Anda di halaman 1dari 27

ARTIKEL ILMIAH

PERENCANAAN BENDUNG KARET UNTUK PENGENDALI


BANJIR DI SUNGAI ANCAR KOTA MATARAM

Design of rubber dam for flood control in Ancar River Mataram City
Tugas Akhir
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

Oleh :
LALU SYAMSUL MIA HARTADI
F1A112035

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2019
PERENCANAAN BENDUNG KARET UNTUK PENGENDALI BANJIR DI SUNGAI ANCAR
KOTA MATARAM

, ,
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

INTISARI

Sungai Ancar merupakan salah satu sungai yang melintasi Kota Mataram memiliki beberapa bangunan
melintang sungai seperti bendung, cekdam, dan jembatan. Bendung Gerisak berada di aliran sungai Ancar
adalah bendung tetap yang terletak di wilayah Kelurahan Kekalik Jaya. Namum saat terjadi debit besar pada
sungai Ancar di hulu Bendung Gerisak terjadi banjir yang mengakibatkan penggenangan di pemukiman. Untuk
mengatasi hal tersebut kiranya diperlukan perencanaan bendung karet yang tubuh bendungnya bisa dikempiskan
untuk menurunkan muka air saat debit besar dan elevasi mercunya dapat diatur sesuai kebutuhan pertanian
sekaligus pengendali banjir.
Perencanaan ini menganalisis besar debit sungai Ancar, bagaimana kapasitas pengaliran dan reduksi
banjir dengan adanya bendung karet di sungai Ancar menggunakan program Hecras 5.0.3. Selanjutnya
menganlisis stabilitas bendung karet terhadap penggulingan, penggeseran, gaya angkat, dan stabilitas tanah
dasar.
Berdasarkan hasil analisis tersebut didapatkan nilai debit banjir rancangan Q25th = 54,953 m3/dtk.
Kapasitas pengaliran sungai Ancar pada river station 32, 29, dan 28 (antara jembatan Jln. Majapahit dengan
jembatan Jln. Seruni) tidak mampu mengalirkan debit banjir rancangan pada kala ulang Q1,001th sebesar 3,71
m3/dtk. Reduksi banjir dengan rencana penggantian bendung tetap menjadi bendung karet dan normalisasi
mampu mereduksi banjir hingga 82,81% pada kala ulang Q25th. Bendung karet pada kondisi banjir dan gempa
aman terhadap penggulingan dengan angka keamanan = 10,95 > 1,20, penggeseran = 5,88 > 1,20, gaya angkat
air = 2,38 > 1,20, dan stabilitas tanah dasar = 0,47 < 2,00.
Kata Kunci : Pengendali Banjir, Bendung Karet.

PENDAHULUAN Kecamatan Sekarbela Kota Mataram ±1300


A. Latar Belakang meter dari muara. Hulu bendung merupakan
daerah padat penduduk. Bendung tersebut
Sungai selain berfungsi sebagai penyedia difungsikan untuk meninggikan muka air
air bagi kebutuhan domestik maupun non mengairi areal irigasi 30,09 Ha (Hasil evaluasi
domestik, juga berfungsi sebagai prasarana luas areal irigasi berbasis google earth 2018),
transportasi, penyedia tenaga, penyediaan namun saat terjadi debit besar pada sungai
material, sistem drainase alam, dan sarana Ancar di hulu Bendung Gerisak terjadi banjir
rekreasi. Fungsi sungai pada hakekatnya yang mengakibatkan penggenangan di
memang sangat luas, namun demikian di pemukiman. Untuk mengatasi hal tersebut
waktu tertentu sungai dapat menimbulkan kiranya diperlukan bendung karet yang tubuh
malapetaka bagi masyarakat di sekitarnya bendungnya bisa dikempiskan untuk
dalam bentuk bencana banjir.. menurunkan muka air saat debit besar dan
elevasi mercunya dapat diatur sesuai kebutuhan
Bendung Gerisak terletak di Daerah
pertanian sekaligus pengendali banjir .
Aliran Sungai Ancar Kelurahan Kekalik Jaya

1
B. Rumusan Masalah Untuk desain kemudian dipilih bendung karet dengan
1. Bagaimana kapasitas pengaliran Sungai jenis yang diisi udara. Tinggi bendung
Ancar pada kondisi eksisting menggunakan
program HEC-RAS 5.0.3?
2. Bagaimana perencanaan bendung karet
untuk penanggulangan banjir di
Sungai Ancar?
3. Berapa besar presentase reduksi banjir
dengan adanya bendung karet di
Sungai Ancar?
C. Tujuan perencanaan
1. Menentukan kapasitas pengaliran
Sungai Ancar pada kondisi eksisting
menggunakan program HEC-RAS 5.0.3.
2. Mendapatkan perencanaan bendung
karet untuk Sungai Ancar
3. Menentukan besar presentase
reduksi banjir dengan adanya
bendung karet
D. Manfaat Perencanaan
Manfaat yang diharapkan peneliti pada
penelitian ini adalah dapat memberikan
gambaran mengenai potensi terjadinya banjir
pada Sungai Ancar pada tahun mendatang serta
alternatif upaya penanggulangannya dengan
kontruksi bendung karet.
E. Batasan Masalah
1. Data yang digunakan adalah data
AWLR Ancar dengan panjang data 10
tahun (2008-2017).
2. Panjang sungai yang diteliti adalah 3000
m.
3. Analisa hidrologi secara manual
menggunakan Analisa
Frekuensi.
4. Analisa hidrolika menggunakan program
HEC-RAS 5.0.3.
5. Tidak menganalisa jaringan
irigasinya, karena elevasi mercu
bendung tidak dirubah.
6. Tidak menganalisa saluran drainase.
7. Tidak membahas teknik pelaksanaan
di lapangan.
8. Tidak memperhitungkan RAB.

DASAR TEORI
A. Tinjauan Pustaka

Bramantyo (2002) dalam tugas akhirnya


yang berjudul “Perencanaan Bendung Karet
Sungai Bangkaderes, Cirebon”, didapatkan hasil
debit banjir pada kala ulang Q25th yaitu sebesar
231,49 m3/det. Dalam perencanaan hidraulik
bendung dilakukan terlebih dahulu pengamatan
topografi dan lokasi untuk menentukan as
bendung karet. Letak as bendung karet dipilih
pada potongan melintang (cross section) BD-07.
2
yang direncanakan adalah 3 meter, 2. Menghemat Bahan
dengan elevasi dasar bendung EL+ 0,00 3. Bangunan Sederhana dan Pemasangan yang
dan elevasi mercu bendung berada pada mudah
EL+3,00.

