّلل َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأن تَُؤ ُّدوا ٱَأْل ٰ َم ٰنَ ِ ِإ‬
ِ َ‫َكانَ َس ِمي ۢ ًعا ب‬
‫صيرًا‬

Arab-Latin: Innallāha ya`murukum an tu`addul-amānāti ilā ahlihā wa iżā ḥakamtum


bainan-nāsi an taḥkumụ bil-'adl, innallāha ni'immā ya'iẓukum bih, innallāha kāna
samī'am baṣīrā

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang


berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.
Referensi : https://tafsirweb.com/1590-surat-an-nisa-ayat-58.html

b) Empat konsep dasar kehidupan politik menurut QS. An-Nisaa’/4: 58-59Dari dua ayat di
atas para ulama kemudian merumuskan tentang konsep politik yang diajarkan oleh
Islam (Al-quran).
Konsep tersebut meliputi empat macam:
1. Kewajiban untuk menunaikan amanah.
2. Perintah untuk menetapkan hukum dengan adil.
3. Perintah taat kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri.
4. Perintah untuk kembali kepada Al-quran dan as-Sunnah.
c) Surat Al-Baqarah Ayat 151
۟ ُ‫ب َو ْٱل ِح ْكمةَ َويُ َعلِّ ُم ُكم َّما لَ ْم تَ ُكون‬
َ‫وا تَ ْعلَ ُمون‬ ۟ ُ‫َكمٓا َأرْ َس ْلنَا فِي ُك ْم َر ُسواًل ِّمن ُك ْم يَ ْتل‬
َ َ‫وا َعلَ ْي ُك ْم َءا ٰيَتِنَا َويُ َز ِّكي ُك ْم َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ْٱل ِك ٰت‬
َ َ
Arab-Latin: Kamā arsalnā fīkum rasụlam mingkum yatlụ 'alaikum āyātinā wa yuzakkīkum
wa yu'allimukumul-kitāba wal-ḥikmata wa yu'allimukum mā lam takụnụ ta'lamụn

Artinya: Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami


telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami
kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-
Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Referensi : https://tafsirweb.com/616-surat-al-baqarah-ayat-151.html

d) Amanah-amanah mendasar bagi pemegang kekuasaan politik menurut QS.


Al-Baqarah/2: 151
a. amanat antara manusia dengan Allah SWT;
b. amanat antara manusia dengan manusia lainnya;
c. amanat antara manusia dengan lingkungannya;
d. amanat antara manusia dengan dirinya sendiri.

3. Agama Islam sesuai dengan fitrah interaksi manusia sebagaimana dijelaskan dalam QS
An-Nisaa’ (4): 125 melalui istilah al-Dîn dan QS. Ali Imran (3): 67 melalui istilah al-hanîf.

a) Surat An-Nisa Ayat 125


‫َو َم ْن َأحْ َسنُ ِدينًا ِّم َّم ْن َأ ْسلَ َم َوجْ هَ ۥهُ هَّلِل ِ َوه َُو ُمحْ ِس ٌن َوٱتَّبَ َع ِملَّةَ ِإ ْب ٰ َر ِهي َم َحنِيفًا ۗ َوٱتَّ َخ َذ ٱهَّلل ُ ِإ ْب ٰ َر ِهي َم َخلِياًل‬

Arab-Latin: Wa man aḥsanu dīnam mim man aslama waj-hahụ lillāhi wa huwa
muḥsinuw wattaba'a millata ibrāhīma ḥanīfā, wattakhażallāhu ibrāhīma khalīlā

Artinya: Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia
mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayangan-Nya.
Referensi : https://tafsirweb.com/1657-surat-an-nisa-ayat-125.html

b) Pihak mana saja fitrah interaksi manusia pada QS An-Nisaa’ (4): 125
Dalam ayat tersebut, Kita berinteraksi kepada Sang Pencipta dalam sikap berserah
diri, dan kita berinteraksi kepada sesama manusia dengan melakukan perbuatan-
perbuatan kebaikan. Misalnya dengan saling tolong-menolong, bersedekah, tidak
mencuri, dan tidak menipu.
c) Surat Ali ‘Imran Ayat 67
َ‫َما َكانَ ِإ ْب ٰ َر ِهي ُم يَهُو ِديًّا َواَل نَصْ َرانِيًّا َو ٰلَ ِكن َكانَ َحنِيفًا ُّم ْسلِ ًما َو َما َكانَ ِمنَ ْٱل ُم ْش ِر ِكين‬

Arab-Latin: Mā kāna ibrāhīmu yahụdiyyaw wa lā naṣrāniyyaw wa lāking kāna


ḥanīfam muslimā, wa mā kāna minal-musyrikīn

Artinya: Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan
tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali
bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.
Referensi : https://tafsirweb.com/1199-surat-ali-imran-ayat-67.html

d) Yang dimaksud dengan al-hanafiyyat pada QS. Ali Imran (3): 67

Secara etimologis al-hanîf berarti “condong dari kesesatan kepada istiqamah”


bentuk jamaknya adalah hunafâ . Kemudian arti tersebut‟ berkembang menjadi
“Orang yang condong kepada kebenaran, kepada Allah, kepada tauhid. Dengan
begitu al-hanafiyyat merupakan kumpulan kecenderungan yang terdapat dalam
fitrah manusia. Artinya, fitrah manusia merupakan himpunan dari kecenderungan-
kecenderungan kepada kebenaran dan kepada (agama) Allah.

Anda mungkin juga menyukai