Design of rubber dam for flood control in Ancar River Mataram City
Tugas Akhir
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil
Oleh :
LALU SYAMSUL MIA HARTADI
F1A112035
, ,
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram
INTISARI
Sungai Ancar merupakan salah satu sungai yang melintasi Kota Mataram memiliki beberapa bangunan
melintang sungai seperti bendung, cekdam, dan jembatan. Bendung Gerisak berada di aliran sungai Ancar
adalah bendung tetap yang terletak di wilayah Kelurahan Kekalik Jaya. Namum saat terjadi debit besar pada
sungai Ancar di hulu Bendung Gerisak terjadi banjir yang mengakibatkan penggenangan di pemukiman. Untuk
mengatasi hal tersebut kiranya diperlukan perencanaan bendung karet yang tubuh bendungnya bisa dikempiskan
untuk menurunkan muka air saat debit besar dan elevasi mercunya dapat diatur sesuai kebutuhan pertanian
sekaligus pengendali banjir.
Perencanaan ini menganalisis besar debit sungai Ancar, bagaimana kapasitas pengaliran dan reduksi
banjir dengan adanya bendung karet di sungai Ancar menggunakan program Hecras 5.0.3. Selanjutnya
menganlisis stabilitas bendung karet terhadap penggulingan, penggeseran, gaya angkat, dan stabilitas tanah
dasar.
Berdasarkan hasil analisis tersebut didapatkan nilai debit banjir rancangan Q25th = 54,953 m3/dtk.
Kapasitas pengaliran sungai Ancar pada river station 32, 29, dan 28 (antara jembatan Jln. Majapahit dengan
jembatan Jln. Seruni) tidak mampu mengalirkan debit banjir rancangan pada kala ulang Q1,001th sebesar 3,71
m3/dtk. Reduksi banjir dengan rencana penggantian bendung tetap menjadi bendung karet dan normalisasi
mampu mereduksi banjir hingga 82,81% pada kala ulang Q25th. Bendung karet pada kondisi banjir dan gempa
aman terhadap penggulingan dengan angka keamanan = 10,95 > 1,20, penggeseran = 5,88 > 1,20, gaya angkat
air = 2,38 > 1,20, dan stabilitas tanah dasar = 0,47 < 2,00.
Kata Kunci : Pengendali Banjir, Bendung Karet.
1
B. Rumusan Masalah Untuk desain kemudian dipilih bendung karet dengan
1. Bagaimana kapasitas pengaliran Sungai jenis yang diisi udara. Tinggi bendung
Ancar pada kondisi eksisting menggunakan
program HEC-RAS 5.0.3?
2. Bagaimana perencanaan bendung karet
untuk penanggulangan banjir di
Sungai Ancar?
3. Berapa besar presentase reduksi banjir
dengan adanya bendung karet di
Sungai Ancar?
C. Tujuan perencanaan
1. Menentukan kapasitas pengaliran
Sungai Ancar pada kondisi eksisting
menggunakan program HEC-RAS 5.0.3.
2. Mendapatkan perencanaan bendung
karet untuk Sungai Ancar
3. Menentukan besar presentase
reduksi banjir dengan adanya
bendung karet
D. Manfaat Perencanaan
Manfaat yang diharapkan peneliti pada
penelitian ini adalah dapat memberikan
gambaran mengenai potensi terjadinya banjir
pada Sungai Ancar pada tahun mendatang serta
alternatif upaya penanggulangannya dengan
kontruksi bendung karet.
E. Batasan Masalah
1. Data yang digunakan adalah data
AWLR Ancar dengan panjang data 10
tahun (2008-2017).
2. Panjang sungai yang diteliti adalah 3000
m.
3. Analisa hidrologi secara manual
menggunakan Analisa
Frekuensi.
4. Analisa hidrolika menggunakan program
HEC-RAS 5.0.3.
5. Tidak menganalisa jaringan
irigasinya, karena elevasi mercu
bendung tidak dirubah.
6. Tidak menganalisa saluran drainase.
7. Tidak membahas teknik pelaksanaan
di lapangan.
8. Tidak memperhitungkan RAB.
DASAR TEORI
A. Tinjauan Pustaka
B. Landasan Teori
1) Analisa Hidrologi
Hidrologi adalah Ilmu yang berkaitan
dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya,
peredaran dan peyebarannya, sifat-sifatnya
dan hubungan dengan lingkungannya
terutama dengan makhluk hidup (Triatmodjo,
2010).
a. Analisa Frekuensi
- Parameter Statistik
Parameter yang digunakan dalam
menganalisa frekuensi meliputi parameter
nilai rata-rata (x ̅), standar deviasi (S),
koefisien variasi (Cv), koefisien kemiringan
(Cs), dan koefisien kurtosis (Ck).
