Anda di halaman 1dari 108

PENGARUH TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS TERHADAP

PENGELOLAAN DANA DESA

(Study Kasus : 10 Desa Di Wilayah Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Derajat Sarjana

Program Study S-1 Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Totalwin

Disusun Oleh :

SITI RUTBATUL ULYA

NIM : T02.17.0217

PROGRAM STUDY S-1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TOTALWIN
SEMARANG
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul :PENGARUH TRANSPARANSI DAN

AKUNTABILITAS TERHADAP PENGELOLAAN

DANA DESA (Studi Kasus 10 Desa di Kecamatan

Mayong Kabupaten Jepara)

Nama : SITI RUTBATUL ULYA

Nim : T02.17.0217

Program Studi : S-1 Akuntansi

Telah disetujui dan diterima oleh Pembimbing Skripsi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Totalwin

Untuk diujikan di Semarang, 2021

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Prihasantyo Siswo Nugroho, S.E., M.Si.


NIDN : 0630118602

i
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

PENGARUH TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS TERHADAP

PENGELOLAAN DANA DESA

(Studi Kasus 10 Desa di Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara)

Yang disusun oleh :

SITI RUTBATUL ULYA

T02.17.0217

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Program Studi S-1 Akuntansi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Totalwin

Tanggal . . . . . . . . . . . . . . . . dan dinyatakan lulus

Dewan Penguji

Penguji Jabatan Tanda Tangan

Noor Salim, S.E.,M.Si. Ketua Dewan


Penguji
Dhian Andanarini Minar Savitri, Penguji Utama
S.E., M.M.
Prihasantyo Siswo Nugroho, S.E., Sekretaris
M.Si.
NIDN : 0630118602

Jepara, . . . . . . . . . . . . . . . . 2021
Mengetahui,
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Totalwin

Dra. Sugiharti, S.E., M.M.


NIDN : 0609076802

ii
SERTIFIKASI

Saya, Siti Rutbatul Ulya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan

bahwa skripsi yang saya ajukan ini adalah hasil karya sendiri (bukan plagiat)

untuk mendapatkan gelar pada program Studi Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Totalwin ataupun pada program lainnya. Karya ini adalah milik saya,

karena itu pertanggungjawabannya sepenuhnya berada pada saya.

Jepara, 2021

Siti Rutbatul Ulya

iii
ABSTRAK

Dana Desa memberikan kedudukan yang sangat strategis bagi desa.


Dengan adanya Dana Desa yang jumlahnya sangat besar, pemerintah desa dituntut
untuk mengelolah keuangan desa dengan bijak. Sesuai dengan Undang-undang
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa yang menjelaskan bahwa dalam pengelolaan
keuangan desa harus memenuhi asas akuntabel, transparansi, partisipatif dan
dilaksanakan dengan tertib serta disiplin anggaran.
Penelitian ini menjelaskan tentang transparansi dan akuntabilitas terhadap
pengelolaan dana desa di 10 Desa wilayah Kecamatan Mayong kabupaten Jepara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh transparansi
dan akuntabilitas terhadap pengelolaan dana desa di Kecamatan Mayong. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif metode survey. Populasi dan sampel
adalah aparat pengelola dana desa di Kecamatan Welahan sejumlah 40 responden.
Pengumpulan data menggunakan kusioner.
Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda dengan
aplikasi SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa transparansi dan akuntabilitas berpengaruh signifikan
terhadap pengelolaan dana desa.

Kata kunci : Transparansi, Akuntabilitas, Pengelolaan Dana Desa

iv
ABSTRACT

The Village Fund provides a very strategic position for the village. With
the existence of a very large Village Fund, the village government is required to
manage village finances wisely. In accordance with Law Number 6 of 2014
concerning Villages which explains that in managing village finances, it must
meet the principles of accountability, transparency, participation and be carried
out in an orderly and budgetary discipline.
This study describes transparency and accountability for the management
of village funds in 10 villages in the Mayong sub-district, Jepara district. This
study aims to determine and analyze the effect of transparency and accountability
on the management of village funds in Mayong District. This type of research is a
quantitative survey method. The population and sample are village fund
management officers in Welahan District with a total of 40 respondents.
Collecting data using a questionnaire.
Hypothesis testing using multiple linear regression analysis with SPSS
application. The results of this study indicate that the results of this study indicate
that transparency and accountability have a significant effect on the management
of village funds.

Keywords: Transparency, Accountability, Village Fund Man

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Amalan yang lebih dicintai Allah adalah amalan yang terus menerus dilakukan

walaupun sedikit”. (Nabi Muhammad SAW)

“Sistem pendidikan yang bijaksana setidaknya akan mengajarkan kita betapa

sedikitnya yang belum diketahui oleh manusia, seberapa banyak yang masih harus

ia pelajari”. (Sir John Lubbock)

“Jangan terlalu ambil hati dengan ucapan seseorang, kadang manusia punya mulut

tapi belum tentu punya pikiran”. (Albert Einstein)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

 Keluarga khususnya Mamak Sinah yang selalu dan setiap saat memberi

dukungan dan semangat sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

 Seluruh Dosen khusunya dosen pembimbing saya, bapak Prihasantyo

Siswo Nugroho

 Teman-teman mahasiswa dan teman-teman kerja

 Diri sendiri yang mampu bertahan sampai sejauh ini.

 Almamaterku

vi
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahiim. Assalamua’laikum wr. wb

Alhamdulillah, segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah

Subhanahu wa ta'ala atas rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan kepada saya,

sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi. Shalawat beserta salam tetap

tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihiwasallam beserta keluarganya,

para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini berjudul “pengaruh transparansi dan akuntabiltas terhadap

pengelolaan dana desa (Studi Kasus 10 Desa di Kecamatan Mayong Kabupaten

Jepara). Disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan

program strata 1 pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Totalwin Semarang.

Saya menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati saya mengharapkan kritik,

saran, dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam penyusunan skripsi ini,

rasa terima kasih penulis sampaikan khususnya kepada :

1. Ibu Dra. Sugiharti, S.E., M.M., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Totalwin Semarang.

vii
2. Prihasantyo Siswo Nugroho, S.E., M.Si sebagai Dosen Pembimbing

Penyusunan Skripsi yang dengan penuh kesabaran memberikan pengarahan

dan bimbingan hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi yang telah memberikan

ilmu yang bermanfaat, serta bapak dan ibu jajaran staf Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Totalwin Semarang.

4. Ibu dan Bapak, yang telah berjuang dengan gigih dan tanpa pamrih dalam

membesarkan, mendidik dan memberikan yang diperlukan serta

mendo’akan dengan tulus dan mendalam dan mengajarkan pentingnya

mencari ilmu.

5. Teman-teman sekelas dan seperjalanan serta team oposisi yang selalu

memberi semangat mengerjakan skripsi sehingga selesai.

6. Teman-teman se-profesi yang selalu memberikan dukungan agar skripsi ini

cepat terselesaikan.

Jepara, Juni 2021

Siti Rutbatul Ulya

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
SERTIFIKASI.......................................................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
ABSTRACT.............................................................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................10
1.3 Tujuan dan manfaat penelitian...................................................................10
1.3.1 Tujuan penelitian.................................................................................10
1.3.2 Manfaat penelitian...............................................................................11
1.4 Sistematika penulisan..................................................................................11
BAB II...................................................................................................................14
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL.............................14
2.1 Landasan Teori...........................................................................................14
2.1.1 Stewardship Theory.............................................................................14
2.1.2 Teori Agensi.........................................................................................15
2.1.3 Pengelolaan Dana Desa.......................................................................15
2.1.4 Pengelolaan Dana Desa........................................................................20
2.1.5 Penelitian terdahulu............................................................................23
Tabel 2.1..............................................................................................................23
Penelitian Terdahulu..........................................................................................23
2.2 Kerangka Pemikiran...................................................................................26
2.3 Hipotesis.....................................................................................................29

ix
2.3.1 Pengaruh Transparansi terhadap Pengelolaan Dana Desa...............29
2.3.2 Pengaruh Akuntabilitas terhadap Pengelolaan Dana Desa....................29
BAB III..................................................................................................................31
METODE PENELITIAN....................................................................................31
3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian....................................................31
3.1.1. Variabel terikat (Dependent Variable).................................................31
3.1.2 Variabel Bebas (Independent Variable)...............................................32
3.2 Populasi dan sampel....................................................................................36
3.2.1 Populasi................................................................................................36
3.2.2 Sampel..................................................................................................37
3.3 Jenis dan Sumber Data...............................................................................37
3.4 Metode Pengumpulan Data..............................................................................38
3.5 Metode Analisis Data.......................................................................................39
3.5.1 Analisis Deskriptif...............................................................................39
3.5.2 Uji Validitas.........................................................................................40
3.5.3 Uji Reabilitas.......................................................................................41
3.5.4 Uji Asumsi Klasik................................................................................41
3.5.5 Persamaan Regresi..............................................................................43
3.5.6 Pengujian Hipotesis.............................................................................44
BAB IV..................................................................................................................47
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................................47
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum dan Sejarah
Kecamatan Mayong............................................................................................47
4.1.2 Struktur Organisasi...................................................................................47
4.1.3 Deskriptif Data Penelitian..........................................................................49
4.2 Karakteristik Responden..................................................................................50
4.2.1 Jenis Kelamin.............................................................................................50
4.2.2 Usia.............................................................................................................50
4.3 Analisis Hasil Penelitian...................................................................................51
4.3.1 Uji Statistik Deskriptif...............................................................................51
4.3.2 Uji Validitas.........................................................................................54
4.3.3 Uji Reliabilitas.....................................................................................56
4.3.4 Uji Asumsi Klasik....................................................................................56

x
4.3.4.2 Uji Multikolinearitas...............................................................................57
4.4 Pengujian Hipotesis...........................................................................................59
4.4.1 Analisis Linear Berganda...........................................................................59
4.4.2 Uji Statistik F.............................................................................................61
4.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)..............................62
4.4.4. Uji Koefisien Determinasi Adjusted (R Square).......................................63
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian............................................................................64
BAB V....................................................................................................................70
PENUTUP.............................................................................................................70
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................70
5.2 Saran.................................................................................................................71
5.3 Keterbatasan Penelitian....................................................................................71
5.4 Agenda Penelitian Mendatang..........................................................................71
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................72
LAMPIRAN..........................................................................................................75
KUESIONER PENELITIAN..............................................................................76
Lampiran 1. Data SPSS.......................................................................................81
Lampiran 2. Statistik Deskriptif Hasil uji Statistic Deskriptif Variabel
Transparansi.........................................................................................................84
Lampiran 3. Uji Validitas....................................................................................86
Lampiran 4. Uji Reliabilitas................................................................................89
Lampiran 5. Uji Asumsi Klasik..........................................................................90
Lampiran 6. Hasil Uji-F......................................................................................92
Lampiran 7. Hasil Uji-T......................................................................................92
Lampiran 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi...................................................93
Lampiran 10. Dokumentasi Pengisian Keusioner.............................................93
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 94

DAFTAR TABEL

xi
Tabel 1.1 Reasearch Gap..................................................................................... 9
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...........................................................................23
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel............................................................34
Tabel 4.1Distribusi Kuesioer...............................................................................49
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden...................................................................50
Tabel 4.3 Usia Responden...................................................................................51
Tabel 4.4 Descriptive Statistics...........................................................................52
Tabel 4.5 Uji Validitas Variabel........................................................................55
Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Variabel....................................................................56
Tabel 4.7 Tabel One Sample Kolmogorof.........................................................58
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas..........................................................................59
Tabel 4.9 Uji Heteroskedastisitas.......................................................................60
Tabel 4.9 Uji statistik f........................................................................................63
Tabel 4.10 Uji statistik t......................................................................................63
Tabel 4.11 Uji Koefisien Determinasi................................................................65

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran......................................................................27


Gambar 4.1 STRUKTUR ORGANISASI DESA NGROTO...............................48

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data SPSS.......................................................................................81

xiii
Lampiran 2. Statistik Deskriptif ........................................................................84
Lampiran 3. Uji Validitas....................................................................................86
Lampiran 4. Uji Reliabilitas................................................................................89
Lampiran 5. Uji Asumsi Klasik..........................................................................90
Lampiran 6. Hasil Uji-F......................................................................................92
Lampiran 7. Hasil Uji-T......................................................................................91
Lampiran 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi...................................................91
Lampiran 10. Dokumentasi Pengisian Keusioner.............................................92
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...............................................................................93

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan akuntansi sektor publik begitu cepat, terutama dalam

pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Otonomi daerah merupakan suatu cara

pemberdayaan daerah untuk pengambilan ketentuan daerah agar lebih bebas serta

bertanggungjawab untuk mengelola sumberdaya yang dimiliki sesuai dengan

kebutuhan, kemampuan daerah sendiri. Penyelenggaran otonomi daerah wajib

mengarah pada peningkatan kesejahteraan dengan memperhatikan kepentingan

kepentingan serta aspirasi masyarakat. UU desa menciptakan energi baru dalam

upaya membangun Indonesia menjadi lebih baik. walaupun desa adalah tingkat

pemerintahan paling rendah di Indonesia, tetapi membangun Indonesia tanpa

melibatkan desa di dalamnya merupakan hal sangat disayangkan.

Desa merupakan identitas pemrintahan yang berkaitan langsung dengan

rakyat, tetapi secara geografis berjarak jauh dari pusat kekuasaan di atasnya. Hal

itu menyebabkan desa memiliki arti penting sebagai basis pelaksana pelayanan

publik dan menyediakan pemenuhan hak-hak publik rakyat lokal. Sebagai

penyelenggara publik pemerintah desa diberikan kewenangan untuk mengatur

keuangannya sendiri yang bersumber dari dana desa. Serasi dengan UU No. 6

Tahun 2014 mengenai desa, Pemerintah mengalokasikan dana desa, dengan

proses transfer pada Kabupaten/Kota. Berdasarkan alokasi dana tersebut, tiap

Kabupaten/Kota mendistribusikan kepada setiap desa berlandaskan jumlah desa

serta memperhatikan jumlah penduduk (30%), luas wilayah (20%), dan angka

1
2

kemiskinan (50%). Hasil perhitungan tersebut disesuaikan juga dengan taraf

kerumitan geografis masing-masing desa. Alokasi anggaran seperti dijelaskan di

atas, berasal dari Belanja Pusat dengan mengaktifkan program yang berbasis desa

dengan menyeluruh dan berkeadilan. Besarnya distribusi anggaran yang

diperuntukan ke desa ditentukan 10 persen dari dana di luar dana transfer daerah

secara bertahap. Permendagri No 113 Tahun 2014 menyatakan bahwa keuangan

desa di lakukan dengan asas transparansi dan akuntabilitas serta dilaksanakan

dengan tertib dan disiplin anggaran.

Pemerintah desa dituntut agar meningkatkan transparan dan akuntabel

dalam proses perencanaan sampai proses pertanggungjawabaan selain itu

masyarakat maupun lembaga lain dalam setiap kegiatan harus di ikut sertakan

agar terhindari dari terjadinya kecurangan. Namun masih ada yang harus dibenahi

dari kedua asas tersebut, masyarakat masih belum merasakan pengaruh positif

dari adanya dana desa tersebut, sehingga masyarakat berfikir bahwa aparat desa

dalam pengelolaannya kurang transparansi dan akuntabel. Pada dasarnya

pemerintah mengeluarkan anggaran adalah untuk membiayai program pemerintah

dalam mensejahterakan masyarakat, sehingga dengan adanya dana desa setiap

program pemerintah dapat terlaksana dengan lebih mudah.

