Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Metodologi Penelitian dan Pendidikan Semester )
Di Susun Oleh :
JAKARTA
2022/2023
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang
berlangsung disekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta
didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap
untuk masa yang akan datang. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara
pendidik dengan siswa untuk mencapi tujuan pendidikan yang berlangsung dalam
lingkungan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan yaitu saling pengaruh antara
pendidik dengan siswa. Fungsi pendidikan adalah membantu siswa untuk mengembangkan
dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakterisitik pribadinya
kearah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkunganya. Sehingga pendidikan tidak
terlepas dari peran guru.
Guru sangat memiliki peran penting dalam pendidikan, karena guru adalah
pendidik profesional yang mempunyai tugas untuk mendidik, mengajar, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengavaluasi. Oleh karenanya, peran guru sangat berpengaruh pada
keberhasilan prestasi dan pembentukan karakter peserta didik. Saat ini masih banyak
dijumpai seorang guru dengan gaya mengajar yang konvensional dan tidak menyentuh
ranah dimensi seseorang siswa itu sendiri. Metode yang digunakan guru dalam
pembelajaran kurang bervariasi dan terkadang mengharuskan guru untuk mengulangi
materi pembelajaran sebelumnya.
Fakta di tahun 2016, kualitas pendidikan di Indonesia berada di peringkat ke-62
dari 69 negara. Hal ini menjadi cermin konkret akan kualitas dan kuantitas gur di Indonesia.
Maka harus ada langkah serius untuk membangi kualitas guru. Karena nyatanya, tidak
sedikit guru yang hari ini tetap saj amenjalankan proses belajar-mengajar dengan pola “top-
down”. Guru seolah berada “di atas” dan siswa berada “dibawah”, guru bertindak sebagai
subjek dan siswa sebagi objek belajar. Guru merasa berkuasa untuk “membentuk”
siswanya. Ibaratnya, guru menjadi “teko” dan siswa sebagai “gelas” sehingga siswa
berstatus hanya menerima apapun yang dituangkann guru. Siswa tidak diajarkan untuk
mengeksplorisasi kemampuan dirinya. Siswa hanya bisa disuruh tanpa diajarkan
untukmengenal dirinya lalu mampu bertahan hidup. Belajar bukanlah proses untuk
menjadikan siswa sebagai “ahli” pada mata pelajaran tertentu. Siswa lebih membutuhkan
“pengalaman” dalam belajar, bukan “pengetahuan”. Karena itu, komptensi guru menjadi
syarat utama tercapainya kualitas belajar yang bail. Guru yang berkompeten akan
“meniadakan” problematika belajar akibat kurikulum. Kompetensi guru harus berpijak
pada kemampuan dalam mengajarkan materi pelajaran secara menarik. Inovatif, kreatid
yang mampu membangkitkan gairah siswa dalam belajar. 1
1
Syarifudin Yunus, Mengkritisi Kompetensi Guru, diakses dari http://m.detik.com , pada tanggal 20 Mei 2020
2
Tanpa suatu metode yang cocok dan tepat. Kecil kemungkinan tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik. Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa
atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau
memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Dengan menggunakan metode diskusi
siswa mempelajari sesuatu melalui cara musyawarah diantara sesama mereka dibawah
pimpinan atau bimbingan guru. Biasanya metode diskusi merupakan pilihan kedua setelah
metode ceramah. Metode ini lebih sering disukai oleh para siswa, karena dengan
menggunakan metode diskusi ini proses belajar pembelajaran terasa lebih santai dan
nyaman bagi siswa. Dengan metode ini juga siswa lebih berani untuk mengungkapkan
pendapat.
Masih rendahnya hasil belajar IPS di SMP 85 JAKARTA disebabkan oleh masih
dominanya skill menghafal daripada skill memproses sendiri pemahaman suatu materi.
Selama ini, minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
masih tergolong sangat rendah. Bahkan ada sebagian siswa yang menganggap mata
pelajaran IPS tidak begitu penting dikarenakan tidak masuk pada mata pelajaran yang
diujikan pada Ujian Nasional (UN), Faktor minat itu juga dipengaruhi oleh adanya metode
mengajar yang digunakan dalam menyampaikan materu. Metode yang konvensional
seperti menjelaskan materi secara abstrak, hafalan materi dan ceramah dengan komunikasi
satu aarrah, yang aktif masih didominasi oleh guru, sedangkan siswa biasanya hanya
memfokuskan penglihatan dan pendengaran. Kondisi pembelajaran seperti inilah yang
mengakibatkan siswa tidak bisa menerapkan pada kehidupan nyata.