- Pemilihan Jenis Distribusi
Distribusi Gumbel
Distribusi Log Pearson Tipe III
Distribusi Normal
Distribusi Log Normal
- Uji Kecocokan Distribusi
Uji Chi-Kuadrat
Uji Smirnov Kolmogorov
- Analisa Debit Banjir
Penentuan kala ulang untuk desain
bangunan sungai dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kala Ulang Banjir Rancangan untuk
Bangunan Sungai
2) Bendung Karet
Bendung karet pertama kali dirancang tahun
1957 oleh ahli teknik Amerika dan dibangun
di Sungai Los Angeles, California. Bendung
karet dapat diumpamakan sebagai kantong
karet yang dipasang melintang sungai.
Dengan memompakan udara atau air
kedalamnya, bendung karet akan
mengembung sehingga akan menahan aliran
serta dapat menaikkan elevasi muka air di
sungai. Sebaliknya dengan mengempiskan
secara manual atau otomatis tubuh bendung
karet bisa rata dengan pondasi. Dan apabila
diinginkan dikempiskan sebagian sesuai
dengan kebutuhan (Anonim, 2011)
a. Keuntungan / Kelebihan
1. Biaya Rendah
3
4. Peralatan yang mudah untuk mengisi dan
mengempiskan tubuh bendung karet
5. Tidak Ada Pengaruh Banjir
6. Tahan Gempa
b. Keterbatasan / Kelemahan
1. Daya Tahan,
2. Operasional
3) Perencanaan Bendung Karet
a. Dasar Penerapan
b. Persyaratan
c. Dasar Perencanaan
d. Perencanaan Tata Letak
e. Perencanaan Hidraulik
f. Perencanaan Tubuh Bendung
g. Cara Kerja Bendung Karet
h. Perencanaan Stabilitas
i. Gaya-gaya yang bekerja pada pondasi
METODE PENELITIAN DATA HASIL PERHITUNGAN HIDRAULIK BENDUNG KARET
A. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan objek dalam penelitian PERHITUNGAN PANJANG LANTAI HULU DAN GARIS REMBESAN
ini adalah Sungai Ancar yang terletak pada DAS TAKSIR TEBAL PONDASI
total panjang sungai yang ada. PENGHITUNGAN SF TERHADAP GULING DAN GESER
TIDAK SFYA
MEMENUHI
SYARAT
TIDAK SFYA
MEMENUHI
SYARAT
4
Dari tabel 5 nilai parameter statistik tidak termasuk
dalam kategori tipe distribusi Gumbel, sehingga
perhitungan selanjutnya tidak dilanjutkan.
2. Distribusi Log Pearson Tipe III
Tabel 5. Perhitungan parameter statistik Distribusi
Log Pearson Tipe III.
1. Distribusi Gumbel
Tabel 3. Perhitungan parameter statistik Distribusi
Gumbel.
Cv = Cs = 0,04
5. Koefisien kurtosis (Ck)
Cv = , ∑ ( )
Ck = )(
Cv = 0,64
, ( )()
4. Koefisien kemencengan (Cs) ,
Ck = )() ,
∑ () ()(
Cs = ()() Ck = −1,19
, Tabel 6. Kriteria distribusi Log Pearson Tipe III
Cs = ()() ,
Cs = 0,81
5. Koefisien kurtosis (Ck)
∑ ()
Ck = ()()()
Dari tabel 6, nilai parameter statistik untuk
,
kategori tipe distribusi Log Pearson Tipe III tidak
Ck = memilik batasan, sehingga perhitungan selanjutnya
()()() ,
Ck = −0,68 dapat dilakukan.
Tabel 4. Kriteria distribusi Gumbel Dengan didapatkannya nilai Cs = 0,04, maka
akan dapat dicari nilai k untuk masing-masing
periode ulang dengan cara diplot ke dalam Tabel
5
Nilai k untuk Distribusi Log Pearson Tipe III Pearson Tipe III, maka nilai tersebut tidak perlu
(Lampiran I). dicari kembali.
a. Periode ulang 1,001 tahun Tabel 9. Kriteria distribusi Log Normal
Mencari nilai k Log Pearson Tipe III
- Cs1 = 0,0 k1 = - 2,326
- Cs2 = 0,04 k2 = …?
- Cs3 = 0,1 k3 = - 2,252
k = k + x (k − k ) Dari tabel 11, nilai parameter statistik untuk
,
kategori tipe distribusi Log Normal memenuhi
k = (−2,326) + x (−2,252) − kriteria, sehingga perhitungan selanjutnya dapat
,
dilanjutkan.