Namun disisi positifnya Dana Desa justru membuka peluang untuk pihak

yang memiliki kepentingan pribadi untuk berlaku curang, sehingga anggaran desa

yang seharunya dipergunakan seluruhnya untuk kepentingan umum justru malah

di pergunakan untuk kebutuhan sendiri sedangkan untuk kepentingan umum

hanya sekadarnya saja,yang lebih memperihatinkannya lagi penyalahgunaan Dana

Desa sering dilakukan oleh pihak yang dianggap amanah, atau oleh pihak
3

pemimpin masyarakat, selain itu kurangngnya tingkat pengetahuan tentang

akuntansi oleh aparat desa dapat memberikan peluang besar untuk menjalankan

manipulasi dana tersebut.

Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan desa, pemerintah

mengeluarkan kebijakan Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara. Dana desa diberikan kepada setiap desa yang ditransfer

melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Kegiatan pengelolaan keuangan desa mencakup seluruh kegiatan mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan sampai dengan

pertanggungjawaban keuangan. Sedangkan asas-asas yang dipakai dalam

pengelolaan keuangan desa adalah transparan, akuntabel, partisipatif serta

dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran (PMK 113, 2014).

Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan dana desa harus

dilakukan dan dikelola secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan serta

sesuai dengan peraturan yang ada. Penerapan asas-asas tersebut digunakan untuk

mengantisipasi terjadinya kecurangan dalam proses pengelolaan keuangan desa.

Penyelenggaraan pemerintahan desa (pemdes) yang baik (good governance)

terkait pengelolaan ADD memerlukan sistem akuntabilitas dan transparansi,

sehingga masyarakat dapat mengetahui secara jelas mengenai perencanaan,

pelaksanaan, pertanggungjawaban, penatausahaan, dan pelaporan ADD.

Dana ADD Tahun 2019 Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara juga

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Namun kendati demikian,


4

pemerintah desa harus menerapkan asas transparan dan akuntabel supaya tidak

terjadi adanya ketimpangan dan penyelewangan dalam pengelolaan dana desa.

Namun beberapa desa tidak didukung pendidikan dan keterampilan aparat desa

yang memadai (Alfasadun et al, 2016).

Meskipun cakupan kegiatan dan asas-asas pengelolaan keuangan desa

sudah ditetapkan, KPK masih menemukan adanya potensi permasalahan

pengelolaan dana desa dalam empat aspek, yaitu aspek regulasi dan kelembagaan,

aspek tata laksana, aspek pengawasan dan aspek sumber daya manusia. Potensi

masalah menyangkut aspek regulasi dan kelembagaan adalah peraturan dan

petunjuk teknis pengelolaan keuangan desa yang belum lengkap (Septarini, 2016).

Adanya Fenomena gap yaitu terjadinya tumpang tindih kewenangan antara

Kementerian Desa dengan Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Kementerian Dalam Negeri, formula pembagian dana desa serta kewajiban

penyusunan laporan pertanngungjawaban keuangan belum transparan serta

kurangngnya tingkat pengetahuan tentang akuntansi oleh aparat desa dapat

memberikan peluang besar untuk menjalankan manipulasi dana tersebut.

Terkait aspek tata laksana, KPK mengungkap beberapa persoalan, yaitu

kerangka waktu pengelolaan anggaran sulit dipatuhi oleh desa, satuan harga baku

barang-jasa untuk acuan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDesa) belum ada, penyusunan APBDesa tidak sepenuhnya menggambarkan

kebutuhan yang diperlukan desa, transparasi rencana penggunaan dan

pertanggungjawaban APBDesa rendah serta pertanggungjawaban keuangan desa

belum sesuai standar dan rawan manipulasi. Untuk aspek pengawasan ada tiga

masalah, yaitu efektivitas pengawasan pengelolaan keuangan, saluran pengaduan


5

masyarakat belum dikelola dengan baik serta evaluasi dan pengawasan

pemerintah daerah belum jelas. Terkait aspek sumber daya manusia, KPK

menemukan persoalan berupa adanya potensi korupsi tenaga pendamping dengan

memanfaatkan lemahnya aparat desa (www.republika.co.id).

Transparansi merupakam asas yang penting dalam pengelolaan dan desa

dimana transparansi merupakan prinsip menciptakan kepercayaan timbal balik

antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin

kemudahan didalam memperoleh informasi adalah suatu kebutuhsn penting

masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan daerah. Transparansi

merupakan keterbukaan dan pertanggungjawaban atas semua tindakan dan

kebijakan yang diambil oleh pemerintah (Anwar, 2016). Demikian juga dalam

pemerintahan desa juga harus menggunakan prisip Transparan. Transparansi

menjamin masyarakat memiliki akses untuk memperoleh informasi terkait dana

desa. Pada dasarnya ketika masyarakat telah berpartisipasi dalam pengelolaan

dana desa, maka secara otomatis pemerintah desa juga telah transparan kepada

masyarakatnya.

Seperti halnya transparansi, Akuntabilitas merupakan sebuah konsep etika

yang dekat dengan administrasi publik pemerintah (lembaga eksekutif pemerintah,

lembaga legislatif parlemen dan lembaga yudikatif kehakiman). Dengan kata lain

akuntabilitas merupakan sistem kontrol tanggung jawab disetiap tugas dan fungsi

masing masing jabatan (KBBI 2020). Dana Desa merupakan dana APBN yang

diperuntukkan bagi desa yang di transfer melalui APBD Kabupaten/Kota dan

diprioritaskan untuk pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

desa.
6

Sedangkan Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan

pertanggungjawaban keuangan desa. Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa)

merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk

jangka waktu 1 (satu) tahun.

Pemberian Dana Desa merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk

menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan berkembang mengikuti

pertumbuhan dari desa itu sendiri berdasarkan keanekaragaman, partisipasi,

otonomi asli, demokratisasi, pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan peran

pemerintah desa dalam memberikan pelayanan dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat serta menghela percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-

wilayah strategis, sehingga hal ini dapat mengembangkan wilayah-wilayah

tertinggal dalam suatu sistem wilayah pengembangan. Mengelola dan

mengalokasikan dana desa harus tepat sasaran, tepat waktu, serta dikelola dengan

ekonomis, efisien, dan efektif agar kesejahteraan masyarakat dapat terus

meningkat. Hal ini peran pemerintah desa sangat penting karena dalam

menentukan maju mundurnya sistem pemerintahan di desa (Eva, 2020). Proses

penyusunan anggaran desa (APBDes) harus dilakukan secara partisipatif serta

tertib dan disiplin anggaran. Transparansi dan akuntabilitas menjadi suatu hal

yang sangat penting bagi pengelolaan keuangan di setiap organisasi, baik

organisasi pemerintahan maupun organisasi non pemerintahan.

Dalam penelitian Savitri dan Kurniasari (2019) Akuntabilitas akan lebih

efektif bila laporan yang disampaikan mudah dipahami oleh masyarakat dan

pemerintah. Demikian pula dengan pelaporan dana desa, pelaporan keuangan


7

yang mudah dipahami oleh masyarakat akan membuat masyarakat paham akan isi

laporan, sehingga dengan demikian pemerintah desa telah melakukan

tanggungjawabnya untuk memberikan informasi kegiatan yang didanai oleh dana

desa. Akuntabilitas adalah salah satu kewajiban yang harus dipenuhi dan

dipertanggungjawabkan pada proses perencanaan dan pelaksanaan, (Utami, 2016).

Penelitian terdahulu mengenai pengelolaan dana desa dilakukan oleh

beberapa peneliti. Peneliti Savitri dan Kurniasari (2019) menyatakan bahwa

pengelolaan keuangan desa belum sepenuhnya berjalan baik sesuai Permendagri

Nomor 113 tahun 2014 dan Perbup Jepara tahun 2015, meskipun masih ada

sebagian desa yang belum melaporkan pertanggungjawaban atas pengelolaan dana

desa. Lain halnya dengan peneliti Wahyuni (2019) menyatakan bahwa masyarakat

sangat merespon adanya papan informasi sebagai bentuk transparansi dan

akuntabilitas pemerintah desa dimana mampu meningkatkan wawasan dan

partisipasi masyarakat mengenai alokasi dana desa, meningkatkan pelayanan

pemerintah desa kepada masyarakat, dan adanya papan informasi. Penelitian

Kurnia, et al (2019) menyatakan bahwa pelaksanaan Akuntabilitas pengelolaan

dana desa sudah berjalan dengan baik sesuai dengan permendagri Nomor 113

Tahun 2014. Penelitian Eva & Syukriy (2020) menyatakan bahwa Pemerintah

telah melaksanakan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas pada

pengelolaan ADD, termasuk perencanaan ADD, sedangkan pertanggungjawaban

masih diperlukan adanya perbaikan sehingga perlu pembinaan lebih lanjut.

Penelitian Ismail (2016) menyatakan bahwa para aparat desa memang

belum memiliki kesiapan dalam pelaksanaan Undang-Undang 6/2014. Mereka

belum memahami sepenuhnya pengelolaan dana desa berdasarkan Permendagri


8

113/2014. Hal ini diperparah lagi dengan rendahnya kualitas sumber daya

manusia, minimnya sosialisai dan bimbingan. Meskipun demikian, para aparat

desa memiliki semangat untuk tetap mensukseskan pelaksanaan program dana

desa dari pemerintah pusat, yaitu dengan memperbanyak program fisik untuk

menyerap dana desa.

Berdasarkan uraian tersebut pemerintah desa dituntut agar meningkatkan

transparan dan akuntabel dalam proses perencanaan sampai proses

pertanggungjawabaan. Berdasar dari penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa hasil

yang diperoleh dalam pengelolaan keuangan desa belum dilaksanakan dan

dikelola dengan maksimal sesuai dengan pemendagri no. 113 tahun 2014.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari jurnal utama Mukmin dan

Maemunah (2018). Dalam penelitian ini terdapat perbedaan dengan jurnal utama,

yaitu dalam pengambilan obyek penelitian. Pada jurnal utama obyek penelitian

yang digunakan yaitu wilayah di kecamatan Babakan Madang, Sukaraja dan

Ciawi sedangkan dalam penelitian ini menggunakan obyek penelitian di Wilayah

kecamatan Mayong kabupaten Jepara. Alasan penelitian ini mengambil obyek di

wilayah kecamatan Mayong dikarenakan ingin mengetahui bagaimana

transparansi dan akuntabilitas dalam mengelola keuangan desa, baik dari tahap

perenanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban.

Dari latar belakang tersebut penelitan ini akan membuktikan pengaruh tahap

perencanaan, pelaksaanan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban

terhadap pengelolaan alokasi pengelolaan dana desa.

Adapun dalam pelaksanaannya, laporan pngelolaan dana desa dipengaruhi

oleh asas yang sudah dijelaskan sebelumnya. Lebih jelasnya perbedaan penelitian
9

tentang Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa disajikan dalam

tabel berikut ini :

Tabel 1.1 Research Gap

Transparansi berpengaruh Umi Septiviastuti (2019)


positif terhadap
pengelolaan dana desa Rika Ardiyanti (2019)
1. Transparan tidak Fitri Sukmawati dan Alfi
berpengaruh positif Nurfitriani (2019)
terhadap pengelolaan
dana desa

Akuntabilitas Umi Septiviastuti (2019)


berpengaruh positif
terhadap pengelolaan Fitri Sukmawati dan Alfi
dana desa Nurfitriani (2019)

2. Rika Ardiyanti (2019)

Akuntabilitas tidak Dadan Ramdani (2018)


berpengaruh positif
terhadap pengelolaan
dana desa

Berdasarkan uraian diatas dan hasil dari beberapa penelitian terdahulu

mengenai dana desa memunculkan hasil yang berbeda-beda, sehingga menarik

untuk diteliti lebih lanjut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati dan

Nurfitriani (2019) bahwa Transparansi tidak berpengaruh positif terhadap

pengelolaan dana desa, sedangkan Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap

dana desa. Dan dalam penelitian Ramdhani (2018) Akuntabilitas tidak

berpengaruh terhadap pengelolaan dana desa, sedangkan Transparansi

berpengaruh signifikan terhadap dana desa.

Dengan adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu, dimana

penelitian terdahulu menghasilkan pengaruh yang berbeda-beda terhadap

pengelolaan dana desa. Hasil penelitian-penelitian tersebut menciptakan fenomena

menarik untuk dikaji. Sehingga hal inilah yang akan menjadi research gap dan
10

peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian kembali penelitian yang berkaitan

dengan research gap tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul

“PENGARUH TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS TERHADAP

PENGELOLAAN DANA DESA”. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

rujukan serta perbandingan untuk penelitian-penelitian berikutnya yang berkaitan

dengan pengungkapan laporan dana desa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan penulis maka

permasalahan dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah prinsip transparansi berpengaruh positif signifikan terhadap

pengelolaan keuangan dana desa?

2. Apakah prinsip akuntabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap

pengelolaan keuangan dana desa ?

1.3 Tujuan dan manfaat penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang sudah dijelaskan,

maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh transparansi terhadap

pengelolaan dana desa

2. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh akuntabilitas terhadap

pengelolaan dana desa


11

1.3.2 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak,

sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

a) Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan

penulis mengenai pengaruh Transparansi dan akuntabilitas

terhadap pengelolaan dana desa .

b) Sebagai bahan pembelajaran baru dalam pendidikan pancasila dan

kewarganegaraan

2. Bagi Kalangan Akademisi

a) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

serta berguna bagi penelitian selanjutnya.

b) Sebagai bahan pertimbangan dan acuan

untukpenelitian selanjutnya

3. Bagi Masyarakat

a) Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan

dan wawasan tentang pentingnya pengelolaan dana desa.

b) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi

perkembangan konsep mengenai pelaksaan pemerintah daerah,

khususnya mengenai transparansi dan akuntabilitas dalam

pengelolaan dana desa.

1.4 Sistematika penulisan


12

Sistematika penulisan merupakan uraian logis yang menyangkut hubungan

urutan suatu bab dengan bab lainnya. Yakni terdiri dari 5 bab dan setiap bab

terdiri dari beberapa sub bab :

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah berisi

tentang alasan dan uraian peneliti dalam menguraikan suatu masalah, Perumusan

masalah merupakan permasalahan yang timbul dalam kasus yang diteliti, tujuan

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL

Berisi tentang landasan teori atau teori-teori pendukung yang menjadi

landasan penulisan skripsi yang berkaitan dengan permasalahanatau pertanyaan

dalam penelitian. Kemudian kerangka teoritik yaitu suatu model konseptual yang

menghubungkan antara teori dan masalah yang telah diidentifikasi.Serta hipotesis

yang merupakan kesimpulan awal penelitian tersebut.

BAB III : METODE PENELITIAN

Berisi tentang metode penelitian yang memamparkan tentang jenis dan

sifat penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, definisi

operasional variabel dan teknik analisis data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang sekilas gambaran umum

tentang objek penelitian dan hasil serta pembahasan tentang penelitian yang

dikerjakan.