Diharapkan dengan menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran IPS,
akan menarik minat siswa SMP 85 JAKARTA untuk mengikuti kegiatan belajar sehingga
dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
B. Identifikasi Masalah
Pukul 21.09
3
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
:
Bagaimana penerapan metode diskusi untuk meningkatkan Motivasi belajar
IPS pada siswa kelas VII di Sekolah SMP 85 JAKARTA?
D. Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh
penulis adalah untuk :
1. Untuk memperoleh gambaran tentang penerapan metode diskusi pada mata
pelajaran IPS pada siswa kelas VII di SMP 85 JAKARTA
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan dikelas,
melalui penelitian inii guru kelas VII dapat mengetahui penerapan
pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi.
2. Bagi Siswa
Diharapkan dapat dijadikan acuan untu peningkatan hasil belajar IPS.
3. Bagi Sekolah
Manfaat yang akan didapat akan mendapatkan informasi dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan khususnya pendidikan IPS.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari 5 bab dan tiap bab terdiri dari
beberapa sub bab sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Pada bab ini bertujuan
untuk menjelaskan seluruh ruang lingkup dari penelitian ini.
BAB II Landasan Teori, berisi tinjauan teoritis dan kerangka berpikir mengenai
pengelolaan perpustakaan dan pengadaan koleksi bahan pustaka perpustakaan sekolah.
Pada bab ini bertujuan untuk menjabarkan seluruh teori pendukung yang digunakan dalam
penelitian ini.
BAB III Metodologi Penelitian, Bab ini membahas mengenai metodologi yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu pendekatan penelitian, lokasi dan objek penelitian, prosedur
penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan. Pada bab
ini bertujuan untuk menjelaskan seluruh proses yang dilakukan dalam penelitian ini.
BAB IV Analisis dan Interpretasi, Bab ini menguraikan profil dari narasumber dan
membahas hasil-hasil yang diperoleh serta interpretasinya dari hasil pengumpulan data
4
dalam penelitian ini baik dari hasil observasi ataupun wawancara. Pada bab ini bertujuan
untuk memaparkan hasil dan interpretasi dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini.
BAB V Penutup, dalam bab ini berisi limitasi yang berisi keterbatasan penelitian,
kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan masalah serta beberapa saran untuk
pengembangan penelitian lebih lanjut. Pada bab ini bertujuan untuk memaparkan
kesimpulan dari penelitian ini dan beberapa saran untuk pengembangan penelitian
selanjutnya.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
Untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran dan hasil belajar terdapat cara-
cara atau alat untuk mencapai hasil tujuan tersebut. Menggingat proses pembelajaran
adalah proses dari suatu sistem yang berperan dalam mempengaruhi terwujudnya
peningkatan mutu dan hasil belajar itu sendiri. Adapun pengaruh tersebutt ialah ada
pada penggunaan metode dalam pembelajaran tersebut, sehingga kesulitam yang
tampak dalam proses pembelajaran tersebut akan dengan mudah dapat diatasi dan
memberikan pengaruh yang baik dalam sistem pembelajaran tersebut. Tampak dalam
penggunaan metode tersebut adalah ujung pangkal dari seluruh siste yang berperan
penting dalam mencapai tujuan dari proses perencanaan pembelajaran.
Kata metode berasal dari bahas Greek (Yunani) yang terdiri dari dua kata, yaitu
“metha” yang berarti melalui dan “hodos” yangg berarti jalan, cara alat atau gaya. 2
Secara istilah, menuru H. Muzzayin Arifin, Metode yaitu suatu alat atau cara untuk
mencapai tujuan yang diterapkan”. 3
Demikianlah pengertian dari metode ditinjau dari arti bahasa dan istilah dalam
proses pembelajaran, yang berarti suatu hal pembelajaran agar mencapai tujuan yang
ditetapkan. Sedangkan pendapat lain yaitu pendekatan dapat diartikan sebagai titik atau
sudut pandang kita terhadapa proses pembelajaran. Istilah pendekatan lebih merujuk
kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Sedangkan metode bersifar procedural, maksudnya adalah cara yang tepat dan cepat
dalam melakukan sesuatu dan tekhnik adalah cara yang tepat dan cepat dalam
mengimplemnetasikan metode. Misalnya carayang bagaimana yang harus dilakukan
berjalan efektif dan efisien? Dengan demikian, sebelum seseorang melakukakn proses
ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi. Misalnya berceramah pada
siang hari dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika cerama itu
dilakukan di pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas. 4
Metode mengajar sebagai alat pencapai tujuan, maka diperlukan pengetahuan
tentang tujuan itu sendri. Perumusam tujuan dengan sejelas-jelasnya merupakan
persyaratan terpenting sebelum seseorang menentukan dan memilih metode mengajar
2
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 1987) Cet ke-3, hlm.97.