B. Landasan Teori
1) Analisa Hidrologi
Hidrologi adalah Ilmu yang berkaitan
dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya,
peredaran dan peyebarannya, sifat-sifatnya
dan hubungan dengan lingkungannya
terutama dengan makhluk hidup (Triatmodjo,
2010).
a. Analisa Frekuensi
- Parameter Statistik
Parameter yang digunakan dalam
menganalisa frekuensi meliputi parameter
nilai rata-rata (x ̅), standar deviasi (S),
koefisien variasi (Cv), koefisien kemiringan
(Cs), dan koefisien kurtosis (Ck).
- Pemilihan Jenis Distribusi
 Distribusi Gumbel
 Distribusi Log Pearson Tipe III
 Distribusi Normal
 Distribusi Log Normal
- Uji Kecocokan Distribusi
 Uji Chi-Kuadrat
 Uji Smirnov Kolmogorov
- Analisa Debit Banjir
Penentuan kala ulang untuk desain
bangunan sungai dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kala Ulang Banjir Rancangan untuk
Bangunan Sungai

2) Bendung Karet
Bendung karet pertama kali dirancang tahun
1957 oleh ahli teknik Amerika dan dibangun
di Sungai Los Angeles, California. Bendung
karet dapat diumpamakan sebagai kantong
karet yang dipasang melintang sungai.
Dengan memompakan udara atau air
kedalamnya, bendung karet akan
mengembung sehingga akan menahan aliran
serta dapat menaikkan elevasi muka air di
sungai. Sebaliknya dengan mengempiskan
secara manual atau otomatis tubuh bendung
karet bisa rata dengan pondasi. Dan apabila
diinginkan dikempiskan sebagian sesuai
dengan kebutuhan (Anonim, 2011)
a. Keuntungan / Kelebihan
1. Biaya Rendah
3
4. Peralatan yang mudah untuk mengisi dan
mengempiskan tubuh bendung karet
5. Tidak Ada Pengaruh Banjir
6. Tahan Gempa
b. Keterbatasan / Kelemahan
1. Daya Tahan,
2. Operasional
3) Perencanaan Bendung Karet
a. Dasar Penerapan
b. Persyaratan
c. Dasar Perencanaan
d. Perencanaan Tata Letak
e. Perencanaan Hidraulik
f. Perencanaan Tubuh Bendung
g. Cara Kerja Bendung Karet
h. Perencanaan Stabilitas
i. Gaya-gaya yang bekerja pada pondasi
METODE PENELITIAN DATA HASIL PERHITUNGAN HIDRAULIK BENDUNG KARET

A. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan objek dalam penelitian PERHITUNGAN PANJANG LANTAI HULU DAN GARIS REMBESAN

ini adalah Sungai Ancar yang terletak pada DAS TAKSIR TEBAL PONDASI

Ancar Wilayah Sungai (WS) Pulau Lombok.


Panjang sungai yang diteliti adalah 3000 m dari PERHITUNGAN GAYA-GAYA YANG BEKERJA

total panjang sungai yang ada. PENGHITUNGAN SF TERHADAP GULING DAN GESER

TIDAK SFYA
MEMENUHI
SYARAT

PENGHITUNGAN SF DAYA DUKUNG TANAH

TIDAK SFYA
MEMENUHI
SYARAT

PERENCANAAN PONDASI DALAM

PENGHITUNGAN GAYA-GAYA TERMASUK KEKUATAN GESER & TARIK TIANG PANCANG

Gambar.1. Lokasi Penelitian MODIFIKASI STRUKTUR TIANG


PENGHITUNGAN SF TERHADAP GULING,

B. Tahap Penelitian TIDAK SF YA

1. Tahap persiapan MEMENUHI


SYARAT
PEMBU ATAN
LAPO RAN

2. Tahap Pengumpulan data SE LESAI

3. Tahap analisa data Gambar.2. Bagan alir penelitia n


C. Bagan Alir Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hidrologi
Adapun data yang tersedia dan digunakan
dalam penelitian ini adalah data-data debit banjir
puncak tahunan yang tercatat dari pos pengamatan
debit di AWLR Ancar dari tahun 2008 s/d 2017.
Data debit yang pernah terjadi pada Sungai Ancar
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 2. Data debit banjir maksimum Sungai Ancar.

4
Dari tabel 5 nilai parameter statistik tidak termasuk
dalam kategori tipe distribusi Gumbel, sehingga
perhitungan selanjutnya tidak dilanjutkan.
2. Distribusi Log Pearson Tipe III
Tabel 5. Perhitungan parameter statistik Distribusi
Log Pearson Tipe III.

1. Distribusi Gumbel
Tabel 3. Perhitungan parameter statistik Distribusi
Gumbel.

1. Rata-rata debit banjir log x



log x =
.
log x =
log x = 1,23 m /detik
2. Deviasi standar (S)
∑( )
S=
1. Rata-rata debit banjir (x) ,
S=

x=
S = 0,29
,
x= 3. Koefisien varian (Cv)
x = 20,66 m /detik Cv =
2. Deviasi standar (S) ,
Cv = ,
∑()
S= Cv = 0,23
,
4. Koefisien kemencengan (Cs)
S= ∑ ()
Cs = ()()
S = 13,26 ,
3. Koefisien varian (Cv) Cs = ()() ,

Cv = Cs = 0,04
5. Koefisien kurtosis (Ck)
Cv = , ∑ ( )
Ck = )(
Cv = 0,64
, ( )()
4. Koefisien kemencengan (Cs) ,
Ck = )() ,
∑ () ()(
Cs = ()() Ck = −1,19
, Tabel 6. Kriteria distribusi Log Pearson Tipe III
Cs = ()() ,

Cs = 0,81
5. Koefisien kurtosis (Ck)
∑ ()
Ck = ()()()
Dari tabel 6, nilai parameter statistik untuk
,
kategori tipe distribusi Log Pearson Tipe III tidak
Ck = memilik batasan, sehingga perhitungan selanjutnya
()()() ,
Ck = −0,68 dapat dilakukan.
Tabel 4. Kriteria distribusi Gumbel Dengan didapatkannya nilai Cs = 0,04, maka
akan dapat dicari nilai k untuk masing-masing
periode ulang dengan cara diplot ke dalam Tabel
5
Nilai k untuk Distribusi Log Pearson Tipe III Pearson Tipe III, maka nilai tersebut tidak perlu
(Lampiran I). dicari kembali.
a. Periode ulang 1,001 tahun Tabel 9. Kriteria distribusi Log Normal
 Mencari nilai k Log Pearson Tipe III
- Cs1 = 0,0 k1 = - 2,326
- Cs2 = 0,04 k2 = …?
- Cs3 = 0,1 k3 = - 2,252
k = k + x (k − k ) Dari tabel 11, nilai parameter statistik untuk
,
kategori tipe distribusi Log Normal memenuhi
k = (−2,326) + x (−2,252) − kriteria, sehingga perhitungan selanjutnya dapat
,
dilanjutkan.
, ,
(−2,326)
k = −2,298 Kemudian untuk masing-masing debit
 Mencari nilai debit Log Pearson Tipe III rancangan periode ulang dapat dihitung langsung
dengan nilai Faktor frekuensi/faktor probabilitas (k).
log X = log x + S . k a. Periode ulang 1,001 tahun
log X = 1,23 + 0,29 . (−2,298)  Mencari nilai k Log Normal
log X = 0,570 m /detik k = −3,05
X = 3,712 m /detik  Mencari nilai debit Log Normal
Untuk debit selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 9
berikut ini : log X = log x + S . k
log X = 1,23 + 0,29 . (−3,05)
Tabel 7. Analisa debit banjir rencana Distribusi Log
Pearson Tipe III. log X = 0,353 m /detik
X = 2,254 m /detik
Untuk debit selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 12
berikut ini :
Tabel 10. Analisa debit banjir rencana Distribusi
Log Normal.

