Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATEMATIKA EKONOMI

“APLIKASI FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI”


(Dosen pengampu : Erni Widiastuti, S.S, S.E, M.M)

Disusun Oleh :
1. Ade Putri Ernawati (201915016)
2. Elsatria Mutiara J (201915022)
3. Heru Ardianto (201915008)
MATERI :

a. Keseimbangan Pasar dan Jenis Barang


b. Pengaruh Pajak dan Subsidi terhadap Keseimbangan Dua Jenis
Barang
c. Fungsi Konsumsi
d. Analisis Pulang Pokok (BEP)
A. Keseimbangan Pasar Dua Jenis Barang
Interaksi antara fungsi permintaan dan fungsi penawaran pada subbab
sebelumnya menyatakan bahwa jumlah yang diminta dan jumlah yang ditawarkan
akan suatu produk hanya akan dipengaruhi oleh harga produk itu sendiri. Tetapi kita
akan memperluas fungsi permintaan dan fungsi penawaran menjadi fungsi yang
mempunyai dua variabel bebas. Kedua variabel bebas yang mempengaruhi jumlah
yang diminta dan jumlah yang ditawarkan adalah (1) harga produk itu sendiri, dan (2)
harga produk lain yang saling berhubungan.
Misalkan ada dua macam produk 1 dan 2 yang saling berhubungan,di mana
Qd1 adalah jumlah yang diminta untuk produk 1 ; Q d2 adalah jumlah yang diminta
untuk produk 2 ; P1 adalah harga barang 1 ; dan P2 adalah harga barang 2, maka fungsi
permintaan untuk kedua produk tersebut dapat ditulis menjadi,
Qd1 = a0 - a1P1 + a2P2
Qd2 = b0 + b1P1 - b2P2
Sedangkan fungsi penawaran untuk kedua produk tersebut dapat ditulis menjadi,
Qs1 = -m0 + m1P1 + m2P2
Qs2 = -n0 + n1P1 + n2P2
Dimana: Qd1 = Jumlah yang diminta dari produk 1
Qd2 = Jumlah yang diminta dari produk 2
Qs1 = Jumlah yang ditawarkan dari produk 1
Qs2 = Jumlah yang ditawarkan dari produk 2
P1 = Harga produk 1
P2 = Harga produk 2
a0 , b0 , m0, dan n0 adalah konstanta

Keseimbangan pasar akan terjadiapabila jumlah yang diminta dari produk 1 sama dengan
jumlah yang ditawarkan dari produk 1 atau (Qd1 =Qs1); dan jumlah yang diminta dari produk 2
sama dengan jumlah yang ditawarkan dari produk 2 atau (Qd2 = Qs2).

Contoh
Diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran dari dua macam produk yang mempunyai
hubungan substitusi sebagai berikut:
Qd1 = 5 – 2P1 + P2 Qs1 = -5 + 4P1 – P2
Qd2 = 6 - P2 + P1 Qs2 = -4 + 3P2 - P1
Carilah harga dan jumlah keseimbangan pasar?
Penyelesaian :
Qd1 = Qs1 Qd2 = Qs2
5 – 2P1 + P2 = -5 + 4P1 – P2 6 - P2 + P1 = -4 + 3P2 - P1
6P1 - 2P2 = 10 .... (1) 2P1 – 4P2 = -10 .... (2)
Dari persamaan tersebut dikerjakan lagi secara eliminasi,diperoleh :
6P1 - 2P2 = 10 (x2)  12P1 - 4P2 = 20
2P1 – 4P2 = -10 (x1)  2P1 – 4P2 = -10
10P1 = 30
P1 = 3
Substitusikan nilai P1 = 3 ke dalam salah satu persamaan untuk memperoleh P2
6P1 - 2P2 = 10
6 (3) - 2P2 = 10
18 – 2P2 = 10
-2P2 = 10 - 18
-2P2 = -8
P2 =4
Substitusikan nilai P1 = 3 dan nilai P2 = 4 ke dalam Persamaan Qd1 dan Qd2 untuk memperoleh
nilai Q1 dan Q2

Q1 = 5 – 2(3) + 4 = 3 ; Q2 = 6 + 3 – 4 = 5

Jadi, nilai Q1= 3; Q2 = 5; P1 = 3; dan P2 = 4

B. Pengaruh Pajak pada Keseimbangan Pasar


Penjualan atas suatu produk biasanya dikenakan pajak oleh Pemerintah. Jika produk
tersebut dikenakan pajak t per unit, maka akan terjadi perubahan keseimbangan pasar
atas produk tersebut, baik harga maupun jumlah keseimbangan. Jadi, jika Pemerintah
mengenakan pajak t per unit pada produk tertentu akan mengakibatkan harga produk
tersebut naik dan jumlah yang diminta/ditawarkan atas barang tersebut akan berkurang.
Hal ini dikarenakan bahwa produsen biasanya mengalihkan tanggungan pajaknya
sebagian kepada konsumen yang akan membeli produk tersebut.
Jika fungsi permintaan adalah,
Qd1 = a0 - aP1 + aP2
Qd2 = b0 + bP1 - bP2

Fungsi penawaran sebelum dikenakan pajak t per unit adalah,


Qs1 = -m0 + mP1 + mP2
Qs2 = -n0 + nP1 + nP2

Dan fungsi penawaran setelah dikenakan pajak t per unit adalah,


Qs1 = -m0 + m(P1 – t) + mP2

Qs2 = -n0 + n(P1 – t) + nP2

Kasus lain dapat terjadi bila fungsi penawaran mula-mula berbentuk Q=G(P), maka ada
kemungkinan bagi kita untuk menyelesaikan kedalam bentuk P= f(Q) yang lebih mudah.
Tetapi jika tidak, fungsi penawaran setelah pajak adalah,

P – t = F(Q)

Dan jumlah yang ditawarkan adalah

Q = G(Pt – t)

Sedangkan keseimbangan pasar setelah kena pajak dapat diperoleh dengan memecah
Persamaan Permintaan: P = f(Q) dan Penawaran: Q = G(Pt – t)

Penerimaan pajak total oleh Pemerintah adalah,

T = (t1 x Qt1) + (t2 x Qt2)

Dimana: T = Jumlah penerimaan pajak oleh Pemerintah

Qt = Jumlah keseimbangan setelah dikenakan pajak

t = pajak per unit produk


Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen adalah

Sedangkan besarnya pajak yang ditanggung oleh produsen adalah


Contoh
Diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran dari dua macam produk yang mempunyai
hubungan substitusi sebagai berikut:
Qd1 = 5 – 2P1 + P2 Qs1 = -5 + 4P1 – P2
Qd2 = 6 - P2 + P1 Qs2 = -4 + 3P2 - P1
Dengan Barang pertama dikenakan pajak Rp 2 /unit dan Barang kedua dikenakan pajak Rp
3/unit, maka

a. Carilah harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak!
b. Berapa besar penerimaan pajak Pemerintah?

Penyelesaian :
Keseimbangan pasar sebelum pajak adalah P1 = 3, P2 = 4, Q1 = 3, Q2 = 5
Keseimbangan pasar setelah pajak adalah,
Qd1 = 5 – 2P1 + P2 Qs1 = -5 + 4(P1 – 2) – P2 = -5 – 8 + 4P1 – P2 = -13 + 4P1 – P2
Qd2 = 6 - P2 + P1 Qs2 = -4 + 3(P2 – 3) - P1 = -4 – 9 + 3P2 - P1 = -13 + 3P2 - P1
Qd1 = Qs1 Qd2 = Qs2
5 – 2P1 + P2 = -13 + 4P1 – P2 6 - P2 + P1 = -13 + 3P2 - P1
5 + 13 = 4P1 + 2P1 – P2 – P2 6 + 13 = + 3P2 + P2 - P1- P1
18 = 6P1 - 2P2 .... (1) 19 = 4P2 - 2P1 .... (2)
Dari persamaan tersebut dikerjakan lagi secara eliminasi,diperoleh :
6P1 - 2P2 = 18 (x2)  12P1 - 4P2 = 36
-2P1 + 4P2 = 19 (x1)  -2P1 + 4P2 = 19
10P1 = 55
P1 = 5,5

Substitusikan nilai P1 = 5,5 ke dalam salah satu persamaan untuk memperoleh P2


6P1 - 2P2 = 18
6 (5,5) - 2P2 = 18
33 – 2P2 = 18
-2P2 = 18 - 33
-2P2 = -15
P2 = 7,5
Substitusikan nilai P1 = 5,5 dan nilai P2 = 7,5 ke dalam Persamaan Q S1 dan QS2 untuk
memperoleh nilai Q1 dan Q2
Q1 = -13 + 4(5,5) – 7,5 = 1,5 ; Q2 = -13 + 3(7,5) – 5,5 = 4
Jadi, nilai Q1= 1,5; Q2 = 4; P1 = 5,5; dan P2 = 7,5
 Pajak Pemerintah (T)
T = (t1 x Qt1) + (t2 x Qt2)
T = (2 x 1,5) + (3 x 4)
T = 10
 Pajak Konsumen (tk)
 Pajak Produsen (tp)
C. Pengaruh Subsidi pada Keseimbangan Pasar

Adanya subsidi yang diberikan pemerintah atas penjualan suatu barang akan
menyebabkan produsen menurunkan harga jual barang tersebut sebesar subsidi per
unit (s),sehingga fungsi penawarannya akan berubah yang pada akhirnya
keseimbangan pasar akan berubah pula.

Jika fungsi permintaan adalah,


Qd1 = a0 - aP1 + aP2
Qd2 = b0 + bP1 - bP2

Fungsi penawaran sebelum dikenakan subsidi (s) per unit adalah,


Qs1 = -m0 + mP1 + mP2
Qs2 = -n0 + nP1 + nP2

Dan fungsi penawaran setelah dikenakan subsidi (s) per unit adalah,
Qs1(s) = -m0 + m(P1 + t) + mP2

Qs2(s) = -n0 + n(P1 + t) + nP2

Kasus lain dapat terjadi bila fungsi penawaran mula-mula berbentuk Q=G(P),
maka ada kemungkinan bagi kita untuk menyelesaikan kedalam bentuk P= f(Q) yang
lebih mudah. Tetapi jika tidak, fungsi penawaran setelah subsidi adalah,

P + s = F(Q)

Dan jumlah yang ditawarkan adalah

Q = G(P + s)

Sedangkan keseimbangan pasar setelah kena subsidi dapat diperoleh dengan memecah
Persamaan Permintaan: P = f(Q) dan Penawaran: Q = G(P + s)

• Besar subsidi yang diberikan pemerintah (S)


S = (s1 × Q1(s)) + (s2 × Q2(s))

• Besar subsidi yang dinikmati konsumen (sk)

• Besar subsidi yang dinikmati podusen (sp)


Contoh
Diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran dari dua macam produk yang mempunyai
hubungan substitusi sebagai berikut:
Qd1 = 5 – 2P1 + P2 Qs1 = -5 + 4P1 – P2
Qd2 = 6 - P2 + P1 Qs2 = -4 + 3P2 - P1
Dengan Barang pertama dikenakan subsidi Rp 1 /unit dan Barang kedua dikenakan subsidi
Rp 2 /unit, maka

a. Carilah harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah subsidi!
b. Berapa besar subsidi yang diberikan Pemerintah?

Penyelesaian :
Keseimbangan pasar sebelum subsidi adalah P1 = 3, P2 = 4, Q1 = 3, Q2 = 5
Keseimbangan pasar setelah subsidi adalah,
Qd1 = 5 – 2P1 + P2 Qs1 = -5 + 4(P1 + 1) – P2 = -5 + 4 + 4P1 – P2 = -1 + 4P1 – P2
Qd2 = 6 - P2 + P1 Qs2 = -4 + 3(P2 + 2) - P1 = -4 + 6 + 3P2 - P1 = 2 + 3P2 - P1
Qd1 = Qs1 Qd2 = Qs2
5 – 2P1 + P2 = -1 + 4P1 – P2 6 - P2 + P1 = 2 + 3P2 - P1
5 + 1 = 4P1 + 2P1 – P2 – P2 6 + 2 = + 3P2 + P2 - P1- P1
6 = 6P1 - 2P2 .... (1) 4 = 4P2 - 2P1 .... (2)
Dari persamaan tersebut dikerjakan lagi secara eliminasi,diperoleh :
6P1 - 2P2 = 6 (x2)  12P1 - 4P2 = 12
-2P1 + 4P2 = 4 (x1)  -2P1 + 4P2 = 4
10P1 = 16
P1(S) = 1,6

Substitusikan nilai P1(s) = 1,5 ke dalam salah satu persamaan untuk memperoleh P2(s)
6P1 - 2P2 = 6
6 (1,6) - 2P2 = 6
9,6 – 2P2 = 6
-2P2 = 6 – 9,6
-2P2 = -3,6
P2(s) = 1,8
Substitusikan nilai P1(s) = 1,8 dan nilai P2(s) = 1,8 ke dalam Persamaan QS1(s) dan QS2(s)
untuk memperoleh nilai Q1(s) dan Q2(s)
Q1(S) = -1 + 4(1,6) – 1,8 = 3,6 ; Q2(s) = 2 + 3(1,8) – 1,6 = 5,8
Jadi, nilai Q1= 3,6; Q2 = 5,8; P1 = 1,6; dan P2 = 1,8
 Subsidi Pemerintah (S)
S = (s1 x Q1(s)) + (s2 x Q2(s))
S = (1 x 3,6) + (2 x 5,8)
S = 15,2
 Subsidi Konsumen (sk)
 Subsidi Produsen (sp)

D. Fungsi Konsumsi
Fungsi belanja konsumsi menunjukan hubungan antara jumlah belanja konsumsi pribadi atas
barang dan jasa saat ini oleh rumah tangga konsumen dan beberapa variabel ekonomi dalam
perekonomian yang mempengaruhinya pada suatu periode waktu tertentu. Fungsi konsumsi
pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi yang bernama John M. Kenyes.
Menurut asumsi beliau bahwa fungsi konsumsi mempunyai beberapa sifat khusus, yaitu :
1. Terdapat sejumlah konsumsi mutlak (absolut) tertentu untuk mempertahankan hidup
walaupun tidak mempunyai pendapatan uang.
2. Konsumsi berhubungan dengan pendapatan yang siap dibelanjakan (disposible
income) yaitu : C = f (Y d ).
3. Jika pendapatan yang siap dibelanjakan meningkat , maka konsumsi juga akan
meningkat walaupun dalam jumlah yang lebih sedikit. Jadi, bila ∆ Y d = perubahan
kenaikan pendapatan yang siap dibelanjakan dan ∆ C = perubahan konsumsi, maka
∆C ∆C
akan bernilai positif dan kurang dari satu, atau 0 < < 1.
∆Yd ∆Yd
4. Proporsi kenaikan pendapatan yang siap dibelanjakan untuk konsumsi adalah konstan.
Proporsi ini disebut sebagai kecenderungan konsumsi marginal (marginal propensity
to consume, MPC)

Berdasarkan keempat asumsi diatas, maka fungsi konsumsi dapat ditulis kedalam bentuk
persamaan :

C = a + bY d

dimana : C = konsumsi
Y d = pendapatan disposibel / pendapatan yang siap dibelanjakan

a = konsumsi dasar tertentu yang tidak tergantung pada pendapatan


b = kecenderungan konsumsi marginal (MPC)

