Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Elma Iryanti
NIM. 11180183000006
i
ABSTRACT
Elma Iryanti (NIM: 11180183000006). “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran
Daring dan Luring pada Masa Covid-19 di Kelas IV SDN Makasar 01 Pagi,
Jakarta Timur”
This purpose of this study is to identify and describe the process of
implementing online learning and offline learning, as well as the impact of online
and offline learning on learning implementation in fourth grade at SDN Makasar
01 Pagi during the Covid-19 period. The descriptive qualitative method was used
in this study, with data collected through observation, interviews and
documentation. The results obtained indicate that: (1) In the implementation of
online learning through Whatsapp and Google Classroom. Whatsapp as a medium
of communicate with students and parents, as well as to share educational
information. Meanwhile, Google Classroom is used as a medium to deliver learning
materials. The difficulty in implementing online learning is that students frequently
struggle to understand the material, which causes them to become unmotivated, and
there are also parents who have difficulty accompanying their children. (2) Offline
learning or face-to-face learning takes places in school. However, the student
attendance is limited to 50% i.e. half of class is divided based on a list of student
names, with health protocols to anticipate the spread of COVID-19. The duration
of learning is shortened by condensing the material and learning activities should
be limited to the classroom. One of the factors that encourage students to be
enthusiastic about offline learning is to meet their friends. Students can also better
understand the learning materials delivered because they can ask directly to the
teacher if they have any question. (3) The implementation of online and offline
learning cannot be separated from positive and negative impact, such as that
children can be closer and may spend more time with their families, teachers,
friends and also parents can gain a better understanding of technology. The
negative effect include difficulties communicating with teachers and their
classmates, as well as a sensation of boredom that causes students to become
sluggish and unable to comprehend the material presented. Offline learning also
has a negative impact, such as, when a proven case of COVID-19 is discovered in
the education unit. While the positive impacts are that students are optimistic
because they are able to get the most out of their learning, therefore they can ask
directly to the teacher if there in any material that they do not understand and lastly
they can communicate with their friends and teachers directly during the learning
process.
Keywords: Online Learning, Offline Learning, Positive Impact, Negative Impact
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan beribu-ribu macam nikmat kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran
Daring dan Luring pada Masa Covid-19 di Kelas IV SDN Makasar 01 Pagi,
Jakarta Timur”. Shalawat serta salam tak lupa dipanjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua dari zaman jahiliyah sampai
zaman modern seperti sekarang ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, banyak sekali keterbatasan yang dimiliki
oleh penulis. Namun syukur alhamdulillah berkat doa dan dukungan dari berbagai
pihak penulis dapat menyelesaikannya. Oleh sebab itu, penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, arahan, bimbingan serta dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Ucapan terimakasih khususnya penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, Lc., M.A., Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Asep Ediana Latip, M.Pd., Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah yang telah memberikan arahan, motivasi dan memudahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Rohmat Widiyanto, M.Pd., Sekertaris Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan
arahan dan motivasi kepada penulis.
5. Dr. Fauzan, M.A., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, bantuan, motivasi dan
arahan yang sangat bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu selama
perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini dengan
sebaik-baiknya.
7. Aminah, S.Pd., M.M., Kepala Sekolah SDN Makasar 01 Pagi yang telah
memberikan izin dan membantu penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah yang beliau pimpin.
8. Wuri Haswa Lalita S.Pd., Guru kelas IV-A SDN Makasar 01 Pagi yang telah
membantu dan membimbing dalam proses penelitian.
9. Siswa-siswi kelas IV SDN Makasar 01 Pagi beserta para orang tua/ wali
siswa yang telah membantu penulis untuk melakukan penelitian ini.
10. Papa dan Mama tersayang, yaitu Bapak Budi Haryanto dan Ibu Siti Maryati
yang selalu mendukung, membimbing, memotivasi serta memberi semangat
iii
terutama doa restu sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan
sampai akhirnya penulis mendapatkan gelar Sarjana.
11. Adik, Kakak, Bude, Pakde, Bunda, Om, dan seluruh keluarga besar yang
selalu mendoakan dan memberi semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan
kelancaran dalam setiap urusannya.
12. Teruntuk sahabat-sahabatku yang selalu berbagi semangat, motivasi serta
doa, Indira Salamah, Savira Melani, Farhanisa, Safta Azis, Diva
Nurhamydah, Ilham Budi, Annisa Rasunawati, Syifa Fairuz, Fatah Rizky,
Adimas Kusuma, Ali Akbar, Hani Nurkhofifah, Devi Juliana. Semoga Allah
selalu memberikan kesehatan dan kelancaran dalam setiap urusannya.
13. Teman-teman HMPS PGMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
menjadi teman berproses selama masa perkuliahan.
14. Teman-teman PGMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2018 yang
telah berjuang bersama sejak awal kuliah hingga akhirnya dan merajut kisah
indah bersama yang dapat dikenang selama menempuh perkuliahan.
15. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, namun tidak
mengurangi rasa hormat penulis.
Penulis berharap semoga Allah SWT membalas segala kebaikan atas doa
dan dukungan yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari dalam
penyusunannya masih terdapat kekeliruan dan kesalahan, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
banyak pihak. Aamiin…
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
v
B. Metode Penelitian....................................................................................23
C. Desain Penelitian .....................................................................................24
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................24
E. Instrumen Penelitian................................................................................25
F. Teknik Analisis Data ...............................................................................26
G. Keabsahan Data .......................................................................................27
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................56
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai proses perubahan perilaku. Pendidikan juga
berarti “Suatu proses pengembangan pribadi seseorang, misalnya
kemampuan akademis, relasional, minat, bakat, kemampuan fisik atau
artistik”. UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1, menyatakan
bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk menciptakan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Pendidikan dimulai dari keluarga, lingkungan dan sekolah. Pendidikan pada
sekolah merupakan pendidikan formal yang pelaksanaannya melibatkan
guru dan peserta didik atau peserta didik dengan peserta didik lainnya, untuk
melakukan kegiatan belajar mengajar dan saling berinteraksi.
Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran yang
interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang untuk mendorong
peserta didik berpartisipasi aktif, dengan ruang yang cukup bagi peserta
didik untuk aktif, kreatif dan mandiri yang sesuai dengan bakat, minat,
perkembangan fisik dan psikisnya. Untuk itu, setiap satuan pendidikan
melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proses pembelajaran
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi ketercapaian kompetensi
lulusan.2
Indonesia saat ini sedang mengalami pandemi virus baru, tidak
hanya di Indonesia tetapi juga berbagai negara di dunia terkena dampak
serius dari virus ini. World Health Organization (WHO) menamai virus ini
Severe Acute Resporatory Syndrome coronavirus-2. Penyakit itu disebut
Coronavirus Disease 2019.3 Virus baru ini telah menyebar dengan cepat
dan luas ke seluruh dunia menyebabkan banyak perubahan di berbagai
aspek kehidupan.
Pemerintah Indonesia mengimbau masyarakat untuk membatasi
adanya interaksi sosial (social distancing) terkait penyebaran wabah Covid-
19. Berbagai kebijakan pemerintah telah memberikan dampak sangat besar
di berbagai bidang, khususnya dalam bidang pendidikan di Indonesia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) telah menerbitkan Surat
1
Undang-Undang Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
2003.
2
Fauzan and Maulana Arafat Lubis, Perencanaan Pembelajaran di SD/MI: Dilengkapi Tutorial
Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013, (Jakarta: Kencana, 2020). p. 42.
3
Ririn Noviyanti Putri, ‘Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Covid-19’, Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 20.2 (2020), p. 706.
1
2
4
Ria Yunitasari and Umi Hanifah, ‘Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Minat Belajar Siswa
pada Masa Covid 19’, Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2.3 (2020), p. 241.
3
5
Theresia Endang Sulistyawati, ‘Perspektif Aksiologi terhadap Penurunan Minat Belajar Anak di
Masa Pandemi’, Aksiologi: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, 1.1 (2020), p. 34–35.
4
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan yang dapat diteliti, antara lain:
1. Orang tua merasa kesulitan membimbing anaknya saat pembelajaran
daring karena terbatasnya pendidikan yang dimiliki.
2. Peserta didik pasif dalam pembelajaran daring dan guru hanya
memberikan materi dan tugas kepada peserta didik.
3. Guru sulit untuk mengamati emosional dalam pendidikan yang
dilakukan.
4. Perubahan karakter peserta didik berbeda jauh dengan pembelajaran
tatap muka sebelum pandemi.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan yang dipaparkan penulis tidak meluas pada hal-
hal yang tidak seharusnya dibahas, maka penulis berfokus membatasi
permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Proses pelaksanaan pembelajaran daring.
2. Proses pelaksanaan pembelajaran luring.
3. Dampak pembelajaran daring luring terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
4. Penelitian ini dibatasi hanya pada kelas IV-A di SDN Makasar 01 Pagi.
D. Rumusan Masalah
6
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini
bertujuan:
1. Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran daring pada
masa covid-19 di kelas IV SDN Makasar 01 Pagi.
2. Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran luring pada
masa covid-19 di kelas IV SDN Makasar 01 Pagi.
3. Untuk mendeskripsikan dampak pembelajaran daring dan luring
terhadap pelaksanaan pembelajaran pada masa covid-19 di kelas IV
SDN Makasar 01 Pagi.
F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan atau manfaat dari penelitian ini:
1. Segi Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi,
pengetahuan dan informasi dalam melaksanakan proses kegiatan belajar
mengajar.
2. Segi Praktis
a. Bagi Guru, dapat menambah informasi dan inovasi guru dalam
melakukan kegiatan pembelajaran.
b. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini hendaknya bermanfaat sebagai
informasi kepada bagi sekolah untuk memperhatikan hal-hal yang
berkaitan tentang proses pelaksanaan pembelajaran.
c. Bagi Peneliti, sebagai calon guru, dapat menjadi refrensi dan
menambah wawasan serta pengetahuan yang berkaitan dengan
proses pelaksanaan pembelajaran selama pandemi covid-19.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Landasan Teoritis
1. Pembelajaran di Masa Covid-19
a. Pengertian Pembelajaran
Kata pembelajaran merupakan kombinasi dari dua kegiatan
yaitu belajar dan mengajar. Menurut KBBI, pembelajaran berarti
proses atau cara pembuatan menjadikan makhluk hidup belajar.