BAB IV : PENUTUP
13

Merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran saran. Kesimpulan

dan saran saran ini menerangkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta saran

bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan tema yang sama.
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Stewardship Theory

Teori stewardship berasumsi bahwa manusia pada hakikatnya mampu

bertindak dengan penuh tanggung jawab, dapat dipercaya, berintegritas tinggi dan

memiliki kejujuran. Teori ini memandang steward (pemerintah) sebagai pihak

yang mampu melaksanakan tindakan yang sebaik-baiknya ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan principal (masyarakat). Konsep teori ini berdasarkan asas

kepercayaan pada pihak yang diberikan wewenang, dimana manajemen dalam

suatu organisasi dicerminkan sebagai good steward yang melaksanakan tugas

yang diberikan oleh atasannya dengan penuh tanggung jawab (Alfasadun et al,

2018).

Steward tidak memiliki keinginan untuk memenuhi kepentingan pribadi,

melainkan lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan principal. Hal ini

menghindarkan adanya konflik kepentingan antara steward dengan principal yang

menjalankan fungsi eksekutif organisasi. Steward juga akan lebih mementingkan

kredibilitas atau kepercayaan publik. Prinsip dasar yang digunakan adalah steward

merasa memiliki tanggungjawab yang besar dalam hal pengelolaan dan

pengalokasian sumber daya yang ada secara bijaksana dan hati-hati untuk

melaksanakan pelayanan kebutuhan masyarakat luas, sehingga mereka tidak

termotivasi untuk memenuhi keinginan pribadi, tetapi dengan memenuhi

kebutuhan masyarakat luas maka steward merasa bahwa terpenuhinya aktualisasi

diri dengan meningkatnya kepercayaan publik (Alfasadun et al, 2018)

31
15

2.1.2 Teori Agensi

Teori Agensi adalah teori yang menjelaskan hubungan kontraktual antara

principals dan agents. Pihak principals adalah pihak yang memberikan mandat

kepada pihak lain, yaitu agents, untuk melakukan semua kegiatan atas nama

principals dalam kapasitasnya sebagai pengambilan keputusan ( Jensen dan Smith,

1984). Dalam organisasi sektor publik principals adalah rakyat dan agents adalah

pemerintah dalam hal ini yaitu kepala desa dan aparat desa lainnya (Rahmi, 2019).

Agents (pemerintah desa) terikat kontrak dengan principals (rakyat), dimana

kontrak tersebut adalah wewenang kepada agents untuk melakukan semua

pekerjaan secara bertanggungjawab sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6

tentang Desa. Dalam hal ini dengan pengelolaan Dana Desa oleh Pemerintah Desa

(agents), mereka bertanggungjawab kepada masyarakat desa (principals) sebagai

pemberi amanah dalam pelaksanaan tugas pembangunan dan pemerintahan di

desa.

2.1.3 Pengelolaan Dana Desa

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang

Pengelolaa Keuangan Desa mengatakan Dana Desa adalah dana yang bersumber

dari APBN yang diperuntukan bagi Desa yang ditransfer melalui APBD

kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan, pembinaan masyarakat, dan pemberdayaan

masyarakat. Pemerintah menganggarkan Dana Desa secara nasional dalam APBN

setiap tahun. Dana Desa bersumber dari belanja Pemerintah dengan

mengefektifkan program yang berbasis Desa secara merata dan berkeadilan.


16

Menurut Simanjuntak dan Hidayanto (2002) menyebutkan bahwa

perumusan alokasi dana bantuan harus memiliki sifat kecukupan, fleksibel dan

stabil. Kecukupan artinya alokasi dana dapat menutupi kebutuhan dana

pemerintah daerah. Fleksibel artinya besar dana alokasi disesuaikan dengan

kemampuan pemerintah pusat sedangkan stabil artinya bahwa adanya kepastian

bagi pemerintah daerah dalam mendapatkan alokasi dana. Menurut Sahdan (2004)

Alokasi Dana Desa yang kemudian disebut ADD adalah dana responsivitas

Negara untuk membiayai kewenangan desa kewenangan desa mencakup :

(a) kewenangan asal usul (mengelola sumberdaya alam, peradilan adat,

membentuk susunan asli, melestarikan pranata lokal) yang diakui

(rekognisi) oleh Negara.

(b) kewenangan atributif organisasi local (perencanaan, tata ruang, ekologi,

pemukiman, membentuk organisasi local dan lain lain) yang ditetapkan

oleh pemerintah melalui undang-undan.

(c) kewenangan delegatif-administratif dari delegasi atau tugas pembantu

dari pemerintah.

Menurut Widjaja (2005) Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dalam rangka

meningkat pemberdayaan, kesejahtraan dan pemerataan pembangunan dipedesaan

melalui dana APBD kabupaten, provinsi dan pemerintah pusat, pemerintah

kabupaten, provinsi dan pusat perlu merealisasikan dana APBD masing masing

sebesar 10% untuk dana Alokasi Dana Desa (ADD). Menurut Hanif Nurcholis

(2011) Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten yang dialokasikan dengan

tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar desa untuk mendanai kebutuhan


17

desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan

serta pelayanan masyarakat.

Alokasi dana desa yang selanjutnya disingkat ADD adalah dana yang

dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk desa yang bersumber dari bagian

dana perimbangan keuangan pusat dan daerah. Pemberian alokasi dana desa

tersebut merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan

otonominya agar tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu

sendiri berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokrasi dan

pemberdayaan masyarakat desa. Sementara Penggunaan dalam kamus besar

bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu;

pemakaian: kita harus menggalakkan bahasa Indonesia, dengan demikian

penggunaan merupakan salah satu perbuatan seseorang dalam menggunakan

ataupun mengelola sesuatu baik barang maupun jasa. Mengacu pada definisi

tersebut penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) adalah kegiatan yang dilakukan

oleh Pengguna ADD (pemerintah desa) dalam mengelola dan menata usahakan

Alokasi dana desa (ADD) yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi instansi

yang bersangkutan. Penggunaan ADD harus gunakan secara efektif dan efisien.

Krina (2003) mendefinisikan transparansi sebagai prinsip yang menjamin akses

atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang

penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan proses

pembuatan dan pelaksanaanya serta hasil-hasil yang dicapai.

Transparansi adalah adanya kebijakan terbuka bagi pengawasan.

Sedangkan yang dimaksud dengan informasi adalah informasi mengenai setiap

aspek kebijakan pemerintah yang dapat dijangkau publik. Keterbukaan informasi


18

diharapkan akan menghasilkan persaingan politik yang sehat, toleran, dan

kebijakan dibuat beradsarkan preferensi public.

Menurut Mardiasmo (2004), transparansi berarti keterbukaan (opennsess)

pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas

pengelolaan seumber daya publik kepada pihak-pihak yang membutuhkan

informasi. Menurut Hari Sabarno (2007:38) transparansi merupakan salah satu

aspek mendasar bagi terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Perwujudan tata pemerintahan yang baik mensyaratkan adanya keterbukaan,

keterlibatan, dan kemudahan akses bagi masyarakat terhadap proses

penyelenggaraan pemerintah. Keterbukaan dan kemudahan informasi

penyelenggaran pemerintahan memberikan pengaruh untuk mewujudkan berbagai

indikator lainnya.

Dwiyanto (2006) mendefinisikan transparansi sebagai penyediaan

informasi tentang pemerintahan bagi publik dan dijaminnya kemudahan di dalam

memperoleh informasi-informasi yang akurat dan memadai. Dari pengertian

tersebut dijelaskan bahwa transparansi tidak hanya sekedar menyediakan

informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, namun harus disertai dengan

kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi tersebut.

Menurut Halim (2014) Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan

pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan

seseorang/badan hukum atau pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang

memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau

pertanggungjawaban. Akuntabilitas Publik yaitu mempertanggungjawabkan

pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada


19

entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

Asas Akuntabilitas merupakan asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan

penyelenggaraan negara dan hasil akhirnya harus dapat dipertanggungjawabkan

kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi (Tiwinarni, 2017).

Suatu entitas dikatakan akuntabilitas ketika entitas tersebut mampu

menyajikan informasi secara terbuka mengenai keputusan-keputusan yang telah

diambil, memungkinkan pihak di luar organisasi me-review informasi tersebut,

dan adanya tindakan korektif jika diperlukan. Sistem birokrasi pemerintah yang

dapat dinilai secara objektif oleh masyarakat akan dinilai dari sistem yang

akuntabel. Selain itu, Akuntabilitas Publik menjadi upaya pemerintah dalam

menyelenggarakan pemerintahan ke arah yang lebih baik (Astuty, 2013).

Akuntabilitas merupakan istilah yang melekat dalam kajian tata pemerintahan

(Governance). Akuntabilitas memiliki beberapa makna yang 9 terminologinya

sering dikaitkan dengan beberapa konsep seperti answerability, responsibility,

liability dan terminologi lain yang berkaitan dengan harapan pemberi mandat

dengan pelaksana mandat (Wibisono, 2018). Mardiasmo (2016) akuntabilitas

adalah sebuah kewajiban melaporkan dan bertanggungjawab atas keberhasilan

ataupun kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai hasil yang telah

ditetapkan sebelumnya, melalui media pertanggungjawaban yang dikerjakan

secara berkala.

Berdasarkan beberapa kajian teoritis menurut para ahli dapat disimpulkan

bahwa akuntabilitas merupakan istilah yang terkait dengan tata kelola

pemerintahan sebenarnya agak terlalu luas untuk dapat didefinisikan. Akan tetapi

hal ini sering dapat digambarkan sebagai hubungan antara yang menyangkut saat
20

sekarang ataupun masa depan, antar individu, kelompok sebagai sebuah

pertanggungjawaban kepentingan merupakan sebuah kewajiban untuk

memberitahukan, menjelaskan terhadap tiap-tiap tindakan dan keputusannya agar

dapat disetujui maupun ditolak atau dapat diberikan hukuman bilamana

diketemukan adanya penyalahgunaan kewenangan

2.1.4 Pengelolaan Dana Desa

Merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan desa. Alokasi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara kepada Desa perlu dilaksanakan secara

transparan dan akuntabel dengan memperhatikan kemampuan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (Undang-Undang Nomor 60 Tahun 2014 tentang

Dana Desa yang bersumber dari APBN). Pemahaman mengenai pengelolaan dana

desa di desa menjadi aspek penting dan mendasar yang harus dimiliki oleh para

pemangku kepentingan di level pemerintah desa, khususnya perangkat desa,

dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas keuangan desa (Rahmi et al,

2019)

Tahap – Tahap Pengelolaan Dana Desa

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan merupakan bagian terpenting dalam suatu organisasi

pemerintahan dan perencanaan yang baik tentunya akan menghasilkan kinerja

yang baik pula (Rahmi et al, 2019). Proses Perencanaan dilakukan oleh

pemerintah desa bersama dengan masyarakat desa dalam rangka pelaksanaan


21

pembangunan desa. Perencanaan berdasarkan Permendagri Nomor 113 Tahun

2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa terdapat dalam pasal 20.

Perencanaan Dana Desa dimulai dari Kepala Desa selaku

penanggungjawab Dana Desa mengadakan musyawarah desa untuk membahas

rencana program Dana Desa, yang dihadiri unsur pemerintahan desa, Badan

Perrmusyawaratan Desa, dan unsur masyarakat desa, yang terdiri atas tokoh adat,

tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pendidikan. Hasil musyawarah tersebut

dituangkan dalam Rancangan Penggunaan Dana (RPD) sebagai salah satu bahan

penyusunan APBDes. Dalam tahap perencanaan ini, masyarakat desa dapat

mengakses suatu kebijakan dan ikut berpartisipasi dalam proses pengambilan

keputusan perencanaan penggunaan Dana Desa.

Berdasarkan Alfasadun et al, (2018) Merupakan proses penyusunan

rancangan peraturan desa yang melibatkan unsur pemerintah desa dan unsur

masyarakat kemudian disusun oleh sekretaris desa selanjutnya dibahas dan

disepakati bersama oleh Kades dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD),

dievaluasi oleh bupati dan terakhir penetapan APBDes oleh Kades.

b. Tahap pelaksanaan

Dalam pelaksanaan keuangan desa, prinsip penerimaan dan pengeluaran

harus diperhatikan yang dilaksanakan melalui Rekening Kas Desa serta

ditandatangani oleh Kepala Desa dan Bendahara Desa. Pelaksanaan penerimaan

pendapatan yaitu kegiatan menerima dan mencatat pendapatan desa. Sedangkan

untuk pelaksanaan pengeluaran/belanja diutamakan untuk memenuhi kebutuhan

pembangunan (BPKP, Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa, 2015).


22

Pelaksanaan menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Keuangan Desa terdapat dalam pasal 24.

c. Tahap penataushaan

Penatausahaan keuangan desa merupakan kegiatan pencatatan yang

khususnya dilakukan oleh bendahara desa. Bendahara desa merupakan unsur dari

PTPKD (Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa yang dijabat oleh

kepala/staf urusan keuangan, dan mempunyai tugas membantu Sekretaris Desa.

Bendahara desa wajib melakukan pencatatan untuk seluruh transaksi baik berupa

penerimaan dan pengeluaran. Pencatatan yang dilakukan oleh bendahara dengan

cara sederhana, belum berupa jurnal akuntansi melainkan pembukuan.

Penatausahaan keuangan desa yang dilakukan Bendahara Desa berupa Buku Kas

Umum, Buku Kas Pembantu Pajak dan Buku Bank. Penatausahaan menurut

Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa ada di

pasal 35.

d. Tahap pelaporan dan pertanggungjawaban

Pemerintah desa wajib menyampaikan laporan atas pelaksanaan tugas,

kewenangan, hak, dan kewajibannya. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa

disampaikan tiap semester kepada bupati/walikota. Sekretaris Desa selaku

koordinator PTPKD, membantu kepala desa dalam melaksanakan pengelolaan

keuangan desa. Salah satu tugas dari Seketaris Desa adalah menyusun laporan dan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa. Pelaporan dan pertanggungjawaban

menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan

Desa terdapat dalam pasal 37 dan 38.


23

2.1.5 Penelitian terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Penulis
No V. Terikat V. Bebas Hasil
(Tahun)

1. Dhian Penyusunan - Laporan 1. Penyajian laporan


Andanarini Anggaran keuangan keuangan berpengaruh
Minar Dana Desa - Aksesibilitas positif signifikan
Savitri, S.E., laporan terhadap akuntabilitas
M.M. dan keuangan dana desa.
Dian - Sistem
Kurniasari, pengendalia 2. Aksesibilitas laporan
S.E., M.Si. n internal keuangan tidak
(2019) - Akuntabilitas berpengaruh terhadap
dana desa akuntabilitas dana
desa.
3. Sistem pengendalian
internal berpengaruh
positif signifikan
terhadap akuntabilitas
dana desa.
4. Penyajian laporan
keuangan tidak
berpengaruh terhadap
penyusunan anggaran
dana desa.
5. Aksesibilitas laporan
keuangan tidak
berpengaruh terhadap
penyusunan anggaran
dana desa.
6. Sistem pengendalian
internal berpengaruh
positif signifikan
terhadap penyusunan
anggaran dana desa.
7. Akuntabilitas dana
desa berpengaruh
positif signifikan
terhadap penyusunan
anggaran dana desa.
24

8. Akuntabilitas dana
desa memediasi
pengaruh penyajian
laporan keuangan
terhadap penyusunan
anggaran dana desa.
9. Akuntabilitas dana
desa tidak memediasi
pengaruh aksesibilitas
laporan keuangan
terhadap penyusunan
anggaran dana desa.
10. Akuntabilitas dana
desa memediasi
pengaruh sistem
pengendalian internal
terhadap penyusunan
anggaran dana desa.