3
Muzzayin Arifin, Kafita Selekta Pendidikan Umum dan Agama, (Semarang:PT, CV Toha Putera).hlm.90
4
Wina Sanjaya.M.Pd. Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta : Prenada Media,
2000)Cet, ke-5. Hlm. 127
6
yang tepat. Kekaburan di dalam tujuan yang akan dicapai menyebabkan kesulitan
dalam memilih dan memnentukan metode yang tepat.5 Pemilihan metode yang tepat
akan dapat membantu pendidik dalam mencapai hasil tujuan yang dicapai, yaitu dapat
memberikan pemahaman yang baik kepada peserta didik.
Metode mengajar yang baik disesuaikan dengan tingkat kesulitan dari materi materi
pelajaran. Oleh karena itu, metode yang baik dapat memudahkan pendidik dalam
mencapai hasil tujuan yang dicapai kepada para siswa dengan tidak menambah
kesulitan bagii pendidik dalam proses pembelajaran. Karena dalam hal ini art dari
proses pembelajaran yaitu proses yang terjadi antara guru dan murid dalam berinteraksi
di dalam kelas menyampaikan dan menerima proses tersebut untuk mencappai tujuan
kedua belah pihak, yaitu seorang guru memberikan atau menyampaikan materi dan
siswa menerima seluruh materi yang disampaikan guru untuk perkembangan
peningkatan mutu dan hasil belajar siswa.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi transaksional antara guru
dan siswa dimana proses tersebut bersifat imbal balik, proses transaksional juga terjadi
antara siswa dengan siswa. 6 Oleh karena itu metode pembelajaran yang dapat
digunakan ialah yang memudahkan hubungan transaksional tersebut dalam suatu
sistem proses pembelajaran. Hal ini yang menjadi manfaat dari metode pembelajaran,
tentunya metode pembelajaran yang difikirkan dan disiapkan secara sistematis dan
tersusun dapat memudahkan proses komunikasi transaksional antara guru dan siswa,
juga terjadi antara siswa dengan siswa.
Hal ini membuktikan bahwa metode pembelajaran perlu diperhatikan dalam
menentukan tekhnik yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Tekhnik
inilah yang pada akhirnya menentukan berjalan baik atau tidaknya metode
pembelajaran yang direncanakan tersebut. Dengan kat alain, tekhnik yang tidak
dilaksanakan dengan baik akan menulitkan perencanaan sebelumnya dalam proses
menuju metode pembelajaran yang baik. Tentunya diperlukan tekhnik yang baik dalam
melaksanakan metode pembelajaran dalam bagian menuju satu sistem pembelajaran
yang baik untuk menuju tujuan yang diinginka guru dan siswa.
Tekhnik ini tentunya terdapat berbagai macam dalam pelaksanaanya, hal ini
diserahkan kepada guru yang akan merencanakan dan melaksanakan metode
pembelajaran tersebu sehingga dapat terlaksanan dengan baik dan mencapai hasil dari
tujuan proses pembelajaran.
2. Pentingnya Metode
Mendidik, disamping sebagai ilmu juga sebagai “suatu seni”. Seni mendidik
atau mengajar disini yang dinamakan adalah keahlian di dalam
5
Zurhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Surabaya : Usaha Nasional, 1981)hlm.79
6
Ibath Hatimah, dkk, Penelitian Pendidikan (Bandung, UPI Press, 2007)Cet, ke-1.hlm.2
7
penyampaian pendidikan/pengajaran(metode mengajar). Sesuai dengan uraian
terdahulu, bahwa metode mengajar adalah:
a. Merupakan salah satu komponen dari pada proses pendidikan.
b. Merupakan alat mencapai tujuan, yang didukung oleh-oleh alat alat
banu mengajar.
c. Merupakan kebulatan dalam suatu sistem pendidikan. 7
Dari hal-hal diatas penyampaian mater ini berarti juga mengandung arti
metode dalam proses pembelajaran didalam kelas. Tentunya dalam hal ini tidak
cukup saja hanya memberikan materi yang dilaksanakan melainkan dengan upaya
memberikan pemahaman yang baik kedalam benak pikiran dan perubahan tingkah
laku siswa. Bukan penyampaian materi yang baik saja yang harus dicapai akan
tetapi, akan terlihat efektif atau tidaknya dari hasil yang dilaksanakan.
