Anda di halaman 1dari 22

RESUME BAHASA INDONESIA

A. SEJARAH BAHASA
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928,Disaat para pemuda dari
berbagai pelosok nusantara berkumpul dan berikrar. Bahwasannya mereka bersumpah
(1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Yang selanjutnya
dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.Bahasa Indonesia yang bermula dari Bahasa
Melayu Riau ini diresmikan pada tanggal 18 agustus 1945 sebagai bahasa negara,hal itu
tertera pada undang undang dasar 1945 pada ( Bab XV Pasal 36 ).
Mengenai asal usul Bahasa Indonesia berasal dari mana, banyak sekali argumen-
argumen yang bermunculan dimulai pada Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di
Solo, Jawa Tengah dimana Ki Hajar Dewantara mengemukakan pendapatnya.
Kemudian pada Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, Sumatera Utara
juga disebutkan tentang asal Bahasa Indonesia.
Beberapa alasan mengapa Bahasa Melayu Riau terpilih menjadi “Bahasa
Indonesia” ketimbang Bahasa Jawa yang merupakan bahasa resmi Kerajaan Majapahit
yang kekuasaannya meliputi hampir seluruh Nusantara dan merupakan kerajaan terbesar
di masanya. Inilah beberapa alasan tidak mengangkat Bahasa Jawa sebagai “Bahasa
Indonesia” :
1. Jika bahasa Jawa digunakan maka suku-suku bangsa lain di Indonesia akan
merasa dijajah.
2. Karena ada tingkatan bahasa halus, biasa dan kasar dalam Bahasa Jawa yang
digunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat maupun pangkat
sehingga Bahasa Jawa jauh lebih sukar untuk dipelajari dibandingkan dengan
bahasa Melayu Riau.
3. Bila pengguna kurang memahami buadaya Jawa maka akan menimbulkan kesan
negatif yang lebih besar.
Menurut Minto Rahayu, pertimbangan lain mengenai penggunaan Bahasa
Melayu Riau sebagai “Bahasa Indonesia” yaitu :
a. Bahasa melayu telah tersebar luas diseluruh wilayah Indonesia.
b. Bahasa melayu diterima oleh semua suku di Indonesia, karena telah
dikenal dan digunakan sebagai bahasa pergaulan.
c. Bahasa melayu bersifat demokratis yaitu, tidak membeda bedakan
tingkatan dalam pemakaian sehingga meniadakan sifat feodal dan
memudahkan orang mempelajarinya.
d. Bahasa melayu bersifat reseptif yaitu mudah menerima masukan dari
bahasa daerah lain dan bahasa asing sehingga mempercepat
perkembangan bahasa indonesia di masa yang mendatang.

1
Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia
Salah satu fungsi dasar yang paling sering didengar adalah bahasa sebagai alat
komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa tidak dapat
ditinggalkan, bahasa selalu ada di setiap kehidupan sehari hari yang didalamnya
terkandung nilai dan status.
 Sebagai bahasa nasional

Bahasa Indonesia memiliki Fungsi :

1. Lambang kebangsaan
2. Lambang identitas
3. Alat pemersatu banngsa yang berbeda suku maupun kebudayaannya
4. Alat penghubung antar budaya dan antar dearah

 Sebagai bahasa negara dan bahasa resmi

Perbedaan lapangan atau ranah pemakaian antara kedua bahasa terlihat pada
perbandingan berikut :
Bahasa Melayu Bahasa Indonesia
a. Bahasa resmi di samping bahasa a. Bahasa yang digunakan dalam
belanda , terutama untuk tingkat gerakan kebangsaan untuk
yang dianggap rendah mencapai kemerdekaan indonesia
b. Bahasa yang diajarkan disekitar b. Bahasa yang digunakan dalam
perkuliahan terutama yang penerbitan yang bertujuan untuk
dibangun pemerintah hindia mewujudkan cita-cita perjuangan
belanda kemerdekaan indonesia baik
berupa bahasa pers , bahasa dalam
hasil sastra , dan lain-lain.
c. Penelitian penelitian yang dikelola
oleh jabatan pemerintah hindia
belanda
Kondisi di atas berlangsung sampai dengan proklamasi kemerdekaan pada
tanggal 17 agustus 1945. Dan dalam hal ini bahasa indonesia disahkan dalam undang
undang dasar sebagai bahasa negara yang diatur dalam bab 15 pasal 36.
Tidak mudah untuk memiliki “bahasa sendiri” di negara yang memiliki banyak
suku yang berbeda - beda, karena sudah dibuktikan di beberapa negara yang ingin
memiliki “bahasa sendiri” dan mereka gagal. Dalam pemilihan bahasa agar bahasa
tersebut diterima oleh masyarakat adalah bahasa tersebut sudah tersebar di negara
tersebut.
Hasil perumusan seminar politik bahasa nasional yang diselenggarakan di
Jakarta pada tanggal 25 sd. 28 februari 1945 diketemukan bahwa dalam kedudukannya
sebagai bahasa negara , Bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut :
a. Bahasa resmi kenegaraan
b. Bahasa pengantar resmi di lembaga – lembaga pendidikan

2
c. Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah
d. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan, pemanfaatan ilmu
pengetahuan, serta teknologi modern.
Pada segi wujudnya Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional maupun bahasa
resmi tidak ada bedanya .bahasa nasional terbentuk karena dorongan persatuan
sedangkan bahasa resmi terbentuk karena kebutuhan kenegaraan. Dan dalam segi
fungsinya bahasa nasional berfungsi sebagai penghubung antar suku-suku yang ada
di Indonesia, sedangkan bahasa resmi digunakan dalam keterkaitannya dengan
warga negara.