, ,
(−2,326)
k = −2,298 Kemudian untuk masing-masing debit
Mencari nilai debit Log Pearson Tipe III rancangan periode ulang dapat dihitung langsung
dengan nilai Faktor frekuensi/faktor probabilitas (k).
log X = log x + S . k a. Periode ulang 1,001 tahun
log X = 1,23 + 0,29 . (−2,298) Mencari nilai k Log Normal
log X = 0,570 m /detik k = −3,05
X = 3,712 m /detik Mencari nilai debit Log Normal
Untuk debit selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 9
berikut ini : log X = log x + S . k
log X = 1,23 + 0,29 . (−3,05)
Tabel 7. Analisa debit banjir rencana Distribusi Log
Pearson Tipe III. log X = 0,353 m /detik
X = 2,254 m /detik
Untuk debit selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 12
berikut ini :
Tabel 10. Analisa debit banjir rencana Distribusi
Log Normal.
3. Distribusi Normal
Karena nilai debit rata-rata (x), deviasi standar (S),
koefisien varian (Cv), koefisien kemencengan (Cs)
serta koefisien kurtosis (Ck) pada Distribusi Normal
sama dengan Distribusi Gumbel, maka nilai tersebut
tidak perlu dicari kembali.
Tabel 8. Kriteria distribusi Normal
7
rencana periode ulang 25 tahun (Q25 tahun) metode =1
Log Pearson Tipe III yang memiliki angka lebih α = 2, untuk Chi-Kuadrat
besar dari hasil perhitungan metode Log Normal, Dengan menggunakan derajat kepercayaan
pada umumnya sering digunakan untuk perhitungan (α) = 5% dan nilai DK = 1 sehingga berdasarkan
dalam menetapkan nilai yang paling ekstrim Tabel nilai kritis untuk Uji Chi - Kuadrat (uji satu
(Nugroho, 2011). sisi) diperoleh nilai derajat kepercayaan sebesar
6. Uji Kecocokan Distribusi 3,841.
a. Uji Chi Kuadrat 2. Uji kecocokan
1. Penentuan jumlah kelas (K) : Untuk derajat kebebasan (α) = 5%
K = 1 + 3,322 log N X2 hitungan < X2 tabel
K = 1 + 3,322 log 10
K = 1 + 3,322 ∑( )
∑ < 3,841
K = 4,322 ≅ 4
2. Penentuan range atau jumlah kelas
3,60 < 3,841
R = nilai data terbesar – nilai data
terkecil Jadi, dari hasil pengujian Chi-Kuadrat, maka
= 43,24 – 6,80 persamaan Log Pearson Tipe III yang digunakan
= 36,44 m³/detik untuk cara analitis dianggap benar dan dapat
diterima.
3. Penentuan interval kelas
b. Uji Smirnov Kolmogorov
I=
Pemeriksaan uji kesesuaian cara Smirnov
I= ,
Kolmogorov ini dimaksudkan untuk mengetahui
I = 9,11 suatu kebenaran hipotesa frekuensi sebaran. Karena
4. Pembagian Interval nilai debit log x, rata-rata (x), deviasi standar (S)
P1 = Nilai data terkecil + Interval sama dengan perhitungan sebelumnya maka nilai
kelas tersebut tidak perlu dicari kembali.
Mencari nilai G
= 6,80 + 9,11 log x − log xrt
G=
= 15,91 m³/detik deviasi
1.64 − 1.23
P2 = 15,91+ 9,11 G=
0.29
G = 1.402
= 25,02 m³/detik
Mencari nilai kemungkinan terjadi P
P3 = 25,02 + 9,11 (%)
P(%) = x100%
= 34,13 m³/detik 1
P ( %) = x100%
P4 = 34,13 + 9,11 10 + 1
P(%) = 9.091
= 43,24 m³/detik
Mencari nilai kemungkinan teoritis (%)
5. Menentukan E b. Probabilitas dengan nilai G= 1,402
E= - G1 = 1,288 P(%)1 = 10
E = - G2 = 1,402 P(%)2 = …?
- G3 = 1,605 P(%)3 = 5
E = 2,5
Tabel 12. Analisa sebaran. P(%) = P(%) + x (P(%) − P(%) )
, ,
P(%) = (10) + x (5) − (10)
, ,
=4–(2+1)
1. Mencari derajat
kebebasan DK =K–
(α + 1)
8
P(%) = 8,19
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada
tabel 13 Tabel 13. Perhitungan uji
Smirnov-Kolmogorov
9
No. Tahun Debit P (%)Kemungkinan D Maks
log x log xrt deviasi G
(m3/dtk) m/(n+1)x100% Teoritis (%) (%)
(3) (10)
(1) (2) 43.24 (4)=log(3) (5)=rata-rata(4)(6)(7)=(4)-(5)/(6)(8)(9) 0.90
1 2016 40.84 1.641.230.291.4029.0918.19 8.63
2 2013 29.37 1.611.230.291.31618.1829.55 6.54
3 2015 23.68 1.471.230.290.81927.27320.73 3.95
4 2017 16.44 1.371.230.290.49536.36432.42 7.83
5 2014 15.00 1.221.230.29-0.05545.45553.28 6.09
6 2008 13.83 1.181.230.29-0.19354.54560.64 3.52
7 2009 10.27 1.141.230.29-0.31663.63667.16 10.15
8 2010 7.11 1.011.230.29-0.76472.72782.88 8.76
9 2012 6.80 0.851.230.29-1.31981.81890.58 0.61
10 2011 0.831.230.29-1.38690.90991.52
10
22 5.69 5.36 0.33
21 5.69 5.36 0.33
20 5.68 4.77 0.91
19 5.68 3.22 2.46
18.1 4.88 3.19 1.69
17 3.05 3.05 0
Rata-rata 0.90 -
11
Gambar.6. Fokus lokasi di hulu bendung Gambar.8. Long section hasil pemodelan
Gerisak dengan kondisi bendung karet dengan kondisi rencana bendung karet dan
(Q25th) normalisasi (Q25th)
Tabel 16. Rekapitulasi perubahan muka air banjir
dengan adanya bendung karet debit kala ulang
Q25th
W.S. Elev eksisting W.S. Elev Rencana bendung karet Penurunan MAB Peninggian MAB
River Sta (m) (m) (m) (m)
1 2 3 (2-3) (3-2)
20 6.96 6.72 0.24
19 7.12 6.93 0.19
18.1 6.95 6.94 0.01
17 6.95 6.95 0
Rata-rata 0.15 -
Hasil simulasi pada kala ulang debit banjir Gambar.9. Cross section di hilir bendung
rencana Q25th bahwa terjadi penurunan muka air Gerisak hasil pemodelan kondisi rencana
banjir di hulu bendung Gerisak sepanjang L=110 bendung karet dan normalisasi (Q25th)
meter dari river station 17 sampai dengan 20 dengan
tinggi rata-rata penurunan muka air banjir pada
setiap penampangnya adalah 0,15 meter.
Dari analisa kondisi rencana menggunakan
bendung karet, tidak cukup untuk mengatasi banjir,
sehingga direncanakan normalisasi secara sporadis
pada penampang sungai Ancar yang mengalami
penyempitan dan sedimentasi pada daerah hulu dan
hilir bendung Gerisak.
Gambar.10. Cross section bendung Gerisak
c. Analisa hidrolika kondisi rencana dengan
hasil pemodelan kondisi rencana bendung
bendung karet dan normalisasi
karet dan normalisasi (Q25th)
Pada perencanaan normalisasi ini
direncakanan di hulu dan hilir bendung Gerisak yang
kondisi penampangnya mengalami penyempitan dan
sedimentasi. Adapaun lebar rencana normalisasi
meninjau pada lebar rata-rata sungai, lebar bendung,
dan lebar jembatan eksisting.
Tabel 17. Slope rencana normalisasi
= ( )
100%
= ,,
, 100%
= 82,81
%
Gambar.7. Penampang rencana normalisasi
sungai Ancar
12
Untuk hasil perhitungan yang lain,
dapat di lihat pada tabel 18.
13
hingga 100% dengan debit kala ulang
Tabel 18. Rekapitulasi hasil perencanaan hidrolika Q25th=54,95 m3/dtk maka diperlukan tanggul
Sungai Ancar pada river station 33, 32, 30, 29, 28, 13, dan 7
Tinggi limpasan Persentase dengan tinggi 1,5 m dengan jagaan 0,6 m.
Tinggi
muka air
rata-rata (m) reduksi banjir C. Perencanaan Bendung Karet
No. Kondisi Kala Ulang terhadap
rata-rata
(m)
kiri kanan kondisi 1. Perencanaan Hidraulik
eksisting
Q1,001th 1.60 0.00 0.37 a. Elevasi Mercu Bendung
Q2th 2.61 0.20 1.30 -
1 Eksisting Q5th
Q10th
2.98
3.32
0.39
0.76
1.46
1.83
-
-
Sebagaimana maksud dan tujuan dari
Q25th 3.86 1.31 2.35 - penempatan bendung karet ini adalah untuk
Q1,001th 1.41 0.00 0.22 40.00%
Q2th 2.35 0.00 0.88 32.72% mengendalikan banjir dan tetap memanfaatkan
Rencana dengan
2
bendung karet
Q5th
Q10th
3.03
3.53
0.40
0.89
1.48
1.96
0.00%
0.00%
sungai Ancar sebagai sumber penyediaan air irigasi,
Q25th 3.92 1.31 2.35 0.00% maka kebutuhan tinggi mercu bendung karet tetap
Q1,001th 1.92 0.00 0.00 100.00%
Q2th 2.51 0.22 0.37 71.58% dengan menggunakan elevasi mercu bendung
3
Rencana dengan
normalisasi
Q5th 3.09 0.82 1.02 30.23% Gerisak eksisting yaitu pada ketinggian +5,00 mdpl
Q10th 3.39 1.08 1.34 26.94%
Q25th 3.76 1.37 1.71 27.23% dan elevasi pondasi +3,00 mdpl.
