Anda di halaman 1dari 8

RESUME SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI

Nama : Serina Salsabila


NIM :2105113507

1. Kritik Sosialis terhadap Aliran Klasik


Sosialisme muncul di akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 yang berawal dari
pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani, Karl Marx yang dapat dikatakan bapak
sosialisme merupakan orang yang pertama kali menyebut laissez faire sebagai “aliran klasik”,
dimana sebutan tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan pendekatan Marxis di bidang
ekonomi, karena selain sebutan tersebut Marx menciptakan beberapa kosakata-kosakata
cenderung kritis terhadap klasik, seperti: Nilai surplus; reproduksi; borjuis dan proletariat;
materialisme historis; ekonomi vulgar; kapitalisme monopoli. Bahkan dia adalah orang yang
menyebut para pendukung pemikiran laissez faire adalah “kapitalisme”. Sosialisme muncul
sebagai model alternatif untuk para ekonom klasik yang dimaksudkan untuk menunjukkan
secara “ilmiah” bahwa sistem kapitalisme mengandung cacat fatal, yakni hanya
menguntungkan kapitalisme dan bisnis besar dengan mengeksploitasi buruh, dan kapitalisme
akan mengalami krisis yang pada akhirnya akan menghancurkan dirinya sendiri. (Skousen:
2009).
Kritik yang dikemukakan oleh sosialis berhubungan dengan doktrin laissez faire
dengan pengendalian tangan tak kentara (invisible hand) dan intervensi pemerintah. Pemikiran
yang dibahas adalah tentang teori nilai, pembagian kerja, teori kependudukan, dan the law of
deminishing return, dan kritiknya karena asumsi bahwa negaralah yang berhak untuk mengatur
kekayaan bangsa.
Sosialis mengkritisi tentang krisis kapitalisme, menurut sosialis biaya yang turun, profit
yang menurun, kekuatan monopolistik, berkurangnya konsumsi, pengangguran besar-besaran
kelas proletariat semua kondisi ini akan menciptakan krisis yang lebih destruktif dan ekstensif
dan depresi bagi sistem kapitalis. (Marx dan Engels 1964 [1848]), dan semua hal tersebut
disebabkan oleh teori nilai kerja klasik. Ada beberapa para pengkritik klasik yang lain, yaitu:
• Lauderdale karena menurutnya ekonomi publiklah yang diperlukan oleh setiap tahap
kehidupan masyarakat, Lauderdale tidak setuju dengan persaingan bebas dan tentang
teori nilai, Ia menyatakan jika kekayaan individu meningkat dalam kelangkaan akan
menyebabkan kekayaan publik menurun, terjadi antagonisme antara kekayaan individu
dengan kekayaan publik.
• Simonde De Simondi Pemikiran Simonde adalah masalah kelebihan produksi secara
umum yang menimbulkan krisis perdagangan,
• Adam Muller pemikiran Muller cenderung kepada peranan Negara yang dianggapnya
masih penting dalam perkembangan ekonomi,
• Henry Charles Carey ia menentang pandangan pesimisme dan membantah kebenaran
teori kependudukan Malthus, dan hukum hasil lebih yang semakin berkurang dari
pemikiran Ricardo. Demikian juga Carey melihat tentang teori nilai dari segi teori biaya
reproduksi,
• Friedrich List mengkritik tentang teori nilai, ia mengemukakan bahwa teori nilai itu
luas sekali, mulai dari agama, pelarangan perbudakan, penemuan percetakan, polisi,
jam dan alat-alat transpor, semua itu merupakan kekuatan produktif, dan
• John Stuart Mill menurutnya, terdapat tiga sistem sosialis yaitu Socialism Utopian,
Sosialisme revolusione dan Sosialisme Fasis. Mill kritis terhadap bentuk sosialis
revolusioner dan fasis, tetapi bersimpati kepada komunitarianisme utopian, yang
mengandung kebebasan dan tanpa kekerasan. Inilah sosialisme yang dimaksudkannya.