B. ETIKA
Etika : kumpulan nilai antara yang benar dan yang salah

ETIKA DALAM ILMU DAN PEMIKIRANNYA

A. Latar belakang Pemikiran


Setiap manusia mempunyai tujuan hidup, sehingga di dalam segala aktivitasnya
diarahkan untuk mencapai tujuan hidupnya. Dan masalah etika merupakan
masalah manusia, oleh karena itu norma-norma etis hanyalah untuk manusia itu
sendiri.

Dalam perkembangannya, baik etika maupun ilmu senantiasa sejalan dengan


situasi dan kondisi perkembangan dunia. Hal ini dapat terjadi karena pada
dasarnya etika dan ilmu selalu berkaitan dengan aktivitas manusia. Faktor yang
harus dijadikan paradigma yang saling berinteraksi, yakni etika, ilmu, manusia, dan
alam sekitar.

Kemajuan ilmu pengetahuan alangkah baiknya jika dibarengi dengan kemajuan


etika dan moral. Oleh karena itu, norma, etika atau moral hendaknya menjadi
landasan bagi manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. Landasan Teori dan Definisi Operasional


1. Etika; berdasarkan asal katanya, etika berarti ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K. Bertens 1999:4). Etimologi kata
etikasama dengan etimologi kata moral karena keduanya berasal dari kata yang
berarti adat kebiasaan. Hanya bahasa asalnya berbeda, yang pertama berasal
dari bahasa Yunani, sedang yang kedua dari bahasa Latin.
2. Ilmu; Ilmu pengetahuan akan dapat memberikan kebermaknaan bila dilandasi
dengan hakekat atau landasan keilmuan. Ada 3 hakekat atau landasan
keilmuan, yakni ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Jadi untuk membedakan
pengetahuan yang satu dengan yang lain, maka kita harus mengajukan

3
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan ketiga landasan ilmu tersebut.
Pertanyaannya adalah: Apa yang dikaji ileh pengetahuan itu (ontologi),
bagaimana caranya mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut (epistimologi)
serta untuk apa pengetahuan termaksud dipergunakan (aksiologi) (Jujun S.
Suria Sumantri, 1995:5)

C. Konteks Etika dalam Ilmu


Etika adalah ilmu, tapi sebagai filsafat Ia tidak merupakan suatu ilmu empiris.
Sedangkan yang biasanya dimaksud ilmu adalah ilmu empiris, artinya, ilmu yang
didasarkan pada fakta dan dalam pembicaraanya tidak pernah meninggalkan fakta.

PENDEKATAN ILMIAH TENTANG TINGKAH LAKU MORAL


A. Etika Deskriptif
Melukiskan tingkah laku moral. Etika deskriptif hanya melukiskan, Ia tidak memberi
penilaian. Etika deskriptif ini sebetulnya termasuk ilmu pengetahuan empiris dan
bukan filsafat. (K. Bertens 1999: 16)
B. Etika Normatif
Etika normatif bertujuan merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam praktek.
C. Metaetika
Metaetika seolah-olah bergerak pada taraf lebih tinggi daripada perilaku etis.
Dapat dikatakan juga bahwa metaetika mempelajari logika khusus dan ucapan-
ucapan etis.
D. Masalah Etika Terapan dan Tantangannya
Etika sedang banyak mengalami tantangan terutama dalam menghadapi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menghadapi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi harus didasari kuatnya niat dan kesungguhan dalam
menyandarkan segala kemajuan itu kepada kontrol dan penghargaan kepada nila-
nilai etik dan moral dalam pola komunikasi personal dan sosial.

FENOMOLOGI DALAM KAJIAN KEILMUAN

A. Pendahuluan
Pengetahuan dikembangkan dengan dua cara yaitu menekankan pada peranan
reason atau akal dan menekankan pada penggunaan sense atau rasa.
Fenomenologi sebagai metode tidak hanya digunakan dalam filsafat melainkan
juga dalam bermacam-macam ilmu mengenai manusia.

4
B. Pengertian Fenomenologi
Berdasarkan uraian para ahli fenomenologi berarti uraian atau percakapan tentang
fenomena atau sesuatu yang sedang menampakkan diri.

C. Fenomenologi Edmund Husserl (1859-1939)


Husserl memakai istilah fenomenologi untuk menunjukkan metode berpikir tepat
yang khusus. Ia menfokuskan atau mengkonsentrasikan analisis fenomenologinya
tentang intesitas yaitu semua bentuk kesadaran dan pengalaman langsung. Seperti
pengalaman religious, moral, estetis, konseptual, dan inderawi.
Menurut Husserl, agar ada kepastian akan kebenaran, kita harus mencarinya dalam
Erlebbnisse yaitu pengalaman yang dengan sadar.Mengenai pencarian Fenomena
yang murni, ada tiga tahap dalam metode fenomenologis.
1. Reduksi Fenomenologi (Penyaringan)
Yaitu penyaringan setiap keputusan yang secara riel muncul terhadap obyek
yang diamati. Demikian pada obyek perlu disaring dari segala pengetahuan
yang pernah diteliti dan diperoleh dari sumber lain, baik itu merupakan teori
atau hipotesis yang pernah ada.
2. Refuksi Eidetis
Eidos adalah intisari atau pokok sejati. Intisari ini tidak dapat dipahami sebagai
sesuatu hal yang tersembunyi dibalik alam faktual. Dalam fenomenologi tidak
ada sesuatupun yang tersembunyi atau tertutup salah satu yang lain. Segalanya
terbuka dan menampakkan diri.
3. Reduksi Transendental
Pada reduksi transendental kemurnian fenomenologi harus diimbangi dengan
situasi subjek yang hakiki yang terbebas dari pengalaman empiris. (Sudarto,
1996)