Dapat dikatakan bahwa pembelajaran sebagai hasil dari memori,
persepsi dan metakognisi yang mempengaruhi pemahaman.
Pembelajaran mempengaruhi pemahaman sebagai hasil dari
memori, persepsi, dan metakognisi. Pembelajaran adalah proses
belajar yang dirancang oleh guru untuk meningkatkan kemampuan
belajarnya dengan mengembangkan berpikir kreatif yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik dan kemampuan
membangun pengetahuan baru.
Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa
pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan guru
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.7 Miarso (dalam
Yuberti, 2014) berpendapat bahwa pembelajaran adalah usaha
pendidikan yang sengaja dilakukan dengan tujuan yang telah
ditentukan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan dan
pelaksanaannya dikendalikan.8
Pembelajaran adalah proses belajar yang dirancang oleh
guru untuk meningkatkan keterampilan belajarnya dengan
mengembangkan pemikiran kreatif yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir peserta didik dan kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru.9 Setiap guru harus memahami sistem
pembelajaran, Dengan pemahaman, guru akan memahami tujuan
pembelajaran, proses pembelajaran, serta pemanfaatan setiap
komponen dalam proses kegiatan untuk mencapai dan mengetahui
keberhasilan pencapaian tersebut.
7
UU No.20 Tahun 2003.
8
Yuberti, Teori Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar dalam Pendidikan (Lampung:
Anugerah Utama Raharja, 2014). p. 13.
9
Lefudin, Belajar dan Pembelajaran: Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi
Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish,
2017), p. 14.
7
8
b. Tujuan Pembelajaran
Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan proses yang
berorientasi pada tujuan di mana antara siswa maupun guru berusaha
melakukan kegiatan pembelajaran guna mencapai hasi belajar yang
maksimal. Tujuan pembelajaran terdiri dari tujuan instruksional,
instruksional umum dan intruksional khusus (sasaran belajar).
Ketiga jenis tujuan tersebut memiliki hirarki yang jelas, di mana
tujuan instruksi awal dipaparkan melalui tujuan instruksional umum
kemudian dipaparkan pula menjadi sejumlah tujuan instruksi awal
khusus.11 Tujuan pembelajaran adalah kemampuan yang harus
diperoleh setelah siswa menyelesaikan proses pembelajaran yang
menjadi dasar penentuan isi pembelajaran dan metode pembelajaran
dengan mengukur hasil belajar setelah menyelesaikan proses
pembelajaran. Pada dasarnya tujuan pembelajaran merupakan suatu
harapan, yakni hasil belajar yang diharapkan dari peserta didik.
Tujuan pembelajaran dibuat oleh guru, rumusnya
mengandung empat komponen yang disingkat dengan ABCD, yaitu:
1) Audience (peserta didik); 2) Behavior (perilaku yang diharapkan);
3) Condition (metode yang digunakan); dan 4) Degree (tingkatan
pencapaian yang diharapkan).12 Tujuan pembelajaran harus
dirumuskan dengan jelas, karena dengan tujuan jelas dapat menjadi
tolak ukur keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri. Tujuan
pembelajaran tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). RPP merupakan komponen penting dalam kurikulum tingkat
satuan pendidikan dan harus dikembangkan secara profesional.13
10
Yuberti, p. 13.
11
Antoni Iswantoro, Belajar dan Pembelajaran ‘dari Teori Menuju Aksi’ (Gresik: CV. Jendela
Sastra Indonesia Press, 2020), p. 51.
12
Nofrion, Komunikasi Pendidikan: Penerapan Teori dan Konsep Komunikasi dalam Pembelajaran
(Jakarta: Kencana, 2016), p. 149.
13
Destriani, Destriana, and Giartama, Teknik Pembelajaran Permainan Bola Voli Mix (Palembang:
Bening Media Publishing, 2020), p. 10.
9
d. Pandemi Covid-19
Indonesia saat ini sedang mengalami pandemi virus baru,
tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara di dunia
yang terkena dampak serius dari virus ini. World Health
Organization (WHO) telah menamai virus ini Severe Acute
Resporatory Syndrome coronavirus-2. Penyakit itu disebut
Coronavirus Disease 2019.16 Coronavirus Disease 2019 atau
disingkat dengan Covid-19 merupakan penyakit jenis baru pada
manusia yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya. Virus
tersebut yang disebabkan oleh SARS-COV-2 merupakan virus RNA
14
Achmad Rifa’i and Catharina Tri Anni, ‘Psikologi Pendidikan’, Semarang: Pusat Pengembangan
MKU-MKDK Unnes, 2012, p. 159.
15
Lambok Amran Adrianto, ‘Kinerja Tutor dalam Proses Pembelajaran Paket C’, Jurnal Ilmiah Visi,
5.2 (2010), p. 125.
16
Ririn Noviyanti Putri, p. 706.
10
2. Pembelajaran Daring
a. Pengertian Pembelajaran Daring
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), daring
memiliki arti dalam jaringan, dihubungkan melalui jaringan
komputer, internet, dan sebagainya. Pembelajaran daring adalah
istilah dari pembelajaran online atau pembelajaran jarak jauh
(learning distance) yang sudah banyak dikenal masyarakat dan
akademik. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang
berlangsung melalui koneksi jaringan, di mana guru dan peserta
didik tidak bertatap muka secara langsung. Dabbagh dan Ritland
(dalam Arnesi dan Hamid, 2015) “pembelajaran daring merupakan
sistem pembelajaran terbuka dan tertebar dengan menggunakan alat
bantu pendidikan atau perangkat pedagogi dengan internet dan
teknologi berbasis jaringan untuk memfasilitasi pembentukan proses
belajar dan pengetahuan lewat tindakan dan interaksi yang
11
17
Novita Arnesti and Abdul Hamid, ‘Penggunaan Media Pembelajaran Online–Offline dan
Komunikasi Interpersonal terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris’, Jurnal Teknologi Informasi &
Komunikasi dalam Pendidikan, 2.1 (2015), p. 88.
18
Wahyu Aji Fatma Dewi, ‘Dampak Covid-19 terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di
Sekolah Dasar’, Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2.1 (2020), p. 56.
19
Ali Sadikin and Afreni Hamidah, ‘Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19 (Online
Learning in the Middle of the Covid-19 Pandemic)’, Biodik, 6.2 (2020), p. 216.
20
Minanti Tirta Yanti, Eko Kuntarto, and Agung Rimba Kurniawan, ‘Pemanfaatan Portal Rumah
Belajar Kemendikbud sebagai Model Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar’, Adi Widya: Jurnal
Pendidikan Dasar, 5.1 (2020), p. 62.
21
Abdulrahman A. Mirza, ‘Is E-Learning Finally Gaining Legitimacy in Saudi Arabia’, Saudi
Computer Journal, 6.2 (2007), p. 1–14.
22
Abdullah Alshwaier, Ahmed Youssef, and Ahmed Emam, ‘A New Trend for E-Learning in KSA
Using Educational Clouds’, Advanced Computing, 3.1 (2012), p. 82.
23
Ibid.
12
24
Nunu Mahnun, ‘Implementasi Pembelajaran Online dan Optimalisasi Pengelolaan Pembelajaran
Berbasis Online di Perguruan Tinggi Islam dalam Mewujudkan World Class University’, IJIEM:
Kajian Teori dan Hasil Penelitian Pendidikan, 1.1 (2018), p. 32–33.
13
25
Albert Efendi Pohan, Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah (Purwodadi: CV.
Sarnu Untung, 2020), p. 6–7.
14
26
Mohammad Yazdi, ‘E-Learning sebagai Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi
Informasi’, Foristek, 2.1 (2012), p. 147.
27
Ibid.
28
Tofan Stofiana, ‘Persepsi Guru Bahasa Indonesia tentang Belajar Daring Akibat Dampak
Pandemik Covid-19 di SMP Negeri 12 Baubau’, JEC (Jurnal Edukasi Cendekia), 5.1 (2021), p. 46.
15
29
Ibid., p. 47.
30
Ibid., p. 47–48.
16
3. Pembelajaran Luring
a. Pengertian pembelajaran luring
Menurut KBBI, luring adalah akronim dari ‘luar jaringan’
atau terputus jaringan komputer. Peserta didik belajar melalui buku
pegangan atau pertemuan secara langsung.31 Menurut Kartini &
Rusman dan Tani & Ekawari (dalam Chairun, 2021) pembelajaran
luring adalah sistem pembelajaran yang membutuhkan tatap muka.32
Pembelajaran luring dapat didefinisikan sebagai bentuk
pembelajaran yang tidak terhubung koneksi internet sama sekali.
Sistem pembelajaran luring berarti pembelajaran dengan
menggunakan media33 seperti buku, modul, bahan ajar cetak dan
sebagainya. Pembelajaran luring sama seperti sistem pembelajaran
tatap muka atau offline karena guru dapat memantau dan melihat
perkembangan pembelajaran anak secara langsung tanpa lewat
akses internet. Pembelajaran luring mengacu pada segala upaya
yang dapat membuat seseorang belajar dan membangkitkan diri
seseorang dalam peristiwa belajar.34 Pembelajaran luring dirancang
khusus untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa, terutama
dalam hal memahami sesuatu yang bersifat pengetahuan dan
menjelaskannya secara keseluruhan sesuai dengan pengetahuan
prosedural dan deklaratif yang direkomendasikan secara berangsur-
angsur.35
Dengan metode pembelajaran luring, semua peserta berada
dalam satu tempat atau ruangan yang sama, hadir secara fisik dan
31
Ayusi Perdana Putri and others, ‘Strategi Pembelajaran Melalui Daring dan Luring selama
Pandemi Covid-19 di Sd Negeri Sugihan 03 Bendosari’, Prima Magistra: Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 2.1 (2021), p. 6.
32
Chairun Nisyah Rambe, ‘Strategi Pembelajaran melalui Daring dan Luring dalam Masa Pandemi
Covid-19 di Sekolah Dasar’, in Prosiding Seminar Nasional, 2021, p. 7–8.
33
Yoga Mauludy Afarizi Lutfiansyah and Agatha Kristi Pramudika Sari, ‘Penerapan Pembelajaran
Daring dan Luring di Sekolah Dasar’, Jurnal Lensa Pendas, 6.2 (2021), p. 39.