Distribusi Log Normal sama dengan Distribusi Log

3. Distribusi Normal
Karena nilai debit rata-rata (x), deviasi standar (S),
koefisien varian (Cv), koefisien kemencengan (Cs)
serta koefisien kurtosis (Ck) pada Distribusi Normal
sama dengan Distribusi Gumbel, maka nilai tersebut
tidak perlu dicari kembali.
Tabel 8. Kriteria distribusi Normal

Dari tabel 10, nilai parameter statistik tidak


termasuk dalam kategori tipe distribusi Normal,
sehingga perhitungan selanjutnya tidak dilanjutkan.
4. Distribusi Log Normal
Karena nilai debit rata-rata (x), deviasi
standar (S), koefisien varian (Cv), koefisien
kemencengan (Cs) serta koefisien kurtosis (Ck) pada
6
5. Rekapitulasi Debit Banjir
Rencana Beberapa Metode
Perhitungan
Berikut ini adalah rekapitulasi debit banjir
rencana beberapa periode ulang untuk
Distribusi Log Pearson Tipe III dan
Distribusi Log Normal yang merupakan hasil
dari perhitungan sebelumnya.
Tabel 11. Rekapitulasi debit banjir rencana.

Dari Tabel 13 di atas, dapat dilihat beberapa


periode ulang yang telah dihitung dan antara
metode Log Pearson Tipe III dan Log Normal
hampir memiliki hasil perhitungan yang
mendekati, namun untuk perhitungan lebih
lanjut digunakan debit banjir

7
rencana periode ulang 25 tahun (Q25 tahun) metode =1
Log Pearson Tipe III yang memiliki angka lebih α = 2, untuk Chi-Kuadrat
besar dari hasil perhitungan metode Log Normal, Dengan menggunakan derajat kepercayaan
pada umumnya sering digunakan untuk perhitungan (α) = 5% dan nilai DK = 1 sehingga berdasarkan
dalam menetapkan nilai yang paling ekstrim Tabel nilai kritis untuk Uji Chi - Kuadrat (uji satu
(Nugroho, 2011). sisi) diperoleh nilai derajat kepercayaan sebesar
6. Uji Kecocokan Distribusi 3,841.
a. Uji Chi Kuadrat 2. Uji kecocokan
1. Penentuan jumlah kelas (K) : Untuk derajat kebebasan (α) = 5%
K = 1 + 3,322 log N X2 hitungan < X2 tabel
K = 1 + 3,322 log 10
K = 1 + 3,322 ∑( )
∑ < 3,841
K = 4,322 ≅ 4
2. Penentuan range atau jumlah kelas
3,60 < 3,841
R = nilai data terbesar – nilai data
terkecil Jadi, dari hasil pengujian Chi-Kuadrat, maka
= 43,24 – 6,80 persamaan Log Pearson Tipe III yang digunakan
= 36,44 m³/detik untuk cara analitis dianggap benar dan dapat
diterima.
3. Penentuan interval kelas
b. Uji Smirnov Kolmogorov
I=
Pemeriksaan uji kesesuaian cara Smirnov
I= ,
Kolmogorov ini dimaksudkan untuk mengetahui
I = 9,11 suatu kebenaran hipotesa frekuensi sebaran. Karena
4. Pembagian Interval nilai debit log x, rata-rata (x), deviasi standar (S)
P1 = Nilai data terkecil + Interval sama dengan perhitungan sebelumnya maka nilai
kelas tersebut tidak perlu dicari kembali.
 Mencari nilai G
= 6,80 + 9,11 log x − log xrt
G=
= 15,91 m³/detik deviasi
1.64 − 1.23
P2 = 15,91+ 9,11 G=
0.29
G = 1.402
= 25,02 m³/detik
 Mencari nilai kemungkinan terjadi P
P3 = 25,02 + 9,11 (%)
P(%) = x100%
= 34,13 m³/detik 1
P ( %) = x100%
P4 = 34,13 + 9,11 10 + 1
P(%) = 9.091
= 43,24 m³/detik
 Mencari nilai kemungkinan teoritis (%)
5. Menentukan E b. Probabilitas dengan nilai G= 1,402
E= - G1 = 1,288 P(%)1 = 10
E = - G2 = 1,402 P(%)2 = …?
- G3 = 1,605 P(%)3 = 5
E = 2,5
Tabel 12. Analisa sebaran. P(%) = P(%) + x (P(%) − P(%) )
, ,
P(%) = (10) + x (5) − (10)
, ,
=4–(2+1)

1. Mencari derajat
kebebasan DK =K–
(α + 1)
8
P(%) = 8,19
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada
tabel 13 Tabel 13. Perhitungan uji
Smirnov-Kolmogorov

9
No. Tahun Debit P (%)Kemungkinan D Maks
log x log xrt deviasi G
(m3/dtk) m/(n+1)x100% Teoritis (%) (%)
(3) (10)
(1) (2) 43.24 (4)=log(3) (5)=rata-rata(4)(6)(7)=(4)-(5)/(6)(8)(9) 0.90
1 2016 40.84 1.641.230.291.4029.0918.19 8.63
2 2013 29.37 1.611.230.291.31618.1829.55 6.54
3 2015 23.68 1.471.230.290.81927.27320.73 3.95
4 2017 16.44 1.371.230.290.49536.36432.42 7.83
5 2014 15.00 1.221.230.29-0.05545.45553.28 6.09
6 2008 13.83 1.181.230.29-0.19354.54560.64 3.52
7 2009 10.27 1.141.230.29-0.31663.63667.16 10.15
8 2010 7.11 1.011.230.29-0.76472.72782.88 8.76
9 2012 6.80 0.851.230.29-1.31981.81890.58 0.61
10 2011 0.831.230.29-1.38690.90991.52

Delta peluang maksimum (D maks) (%) = 10.15


Derajat signifikan (%) = 5
Tingkat kepercayaan (%) = 95
Banyak data = 10
Delta ( ∆ ) kritis (%) = 41 (Nilai ∆kritik Uji Smirnov Kolmogorov)
Delta peluang maksimum (D maks) = 10.15 < Delta ( ∆ ) kritis = 41
maka hipotesa diterima
Gambar.4. Long section hasil pemodelan
B. Analisis Hidrolika dengan kondisi eksisting (Q25th)
Analisa Hidrolika yang digunakan dalam Hasil rekapitulasi analisa hidrolika kondisi eksisting
perhitungan ini menggunakan program bantuan sungai Ancar dapat di lihat pada tabel 15.
berupa Program HEC-RAS, dimana pada program ini Tabel 14. Analisa hidrolika kondisi eksisting sungai
terdapat dua jenis aliran, yaitu steady flow (aliran Ancar
mantap) dan unsteady flow (aliran tak mantap).
Steady flow (aliran mantap) terjadi jika
variabel dari aliran seperti kecepatan (v), tekanan
(P), rapat massa (ρ), tampang aliran (A), debit (Q)
dan sebagainya di sebarang titik pada zat cair tidak
berubah dengan waktu. Sedangkan unsteady flow
(aliran tak mantap tejadi jika variabel aliran pada
setiap titik berubah dengan waktu (Triatmodjo,
1996). b. Analisa hidrolika kondisi rencana bendung
Asumsi yang digunakan dalam melakukan karet mengempis total
analisa dengan Program HEC-RAS ini adalah :
1. Kondisi sungai yang diamati sama
dengan kondisi dari data yang ada,
dimana data yang dimaksud adalah data
hasil dari pengukuran topografi.
2. Analisa menggunakan Steady flow.
3. Angka koefisien manning yang
digunakan sesuai dengan kondisi
eksisting sungai.
4. Debit yang digunakan adalah debit kala Gambar.5. Fokus lokasi di hulu bendung
ulang Q1,001th, Q2th, Q5th, Q10th, dan Gerisak dengan kondisi bendung karet
Q25th yang dihasilkan dari analisa (Q1,001th)
frekuensi metode Log Pearson Tipe III. Hasil simulasi pada kala ulang debit banjir
5. Kondisi batas hilir adalah elevasi rencana Q1,001th bahwa terjadi penurunan muka
tertinggi muka air laut (Higher High air banjir di hulu bendung Gerisak sepanjang L=410
Water Level) meter dari river station 17 sampai dengan 26 dengan
a. Analisa hidrolika kondisi eksisting tinggi rata-rata penurunan muka air banjir pada
setiap penampangnya adalah 0,90 meter.
Tabel 15. Rekapitulasi perubahan muka air banjir
dengan adanya bendung karet debit kala ulang
Q1,001th

Gambar.3. Long section hasil pemodelan


dengan kondisi eksisting (Q1,001th)
Terjadi limpasan disebelah kanan river station 28,
29, 32 tinggi limpasan rata-rata = 0,37 m pada kala
ulang Q1,001th.
W.S. Elev eksisting W.S. Elev Rencana bendung karet Penurunan MAB Peninggian MAB
River Sta (m) (m) (m) (m)
1 2 3 (2-3) (3-2)
26 5.81 5.81 0
25 5.73 5.45 0.28
24 0
23 5.71 5.4 0.31

10
22 5.69 5.36 0.33
21 5.69 5.36 0.33
20 5.68 4.77 0.91
19 5.68 3.22 2.46
18.1 4.88 3.19 1.69
17 3.05 3.05 0
Rata-rata 0.90 -

11
Gambar.6. Fokus lokasi di hulu bendung Gambar.8. Long section hasil pemodelan
Gerisak dengan kondisi bendung karet dengan kondisi rencana bendung karet dan
(Q25th) normalisasi (Q25th)
Tabel 16. Rekapitulasi perubahan muka air banjir
dengan adanya bendung karet debit kala ulang
Q25th
W.S. Elev eksisting W.S. Elev Rencana bendung karet Penurunan MAB Peninggian MAB
River Sta (m) (m) (m) (m)
1 2 3 (2-3) (3-2)
20 6.96 6.72 0.24
19 7.12 6.93 0.19
18.1 6.95 6.94 0.01
17 6.95 6.95 0
Rata-rata 0.15 -

Hasil simulasi pada kala ulang debit banjir Gambar.9. Cross section di hilir bendung
rencana Q25th bahwa terjadi penurunan muka air Gerisak hasil pemodelan kondisi rencana
banjir di hulu bendung Gerisak sepanjang L=110 bendung karet dan normalisasi (Q25th)
meter dari river station 17 sampai dengan 20 dengan
tinggi rata-rata penurunan muka air banjir pada
setiap penampangnya adalah 0,15 meter.
Dari analisa kondisi rencana menggunakan
bendung karet, tidak cukup untuk mengatasi banjir,
sehingga direncanakan normalisasi secara sporadis
pada penampang sungai Ancar yang mengalami
penyempitan dan sedimentasi pada daerah hulu dan
hilir bendung Gerisak.
Gambar.10. Cross section bendung Gerisak
c. Analisa hidrolika kondisi rencana dengan
hasil pemodelan kondisi rencana bendung
bendung karet dan normalisasi
karet dan normalisasi (Q25th)
Pada perencanaan normalisasi ini
direncakanan di hulu dan hilir bendung Gerisak yang
kondisi penampangnya mengalami penyempitan dan
sedimentasi. Adapaun lebar rencana normalisasi
meninjau pada lebar rata-rata sungai, lebar bendung,
dan lebar jembatan eksisting.
Tabel 17. Slope rencana normalisasi

Gambar.11. Cross section di hulu bendung


Gerisak hasil pemodelan kondisi rencana
bendung karet dan normalisasi (Q25th)
d. Menghitung persentase reduksi banjir
Menghitung persentase reduksi banjir.
Berikut perhitungan besar persentase reduksi banjir
rencana dengan bendung karet dan normalisasi
terhadap kondisi eksisting pada kala ulang Q25th.
( )

= ( )
100%
= ,,
, 100%
= 82,81
%
Gambar.7. Penampang rencana normalisasi
sungai Ancar
12
Untuk hasil perhitungan yang lain,
dapat di lihat pada tabel 18.

13
hingga 100% dengan debit kala ulang
Tabel 18. Rekapitulasi hasil perencanaan hidrolika Q25th=54,95 m3/dtk maka diperlukan tanggul
Sungai Ancar pada river station 33, 32, 30, 29, 28, 13, dan 7
Tinggi limpasan Persentase dengan tinggi 1,5 m dengan jagaan 0,6 m.
Tinggi
muka air
rata-rata (m) reduksi banjir C. Perencanaan Bendung Karet
No. Kondisi Kala Ulang terhadap
rata-rata
(m)
kiri kanan kondisi 1. Perencanaan Hidraulik
eksisting
Q1,001th 1.60 0.00 0.37 a. Elevasi Mercu Bendung
Q2th 2.61 0.20 1.30 -
1 Eksisting Q5th
Q10th
2.98
3.32
0.39
0.76
1.46
1.83
-
-
Sebagaimana maksud dan tujuan dari
Q25th 3.86 1.31 2.35 - penempatan bendung karet ini adalah untuk
Q1,001th 1.41 0.00 0.22 40.00%
Q2th 2.35 0.00 0.88 32.72% mengendalikan banjir dan tetap memanfaatkan
Rencana dengan
2
bendung karet
Q5th
Q10th
3.03
3.53
0.40
0.89
1.48
1.96
0.00%
0.00%
sungai Ancar sebagai sumber penyediaan air irigasi,
Q25th 3.92 1.31 2.35 0.00% maka kebutuhan tinggi mercu bendung karet tetap
Q1,001th 1.92 0.00 0.00 100.00%
Q2th 2.51 0.22 0.37 71.58% dengan menggunakan elevasi mercu bendung
3
Rencana dengan
normalisasi
Q5th 3.09 0.82 1.02 30.23% Gerisak eksisting yaitu pada ketinggian +5,00 mdpl
Q10th 3.39 1.08 1.34 26.94%
Q25th 3.76 1.37 1.71 27.23% dan elevasi pondasi +3,00 mdpl.
Q1,001th 0.92 0.00 0.00 100.00%
Rencana dengan Q2th
Q5th
1.59
2.45
0.00
0.00
0.00
0.23
100.00%
84.50%
Bendung Karet ini direncanakan dengan
4 bendung karet dan
normalisasi
Q10th 2.66 0.10 0.29 84.37% menggunakan standar pabrikasi :
Q25th 3.10 0.24 0.40 82.81%

Sumber : Hasil Perhitungan


» Tinggi Bendung Karet = 2,00 m
Dari hasil analisa hidrolika dengan menggunakan » Panjang Bentang = 10,00 m
program Hecras dapat disimpulkan : b. Pembendungan
1. Kapasitas penampang sungai Ancar pada river Tinggi pembendungan maksimum ditetapkan
station 32, 29, dan 28 (antara jembatan Jln. tidak melebihi 0,3 H, dengan H adalah tinggi
Majapahit dengan jembatan Jln. Seruni) tidak bendung.
mampu mengalirkan debit banjir rancangan
pada kala ulang Q1,001th sebesar 3,71 m3/dtk » Tinggi Bendung Karet = 2,00 m
sehingga terjadi limpasan. Penyebabnya adalah » Pembendungan maksimum = 0,3 H
penyempitan dan pendangkalan penampang = 0,6 m
pada river station 33 sampai dengan 14 dengan c. Penampungan dan pelepasan
penyempitan paling ekstrim b± 2.5 meter pada
Direncanakan panjang bentang bendung
river station 26 dan 14.
karet = 10 m, menyesuaikan dengan kondisi
2. Elevasi mercu bendung berada di +5,0 mdpl
eksisting. Sehingga cukup menggunakan
dan fondasi bendung di +3,0 mdpl, dan tinggi
hanya 1 panel.
bendung 2,0 m.
d. Kapasitas pengaliran di hilir bendung
3. Pada kondisi rencana normalisasi dan bendung
karet
karet mengembang total (elevasi mercu
 Kemiringan dasar sungai rata-rata
bendung sama saat kondisi eksisting) dengan
Kemiringan dasar sungai rata-rata di hitung
debit banjir rancangan kala ulang Q2th=17,13
500 meter ke arah hulu dan 500 m ke arah
m3/dtk terjadi limpasan pada river station 32
hilir dari site bendung. berikut adalah tabel
sebelah kanan sungai tinggi limpasan = 0,37
kemiringan rata-rata dasar sungai Ancar dari
meter dan pada river station 21, 20, dan 19
river station 28 sampai dengan 12, dengan
sebelah kiri sungai rata-rata tinggi limpasan =
jarak 1.147 meter diperoleh rata-rata dasar
0,21 m, sehingga kondisi inilah yang dijadikan
kemiringan sungai Ancar i = 0,000201.
kontrol muka air maksimum yang melewati
mercu bendung karet yaitu h= 0,6 m.
Untuk mengetahui kapasitas pengaliran
4. Reduksi banjir dengan rencana penggantian
penampang dihilir bendung karet digunakan
bendung tetap Gerisak menjadi bendung karet
pendekatan aliran permanen beraturan dari
pada kala ulang Q25th tidak memiliki
persamaan Manning :
pengaruh, namun cukup mereduksi banjir pada
kala ulang Q1,001th sebesar 40,00% dan 2 1
sebesar 32,72% pada kala ulang Q2th. V 1.R3.S2
Sementara untuk rencana dengan normalisasi n
mampu mereduksi banjir sebesar 27,23% pada Q A x V
kala ulang Q25th, dan untuk rencana
Diketahui :
penggantian bendung karet+normalisasi
mampu mereduksi banjir hingga 82,81% pada bdasa = 10 m; h = 2 m;
r
14
kala ulang Q25th. Untuk mereduksi banjir m = 1 m; S = 0,000201;
n = 0,03;

15
 Menghitung A, P, R, V, dan Mencari angka Froude
Q Luas Penampang Basah (A)
A = (b + (m*h))*h =
A = (10 + (1*2))*2 0,629
A = 24 m2 =
√9,81 0,40
Keliling Basah (P) = 0,317
P = b + 2*h m2 1 Karena angka Fr <1,7, maka kolam olak tidak
direncanakan.
P = 10 + 2*2 √1 + 1
P = 15,657 m g. Perencanaan tubuh bendung
Jari-jari Hidrolis (R)
 Tekanan udara dalam tabung karet
R = A/P
Pb = a x gair x H
R = 24 / 15,657
Pb =1x1x2
R = 1,533 m
Pb = 2000 Pa
Kecepatan (V)
 Kekuatan karet
V = *R2/3* S1/2
V = *1,5332/3* 0,00021/2 T = 0,5 H pb
,
V = 0,629 m/dtk T = 0,50 x 2 x 2000
Debit Sungai (Q) T = 2000 N/m
Q = AxV Fw = 0,5 γw [Y2 – (h1+v2/2g)2]
Q = 24 x 0,629 = 15,092 m3/dtk
Fw = 0,5 x 1 x [ 6,758 ]
e. Debit limpasan Fw = 3,379 N/m
 Debit aliran saat bendung karet Ti = T + 0,5 Fw
mengembang Ti = 2000 x 0,5 x 3,379
Dalam pengoperasian bendung karet perlu diketahui
debit yang melimpas di atas tubuh bendung, dapat di Ti = 2002 N/m
hitung dengan rumus : Tu = T – 0,5 Fw
Qi = Ci x Beff x h
3/2 Tu = 2000 – 0,5 x 3,379
T
KT u ==n1998
Ti N/m n adalah angka
Untuk = 1,77 + 1,05 
keamanan, diambil 8
= 1,77 0,6 KT = 8 x 2002
+ 1,05
2 KT = 16014 N/m
= 1,58
Beff = b + ( 2 x H ) Kekuatan tarik searah as bendung ditentukan
= 10 + ( 2 x 2 ) sebesar 60% KT
= 14 m. = 9608 N/m
Qi = 1,58 x 14 x 0,63/2
Qi = 10,29 m3/dtk

f. Peredam energi
 Energi terjunan
ET = ρw g qv HE
Massa jenis air (ρw), diambil =1000 kg/m3
Gravitasi bumi (g), diambil = 9,81 m/s2
Debit per satuan lebar (qv) = Cv x (H + h1)3/2
= 1,38 x (2 + 0,60) 3/2
Gambar.12. Gaya tarik pada tabung karet
= 12,13 m3/dtk/m
 Sistem penjepitan
Tinggi terjunan (HE) = H + h1-H1 Perletakan tabung karet pada fondasi berupa
= 2 + 0,6 – 0,40 penjepitan yang menggunakan baja yang
= 2,20 m diangker. Karena tinggi bendung H> 1,00 m
maka digunakan angker ganda.
Energi terjunan spesifik (ET) = ρw g qv HE
 Kebutuhan luasan karet
= 1 x 9,81 x 12,13 x 2,2 L = L0 + 2 Ls + 2 a’
= 261,7 N/s L = 1,10 √1 +
 Peredam energi L = 1,10 2 x √1 + 1
16
Ls = 3,11 m

17
Dari tabel 2.6 dimensi lembaran diperoleh Sudut geser dalam gempa (Ø)= (f)- Arc tan (kh) =
: a = 198 mm  0,20 m 24,470 0-9,090 =15,380
Bo = 3505 mm  3,51 m
Tan f’ = tan (Ø) = tan 15,380 =
fin = 90  0,09 m
2a 0,28
' 2 2 K =( )=( , ) = 0,41
a = ( B0⁄2 ) +Ls a ( )( , )
B0 K , ) = 0,58
=( Ø′) = (
(
2 x 0,2 ( 3,51⁄2 )2+3,112 ae ( Ø′) , )
a' = 3,51
a' =0,21 m b. Tinjauan terhadap Seepage (rembesan)
Lebar untuk penjepitan = 0,21 pada pondasi bendung karet
m. W = 2 B0 + 2 a Direncanakan dimensi pondasi :
W = 2 x 3,51 + 2 x 0,2 Lebar b1= 1,00 m b2=3,00 m b3= 1,00 m
W = 7,406 m b4=2,50 m b5= 1,00 m b6=5,00 m
Lebar lembaran karet = 7,41 b7=1,00 m b8=3,00 m b9=1,00 m
mL = L0 + 2 Ls + 2 a’ b10=4,00 m b11=0,50 m
L0 = 10 Tinggi h1=1,00 m h2=0,70m
L = 10 + 2 x 3,11 + 2 x 0,21 h3=0,80 m h4=2,00m
L = 16,64 m h5=0,60 m h6=0,50m
Panjang total lembaran karet = 16,64 m h7=0,80 m h8=0,60 m
Panjang AB=2,50 m BC=1,00m
CD=1,70 m DE=3,00m
EF=1,70 m
FG=1,00 m GH=1,70m
HI=2,50 m IJ=0,70m
JK=1,00 m
KL=0,70 m LM=5,00m
MN=0,70 m NO=1,00m
OP=0,70 m
PQ=3,00 m QR=0,70m
RS=1,00 m ST=0,70m
TU=4,00 m
UV=0,50 m VW=0,50m
WX=1,30 m
Elevasi A=5,60 m B=5,00m C=3,60m
D=3,00 m
Perencanaan apron didasarkan dengan
Gambar.13. Bentuk dan dimensi lembaran
mempertimbangkan aliran dasar sungai. Dalam hal
karet
ini harus mampu mengantisipasi seepage atau
2. Perencanaan Stabilitas
rembesan dan stabil terhadap gaya eksternal yang
Dari hasil penyelidikan mekanika tanah pada bekerja. Pada analisa ini diasumsikan kondisi yang
sungai Ancar, diperoleh data: paling kritis terjadi pada saat bendung karet
menggembung dengan tampungan penuh. Cara yang
Berat volume kering (γd) = 1,20 t/m3 digunakan untuk menganalisa rembesan pada
Berat volume basah (γb) = 1,72 t/m3 pondasi lantai ini dengan metode “Lane”.
(∑ / ∑ )
Berat jenis (Gs) = 2,640 Lx > CL . H