2. Fitri Pengelolaan - Transparansi 1.


Sukmawati Dana Desa - Akuntabilita berpengaruh terhadap
Dan Alfi s pengelolaan keuangan
Nurfitriani desa pada 30
(2019) Pemerintah Desa di
Kabupaten Garut.
2.
berpengaruh terhadap
pengelolaan keuangan
desa pada 30
Pemerintah Desa di
Kabupaten Garut.

3.
akuntabilitas
berpengaruh secara
signifikan terhadap
pengelolaan keuangan
desa pada 30
Pemerintah Desa di
Kabupaten Garut.

3. Umi Pengelolaan - Transparansi 1.


Septiviastuti Dana Desa - Pertisipasi berpengaruh positif
(2019) Masyarakat dan signifikan secara
- Akuntabilitas parsial atau individu
terhadap pengelolaan
25

Dana Desa di
Kabupaten Ponorogo
tahun anggaran 2017

2.
berpengaruh positif
dan signifikan secara
parsial atau individu
terhadap pengelolaan
Dana Desa di
Kabupaten Ponorogo
tahun anggaran 2017

3.
berpengaruh positif
dan signifikan secara
parsial atau individual
terhadap pengelolaan
Dana Desa di
Kabupaten Ponorogo
tahun anggaran 2017.

4.
masyarakat, dan
akuntabilitas
berpengaruh positif
signifikan secara
serempak atau
bersama-sama
terhadap pengelolaan
Dana Desa di
Kabupaten Ponorogo
tahun anggaran 2017.

4. Rika Pemberdaya - Transparansi 1. Variabel Transparansi


Ardiyanti an - Akuntabilitas dalam pengelolaan
(2019) Masyarakat - Partisipasi dana desa berpengaruh
Masyarakat secara positif dan
signifikan terhadap
pemberdayaan
masyarakat Desa
Woro Kecamatan
Kragan Kabupaten
Rembang

2. Variabel Akuntabilitas
dalam pengelolaan
dana desa berpengaruh
26

secara positif dan


signifikan terhadap
pemberdayaan
masyarakat Desa
Woro Kecamatan
Kragan Kabupaten
Rembang

3. Variabel Partisipasi
Masyarakat dalam
pengelolaan dana desa
berpengaruh secara
positif dan signifikan
terhadap
pemberdayaan
masyarakat Desa
Woro Kecamatan
Kragan Kabupaten
Rembang

5. M.N. Mukmin, Dana Desa - Transparansi 1. Transparansi


S. Maemunah - Akuntabilitas berpngaruh positif
(2018) - Partisipasi dan signifikan
Masyarakat terhadap pengelolaan
dana pemerintah desa

2. Akuntabilitas
brpengaruh positif
signifikan terhadap
pengelolaan dana
pemerintah desa.
3. Partisipasi
berpengaruh positif
signifikan trhadap
pengelolaan dana
pemerintah desa.

2.2 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini dijelaskan yang menjadi variabel adalah dua

variabel, antara lain variabel X yang dibagi menjadi dua sub variabel, yaitu

Transpatansi (X1), Akuntabilitas (X2), dan Variabel Y, yaitu Pengelolaan Dana

Desa (Y).

Transparansi
27

H1 (+)

Pengelolaan Dana Desa

Akuntabilitas H2 (+)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

H1 = Transparansi Berpengaruh Signifikan Terhadap Pengelolaan Dana Desa

H2 = Akuntabilitas Berpengaruh Signifikan Terhadap Pengelolaan Dana Desa

Akuntabilitas adalah kewajiban pemegang amanah untuk

mempertanggung-jawabkan hasil dari kinerjanya dalam mengelola sumberdaya

yang dipercayakan kepada pemberi amanah.Adanya akuntabilitas dapat sebagai

sarana atau bukti bahwa pemegang amanah sudah mengerjakan atau menjalankan

suatu amanah dengan baik.

Dalam penelitian Alfasadun, et all (2018) menyatakan bahwa

Akuntabilitas merupakan konsep yang lebih luas dari stewardship. Stewardship

mengacu pada pengelolaan atas suatu aktivitas secara ekonomis dan efisien tanpa

dibebani kewajiban untuk melaporkan, sedangkan Akuntabilitas mengacu pada

pertanggungjawaban oleh steward kepada pemberi tanggungjawab (Mardiasmo,

2002).

Mengacu pada penelitian Alfasadun, et all (2018) dalam tahap

perencanaan pemdes menyusun perencanaan pembangunan desa dengan

menyelenggarakan musyawarah. Musyawarah dilakukan dengan tujuan untuk

menampung aspirasi masyarakat sehingga keputusan yang diambil atas

kesepakatan bersama. Tahap perencanaan diwujudkan dengan penyusunan

Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan RKPDesa tahun

berkenaan yang dilakukan oleh Sekretaris Desa.


28

Tahap pelaksanaan ADD dilakukan oleh Tim Pelaksanan Desa sesuai

dengan rancangan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Perlu adanya

keterbukaan informasi dalam proses ini dengan menyampaikan informasi yang

jelas kepada masyarakat mengenai kegiatan fisik ADD melalui papan informasi

yang dipasang pada lokasi kegiatan.Kemudian pada tahap pertanggungjawaban

penggunaan ADD dipertanggungjawabkan melalui laporan pertanggungjawaban.

Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan

APBDes kepada bupati/walikota setiap akhir tahun anggaran. Tahap

penatausahaan bendahara desa membuat dokumentasi surat pertanggungjawaban

pengguna dana untuk masing-masing rincian penerimaan dan pengeluaran. Dan

mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran menggunakan buku kas umum, buku

kas pembantu pajak dan buku bank. Dan tahap pelaporan kepala desa

menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDes kepada bupati berupa

laporan semester pertama dan laporan semester akhir tahun. Dari kelima tahap

diatas steward harus bisa mempertanggungjawabkan penggunaan ADD pada

setiap prosesnya, dimana pada dasarnya dalam teori stewardship kepentingan

organisasi menjadi tujuan utamanya. Sehingga steward melaksanakan tugas dan

fungsinya dengan baik dan sesuai dengan kepentingan publik, membuat

pertanggungjawaban keuangan guna terselenggaranya tujuan ekonomi, pelayanan

publik maupun kesejahteraan masyarakat dapat tercapai secara maksimal untuk

dipertanggungjawabkan kepada principal.

2.3 Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Transparansi terhadap Pengelolaan Dana Desa


29

Transparansi adalah terbuka mengenai informasi kepada publik, dan

apabila publik membutuhkan informasi tersebut, maka publik akan segera

mendapatkannya. Dengan adanya keterbukaan tersebut, dana desa yang dikelola

dapat dikontrol dan diawasi dengan baik oleh pihak yang berwenang. Sehingga,

dana desa yang penggunaannya bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat

tersebut dapat terserap dengan baik.

Sejalan dengan pemikiran tersebut, penelitian yang dilaksanakan oleh

Tahrir (2018) membuktikan bahwa pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)

dengan indikator transparansi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

pemberdayaan masyarakat.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian Septiviastuti (2019), Ardiyanti

(2019) dan Alfasadun, et all (2018) yang menyatakan bahwa Prinsip Transparansi

berpengaruh positif signifikan terhadap pengelolaan Dana Desa. Oleh karena itu,

berdasarkan pemikiran dan penelitian tersebut, dalam penelitian ini diperoleh

hipotesis:

H1 : Transparansi Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Pengelolaan

Dana Desa.

2.3.2 Pengaruh Akuntabilitas terhadap Pengelolaan Dana Desa

Akuntabilitas pengelolaan dana desa merupakan pertanggungjawaban

yang harus dilakukan oleh pemerintah desa selaku pelaku administrasi, dan juga

selaku pengelola dana desa kepada masyarakat yang mendapatkan manfaat dari

penggunaan dana desa tersebut. Pelaksanaan akuntabilitas kepada masyarakat

tersebut harus dilaksanakan karena mengacu pada tujuan adanya pengelolaan dana
30

desa, yaitu untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, dimana upaya tersebut

dapat dilaksanakan dengan pemberdayaan masyarakat.

Menurut Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan RI dalam penelitian Sukmawati dan Nurfitriani (2019)

menyatakan bahwa Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk memberikan

penanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan

seseorang pimpinan suatu unit organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau

yang berwenang meminta pertanggungjawaban. Akuntabilitas adalah hal yang

penting untuk menjamin nilai-nilai seperti efisiensi, efektivitas, reliabilitas dan

prediktibilitas.

Hasil penelitian Sukmawati dan Nurfitriani (2019) menyatakan bahwa

secara parsial Akuntabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap pengelolaan

keuangan desa yang dilakukan oleh 30 Pemerintah Desa di Kabupaten Garut. Hal

ini juga sejalan dengan penelitian Septiviastuti (2019), Ardiyanti (2019) dan

Alfasadun, et al (2018) yang menyatakan bahwa Prinsip Akuntabilitas

berpengaruh positif signifikan terhadap pengelolaan Dana Desa. Oleh karena itu,

berdasarkan pemikiran dan penelitian tersebut, dalam penelitian ini diperoleh

hipotesis:

H2 : Akuntabilitas Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Pengelolaan

Dana Desa.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Batasan operasional variabel merupakan pendefinisian dari serangkaian

variabel yang digunakan dalam penulisan. Hal tersebut bertujuan agar variabel-

variabel yang serupa, mempunyai makna yang sama dalam suatu penelitian. Pada

suatu penelitian terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lainnya.

Variabel yang dipengaruhi itulah yang disebut dengan variabel terikat. Dalam

sebuah penelitian, variabel terikatnya adalah Pengelolaan Dana Desa. Sedangkan

variabel bebasnya adalah Transparansi dan Akuntabilitas.

Dalam penelitian Sulistyoningtyas (2017) menyebutkan bahwa Variabel

adalah suatu atribut atau sifat dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulan (Sugiyono,2010).

3.1.1. Variabel terikat (Dependent Variable)

Dalam penelitian Novalda (2020) menyebutkan bahwa Variabel dependen

sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel dependen

(terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016). Variabel terikat atau dependent variable

adalah variabel yang dipengaruhi data akibat karena adanya variabel bebas

(independent) (Sugiyono, 2010). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

Pengelolaan Dana Desa.

31
32

Pengelolaan Dana Desa merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban

keuangan desa. Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) merupakan

penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka

waktu 1 (satu) tahun. Alokasi Dana Desa dihitung menggunakan dua aspek yaitu

pemerataan dan keadilan. Aspek pemerataan tercermin dari alokasi dasar dimana

setiap desa mendapatkan nilai yang sama. Sedangkan keadilan tercermin dari

formula yang ditetapkan berdasarkan beberapa komponen dalam desa tersebut.

Alokasi dasar pada tahun 2017 menggunakan formula 90 persen dari total dana

desa dimana setiap desa mendapatkan jumlah merata dari pagu alokasi dasar

setiap kota. Sedangkan 10 persen sisanya dialokasikan dengan perhitungan

tertentu untuk setiap desa. Pagu dana desa ditetapkan dalam APBN atau APBN-P.

3.1.2 Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel independent (bebas) sering disebut sebagai variabel stimulus,

prediktor, antecendent. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat).

Peneliti dalam hal ini ingin mengetahui pengaruh adanya hubungan antara

transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dana

desa terhadap pemberdayaan masyarakat. Dalam konteks penelitian ini, variabel

independennya ada dua, yaitu transparansi dalam pengelolaan dana desa, dan

akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa. Sedangkan variabel dependennya

adalah pemberdayaan masyarakat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu :


33

a. Transparansi

Transparansi merupakan organisasi secara terbuka menyediakan informasi

yang material dan relevan serta mudah diakses dan dipahami oleh pemangku

kepentingan (Atmadja, dkk, 2013). Kriteria transparansi anggaran yang dapat

digunakan untuk mengukur transparansi dalam perencanaan dan penganggaran

seperti yang dikemukakan oleh Kristianten (2006) bahwa transparansi dapat

diukur melalui beberapa indikator :

1. Ketersediaan dan aksesibilitas dokumen anggaran.

2. Kejelasan dan kelengkapan informasi dalam dokumen anggaran.

3. Keterbukaan proses.

4. Kerangka regulasi yang menjamin transparansi.

b. Akuntabilitas

Menurut Nordiawan (2006) mengatakan ”Akuntabilitas adalah

mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan

yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan secara periodik”.

Untuk menilai kinerja pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan

harus dengan parameter dan tolak ukur yang pasti. Hal ini dimaksudkan agar

kesinambungan pembangunan dan pelayanan publik dapat dikontrol dengan

kriteria yang terukur. Terdapat tiga aspek untuk menilai akuntabilitas

penyelenggaraan pemerintahan, ketiga aspek tersebut adalah :

1. Parameter kerja,

2. Tolak ukur yang obkektif,

3. Tata cara yang terukur,


34

Dari ketiga aspek tersebut yang berkaitan dengan cara mengukurnya yaitu

berkenaan dengan intensitas kompetensi pokok yang harus

diperankan/dilakukan/dilaksanakan oleh masing-masing pegawai berdasarkan

aspek kepribadian, profesionalitas, dan hubungan sosial, sesuai dengan posisinya

dalam struktur organisasi pemerintahan. Dan kemampuan aparatur pemerintah

melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam pelaksanaan jabatannya yang

menjadi tanggungjawab. Parameter kinerja pemerintah harus dijadikan acuan

untuk menilai apakah suatu program yang direncanakan berhasil atau tidak dan

upaya untuk mengevaluasi kenerja pemerintahan yang telah dilaksanakan pada

periode tersebut. Selanjutnya tolak ukur yang objektif merupakan syarat penting

dalam menilai keberhasilan suatu program pemerintah. Hal ini terkait erat dengan

penilaian suatu pertanggungjawaban. Oleh karena itu tolak ukur keberhasilan

pemerintahan harus objektif dan jelas. Selain kedua aspek tersebut, masih

diperlukan juga tata cara terukur untuk menilai kinerja pemerintah. Misalnya

dalam penilaian laporan pertanggungjawaban Kepala Daerah, harus dilakukan

dengan metode yang sistematis dan terukur (Sabarno, 2007).

Dalam penelitian ini, operasional variable penelitian dan pengukuran

variable dapat dilihat pada berikut:

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Skala
Definisi Indikator
Penelitian Pengukuran

Transparansi Prinsip membuka diri 1. Adanya Diukur


kepada hak masyarakat musyawarah melalui
untuk memperoleh yang kuesioner
akses informasi yang melibatkan dengan
benar, jujur, dan tidak masyarakat. menggunakan
diskriminatif mengenai 2. Adanya akses skala interval
penyelenggaraan informasi dan
35

keterbukaan
organisasi dengan yang jelas
memperhatikan mengenai
perlindungan atas hak perencanaan,
asasi pribadi, golongan, dan
dan rahasia Negara. pelaksanaan.
3. Adanya akses
informasi dan
keterbukaan
yang jelas
mengenai
pertanggungjaw
aban

Akuntabilitas Pertanggungjawaban 1. Tercapainya Diukur


Pengelolaan sumber tujuan dalam melalui
daya dan pelaksanaan pengelolaan kuesioner
kebijakan yang telah dana desa dalam dengan
diamanahkan kepada satu tahun menggunakan
entitas dalam mencapai anggaran. skala interval.
tujuan yang telah 2. Adanya
ditetapkan keterlibatanpem
erintah desa
dalam
pengelolaan
dana desa.
3. Adanya
Pengawasan
oleh tim
pelaksana.
4. Adanya laporan
pertanggungjaw
aban
pengelolaan
dana desa.