34
Husamah, Pembelajaran Bauran (Blended Learning), (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2014), p. 83.
35
Catur Wulandari and Suhartiningsih, ‘Implementasi Model Pembelajaran Langsung untuk
Meningkatkan Kompetensi Penataan Sanggul Gala Siswa Kelas XI Tata Kecantikan Rambut SMK
Negeri 1 Sooko Mojokerto’, Jurnal Tata Rias, 5.03 (2016), p. 45.
17
36
Lutfiansyah and Sari, p. 41.
37
Annisa Nurul Fadhilah, ‘Peran Guru pada Proses Pembelajaran Luring dalam Perkembangan
Sosial Emosional Anak Usia Dini di TK Islam Perkemas Bandar Lampung", in Skripsi UIN Raden
Intan Lampung, 2021, p. 59.
18
38
Ibid., p. 13
39
Ibid, p. 59.
40
Ibid., p. 59-60
41
Lilis Setianingrum, ‘Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Pembelajaran
Daring dan Pembelajaran Luring pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas X Di MA Ma’arif
Klego.’ in Skripsi IAIN Ponorogo, 2021, p. 21.
19
42
Najamuddin Petta Solong, ‘Manajemen Pembelajaran Luring Dan Daring Dalam Pencapaian
Kompetensi’, Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 9.1 (2021), p. 25.
43
Ibid.
44
Rio Erwan Pratama and Sri Mulyati, ‘Pembelajaran Daring Dan Luring Pada Masa Pandemi
Covid-19’, Gagasan Pendidikan Indonesia, 1.2 (2020), p. 51.
20
45
Maria Qoriah, Siti Masitoh, and Sri Setyowati, ‘Analisis Guru dalam Menjaga Tata Kelola
Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Selama Pandemi Covid-19’, J. Obs. J. Pendidik. Anak
Usia Dini, 6.1 (2021), p. 551.
46
Muhammad Fauzi, ‘Strategi Pembelajaran Masa Pandemi Covid-19 STIT Al-Ibrohimy
Bangkalan’, Al-Ibrah, 5.2 (2020), p. 132.
47
Pratama and Mulyati, p. 51.
48
Chairun Nisyah Rambe, ‘Strategi Pembelajaran melalui Daring dan Luring dalam Masa Pandemi
Covid-19 di Sekolah Dasar’, in Prosiding Seminar Nasional, 2021, p. 7–8.
49
Pratama and Mulyati, p. 51-52.
21
Tabel 2.3
Perbedaan Pembelajaran Daring dan Luring
Daring Luring
Pengertian Dalam jaringan Luar jaringan
Media Media internet untuk bisa Media offline yang tidak
terhubung, terhubung internet, seperti
berkomunikasi, atau buku, lembar kerja, modul,
bertukar informasi radio, televisi.
melalui platfrom seperti
whatsapp grup, google
meet, google form, zoom,
dan aplikasi pembelajaran
lainnya.
Sistem Secara online, tanpa tatap Secara offline, tatap muka
muka secara langsung secara langsung
Muhammad Mahyadien, ‘Analisis Dampak Pembelajaran Daring bagi Pelajar dalam Membentuk
50
51
Pratama and Mulyati, p. 49.
52
Fadhilah, p. ii.
53
Putri and others, p. 1.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN Makasar 01 Pagi yang beralamat di Jl.
Kerja Bakti No.19, RT 1/ RW.2, Makasar, Kec. Makasar, Kota Jakarta
Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 13570. Penelitian ini dilaksanakan
pada semester II (Genap) Tahun ajaran 2021/2022.
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Kegiatan Nov Des Mar Apr Mei Jun Jul
21 21 22 22 22 22 22
Penyusunan 🗸
Proposal
Seminar 🗸
Proposal
Riset/ 🗸
Penelitian
Pengolahan dan 🗸
Analisis Data
Penulisan 🗸
Skripsi
Ujian Skripsi 🗸
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Salim dan Syahrum, 2012)
“qualitative methodologies refer to research procedures which produce
descriptive data: peoples own written or spoken words and observable
behavior”. Pendapat ini menegaskan bahwa metode penelitian kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif tentang
seseorang melalui tulisan, lisan atau ucapan dan perilaku yang dapat
diamati.54
Jenis pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif
yang bertujuan untuk menggambarkan secara akurat dan sistematis tentang
fakta dan karakteristik dari penelitian. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata
(2011), penelitian desktiptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah
54
Salim and Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif: Konsep dan Aplikasi dalam Ilmu Sosial,
Keagamaan dan Pendidikan, (Bandung: Media Citapustaka, 2012), p. 45–46.
23
24
C. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu rencana atau rancangan yang
dikembangkan oleh peneliti sebagai program kegiatan yang akan
dilakukan.56 Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif
kualitatif karena peneliti ingin menemukan fakta dan menjelaskan tentang
“pelaksanaan pembelajaran daring dan luring di kelas IV SDN Makasar 01
Pagi, Jakarta Timur” untuk mendeskripsikan secara akurat proses kegiatan
pelaksanaan pembelajaran daring, pembelajaran luring, dan dampak
pembelajaran daring luring terhadap pelaksaaan pembelajaran pada masa
covid-19.
55
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Cet. 7, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), p. 73.
56
Ismail Nurdin and Sri Hartati, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Media Sahabat Cendekia,
2019), p. 28.
57
Djaali, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2020), p. 70.
58
Ibid., p. 69.
25
Pada penelitian ini, peneliti akan mewawancarai seorang guru kelas IV-
A dan kepala sekolah SDN Makasar 01 Pagi untuk mengetahui
bagaimana proses kegiatan pelaksanaan pembelajaran daring, luring
serta dampak pembelajaran daring luring terhadap pelaksaaan
pembelajaran pada masa covid-19 dan juga menjadikan 3 peserta didik
dan 3 orang tua peserta didik kelas IV-A SDN Makasar 01 Pagi sebagai
narasumber.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi menjadi bagian sangat
penting dalam penelitian kualitatif deskriptif. Teknik dokumentasi
didefinisikan sebagai cara untuk mengumpulkan data dengan
menyimpan atau mengambil data yang sudah ada dalam dokumen atau
arsip.59
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan data tentang profil sekolah
SDN Makasar 01 Pagi secara terperinci dan juga gambar atau foto ketika
proses pelaksanaan pembelajaran dan wawancara serta beberapa
dokumen pendukung.
E. Instrumen Penelitian
1. Observasi
Penulis melakukan pengamatan langsung ke SDN Makasar 01 Pagi
dalam rangka memperoleh informasi tentang proses pelaksanaan
pembelajaran daring dan luring. Adapun instrumen observasi akan
digunakan:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Observasi
Indikator Aspek yang Diamati Butir
instrument
Pembelajaran a) Tahap persiapan pembelajaran 1a1, 1a2,
daring daring 1a3
b) Pelaksanaan pembelajaran daring 1b1, 1b2
c) Penilaian hasil belajar 1c1
d) Penutup pembelajaran daring 1d1
Pembelajaran a) Tahap persiapan pembelajaran 2a1, 2a2,
luring luring 2a3
b) Pelaksanaan pembelajaran luring 2b1, 2b2
c) Penilaian hasil belajar 2c1
d) Penutup pembelajaran luring 2d1
59
Ibid., p. 55.
26
2. Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan teknik wawancara mendalam
untuk memperoleh informasi mengenai proses pelaksanaan daring,
luring dan dampak pembelajaran luring daring terhadap pelaksaaan
pembelajaran pada masa covid-19 secara mendalam. Berikut instrumen
wawancara yang akan digunakan:
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara
Sumber Data Indikator Butir Instrumen
Kepala Pembelajaran Daring A1, A2, A3, A4, A5
Sekolah Pembelajaran Luring B1, B2, B3, B4, B5
Guru Kelas Pembelajaran Daring A1, A2, A3, A4, A5,
A6
Pembelajaran Luring B1, B2, B3, B4, B5,
B6
Peserta Didik Pembelajaran Daring A1, A2, A3, A4, A5
Pembelajaran Luring B1, B2, B3, B4,
Orang Tua Pembelajaran Daring A1, A2, A3, A4
Peserta Didik Pembelajaran Luring B1, B2, B3, B4
3. Dokumentasi
Data dari dokumen ini berkaitan dengan data kependidikan dan
pendidik, buku rencana kerja tahunan, dan laporan prestasi akademik
dan non akademik. Dalam penelitian ini, dokumen yang akan
dilampirkan sebagai pendukung data penelitian yaitu:
1. Profil Sekolah
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3. Daftar Nama Peserta didik
4. Jadwal Kegiatan Belajar Mengajar
5. Foto Kondisi Lingkungan Sekolah
6. Foto Kegiatan Pembelajaran Daring
7. Foto Kegiatan Pembelajaran Luring
8. Foto Kegiatan Wawancara
60
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2014), p. 131.
27
G. Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji kredibilitas
(credibility) dalam pengujian datanya. Uji kredibilitas (credibility)
merupakan uji kepercayaan terhadap data yang diperoleh dari hasil
penelitian kualitatif.61 Sehingga hasil penelitian yang dilakukan dapat
dipercaya dan tidak diragukan lagi sebagai sebuah karya ilmiah. Uji
kredibilitas yang dapat peneliti lakukan dapat berupa memperpanjang waktu
pengamatan, meningkatkan kecermatan, menerapkan triangulasi,
menggunakan refrensi, serta mengecek data. Pengujian kredibilitas
(credibility) peneliti menggunakan teknik triangulasi.
Triangulasi adalah uji kredibilitas yang dilakukan dengan cara
mengecek data yang diperoleh peneliti pada berbagai waktu yang telah
dilakukan dari berbagai sumber data.62 Triangulasi bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada. Triangulasi merupakan kegiatan pengumpulan data dan
informasi yang akurat dan sesuai tujuan serta fokus penelitian. Triangulasi
61
Andi Prastowo, ‘Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian’
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), p. 266.
62
I Made Laut Mertha Jaya, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Teori, Penerapan, dan
Riset Nyata (Yogyakarta: Quadrant, 2020), p. 176.
28
data bertujuan untuk menunjang dan mendapatkan data secara valid serta
memeriksa atau meninjau data yang diperoleh dari proses penelitian.
