Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

HASIL PENELITIAN PENERAPAN TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK


YAITU PEMBERIAN PUNISHMENT(HUKUMAN )DI SDN NGEBRAK 2
KEDIRI
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Yang diampu oleh Dr. Nurul Istiq’faroh, M. Pd

Disusun Oleh :
Ni’matul Aliyah Dwi Rohmawati (22010644218)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022
A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang secara
sengaja maupun tidak sengaja, belajar juga dimaknai dengan proses perubahan perilaku
sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar dilakukan oleh setiap
individu dengan cara berbeda, ada yang belajar dengan cara membaca, melihat,
menemukan, dan meniru. Menurut (James O. Whittaker) belajar sebagai proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. Sedangkan
(Cronbach) berpendapat bahwa belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
praktek atau latihan (Howard L. Kingskey). Drs. Slameto berpendapat bahwa belajar
adalah suatu proses usaha yang dilaukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh
beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan serangkaian kegiatan
jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
seseorang dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana manusia belajar,
sehingga membantu kita se,ua memahami proses yang kompleks dari belajar. Tugas
pengajar tidak hanya menyampaikan informasi kepada siswa, namun wajib menjadi
fasilitator yang bertugas menyampaikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada
seluruh peserta didik. Agar bisa melakukan proses pembelajaran ini seorang guru harus
mampu menyiapkan pembelajarannya. Teori belajar dibentuk oleh para psikolog
pendidikan setelah mereka mengalami kesulitan untuk bagaimana menjelaskan proses
belajar dengan menyeluruh. Teori belajar ditafsirkan sebagai integrasi yang menuntun di
dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan belajar. Di dalam masa perkembangan
psikologi pendidikan ini muncullah beberapa aliran psikologi pendidikan yaitu ada
beberapa teori yang merupakan implementasi berbahasa, salah satunya yaitu teori
behaviorist.
Teori behaviorist merupakan teori yang dikenal dengan sebuah teori yang
dicetuskan oleh Gage, Gagne, dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman. Teori ini kemudian berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang
berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran
yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Seseorang dianggap telah melakukan belajar
sesuatu jika menunjukkan perubahan tingkah lakunya. ( Budiningsih, 2005). Misalnya;
siswa belum dapat dikatakan berhasil dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial jika dia
belum bisa/tidak mau melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti; kerja bakti,
ronda dll.
Adapun tujuan dari pembelajaran teori behavioristik yaitu ditekankan pada
penambahan pengetahuan, sedangkan belajar adalah aktivitas yang menuntut pembelajar
untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan,
kuis, dan atau tes. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar. Evaluasi
menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan
paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar.Maksudnya
bila siswa menjawab secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan
bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi
bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai
kegiatan pembelajaran.Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan siswa secara
individual (Degeng, 2006).
Seperti yang telah kita ketahui penekanan teori behaviorisme adalah perubahan
tingkah laku setelah terjadi proses belajar dalam diri siswa. Belajar merupakan peristiwa
terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S)
dengan respon ( R ) yang diberikan atas stimulus tersebut. Thorndike sebagai salah satu
penganut aliran behaviorisme mengajukan pengertian belajar dengan melakukan
eksperimen puzle box (Walgito, 2010). Menurut Skinner, reinforcement ada dua, yaitu:
(1) reinforcement positif dan (2) reinforcement negatif. Reinforcement positif yaitu
reinforcement apabila diperoleh akan meningkatkan probabilitas respon, sedangkan
reinforcement negatif yaitu sesuatu apabila ditiadakan dalam situasi akan meningkatkan
probabilitas respon. Dikemukakan oleh Skinner bahwa reinforcement negatif adalah
hukuman atau punishment. Menurutnya, yang dimaksud dengan hukuman itu dapat: (1)
menyingkirkan reinforcement positif, dan (2) mengenakan reinforcement negatif. Banyak
peneliti telah menunjukkan efek hukuman fisik siswa, namun perdebatan tentang apakah
hukuman fisik merupakan disiplin yang efektif dan bermanfaat bagi siswa telah
dilanjutkan sampai hari ini (Han, 2017).
B. Hasil Penelitian
Wawancara yang dilakukan dengan guru menunjukkan hasil bahwa implementasi
reward dan punishment di sekolah dasar masih eksis berjalan dan dinilai efektif. Namun
untuk penelitian saat ini saya hanya melontarkan pertanyaan tentang pemberian
punishment yang diberikan kepada peserta didik. Untuk penelitian kali ini saya
mewawancarai salah satu guru di SDN Ngebrak 2 Kediri. Wawancara ini dilakukan
secara online dengan Ibu Meytan Dara Riza, S. Pd, atau yang biasa dipanggil bu Dara
oleh para siswa siswinya.
Berikut ini adalah hasil penelitian yang berupa wawancara yang diajukan oleh penulis
kepada narasumber :
1. Apakah ibu dalam melakukan proses belajar mengajar pernah melakukan
pemberian punishment kepada peserta didik ?
Jawaban : Pernah

2. Apa sajakah syarat-syarat pemberian punishment yang biasa ibu berikan kepada
peserta didik yang melanggar aturan atau tata tertib ?
Jawaban : Hukuman yang bersifat mendidik

3. Apa sajakah punishment yang biasa ibu berikan kepada peserta didik yang
melanggar aturan atau tata tertib ?
Jawaban : Hukuman yang diberikan contohnya yaitu seperti menghafal perkalian,
membuat cerpen (Cerita pendek), membersihkan kelas, dan lain-lain yang bersifat
mendidik

4. Menurut ibu apakah penerapan punishment kepada peserta didik memiliki


dampak positif dan negatif ? dan jelaskan dampak tersebut !
Jawaban : iya, ada dampak positif dan negatifnya. Untuk positifnya, siswa bisa
melatih kedisiplinan dan melatih pembiasaan hidup lebih baik kedepannya dalam
mematuhi peraturan dan tata tertib. Untuk negatifnya, terkadang bisa
menimbulkan rasa kurang percaya diri dan menimbulkan kecemburuan sosial
antar siswa.

C. Kesimpulan
Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang secara
sengaja maupun tidak sengaja, belajar juga dimaknai dengan proses perubahan perilaku
sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Slameto berpendapat bahwa
belajar adalah suatu proses usaha yang dilaukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Beberapa pendapat yang dikemukakan
oleh beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman seseorang dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
afektif, dan psikomotor.

Teori behaviorist merupakan teori yang dikenal dengan sebuah teori yang
dicetuskan oleh Gage, Gagne, dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman. Teori ini kemudian berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang
berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran
yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Adapun tujuan dari pembelajaran teori
behavioristik yaitu ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar adalah
aktivitas yang menuntut pembelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang
sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, dan atau tes.

D. Daftar Pustaka
Margaretha, L. (2020). Teori- teori Belajar untuk Kecerdasan Bahasa Anak Usia Dini.
Early Child Research and Practice, 1, 8 -15.
Parnawi, D. (2019). Psikologi Belajar. Yogyakarta : Grup penerbitan CV Budi Utama.
syawaludin , a., & Marmoah, S. (2018). EWARD AND PUNISHMENT IN THE
PERSPECTIVE OF BEHAVIORISM. Social, Humanities, and Education Studies
(SHEs): Conference Series, I, 19 - 22.

E. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai