JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN:
PKM – GAGASAN TERTULIS
Diusulkan Oleh:
Laila Thursina Zahra 4203151029 Angkatan: 2022
Azzahra Siregar 4203151042 Angkatan: 2022
Miranda Nihdatul Zahwa 4203351011 Angkatan: 2022
Yogi Partogi Sihite 4203151047 Angkatan: 2022
Willy Malau 4203151050 Angkatan: 2022
1. Pendahuluan
2. Gagasan
3. Penutup
i
1
1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Dari masalah yang telah diuraikan, maka dapat diketahui tujuan dari
gagasan ini, yaitu:
1. Menerapkan teknologi Ultraviolet Osmosis di desa-desa sebagai alat
untuk melakukan proses filtrasi air
2. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengonsumsi
air bersih bagi kesehatan tubuh
2
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari gagasan yang disampaikan oleh penulis yaitu:
1. Menciptakan masyarakat yang melek teknologi dengan
memperkenalkan alat Ultraviolet Osmosis serta penggunaannya
2. Menciptakan masyarakat yang sehat dengan mengonsumsi air minum
berkualitas layak
3
2. GAGASAN
2.1 Kebutuhan Air Bersih Serta Dampaknya Pada Kesehatan
Menurut Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 2019 mencatat bahwa 2,2
miliar orang atau seperempat populasi dunia masih kekurangan air minum yang
aman dikonsumsi. Sementara itu, 4,2 miliar orang tidak memiliki layanan sanitasi
yang aman dan 3 miliar tidak memiliki fasilitas cuci tangan dasar. Adapun menurut
laporan Bappenas, ketersediaan air di sebagian besar wilayah Pulau Jawa dan Bali
saat ini sudah tergolong langka hingga kritis. Sementara itu, ketersediaan air di
Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan diproyeksikan akan
menjadi langka atau kritis pada tahun 2045. Kelangkaan air bersih juga berlaku
untuk air minum. Menurut RPJMN 2020-2024, hanya 6,87 persen rumah tangga
yang memiliki akses air minum aman. Adapun berdasarkan Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) 2020 dari BPS juga menunjukkan ada sebesar 90,21 persen
rumah tangga yang memiliki akses air minum layak, meskipun distribusinya tidak
merata (Iswara, 2021).
Berdasarkan data WHO, penyakit diare merupakan penyebab utama kedua
kematian pada anak di bawah usia lima tahun di dunia dengan angka kematian
sekitar 525.000 anak pada tahun 2017.7 Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2018
diketahui bahwa prevalensi diare berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan di
Indonesia adalah sebesar 6,8%. Hal ini meningkat jika dibandingkan dengan hasil
Riskesdas 2013 yaitu hanya 4,5%.
Secara klinis, diare dapat disebabkan oleh infeksi (infeksi bakteri, virus,
parasit), malabsorbsi, alergi, keracunan (bahan kimia, racun yang terkandung atau
diproduksi oleh jasad renik, ikan, buah-buahan, sayur- sayuran, algae, imunisasi,
difisiensi dan lain sebagainya. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa faktor
utama yang mempengaruhi terjadinya kejadian diare, khususnya pada balita adalah
kesehatan lingkungan, diantaranya adalah penggunaan sarana air bersih,
pengelolaan sampah dan limbah, perilaku hidup bersih, dan lain-lain.
satu caranya adalah dengan menjaga ketersediaan kualitas air bersih yang cukup
dengan mendorong penyediaan infrastruktur dasar pemukiman di daerah
perkotaan. Berdasarkan data BPS tahun 2017, kondisi cakupan akses pelayanan air
minum layak di Indonesia baru mencapai 72 persen, di mana pelayanan akses air
minum layak di perkotaan baru mencapai 80,8 persen.
Sementara itu, target nasional dalam RPJMN untuk air minum layak pada
tahun 2019 telah ditetapkan sebesar 100 persen sesuai amanat Undang-Undang No
23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah memiliki peran yang sangat penting
dalam pengembangan sistem penyediaan air minum di wilayahnya masing-masing.
