Dalam farmakologi sistem hidup itu harus dipengaruhi obat, sehingga memunculkan prinsip dasar agar
molekul obat harus bisa mempengaruhi secara kimia pada satu atau lebih isi sel agar dapat menghasilkan
respon farmakologik. Molekul-molekul obat harus mendekati molekul-molekul yang membentuk sel dalam
jumlah yang cukup untuk menutup rapat sehingga fungsi molekul sel menjadi berubah.[4] Obat-Obat pada
zaman dahulu dibuat dari tumbuh-tumbuhan, hewan, dan mineral. Catatan pemakaian obat telah dilakukan
sejak 2700 tahun sebelum masehi di Timur tengah dan Tiongkok. Obat-Obat yang sering dipakai pada
waktu itu adalah emetik untuk memicu muntah. Pada tahun 1550 sebelum masehi, orang Mesir menuliskan
pengamatan empiris ke dalam terapi obat pada Ebers Medical Papyrus. Mereka menyarankan minyak
kastroli sebagai laktasif dan candu untuk nyeri. Mereka juga menyarankan pemakaian roti berjamur untuk
luka dan memar (3500 tahun sebelum Alexander Flemming menemukan penisilin) Dokter Romawi dan
penulis Galen (131 201 sesudah masehil dianggap sebagai orang-orang yang berpengaruh dalam
kedokteran dan farmasi selama ratusan tahun. Mereka memulai pemakaian resep secara umum dan
menggunakan beberapa campuran untuk mengobati penyakit tertentu.[3]
Daftar isi
Sejarah
Farmakologi periode kuno
Farmakologi periode modern
Cabang Ilmu
Rujukan
Pranala luar
Sejarah
Farmakologi periode kuno dimulai sebelum tahun 1700, ditandai dengan adanya observasi empirik yang
dilakukan manusia terhadap penggunaan obat. Sejarah ini tercatat dalam Materia Medika yang disusun oleh
Dioscorides (Pedanius). Sebelum masa ini, catatan mengenai penggunaan obat-obatan juga ditemukan pada
zaman Cina dan Mesir kuno. Beberapa ahli Farmakologi kuno antara lain sebagai berikut.
Farmakologi modern dimulai abad 18 sampai dengan 19. Periode ini ditandai dengan penelitian tentang
perkembangan obat, serta tempat dan cara kerja obat pada tingkat organ maupun jaringan. Tokoh-tokoh
yang berperan dalam sejarah farmakologi modern adalah sebagai berikut.
Cabang Ilmu
Ilmu Farmakokinetik, adalah ilmu yang mempelajari tentang absorpsi, distribusi,
metabolisme atau biotransformasi dan ekskresi obat (ADME). Secara singkat artinya
pengaruh tubuh terhadap obat.
Ilmu Farmakoterapi, ilmu yang mempelajari penggunaan obat-obatan untuk menyembuhkan
berbagai penyakit.
Ilmu Farmakodinamik, adalah ilmu yang mempelajari efek obat terhadap fungsi berbagai
organ, cara kerja obat dan pengaruh obat terhadap reaksi biokimia serta struktur dan fungsi
organ.
llmu Toksikologi, adalah ilmu yang mempelajari keracunan dan zat-zat yang menyebabkan
keracunan.[6]
Rujukan
1. Putri, Nina Hertiwi (06 September 2020). "Pengertian Farmakologi dan Ruang Lingkup
Keilmuannya". SehatQ. Diakses tanggal 2020-11-30.
2. Nuryati (Oktober 2017). FARMAKOLOGI (Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan) (PDF). Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. hlm. 1–2.
3. L. Kee, Heyce dan Evelyn R. Hayes (1993). Farmakologi (Pendekatan Proses
Keperawatan). Jakarta: EGC. hlm. 134. ISBN 978-979-448-324-4.
4. Anief, Moh (2018-07-11). Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Yogyakarta: UGM PRESS.
hlm. 6. ISBN 978-979-420-343-9.
5. Noviani, Nita dan Vitri Nurilawati (Oktober 2017). Farmakologi (Bahan Ajar Keperawatan
Gigi) (PDF). Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. hlm. 4–6.
6. Tim Admin (2019-03-13). "Farmakologi (Dasar-dasar dan Prinsip Umum)". BioFar.ID.
Diakses tanggal 2020-11-30.
Pranala luar
Pharmaceutical Business Review (http://www.pharmaceutical-business-review.com)
International Conference on Harmonisation (http://www.ich.org/)
US Pharmocopea (http://www.usp.org)
Portal Kimia
Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku.
Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.