Berat volume jenuh (γsat) = 1,75 t/m3
Sudut gesek (f) = 24,470 0 =
Kohesi (c) = 0,070 t/m3 Dimana :
Berat jenis beton (γc) = 2,20 t/m3
Berat jenis air (γw) = 1,00 t/m3 Arc tan (kh) = Arc tan (0,16) = 9,090
(γsub) = (γsat) - (γw) =
0,75 t/m3
Berat jenis karet (γkaret) = 1,20 t/m3
Koefisien gempa (kh) = 0,16
Sudut gesekan dalam tanah
= tan (f) = tan (24,470 0) = 0,46

a. Menghitung Koefisien tekanan tanah aktif


18
CL = Lane koefisien (sesuai jenis tanah)
∆H = beda tinggi muka air hulu dan
hilir (m) Lv = panjang aliran seepage kearah
vertikal (m)
Lh = panjang aliran seepage kearah
horizontal (m)
Koefisien Lane = 5,00 (pasir kasar)
Lv = AB+CD+EF+GH+IJ+KL+MN+OP+...
+WX = 13,60 m
Lh = BC+DE+FG+HI+JK+LM+...+VW = 23,00 m
∆H = 2,00 m
LL = CL . H = 5 x 2,00 =
( , / ∑ , )
10,00 m Lx = =
,
10,63 m

19
Maka Lx > CL.H = 10,63 > 10,00 H = El.A – El.C = 5,60 – 3,60 = 2,00 m
(36,60 − 2,50)
U = . 2,00.1 = 2,05 / 2
36,60
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 22
Tabel 20. Perhitungan up lift (kondisi banjir)
Titik Lx Lt H Ux

1 2.5 36.60 2 2.05

2 17.5 36.60 2 1.15

3 24.9 36.60 2 0.70


Gambar.14. Rencana pondasi bendung karet
c. Analisa perhitungan up lift (gaya angkat) 4 30.3 36.60 2 0.38
pada pondasi bendung karet 5 35.3 36.60 2 0.08
besaran up lift dihitung dengan menggunakan rumus Sumber: Perhitungan
:
( − )
U = . .
Dimana :
U = berat up lift (t/m2)
Lt = panjang keseluruhan lintasan
rembesan (m)
Lx = panjang lintasan rembesan pada
titik yang ditinjau (m)
H = beda muka air di hulu dan di
hilir (m)
= unit berat air (1 t/m2)
 Perhitungan up lift (kondisi
normal) Mencari nilai : Gambar.16. Up lift kondisi banjir
Lx = panjang AB = 2,50 m
Lt = Lv + Lh = 13,60 + 23,00 = 36,60 m d. Analisa stabilitas bendung karet
H = El.B – El.C = 5,00 – 3,40 = 1,60 m Kondisi penuh (tidak gempa)
(36,60 − 2,50) Perhitungan tekanan
U = . 1,60.1 = 1,49 / 2
36,60 - Tekanan Up lift
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 21. PU1 = 0,5.(U1 + U2).(b1+b2+b3+b4+b5)
Tabel 19. Perhitungan up lift (kondisi normal) = 0,5.(1,49 + 0,83).(1+3+1+2,50+1)
Titik Lx Lt H Ux
= 9,88 t/m
1 2.5 36.60 1.60 1.49 PU2 = 0,5.(U2 + U3).(b6+b7)
2 17.5 36.60 1.60 0.83
= 0,5.(0,83 + 0,51).(5+1)
= 4,04 t/m
3 24.9 36.60 1.60 0.51
PU3 = 0,5.(U3 + U4).(b8+b9)
4 30.3 36.60 1.60 0.28 = 0,5.(0,51 + 0,28).(3+1)
5 35.3 36.60 1.60 0.06
= 1,57 t/m
PU4 = 0,5.(U4 + U5).(b10+b11)
Sumber: Perhitungan = 0,5.(0,28 + 0,06).(4+0,50)
= 0,75 t/m
- Tekanan air statis (hidrostatis)
pw1 = γw.h4 = 1 . 2 = 2 t/m
Pw1 = 0,5 . pw1 . h4 = 0,5 . 2 . 2 = 2 t/m
- Tekanan tanah
pa1 = γsat.Ka.(h1+h2+h3)
= 1,75 . 0,41 .(1,00+0,70+0,80)
= 1,81 t/m
Pa1 = 0,5 . pa1 . (h1+h2+h3)
= 0,5 . 1,81 . (1,00+0,70+0,80)
Gambar.15. Up lift kondisi normal = 2,26 t/m
 Perhitungan up lift (kondisi banjir) pa2 = γc.Ka = 2,2 . 0,41 = 0,91 t/m
Mencari nilai : Pa2 = pa2 . (h1+h2+h3)
Lx = panjang AB = 2,50 m = 0,91 . (1,00+0,70+0,80) = 2,28 t/m
Lt = Lv + Lh = 13,60 + 23,00 = 36,60
m
20
Tabel 21. Perhitungan stabilitas kondisi penuh
(tanpa gempa)
Item Uraian Beban (ton) Lengan momen (m) Mv = V.x Mh = H.y
V H x y (ton.m) (ton.m)