Pengelolaan keseluruhan kegiatan 1. Penyusunan Diukur


Dana Desa yang meliputi laporan melalui
perencanaan, pengelolaan kuesioner
pelaksanaan, dana desa dengan
penatausahaan, dilakukan menggunakan
pelaporan, dan sesuai dengan skala interval.
pertanggungjawaban prinsip-prinsip
keuangan desa. Rencana penganggaran
Kerjaemerintah Desa (R 2. Pengajuan
KPDesa) merupakan anggaran
penjabaran dari Rencana disertai
36

dokumen
Pembangunan Jangka perencanaan
Menengah Desa untuk dan
jangka waktu 1 (satu) penganggaran
tahun. yang diajukan
sebagai dasar
penyusunan
APBDes
3. Jumlah belanja
yang
dianggarkan
dalam APBDes
merupakan
batas tertinggi
untuk setiap
pengeluaran
belanja
4. Penyusunan
RKP Desa
untuk program
dan kegiatan
yang
direncanakan
dalam tahun
anggaran
berikutnya.

3.2 Populasi dan sampel

3.2.1 Populasi

Populasi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan elemen yang menjadi

perhatian dalam suatu penelitian. Dalam penelitian Ardiyanti (2019) menyatakan

bahwa Menurut supomo, populasi adalah sekelompok orang, kejadian, maupun

segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Masalah populasi timbul

terutama pada penelitian opini yang menggunakan metode survey sebagai teknik

pengumpulan data. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa

Kepala Desa, Sekretaris, Bendahara dan Kaur/PPTK Desa di Kecamatan Mayong,

kabupaten Jepara.
37

3.2.2 Sampel

Dalam penelitian Ardiyanti (2019) menyatakan bahwa Menurut Supomo

juga mengemukakan pendapat bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang

akan diteliti. Pada penelitian ini menggunakan metode Random Sampling yaitu

teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono (2001:57).

Dalam penelitian ini, metode sampling diambil dari 10 Desa di Kecamatan

Mayong, Kabupaten Jepara yaitu Desa Buaran, Desa Pule, Desa Ngroto, Desa

Jebol, Desa Pancur, Desa Pelang, Desa Sengonbugel, Desa Mayong Kidul, Desa

Mayong Lor dan Desa Kuanyar. Dengan Kepala Desa, Sekretaris Desa,

Bendahara Desa dan Kaur / PPTK sebagai Responden dalam penelitian ini.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian yang berbasis deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif, Penelitian ini merupakan penelitian yang

berbasis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, karena

penelitian ini disajikan dengan menggunakan angka-angka dan menjelaskan suatu

peristiwa yang terjadi pada masa lampau hingga sekarang. Penelitian yang

berbasis kuantitatif ini juga dilaksanakan untuk menguji teori atau dugaan

sementara dalam penelitian apakah benar atau tidak. Selain sebagai penelitian

yang berbasis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

penelitian ini juga termasuk penelitian lapangan (field research), karena

penelitian ini dilaksanakan di lapangan dalam lingkup kehidupan yang sebenarnya

(Iqbal, Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi dan Aplikasinya, Bogor: Ghalia


38

Indonesia, 2012). Dalam pelaksanaannya, field research dilaksanakan dengan

menggali data dari lokasi atau lapangan penelitian, yaitu responden yang ada di

Kecamatan Mayong kabupaten Jepara.

Sedangkan jenis dan sumber data yang akan dikumpulkan dan digunakan

dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data maupun informasi yang

diperoleh langsung dari pelaku atau informan yang relevan. Dalam hal ini, peneliti

melakukan studi lapangan dengan menggunakan kuesioner. Data yang diolah

berasal dari pengisian kuesioner yang diisi langsung oleh responden. Responden

yang dimaksud adalah Kepala Desa, Sekretaris, Bendahara dan Kaur/PPTk Desa.

Selain dengan menggunakan kuesioner, peneliti juga menggunakan teknik

observasi dalam pengumpulan data primer ini.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer dan dalam

pelaksanaan pengumpulan data primer, peneliti menggunakan teknik penyebaran

kuesioner. Teknik tersebut dilaksanakan dengan metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden dengan

menyertakan beberapa alternatif jawaban. Proses pengambilan data ini dilakukan

penulis dengan membuat daftar pertanyaan maupun pernyataan yang kemudian

diberikan kepada responden untuk dijawab dengan menggunakan alternatif

jawaban yang telah disediakan.

Kuesioner yang dibuat berisikan pernyataan yang berhubungan dengan

variabel penelitian. Pernyataan yang berhubungan dengan variabel penelitian

dibuat berdasarkan kuesioner yang telah di gunakan oleh peneliti sebelumnya dan

literature-literatur pendukung. Kuesioner tersebut disebarkan untuk diisi oleh


39

responden yang dalam hal ini adalah Kepala Desa, Sekretaris, Bendahara dan

Kaur/PPTk Desa , dengan cara terjun langsung ke desa tersebut dan menemui

responden secara langsung. Setelah data telah didapatkan, selanjutnya akan

dilaksanakan pengujian validitas, pengujian reliabilitas, maupun uji analisis data.

Kuesioner dibagikan secara langsung kepada anggota pemerintah desa

di Balaidesa dengan tipe pertanyaan yang meminta respoden memilih salah

satu jawaban yang telah disediakan dengan cara memberi tanda centang pada

alternatif jawaban yang dipilih.

3.5 Metode Analisis Data

Dalam hal pengukuran, penelitian ini menggunakan pengukuran Skala

Interval, yaitu skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur suatu fenomena

tertentu dan memberikan nilai terhadap preferensi tersebut (Ikhsan, R. L.

Praktikum Metode Riset Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. 2015). Skala interval ini

menggunakan instrument skala Likert. Kuesioner yang akan disebarkan akan

dilengkapi dengan lima alternatif jawaban, dan masing masing jawaban

mengandung skor, yaitu:

STS : Sangat Tidak Setuju skor 1

TS : Tidak Setuju skor 2

N : Netral skor 3

S : Setuju skor 4

SS : Sangat Setuju skor 5

3.5.1 Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif objek penelitian bertujuan untuk memberikan


40

gambaran secara keseluruhan mengenai data responden yang menjadi sampel

penelitian. Statistik deskriptif menyajikan jumlah data yang digunakan,

jumlah responden berdasarkan jenis kelamin, umur, dan pendidikan terakhir

untuk mengetahui distribusi data yang menjadi sampel penelitian.

Tujuan analisis deskriptif dengan menggunakan statistika ini adalah untuk

menginterprestasikan argumen responden terhadap pilihan pernyataan dan

distribusi frekuensi dari pernyataan responden berdasarkan data yang telah

dikumpulkan.

Dalam penelitian ini, jawaban responden diklasifikasi dalam bentuk

jawaban dengan menggunakan skala Interval dengan metode skala Likert

(Septiviastuti, 2019). Kemudian dari jawaban tersebut yang akan mendeskripsikan

atau memberikan gambaran variabel penelitian dan karakteristik responden yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, range, dan sebagainya. Berikut tahapan yang akan digunakan untuk

menganalisis data tersebut:

3.5.2 Uji Validitas

Menurut penelitian Ardiyanti (2019) Validitas atau kesahihan

menunjukkan sejauh mana alat ukur mampu dalam mengukur apa yang ingin

diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner tersebut

mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

Dalam pelaksanaan uji validitas ini, dilaksanakan dengan melakukan

korelasi Item Correlation dengan melihat hasil perhitungan pada kolom Corrected

Item – Total Correlation. Hal tersebut sama dengan penghitungan menggunakan


41

korelasi bivariate, karena keduanya menghitung hal yang sama. Dalam uji ini,

apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel, maka hasil tersebut telah valid.

3.5.3 Uji Reabilitas

Dalam penelitian Ardiyanti (2019) Reliabilitas adalah proses olah data

yang tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran data tetap

konsisten. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban dari

responden terhadap pernyataan atau pertanyaan dalam kuesioner tersebut

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, uji reliabilitas ini

dilakukan sebagai alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator

dari variabel atau konstruk.

3.5.4 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui, menguji serta

memastikan kelayakan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini,

dimana variabel tersebut terdestribusi secara normal, bebas dari multikonearitas

dan heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas,

uji multikonearitas dan uji heteroskedastisitas.

3.5.4.1 Uji Normalitas

Dalam Penelitian Ardiyanti (2019) menjelaskan bahwa Uji normalitas

digunakan untuk mengetahui penyebaran data yang dianalisis. Uji normalitas ini

dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi yang normal. Dalam penelitian ini, uji

normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik. Untuk melihat

normalitas residual, analisis grafik ini dilakukan dengan melihat grafik histogram

yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati


42

distribusi normal. Sedangkan analisis statistiknya menggunakan one sample

Kolmogorof-Smirnov Test.

Pada uji Normalitas suatu data dapat dilihat jika data terdistribusi dengan

normal, yaitu dengan melihat angka differences dan juga angka signifikansinya.

Jika angka signifikannya lebih dari 5 %, maka model tersebut dikatakan telah

normal sehingga bisa dilakukan regresi dengan model linear berganda.

3.5.4.2 Uji Multikonearitas

Uji Multikonearitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)

(Ghozali, 2013). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

antara variabel bebas. Multikonearitas diuji dengan menggunakan nilai

Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Suatu model regresi dikatakan

tidak memiliki kecenderungan adanya gejala Multikolinearitas adalah apabila

memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan VIF kurang dari 10.

3.5.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variasi dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah yang

Homokedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Adapun cara untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah

a. Metode Grafik

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara variabel
43

dependen dengan residualnya. Dasar analisis (deteksi) :

1. Jika pada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

b. Uji Glejser

Uji glejser silakukan dengan meregenerasikan nilai absolut

residual terhadap variabel independen. Dasar analisis (pendeteksian),

apabila variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi

variabel dependen, maka ada indikasi terjadi penyimpangan

heteroskedastisitas. Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka hasil

tersebut menunjukkan bahwa model terbebas dari penyimpangan

heteroskedastisitas.

3.5.5 Persamaan Regresi

Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Galton, 1886. Secara

umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan

variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel

bebas atau penjelas) dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-

rata populasi atau rata-rata nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel

independen yang diketahui. Tujuan analisis regresi ini adalah untuk mengukur

kekuatan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, dan


44

untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dan variabel

independen.

Dalam bentuk yang paling sederhana yaitu dua peubah bebas (X1) dan

(X2) dengan satu peubah tak bebas (Y) mempunyai persamaan:

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + e

Dimana:

α = Konstanta

β = Koefisien regresi

e = error estimated

Y = Pemberdayaan Masyarakat

X1 = Transparansi

X2 = Akuntabilitas

3.5.6 Pengujian Hipotesis

3.5.6.1 Uji Godness of Fit (Uji Statistik F)

Uji F (godness of fit/uji ketepatan model) digunakan untuk mengukur

ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan significance level 0,1 (α-5%). Penolakan atau penerimaan hipotesis

dalam uji Goodness of fit digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi

sampel dalam menafsir nilai aktual. Secara statistik dapat diukur dari nilai

determinasi nilai statistik F.

Perhitungan statistik disebut signifikan, secara statistik apabila probabilitas

(sig t) > α (0,05) maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan

dari variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan jika probabilitas


45

(sig t) < α (0,05) maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan dari

variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali,2016).

3.5.6.2 Uji Statistik T

Uji statistik t ini digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh

dari satu variabel independen secara individual menerangkan variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan melihat apabila jumlah degree of freedom dengan derajat

kepercayaan bernilai 5%, maka hipotesis tersebut ditolak, dan model regresi tidak

dapat dilaksanakan. Dengan kata lain, Hipotesis ditolak apabila nilai signifikansi

lebih besar dari 0.05 dan Hipotesis diterima apabila nilai signifikansi lebih kecil

dari 0.05.

3.5.6.3 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur presentase variasi

variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel-variabel independen yang. Nilai

R2 mempunyai range antara 0-1, jika nilai range semakin mendekati angka 1 maka

variabel independen semakin baik dalam mengestimasikan variabel dependennya.

2
Oleh karena itu, penelitian ini menggunaka adjusted R seperti yang

2
banyak dianjurkan peneliti. Dengan menggunakan nilai adjusted R dapat

2
dievaluasi model regresi mana yang terbaik. Hasil perhitungan adjusted R

2
dapat dilihat pada output Model summary. Pada kolom adjusted R dapat

diketahui berapa persentase yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel

independen terhadap variabel dependen, sedangkan sisanya dipengaruhi atau

dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum dan Sejarah Kecamatan Mayong

Kecamatan Mayong merupakan salah satu anggota dari Kabupaten Jepara,

luas wilayah tersebut adalah 65,0 km dengan jumlah penduduk sebanyak 4.251

orang. Menurut sejarah, nama dari Mayong ini berasal dari kalimat

“sempoyongan/moyang-moyong” yang karena ditempat inilah awal keluarnya bau

dari jenazah yang dibawa Ratu Kalinyamat yaitu Pangeran Kalinyamat.

Secara Administratif Kecamatan Mayong terdiri dari 18 Desa. Mayoritas

masyarakat di Kecamatan Mayong 95% memeluk agama Islam dan 5% memeluk

agama Kristen. Penduduk Mayong 90% berasal dari suku jawa, 4% dari etnis arab

dan 6% madura. Mayoritas masyarakat di desa Mayong bekerja sebagai petani,

pembuat batu bara dan pengrajin kayu meubel. Sedangkan sebagian lainnya ada

yang berprofesi sebagai pedagang, PNS dan lain-lain.