Metode/penyampaian materi yang efektif akan memberikan kesan yang baik dalam
peningkatan mutu dan hasil yang dicapai dari proses pembelajaran. Tentunya dalam
hal ini dalam proses pembelajaran membutuhkan metode atau cara penyampaian
materi yang dapat diterima dan memberikan hasil yang memuaskan bagi guru dan
siswa.
Telah diakui pula bahwa dalam proses pembelajaran yang baik tidak luput
dari peran serta penggunaan metode dalam proses pemeblajaran, karena dengan
penggunaan metode ini berarti merealisasikan strategi yang direncanakan
sebelumnya sehingga dengan jelas dapat dilihat hasil yang akan dilakukakn dari
proses pembelajaran ini.
7
Zuhairini, dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya, Usaha Nasional;1981).hlm.79
8
dan mutu yang kurang baik atau memuaskan di dalam kelas, maka terdapat masalah
dalam penggunaan metode dalam proses pembelajaran tersebut, Namun, perlu
diperhatikan metode yang aik pun tidak akan menghasilkan yang baik pula bila
tidak didukung dari kesiapan dan kesigapan dari guru sendiri.
Dengan pentingnya metode ini dapat terlihat jelas hasil dan pencapaina yang
baik dari proses pembelajaran. Perlunya penggunaan metode pembelajaran yang
epat dan sesuai untuk meningkatkan hasil pembelajaran.
Metode diskusi terdiri dari dua kata yaitu metode dan diskusi. Kata Metode
dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai cara teratur yang digunakan
untuj melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki, cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan. 8
Metode adalah cara cara yang digunakan oleh seorang guru untuk
menyampaikan kandungan pelajaran kepada seorang murid untuk mencapai tujuan
pendidikan yang terkandung dalam kurikulum9
Adapun metodologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua suku
kata metodos berarti cara atau jalan dan logos yang beraryi ilmu. Metodologi berarti
ilmu tentang jalan atau cara.10
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. 11 Menurut
Mahmud Yunus yang dikutip oleh Dr. Armai Arief, MA, strategi berarti rencana
yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran yang khusus. 10
Sedangkan tekhnik yaitu metode atau sistem mengerjakan sesuatu. 11 Jadi
metode, Metodologi, strategi dan teknik adalah suatu cara atau sistem dan cermat
serta terencan adalam mencapai sasaran khusus.
Kata diskusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah, cara belajar atau
8
Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm.740.
9
Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam (Jakarta: Pustaka, Al Husna),hlm.79
10
. Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers,2002). Cet.ke-1,hlm.87
11
Syaiful Bahri,Djamarah dan Aswan Zain, Stratregi Belajar Mengajar, (Jakarta:PT, Rineka Cipta, 1996).
Cte.ke1,hlm.5
10
Arief, Op.Cit., 91.
11
Departemen pendidikan dan kebudayaan, Op.Cit., 1158.
9
mengajar yang melakukan tukar fikiran antar murid dan guru, murid dengan murid
sebagai peserta diskusi. 12
Metode diskusi adalah suatu cara penguasaan bahan peajaran melalui wahan
tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalam yang telah diperoleh, guna
memecahkan suatu masalah.
Dengan kata lain, dalam diskusi ini siswa mempelajari sesuatu melalui cara
musyawarah diantara sesama ereka dibawah pimpinan atau bimbingan guru.
Hal ini perlu bagi kehidupan siswa kelak, bukan saja karena manusia
senantiasa dihadaapkan kepada berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan
seorang diri, melaikan juga karena melalui kerja sama atau musyawarah mungkin
diperoleh suatu pemecahan yang lebih baik, menarik minat sesuai dengan taraf
perkembangan, mempunyai kemungkinan-kemungkinan jawaban lebih dari sebuah
yang dapat dipertahnkan kebenaranya pada umumnya tidak mempermasalahan
manakah jawaban yang benar melainkan lebih mengutamakan hal yang
mempertimbangakn dan membandingkan. 13
Menurut Usman Bassyiruddin bahwa metode diskusi ialah sesuatu cara
mempelajari matri pelajaran dengan emmperdebatkan masalah yang timbu dan
saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. 14
Menurut J.J Hasibuan Dip, Ed dan Moejiono yang dikutip oleh Dr. Armai
Arief, MA bahwa “metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran
dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan
pembahasan ilmiah guna mengumpulkan pemdapat, membuat kesimpulan atau
menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah”. 17
Dengan demikian metode diskusi adalah salah satu alternatif metode atau
cara yang dapat dipakai oleh gur dikelas dengan tujuan dapat memecahkan masalah
berdasarkan pendapat siswa.