2. Pemikiran Ekonomi Aliran Sosialis


Sosialisme berasal dari kata “societas” bahasa Yunani yang berarti “Masyarakat”. Dari
sini maka benarkah bila dikatakan bahwa sosialisme adalah “paham yang lebih mengutamakan
kepentingan masyarakat, namun bukan berarti altruisme ataupun kolektivisme, sosialisme
dalam arti gerakan dan paham merupakan sesuatu yang meliputi segala aspek kehidupan.
Istilah “sosialisme” ini juga sering disandingkan dengan istilah “komunisme”. Sosialisme
merupakan bentuk pemikiran ekonomi yang berkembang menjadi suatu bentuk sistem
ekonomi, sedangkan komunisme adalah bentuk ideologi politik yang dianut oleh suatu negara.
Sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan kamakmuran bersama, filosofi ekonomi sosialis
adalah bagaimana mendapatkan kesejahteraan, perkembangan sosialis dimulai dari kritik
terhadap kapitalisme yang ada waktu itu kaum kapitalis dan kaum borjuis mendapat legitimasi
gereja untuk mengeksploitasi buruh. Inilah yang menjadikan Karl Marx mengkritik sistem
kapitalis sebagai ekonomi yang tidak sesuai dengan aspek kemasyarakatan. Adapun prinsip
dasar atau cita-cita pemikiran aliran sosialis adalah sebagai berikut:
• Keyakinan etis bahwa perekonomian harus diarahkan pada kesejahteraan semua orang,
bukan untuk keuntungan segelintir orang, sehingga sebagian besar alat-alat produksi
harus dikuasi oleh negara.
• Sosialisme adalah bentuk cita-cita etis tentang masyarakat yang solider dengan tuntutan
penghapusan hak milik pribadi. Segala bentuk barang yang memiliki nilai manfaat
banyak untuk kehidupan masyarakat dimiliki dan diatur oleh pemerintah dan atau
dimiliki secara kolektif kemudian diatur bersama untuk kepentingan bersama. Maka
setiap diri individu sangat dibatasi dalam soal hak kepemilikannya. Muaranya sama
yaitu pemerataan kesejahteraan.
• Setiap individu diberikan Batasan dalam kegiatan ekonominya. Mereka tidak
menggunakan kegiatan ekonomi luar negeri. Semua kegiatan ekonomi yang
berhubungan dengan luar negri harus sepenuhnya diatur oleh pemerintah atau negara.
Langkah ini ditempuh dalam upaya kembali kepada prinsip dasar yaitu pemerataan
kesejahteraan. Melihat hubungan ekonomi dengan pihak luar negeri sekalanya cukup
besar.
• Sumber ketidakadilan sosial adalah hak milik pribadi atas alat-alat produksi.