4.1.2 Struktur Organisasi

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, maka diperlukan koordinasi dengan

kesatuan perintah yang dapat mencerminkan kegiatan tertentu dengan tugas dan

fungsi yang berbeda-beda. Tugas dan kewajiban yang kompleks dapat dikerjakan

dengan baik apabila dilaksanakan secara bersama-sama dengan pembagian tugas

dan tanggung jawab yang jelas dan sesuai dengan proporsinya. Oleh karena itu, di

wilayah Mayong juga telah diterapkan susunan organisasi yang dijadikan sebagai

kerangka untuk memberikan gambaran satu bagian dengan bagian lainnya yang

31
48

saling berhubungan dari tingkat tanggung jawab tertinggi, hingga terendah. Selain

itu, dengan adanya struktur organisasi ini pembagian tugas dan wewenang dalam

pemerintahan desa dapat dilaksanakan dengan jelas. Struktur organisasi dari salah

satu wilayah di kecamatan Mayong sebagai berikut :

Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI DESA NGROTO
 

Sumber : https://mayong.jepara.go.id/kelurahan-desa-ngroto-kodepos-59465/
49

4.1.3 Deskriptif Data Penelitian

Data penelitian dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara

membagikan kuesioner secara langsung kepada responden yang telah memenuhi

kriteria peneliti, yaitu Kepala Desa, Sekretaris, Bendaharan dan

PPTK/Kaur/Perangkat Desa di masing-masing Desa. Kuesioner tersebut diperoleh

peneliti dengan cara menemui responden secara langsung dan memberikannya

kepada responden untuk diisi. Pengambilan data secara langsung dengan menemui

responden tersebut dilaksanakan dengan tujuan agar lebih efektif dalam

meningkatkan respon rate dari responden. Pengumpulan data dilaksanakan dengan

cara berkeliling wilayah mayong yaitu Desa Buaran, Desa Pule, Desa Ngroto,

Desa Jebol, Desa Pancur, Desa Pelang, Desa Sengonbugel, Desa Mayong Kidul,

Desa Mayong Lor dan Desa Kuanyar serta mau memberikan pendapat dan/atau

mengisi kuesioner. Penyebaran kuesioner tersebut dilaksanakan oleh peneliti pada

tanggal 11 Maret 2021 sampai dengan 17 Maret 2021. Responden yang diambil

dalam hal ini adalah sebanyak 40 responden dengan tingkat pengembalian yang

dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:

Tabel 4.1Distribusi Kuesioer


No. Keterangan Jumlah Persentase (%)

1. Kuesioner yang disebar 40 100

2. Kuesioner yang kembali 40 100

3. Kuesioner yang tidak kembali - -

4. Kuesioner yang dapat diolah 40 100

Sumber: data primer yang sudah diolah (2021)

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari total 40 kuesioner yang disebar,

sebesar 40 kuesioner kembali dan dapat diolah.


50

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis

kelamin dan usia. Berdasarkan kuesioner yang disebarkan oleh peneliti kepada

masyarakat desa-desa di Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara, maka penjelasan

dari karakteristik responden tersebut adalah sebagai berikut:

4.2.1 Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan

kuesioner, maka diperoleh data kelompok jenis kelamin sebagai berikut:

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden


Jumlah Responden
Jenis Responden Presentase
(Orang)

Laki-laki 34 92%

Perempuan 6 8%

Jumlah 40 100%

Sumber: data primer yang diolah (2021)


Pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 40 responden dalam

penelitian ini, terdapat responden laki-laki sebanyak 34 orang dengan presentase

sebesar 92%, dan responden perempuan sebanyak 6 orang dengan presentase

sebesar 8% .

4.2.2 Usia

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner, maka

diperoleh data dengan kelompok usia sebagai berikut:


51

Tabel 4.3
Usia Responden
Usia Jumlah Persentase (%)

21-30 4 10 %

31-40 14 35 %

>40 22 55 %

Tidak mengisi 0 0

Total 40 100 %

Sumber : data yang sudah diolah (2021)

Pada data dalam tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 40 responden

dalam penelitian ini, terdapat responden dengan kelompok umur mulai dari 21-30

tahun sebanyak 4 responden dengan presentase sebesar 10%, kelompok umur 31-

40 tahun sebanyak 14 responden dengan presentase sebesar 35%, kelompok umur

>40 tahun sebanyak 22 responden dengan presentase sebesar 55%. Dalam

penelitian ini, kelompok umur yang dikatakan produktif telah menjawab

pertanyaan maupun pernyataan dalam kuesioner ini, yaitu dengan usia yang

berkisar antara 21 tahun sampai dengan 60 tahun, yaitu usia sebelum memasuki

masa pensiun. Dengan usia yang produktif tersebut, responden dapat menjawab

dengan tepat isi dari kuesioner yang telah dibagikan.

4.3 Analisis Hasil Penelitian

4.3.1 Uji Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif adalah uji statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat


52

kesimpulan untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013) yaitu

Transparansi dan Akuntabilitas terhadap Pengelolaan Dana Desa.

Tabel 4.4 Descriptive Statistics


Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Transparansi

Tanggapan Responden
Variab
Rata-
el STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) N Kategori
rata
X1
f % f % f % f % f %

0,0 0,0 Sangat


X1.1 0 0 0 0,00 17 7,50 23 57,50 40 4.561
0 0 Setuju

0,0 0,0 42,5 Sangat


X1.2 0 0 0 0,00 17 23 57,50 40 4.561
0 0 0 Setuju

0,0 0,0 10,0 42,5 Sangat


X1.3 0 0 4 17 19 47,50 40 4.5
0 0 0 0 Setuju

Sumber : data yang sudah diolah (2021)

Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Akuntabilitas

Variab Tanggapan Responden


Rata- Kategor
el N
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) rata i
X2
f % f % f % f % f %

Sangat
X2.1 0 0,00 0 0,00 3 7,50 14 35,00 23 57,50 40 4.5
Setuju

Sangat
X2.2 0 0,00 0 0,00 1 2,50 16 40,00 23 57,50 40 4.55
Setuju

Sangat
X2.3 0 0,00 0 0,00 0 0.00 17 42,50 23 57,50 40 4.575
Setuju

Sangat
X2.4 0 0,00 0 0,00 1 2,50 19 47,50 20 50,00 40 4.475
Setuju

Sangat
X2.5 0 0,00 0 0,00 0 0.00 18 45,00 22 55,00 40 4.55
Setuju

Sumber : data yang sudah diolah (2021)


53

Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Pengelolaan Dana Desa


Tanggapan Responden
Variab Rata- Katego
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) N
el Y rata ri
f % f % f % f % f %

Sangat
Y1.1 0 0,00 0 0,00 2 5,00 18 45,00 20 50,00 40 4.45
Setuju

Sangat
Y1.2 0 0,00 0 0,00 1 2,50 18 45,00 21 52,50 40 4.46
Setuju

Sangat
Y1.3 0 0,00 0 0,00 1 2,50 19 47,50 20 50,00 40 4.45
Setuju

Sangat
Y1.4 0 0,00 0 0,00 1 2,50 21 50,00 18 45,00 40 4.35
Setuju

Sumber : data yang sudah diolah (2021)

Dari tabel diatas dapat diketahui gambaran jumlah jawaban yang diberikan

oleh responden untuk masing-masing variabel penelitian. Pada Variabel

Independen Transparansi memiliki jumlah jawaban dengan rata-rata sebesar 13.50

dengan jumlah pertanyaan sebanyak 3 butir pernyataan. Hal ini menunjukkan

bahwa nilai minimum dari variabel transparansi berada pada skala 3 dalam skala

likert dan nilai maksimumnya berada pada skala 5 pada skala likert. Apabila

dilihat dari nilai rata-rata jawaban responden berada pada skala 4 dalam skala

likert. Selain itu juga dapat diketahui terdapat penyimpangan data yang cukup

kecil dilihat dari deviasi standar sebesar 1.585.

Sedangkan variabel Akuntabilitas memiliki jumlah jawaban dengan rata-

rata sebesar 22.65 dengan jumlah pertanyaan sebanyak 5 butir pernyataan. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai minimum dari variabel transparansi berada pada skala 3

dalam skala likert dan nilai maksimumnya berada pada skala 5 pada skala likert.
54

Apabila dilihat dari nilai rata-rata jawaban responden berada pada skala 4 dalam

skala likert. Selain itu juga dapat diketahui terdapat penyimpangan data yang

cukup kecil dilihat dari deviasi standar sebesar 2.496.

Sedangkan pada variabel dependen Dana Desa memiliki jumlah jawaban

dengan rata-rata sebesar 17.80 dengan jumlah pertanyaan sebanyak 5 butir

pernyataan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai minimum dari variabel transparansi

berada pada skala 3 dalam skala likert dan nilai maksimumnya berada pada skala

5 pada skala likert. Apabila dilihat dari nilai rata-rata jawaban responden berada

pada skala 4 dalam skala likert. Selain itu juga dapat diketahui terdapat

penyimpangan data yang cukup kecil dilihat dari deviasi standar sebesar 2.174.

4.3.2 Uji Validitas

Setelah mendapatkan data dari kuesioner, untuk menguji apakah kuesioner

tersebut valid atau tidak, maka dilakukan uji validitas ini. Dalam penelitian ini,

untuk mengukur validitas suatu data dilaksanakan dengan menggunakan bantuan

dari program SPSS. Kriteria yang digunakan untuk mengukur validitas data ini

adalah:

1. Apabila r hitung > r tabel dengan degree of freedom (df) adalah n

(jumlah sampel) – 2, maka item kuesioner tersebut valid.

2. Sebaliknya, apabila r hitung < r tabel dengan df adalah n - 2, maka

item tersebut dikatakan tidak valid.

Dalam pengujian validitas di penelitian ini, H0 adalah pertanyaan dan atau

pernyataan yang telah valid. Oleh karena itu, H0 diterima jika r hitung > r tabel.

Df dihitung dengan df = 40 – 2 = 38. Sedangkan tingkat signifikansi yang

digunakan adalah 5 %. Sehingga, r tabel = r(38;0,05) = 0.3120


55

.Selanjutnya untuk mengetahui besarnya r hitung, pada penelitian ini

menggunakan bantuan SPSS dengan melakukan persamaan item correlation,

yaitu dengan melihat kolom corrected item – total correlation. Dari hasil yang

diperoleh dalam kolom tersebut, maka selanjutnya hasil dari perhitungan tersebut

akan dibandingkan dengan r tabel. Hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5
Uji Validitas Variabel
Product moment
Variabel Item Karl pearson Rtabel Keterangan
(Rhitung)
X1 0.733** 0.3120
Transparansi X1 0.733** 0.3120 Valid
X1 0.596** 0.3120
X2 0.797** 0.3120
X2 0.774** 0.3120
Akuntabilitas X2 0.746** 0.3120 Valid
X2 0.785** 0.3120
X2 0.776** 0.3120
Y 0.852** 0.3120
Pengelolaan Y 0.817** 0.3120
Valid
Dana Desa Y 0.925** 0.3120
Y 0.925** 0.3120
Sumber : Data Primer yang sudah diolah (2021)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada Variabel

Transparansi, Akuntansi dan Dana Desa pada masing-masing item pertanyaan

didapatkan nilai r hitung yang lebih besar dan positif dibandingkan dengan nilai r

tabelnya yang sebesar 0,3120. Oleh karena itu, masing-masing pertanyaan

dalam Variabel adalah Valid.

4.3.3 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dalam penelitian ini juga menggunakan program SPSS. Uji

reliabilitas ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menguji reliable atau handal

tidaknya jawaban responden terhadap pertanyaan atau pernyataan dalam


56

kuesioner. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilaksanakan dengan menggunakan

uji statistik Cronbach Alpha (α), dimana nilai dari α tersebut tidak boleh lebih dari

0,15. Berikut hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini:

Tabel 4.6
Uji Reliabilitas Variabel
Cronbach’s
Jumlah Cronbach
Alpha If
No Variabel pertanyaa ’s Alpha Ket.
Item Deleted
n

1. Dana Desa (Y) 4 0.932 0.60 Reliable


Transparansi
2. 3 0.932 0.60 Reliable
(X1)
Akuntabilitas
3. 5 0.932 0.60 Reliable
(X2)
Sumber : Data Primer yang sudah diolah, 2021
Dari tabel hasil uji reliabilitas di atas, dapat diketahui bahwa nilai α dari

semua variabel adalah sebesar 0.932. Hasil Cronbach Alpha dari setiap variabel

tersebut telah menunjukkan bahwa nilainya lebih dari 0,60. Sehingga, dapat

diambil kesimpulan bahwa semua variabel dalam penelitian ini telah Reliable.

4.3.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas dengan hasil sebagai

berikut:

4.3.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data pada variabel terikat,

variabel bebas, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Ada tiga
57

cara mendeteksi apakah residual memiliki distribusi normal atau tidak yaitu

dengan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirno.

Tabel 4.7
Tabel One Sample Kolmogorof
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Predicted Value

N 40
Normal Parameters a,b
Mean 22.9500000
Std. Deviation .95904627
Most Extreme Differences Absolute .200
Positive .200
Negative -.164
Test Statistic .200
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .067d

99% Confidence Interval Lower Bound .061

Upper Bound .074

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.
Sumber : Data primer yang sudah diolah (2021)

Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji normalitas regresi diketahui bahwa nilai

monte carlo sig (2-tailed) adalah sebesar 0,67 > alpha 0,05 sehingga asumsi klasik

untuk uji normalitas terpenuhi dan dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan

berdistribusi normal.

4.3.4.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel (Ghozali, 2011:105).

Untuk dapat menentukan apakah terdapat multikolonieritas atau tidak dalam


58

model regresi pada penelitian ini adalah dengan melihat nilai VIF (Variance

Inflation Factor) dan tolerance. Kriteria umum yang dipakai jika nilai VIF kurang

dari 10 dan atau nilai tolerance > 0,01, maka tidak ada multikolinearitas diantara

variabel independennya dan sebaliknya.

Tabel 4.8
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Model Coefficients Coefficients t Sig. Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 24.924 4.826 5.165 .000

1 Transparansi .154 .100 .244 1.538 .132 .947 1.056

Akuntabilitas -.216 .177 -.194 -1.221 .230 .947 1.056

a. Dependent Variable: Pengelolaan Dana Desa


Sumber : Data primer yang sudah diolah (2021)

berdasarkan tabel 4.8 hasil uji multikolinearitas regresi dapat diketahui

bahwa nilai tolerance untuk variabel transparansi sebesar 0.947 dan variabel

akuntabilitas sebesar 0.947 > 0.01 dengan nilai VIF untuk variabel transparansi

sebesar 1.056 dan akuntabilitas sebesar 1.056 < 10.00 sehingga dapat disimpulkan

bahwa model yang digunakan tidak terdapat multikolinearitas.

4.3.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain (Ghozali,2011). Uji heteroskedastisitas dilakukan melalui uji

glejser dengan syarat nilai signifikan lebih dari alpha 0,05 maka tidak terdapat

gejala heterokedastisitas.
59

Tabel 4.9
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3.427 2.236 1.532 .134

Transparansi -.059 .046 -.209 -1.264 .214

Akuntabilitas -.002 .082 -.004 -.025 .980

a. Dependent Variable: RES2


Sumber : data primer yang sudah diolah (2021)
Berdasarkan tabel 4.9 hasil uji heteroskedastisitas regresi diatas, dapat

diketahui bahwa nilai signifikansi untuk variabel transparansi sebesar 0,214 dan

untuk variabel akuntabilitas sebesar 0,980. Keuda variabel memiliki tingkat

signifikansi > alpha 0,05 sehingga asumsi klasik untuk uji heteroskedastisitas

terpenuhi dan dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan tidak terkena

heteroskedastisitas.

4.4 Pengujian Hipotesis

4.4.1 Analisis Linear Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda digunakan dalam penelitian ini dengan

tujuan untuk menganalisis data dan untuk menguji perumusan hipotesis. Selain

itu, analisis regresi linear berganda ini juga dilakukan untuk menguji sejauh mana

pengaruh variabel transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan dana desa

di 10 Desa di Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara. Pengolahan data analisis

regresi linear berganda ini dilaksanakan dengan menggunakan program SPSS.