4. Macam-Macam Diskusi
12
Ibid, hlm. 269
13
Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan “visi, misi dan Aksi”(Jakarta : PT. Germawindu
Pancaperkasa, 2006),hlm.66-67.
14
Usman Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: PT. Intermasa, 2002),hlm.36. 17
Arief, Op. Cit.,146
10
2. Diskusi kelompok Kecil (Buzz Group Discussion)
Jenis diskusi ini berkaitan erat dengan diskusi kelompok besar, walaupun
dalam pelaksanaanya diskusi ini hanya melibatkan 4-5 orang saja dalam setiap
kelompoknya, namun setiap kelompok harus mempersentasikan hasil
diskusinya tersebut didepan kelas atau didalam diskusi kelompok besar.
3. Diskusi Panel
Diskusi ini melibatkan sekelompok kecil peserta yang melakukan
pembicaraan secara informal tentang suatu topik tertentu yang sebelumnya telah
diselidiki dengan teliti oleh para peserta diskusi. 15
4. Diskusi kelompok
Pelaksana diskusi kelompok diawali dengan membagi siswa kedalam
kelompok yang terdiri dari 3-6 orang. Dimana setiap kelompok yang telah
dibentuk membahas suatu permasalahan yang telah ditentukan oleh guru.
Kemudian tiap-tiap kelompok mempersentasikan kesimpulan hasil diskusinya
dalam sidang pleno untuk didiskusikan secara klasikal.
5. Brain Storming Grup
Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok
dengan mengungkapkan ide-ide baru yang disumbangkan oleh setiap anggota
kelompok.
6. Symposium
Simposium hampir sama dengan panel, hanya lebih bersifat formal.
Pemrasaran harus menyampaikan makalah mengenai suatu masalah yang disorot
dari sudut keadilan masing-masing. Peranan moderator tidak seaktif dalam
diskusi panel, tetapi sebaliknya para pendengar atau pesertalah yang lebih aktif
berpartisipasi. 16
7. Informal Debate
Teknik pelaksanaan yaitu, anggota kelas dibagi menjadi dua kelompok
yang jumlah anggotanya sama. Satu orang dijadikan sebagai pimpinan dalam
kegiatan tersebut. Topik yang dijadikan bahasan dalam kegiatan tersebut tidak
bersifat faktual.
8. Colloqium
Kegiatan diskusi ini bersumber pada satu orang sebagai sumber. Dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, siswa/mahasiswa dapat menginterview dan
mengundang pertanyaan lain/tambhan dari siswa/mahasiswa yang lain.
9. Fish Bowl
15
Siti Sahara, dkk, Kepemimpinan Berbahasa Indonesia, (Jakarta : FITK UIN Syarif Hidayatullah,2010),Cet,
ke5,hlm.17
16
Maidar G Asjad, Mukti U.S, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia (Jakarta : Erlangga, 1988),
hlm.37
11
Sebagaimana tujuan dari diskusi yaitu untuk megambil sebuuah keputusan
dari permasalahan yang dijadikan sebagai topik. Dalam diskusi ini ketua
dijadikan sebagai pimpinan. Yang khas dalam denah lokasi diskusi ini adalah
berbentuk setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap
peserta diskusi, dan pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah
olah melihat ikan yang berada dalam mangkuk.
a. Kemungkinan ada anak yang tidak ikut aktif, sehingga bagi anak anak ini,
diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab
dan dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh.
b. Sulit menduga hasil yang dicapai, karena waktu yang dipergunakan untuk
diskusi cukup panjang.
c. Para siswa mengalami kesulitan untuk mengeluarkan ide-ide atay pendapat
mereka secara ilmiah atau sistematis.
Demikianlah kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan metode diskusi
ini. Namun, perlu diingat kembali bahwa metode ini mempunya kelebihan yang
lebih baik, bila dibadningan dengan ekkurangan yang terdapat dalam pelaksanaan
metode diskusi ini, yaitu dapt berpengaruh langsung terhada perkembangan dan
peningkatan kepribadian siswa/peserta didik sehingga mampu untuk
menyampaikan ide-ide atau informasi, kemudian dapat menjawab dan merasakan
sendiri respon yang berlangsung dalam pelaksanaan metode-metode diskusi ini.