Q1,001th 0.92 0.00 0.00 100.00%
Rencana dengan Q2th
Q5th
1.59
2.45
0.00
0.00
0.00
0.23
100.00%
84.50%
Bendung Karet ini direncanakan dengan
4 bendung karet dan
normalisasi
Q10th 2.66 0.10 0.29 84.37% menggunakan standar pabrikasi :
Q25th 3.10 0.24 0.40 82.81%
15
Menghitung A, P, R, V, dan Mencari angka Froude
Q Luas Penampang Basah (A)
A = (b + (m*h))*h =
A = (10 + (1*2))*2 0,629
A = 24 m2 =
√9,81 0,40
Keliling Basah (P) = 0,317
P = b + 2*h m2 1 Karena angka Fr <1,7, maka kolam olak tidak
direncanakan.
P = 10 + 2*2 √1 + 1
P = 15,657 m g. Perencanaan tubuh bendung
Jari-jari Hidrolis (R)
Tekanan udara dalam tabung karet
R = A/P
Pb = a x gair x H
R = 24 / 15,657
Pb =1x1x2
R = 1,533 m
Pb = 2000 Pa
Kecepatan (V)
Kekuatan karet
V = *R2/3* S1/2
V = *1,5332/3* 0,00021/2 T = 0,5 H pb
,
V = 0,629 m/dtk T = 0,50 x 2 x 2000
Debit Sungai (Q) T = 2000 N/m
Q = AxV Fw = 0,5 γw [Y2 – (h1+v2/2g)2]
Q = 24 x 0,629 = 15,092 m3/dtk
Fw = 0,5 x 1 x [ 6,758 ]
e. Debit limpasan Fw = 3,379 N/m
Debit aliran saat bendung karet Ti = T + 0,5 Fw
mengembang Ti = 2000 x 0,5 x 3,379
Dalam pengoperasian bendung karet perlu diketahui
debit yang melimpas di atas tubuh bendung, dapat di Ti = 2002 N/m
hitung dengan rumus : Tu = T – 0,5 Fw
Qi = Ci x Beff x h
3/2 Tu = 2000 – 0,5 x 3,379
T
KT u ==n1998
Ti N/m n adalah angka
Untuk = 1,77 + 1,05
keamanan, diambil 8
= 1,77 0,6 KT = 8 x 2002
+ 1,05
2 KT = 16014 N/m
= 1,58
Beff = b + ( 2 x H ) Kekuatan tarik searah as bendung ditentukan
= 10 + ( 2 x 2 ) sebesar 60% KT
= 14 m. = 9608 N/m
Qi = 1,58 x 14 x 0,63/2
Qi = 10,29 m3/dtk
f. Peredam energi
Energi terjunan
ET = ρw g qv HE
Massa jenis air (ρw), diambil =1000 kg/m3
Gravitasi bumi (g), diambil = 9,81 m/s2
Debit per satuan lebar (qv) = Cv x (H + h1)3/2
= 1,38 x (2 + 0,60) 3/2
Gambar.12. Gaya tarik pada tabung karet
= 12,13 m3/dtk/m
Sistem penjepitan
Tinggi terjunan (HE) = H + h1-H1 Perletakan tabung karet pada fondasi berupa
= 2 + 0,6 – 0,40 penjepitan yang menggunakan baja yang
= 2,20 m diangker. Karena tinggi bendung H> 1,00 m
maka digunakan angker ganda.