Dalam penelitian kualitatif, triangulasi mengacu pada pengumpulan
informasi data sebanyak mungkin dari berbagai sumber (manusia, latar, dan
peristiwa) dengan berbagai metode.63 Dua hal yang menguntungkan
triangulasi, yaitu: (1) mengurangi risiko mencapai kesimpulan yang terbatas
pada metode dan sumber data tertentu dan (2) meningkatkan validitas
kesimpulan dan menanamkannya pada ranah yang lebih luas.64 Menurut
Patton (dalam Lexy J. Moleong, 2012) ada dua strategi, yaitu (1)
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa
sumber data dengan menggunakan metode yang sama.65
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik, yaitu
peneliti menggunakan teknik yang berbeda untuk mendapatkan sumber
yang sama. Teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah berupa
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti melakukan pengecekan
derajat kepercayaan melalui hasil penelitian dengan teknik pengumpulan
data yang berbeda, yakni observasi, wawancara dan dokumentasi untuk data
yang sama secara bersamaan, sehingga derajat kepercayaan data dapat valid.
63
Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research Approach) (Deepublish,
2018), p. 30.
64
A Caedar Alwasilah, ‘Pokoknya Kualitatif. Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian
Kualitatif’ (Bandung: Pustaka Jaya, 2003), p. 150.
65
Lexy J . Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), p. 330.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Daring pada Masa Covid-
19
Dalam pembelajaran daring, guru melakukan perencanaan
pembelajaran agar proses belajar mengajar menjadi lebih terarah.
Perencanaan pembelajaran daring dibuat oleh guru dengan mempersiapkan
perangkat pembelajaran yang meliputi RPP, sumber belajar, media
pembelajaran, alat evaluasi, daftar hadir peserta didik dan bahan ajar yang
akan diberikan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi
pada tanggal 8 Maret 2022 terlihat bahwa guru kelas IV-A SDN Makasar
01 Pagi sudah menyiapkan media pembelajaran yang digunakan untuk
mengajar. Perangkat media yang digunakan biasa guru adalah handphone
atau laptop. Guru menyiapkan seperti video yang sesuai dengan materi yang
akan dipelajari dengan mengambil video tersebut dari youtube. Media
pembelajaran berupa video ini memudahkan peserta didik dalam memahami
materi pembelajaran.
Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh guru kelas IV-A
yaitu:
“Dalam pembelajaran daring yang disiapkan adalah media-media yang
menarik seperti menyiapkan video-video yang sesuai dengan materi yang
akan dipelajari, video tersebut biasanya saya ambil dari youtube dan sarana
yang diperlukan untuk pembelajaran daring anak-anak bisa menggunakan
laptop atau handphone.”66
Sistem pembelajaran daring dibuat terjangkau bagi siswa, dilakukan
melalui perangkat handphone atau laptop yang terhubung dengan koneksi
internet. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 8 Maret 2022, dalam
pelaksanaan pembelajaran daring terlihat guru melakukan pembelajaran
daring dengan menggunakan Whatsapp dan Google Classoom. Whatsapp
digunakan untuk berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta
didik, serta memberikan arahan dan informasi mengenai pelaksanaan
pembelajaran daring. Whatsapp digunakan karena semua orang tua peserta
didik dan peserta didik sudah terbiasa dan mampu menggunakannya,
melalui whatsapp orang tua peserta didik dapat memantau atau memastikan
anaknya mengikuti selama pembelajaran berlangsung. Dengan demikian
juga, guru dapat memastikan peserta didik mengikuti pembelajaran dalam
waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.
66
Hasil Wawancara dengan Ibu Wuri Haswa Lalita, Guru Kelas IV-A, pada hari Senin, 7 Maret
2022, di Ruang Kelas IV-A
29
30
67
Hasil Wawancara dengan Ibu Wuri Haswa Lalita, Guru Kelas IV-A, pada hari Senin, 7 Maret
2022, di Ruang Kelas IV-A
68
Hasil Wawancara dengan Ibu Aminah, Kepala Sekolah SDN Makasar 01 Pagi, pada hari Senin,
14 Maret 2022, di Ruang Kepala Sekolah
69
Hasil Wawancara dengan Aisyah Karamina Rizkya, Peserta Didik Kelas IV-A, pada hari Selasa,
22 Maret 2022, di Ruang Kelas IV-A
31
70
Hasil Wawancara dengan Ibu Aminah, Kepala Sekolah SDN Makasar 01 Pagi, pada hari Senin,
14 Maret 2022, di Ruang Kepala Sekolah
71
Hasil Wawancara dengan Ibu Wuri Haswa Lalita, Guru Kelas IV-A, pada hari Senin, 7 Maret
2022, di Ruang Kelas IV-A
72
Hasil Wawancara dengan Ibu Yannimar, Orang Tua Peserta Didik Aufaa Adhwatama Eksaputri,
pada hari Rabu, 9 Maret 2022, di Rumah Ibu Yannimar
32
73
Hasil Wawancara dengan Ibu Linda Wahyuni, Orang Tua Peserta Didik Aisyah Karamina Rizkya,
pada hari Rabu, 23 Maret 2022, di Rumah Ibu Linda Wahyuni
74
Hasil Wawancara dengan Ibu Putri Febriliany, Orang Tua Peserta Didik Bagas Dwi Nugraha,
pada hari Rabu, 16 Maret 2022, di Rumah Ibu Putri Febriliany
75
Hasil Wawancara dengan Ibu Wuri Haswa Lalita, Guru Kelas IV-A, pada hari Senin, 7 Maret
2022, di Ruang Kelas IV-A
76
Hasil Wawancara dengan Bagas Dwi Nugraha, Peserta Didik Kelas IV-A, pada hari Selasa, 15
Maret 2022, di Ruang Kelas IV-A
33
77
Hasil Wawancara dengan Aufaa Adhawatama Eksaputri, Peserta Didik Kelas IV-A, pada hari
Selasa, 8 Maret 2022, di Ruang Kelas IV-A
78
Hasil Wawancara dengan Aisyah Karamina Rizkya, Peserta Didik Kelas IV-A, pada hari Selasa,
22 Maret 2022, di Ruang Kelas IV-A
79
Hasil Wawancara dengan Aminah, Kepala Sekolah SDN Makasar 01 Pagi, pada hari Senin, 14
Maret 2022, di Ruang Kepala Sekolah
34
80
Hasil Wawancara dengan Ibu Wuri Haswa Lalita, Guru Kelas IV-A, pada hari Senin, 7 Maret
2022, di Ruang Kelas IV-A
81
Hasil Wawancara dengan Ibu Wuri Haswa Lalita, Guru Kelas IV-A, pada hari Senin, 7 Maret
2022, di Ruang Kelas IV-A
82
Hasil Wawancara dengan Aisyah Karamina Rizkya, Peserta Didik Kelas IV-A, pada hari Selasa,
22 Maret 2022, di Ruang Kelas IV-A
35
83
Hasil Wawancara dengan Ibu Linda Wahyuni, Orang Tua Peserta Didik Aisyah Karamania
Rizkya, pada hari Rabu, 23 Maret 2022, di Rumah Ibu Linda Wahyuni
84
Hasil Wawancara dengan Ibu Yannimar, Orang Tua Peserta Didik Aufaa Adhwatama Eksaputri,
pada hari Rabu, 9 Maret 2022, di Rumah Ibu Yannimar
85
Hasil Wawancara dengan Ibu Linda Wahyuni, Orang Tua Peserta Didik Aisyah Karamania
Rizkya, pada hari Rabu, 23 Maret 2022, di Rumah Ibu Linda Wahyuni
36
dari nilai itu saya ngambil 40% nilainya, dari nilai evaluasi saya ambil 60%
nya.”86
Meskipun pembelajaran luring tidak membutuhkan koneksi internet,
nyatanya guru tetap mengalami kendala. Kendala yang dihadapi guru
merupakan kendala waktu, efek dari pembelajaran daring seperti lost
learning membuat materi menjadi mundur dan membutuhkan waktu yang
lebih untuk memastikan bahwa peserta didik sudah paham dengan materi
yang telah dipelajari, sedangkan waktu pelaksanaan pembelajaran luring
sangat terbatas.
Hal tersebut sesuai hasil wawancara dengan Guru kelas IV-A,
mengatakan bahwa:
“Hambatan dalam pembelajaran luring itu sebetulnya efek dari PJJ atau
daring jadi ketika mereka (peserta didik) masuk harusnya target kita mereka
sudah menguasai materi tertentu lalu tinggal melanjutkan disekolah tapi
ternyata ketika sampai di sekolah anak tersebut belum paham tentang materi
sebelumnya jadi seperti ada lost learning, otomatis kita materinya mundur
dulu untuk memastikan anak itu sudah paham”87
Sejauh ini para peserta didik dan orang tua peserta didik tidak
merasakan adanya kendala atau kesulitan pada saat pembelajaran luring.
Pembelajaran luring secara tatap muka 50% ini dapat menjadi salah satu
alternatif yang bisa dilaksanakan di sekolah pada masa pandemi, akan tetapi
dengan protokol kesehatan.
86
Hasil Wawancara dengan Ibu Wuri Haswa Lalita, Guru Kelas IV-A, pada hari Senin, 7 Maret
2022, di Ruang Kelas IV-A
87
Hasil Wawancara dengan Ibu Wuri Haswa Lalita, Guru Kelas IV-A, pada hari Senin, 7 Maret
2022, di Ruang Kelas IV-A
37
88
Hasil Wawancara dengan Aminah, Kepala Sekolah SDN Makasar 01 Pagi, pada hari Senin, 14
Maret 2022, di Ruang Kepala Sekolah
89
Hasil Wawancara dengan Ibu Wuri Haswa Lalita, Guru Kelas IV-A, pada hari Senin, 7 Maret
2022, di Ruang Kelas IV-A
90
Hasil Wawancara dengan Bagas Dwi Nugraha, Peserta Didik Kelas IV-A, pada hari Selasa, 15
Maret 2022, di Ruang Kelas IV-A
91
Hasil Wawancara dengan Aisyah Karamina Rizkya, Peserta Didik Kelas IV-A, pada hari Selasa,
22 Maret 2022, di Ruang Kelas IV-A
38
jadi tau dan paham pelajaran-pelajaran apa yang diberikan kepada anak tapi
beda cerita kalau PTM kita kan tau nya anak belajar di sekolah.”92
Salah satu keresahan orang tua karena pembelajaran secara daring
tentunya adalah keterbatasan orang tua akan ilmu pengetahuan. Jika sang
anak tidak memahami materi yang diberikan oleh guru dan orang tua
memiliki latarbelakang pendidikan yang minim, maka kurangnya
pengetahuan tersebut dapat menjadikan proses pembelajaran daring lambat
dan kurang maksimal, sehingga dapat menyebabkan learning loss pada sang
anak.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan bersama orang tua
peserta didik AAE diperoleh data berikut:
“Menurut saya pembelajaran daring ini berdampak learning loss untuk sang
anak karena adanya keterbatasan orang tua dalam hal ilmu ataupun waktu
untuk mendampingi anak dalam proses belajar, dimana penjelasan langsung
dari guru mungkin lebih diperlukan oleh anak saya.”93
Berbeda dengan orang tua peserta didik AAE, orang tua peserta
didik BDN mengeluhkan dampak pada anaknya menjadi malas dengan
adanya pembelajaran secara daring. Berikut hasil wawancara dengan orang
tua peserta didik BDN:
“anak jadi sedikit malas belajar kalau dari segi negatifnya.”94
Jika dilihat pada kenyataannya, ternyata banyak dampak yang
ditimbulkan dari pembelajaran daring. Berbagai keluhan bermunculan dan
dirasakan oleh guru, peserta didik, dan juga orang tua peserta didik.