12
6. Langkah-langkah Melaksanan Diskusi
difahami oleh setiap siswa sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas
dapat dijadikan sebagai kontrol dalam pelaksanaan diskusi.
b. Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengant
tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan yang ingin dicapai
adalah penambahan wawasan siswa tentang suatu persoalan, maka
daoat digunakan diskusi panel; sedangkan jika yang diutamakan adalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan,
maka simosuium dianggap sebagai jenis diskusi yang pas.
c. Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat dikeumukan
dari isi materi pembelajaran atau masalah-masalah yang aktual yang
terjadi di lingkungan masyaraat yang dihubungkan dengan materi
pelajaran yang sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.
d. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya,
petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis dan tim perumus,
manakala diperlukan.
2. Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi
adalah :
a. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi
kelancaran diskusi.
b. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya
menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan aturan diskusi
sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
c. Melaksanaan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan. Dalam melaksanakan diskusi hendaklah memperhatikan
suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak
tegang, tidak saling menyudutkan dan lain-lain.
d. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi
untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.
17
Sanjaya, Op. Cit., 154
13
e. Mengendalikan pembicaraaan kepada pokok persoalan yang sedang
dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya
arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
3. Menutup Diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi
hendaklah dilakukan hal-hal berikut :
a. Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai
dengan hasil diskusi.
b. Me-review jalanya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh
peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanuutnya.
Dalam melaksanakan diskusi sebagai metode mengajar perlu
diketahui bahwa diskusi itu akan menimbulkan nilai-nilai positif yang
berbeda dengan diskusi yang dilaksanakan disekolah menengah dan
peguruan tinggi. Yang penting adalah apakah setiap anak sudah dapat
dan mau mengemukakan pendapatnya, apakah setiap anak sudah dapat
menjaga dan mematuhi etika dalam berbicaran dan sebagainya.
B. Pendidikan IPS
18
Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung : Laboratorium PKN UPI, 2008),hlm.6
14
pengajaran, ada yang berarti mata pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang
berarti gabungan(paduan) dari sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu,
perbedaan ini dapat pula didefinisikan dari perbedaan pendekatan yang
diterapkan pada masing-masing jenjang persekolahn tersebut.19
C. Hasil Belajar
19
Sapriya, Susilawati dan Sadjaruddin, Konsep Dasar IPS, (Bandung : UPI Press,2006),Cet,Ke-1,hlm.7
20
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010(, Cet, ke-2,hlm.176
24
Hamalik, Op. Cit., 155
15
5. Sikap yaitu kemampuan menerima atau menoleh objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.21
Salah satu kompetensi ini yang harus dikuasi oleh gur adalah evaluasi
pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru
dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termasuk penilaian
proses dan hasil belajar. 22 Sebelum melakukan penilaian gur harus
mengevaluasi terlebih dahulu dari setiap proses pembelajaran, karena evaluasi
Dari beberapa pendapat para ahli, maka dapat disimpulam bahwa hasil
belajar adalah suatu tujuan dalam pembelajaran dimana di dalamnya terdapat
beberapa aspek yang terkandung atau dinilai didalamnya.
D. Penelitian Relevan
Adapun hasil-hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1) Penelitian yang dilakukan oleh Muhyiddin (2011), disimpulkan bahwa siswa di
SDN 005 Nunukan Kalimantan Timur yang menggunakan metode diskusi
memiliki prestasi belajar lebih baik dibanding siswa yang diberi pelajaran hanya
menggunakan metode ceramah secara monoton. Oleh sebab itu metode ceramah
perlu didukung dengan metode lain yang relevan. Salah satu metode yang cocok
di padukan adalah dengan metode diskusi. 24
2) Penelitian yang dilakukan oleh Liliana Budi Korawati (2010), bahwa setelah
dilakukan penelitian pada siswa kelas IV SDN Sukagasih V, Tarogong
KidulGarut, mengemukakan bahwa metode diskusi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dengan ditunjukkan dengan hasi wawancara.