Wc1 (h1+h2)*b1*γc 3.74 22.50 84.15


Wc2 (h1+h2)*b3*γc 3.74 18.50 69.19
Wc3 h3*(b1+b2+b3+b4+b5)*γc 14.96 18.75 280.50
Wc4 h2*b5*γc 1.54 15.00 23.10
Wc5 h3*b6*γc 8.80 12.00 105.60
Wc6 h2*b7*γc 1.54 9.00 13.86
Wc7 h3*(b7+b8+b9+b10+b11)*γc 16.72 4.75 79.42
Wc8 h2*b9*γc 1.54 5.00 7.70
Wc9 h6*b11*γc 0.55 0.25 0.14
Wk h4*2.5*gkaret 6.00 12.00 72.00
Ww1 h4*(b1+b2+b3+b4+b5+1.5)*γw 20.00 18.00 360.00
Ww2 h8*(1.1+b7+b8+b9+b10+b11)*γw 6.36 5.30 33.71
0,5*pa1*(h1+h2+h3)
Gambar.17. Struktur geometri dan
Pa1 2.26 1.25 2.83
Pa2 pa2*(h1+h2+h3) 2.28 0.83 1.90
PU1 0,5*(U1 + U2)*(b1+b2+b3+b4+b5) 9.88 18.75 185.33
PU2
PU3
0,5*(U2 + U3)*(b6+b7)
0,5*(U3 + U4)*(b8+b9)
4.04
1.57
11.50
6.50
46.45
10.23
pembebanan secara umum kondisi penuh
PU4
Pw1
0,5*(U4 + U5)*(b10+b11)
0,5*pw1*h4
0.75
2.00
2.50
2.63
1.87
5.27 (tanpa gempa)
V(-) = 85.49 t h = 6.54 t MV(-) = 1129.37 tm
V(+) = 16.24 t FG = 53.13 t MV(+) = 243.88 tm
V = 69.25 t FU = 16.24 t MV =
MH =
1373.24 tm Tabel 22. Rekap analisa stabilitasAngka
bendung
Keamanan
karet
9.99 tm
Sumber: Perhitungan Sungai
No
Ancar Kondisi Hitung SF Keterangan
1 Penuh tanpa gempa
∑MT = ∑MV (-) a. Stabilitas terhadap penggulingan
b. Stabilitas terhadap penggeseran
4.45
10.59
>
>
1.50
1.50
AMAN
AMAN
∑MT = 1129,37 c. Stabilitas terhadap gaya angkat
d. Stabilitas tanah dasar
3.27
0.96
>
<
1.50
3.00
AMAN
AMAN
∑MR = ∑MV (+) + ∑MH 2 Penuh + gempa
a. Stabilitas terhadap penggulingan 11.61 > 1.20 AMAN
= 243,88+ 9,99 b. Stabilitas terhadap penggeseran 5.58 > 1.20 AMAN
c. Stabilitas terhadap gaya angkat 3.27 > 1.20 AMAN
= 253,87 tm d. Stabilitas tanah dasar 0.36 < 2.00 AMAN

- Stabilitas terhadap penggulingan 3 Banjir tanpa gempa


a. Stabilitas terhadap penggulingan 3.73 > 1.50 AMAN
b. Stabilitas terhadap penggeseran 9.55 > 1.50 AMAN
SFR =∑ ≥ 1,5 c. Stabilitas terhadap gaya angkat 2.38 > 1.50 AMAN
d. Stabilitas tanah dasar 1.20 < 3.00 AMAN
∑ 4 Banjir + gempa
= , ≥ 1,5 a. Stabilitas terhadap penggulingan 10.95 > 1.20 AMAN
b. Stabilitas terhadap penggeseran 5.88 > 1.20 AMAN
, c. Stabilitas terhadap gaya angkat 2.38 > 1.20 AMAN
= 4,4 ≥ 1,5 d. Stabilitas tanah dasar 0.47 < 2.00 AMAN

- Stabilitas terhadap penggeseran


Sumber : Hasil Perhitungan

SFS = ∑∑ ≥ 1,5
e. Perencanaan Instalasi
= , ≥ 1,5 1. Lubang angin
,
= 10,59 ≥ 1,5 Jumlah lubang minimum 2 lokasi, menggunakan
- Stabilitas terhadap gaya angkat pipa baja dalam tabung. Lubang angin boleh lebih
SFU =∑ ≥ 1,5 dari dua yang diletakkan merata di sepanjang pipa
∑ baja dalam tabung karet.
= , ≥ 1,5 2. Pompa dan saluran udara
,
= 3,3 ≥ 1,5 Kapasitas pompa untuk mengembangkan bendung
- Kapasitas daya dukung ditentukan dengan rumus berikut :
qu = a.c.Nc + b.g.B.Ng + g.Df.Nq Kp = .
qu = 1.0,07.9,69 + 0,5.1,75.23.3,16 +
Kp = kapasitas pompa (m3/menit)
1,75.2,5.5,42
C = rasio tekanan udara dalam
qu = 88,03 t/m2
tabung karet dan udara luar
Daya dukung yang
diambil 0,5
diijinkan qall = qu/FS
Vb = volume tabung karet (m3)
qall = 88,03/3
ti = waktu pengisian diambil dalam
qall = 29,34 t/m2
kisaran antara 10 menit sampai
Evaluasi kapasitas daya dukung pondasi langsung :
dengan 30 menit
L = 10 m
B = 23,00 m Diameter pipa saluran udara ditentukan berdasarkan
e = [B/2 - ∑M/∑V] < B/6 waktu pengempisan dengan persamaan berikut :
e = [23/2 – 1373,24/69,25] < 23/6 t0 =
e = -8,33 < 3,83 . ..
qmaks = (∑V/L*B) (1-(6*e/B)) < 3,00 v0 = .. .
= (69,25/10*23) (1-(6*-8,33/23)) <3,00 .

= 0,96 < 3,00 ρr = 0,5 . ( . + + .ℎ)


dengan :
t0 = waktu pengempisan (menit)
= volume tabung karet (m3)
D = diameter pipa (m)
v0 = kecepatan rata-rata udara keluar
(m/s)