92
Hasil Wawancara dengan Ibu Linda Wahyuni, Orang Tua Peserta Didik Aisyah Karamina Rizkya,
pada hari Rabu, 23 Maret 2022, di Rumah Ibu Linda Wahyuni
93
Hasil Wawancara dengan Ibu Yannimar, Orang Tua Peserta Didik Aufaa Adhwatama Eksaputri,
pada hari Rabu, 9 Maret 2022, di Rumah Ibu Yannimar
94
Hasil Wawancara dengan Ibu Putri Febriliany, Orang Tua Peserta Didik Bagas Dwi Nugraha,
pada hari Rabu, 16 Maret 2022, di Rumah Ibu Putri Febriliany
39
“Dampak positif dari pembelajaran luring ini banyak banget, pertama jadi
lebih dekat dengan anak-anaknya secara langsung jadi lebih gampang
mengarahkannya, yang kedua dari luring ini kita sebagai guru bisa tau lost
learning nya itu di mana, seperti kemarin itu ada beberapa anak yang belajar
anaknya ditambah khusus karna memang berbeda daya serapnya jadi pelan-
pelan dan ketika anak-anak itu paham dalam satu langkah anak tersebut bisa
paham ketika 4 langkah seperti itu, jadi ketika pembelajaran luring yang
dilakukan di sekolah dengan PTM 50% ini kejaringlah yang oh ini anak
yang kurang langsung di kumpulin jadi langsung bisa memberi gambaran
atau penjelasan secara langsung”95
Dengan adanya pembelajaran luring di SDN Makasar 01 Pagi
terlihat anak-anak sangat bersemangat karna bertemu dengan guru dan
teman-temannya secara langsung. Selain itu apabila terdapat kendala pada
peserta didik yang belum memahami materi pelajaran peserta didik dapat
langsung bertanya kepada guru dan dapat diberikan penjelasan ulang atau
bisa berdiskusi dengan teman yang lain.
Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh peserta didik
BDN dan AKR, berikut hasil wawancara dengan peserta didik BDN:
“Saya jadi merasa lebih semangat karna bisa ketemu dan ngobrol sama
teman-teman saya.”96
Berikut hasil wawancara dengan peserta didik AKR:
“Saya jadi lebih paham dengan materi yang diberikan ibu guru dan juga bisa
bertemu dengan guru dan teman-teman.”97
Selain itu juga respon orang tua sangat luar biasa terhadap
pembelajaran luring untuk sekolah tatap muka ini. Orang tua merasa senang
dan bahagia anaknya bisa kembali ke sekolah karena berdampak positif bagi
tumbuh kembang anak seperti anak lebih bersemangat, lebih mandiri, dan
lebih memahami pelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan orang tua
peserta didik AAE diperoleh data berikut:
“Dampak adanya kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas yang
dilakukan di sekolah yaitu anak terlihat lebih bersemangat, enjoy dan
gembira, anak juga lebih paham terhadap pelajaran dibanding sebelumnya,
dan kehidupan sosial anak saya lebih berkembang dimana sebelumnya
sangat kurang berkembang.”98
95
Hasil Wawancara dengan Ibu Wuri Haswa Lalita, Guru Kelas IV-A, pada hari Senin, 7 Maret
2022, di Ruang Kelas IV-A
96
Hasil Wawancara dengan Bagas Dwi Nugraha, Peserta Didik Kelas IV-A, pada hari Selasa, 15
Maret 2022, di Ruang Kelas IV-A
97
Hasil Wawancara dengan Aisyah Karamina Rizkya, Peserta Didik Kelas IV-A, pada hari Selasa,
22 Maret 2022, di Ruang Kelas IV-A
98
Hasil wawancara dengan Ibu Yannimar, Orang Tua Peserta Didik Aufaa Adhwatama Eksaputri,
pada hari Rabu, 9 Maret 2022, di Rumah Ibu Yannimar
40
Senada dengan yang disampaikan oleh orang tua peserta didik AAE
diatas, orang tua peserta didik BDN dan AKR juga merasakan dampak
positifnya. Berikut hasil wawancara dengan orang tua peserta didik BDN:
“Saya lihat anak saya lebih mandiri, sudah mau belajar tanpa harus disuruh
dan lebih bertanggung jawab atas tugas yang diberikan gurunya.”99
. Berikut hasil wawancara dengan orang tua peserta didik AKR:
“Anak jadi lebih mengerti masalah pelajaran kalau diajarin udah gamau, jadi
lebih mandiri.”100
Sedangkan untuk dampak negatif dari pembelajaran luring yang
dilakukan di sekolah dengan PTM 50% hanya dikhawatirkan akan kurang
efektif untuk mencegah penularan virus covid-19 di lingkungan belajar,
sebab kalau ditemukan ada yang positif covid-19 baik guru ataupun peserta
didik, mestinya sekolah harus diliburkan atau dihentikan terlebih dahulu dan
harus melaksanakan PJJ dari rumah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek penelitian yakni
Kepala Sekolah SDN Makasar 01 Pagi, menyatakan bahwa:
“Kalau negatifnya mungkin di masa pandemic seperti sekarang ini lebih ke
virus menularnya, waktu itu saya sempat terkena virus omicron akhirnya
PTM 50% ini sempat diberhentikan.”101
Dengan demikian, pembelajaran luring harus dilaksanakan dengan
mematuhi protokol kesehatan untuk mengantisipasi adanya penularan
wabah covid-19. Memasuki area sekolah harus memenuhi standar protokol
kesehatan, peserta didik dan juga pendidik harus dalam keadaan sehat
jasmani dan wajib memakai masker.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil temuan penelitian mengenai sistem pelaksanaan
pembelajaran daring ke luring pada masa covid-19 di Kelas IV SDN
Makasar 01 Pagi, maka akan dibahas secara runtut sebagai berikut:
1. Analisis Proses Pelaksanaan Pembelajaran Daring pada
Masa Covid-19
Munculnya pandemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar yang
semula dilakukan di sekolah kini menjadi pembelajaran jarak jauh dengan
belajar dari rumah secara daring. Sebelum melakukan pembelajaran guru
melakukan perencanaan dan menyiapkan materi serta media pembelajaran.
Guru mengikuti pelatihan dan diskusi dalam kelompok kerja guru untuk
99
Hasil wawancara dengan Ibu Putri Febriliany, Orang Tua Peserta Didik Bagas Dwi Nugraha, pada
hari Rabu, 16 Maret 2022, di Rumah Ibu Putri Febriliany
100
Hasil wawancara dengan Ibu Linda Wahyuni, Orang Tua Peserta Didik Aisyah Karamina Rizkya,
pada hari Rabu, 23 Maret 2022, di Rumah Ibu Linda Wahyuni
101
Hasil wawancara dengan Aminah, Kepala Sekolah SDN Makasar 01 Pagi, pada hari Senin, 14
Maret 2022, di Ruang Kepala Sekolah
41
pengembangan RPP yang sesuai dengan situasi saat ini. Di kelas IV-A SDN
Makasar 01 Pagi pembelajaran dilakukan secara daring dengan
asynchronous (tidak langsung). Menurut Dongoran et al., Asynchronous
adalah proses pembelajaran dalam jaringan dengan menggunakan media
pembelajaran non-virtual atau proses pembelajaran menggunakan media
pembelajaran via chat seperti e-learning, whatsapp group, dan google
classroom tanpa tatap muka.102 Dalam melaksanakan pembelajaran daring
di kelas IV-A guru menggunakan whatsapp dan google classroom.
Whatsapp sebagai media komunikasi untuk mengirimkan informasi dan
aplikasi google classroom sebagai media untuk memberikan materi atau
mengirim tugas kepada peserta didik. Dewi (2020) mengungkapkan bahwa
teknologi digital dapat digunakan dalam pembelajaran daring, namun yang
harus dilakukan adalah pemberian tugas melalui pemantauan dan
pendampingan oleh guru melalui grup whatsapp sehingga anak benar-benar
mengikuti pembelajaran.103 Guru juga berkoordinasi dengan orang tua
melalui foto kegiatan belajar anak di rumah untuk memastikan adanya
interaksi antara guru dan orang tua.
Pembelajaran daring bisa terealisasi lantaran beberapa faktor
pendukung, yaitu handphone, kuota, dan jaringan yang stabil. Handphone
merupakan faktor utama pada pembelajaran daring, karena pembelajaran
daring tidak bisa terealisasi tanpa adanya handphone. Purwanto et al.,
mengatakan bahwa fasilitas seperti laptop, komputer ataupun handphone
sangat penting untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar dan
juga memudahkan guru untuk memberikan materi serta peserta didik dapat
menyimak proses belajar mengajar yang dilakukan secara daring.104
Memaksimalkan penggunaan dengan mencari media pembelajaran berupa
video, dan memantau perkembangan peserta didik dalam pembelajaran
daring yang dilaporkan oleh orang tua melalui grup Whatsapp merupakan
cara guru memanfaatkan faktor pendukung dalam pembelajaran daring.