3) Penelitian yang dilakukan oleh Marzuki, Mengemukakan bahwa penerapan
metode diskusi kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar. Dari sekian
banyak metode pembelajaran untuk meningkatkann nprestasi belajar siswa lebih
baik digunakan metode diskusi kelompok, khusunya untuk materi yang
21
Agus Supriyotno, cooperative learning teori dan aplikasi paikem, (Yogyakarta : Pustaka pelajar,2009),Cet,
ke2,hlm.6
22
Zainal Arifin, evaluasi pembelajaran,(Jakarta:PT Remaja Rosdakarya,2009),Cet,ke-1,hlm.1
23
Ibid, hlm.5
24
Muhyiddin, “Penggunaan Metode Diskusi pada mata pelajaran IPS Materi Sejarah dalam meningkatkan prestasi
belajar peserta didik di SDN 005 Nunukan Kabupaten Nunukan Kalimantan timur” http:
16
membutuhkan pengetahuan konsep, sehingga sesama siswa mampu
memecahkan masalah.
E. Kerangka berfikir
hasil yang diharapkan adalah terwujudnya diskusi yang berjalan efektif sehingga dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada siswa.
Metode diskusi merupakan upaya pengajaran yang dilakukan oleh pendidik dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, sebab pendidik harus memiliki kemampuan
seperti penguasaan materi, penguasaan dalam penyampaian materi pembelajaran,
pendidik di harapkan dapat menerapkan metode diskusi yang menarik sesuai yang
diminati oleh peserta didik. Proses pembelajaran IPS akan lebih efektif apabila proses
pembelajaranya tidak hanya terbatas pada substansi buku teks, dan metode
konvensional saja, tetapi yang lebih penting adalah memahami konsep secara nyata
dan mampu memberikan dorongan kepada siswa untuk berfikir.
Oleh karena itu diperlukan perubahan proses pembelajaran untuk lebih
meningkatkan minat siswa dan mengurangi kesenganan siswa dalam belajar IPS.
Dalam pembelajaran IPS pendidik bisa menggunakan metode diskusi sebagai metode
pembelajaran yang paling sederhana dan paling mudah dimengerti oleh siswa,
sehingga pada saat pembelajaran siswa tidak mudah bosan dan pembelajaran dapat
berlangsung dengan menyenangkan, maka hasil belajar siswa pun akan meningkat.
17
Kondisi Nyata
Masalah E
Strategi
B
Penguasaan dalam penyampaian materi pembelajaran, menerapkan metode
diskusi yang menarik sesuai yang diminati. oleh peserta didik. Pembelajaranya A
Proses
tidak hanya terbatas pada substansi buku teks, dan metode konvensional saja,
mampu memahami konsep secara nyata dan mampu memberikan dorongan C
kepada siswa untuk berfikir. IPS akan lebih efektif apabila proses K
pembelajaranya tidak hanya terbatas pada substansi buku teks, dan metode
Output Hasil
Hasil belajar siswa akan meningkat berkat penerapan metode diskusi akan lebih
efektif apabila proses pembelajaranya tidak hanya terbatas pada substansi buku
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Sumber data pada tahap awal memasuki lapangan di pilih dari orang orang yang
memiliki power dan otoritas pada situasi dan bidang/objek yang diteliti, sehingga mampu
membukakan pintu kemana saja peneliti akan melakukan pengumpulan data.25
Sesuai fokus penelitian maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah :
1. Kepala sekolah
2. Guru, berfokus pada 3 orang dari bidang Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Siswa, berfokus pada 5 orang siswa kelas VII.
Jenis data yang digunakan data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumbernya, baik
dari wawancara maupun observasi dan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari
catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian maupun instansi yang
terkait lainya, data-data ini diperoleh sebagai tulisan atau informasi lainya yang telah ada
sebelumnya.
25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan r&d, (Bandung : Alfabeta,2011),hlm.226.
19
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
wawancara, dan studi dokumen. Berikut Penjelasanya :
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi pastisipatif, dimana peneliti
dalam pengamatan ikut melakukan keggiatan yang dilakukan narasumber dan
aktivitas objek (siswa). Observasi dilakukan peneliti dengan cara melakukan
pengamatan dan pencatatan mengenai berbagai proses pembelajaran berlangsung.
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan di kelas VII.
Menurut Spradley (Sugiyono, 2010 :310) observasi terdiri atas tiga komponen
yaitu :
a. Place (tempat) berlangsungnya interaksi sosial didalam kelas.
b. Actor (pelaku) yaitu orang orang yang sedang memainkan peranan tertentu,
dalam hal ini adalah pendidik dan peserta didik.
c. Activity (aktivitas/kegiatan) yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial,
dalam hal ini adalah kegiatan pembelajaran.