21
= gravitasi (m/s2) 2. Dari hasil analisa hidrolika dapat ditarik
ρr = tekanan rata-rata udara kesimpulan sebagai berikut :
dalam tabung selama pengempisan (Pa),
 Kapasitas penampang sungai Ancar pada
f = koefisien kekasaran
river station 32, 29, dan 28 (antara
pipa, diambil 0,003
jembatan Jln. Majapahit dengan jembatan
L = panjang pipa (m)
Jln. Seruni) tidak mampu mengalirkan
ρa = rapat massa udara = 0,0012
debit banjir rancangan pada kala ulang
ton/m3
Q1,001th sebesar 3,71 m3/dtk sehingga
ρb = tekanan udara dalam
terjadi limpasan. Penyebabnya adalah
tabung karet (Pa)
penyempitan dan pendangkalan
ρw = rapat massa air = 1 ton/m3
penampang pada river station 33 sampai
h1 = tinggi
dengan 14 dengan penyempitan paling
pembendungan maksimum (m)
ekstrim b± 2.5 meter pada river station 26
h3 = kedalaman air banjir pada
dan 14.
saat bendung kempis total (m)
 Elevasi mercu bendung berada di +5,0
Dengan t0 diambil sekitar 10 menit sampai dengan
mdpl dan fondasi bendung di +3,0 mdpl,
20 menit bisa dihitung besarnya diameter pipa D.
dan tinggi bendung 2,0 m.
- Tekanan rata-rata udara dalam
tabung selama pengempisan (Pa)  Pada kondisi rencana normalisasi dan
bendung karet mengembang total (elevasi
ρr = 0,5 . ( . + + .ℎ )
mercu bendung sama saat kondisi
ρr = 0,5 . (1 . 0,6 + 2000 + 1 . 0,95)
eksisting) dengan debit banjir rancangan
ρr = 1000,775 Pa
kala ulang Q2th=17,13 m3/dtk terjadi
- Kecepatan rata-rata udara keluar m/s limpasan pada river station 32 sebelah
. , .,
v0 = ,.. , kanan sungai tinggi limpasan = 0,37
meter dan pada river station 21, 20, dan
v0 = , 19 sebelah kiri sungai rata-rata tinggi
, limpasan = 0,21 m, sehingga kondisi
v0 = √16009786,2 inilah yang dijadikan kontrol muka air
v0 = 4001,223 / maksimum yang melewati mercu bendung
- Waktu pengempisan, diambil waktu karet yaitu h= 0,60 m.
pengempisan = 10 menit  Reduksi banjir dengan rencana
t0 = penggantian bendung tetap Gerisak
. .. menjadi bendung karet pada kala ulang
vb = π x r2 x t = 3,14 . 12 . 14 = 43,96 m3
, Q25th tidak memiliki pengaruh, namun
10 = . , .., cukup mereduksi banjir pada kala ulang
Dengan cara trial and error diperloleh nilai D = Q1,001th sebesar 40,00% dan sebesar
0,0289 m = 1,138 inch. 32,72% pada kala ulang Q2th. Sementara
- Kapasitas pompa untuk mengembangkan untuk rencana dengan normalisasi mampu
bendung : mereduksi banjir sebesar 27,23% pada
Kp = , . , kala ulang Q25th, dan untuk rencana
penggantian bendung karet+normalisasi
Kp = 1,10 m3/menit
mampu mereduksi banjir hingga 82,81%
Jadi lama waktu yang dibutuhkan untuk
pada kala ulang Q25th. Untuk mereduksi
mengembangkan bendung karet adalah volume
banjir hingga 100% dengan debit kala
tabung karet/kapasitas pompa
ulang Q25th=54,95 m3/dtk maka
tk = diperlukan tanggul pada river station 33,
tk = , 32, 30, 29, 28, 13, dan 7 dengan tinggi 1,5
, m dengan jagaan 0,6 m.
tk = menit 3. Dari hasil perhitungan stabilitas bendung karet,
KESIMPULAN DAN dapat di simpulkan :
SARAN  Aman pada kondisi penuh
Stabilitas terhadap penggulingan =
A. Kesimpulan 4,45 > 1,50
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa Stabilitas terhadap penggeseran =
yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat 10,59 > 1,50
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Stabilitas terhadap gaya angkat =
1. Dari hasil analisa hidrologi debit banjir 3,27 > 1,50
rancangan dengan menggunakan Analisa Stabilitas tanah dasar =
Frekuensi pada sungai Ancar didapatkan debit 0,96 < 3,00
banjir rancangan Q25th sebesar 54,953 m3/det.
22
 Aman pada kondisi penuh dan gempa

23
Stabilitas terhadap penggulingan = Anonim, 2009, Detail Desain Bendung Gerak dan
11,61 > 1,20 Waduk Pengendali/Retensi Banjir di DAS
Stabilitas terhadap penggeseran = Laju, Mataram.
5,58 > 1,20 Anonim, 2010, Pembuatan Peta Rawan Banjir di
Stabilitas terhadap gaya angkat = Kota Mataram, Mataram.
3,27 > 1,20 Anonim, 2011, Kegiatan Penyusunan Katalog
Stabilitas tanah dasar = 4(empat) Sungai di Kota Mataram,
0,36 < 2,00 Mataram.
 Aman pada kondisi banjir Anonim, 2011, Survey Identifikasi dan Desain
Stabilitas terhadap penggulingan = Bendung Karet di Provinsi NTB, Mataram.
3,73 > 1,50 Anonim, 2014, Pedoman Pelaksanaan Tugas Akhir
Stabilitas terhadap penggeseran = Fakultas Teknik Universitas Mataram,
9,55 > 1,50 Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram,
Stabilitas terhadap gaya angkat = Mataram.
2,38 > 1,50 Anonim, 2012, Rehabilitasi Bendung Jejeruk untuk
Stabilitas tanah dasar = Irigasi, Semarang.
1,20 < 3,00 Anonim, 2016, SNI 2415:2016 Tata Cara
 Aman pada kondisi banjir dan Perhitungan Debit Banjir Rencana, Standar
gempa Stabilitas terhadap Nasional Indonesia, Jakarta.
penggulingan = Anonim, 2018, Data Debit Harian Stasiun Ancar,
10,95 > 1,20 Balai Informasi Infrastruktur Wilayah,
Stabilitas terhadap penggeseran = Mataram.
5,88 > 1,20 Bramantyo, 2002, Perencanaan Bendung Karet
Stabilitas terhadap gaya angkat = Sungai Bangkaderes, Cirebon, Institut
2,38 > 1,20 Teknologi Bandung, Bandung.
Stabilitas tanah dasar = Chow, V.T., 1992, Open Channel Hydraulics, Mc
0,47 < 2,00 Graw Hill Book Company, New York.
4. Dari hasil perhitungan instalasi bendung karet Istiarto, 2014, Modul Pelatihan Simulasi Aliran 1-
diperoleh besar volume tabung karet adalah Dimensi dengan Bantuan Paket Program
43,96 m3, kapasitas pompa untuk Hidrodinamika Hec-ras, Yogyakarta.
mengembangkan bendung karet adalah 1,10 Luknanto, 2002, Model Matematik Numeris
m3/menit, dan waktu yang dibutuhkan untuk Bendung Karet Pencegah Intrusi Air Laut
mengembangkan bendung karet adalah 40 di Sungai Wonokromo, Surabaya,
menit. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
B. Saran Nugroho, 2010, Aplikasi hidrologi, Jogja
Selain beberapa kesimpulan di atas, beberapa Mediautama, Malang.
saran yang dikemukakan antara lain : Soemarto, CD., 1987, Hidrologi Teknik, Usaha
1. Pada studi lanjutannya nanti perlu Nasional, Surabaya.
dipertimbangkan adanya saluran irigasi Soewarno, 1995, Hidrlogi Aplikasi Metode Statistik
alternatif untuk memenuhi daerah layanan untuk Analisa Data, Jilid 1, Nova,
irigasi bendung Gerisak, jika nantinya bendung Bandung.
karet tidak di bangun dan bendung eksisting Suhudi, 2008, Kajian Hidrolis Penurunan Elevasi
Gerisak di hancurkan. Dasar Sungai Terhadap Bendung Karet
2. Perlu di sosialisasikan kepada masyarakat agar Jatimlerek Kabupaten Jombang,
jangan membuang sampah ke sungai Ancar, Universitas Tribhuwana Tunggadewi,
karna dapat menimbulkan dampak sedimentasi. Bandung.
Sukma, Nita, 2017, Evaluasi Kapasitas Penampang
DAFTAR PUSTAKA Sungai Menggunakan HEC-RAS dan
Perencanaan Tanggul guna
Anonim, 1989, SNI 03-1724-1989 Pedoman Penanggulangan Banjir di Sungai Sulin,
Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik Universitas Mataram, Mataram.
untuk Bangunan di Sungai, Standar Susanto, 2008, Analisis Hidrologi, Hidrolika, dan
Nasional Indonesia, Jakarta. Stabilitas Bendung Karet Wonokerto
Anonim, 2004, Pd T-09-2004A Perencanaan Kabupaten Demak, Universitas Islam
Bendung Karet Isi Udara, Pedoman Sultan Agung, Semarang.
Kontruksi dan Bangunan, Jakarta. Triatmodjo, Bambang, 2008, Hidrologi Terapan,
Anonim, 2005, Pd T-05-2005-A Operasi dan Cetakan Pertama, Beta Offset, Yogyakarta.
Pemeliharaan Bendung Karet Isi Udara
(Tabung Karet), Pedoman Kontruksi dan
Bangunan, Jakarta.
24

Anda mungkin juga menyukai