D. Konsep Fenomenologi dalam Kaitan Keilmuan


Ilmu pengetahuan merupakan upaya khusus manusia untuk menyingkap realitas
yang ada di alam ini untuk dapat berkomunikasi satu sama lain. Riset mempunyai
peranan yang sangat penting dalam perkembangan pengetahuan. Riset pada
hakekatnya merupakan wahana untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih
membenarkan suatu kebenaran. Kebenaran pada hakekatnya adalah pernyataan
dari kesimpulan terdapat konsistensi dengan pernyataan dari kesimpulan
terdahulu yang dianggap benar.

5
C. Bahasa Keilmuan
Bahasa keilmuan adalah sarana yang digunakan dalam komunikasi keilmuan
secara umum terdapat unsur – unsur berupa bentuk komunikasi keilmuan, antara lain :
lambang ( termasuk kata – kata dan tanda – tanda ) ; definisi ; dan pernyataan logika.
Bahasa keilmuan merupakan bahasa yang digunakan dalam penulisan – penulisan
ilmiah atau dalam penulisan ilmu pengetahuan.
Ciri – ciri dari bahasa keilmuan yaitu :
a. Cendekia yaitu mampu membentuk pernyataan yang tepat dan cermat, sehingga
yang disampaikan penulis dapat dipahami oleh pembaca.
b. Lugas , yaitu dalam pemaparannya dapat menghindari kesalahpahaman dan
kesalahpenafsiran
c. Jelas yaitu gagasan yang akan disampaikan dengan menggunakan bahasa yang
jelas apat dipahami dengan mudah
d. Formal, yaitu bahasa yang digunakan alam komunikasi ilmiah bersifat formal.
Hal ini dapat dilihat dari kosa kata ( diksi ) , bentukan kata, paraprasa dan
paragraf.
e. Objektif yaitu penempatan gagasan sebagai pangkal tolak harus diwujudkan
dalam penggunaan kata
f. Konsisten , mengikuti kaiah unsur kebahasaan seperti , tanda baca , istilah ,
notasi yang digunakan secara konsisten atau pemakaian partikel kebahasaan
secara konsisten
g. Ringkas dan padat : kandungan gagasan yang diungkapkan dengan
menggunakan bahasa secara memadai

D. FRASA, KLAUSA, KALIMAT


A.      Frasa
Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak
melampaui batas fungsi. Misalnya: akan datang, kemarin pagi, yang sedang menulis.
Macam-macam frasa:
1. Frasa endosentrik
2. Frasa Eksosentrik
3. Frasa Nominal, frase Verbal, frase Bilangan, frase Keterangan.
4. Frasak Ambigu

B.            Klausa
Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik
disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi
kalimat. Misalnya: banyak orang mengatakan.
Unsur inti klausa ialah subjek (S) dan predikat (P).
Penggolongan klausa:
1.       Berdasarkan unsur intinya

6
2.       Berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan
predikat
3.       Berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi predikat
 
C.      Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang
mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir.
                Contoh: Ayah membaca koran di teras belakang.
E. BAHASA BAKU
Bahasa baku atau bahasa standar adalah ragam bahasa yang diterima untuk
dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan, surat-menyurat, dan
rapat resmi. Bahasa baku terutama digunakan sebagai bahasa persatuan dalam
masyarakat bahasa yang mempunyai banyak bahasa. Bahasa baku umumnya ditegakkan
melalui kamus (ejaan dan kosakata), tata bahasa, pelafalan, lembaga bahasa, status
hukum, serta penggunaan di masyarakat (pemerintah, sekolah, dll).
Penggunaan bahasa baku memiliki fungsi sebagai berikut.
1.    Pemersatu, pemakaian bahasa baku dapat mempersatukan sekelompok orang
menjadi satu kesatuan masyarakat bahasa.
2.    Pemberi keikhlasan , pemakaian bahasa baku dapat menjadi pembeda dengan
masyarakat pemakai bahasa lainnya.
3.    Pembawa kewibawaan, pemakaian bahasa baku dapat memperlihatkan kewibawaan
pemakainya.
4.    Kerangka acuan, bahasa baku menjadi tolak ukur benar atau tidaknya pemakaian
bahasa seseorang atau sekelompok orang.

Ciri-ciri Bahasa Baku :


1.    Tidak terpengaruh bahasa daerah
2.    Tidak dipengaruhi bahasa asing
3.    Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
4.    Pemakaian imbuhannya secara eksplisit
5.    Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
6.    Tidak terkontaminasi dan tidak rancu.
7.    Tidak mengandung arti pleonisme.
8.    Tidak mengandung hiperkorek.
F. Membaca Kritis
Membaca adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
sekedar melafalkan tulisa, tetapi juga melibatkan aktifitas visual, berfikir,
psikolinguistik,dan metakognitif. Sebagai proes visual, membaca merupakan proses
menterjemahkan simbol tulis kedalam kata – kata lisan sebagai suatu proses berfikir,
membaca mencakup aktifitas pengenal kata, pemahaman literal, interpelasi,