3. Perkembangan Pemikiran Aliran Sosialis


Secara umum gerakan sosialisme terjadi sebagai reaksi dari perubahan ekonomi dan
sosial yang diakibatkan oleh revolusi industri. Revolusi industri ini memang memberikan
keberkahan buat para pemilik pabrik pada saat itu, tetapi di lain pihak para pekerja justru malah
semakin miskin. Semakin menyebar ide sistem industri kapitalis, maka reaksi dalam bentuk
pemikiranpemikiran sosialis pun semakin meningkat. Meskipun banyak pemikir sebelumnya
yang juga menyampaikan ide-ide yang serupa dengan sosialisme, pemikir pertama yang
mungkin dapat dijuluki sosialis adalah François Noël Babeuf yang pemikiran-pemikirannya
muncul selama revolusi Prancis.
Sentralisasi kekuasaan yang absolut melahirkan slogan “negara adalah saya”. Dan dalam
perkembangannya, bermunculanlah berbagai varian pemikiran dari ideologi sosialisme ini,
seperti: Sosialisme Utopis, Sosialis Demokrat, Komunisme, Anarkhisme, Sindikalisme,
Sosialisme Marxis, dan Sosialis Ilmiah. Akan tetapi, untuk bisa memahami lebih lanjut maka
akan dibagi menjadi 2 bagian perkembangan pemikiran ekonomi aliran sosialisme, yaitu:
a. Sosialis Utopis
Plato dianggap sebagai pendiri ajaran sosialisme atau sering disebut dengan kaum “Perintis
Sosialis” yang juga lebih dikenal dengan masa Pra-Klasik pada zaman Yunani kuno. Menurut
Plato, sistem pemerintahan yang baik adalah berbentuk totaliterisme, dikendalikan dan
dipimpin oleh orang terpandai dan terpilih. Sosialisme Utopis didefinisikan sebagai awal mula
dari pemikiran sosialisme modern. Istilah "Sosialisme Utopis" awalnya diperkenalkan oleh
Karl Marx. Istilah “Utopia atau Utopis” berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari potongan
kata “ou” yang artinya “tidak” dan “topos” yang artinya “tempat”, maka yang dimaksud dari
Utopis atau Utopia adalah tempat yang adanya hanya dalam angan-angan atau “negeri antah
brantah”, seperti yang dituliskan dalam karya novel salah satu tokoh Sosialis Utopis yang
terkenal yaitu Sir Thomas More (1480 – 1539) dimana More memimpikan suatu negara impian,
dimana semua milik merupakan milik bersama.
Isi dari buku yang berjudul Sosialisme Utopian Abad XIX karya G.V. Plekhanov (2005),
menjelaskan bahwa kaum sosialis utopian menekankan sebab utama kesengsaraan pada masa
kapitalisme yang terletak pada alat-alat produksi yang merupakan hak milik perorangan. Para
tokoh sosialis utopian seperti, Louis Blanc, Jean Renaud, dan pierre Leroux secara cukup jelas
memandang kontradisksi sosial yang fundamental zaman mereka sebagai kebertentangannya
kaum borjuis terhadap rakyat (Louis Blanc), dan bahkan sebagai kebertentangan proletarian
dan borjuis yaitu dua kelas golongan yang berbeda kepentingan dengan rakyat (Pierre Leroux).
Gerakan sosialis utopis dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu: para romanciers, Kaum koloni,
dan para ahli ekonomi. Pemikiran-pemikiran dan gerakan-gerakan kaum utopis pada pokoknya
menggambarkan masyarakat sebagai berikut (Winardi: 1997):
1) Pada masyarakat utopis tersebut tidak ada lagi hak milik pribadi.
2) Jam kerja terbatas hingga 6 jam.
3) Baik pria maupun wanita diharuskan bekerja.
4) Diadakannya kewajiban untuk belajar.
5) Terdapat kebebasan beragama.
Adapun beberapa tokoh gerakan sosialisme Utopis yang terkenal antara lain:
• Comte Henri de Saint Simon (1760 – 1825)
Comte Henri de Saint Simon adalah tokoh sosialis yang hidup di kota Paris, ia merupakan
seorang pemikir yang sangat optimis. Ia tidak menginginkan adanya uniformitas, melainkan ia
menghendaki adanya kesamaan dalam kesempatan. Simon ingin memberikan upah kepada
kaum buruh atas prestasi bukan menurut kebutuhan.
• Charles Fourier (1772 – 1837)
Charles Fourier merupakan tokoh sosialis yang masa hidupnya sekitar tahun 1772 – 1837.
Ia berharap agar dunia dapat berubah kearah system yang lebih baik. Ketika ia melihat
pertarungan antara kaum kapitalis dengan kaum buruh, ia mengusulkan untuk membangun
sebuah perumahan yang memisahkan kelompok-kelompok politik dan ekonomi. Dengan
dibangunnya perumahan untuk kaum buruh, ia berharap dapat segera menghentikan
pertarungan dan pertentangan ekonomi antara kaum kapitalis dan kaum buruh.
• Robert Owen (1771 – 1858)
Pandangan sosialisnya tidak bersifat integral, karena hanya mementingkan perbaikan
masyarakat dan penyelesaian masalah kaum kapitalis dengan kaum buruh. Bentuk “kapitalis
yang penuh kasih” ciptaannya membuahkan hasil yang cukup bagus, sehingga banyak
pengamat ekonomi di suluruh dunia memujinya. Dia adalah pendukung kuat perubahan social,
mendukung pembentukan “desa kerja sama” di seluruh Inggris, dia juga mendukung Undang-
Undang tenaga kerja anak-anak, dan 10 jam kerja sehari.
• Pierre Joseph Proudhon (1809-1865)
Pierre Joseph Proudhon adalah tokoh sosialis yang percaya akan kesamaan dan ia adalah
musuh utama terhadap pemilikan pribadi dalam dunia usaha. Tetapi ia sangat berbeda dengan
kaum sosialis pada umumnya, karena ia menentang pemerintahan. Dia merupakan pemikir
yang mempunyai pengaruh jauh lebih besar terhadap perkembangan anarkisme. Dia
mempunyai keyakinan bahwa sebuah evolusi dalam kehidupan intelektual dan sosial menuju
ke tingkat yang lebih tinggi harus tidak dibatasi dengan rumus-rumus abstrak. Dia mengecam
hak milik sebagai hak untuk mengeksploitasi, tetapi mengakui hak milik umum alat-alat untuk
berproduksi, yang akan dipakai oleh kelompok-kelompok industri yang terikat antara satu
dengan yang lain dalam kontrak yang bebas, selama hak ini tidak dipakai untuk
mengeksploitasi manusia lain dan selama seorang individu dapat menikmati seluruh hasil
kerjanya.
• Louis Blanc (1811 – 1882)
Louis Blanc lahir pada tanggal 29 Oktober 1811 – 6 Desember 1882), Ia merupakan
seorang politisi dan sejarawan Perancis. ia menuntut pembentukan koperasi untuk menjamin
pekerjaan kaum miskin kota. Menurut Blanc konflik-konflik yang terjadi di dalam masyarakat
barat sebagian besar disebabkan oleh persaingan di mana golongan proletary selalu menjadi
korban. Kapitalisme akan hilang dengan sendirinya bila gagasannya dapat diwujukan secara
nyata. Namun gagasannya mendapat tantangan dari politikus yang menyangkal ide-ide dan
pandangan-pandangannya.