Hasil yang diperoleh dari proses penghitungan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8
60

Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Model Coefficients Coefficient t Sig.
s
B Std. Error Beta
(Constant) -1.170 1.461 -.801 .428
X1.Transpar
.336 .123 .245 2.732 .010
1 ansi
X2.Akuntabi
.638 .078 .732 8.174 .000
litas
a. Dependent Variable: Y. Pengelolaan Dana Desa
Analisis regresi linear berganda
Sumber : Data Primer yang diolah, 2021

Dari tabel hasil analisis regresi linear berganda di atas, diperoleh koefisian

variabel bebas X1 (transparansi) sebesar 0,336, koefisien variabel bebas X2

(akuntabilitas) sebesar 0,638. Oleh karena itu, persamaan regresi yang diperoleh

adalah:

Pengelolaan Dana Desa = -1.170 + 0,336 Transparansi + 0,638 Akuntabilitas

+ Standar Error

Persamaan regresi linear di atas dapat diketahui bahwa:

1. Nilai koefisien pada variabel transparansi (X1) adalah sebesar 0,336. Nilai

tersebut berarti bahwa apabila terjadi kenaikan transparansi dalam

pengelolaan dana desa sebesar 1 %, maka Pengelolaan dana desa akan

meningkat sebesar 0,336 %. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan

transparansi dalam pengelolaan dana desa sebesar 1 %, maka pengelolaan

dana desa juga akan mengalami penurunan sebesar 0,336 %.

2. Koefisien regresi variabel akuntabilitas (X2) sebesar 0,638. Nilai

koefisien regresi tersebut berarti bahwa apabila akuntabilitas dalam


61

pengelolaan dana desa mengalami kenaikan sebesar 1 %, maka

pengelolaan dana desa akan mengalami kenaikan sebesar 0,638 %.

Sebaliknya, apabila terjadi penurunan dalam akuntabilitas pengelolaan

dana desa sebesar 1 %, maka pengelolaan dana desa juga akan mengalami

penurunan sebesar 0,638 %.

4.4.2 Uji Statistik F

Perhitungan statistik disebut signifikan, secara statistik apabila probabilitas

(sig F) > α (0,05) maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan

dari variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan jika probabilitas

(sig F) < α (0,05) maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan dari

variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali,2016).

Hasil dari uji statistik F ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.9
Uji statistik f

Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 152.194 2 76.097 87.425 .000b
1 Residual 32.206 37 .870
Total 184.400 39
a. Dependent Variable: Y. Pengelolaan DanaDesa
b. Predictors: (Constant), X2.Akuntabilitas, X1.Transparansi
Sumber : Data Primer yang diolah. 2021
Pada tabel ANOVA atau F test di atas didapat nilai F sebesar 87,426

dengan nilai signifikansinya sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut

menunjukkan nilai yang jauh lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu, model regresi

dapat digunakan untuk memprediksi Dana desa. Dengan kata lain bahwa
62

transparansi dan akuntabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pengelolaan dana desa.

4.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji signifikansi parameter individual atau biasa disebut sebagai uji t

merupakan uji statistik yang digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Hasil dari uji t ini dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:

Tabel 4.10
Uji statistik t
Standardize
Unstandardized
d
Model Coefficients t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -1.170 1.461 -.801 .428
X1.Transparan
.336 .123 .245 2.732 .010
1 si
X2.Akuntabili
.638 .078 .732 8.174 .000
tas
a. Dependent Variable: Y. Pengelolaan DanaDesa
Sumber : data primer yang sudah diolah, 2021
Dari hasil pengujian uji t di atas yang menggunakan program SPSS, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Variabel transparansi

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa

hipotesis transparansi dalam pengelolaan dana desa berpengaruh terhadap

pengelolaan dana desa diterima. Dalam tabel tersebut nilai t hitung adalah

sebesar 2,732 dan nilai t tabel adalah sebesar 1,685 dengan nilai

signifikannya sebesar 0,01, dimana nilai signifikannya tidak lebih besar

dari 0,05. Oleh karena itu, hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat
63

pengaruh yang positif dan signifikan antara transparansi dengan

pengelolaan dana desa di wilayah Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara.

2. Variabel Akuntabilitas

Berdasarkan hasil penghitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa

hipotesis akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa berpengaruh terhadap

pengelolaan dana desa di terima. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai t

hitung sebesar 8.174 dan nilai t tabel sebesar 1,685 dengan nilai signifikan

sebesar 0,000 atau <0,05. Oleh karena itu, akuntabilitas berpengaruh

secara positsif dan signfikan terhadap pengelolaan dana desa di beberapa

desa di wilayah Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara.

4.4.4. Uji Koefisien Determinasi Adjusted (R Square)

Koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan dari model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Hasil uji koefisien determinasi R2 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.11
Uji Koefisien Determinasi

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square
Estimate

1 .908a .825 .816 .93297


Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), X2.Akuntabilitas, X1.Transparansi
b. Dependent Variable: Y. PengelolaanDanaDesa
Sumber : Data Primer Yang Sudah Diolah, 2021
64

Berdasarkan tabel output SPSS model summary di atas, besarnya adjusted

R2 adalah 0,816 atau sebesar 81,6 %. Hal tersebut berarti variasi dana desa dapat

dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen, yaitu transparansi dan

akuntabilitas 81,6 %. Sedangkan sisanya yang sebanyak 18,4 % (100 % - 81,6 %

= 18.4 %) dijelaskan oleh sebab sebab lain di luar model dan/atau di luar variabel

dalam penelitian ini.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam rangka memberikan informasi mengenai pengaruh transparansi

(X1) dan akuntabilitas (X2) terhadap pengelolaan dana desa (Y), maka dalam

penelitian ini melibatkan 40 responden. Penelitian tersebut dilaksanakan untuk

menjawab permasalah dengan judul “Pengaruh Transparansi dan Akuntabilitas

terhadap Pengelolaan Dana Desa di 10 desa di Wilayah Kecamatan Mayong

Kabupaten Jepara”. Berdasarkan data yang telah diolah dengan bantuan program

SPSS versi 23, maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

4.5.1 Pengaruh Transparansi (X1) Terhadap Pengelolaan Dana Desa

(Y) Di Beberapa Desa Di Wilayah Kecamatan Mayong

Kabupaten Jepara.

Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis yang telah dilaksanakan,

menunjukkan bahwa transparansi berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap pengelolaan dana desa di beberapa Desa di wilayah Kecamatan Mayong

Kabupaten Jepara. Transparansi merupakan salah satu hal yang penting dalam

pengelolaan keuangan yang baik. Dalam pengelolaan dana desa, pemerintah

mempunyai wewenang dalam penentuan keputusan penting, dimana keputusan


65

tersebut juga mempunyai dampak bagi orang banyak. Oleh karena itu, dalam hal

ini pemerintah desa juga harus menyediakan informasi yang lengkap menyangkut

segala hal yang telah dikerjakannya (Ardiyanti, 2019).

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa transparansi merupakan

salah satu hal yang penting dilakukan oleh pemerintah desa dalam mengelola dana

desa. Hal tersebut didukung dengan jawaban responden yang banyak menjawab

setuju dan sangat setuju pada setiap item pertanyaan yang telah disediakan. Hasil

penelitian mengenai transparansi atau keterbukaan pemerintah desa ini

ditunjukkan oleh pemerintah desa dengan mengajak masyarakat dalam kegiatan

Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (MUSRENBANGDES). Dalam

pelaksanaan transparansi ini pemerintah juga menyediakan informasi-informasi

penting yang berkaitan dengan keuangan maupun non keuangan yang ditempel di

papan pengumuman desa maupun di papan baleho atau spanduk.

Pemerintah juga selalu terbuka dan tidak pernah menutup diri dalam

penyediaan informasi mengenai pengelolaan keuangan desa maupun informasi

lain, karena pemerintah beberapa desa di wilayah Mayong tersebut telah sadar

secara penuh bahwa masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui tentang

informasi keuangan desa. Dengan adanya keterbukaan informasi dan juga

pelibatan masyarakat dalam musyawarah desa, maka program pemberdayaan

masyarakat dapat tercapai. Hal tersebut didukung dengan adanya usulan atau ide

yang disampaikan oleh masyarakat. Sehingga usulan dari masyarakat tersebut

dapat direalisasikan oleh pemerintah desa dalam bentuk program. Dimana

program tersebut dibiayai oleh dana desa.


66

Penelitian dengan variabel transparansi ini mendukung penelitian yang

dilaksanakan oleh Septiviastuti, Umi yang menyatakan bahwa transparansi dalam

pengelolan dana desa secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap

pengelolaan dana desa. Penelitian tersebut berjudul pengaruh transparansi,

partisipasi masyarakat, dan akuntabilitas terhadap pengelolaan dana desa di

Kabupaten Ponorogo.

4.5.2. Pengaruh Akuntabilitas (X2) Terhadap Pengelolaan Dana Desa

(Y) Di Beberapa Desa Di Wilayah Kecamatan Mayong

Kabupaten Jepara.

Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis yang telah dilaksanakan,

menunjukkan bahwa Akuntabilitas berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap pengelolaan dana desa di beberapa desa Di Wilayah Kecamatan Mayong

Kabupaten Jepara. Pengelolaan dana desa yang baik adalah pengelolaan yang

dapat dipertanggungjawabkan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga

pelaporan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa akuntabilitas merupakan

hal yang sangat penting dilaksanakan oleh pemerintah desa dalam pengelolaan

dana desa (Kurnia,2019). Hasil tersebut dikuatkan dengan banyaknya jawaban

setuju dan sangat setuju dari responden. Dalam pelaksanaannya, akuntabilitas ini

dilaksanakan oleh pemerintah desa dengan pemasangan spanduk pengumuman

yang berisikan laporan keuangan desa untuk satu periode pemerintahan di Balai

Desa. Upaya tersebut dilaksanakan pemerintah desa dengan tujuan agar

masyarakat dapat mengetahui kondisi keuangan desa, dan sebagai upaya

pertanggungjawaban kepada masyarakat. selain itu, pemasangan spanduk tersebut


67

dilaksanakan karena memang upaya tersebut merupakan upaya termudah yang

dapat dilaksanakan oleh pemerintah desa.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setiap kebijakan dalam

pengelolaan dana desa telah dipertanggungjawabkan dengan baik oleh pemerintah

desa. Kinerja pemerintah desa kepada masyarakat dapat dilihat dari kepatuhan

pembuatan laporan realisasi dana desa yang tepat waktu dan dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta pengaruh atau timbal balik dari hasil

pengelolaan desa yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Selain itu,

kepatuhan pemerintah desa terhadap prosedur dan hukum juga akan mendorong

terciptanya pemerintahan yang bersih dari korupsi. Oleh karena itu, diharapkan

kepada pemerintah desa akan selalu mematuhi prosedur dan hukum, juga

akuntabel dalam pengelolaan dana desa.

Hasil dari penelitian dalam variabel akuntabilitas ini juga mendukung

penelitian yang telah dilaksanakan oleh Firdaus, Anita dkk yang menyatakan

bahwa Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap pengelolaan dana desa.

Penelitian tersebut berjudul Pengaruh Transparansi, Akuntabilitas Dan Partisipasi

Masyarakat Terhadap Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Sidoharjo

Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Penelitian tersebut dilaksanakan pada

tahun 2019.
68
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

yaitu tentang pengaruh transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan dana

desa di beberapa desa Di Wilayah Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara, maka

dapat disimpulkan bahwa:

1. Variabel transparansi (X1) berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap pengelolaan dana desa (Y) di beberapa desa Di Wilayah

Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara. Hal tersebut dibuktikan dengan

nilai koefisien regresi yang diperoleh variabel transparansi ini adalah

sebesar 0,336 dan nilai signifikansinya sebesar 0,01 dimana nilai tersebut

telah memenuhi syarat, yaitu nilai signifikansi harus kurang dari 0,05.

Pentingnya transparansi ini telah disadari oleh pemerintah desa wilayah

Kecamatan Mayong dengan memberikan informasi-informasi yang

dibutuhkan oleh masyarakat desa Woro, baik yang berhubungan dengan

keuangan, maupun non keuangan.

2. Variabel akuntabilitas (X2) berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap pengelolaan dana desa (Y) di beberapa desa Di Wilayah

Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara. Hal tersebut dibuktikan dengan

nilai koefisien regresi yang diperoleh oleh variabel akuntabilitas ini adalah

sebesar 0,638 dan nilai signifikansi variabel akuntabilitas ini adalah

sebesar 0,000 dimana nilai tersebut telah memenuhi syarat bahwa nilai

signifikansi harus lebih kecil dari 0,05. Pelaksanaan akuntabilitas kepada

31
71

masyarakat ini dilaksanakan dengan pemasangan spanduk anggaran dan

realisasi anggaran di Balai Desa. Pemasangan spanduk tersebut

dilaksanakan dengan tujuan agar masyarakat dapat membaca dan

mengetahui besarnya anggaran dan realisasi anggaran desa Woro tersebut.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan diatas, untuk dapat

meningkatkan akuntabilitas pengelolaan dana desa pemerintah desa juga harus

melakukan pelaksanaan belanja desa yang didasarkan pada prinsip hemat, tidak

mewah, efektif, efisien dan dan sesuai peraturan perundang-undangan, adanya

pengawasan oleh tim pelaksana dalam mengelola kebijakan pengelolaan dana

desa. Pemerintah desa juga memberi kepercayaan terhadap masyarakat agar

program-program desa bisa terealisasikan dengan bantuan masyarakat.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan yang diharapkan

dapat diperbaiki pada penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut: Penelitian ini

menggunakan metode survei melalui kuesioner tanpa dilengkapi dengan metode

wawancara, sehingga jawaban responden rawan terhadap informasi yang bias.

5.4 Agenda Penelitian Mendatang

Variabel dalam penelitian ini juga dapat lebih diperluas, sehingga

pembahasan dalam penelitian tidak hanya mengenai pengelolaan dana desa, akan

tetapi seluruh Pengelolaan Keuangan Desa.


DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo, Manajemen Pemerintah Daerah, Makasar: Graha Ilmu,


2011.

Ardiyanti, R. (2019), Pengaruh transparansi, akuntabilitas, partisipasi


masyarakat dalam pengelolaan dana desa terhadap pemberdayaan
masyarakat pada Desa Woro Kecamatan Kragan Kabupaten
Rembang (Doctoral dissertation, UIN Walisongo).

Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan


Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Edisi Kedua, Jakarta:
Prenadamedia Group, 2005.

Damayanti, Wienda. (2018), Transparansi Dan Akuntabilitas Pemerintah Desa


Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa, Surakarta.

Fitri dan Alfi. (2019), Pengaruh Transparansi Dan Akuntabilitas Terhadap


Pengelolaan Keuangan Desa (Studi pada Pemerintah Desa di Kabupaten
Garut), Jurnal Ilmiah Bisnis, Pasar Modal, dan UMKM Volume. 2, No.1,
Juni 2019

Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21


Update PLS Regresi, Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
2013.

Herlianto, Didit, “Manajemen Keuangan Desa”, (Yogyakarta : Gosyen


Publishing, 2017)

Iqbal, Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi dan Aplikasinya, (Bogor: Ghalia


Indonesia, 2012).

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern, Volume 13 (4), 2018.

Karimah, Faizatul, Dkk, Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Pemberdayaan


Masyarakat (Studi pada Desa Deket Kulon Kecamatan Deket Kabupaten

31
73

Lamongan), Malang
Lina dan Mawar, Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Upaya
Meningkatkan Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat, Jurnal
Bisnis dan Manajemen Islam, BISNIS, Vol. 3, No. 1, Juni 2015

Mahfudz. (2009), Analisis Dampak Alokasi Dana Desa (ADD) Terhadap


Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan Desa., Jurnal Organisasi
dan Manajemen., Volume 5, Nomor 1.