Energi terjunan spesifik (ET) = ρw g qv HE
Kebutuhan luasan karet
= 1 x 9,81 x 12,13 x 2,2 L = L0 + 2 Ls + 2 a’
= 261,7 N/s L = 1,10 √1 +
Peredam energi L = 1,10 2 x √1 + 1
16
Ls = 3,11 m
17
Dari tabel 2.6 dimensi lembaran diperoleh Sudut geser dalam gempa (Ø)= (f)- Arc tan (kh) =
: a = 198 mm 0,20 m 24,470 0-9,090 =15,380
Bo = 3505 mm 3,51 m
Tan f’ = tan (Ø) = tan 15,380 =
fin = 90 0,09 m
2a 0,28
' 2 2 K =( )=( , ) = 0,41
a = ( B0⁄2 ) +Ls a ( )( , )
B0 K , ) = 0,58
=( Ø′) = (
(
2 x 0,2 ( 3,51⁄2 )2+3,112 ae ( Ø′) , )
a' = 3,51
a' =0,21 m b. Tinjauan terhadap Seepage (rembesan)
Lebar untuk penjepitan = 0,21 pada pondasi bendung karet
m. W = 2 B0 + 2 a Direncanakan dimensi pondasi :
W = 2 x 3,51 + 2 x 0,2 Lebar b1= 1,00 m b2=3,00 m b3= 1,00 m
W = 7,406 m b4=2,50 m b5= 1,00 m b6=5,00 m
Lebar lembaran karet = 7,41 b7=1,00 m b8=3,00 m b9=1,00 m
mL = L0 + 2 Ls + 2 a’ b10=4,00 m b11=0,50 m
L0 = 10 Tinggi h1=1,00 m h2=0,70m
L = 10 + 2 x 3,11 + 2 x 0,21 h3=0,80 m h4=2,00m
L = 16,64 m h5=0,60 m h6=0,50m
Panjang total lembaran karet = 16,64 m h7=0,80 m h8=0,60 m
Panjang AB=2,50 m BC=1,00m
CD=1,70 m DE=3,00m
EF=1,70 m
FG=1,00 m GH=1,70m
HI=2,50 m IJ=0,70m
JK=1,00 m
KL=0,70 m LM=5,00m
MN=0,70 m NO=1,00m
OP=0,70 m
PQ=3,00 m QR=0,70m
RS=1,00 m ST=0,70m
TU=4,00 m
UV=0,50 m VW=0,50m
WX=1,30 m
Elevasi A=5,60 m B=5,00m C=3,60m
D=3,00 m
Perencanaan apron didasarkan dengan
Gambar.13. Bentuk dan dimensi lembaran
mempertimbangkan aliran dasar sungai. Dalam hal
karet
ini harus mampu mengantisipasi seepage atau
2. Perencanaan Stabilitas
rembesan dan stabil terhadap gaya eksternal yang
Dari hasil penyelidikan mekanika tanah pada bekerja. Pada analisa ini diasumsikan kondisi yang
sungai Ancar, diperoleh data: paling kritis terjadi pada saat bendung karet
menggembung dengan tampungan penuh. Cara yang
Berat volume kering (γd) = 1,20 t/m3 digunakan untuk menganalisa rembesan pada
Berat volume basah (γb) = 1,72 t/m3 pondasi lantai ini dengan metode “Lane”.
(∑ / ∑ )
Berat jenis (Gs) = 2,640 Lx > CL . H
∆
Berat volume jenuh (γsat) = 1,75 t/m3
Sudut gesek (f) = 24,470 0 =
Kohesi (c) = 0,070 t/m3 Dimana :
Berat jenis beton (γc) = 2,20 t/m3
Berat jenis air (γw) = 1,00 t/m3 Arc tan (kh) = Arc tan (0,16) = 9,090
(γsub) = (γsat) - (γw) =
0,75 t/m3
Berat jenis karet (γkaret) = 1,20 t/m3
Koefisien gempa (kh) = 0,16
Sudut gesekan dalam tanah
= tan (f) = tan (24,470 0) = 0,46
19
Maka Lx > CL.H = 10,63 > 10,00 H = El.A – El.C = 5,60 – 3,60 = 2,00 m
(36,60 − 2,50)
U = . 2,00.1 = 2,05 / 2
36,60
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 22
Tabel 20. Perhitungan up lift (kondisi banjir)
Titik Lx Lt H Ux
SFS = ∑∑ ≥ 1,5
e. Perencanaan Instalasi
= , ≥ 1,5 1. Lubang angin
,
= 10,59 ≥ 1,5 Jumlah lubang minimum 2 lokasi, menggunakan
- Stabilitas terhadap gaya angkat pipa baja dalam tabung. Lubang angin boleh lebih
SFU =∑ ≥ 1,5 dari dua yang diletakkan merata di sepanjang pipa
∑ baja dalam tabung karet.
= , ≥ 1,5 2. Pompa dan saluran udara
,
= 3,3 ≥ 1,5 Kapasitas pompa untuk mengembangkan bendung
- Kapasitas daya dukung ditentukan dengan rumus berikut :
qu = a.c.Nc + b.g.B.Ng + g.Df.Nq Kp = .
qu = 1.0,07.9,69 + 0,5.1,75.23.3,16 +
Kp = kapasitas pompa (m3/menit)
1,75.2,5.5,42
C = rasio tekanan udara dalam
qu = 88,03 t/m2
tabung karet dan udara luar
Daya dukung yang
diambil 0,5
diijinkan qall = qu/FS
Vb = volume tabung karet (m3)
qall = 88,03/3
ti = waktu pengisian diambil dalam
qall = 29,34 t/m2
kisaran antara 10 menit sampai
Evaluasi kapasitas daya dukung pondasi langsung :
dengan 30 menit
L = 10 m
B = 23,00 m Diameter pipa saluran udara ditentukan berdasarkan
e = [B/2 - ∑M/∑V] < B/6 waktu pengempisan dengan persamaan berikut :
e = [23/2 – 1373,24/69,25] < 23/6 t0 =
e = -8,33 < 3,83 . ..
qmaks = (∑V/L*B) (1-(6*e/B)) < 3,00 v0 = .. .
= (69,25/10*23) (1-(6*-8,33/23)) <3,00 .