b. Sosialis Ilmiah
Engels menjelaskan bahwa istilah sosialisme ilmiah ini ditingkatkan oleh Marx menjadi
suatu ilmu.karena Marx yang membeberkan dua penemuan baru dalam perkembangan
masyarakat saat itu yang pertama konsep tentang historis materialisme dan yang kedua, konsep
tentang rahasia produksi sistem kapitalisme yang berdasarkan nilai lebih.
Kaum sosialisme ilmiah menyebutkan bahwa sosialisme bukan suatu susunan masyarakat
yang diangan-angankan, dihayalkan ataupun dikejar-kejar. Akan tetapi sosialisme adalah suatu
sistem masyarakat yang tidak boleh tidak tentu akan datang, sebagai tingkatan perjalanannya
pergaulan hidup. Jadi datangnya masyarakat sosialis adalah berdasarkan hukum alam,
perjalanan itu menunjukkan adanya evolusi ke arah sosialisme. Ajaran-ajaran sosialisme ilmiah
meliputi bidang filsafat, ekonomi dan sejarah yang didasarkan atas penyelidikan ilmiah.
Sosialisme ilmiah ini dipengaruhi oleh ajaran filsafat Hegel, Feurbach, Darwin serta pemikiran
filsafat lainnya. Lenin menyatakan bahwa Marx pada hakekatnya melanjutkan serta
melengkapi tiga aliran ideologi terbesar abad ke-19, yaitu: Filsafat Jerman Klasik, Political
Economy Inggris Klasik, dan Sosialisme Prancis dan doktrin revolusi politik Prancis.
Secara umum pandangan dan pemikiran sosialisme ilmiah, yaitu:
• Pertentangan kelas yang berdasarkan pada teori dialektika materialisme.
• Agama dinilai sebagai candu, hal ini berdasarkan oleh pemikiran Hegel yang diterapkan
secara terbalik oleh Karl Marx, bahwa “akal itu kebalikan dari materi” tidak seperti
pendapat Hegel yang sebaliknya “materi itu kebalikan dari akal”.
• Paham materialisme historis, dimana Marx melihat sejarah perkembangan umat
manusia adalah sejarah pertentangan antara kelas borjuis dengan kelas proletar.
• Sosialisme ilmiah sebagai sistem politik bagi masyarakat, maka sosialisme harus lahir
dan bangsa terpaksa melakukan perjuangan kelas untuk menciptakan revolusi. Sebab
perubahan masalah sosial ekonomi yang mendasar tidak mungkin dicapai tanpa
revolusi.