Selain faktor pendukung, pembelajaran daring juga memiliki
beberapa faktor penghambat. Hal ini terjadi karena pembelajaran daring
merupakan suatu hal yang baru. Dalam pembelajaran daring, guru
membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan menghadapi perubahan baru
yang secara tidak langsung mempengaruhi kualitas hasil belajar. Faktor
penghambat tersebut adalah rasa malas pada peserta didik saat mengerjakan
tugas meskipun dengan fasilitas yang menunjang pembelajaran. Selain itu,
102
Faisal Rahman Dongoran, Muhammad Taufik Siregar, and Zharifah Raniyah, ‘Pengaruh
Pembelajaran Jarak Jauh dengan Pendekatan Asynchronous dan Synchronous terhadap Motivasi
Belajar bagi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UMSU’, LIABILITIES (Jurnal Pendidikan
Akuntansi), 5.1 (2022), p. 19.
103
Dewi, p. 58.
104
Agus Purwanto and others, ‘Studi Eksploratif Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Proses
Pembelajaran Online di Sekolah Dasar’, EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and
Counseling, 2.1 (2020), p. 5.
42
adanya campur tangan orang tua dalam penugasan yang diberikan oleh guru
kepada peserta didik, tidak sepenuhnya peserta didik yang mengerjakan.
Namun, ada juga orang tua yang bekerja atau sibuk sehingga tidak dapat
sepenuhnya mendampingi anaknya dalam pembelajaran. Pembelajaran
daring tidak terlepas dari peran orang tua peserta didik, mengingat usia anak
sekolah yang masih membutuhkan bimbingan dan juga pengawasan selama
pembelajaran.105
Orang tua selalu memberikan informasi baru tentang perkembangan
anaknya saat pembelajaran daring. Keterbatasan jarak dalam pelaksanaan
pembelajaran secara daring memerlukan komunikasi antara peserta didik,
orang tua dan sekolah, namun antara orang tua dengan sekolah lebih banyak
berkonsultasi, diskusi serta sharing mengenai perkembangan belajar anak
selama daring. Hal ini memungkinkan sekolah dan orang tua untuk saling
bekerja sama dan membantu dalam proses kegiatan pemantauan
pembelajaran daring yang diterapkan selama pandemi covid-19 serta dapat
meningkatkan dan menjaga komunikasi antara sekolah dan orang tua agar
dapat memastikan bahwa peserta didik terpantau dengan baik selama
pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran daring dirasa belum optimal dalam
penyampaian materi pembelajaran kepada peserta didik, karena peserta
didik biasa belajar secara tatap muka di kelas, kini beralih penyampaian
materi melalui sebuah wadah yang akhirnya lebih difokuskan dalam bentuk
penugasan kepada peserta didik. Pembelajaran dilakukan melalui aplikasi
yang dominan berisi teks membuat peserta didik merasa bosan, sehingga
kurangnya minat peserta didik yang mengakibatkan peserta didik sulit
memahami materi dan membuat pembelajaran menjadi kurang efektif.
Lestari & Gunawan (2020) menyatakan bahwa peserta didik masih terbiasa
dengan sistem pembelajaran tatap muka langsung bersama guru dan belajar
bersama teman-teman sambil bermain.106
Proses interaksi antara pengontrolan dan lingkungan kelas sangat
berpengaruh kepada peserta didik, semangat dan antusiasme peserta didik
di lingkungan kelas107, akan berbeda jika melakukan pembelajaran dirumah,
sehingga tidak menimbulkan motivasi yang tinggi. Menurut Moorhouse
(2020), mengungkapkan pelaksanaan pembelajaran secara daring terkesan
tidak rata dan cenderung teacher-centered. Selain itu, ada yang menjadi
105
Hilna Putria, Luthfi Hamdani Maula, and Din Azwar Uswatun, ‘Analisis Proses Pembelajaran
Dalam Jaringan (Daring) Masa Pandemi Covid-19 pada Guru Sekolah Dasar’, Jurnal Basicedu, 4.4
(2020), p. 870.
106
P Ayu Suci Lestari and Gunawan, ‘The Impact of Covid-19 Pandemic on Learning
Implementation of Primary and Secondary School Levels’, Indonesian Journal of Elementary and
Childhood Education, 1.2 (2020), p. 61.
107
Arnon Hershkovitz, Mohamed Abu Elhija, and Daher Zedan, ‘WhatsApp Is the Message: Out-
of-Class Communication, Student-Teacher Relationship, and Classroom Environment.’, Journal of
Information Technology Education, 18 (2019), p. 77.
43
silence reader saat melakukan sebuah diskusi dan respon peserta didik pun
sedikit lebih pendek.108 Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Anhusadar
(2020) menemukan bahwa 1 dari 23 siswa mengerti, dan selebihnya
menjawab kadang mengerti.109
Berdasarkan pernyataan tersebut, sekolah perlu melakukan upaya
evaluasi untuk mengatasi kendala yang dihadapi peserta didik saat
melaksanakan kegiatan pembelajaran daring yaitu dengan memberikan
motivasi kepada peserta didik dengan cara berinteraksi seperti melalui video
call atau voice note agar tetap terjaga semangat belajar peserta didik dan
memodifikasi model pembelajaran dengan berbagi ide kreatif antar sesama
guru selama kegiatan pembelajaran daring. Sejalan dengan penelitian
Lestari & Gunawan (2020) mengungkapkan bahwa guru harus semakin
inovatif dalam mengemas materi, semakin kreatif dalam mengembangkan
metode pembelajaran yang menarik antusiasme peserta didik.110
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran daring, penilaian yang
digunakan di Kelas IV-A SDN Makasar 01 Pagi menggunakan penilaian
secara langsung. Penilaian dilakukan secara tertulis dan lisan, secara tertulis
dengan mengirimkan hasil kerja dalam bentuk file atau foto, sedangkan
lisan dengan mengirimkan rekaman suara atau voice note dan juga bisa
menggunakan video. Dengan demikian, walaupun secara daring akan tetapi
proses penilaian hasil belajar tetap dilaksanakan.
108
Benjamin Luke Moorhouse, ‘Adaptations to a Face-to-Face Initial Teacher Education Course
‘Forced’Online Due to the COVID-19 Pandemic’, Journal of Education for Teaching, 46.4 (2020),
p. 2.
109
La Ode Anhusadar, ‘Persepsi Mahasiswa PIAUD terhadap Kuliah Online di Masa Pandemi
Covid-19’, Kindergarten: Journal of Islamic Early Childhood Education, 3.1 (2020), p. 56.
110
Lestari and Gunawan, p. 60.
44
111
Dianti Yunia Sari, Aldila Rahma, and Ine Rahaju, ‘Penataan Ulang Infrastruktur PAUD dalam
Rencana Pembukaan Kembali Sekolah di Masa Pandemi Covid-19’, Jurnal Obsesi: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 6.3 (2022), p. 1617.
112
Wahidyanti Rahayu Hastutiningtyas and Yanti Rosdiana, ‘Reaksi Psikologis Anak Belajar
Daring (Online) pada Masa Pandemi Covid-19 di SDN Sumberejo 1 Purwosari Pasuruan’, Jurnal
Ilmu Keperawatan, 5.1 (2021), p. 17.
45
113
Mitra Kasih La Ode Onde and others, ‘Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
(TMT) di Masa New Normal terhadap Hasil Belajar Matematika di Sekolah Dasar’, Edukatif: Jurnal
Ilmu Pendidikan, 3.6 (2021), p. 4405.
114
Dian Puspita Eka Putri, ‘Implementasi Pembelajaran Daring dan Luring saat Pandemi Covid-19’,
Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan, 6 (2020), p. 117.
115
Ria Puspita Sari, Nabila Bunnanditya Tusyantari, and Meidawati Suswandari, ‘Dampak
Pembelajaran Daring bagi Siswa Sekolah Dasar selama Covid-19’, Prima Magistra: Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 2.1 (2021), p. 13.
116
Salman Guraya, ‘Combating the Covid-19 Outbreak with a Technology-Driven e-Flipped
Classroom Model of Educational Transformation’, Journal of Taibah University Medical Sciences,
15.4 (2020), p. 254.
46
Covid-19.117 Dampak positif lain yang dirasakan peserta didik, guru dan
orang tua adalah adanya tuntutan untuk belajar lebih mengenal teknologi
sehingga peserta didik dan guru dapat dengan mudah beradaptasi dan
terbiasa jika nanti pembelajaran daring ini terus digunakan. Kompetensi
guru dalam penggunaan teknologi memiliki dampak yang signifikan
terhadap kualitas pembelajaran dan hasil terhadap peserta didik.118
Teknologi seperti smartphone memiliki dampak positif dan negatif
pada penggunaannya. Jika lihat dari sisi positif saat pembelajaran daring,
smartphone merupakan salah satu alat utama untuk melakukan proses
pembelajaran yang menghubungkan aktivitas antara guru dan siswa. Namun
bila dipandang dari sisi negatif dengan penggunaan yang terlalu sering oleh
peserta didik, membuatnya menjadi ketergantungan pada smartphone. Anak
akan berlebihan jika tidak didampingi orang tua dalam penggunaan
smartphone, bahkan ketergantungan dan berdampak buruk pada psikologis
anak.119
Dampak negatif lain yang dirasakan selama proses pembelajaran
daring yaitu timbulnya rasa bosan, jenuh dan tidak senang baik bagi peserta
didik. Pada awal diberlakukannya pembelajaran daring memang semua
merasa senang, namun setelah beberapa hari dilaksanakan mulai timbul rasa
bosan dan jenuh belajar di rumah, karena mereka sudah terbiasa bermain
dan belajar bersama teman-teman di sekolah. Hal inilah yang dirindukan
oleh guru dan peserta didik karena sudah sekian lama tidak bertemu secara
langsung. Pembelajaran daring juga membuat para peserta didik sulit
memahami materi apa yang dipelajari dan peserta didik bergantung kepada
orang tuanya. Banyak orang tua yang mengeluh merasa kesulitan saat
mendampingi anaknya. Keterbatasan orang tua akan ilmu pengetahuan,
membuat mereka merasa kesulitan menjelaskan bila sang anak tidak
memahami materi yang diberikan oleh guru. Sehingga proses pembelajaran
daring menjadi lambat dan kurang maksimal yang menyebabkan learning
loss pada anak.