21
= gravitasi (m/s2) 2. Dari hasil analisa hidrolika dapat ditarik
ρr = tekanan rata-rata udara kesimpulan sebagai berikut :
dalam tabung selama pengempisan (Pa),
Kapasitas penampang sungai Ancar pada
f = koefisien kekasaran
river station 32, 29, dan 28 (antara
pipa, diambil 0,003
jembatan Jln. Majapahit dengan jembatan
L = panjang pipa (m)
Jln. Seruni) tidak mampu mengalirkan
ρa = rapat massa udara = 0,0012
debit banjir rancangan pada kala ulang
ton/m3
Q1,001th sebesar 3,71 m3/dtk sehingga
ρb = tekanan udara dalam
terjadi limpasan. Penyebabnya adalah
tabung karet (Pa)
penyempitan dan pendangkalan
ρw = rapat massa air = 1 ton/m3
penampang pada river station 33 sampai
h1 = tinggi
dengan 14 dengan penyempitan paling
pembendungan maksimum (m)
ekstrim b± 2.5 meter pada river station 26
h3 = kedalaman air banjir pada
dan 14.
saat bendung kempis total (m)
Elevasi mercu bendung berada di +5,0
Dengan t0 diambil sekitar 10 menit sampai dengan
mdpl dan fondasi bendung di +3,0 mdpl,
20 menit bisa dihitung besarnya diameter pipa D.
dan tinggi bendung 2,0 m.
- Tekanan rata-rata udara dalam
tabung selama pengempisan (Pa) Pada kondisi rencana normalisasi dan
bendung karet mengembang total (elevasi
ρr = 0,5 . ( . + + .ℎ )
mercu bendung sama saat kondisi
ρr = 0,5 . (1 . 0,6 + 2000 + 1 . 0,95)
eksisting) dengan debit banjir rancangan
ρr = 1000,775 Pa
kala ulang Q2th=17,13 m3/dtk terjadi
- Kecepatan rata-rata udara keluar m/s limpasan pada river station 32 sebelah
. , .,
v0 = ,.. , kanan sungai tinggi limpasan = 0,37
meter dan pada river station 21, 20, dan
v0 = , 19 sebelah kiri sungai rata-rata tinggi
, limpasan = 0,21 m, sehingga kondisi
v0 = √16009786,2 inilah yang dijadikan kontrol muka air
v0 = 4001,223 / maksimum yang melewati mercu bendung
- Waktu pengempisan, diambil waktu karet yaitu h= 0,60 m.
pengempisan = 10 menit Reduksi banjir dengan rencana
t0 = penggantian bendung tetap Gerisak
. .. menjadi bendung karet pada kala ulang
vb = π x r2 x t = 3,14 . 12 . 14 = 43,96 m3
, Q25th tidak memiliki pengaruh, namun
10 = . , .., cukup mereduksi banjir pada kala ulang
Dengan cara trial and error diperloleh nilai D = Q1,001th sebesar 40,00% dan sebesar
0,0289 m = 1,138 inch. 32,72% pada kala ulang Q2th. Sementara
- Kapasitas pompa untuk mengembangkan untuk rencana dengan normalisasi mampu
bendung : mereduksi banjir sebesar 27,23% pada
Kp = , . , kala ulang Q25th, dan untuk rencana
penggantian bendung karet+normalisasi
Kp = 1,10 m3/menit
mampu mereduksi banjir hingga 82,81%
Jadi lama waktu yang dibutuhkan untuk
pada kala ulang Q25th. Untuk mereduksi
mengembangkan bendung karet adalah volume
banjir hingga 100% dengan debit kala
tabung karet/kapasitas pompa
ulang Q25th=54,95 m3/dtk maka
tk = diperlukan tanggul pada river station 33,
tk = , 32, 30, 29, 28, 13, dan 7 dengan tinggi 1,5
, m dengan jagaan 0,6 m.
tk = menit 3. Dari hasil perhitungan stabilitas bendung karet,
KESIMPULAN DAN dapat di simpulkan :
SARAN Aman pada kondisi penuh
Stabilitas terhadap penggulingan =
A. Kesimpulan 4,45 > 1,50
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa Stabilitas terhadap penggeseran =
yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat 10,59 > 1,50
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Stabilitas terhadap gaya angkat =
1. Dari hasil analisa hidrologi debit banjir 3,27 > 1,50
rancangan dengan menggunakan Analisa Stabilitas tanah dasar =
Frekuensi pada sungai Ancar didapatkan debit 0,96 < 3,00
banjir rancangan Q25th sebesar 54,953 m3/det.
22
Aman pada kondisi penuh dan gempa
23
Stabilitas terhadap penggulingan = Anonim, 2009, Detail Desain Bendung Gerak dan
11,61 > 1,20 Waduk Pengendali/Retensi Banjir di DAS
Stabilitas terhadap penggeseran = Laju, Mataram.