Tokoh-Tokoh Sosialis Ilmiah


➢ Karl Marx (1818 – 1883)
Karl Marx lahir di Trier, Prussia, pada 5 Mei 1818 (Beilharz, 2005). Pada 1841 Marx
menerima gelar doktornya di bidang filsafat dari Universitas Berlin. Beberapa kontribusi
Pemikiran Ekonomi Karl Marx, yaitu:
• Model Eksploitasi Kapitalisme Ala Marx
• Teori Nilai Kerja
• Teori Nilai Surplus
• Menurunnya Profit dan Akumulasi Kapital
Marx merasa bahwa bahwa untuk mencapainya diperlukan revolusi. Marx
mendeklarasikan arah revolusioner ini dalam buku The Communist Manifesto pada tahun
1848, dalam first Internasional pada 1860, dan di Paris Commune pada 1871. Dalam The
Communist Manifesto terdapat sepuluh program rencana revolusioner (Marx dan Engel: 1964):
• Penghapusan pendapatan yang progresif atau bertahap.
• Pajak pendapatan yang progresif atau bertahap.
• Penghapusan semua hak warisan.
• Penyitaan properti dari semua emigran dan pemberontak.
• Sentralisasi kredit di tangan negara dengan menggunakan bank nasional dengan modal
negara dan monopoli eksklusif.
• Sentralisasi alat-alat komunikasi dan transportasi di tangan negara.
• Perluasan pabrik-pabrik dan alat-alat produksi milik negara; menanami tanah-tanah
yang menganggur, dan meningkatkan kesuburan tanah secara umum sesuai dengan
rendana bersama.
• Kewajiban yang setara bagi semua untuk bekerja. Pembentukan tentara industrial,
khususnya untuk pertanian.
• Kombinasi agrikultural dengan industri manufaktur, penghapusan bertahap perbedaan
antara desa dan kota, dengan distribusi yang lebih seimbang kepada seluruh
masyarakat.
• Pendidikan bebas untuk anak-anak di sekolah publik. Penghapusan tenaga kerja anak-
anak di pabrik. Kombinasi pendidikan dengan produksi industri.

➢ Friedrich Engels (1820 – 1895)


Friedrich Engels mempunyai banyak profesi selama hidupnya. Dia pernah menjadi seorang
industrialis, ilmuwan social, penulis, teoreyikus politik, ahli filsafat dan juga bapak Marxisme.
Ada beberapa karya yang telah ditulis oleh Friedrich Engels salah satunya buku yang berjudul
“Socialism: Utopian and Scientific”. Buku ini diterbitkan pada tahun1880 yang menjelaskan
tentang kritik dari Friedrich Engels terhadap sosialis Utopia seperti Fourier dan Owen. Selain
itu, buku ini berisi penjelasan tentang kerangka sosialis untuk mengerti kapitalisme.
DAFTAR PUSTAKA

Faruq, U. A., & Mulyanto, E. (2017). Sejarah teori-teori ekonomi.


Deliarnov. (2015). PERKEMBANGAN PEMIKIRAN EKONOMI Edisi Ketiga. PT
RajaGrafindoPersada.

Anda mungkin juga menyukai