Nordiawan, Dedi, 2006, Akuntansi Sektor Publik, Jakarta : Salemba Empat

Nurhayati, Dies. (2017), Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam


Upaya Meningkatkan Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat,
Pasuruan.

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan


Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang Bersumber
Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara

Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan desa.

Rahmi, Nursi, Halmawati, Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (Studi Kasus


Pada Desa-Desa Di Wilayah Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten
Pasaman Barat) Jurnal Eksplorasi Akuntansi Vol. 1, No 1, Seri B,
Februari 2019, Hal 159-180

Savitri, D. A. M., & Kurniasari, D. (2019). Peran Laporan Keuangan Dan Sistem
Pengendalian Internal Terhadap Optimalisasi Penyusunan Anggaran
Dana Desa Di Kabupaten Boyolali. Balance Vocation Accounting
Journal, 3(2), 35-51.

Sujarweni, V. Wiratna, “Akuntansi Desa : Panduan Tata Kelola Keuangan


Desa”. (Yogyakarta : Pustaka Baru Press, 2015)

Sukmawati, F., & Nurfitriani, A. (2019). Pengaruh Transparansi dan


Akuntabilitas terhadap Pengelolaan Keuangan Desa. Jurnal ilmiah bisnis,
pasar modal dan umkm, 2(1), 52-66, 2019
74

Tahir, Arifin, Kebijakan Publik & Transparansi Penyelenggaraan Pemerintah


Daerah. Bandung : Alfabeta, 2014

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Umi, S.,(2019), Pengaruh Transparansi, Partisipasi Masyarakat, Dan


Akuntabilitas Terhadap Pengelolaan Dana Desa Di Kabupaten
Ponorogo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Ponorogo).

Wida ,Siti Ainul et al. Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di
Desa-desa Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi. E-journal
Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, Volume IV (2), 2017.

Yuliansyah & Rusmianto, Akuntansi Desa. Jakarta : Salemba Empat, 2016

\
75

LAMPIRAN
76

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS TERHADAP

PENGELOLAAN DANA DESA

(Studi Kasus 10 Desa di Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara)

Oleh:

Siti Rutbatul Ulya

T02170217

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

STIE TOTALWIN SEMARANG

2020
77

Hal : Permohonan menjadi responden


Kepada : Responden yang terhormat

di Mayong

Dengan hormat,

Saya adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi

Stie Totalwin Semarang. Saat ini saya sedang melakukan penelitian ilmiah

untuk penulisan skripsi guna penyelesaian studi saya.

Dengan ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara(i) untuk

mengisi kuesioner ini. Pendapat Bapak/Ibu/Saudara(i) merupakan data yang

sangat berarti dalam menentukan keberhasilan penelitian saya ini. Saya

akan melindungi kerahasiaan informasi yang anda berikan.

Atas perhatian, kerjasama dan bantuannya saya ucapkan banyak

terima kasih.

Jepara, Maret 2021

Hormat Saya,

Siti Rutbatul Ulya


78

Transparansi Dana Desa

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

1. Adanya musyawarah yang


melibatkan masyarakat

2. Adanya akses informasi dan


keterbukaan yang jelas
mengenai perencanaan, dan
pelaksanaan

3. Adanya akses informasi dan


keterbukaan yang jelas
mengenai
pertanggungjawaban

Akuntabilitas Dana Desa


79

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

1. Pelaksanaan belanja desa


didasarkan pada prinsip
hemat, tidak mewah, efektif,
efisien dan sesuai peraturan
perundang-undangan

2. Tercapainya tujuan dalam


pengelolaan dana desa dalam
satu tahun anggaran.

3. Adanya keterlibatan
pemerintah desa dalam
pengelolaan
dana desa

4. Pencatatan belanja,
pendapatan dan pembiayaan
didasarkan pada
kelengkapannya

5. Adanya pengawasan oleh tim


pelaksana

Pengelolaan Dana Desa


80

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

1. Penyusunan laporan dana


desa dilakukan sesuai dengan
prinsip-prinsip penganggaran

2. Pengajuan anggaran disertai


dokumen perencanaan dan
penganggaranbn yang
diajukan sebagai dasar
penyusunan APBDes

3. Jumlah belanja yang


dianggarkan dalam APBDes
merupakam batas tertinggi
untuk setiap pengeluaran
belanja

4. Penyusunan RKP-Desa untuk


program dan kegiatan yang
direncanakan dalam tahun
anggaran berikutnya
81

Lampiran 1. Data SPSS

NO TRANSPARANSI (X1) TOTAL


RESPONDEN X1.1 X1.2 X1.3 X1
1 5 5 5 15
2 5 5 4 14
3 5 5 4 14
4 4 4 4 12
5 4 4 4 12
6 4 4 4 12
NO 7 4 AKUNTABILITAS
4 4 (X2) 12 TOTAL
RESPONDEN X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 11
8 4 4 3 X2.5 X2
1 9 5 4 5 4 5 3 5 11 5 25
2 10 5 5 45 4 5 4 15 5 22
3 11 5 5 45 5 5 4 15 4 22
4 12 4 4 54 4 4 4 12 4 21
5 13 5 4 5 4 5 4 5 12 5 25
6 14 4 4 54 4 4 4 12 4 21
7 15 4 4 4 4 4 4 4 12 4 20
8 16 3 4 44 5 4 4 12 4 20
17 5 5 5 15
9 5 5 5 5 5 25
18 5 5 5 15
10 5 5 5 5 5 25
19 5 5 5 15
11 5 5 5 5 5 25
20 5 5 5 15
12 4 4 4 4 4 20
21 4 4 4 12
13 4 4 4 4 4 20
22 5 5 5 15
14 4 4 4 4 4 20
23 5 5 4 14
15 4 4 4 4 4 20
24 5 5 5 15
16 4 4 4 4 4 20
25 5 5 5 15
17 26 5 5 55 5 5 5 15 5 25
18 27 5 5 55 5 5 5 15 5 25
19 28 5 5 55 5 5 5 15 5 25
20 29 5 5 55 5 5 5 15 5 25
21 30 4 5 45 4 5 4 15 4 20
22 31 3 5 35 4 5 4 15 4 18
23 32 4 4 44 4 3 4 11 4 20
24 33 4 4 44 4 4 4 12 4 20
25 34 5 4 54 5 3 5 11 5 25
26 35 5 4 54 5 5 5 13 5 25
27 36 5 4 54 5 4 5 12 5 25
28 37 5 5 55 5 5 5 15 5 25
29 38 5 5 55 5 5 5 15 5 25
30 39 5 4 54 5 4 5 12 5 25
31 40 5 5 55 5 5 5 15 5 25
32 4 4 4 4 4 20
33 4 4 4 4 4 20
34 3 4 4 4 4 19
35 5 5 5 5 5 25
36 4 4 4 4 4 20
37 5 5 5 5 5 25
38 5 5 5 5 5 25
39 5 5 5 3 5 23
40 5 5 5 5 5 25
82

NO PENGELOLAAN DANA DESA (Y) TOTAL


RESPONDEN Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y
83

1 5 5 5 5 20
2 4 5 4 4 17
3 5 5 4 4 18
4 4 4 3 4 15
5 5 5 5 5 20
6 3 4 3 3 13
7 4 4 4 4 16
8 4 4 4 4 16
9 5 5 5 4 19
10 5 5 5 5 20
11 5 5 5 5 20
12 3 4 4 4 15
13 4 4 4 4 16
14 4 4 4 4 16
15 4 4 4 4 16
16 4 4 4 4 16
17 5 5 5 5 20
18 5 5 5 5 20
19 5 5 5 5 20
20 5 5 5 5 20
21 4 4 4 4 16
22 4 3 4 4 15
23 4 4 4 4 16
24 4 4 4 4 16
25 5 5 5 5 20
26 5 5 5 5 20
27 5 5 5 5 20
28 5 5 5 5 20
29 5 5 5 5 20
30 5 5 5 5 20
31 5 5 5 5 20
32 4 4 4 4 16
33 4 4 4 4 16
34 4 4 4 4 16
35 4 4 4 4 16
36 4 4 4 4 16
37 5 5 5 5 20
38 5 5 5 5 20
39 4 4 4 4 16
40 5 5 5 5 20
84

Lampiran 2. Statistik Deskriptif

Hasil uji Statistic Deskriptif Variabel Transparansi

Tanggapan Responden
Variab
Rata-
el STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) N Kategori
rata
X1
f % f % f % f % f %

0,0 0,0 Sangat


X1.1 0 0,00 0 0 17 7,50 23 57,50 40 4.561
0 0 Setuju

0,0 0,0 Sangat


X1.2 0 0,00 0 0 17 42,50 23 57,50 40 4.561
0 0 Setuju

0,0 10, Sangat


X1.3 0 0,00 0 4 17 42,50 19 47,50 40 4.5
0 00 Setuju

Hasil uji Statistic Deskriptif Variabel Akuntabilitas

Tanggapan Responden
Variabel Rata-
N Kategori
X2 STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) rata
f % f % f % f % f %

Sangat
X2.1 0 0,00 0 0,00 3 7,50 14 35,00 23 57,50 40 4.5
Setuju

Sangat
X2.2 0 0,00 0 0,00 1 2,50 16 40,00 23 57,50 40 4.55
Setuju

Sangat
X2.3 0 0,00 0 0,00 0 0.00 17 42,50 23 57,50 40 4.575
Setuju

Sangat
X2.4 0 0,00 0 0,00 1 2,50 19 47,50 20 50,00 40 4.475
Setuju

Sangat
X2.5 0 0,00 0 0,00 0 0.00 18 45,00 22 55,00 40 4.55
Setuju

Hasil uji Statistic Deskriptif Variabel Pengelolaan Dana Desa


85

Tanggapan Responden
Variab Rata- Katego
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) N
el Y rata ri
f % f % f % f % f %

Sangat
Y1.1 0 0,00 0 0,00 2 5,00 18 45,00 20 50,00 40 4.45
Setuju

Sangat
Y1.2 0 0,00 0 0,00 1 2,50 18 45,00 21 52,50 40 4.46
Setuju

Sangat
Y1.3 0 0,00 0 0,00 1 2,50 19 47,50 20 50,00 40 4.45
Setuju

Sangat
Y1.4 0 0,00 0 0,00 1 2,50 21 50,00 18 45,00 40 4.35
Setuju
86

Lampiran 3. Uji Validitas

Correlations

X1.1 X1.2 X1.3 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 Y.1 Y.2 Y.3 Y.4

X1.1 Pearson
1 1.000** .773** .556** .359* .544** .602** .596** .690** .642** .655** .709**
Correlation

Sig. (2-
.000 .000 .000 .023 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X1.2 Pearson
1.000** 1 .773** .556** .359* .544** .602** .596** .690** .642** .655** .709**
Correlation
Sig. (2-
.000 .000 .000 .023 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X1.3 Pearson
.773** .773** 1 .596** .498** .518** .647** .621** .563** .482** .591** .709**
Correlation
Sig. (2-
.000 .000 .000 .001 .001 .000 .000 .000 .002 .000 .000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2.1 Pearson
.556** .556** .596** 1 .797** .760** .686** .874** .738** .866** .707** .692**
Correlation
Sig. (2-
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
87

X2.2 Pearson
.359* .359* .498** .797** 1 .774** .716** .820** .630** .753** .598** .646**
Correlation
Sig. (2-
.023 .023 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2.3 Pearson
.544** .544** .518** .760** .774** 1 .746** .849** .828** .785** .795** .767**
Correlation
Sig. (2-
.000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2.4 Pearson
.602** .602** .647** .686** .716** .746** 1 .785** .810** .792** .851** .836**
Correlation
Sig. (2-
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2.5 Pearson
.596** .596** .621** .874** .820** .849** .785** 1 .776** .826** .826** .801**
Correlation
Sig. (2-
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y.1 Pearson
.690** .690** .563** .738** .630** .828** .810** .776** 1 .852** .893** .887**
Correlation
Sig. (2-
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
88

Y.2 Pearson
.642** .642** .482** .866** .753** .785** .792** .826** .852** 1 .817** .799**
Correlation
Sig. (2-
.000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y.3 Pearson
.655** .655** .591** .707** .598** .795** .851** .826** .893** .817** 1 .925**
Correlation
Sig. (2-
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y.4 Pearson
.709** .709** .709** .692** .646** .767** .836** .801** .887** .799** .925** 1
Correlation

Sig. (2-
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
89

Lampiran 4. Uji Reliabilitas

Cronbach’s
Alpha If
Jumlah Cronbach’s
No Variabel Item Ket.
pertanyaan Alpha
Deleted

Pengelolaan
1. 4 0.932 0.60 Reliable
Dana Desa (Y)

Transparansi
2. 3 0.932 0.60 Reliable
(X1)

Akuntabilitas
3. 5 0.932 0.60 Reliable
(X2)
90

Lampiran 5. Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Predicted Value

N 40
Normal Parameters a,b
Mean 22.9500000
Std. Deviation .95904627
Most Extreme Differences Absolute .200
Positive .200
Negative -.164
Test Statistic .200
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .067d

99% Confidence Interval Lower Bound .061

Upper Bound .074

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.

Uji Multikolienaritas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Model Coefficients Coefficients t Sig. Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 24.924 4.826 5.165 .000

1 Transparansi .154 .100 .244 1.538 .132 .947 1.056

Akuntabilitas -.216 .177 -.194 -1.221 .230 .947 1.056

a. Dependent Variable: Pengelolaan Dana Desa


91

Uji heteroskedastisitas

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3.427 2.236 1.532 .134

Transparansi -.059 .046 -.209 -1.264 .214

Akuntabilitas -.002 .082 -.004 -.025 .980

a. Dependent Variable: RES2

Coefficientsa

Standardize
Unstandardized
d
Model Coefficients t Sig.
Coefficients

B Std. Error Beta


(Constant) -1.170 1.461 -.801 .428
X1.Transpara
1 .336 .123 .245 2.732 .010
nsi
X2.Akuntabil
.638 .078 .732 8.174 .000
itas
a. Dependent Variable: Y.PengelolaanDanaDesa

Uji Regresi Berganda

Lampiran 6. Hasil Uji-F


Tabel 4.9
Uji statistik f
92

Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares

Regression 152.194 2 76.097 87.425 .000b


1
Residual 32.206 37 .870
Total 184.400 39

a. Dependent Variable: Y.PengelolaanDanaDesa

b. Predictors: (Constant), X2.Akuntabilitas, X1.Transparansi

Lampiran 7. Hasil Uji-T

Standardize
Unstandardized
d
Model Coefficients t Sig.
Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -1.170 1.461 -.801 .428


1
X1.Transparansi .336 .123 .245 2.732 .010
X2.Akuntabilitas .638 .078 .732 8.174 .000

Lampiran 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square
Estimate
93

1 .908a .825 .816 .93297

Model Summaryb

Lampiran 10. Dokumentasi Pengisian Keusioner


94

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Siti Rutbatul Ulya

2. Tempat & Tanggal Lahir : Jepara, 31 Agustus 1997

3. Alamat Rumah : Desa Buaran Rt 01 Rw 01 Mayong

4. Hp : 085800565311

5. E-mail : sitirutbatululya@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan

1. MI Kedungombo

2. MTs. Kedungombo

3. SMK Islam Manba’ul Ulum


95

Jepara, Juni 2021

Siti Rutbatul Ulya


NIM: T02170217

Anda mungkin juga menyukai