Contoh
Jika telah diketahui fungsi konsumsi dalam suatu perekonomian adalah C = 15 + 0,75Y d
dan pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) adalah Rp 30 miliar. Asumsi
bahwa T = 0. Maka,
a. Berapa nilai belanja konsumsi aggregate
b. Gambarkan fungsi konsumsi dalam diagram

Penyelesaian :
a. Jika Y d = Rp 30 miliar, maka :
C = 15 + 0,75Y d
= 15 + 0,75(30)
= 15 + 22,5
= 37,5 miliar

E. Pulang Pokok (BEP)


Untuk mencapai tujuan perusaan dalam memaksimumkan laba, biasanya perusahaan
memerlukan penanganan manajemen yang terencana terlebih dahulu dan harus secara
akurat menentukan keputusan-keputusan manajerial yang akan diambil di berbagai
bidang kegiatan perusahaan. Terutama terhadap keputusan di bidang pemasaran dan
produksi.
Pertimbangan penting bagi perusahaan terhadap keputusan pemasaran dan produksi
ini adalah memperkirakan (estimate) volume penjualan atau penerimaannya yang diperoleh
dari hasil penjualan produknya selama periode tertentu, kemudian mencari jalan keluar yang
cukup aman untuk memastikan bahwa penerimaan tersebut dapat menutupi baik biaya
produksi maupun biaya transportasi, biaya periklanan agar supaya produk tersebut dapat
terjual di pasar.
Umumnya, baik fungsi penerimaan total maupun fungsi biaya total dinyatakan sebagai fungsi
linier sebagai berikut :
 Persamaan biaya total :

TC = FC + VQ

dimana : TC = biaya total


FC = biaya tetap total
VQ = biaya variabel total
V = biaya variabel per unit
Q = jumlah produk yang dihasilkan
*biaya tetap total (FC) tidak tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan (Q), sehingga
biaya ini tidak berubah atau konstan.
 Persamaan penerimaan total :

TR = P.Q

dimana : TR = penerimaan total


T = harga produk per unit
Q = jumlah produk yang dijual

 Metode pulang pokok dalam unit

FC
Q=
( P−V )

dimana : Q = jumlah produk yang dijual


FC = biaya tetap total
P = harga
V = biaya variabel per unit

Bila penerimaan total (TR) dari hasil penjualan produk hanya sama dengan biaya total
(TC) yang dikeluarkan perusahaan, maka perusahaan tidak mendapatkan laba maupun
kerugian. Hal inilah yang disebut dengan pulang pokok (break even). Selanjutnya, analisis
titik pulang pokok atau titik impas(break even point analysis) adalah tingkat jumlah produk
(Q) dimana penerimaan total dari hasil penjualan hanya cukup untuk menutup biaya produksi
yang dikeluarkan perusahaan.
Kemudian jika perusahaan beroperasi pada tingkat jumlah produk (Q) yang lebih
besar daripada titik pulang pokok, maka perusahaan akan memperoleh laba (profit).
Sebaliknya, jika perusahaan beroperasi pada tingkat jumlah produk (Q) yang lebih kecil
daripada titik pulang pokok, maka perusahaan akan memperoleh kerugian (loss).
Jadi, analisis pulang pokok menyatakan bahwa, perusahaan mendapatkan laba
dan rugi sebesar nol.

Contoh
Suatu perusahaan menghasilkan produknya dengan biaya variabel per unit Rp 4.000 dan harga
jualnya per unit Rp 12.000. manajemen menetapkan bahwa biaya tetap dan operasinya Rp
2.000.000. tentukanlah jumlah unit produk yang harus perusahaan jual agar mencapai pulang
pokok?

Penyelesaian :

Diketahui :

V = Rp 4.000

P = Rp 12.000

FC = Rp 2.000.000

FC
Q=
( P−V )
2.000 .000
= (12.000−4.000)

2.000.000
= 8.000.000

= 250 unit

Anda mungkin juga menyukai