117
Nika Cahyati and Rita Kusumah, ‘Peran Orang Tua dalam Menerapkan Pembelajaran di Rumah
saat Pandemi Covid-19’, Jurnal Golden Age, 4.01 (2020), p. 154.
118
Ririn Ayu Nita Safitri and Nursiwi Nugraheni, ‘Dampak Covid-19 terhadap Proses Pembelajaran
Daring di Sekolah Dasar’, in Prosiding Seminar Nasional IAHN-TP Palangka Raya, 2020, p. 51.
119
Yee-Jin Shin, Mendidik Anak di Era Digital (Jakarta: Noura Books, 2013), p. 98.
48
120
Anthony Anggrawan, ‘Analisis Deskriptif Hasil Belajar Pembelajaran Tatap Muka dan
Pembelajaran Online Menurut Gaya Belajar Mahasiswa’, MATRIK: Jurnal Manajemen, Teknik
Informatika dan Rekayasa Komputer, 18.2 (2019), p. 341.
121
Purwanto and others, p. 6.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pembelajaran yang dilakukan di masa pandemi covid-19 terdapat 2
metode, yakni (1) daring (dalam jaringan) yang terhubung melalui jaringan
komputer, internet, dan sebagainya, dan (2) luring (luar jaringan) yang
terputus dari jaringan komputer. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan dengan observasi, wawancara, maupun dokumentasi di kelas IV
SDN Makasar 01 Pagi penulis menyimpulkan bahwa:
1. Proses pelaksanaan pembelajaran daring:
- Pembelajaran dilakukan secara daring dengan asynchronous (tidak
langsung) menggunakan whatsapp dan google classroom.
- Pembelajaran daring bisa terealisasi lantaran beberapa faktor
pendukung, yaitu handphone dan jaringan yang stabil.
- Pembelajaran daring juga memiliki beberapa faktor penghambat,
yaitu rasa malas pada peserta didik, adanya campur tangan orang tua
dalam penugasan yang diberikan guru kepada peserta didik, dan
orang tua yang bekerja atau sibuk.
- Pelaksanaan penilaian dilakukan secara tertulis dan lisan dengan
mengirimkan hasil kerja dalam bentuk file foto/video dan voice note.
2. Proses pelaksanaan pembelajaran luring:
- Pembelajaran luring dilaksanakan secara tatap muka di sekolah akan
tetapi dibatasi 50% dan menerapkan protokol kesehatan.
- Proses pembelajaran luring menggunakan media seperti buku,
lembar kerja, alat peraga dan media yang ada di lingkungan sekolah
dengan durasi pembelajaran dipersingkat dan pembelajaran hanya
dilakukan di dalam kelas.
- Antusias guru peserta didik, dan orang tua sangat tinggi untuk
mendukung keberlangsungan proses pembelajaran luring.
- Penilaian yang dilakukan guru dari kumpulan tugas dan ulangan
harian yang dilaksanakan di sekolah.
3. Dampak pembelajaran daring luring terhadap pelaksanaan
pembelajaran:
- Pembelajaran daring memiliki dampak positif yaitu anak bisa lebih
dekat dan lebih banyak waktu dengan keluarganya, guru, peserta
didik dan orang tua bisa lebih belajar mengenal teknologi.
Sedangkan dampak negatifnya yaitu keterbatasan dalam berinteraksi
dengan guru dan teman-temannya, timbulnya rasa bosan dan jenuh
sehingga peserta didik menjadi malas dan tidak memahami materi
pelajaran.
- Pembelajaran luring memiliki dampak negatif yaitu apabila
pelaksanaannya ditemukan kasus terkonfirmasi covid-19 disatuan
49
50
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kelas IV SDN Makasar 01
Pagi, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Guru dapat lebih mengembangkan pembelajaran yang dapat
membuat kondisi belajar tetap efektif walaupun dilakukan dalam
jaringan, lebih sering berkomunikasi dengan peserta didik. Guru
hendaknya lebih meningkatkan kreativitasnya sebagai pendidik
untuk menjadi guru yang lebih professional. Guru juga perlu
menyesuaikan diri dan mengelola kegiatan pembelajaran secara
daring maupun luring dengan baik, agar target materi pembelajaran
tercapai.
2. Peserta didik lebih diberikan motivasi dalam belajar agar pada saat
pelaksanaan belajar melalui daring tetap memiliki semangat yang
tinggi dan dapat mengikut proses pembelajaran dengan baik sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai di kelas.
3. Orang tua perlu beradaptasi dan juga aktif dalam mendukung serta
membantu/ membimbing anaknya pada kegiatan pembelajaran
secara daring maupun luring. Adanya covid-19 menuntut orang tua
secara maksimal dalam pendidikan anak di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
A. Mirza, Abdulrahman. (2007). Is E-Learning Finally Gaining Legitimacy in
Saudi Arabia. Saudi Computer Journal, 6.2.
Adrianto, Lambok Amran. (2010). Kinerja Tutor dalam Proses Pembelajaran Paket
C. Jurnal Ilmiah Visi, 5.2.
Alshwaier, Abdullah, Ahmed Youssef, and Ahmed Emam. (2012). A New Trend
for E-Learning in KSA Using Educational Clouds. Advanced Computing, 3.1.
Alwasilah, A Caedar. (2003). Pokoknya Kualitatif. Dasar-Dasar Merancang dan
Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Jaya.
Anggrawan, Anthony. (2019). Analisis Deskriptif Hasil Belajar Pembelajaran
Tatap Muka dan Pembelajaran Online Menurut Gaya Belajar Mahasiswa.
Matrik: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika dan Rekayasa Komputer,
18.2.
Anhusadar, La Ode. (2020). Persepsi Mahasiswa PIAUD terhadap Kuliah Online
di Masa Pandemi Covid-19. Kindergarten: Journal of Islamic Early
Childhood Education, 3.1.
Arnesti, Novita, and Abdul Hamid. (2015). Penggunaan Media Pembelajaran
Online–Offline dan Komunikasi Interpersonal terhadap Hasil Belajar Bahasa
Inggris. Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan, 2.1.
Cahyati, Nika, and Rita Kusumah. (2020). Peran Orang Tua dalam Menerapkan
Pembelajaran di Rumah saat Pandemi Covid-19. Jurnal Golden Age, 4.01.
Destriani, Destriana, and Giartama. (2020). Teknik Pembelajaran Permainan Bola
Voli Mix. Palembang: Bening Media Publishing.
Dewi, Wahyu Aji Fatma. (2020) Dampak Covid-19 terhadap Implementasi
Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2.1.
Djaali. (2020). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Djamaluddin, Ahdar, and Wardana. (2019). Belajar dan Pembelajaran: 4 Pilar
Peningkatan Kompetensi Pedagogis. Sulawesi Selatan: CV. Kaaffah Learning
Center.
Dongoran, Faisal Rahman, Muhammad Taufik Siregar, and Zharifah Raniyah.
(2022). Pengaruh Pembelajaran Jarak Jauh dengan Pendekatan Asynchronous
dan Synchronous terhadap Motivasi Belajar bagi Mahasiswa Pendidikan
Akuntansi FKIP UMSU’, LIABILITIES (Jurnal Pendidikan Akuntansi), 5.1.
Fadhilah, Annisa Nurul. (2021). Peran Guru pada Proses Pembelajaran Luring
dalam Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini di TK Islam Perkemas
Bandar Lampung. in Skripsi UIN Raden Intan Lampung.
Fauzan, and Maulana Arafat Lubis. (2020). Perencanaan Pembelajaran di SD/MI:
51
52
56
57
LAMPIRAN 1
58
LAMPIRAN 2
59
LAMPIRAN 3
60
LAMPIRAN 4
61
LAMPIRAN 5
PROFIL SEKOLAH
4. Siswa
Jumlah Siswa dan Rombel
No. Kelas Tahun Pelajaran 2021/2022
Jumlah Siswa Rombel
1. I 64 2
2. II 92 3
3. III 61 2
4. IV 63 2
5. V 63 2
6. VI 32 1
JUMLAH 375 12
b. Bermain/ Olahraga
No. Jenis Peralatan/ Jumlah Kondisi
Perlengkapan
1. Tiang bendera 1 buah Baik
65
d. Ruangan Pokok
No. Jenis Ruangan Jumlah
1. Ruang Kelas 8
2. Ruang Perpustakaan 1
3. Laboratorium IPA 1
4. Ruang Pimpinan 1
5. Ruang Guru 1
6. Tempat beribadah/ Mushalla 1
7. Ruang UKS 1
8. Kamar Mandi/ WC 4
9. Gudang 1
10. Ruang Sirkulasi 2 kelas
11. Tempat Bermain/ Berolahraga 1
LAMPIRAN 6
69
LAMPIRAN 7
70
71
LAMPIRAN 8
PEDOMAN OBSERVASI
ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
DARING DAN LURING PADA MASA COVID-19 DI KELAS IV
SDN MAKASAR 01 PAGI, JAKARTA TIMUR
Tanggal :
Observasi Ke-:
untuk berinteraksi
dan komunikasi,
mengirimkan lembar
jadwal pembelajaran
dan penugasan ke
peserta didik
b) Pelaksanaan 1. Tahap pendahuluan
pembelajaran pembelajaran
daring melalui
pembelajaran daring,
meliputi: salam dan
doa, memastikan
peserta didik telah
koneks dengan
internet, melakukan
apersepsi dengan
mengajukan
pertanyaan,
memotivasi siswa
keaktifan peserta
didik aktif pada
pembelajaran daring,
informasi tujuan
belajar, materi pokok
pelajaran, dan waktu
sesuai jadwal
pelajaran.
2. Tahap kegiatan inti
pembelajaran daring
meliputi,
menginformasikan,
menjelaskan,
melatih,
mempraktikkan,
mendiskusikan,
forum tanya jawab,
penugasan yang
terkait dengan materi
pelajaran hari itu
dalam bentuk power
point/ video
pembelajaran
melalui aplikasi
zoom.
c) Penilaian hasil 1. Tahap penilaian
belajar hasil belajar pada
73
pembelajaran daring,
meliputi: peserta
didik
mengumpulkan hasil
penugasan dan guru
mengerjakan lembar
penilaian sikap,
pengetahuan, dan
keterampilan.
d) Penutup 1. Penutup
pembelajaran pembelajaran daring
daring meliputi umpan
balik, merefleksi,
meringkas, dan
merangkum materi
pelajaran yang sudah
diberikan.
2. Pembelajaran luring
a) Tahap persiapan 1. Mempersiapkan
pembelajaran perangkat
luring pembelajaran luring
yang meliputi RPP,
sumber belajar,
media pembelajaran,
alat evaluasi, dan
daftar hadir peserta
didik.
2. Menyediakan sarana
protokol kesehatan
masa pandemic
covid-19 yang
meliputi:
menyediakan tempat
duduk dengan jarak
1,5 meter, cuci
tangan sebelum
masuk kelas,
terdapat masker,
hand sanitizer, dan
unit kesehatan
sekolah (UKS)
3. Kesiapan peserta
didik selama
74
pembelajaran luring
berlangsung,
meliputi keaktifan,
kedisiplinan, dapat
mengikuti
pembelajaran sampai
tuntas, nyaman
dalam melaksanakan
pembelajaran luring
b) Pelaksanaan 1. Tahap pendahuluan
pembelajaran pembelajaran
luring melalui
pembelajaran luring,
meliputi: salam dan
doa, mengabsen
peserta didik,
melakukan apersepsi
dengan mengajukan
pertanyaan,
memotivasi siswa
keaktifan peserta
didik aktif pada
pembelajaran luring,
informasi tujuan
belajar, materi pokok
pelajaran, dan waktu
sesuai jadwal
pelajaran.
2. Tahap kegiatan inti
pembelajaran luring
meliputi,
menginformasikan,
menjelaskan,
melatih,
mempraktikkan,
mendiskusikan,
forum tanya jawab,
penugasan yang
terkait dengan materi
pelajaran hari itu
c) Penilaian hasil 1. Tahap penilaian
belajar hasil belajar pada
pembelajaran luring,
meliputi: peserta
didik
mengumpulkan hasil
75
LAMPIRAN 9
HASIL OBSERVASI
ANALISIS SISTEM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
DARING & LURING PADA MASA COVID-19 DI KELAS IV
SDN MAKASAR 01 PAGI, JAKARTA TIMUR
Tanggal : 7-8 Maret 2022
Observasi Ke-: 1
pembelajaran
daring
3. Melaksanakan 🗸 Guru dan orang tua
langkah-langkah peserta didik
pra pembelajaran berkomunikasi
daring meliputi melalui Whatsapp
nomor telepon Group khusus
orang tua/ wali untuk para orang
peserta didik atau tua peserta didik
peserta didik untuk kelas IV-A,
berinteraksi dan sedangkan peserta
komunikasi, didik dan guru
mengirimkan berkomunikasi
lembar jadwal Whatsapp Group
pembelajaran dan kelas tanpa orang
penugasan ke tua dan berinteraksi
peserta didik khusus di google
classroom
b) Pelaksanaan 1. Tahap pendahuluan 🗸 Guru membuka
pembelajaran pembelajaran pembelajaran
daring melalui melalui Whatsapp
pembelajaran Group dengan
daring, meliputi: mengucapkan
salam dan doa, salam dan
memastikan peserta memastikan peserta
didik telah koneks didik mengikuti
dengan internet, pembelajaran
melakukan kemudian guru
apersepsi dengan memotivasi peserta
mengajukan didik, dan
pertanyaan, melakukan
memotivasi siswa apersepsi. Untuk
keaktifan peserta materi pokok
didik aktif pada pembelajaran di
pembelajaran berikan melalui
daring, informasi aplikasi Google
tujuan belajar, Classroom.
materi pokok
pelajaran, dan
waktu sesuai
jadwal pelajaran.
2. Tahap kegiatan inti 🗸 Tidak adanya
pembelajaran kegiatan
daring meliputi, menjelaskan,
menginformasikan, berdiskusi dan
menjelaskan, forum tanya jawab.
78
2. Pembelajaran luring
a) Tahap 1. Mempersiapkan 🗸 Guru menyiapkan
persiapan perangkat sumber belajar
pembelajaran pembelajaran seperti PPT, buku
luring luring yang paket, proyektor.
meliputi RPP, Peserta didik di
sumber belajar, minta untuk
media menyiapkan alat
pembelajaran, alat tulis sebelum
evaluasi, dan daftar memulai
hadir peserta didik. pembelajaran.
2. Menyediakan 🗸 Sekolah
sarana protokol menyediakan UKS
kesehatan masa dan sarana protokol
pandemic covid-19 kesehatan seperti
yang meliputi: masker,
menyediakan handsanitizer dan
tempat duduk tempat cuci tangan
dengan jarak 1,5 di luar kelas, serta
meter, cuci tangan tempat duduk diatur
sebelum masuk dengan berjarak.
kelas, terdapat Selama
masker, hand pembelajaran
sanitizer, dan unit berlangsung peserta
kesehatan sekolah didik dan guru
(UKS) wajib memakai
masker.
3. Kesiapan peserta 🗸 Sebelum memulai
didik selama pembelajaran, guru
pembelajaran mengecek kesiapan
luring berlangsung, peserta didik
meliputi keaktifan, dengan mengajak
80
2. Pembelajaran luring
a) Tahap 1.Mempersiapkan 🗸 Guru
persiapan perangkat menyiapkan
pembelajaran pembelajaran luring sumber belajar
luring yang meliputi RPP, seperti PPT, buku
sumber belajar, paket, proyektor,
media dan juga alat
pembelajaran, alat peraga dari
evaluasi, dan daftar laboratorium.
hadir peserta didik.
2. Menyediakan 🗸 Selama
sarana protokol pembelajaran
kesehatan masa berlangsung
pandemic covid-19 peserta didik dan
yang meliputi: guru wajib
menyediakan memakai masker.
tempat duduk Di sekolah juga
dengan jarak 1,5 terdapat UKS dan
meter, cuci tangan sarana protokol
sebelum masuk kesehatan seperti
kelas, terdapat masker,
masker, hand handsanitizer dan
sanitizer, dan unit tempat cuci
kesehatan sekolah tangan di luar
(UKS) kelas, serta
tempat duduk
diatur dengan
berjarak.
3. Kesiapan peserta 🗸 Sebelum
didik selama pembelajaran
pembelajaran luring dimulai, guru
berlangsung, mengecek
meliputi keaktifan, kesiapan peserta
kedisiplinan, dapat didik dengan
mengikuti mengabsen dan
pembelajaran mengajak peserta
sampai tuntas, didik ice
nyaman dalam breaking terlebih
melaksanakan dahulu. Selama
pembelajaran luring pembelajaran
berlangsung
peserta didik
terlihat displin,
aktif dan nyaman
dalam
86
melaksanakan
pembelajaran.
b) Pelaksanaan 1. Tahap pendahuluan 🗸 Guru membuka
pembelajaran pembelajaran pembelajaran
luring melalui dengan
pembelajaran mengucapkan
luring, meliputi: salam dan
salam dan doa, berdoa,
mengabsen peserta kemudian guru
didik, melakukan memotivasi
apersepsi dengan peserta didik,
mengajukan melakukan
pertanyaan, apersepsi dan
memotivasi siswa dilanjut dengan
keaktifan peserta memberikan
didik aktif pada penjelasan
pembelajaran materi.
luring, informasi
tujuan belajar,
materi pokok
pelajaran, dan
waktu sesuai jadwal
pelajaran.
2. Tahap kegiatan inti 🗸 Guru
pembelajaran luring menjelaskan
meliputi, materi dengan
menginformasikan, menggunakan
menjelaskan, alat peraga dan
melatih, mengajak peserta
mempraktikkan, didik berdiskusi,
mendiskusikan, kemudian guru
forum tanya jawab, melatih peserta
penugasan yang didik dengan
terkait dengan menjawab soal
materi pelajaran yang terdapat di
hari itu buku paket.
c) Penilaian hasil 1. Tahap penilaian 🗸 Guru
belajar hasil belajar pada memberikan
pembelajaran tugas secara
luring, meliputi: langsung dan
peserta didik memberikan
mengumpulkan waktu untuk
hasil penugasan dan mengerjakannya,
guru mengerjakan kemudian
lembar penilaian membahas tugas
87
LAMPIRAN 10
Nama
Kelas
Tanggal Pelaksanaan
LAMPIRAN 11
LAMPIRAN 12
109
110
LAMPIRAN 13
LAMPIRAN 14
DOKUMENTASI
FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN DARING
112
LAMPIRAN 15
DOKUMENTASI
FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN LURING
113
LAMPIRAN 16
DOKUMENTASI
FOTO KEGIATAN WAWANCARA
LAMPIRAN 17
115
116
117
118
119
120
121
BIODATA PENULIS
Elma Iryanti, Lahir di Jakarta pada tanggal 10
Juni 2000. Penulis tinggal di Jalan H. Saim, Kb.
Pala, Kec. Makasar, Jakarta Timur, 13650.
Penulis merupakan anak pertama dari 2
bersaudara. Ayahanda bernama Budi Haryanto
dan Ibunda bernama Siti Maryati, serta adik
penulis bernama Haviz Ferdiyanto. Penulis
memulai pendidikan di SDN Kebon Pala 04 Pagi
pada tahun 2006 - 2012, kemudian melanjutkan
SMPN 275 Jakarta pada tahun 2012 – 2015 dan
SMA Muhammadiyah 4 Jakarta pada tahun
2015 - 2018. Setelah lulus jenjang SMA penulis
melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Selama proses perkuliahan di kampus, penulis aktif dalam beberapa organisasi,
kegiatan volunteer dan kepanitiaan. Penulis pernah menjadi volunteer Wanadri
Menanam sebagai wali mangrove di kawasan hutan lindung perhutani Pondok Bali,
Subang. Penulis pernah berpartisipasi dalam Asesmen Lapangan Daring Akreditasi
Program Studi PGMI pada tanggal 24 dan 25 Maret 2021. Penulis mengikuti
organisasi internal yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PGMI Periode 2019
sebagai anggota departemen pengabdian masyarakat dan Himpunan Mahasiswa
Program Studi (HMPS) PGMI Periode 2021 sebagai bendahara umum. Penulis
turut aktif dalam organisasi Ikatan Mahasiswa PGMI (IMPI) Se-Indonesia dan
menjadi pengurus IMPI Pusat Periode 2019 sebagai anggota departemen advokasi.
Kemudian, penulis juga mengikuti organisasi eksternal yaitu Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI).
122