7
membacakritis dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktifitas membaca
kata – kata dengan menggunakan kamus.
 Psikolinguistik : psiko = kejiwaan, linguistic = pemahaman bahasa.
 Metaetika : melebihi pikiran atau kepandaian biasa
Pengertian Membaca Kritis
Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang
relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan. Dengan demikian,
kegiatan membaca kritis untuk menulis harus dikaitkan dengan informasi seperti apa
yang kita masukkan kedalam tulisan kita, apakah informasi umum, khusus, atau
informasi yang terperinci. Membaca kritis menghendaki kita untuk tidak menerima
begitu saja kebenaran informasi yang kita dapatkan. Kita selalu bersikap skeptis,
bertanya terus menerus dan berusaha mencari bukti untuk menguji kebenaran informasi
tersebut. Membaca kritis memiliki 2 pengertian lain. Membaca kritis ( critical reading )
adalah aktifitas membaca yang ditempuh secara bijak, mendalam, evaluatif, serta
analisis, dan bukan sekedar mencari – cari kesalahan isi atau tulisan kata dalam objek
kajian.
 Membaca cepat :
a. Scaning : membaca topik yang ingin ditemukan
b. Skiming : membaca artikel
 Membaca :
a. Intensif : mendalami maknanya sampai ditemukan
b. Ekstensif : membaca banyak artikel atau bacaan dengan tema yang
sama dengan tujuan untuk memperluas wawasan
 Membaca kritis memiliki hubungan dengan membaca komprehensif
(menyeluruh )
 Tujuan membaca kritis, yaitu :
a. Memahami maksud penulis
b. Memahami organisasi dasar tulisan dan menilai penyajian penulis
c. Menerapkan prinsip – prinsip kritis dalam suatu bacaan
d. Meningkatkan minat dan keterampilan membacanya serta selalu berfikir
kritis
e. Mengetahui prinsip – prinsip pemilihan bahan dengan memanfaatkan
penerbitan buku – buku ilmiah.
Pengertian Membaca Kritis Untuk Menulis
Produk dari praktik membaca kritis ini adalah rangkuman bahan yang dibaca
terkait, dan kutipan – kutipan yang relevan. Kutipan langsung adalah kutipan yang
diambil sama persis dengan sumber, contoh ; Budi ( 2001 ) berkata : “Bahasa
adalah…… “. Kalau kutipannya 4 baris, maka harus dibuat paragraph tersendiri.
Kutipan tidak langsung, contoh ; Menurut Budi ( 2001 ) Bahasa merupakan….. . Pada
kutipan tidak langsung, semisal ada kesalahan pada cetakan yang asli maka boleh
dibenarkan. Sedangkan pada kutipan kutipan langsung maka tidak boleh dibenarkan.
 Kutipan Primer : semisal kedua kutipan tersebut kita sendiri yang
membaca dan menulisnya, maka disebut kutipan primer.

8
 Kutipan Sekunder : semisal kutipan tersebut kita kutip dari kutipan orang
lain, maka dikatakan kutipan sekunder.
Contoh : Bambang ( dalam Budi, 2001 ) berkata. “Bahasa adalah…..”
Supri ( dalam Bambang, dalam Budi, 2001) berkata. “ Bahasa
adalah…..”.

Ragam Membaca Kritis

Ada berbagai ragam membaca kritis bergantung pada jenis informasi seperti apa yang
kita inginkan, yaitu:
a.       Membaca cepat atau sekilas untuk membaca topik
Membaca cepat bertujuan untuk mengetahui informsi secara umum yang
dibicarakan dalam tulisan. Dalam hal ini, perlu memfokuskan perhatian pada bagian-
bagian tertentu. Kita bisa membaca tulisan dengan cepat/secara sekilas dari awal sampai
akhir. Dari kegiatan membaca cepat ini, kita mendapat ide tentang topik tulisan yang
kita baca.
b.      Membaca cepat untuk informasi khusus
Membaca cepat juga bisa dilakukan jika kita menginginkan informasi khusus
dari sebuah tulisan. Perhatian kita hanya tertuju pada bagian-bagian yang kita inginkan.
Bagian-bagian yang mengandung informasi yang tidak dinginkan tidak mendapat
perhatian dari kita.
c.       Membaca Teliti untuk Informasi Rinci
Ketika ingin mendapatkan informasi rinci tentang suatu hal dalam, kegiatan
membaca difokuskan pada bagian yang mengandung informasi yang kita ketahui secara
rinci. Saat kita sampai pada bagian tersebut, kita membacanya dengan teliti sampai kita
benar-benar memahami informasi yang kita dapatkan. Bagian-bagian lain yang tidak
kita perlukan tidak perlu dibaca lebih lanjut.
d.      Membaca Kritis Tulisan atau Artikel Ilmiah
Membaca tulisan atau artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan lain
karena jenis informasinya berbeda. Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi yang
merupakan hasil penelitian. Ini berbeda dengan jenis tulisan lain yang informasinya bisa
berupa pendapat dan kesan pribadi yang belum dibuktikan melalui penelitian dan
prosedur ilmiah. Berikut adalah beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam
membaca tulisan atau artikel ilmiah (Rahardi, 2010).
e.       Menggali tesis atau pernyataan masalah
Tulisan atau artikel ilmiah biasanya mempunyai tesis atau pernyataan umum
tentang masalah yang dibahas. Sebuah tesis biasanya diungkapkan dengan sebuah
kalimat dan menilai apakah penulisannya berhasil atau tidak dalam membahas atau
memecahkan masalah yang diajukan.
f.       Meringkas butir-butir penting setiap artikel
Meringkas butir-butir penting setiap artikel yang kita baca perlu dilakukan
karena ringkasan itu bisa dikembangkan untuk mendukung pernyataan yang kita buat.
Dengan adanya ringkasan, kita juga tidak perlu lagi membaca artikel secara keseluruhan
kalau kita memerlukan informasi dari artikel yang bersangkutan.
g.      Memahami konsep-konsep penting ( pandangan ahli, hasil penelitian,dan teori)
Memahami konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu dilakukan untuk
mendukung tesis atau pernyataan umum tulisan. Dengan memahami konsep-konsep