5,58 > 1,20 Anonim, 2010, Pembuatan Peta Rawan Banjir di
Stabilitas terhadap gaya angkat = Kota Mataram, Mataram.
3,27 > 1,20 Anonim, 2011, Kegiatan Penyusunan Katalog
Stabilitas tanah dasar = 4(empat) Sungai di Kota Mataram,
0,36 < 2,00 Mataram.
Aman pada kondisi banjir Anonim, 2011, Survey Identifikasi dan Desain
Stabilitas terhadap penggulingan = Bendung Karet di Provinsi NTB, Mataram.
3,73 > 1,50 Anonim, 2014, Pedoman Pelaksanaan Tugas Akhir
Stabilitas terhadap penggeseran = Fakultas Teknik Universitas Mataram,
9,55 > 1,50 Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram,
Stabilitas terhadap gaya angkat = Mataram.
2,38 > 1,50 Anonim, 2012, Rehabilitasi Bendung Jejeruk untuk
Stabilitas tanah dasar = Irigasi, Semarang.
1,20 < 3,00 Anonim, 2016, SNI 2415:2016 Tata Cara
Aman pada kondisi banjir dan Perhitungan Debit Banjir Rencana, Standar
gempa Stabilitas terhadap Nasional Indonesia, Jakarta.
penggulingan = Anonim, 2018, Data Debit Harian Stasiun Ancar,
10,95 > 1,20 Balai Informasi Infrastruktur Wilayah,
Stabilitas terhadap penggeseran = Mataram.
5,88 > 1,20 Bramantyo, 2002, Perencanaan Bendung Karet
Stabilitas terhadap gaya angkat = Sungai Bangkaderes, Cirebon, Institut
2,38 > 1,20 Teknologi Bandung, Bandung.
Stabilitas tanah dasar = Chow, V.T., 1992, Open Channel Hydraulics, Mc
0,47 < 2,00 Graw Hill Book Company, New York.
4. Dari hasil perhitungan instalasi bendung karet Istiarto, 2014, Modul Pelatihan Simulasi Aliran 1-
diperoleh besar volume tabung karet adalah Dimensi dengan Bantuan Paket Program
43,96 m3, kapasitas pompa untuk Hidrodinamika Hec-ras, Yogyakarta.
mengembangkan bendung karet adalah 1,10 Luknanto, 2002, Model Matematik Numeris
m3/menit, dan waktu yang dibutuhkan untuk Bendung Karet Pencegah Intrusi Air Laut
mengembangkan bendung karet adalah 40 di Sungai Wonokromo, Surabaya,
menit. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
B. Saran Nugroho, 2010, Aplikasi hidrologi, Jogja
Selain beberapa kesimpulan di atas, beberapa Mediautama, Malang.
saran yang dikemukakan antara lain : Soemarto, CD., 1987, Hidrologi Teknik, Usaha
1. Pada studi lanjutannya nanti perlu Nasional, Surabaya.
dipertimbangkan adanya saluran irigasi Soewarno, 1995, Hidrlogi Aplikasi Metode Statistik
alternatif untuk memenuhi daerah layanan untuk Analisa Data, Jilid 1, Nova,
irigasi bendung Gerisak, jika nantinya bendung Bandung.
karet tidak di bangun dan bendung eksisting Suhudi, 2008, Kajian Hidrolis Penurunan Elevasi
Gerisak di hancurkan. Dasar Sungai Terhadap Bendung Karet
2. Perlu di sosialisasikan kepada masyarakat agar Jatimlerek Kabupaten Jombang,
jangan membuang sampah ke sungai Ancar, Universitas Tribhuwana Tunggadewi,
karna dapat menimbulkan dampak sedimentasi. Bandung.
Sukma, Nita, 2017, Evaluasi Kapasitas Penampang
DAFTAR PUSTAKA Sungai Menggunakan HEC-RAS dan
Perencanaan Tanggul guna
Anonim, 1989, SNI 03-1724-1989 Pedoman Penanggulangan Banjir di Sungai Sulin,
Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik Universitas Mataram, Mataram.
untuk Bangunan di Sungai, Standar Susanto, 2008, Analisis Hidrologi, Hidrolika, dan
Nasional Indonesia, Jakarta. Stabilitas Bendung Karet Wonokerto
Anonim, 2004, Pd T-09-2004A Perencanaan Kabupaten Demak, Universitas Islam
Bendung Karet Isi Udara, Pedoman Sultan Agung, Semarang.
Kontruksi dan Bangunan, Jakarta. Triatmodjo, Bambang, 2008, Hidrologi Terapan,
Anonim, 2005, Pd T-05-2005-A Operasi dan Cetakan Pertama, Beta Offset, Yogyakarta.
Pemeliharaan Bendung Karet Isi Udara
(Tabung Karet), Pedoman Kontruksi dan
Bangunan, Jakarta.
24