2. Wawancara
Wawancara merupakan proses interaksi dengan orang lain, dan bagaimana
mengolah pandangan yang mungkin berbeda. Secara garis besar ada dua macam
pedoman wawancara, yaitu :
a. Wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman yang hanya memuat garis
besar yang akan ditanyakan.
b. Wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara
terperinci sehingga menyerupai cehck-list. 26
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya –karya seseorang. Dokumen yang
berbentuk tulisan dapat merupakan catatan harian, profil sekolah, peraturan dan
kebijakan sekolah. Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh tentang visi,
dan misi tujuan sekolah, data guru, data peserta didik, data sarana prasana, jadwal
berbagai kegiatan, relevansi program dan dukungan masyarakat serta prestasi
akademik dan non akademik sekolah dan manfaat program kegiatan operasionall
sekolah. Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi data penelitian
sehingga dapat ditampilkan gambaran tentang objek penelitian.
26
Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik, (Jakarta :PT.Rineka Cipta,2013),hlm.270.
20
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan
keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data-data tersebut dapat
dipahami bukan saja oleh penelitim akan tetapi oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil
penelitian tersebut. Berikutu merupakan teknik analisis data menurut sugiono :
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah idreduks akan memberikan gambaran yang lebih jelas
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi selanjutnya adalah penyajian data, dalam penelitian
kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian bagan. Hubungan
antar kategori dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk data
penyajian data kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
3. Penarikan Kesimpulan (Verivication)
Setelah data terkumpul direduksi dan disajikan, langkah terakhir dalam
menganalisis data adalah menarik kesimpulan. Data yang terkumpul dari hasil
pengamatan, wawancara dan pemanfaatan dokumen yang berkaitan dengan
penerapan metode diskusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 31
31
Sugiyono, Op. Cit., h.247-252.
21
F. Kisi-Kisi Insturmen
1. Kisi-kisi observasi
a. Kisi-Kisi observasi Penerapan Metode diskusi untuk meningkatkan hasil
belajar siswa
22
b. Tidak bertele-tele ketika
memaparkan materi yang sedang
didiskusikan.
c. Memahami materi yang disampaikan
ketika sedang
berjalanya diskusi
d. Mampu memberikan contoh yang
konkrit sesuai dengan materi yang
dibahas agar audiens dapat lebih faham
akan materi yang disampaikan.
A. Fase Pembelajaran
4. Menyampaikan tujuan/indikator yang
ingin dicapai.
5. Penggunaan media pembelajaran yang
disesuaikan dengan materi
6. Menjelaskan metode diskusi yang ingin
digunakan
7. Pemusatan perhatian siswa terhadap
proses pembelajaran.
8. Teknik menjelaskan materi
9. Pengelolaan pembelajaran dengan
metode diskusi
B. Fase penugasan
23
10. Membagi kelompok dengan cara
berhitung 1-5
11. Membagikan Buku Paket pada setiap
siswa
Fase pelaksanaan tugas
12. Membimbing atau mengarahkan siswa.
13. Memberikan siswa kesempatan untuk
berfikir
14. Mengamati kesulitan dan kemajuan
siswa
Fase mempertanggungjawabkan
15. Menilai siswa dalam
mempertanggungjawabkan nilai yang
didapat.
16. Memberikan evaluasi sesuai indikator
yang ingin dicapai.
III PENUTUP
17. Memberikan kesimpulan materi yang
sudah didapat.
2. Kisi-Kisi Wawancara
24
3. Kisi-Kisi Studi Dokumentasi
Daftar Ceklis Studi Dokumentasi
d. Program Komite
e. Laporan kegiatan
f. RPP
g. Absensi
h. Notulen rapat
e. Tenaga kebersihan
f. Petugas keamanan
25
5 Data sarana dan a. Status Tanah
prasarana b. Bangunan
c. Ruang kelas
d. Ruang guru
e. Ruang kepala sekolah
f. Ruang pertemuan/rapat
g. Ruang TU
h. Ruang Uks
i. Masjid/musholla
j. Lab.Koputer
k. Lab. Bahasa
l. Lab.IPA
m. Aula
n. Dapur
o. Kamar mandi guru/karyawan
p. Perpustakaan
q. Micro teaching
r. Ruang multimedia
6 Bentuk Hasil Belajar Hasil Belajar siswa
siswa a. Prestasi Sekolah
b. Nilai rata rata kelas.
26