9
penting dari sebuah tulisan ilmiah, kita juga dapat lebih memahami konsep-konsep yang
akan kita kembangkan dalam tulisan.
h.      Menentukan bagian yang akan dikutip
Mengutip pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering kita lakukan
dalam menulis. Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah juga perlu
memperhatikan relevansi bagian tersebut dengan tulisan kita.
i.        Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang di kutip
Dalam mengutip bagian dari sebuah artikel perlu menyadari implikasinya,
apakah kutipan itu mendukung gagasan yang akan kita kembangkan dalam tulisan atau
sebaliknya.
j.        Menentukan posisi penulis sebagai pengutip
Dalam mengutip pernyataan yang ada sebuah artikel, perlu secara jelas
meletakkan posisi kita. Apakah kita bersikap netral, menyetujui atau tidak menyetujui
pernyataan yang kita kutip.

Membaca Kritis Tulisan / Artikel Ilmiah


Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi yang merupakan hasil
penelitian. Dibuktikan melalui penelitian atau prosedur ilmiah. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
a. Membaca tesis atau pernyataan masalah : Sebuah tesis biasanya bisa
diungkapkan dengan sebuah kalimat pernyataan
b. Meringkas butir – butir penting setiap artikel : Dengan adanya ringkasan, kita
tidak perlu lagi membaca artikel secara keseluruhan, kalau kita memerlukan
informasi tertenu dari artikel yang bersangkutan.
c. Menyitir konsep – konsep penting : Dengan memahami konsep – konsep penting
dari sebuah tulisan ilmiah
d. Menentukan bagian yang akan dikutip : Dalam mengutip bagian dari seluruh
tulisan ilmiah, kita perlu memperhatikan relevasi bagian tersebut untuk tulisan
kita. Butir – butir yang tidak relevan tidak perlu dikutip.
e. Menentukan implikasi dari bagian atau sumber yang dikutip
f. Menentukan posisi penulis atau pengutip : Apakah kita bersikap netral,
menyetujui atau tidak menyetuui pernyataan yang kita kutip.

Membaca Kritis Tulisan / Arikel Populer


Membaca kritis tulisan popular lebih mudah dipahami karena sifatnya yang
terbaru dan hangat dibicarakan serta bahasa yang digunakan juga bahasa komunikatif
yang mudah dimengerti pembaca.
 Kritik : Mencari suatu kelemahan dari opini tertentu ( bahasanya berat )
 Esai : Artikel ringan, bahasa yang digunakan ringan, dan cenderung
subjektif
 Artikel : Berisi informasi ( artikel formal )
 Editorial : Pernyataan atau pendapat editor tentang suatu berita yang aktual

10
Hal – hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Mengenali persoalan utama atau isu yang dibahas dalam artikel populer. Isu
yang dibahas berkaitan dengan masalah social yang diamati.
b. Menentukan signifikansi atau relevansi isu dengan tulisan yang akan dihasilkan.
Harus mampu menghubungkan relevansi isu dengan tulisan.
c. Memanfaatkan isu artikel populer untuk bahan atau inspirasi dalam menulis.
Iaunya biasanya lebih menarik dibandingkan dengan isu artikel ilmiah.
d. Membedakan isi artikel populer dengan isi artikel ilmiah atau buku ilmiah.
Membaca Kritis Buku Ilmiah
 Buku ilmiah uraian atau pembahasannya lebih panjang dan rinci tentang
suatu isu ilmiah.
a. Memanfaatkan indeks untuk menentukan konsep penting : dengan
pemanfaatan indeks, kita tidak perlu menghabiskan waktu lama untuk
mencari informasi tentang konsep yang kita ketahui
b. Menentukan konsep penting ( pandangan ahli, hasil penelitian, dan
teori ) untuk bahan menulis. Menambah kedalaman dan kekritisan tulisan
kita.
c. Menentukan dan menandai bagian – bagian dari buku yang akan dikutip
d. Menentukan implikasi ( menulis sumber ) dari bagian sumber yang
dikutip
e. Menentukan posisi penulis sebagai pengutip

Membaca Kritis Bahan – Bahan Dalam Internet


1. Memilih dan mengevaluasi bahan dalam internet untuk menulis
2. Kiat praktis menentukan bahan – bahan dalam internet
3. Menentukan isi atau gagasan penting
4. Memanfaatkan secara kritis bahan dari internet untuk menulis

G. TERAMPIL MENULIS

A. Menulis Makalah
Ada beberapa jenis karya ilmiah antara lain, laporan praktikum, naskah berkala,
laporan hasil studi lapangan, textbook, handout, paper, praskripsi, skripsi, tesis,
dan thsertasi. Secara konseptual makalah adalah karya ilmiah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
Makalah merupakan bentuk karya ilmiah yang paling singkat dengan jumlah
halaman 15 sampai dengan 25 halaman.
Prinsipnya sama seperti menulis karya ilmiah . (makalah : karya ilmiah yg pendek).
Penulisan makalah terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian
akhir.
Bagian awal terdiri dari.
a. Halaman sampul