Untuk memenuhi gap serta mewujudkan pembangunan infrastruktur yang andal
diperlukan kerja keras dan komitmen Pemerintah serta mekanisme penganggaran
daerah yang optimal. Salah satunya melalui Program Hibah Air Minum Perkotaan.
Dari keterangan yang diterima, disebutkan bahwa program ini terukur dan investasi
pembangunan di bidang air minum yang direalisasikan oleh Pemerintah Daerah
melalui Penyertaan Modal kepada PDAM.
bakteri yang ada di dalam air yang sedang dalam proses penyaringan. Lampu
Ultraviolet juga dibantu dengan ozon dalam proses membunuh bakteri yang ada di
dalam air. Penggunaan ozon serta Lampu UV akan menjamin air yang dihasilkan
dari hasil penyaringan akan higienis dan steril sehingga bebas dari bakteri pathogen
yang dapat mengancam kesehatan.
2.4 Implementasi Ultraviolet Osmosis di Desa
Gagasan ini dapat diimplementasikan dengan bantuan beberapa pihak
seperti pemerintah daerah, kepala desa serta masyarakat sendiri. Langkah awal
yang dapat dilakukan adalah dengan membangun hubungan kerjasama antara
pemerintah daerah dengan kepala desa. Diharapkan kepada pemerintah daerah
untuk menyediakan fasilitas berupa beberapa unit alat Ultraviolet Osmosis serta
beberapa orang tenaga ahli untuk menjalankan alat ini.
Dalam menerapkan gagasan ini, akan ada faktor yang menjadi pendukung
untuk menjalankan proses, slaah satunya adalah dana. Oleh karena itu, diharapkan
kerjasama yang baik di antara petinggi desa dengan pemerintah daerah serta mampu
memanajemen keuangan dengan baik sehingga manfaat yang didapatkan dari
penggunaan alat Osmosis Ultraviolet ini berjalan lama.
6
3. KESIMPULAN
Air menjadi sumber penyakit dikarenakan, vektor penyakit khususnya
penyakit diare berkembang biak dan menular melalui air yang memiliki kualitas
yang tidak baik. Ketersediaan air bersih yang tidak merata membuat masyarakat
tidak dapat menggunakan serta mengonsumsi air minum yang layak dalam
kehidupan sehari-hari. Alat Ultraviolet Osmosis dapat membantu masyarakat untuk
memperoleh air bersih dengan kualitas baik. Diharapkan penggunaan alat ini dapat
membantu masyarakat untuk mencegah diri dari penyakit akibat mikroba yang
terkandung dalam air yang tercemar.
7
4. DAFTAR PUSTAKA
Adlina, S. (2011). Identifikasi Usaha Konservasi Air Tanah Pada Kelurahan Bekasi
Jaya Kecamatan Bekasi Timur. JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI SAINS
DAN TEKNOLOGI, 1(1), 24.
Iswara, M., 2021. Krisis Air Bersih Yang Kian Memburuk Saat Pandemi
Menerjang. [online] tirto.id. Available at: <https://tirto.id/krisis-air-bersih-yang-
kian-memburuk-saat-pandemi-menerjang-gcmz> [Accessed 28 August 2021].
World Health Organization.Diarrhoeal disease. who.int.https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease. Published 2017.
Kementerian Kesehatan RI. LaporanHasil Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas)
Indonesia tahun2018.Ris Kesehat Dasar 2018. 2018:182-183.
Candra Y, Hadi MC, YuliantyAE.Hubungan Antara KeadaanSanitasi Sarana Air
Bersih DenganKejadianDiare Pada Balita DidesaDenbantasTabanan Tahun 2013. J
KesehatLingkung. 2014;4(1):112-117.
Fajar ARDAPNA. Investigasi KasusDiare pada Balita di KotaPalembangTahun
2015-2016 denganPendekatan Sisteminformasi Geografis. JKMA (Jurnal
KesehatMasy Andalas) (Andalas JPublicHeal. 2018;12(2):90-96.
Marini, D. O. (2020). Hubungan Sumber Air Minum Dengan Kejadian Diare di
Provinsi SUmatera Selatan. SPIRAKEL, 35-45.