11
o Judul makalah
o Maksud ditulisnya makalah
o Nama penulis makalah
o Tempat dan waktu penulisan makalah
b. Daftar isi
c. Daftar tabel atau gambar (jika ada)

Bagian inti terdiri dari.

a. Latar belakang masalah


b. Perumusan masalah
c. Tujuan penulisan makalah:fungsi yang ingin dicapai dalam penulisan makalah
d. Pembahasan
e. Kesimpulan
f. Saran
Bagian akhir terdiri dari.

a. Daftar rujukan/daftar pustaka


b. Lampiran (jika ada)

- Daftar pustaka
 Nama, tahun, titik 2, halaman
- Bagian inti -> pembahasan -> jawaban tiap butir ulasan
 Kohesi : kesatuan bentuk di dalam tulisan kita ( hal bentuk) harus
memenuhi syarat, misal : 1 pargraf terdiri dari 3 kalimat
 Kohernsi : kesatuan makna, yaitu paragraf 1 dengan paragraf
lainnya, kalimat 1 dengan lainnya ( bersambungan apa tidak)

B. Menulis Ringkasan Buku/Resume/Kuliah


Tujuannya adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata kuliah
atau ceramah yang diajarkan. Materi dalam penulisan adalah intisari dari salah satu
buku , poin-poin ceramah kuliah, intisari dari satu makalah dll.
- Menulis ringkasan itu sebagai tahap latihan
- Materi tulisannya sederhana & belum dibahas secara tuntas
 Intisari: garis besar/ inti-intinya saja
 Resume/rangkuman: membuat ringkasan untuk dipersedikit
 Resensi: ulasan tentang buku

12
C. Menulis Resensi Buku
1. Pengertian dan tujuan resensi
Kata resensi berasal dari bahasa Belanda, yaitu recensie. Dari bahasa Inggris
menyebutkan redevire, sedangkan dalam bahasa latin menyebutkan redevire
atau recensereyang artinya melihat kembali, menimbang atau menilai.
Tindakan merensensi buku dapat berarti memberi penilaian, mengungkapkan
isi buku, membahas atau mengkritik buku.
- Resensi : ulasan tentang buku, memuat tentang kekurangan dan kelebihan
buku (biasanya bertujuan untuk promosi)
- Resensi biasanya dimuat di media massa -> koran,majalah
- Tindakan meresensi buku berarti memberi nilai, mengungkapkan,
mengkritik, membahas
- Kritik dalam resensi tidak terlalu tajam

Tujuan penulisan resensi.


a. Memberikan informasi yang komperhensif dalam sebuah buku.
b. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, mendiskusikan
permasalahan yang muncul dalam sebuah buku.
c. Memberikan pertimbangan kepada pembaca tentang pantas atau tidaknya
sebuah buku dibaca.
d. Memjawab pertanyaan tentang siapa penulisnya, mengapa ia menulis, dan
bagaimana hubungan buku-buku sejenisnya.
e. Untuk segolongan pembaca resensi yang membaca mendapatkan
timbangan dalam memilih buku.

Menurut klasifikasi ada 3 bidang garapan resensi.

1. Buku
o Fiksi(tidak nyata): fabel, dongeng, legenda
o Non fiksi(nyata): sejarah
2. Pementasan seni
o Film
o Sinetron
o Tari
o Drama

13
o Musik/kaset
3. Pameran seni
o Seni lukis
o Seni patung

Manfaat akan karya yang diresensi adalah perkembangan pribadi (fisik, emosional,
intelektual, dan mental-spiritual). Dalam meresensi buku karya satra, presensi
harus dapat menyampaikan dua lapis penilaian atau pertimbangan, yakni nilai
Literir dan manfaat untuk hidup. Literir terungkap dari kegiatan yang disebut
apresiasi sastra, dan manfaat untuk hidup terungkap dari apresiasi atas kebutuhan
masyarakaat.

Unsur-unsur yang ada dalam merensensi sebuah karya sastra.

1. Jenis karya satra seperti kumpulan puisi, novel,kumpulan cerpen, atau drama.
2. Resensi novel atau kumpulan cerpen memuat dan mengulas tema, perwatakan
atau penokohan, alur atau plot, cerita atu peristiwa, dan bahasa.
3. Resensi kumpula puisi memuat pengalaman kebahasaan, pengalamaan
indraan, pengalaman nalaran, dan pengalaman manfaat.
 Satra menurut bentuknya:
a. Puisi: pencitraan, pengindraan, majas
b. Prosa: tokoh, penokohan, sudut pandang
c. Drama
 Menurut waktunya:
a. Lama
b. Baru
4. Ulasan mengenai pengarang, baik asal usul, reputasi, hal-hal yang
melatarbelakangi penulisan karya sastra, dan karya-karya lainnya.
5. Sudut pembaca yang dituju. Presensi hendaknya menentukan sikap
sehubungan dengan kebutuhan masyarakat, seperti:
a. Bagaimana sikap presensi bila komposasi karya sastra terasa tidak wajar
b. Apakah pendidikan, motivasi berprestasi,karir

Unsur-unsur dalam meresensi sebuah buku.

a. Membuat judul resensi


b. Menyusun data buku

14
o Judul buku
o Pengarang
o Penterjemah (jika buku terjemahan)
o Penerbit
o Tahun terbit
o Tebal buku
o Harga buku

c. Membuat pembukuan dengan cara:


1. Memperkenalkan pengarangnya
2. Membandingka dengan buku sejenis
3. Memaparkan sosok pengarang
4. Merumuskan tema buku
5. Memperkenalkan penerbit
6. Mebuat dialog
d. Tubuh dan isi resensi, yang meliputi:
1. Sinopsis
2. Ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya
3. Keunggulan dan kelemahan buku
4. Rumusan kerangka buku
5. Tinjauan buku
6. Adanya kesalahan cetak
7. Penutup resensi
e. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun resensi
1. Membaca buku yang akan diresensi secara cermat
2. Menceritakan identitas secara lengkap
3. Memberikan penilaian secara objektif dan kritis

Langkah-langkah menyusun resensi:

1. Mengenali buku yang akan diresensi


a. Tema dan deskripsi buku
b. Penerbit buku, dimana diterbitkan, tebal(jumlah bab&halaman), format,
harga
c. Pengarang, nama, latar belakang, reputasi, prestasi, buku/karya lain yang
pernah dihasilkan dan alasan menulis buku
d. Buku termasuk golongan buku ekonomi, teknik, politik, pendidikan,
psikologi, sosiologi, bahasa/sastra
2. Membaca buku secara cermat dan teliti

15
3. Menandakan buku
4. Membuat sinopsis/inti sari
5. Menentukan sikap&menilai
- Organisasi/kerangka penulisan, hubungan sistematika&dinamika
- Isi pernyataan: bobot isi, analisis, penyajian data, data kreativitas pemikiran
- Bahasa= penerapan EYD, kutipan dan kesalahan cetak

6. Mengoreksi untuk merevisi hasil resensi dengan dasar kriteria sebelumnya


*ringkasnya:

1. membaca buku yang akan diresensi dengan cermat

2. menceritakan identitas secara lengkap

3. memberi penelitian secara objektif&kritis

D. Menulis Artikel Ilmiah/popular


Artikel merupakan tulisan yang menggambarkan atau memaparkan suatu gagasan
berdasarkan fakta-fakta. Kegunaan artikel dalam surat kabar adalah untuk
membedakan pemuatan antara berita(fakta) dan opini.
Jenis artikel berdasarkan letak pemuatan.
1. Artikel umum: dimuat pada halaman opini.memberitahu informasi
2. Essay: diletakkan di halaman seni dan hiburan.kritik tapi secara
subjektif/bahasa pribadi (artikel ringan)
3. Kritik: kritik yang bersifat objektif
4. Resensi: untuk menilai tentang buku, film, dsb.

 Fakta: kenyataan yang sesuai dengan data yang sebenarnya


 Interpretasi: hasil pemikiran berupa penafsiran, pengertian atau pemahaman.
 Opini: pendapat atau pandangan seseorang atau kelompok terhadap masalah
atau peristiwa yang terjadi.
Dalam menulis artikel, bahasa harus segar, enak dibaca, dan dapat menimbulkan
rasa empati dan sugesti dalam diri pembaca.

Bagian atau Sistematikan Artikel

1. Judul atau Fokus. Kriterianya adalah atraktif/baru, tidak terlalu panjang(min


ada S P), dan punya relevansi dengan isi artikel sekaligus mencerminkan
gagasan sentralnya.

16
2. Leader: kutipan yang menjadi pengantar sebuah artikel.
3. Latar: hal, masalah, atau peristiwa yang mendasari tulisan.
4. Angle: sudut pandang penulis dalam menyoroti masalah yang dibicarakan.
5. Simpulan, biasanya berisi imbauan, ajakan, refleksi, atau intisari yang telah
disampaikan.

5 Jenis Artikel:

1. Eksploratif: artikel yang mengungkapkan fakta-fakta berdasarkan kajian dari


penulisnya. Artikel ini ccok untuk mengungkapkan penemuan baru.
2. Eksplanatif: artikel yang isinya menerangkan sesuatu untuk dapat dipahami
pembaca.
3. Deskriptif: artikel yang menggambarkan sesuatu permasalahan yang terjadi
ditengah masyarakat sehingga dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi
4. Predikatif: artikel yang berisi perhitungan atau ramalan apa yang bakal terjadi
dikemudian hari berdasarkan perhitungan penulis.
5. Prespektif: artikel yang memberi tuntutan kepada pembacanya untuk
melakukan sesuatu sehingga tidak mengalami kekeliruan atau kesalahan.

E. Menulis Proposal
1. Pengertian proposal
Menurut anurahman dkk, (2009) proposal adalah suatu perencanaan yang
sistematis sebagai kerangka dasar yang memuat komponen dan langkah yang
harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian.
2. Tujuan Penelitian
Tujuannya adalah tercapainya target dalam suatu penelitian. Pengukurannya
bukan hanya berhasil atau tidak berhasil, melainkan seberapa besar atau
seberapa jauh keberhasilan itu dapat dicapai. Tujuan penelitian memberi akan
memberi jawaban terhadap masalah yang hendak diteliti.
3. Jenis Penelitian
a. Penelitian Kualitatif
Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi, analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi.
Penelitian ini sering disebut metode naturalistik. Objek alamiah adalah
objek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga pada saat

17
peneliti memasuki objek setelah berada di objek dan setelah keluar dari
objek relative tidak berubah.
Singkatnya, penelitian ini hanya memotret data berdasarkan teori
( umumnya pada bidang sosial)
1. Objektif: hasilnya dapat diterima oleh orang banyak
b. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif disebut sebagai metode positivestik karena
berlandaskan pada filsafat positivisme. Data penelitiannya berupa angka-
angka dan analisis menggunakan statistik. Analisis data bersifat
kuantitatif/statistik bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
4. Komponen dan Sistematikan Proposal
Kuantitatif: komponen dalam proposal ini sudah merupakan hal yang baku
Kualitatif: komponen dalam proposal ini bersifat sementara, dan akan
berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Sistematika Proposal Penelitian Kualitatif:


1. Judul
2. Daftar Isi
3. Pendahuluan
o Latar belakang masalah
o Perumusan masalah
o Tujuan penelitian
o Manfaat penelitian
4. Kajian Teori
o Tinjauan pustaka
o Hasil penelitian yang relevan
o Kerangka berpikir
5. Metodologi Penelitian
a. Tempat dan waktu penelitian
b. Bentuk dan strategi penelitian
c. Sumber data
d. Teknik cuplikan
e. Teknik pengumpulan data
f. Validitas data
g. Analisis data
6. Daftar Pustaka
Sistematika Proposal Penelitian Kuantitatif:

18
1. Judul
2. Daftar Isi
3. Pendahuluan
o Latar belakang masalah
o Identifikasi masalah
o Pembatasan masalah
o Perumusan masalah
o Tujuan penelitian
o Manfaat penelitian
4. Kajian Teori
a. Tinjauan pustaka
b. Hasil penelitian yang relevan
c. Kerangka berpikir
d. Hipotesis (jawaban sementara)

5. Metodologi Penelitian
a. Tempat dan waktu penelitian
b. Motode penelitian
c. Populasi dan sampel
d. Daftar Pustaka
H. Pidato
1. Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan
kepada orang banyak
2. Metode dalam berpidato
1. Menghafal
2. Serta Merta (menggunakan cara improvisasi)
3. Naskah
4. Ekstempora/catatan kecil (Sering digunakan)

3. Aspek-aspek non kebahasaan


1. Nada
2. Bahasa Tubuh
3. Intonasi

4. Peran Pidato
Peran pidato adalah menyampaikan ide/informasi secara lisan
kepada kelompok massa, yang merupakan aktivitas sangat penting, baik pada
masa lalu maupun pada masa mendatang. Definisi pidato adalah suatu ucapan
dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contohnya

19
adalah Pidato kenegaraan dan penyambutan hari besar. Pidato adalah sebuah
kegiatan berbicara didepan umum atau berorasi untuk mengutarakan
pendapatnya atau memberikan gambaran tentang suatu hal.

5. Bentuk-Bentuk Berbicara Didepan Umum


1. Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara didepan umum atau berorasi untuk
menyatakan pendapatnya atau memberikan gambaran tentang suatu hal.
2. Ceramah adalah sebuah kegiatan berbicara dengan menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada audiens.
3. Khotbah adalah sebuah kegiatan berbicara yang digunakan dalam bidang
keagamaan yang disampaikan oleh ustad, khotib, pastur, dai dan lain
sebagainya.
4. Sambutan adalah sebuah kegiatan berbicara yang digunakan dalam
pembukaan suatu acara seremonial atau upacara. Biasanya sambutan
disampaikan pada acara perpisahan, pesta ulang tahun, pesta pernikahan,
acara dukacita atau acara khusus lainnya.

6. Pidato yang baik ditandai oleh beberapa criteria, yaitu :


a. Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung
b. Isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengarnya
c. Isinya tidak menimbulkan pertentangan sara
d. Isinya jelas
e. Isinya benar dan objektif
f. Bahasa yang digunakan mudah dipahami pendengar dan
g. Disampaikan dengan santun, rendah hati dan bersahabat.

7. Tujuan berbicara dimuka umum antara lain :


1. Memberikan informasi atau menyampaikan sesuatu
2. Member arahan, ajaran atau instruksi
3. Mempengaruhi orang lain
4. Menghibur orang lain

8. Tiga unsur yang berhubungan erat dalam pidato adalah


1. Pembicara (orator)
2. Pendengar (audiens)
3. Situasi

9. Langkah-langkah pidato
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan.
1. Menyelidiki pendengar dengan mengajukan pertanyaan.
2. Memilih topic atau tema hendaknya disesuaikan dengan kemampuan diri,
mempunyai arti atau kegunaan bagi pendengarnya.
3. Mengumpulkan bahan berdasarkan pengalaman, hasil penelitian, imajinasi,
buku bacaan, media massa maupun media elektronik.
4. Membuat kerangka pidato, yaitu : pembuka, isi dan penutup.
5. Mengembangkan kerangka menjadi pidato.
6. Latihan oral dengan vocal tepat, dengan suara yang nyaring.

20
10. Pidato umunya melakukan satu atau beberapa hal berikut
ini :
2. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka
rela.
3. Member suatu pemahaman atau informasi pada orang lain
4. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang
lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.

11. Macam-macam pidato berdasarkan pada sifat dari isi


pidato, puidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca
acara atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatau
pertemuan.
3. Pidato sambutan, yaitu pidato yang disampaikan pada suatu yang
disampaikan pada suatu acara atau peristiwa tertentu yang dapt dilakukan
oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.

Persiapan Pidato
1. Wawasan latar belakang pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato

Kerangka Susunan Pidato


1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis (maksud, tujuan, sasaran,
rencana)
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup)

Gaya penyampaian pendapat atau opini dalam pidato


1. Sebab-akibat (induktif)
2. Akibat-sebab (deduktif)
3. Analogi (memperbandingkan pendapat)

Imam Ghazali
22230012

21
Teknik Sipil

22

Anda mungkin juga menyukai