Anda di halaman 1dari 144

Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

BAB I
SYARAT TEKNIS UMUM

1. LINGKUP PEKERJAAN DAN URAIAN PEKERJAAN


1.1. Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan meliputi semua jenis pekerjaan yang tercantum dalam :

1.1.1. Gambar-gambar rencana pelaksanaan


1.1.2. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
1.1.3. Berita Acara Penjelasan serta adenda-adenda

Kekuranglengkapan salah satu tersebut di atas tidak dapat mengakibatkan berkurangnya


lingkup pekerjaan yang harus dipenuhi oleh Kontraktor.

1.2. Uraian Pekerjaan

Pekerjaan adalah Pembangunan Gedung Mess Atlit dan Pematangan Lahan .

2. KETENTUAN-KETENTUAN UMUM

2.1. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dengan benar, penuh tanggung jawab dan
penuh ketelitian sesuai dengan Kontrak dan prosedur pelaksanaan pekerjaan (SOP).
Seluruh cara dan prosedure yang diikuti, termasuk semua pekerjaan sementara yang
akan dilaksanakan semuanya harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

2.2. Disamping Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Gambar-gambar pelaksanaan, BQ serta


penjelasan-penjelasan lain yang termasuk dalam dokumen Surat Perjanjian Pemborongan,
maka ketentuan-ketentuan umum yang berlaku adalah :
2.2.1. Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan pemerintah RI.
2.2.2. Keputusan dari Majelis Indonesia untuk abritase teknik.
2.2.3. Peraturan-peraturan Dewan Teknik Pembangunan Indonesia.
2.2.4. Peraturan AV 1941, untuk hal-hal dimana Departeman Pekerjaan Umum atau
Dewan Teknik Pembangunan Indonesia belum mengeluarkan.
2.2.5. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2.2.6. Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan Indonesia (PUBB)
2.2.7. Peraturan Muatan Indonesia 1970
2.2.8. Pedoman Plumbing Indonesia 1979
2.2.9. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961
2.2.10. AVE dan Peraturan Perusahaan Listrik Negara yang berlaku
2.2.11. Peraturan Cat Indonesia
2.2.12. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja (Depnaker)
2.2.13. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan Pemda setempat yang
bersangkutan dengan pelaksanaan pembangunan.
2.2.14. Lain-lain syarat umum yang berhubungan dengan pembangunan yang berlaku
di Indonesia.

1
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

3. GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN RKS

3.1. Segera setelah penandatanganan Kontrak, Kontraktor harus sudah memiliki minimal 3
(tiga) set gambar pelaksanaan, Rencana Kerja dan Syarat-syarat, dan penjelasan tertulis
lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.2. Selama pelaksanaan, satu set gambar-gambar pelaksanaan lengkap, Rencana Kerja dan
Syarat-syarat BQ serta penjelasan-penjelasan tertulis lainnya, harus selalu berada di lapangan
dalam keadaan terawat baik dan dapat diminta setiap saat oleh Direksi.

3.3. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus memeriksa hingga yakin bahwa gambar-gambar
dan dokumen kontrak lain yang berhubungan adalah benar. Bila Kontraktor tidak merasa
puas, maka Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas.
Bilamana tidak, maka tuntutan mengenai ketidaktelitian gambar maupun uraian tidak akan
dipertimbangkan. Kontraktor hanya memperbaiki gambar setelah ada persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.

3.4. Apabila terdapat perbedaan antara Gambar-gambar dengan Rencana Kerja dan Syarat-
syarat, maka usulan keputusan atas perbedaan tersebut dibawa Konsultan Pengawas untuk
dimintakan persetujuan kepada Konsultan Perencana.

3.5. Kontraktor harus membuat sendiri gambar kerja pelaksanaan. Demikian pula gambar rencana
dari pekerjaan-pekerjaan sementara yang diperlukan di lapangan (ruang direksi, gudang
dan sebagainya). Gambar-gambar tersebut diatas diperiksa untuk disetujui dan dibubuhi
tanda tangan oleh Konsultan Pengawas. Setelah persetujuan tersebut, Kontraktor tidak
boleh mengadakan perubahan.

4. RENCANA KERJA

4.1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal Surat Keputusan Pemberian Pekerjaan,
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan
:
4.1.1. Suatu Rencana Kerja atau Jadwal Waktu Pelaksanaan yang lengkap dan
terperinci (S-Curve dan Net Work Planning) meliputi keseluruhan pekerjaan
seperti dimaksud dalam dokumen Kontrak.
4.1.2. Keterangan lengkap mengenai organisasi dan personalianya yang akan
melaksanakan pekerjaan.

4.2. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja yang telah
diajukan tersebut diatas.

4.3. Kelalaian dalam menyerahkan rencana kerja tersebut di atas, dapat menyebabkan
ditundanya permulaan pekerjaan. Akibat dari penundaan pekerjaan ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

2
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

5. JAM KERJA

5.1. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus memberi tahu secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas tentang jam-jam kerja yang akan dijalankan dalam pelaksanaan
pekerjaan.

5.2. Bila ternyata diperlukan untuk mengubah atau menambah jam kerja dari jadwal yang
telah ditentukan, maka Kontraktor harus melaporkan dalam waktu yang cukup bagi
Konsultan Pengawas.

5.3. Semua biaya yang diakibatkan oleh adanya pekerjaan diluar jam kerja harus
ditanggung oleh Kontraktor, termasuk over time (lembur) bagi personil dari Konsultan
Pengawas.

6. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR TERHADAP PEKERJAAN

6.1. Dimana persetujuan Konsultan Pengawas diperlukan pada setiap pelaksanaan pekerjaan
diluar jam kerja harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa melepaskan tanggung jawabnya
seperti yang tertuang dalam Kontrak.

6.2. Lokasi tempat pekerjaan pada waktu memasukan Surat Penawaran termasuk segala
sesuatu yang berada dalam batas-batas yang ditentukan, diserahkan tanggungjawabnya
kepada Kontraktor. Namun demikian semua benda yang ditemukan di lapangan, tetap
milik Pemberi Tugas.

6.3. Kontraktor harus mengisi / menimbun kembali semua lubang-lubang dan bekas galian-
galian yang dibuatnya setelah selesai pekerjaan atau tidak diperlukan lagi untuk
pekerjaan, serta harus bersih dari segala sampah / kotoran-kotoran dan bahan-bahan
yang tidak diperlukan lagi.

6.4. Pemberi Tugas, Direksi atau Konsultan Pengawas berhak untuk mengadakan inspeksi ke
setiap bagian pekerjaan. Juga apabila sebagian pekerjaan dilaksanakan di bengkel
Kontraktor atau Sub Kontraktor, maka Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas berhak untuk
mengadakan inspeksi di tempat tersebut. Dalam hal ini, Kontraktor harus memberikan
informasi, bantuan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam pemeriksaan secara teliti dan
lengkap.

6.5. Kontraktor bertanggung jawab atas ketertiban pegawai serta kendaraan-kendaraannya,


dan bersedia memelihara atau memperbaiki kembali segala kerusakan-kerusakan yang
mungkin terjadi, baik di dalam lokasi proyek maupun di luarnya, sehingga kembali
seperti semula.
6.6. Pada waktu penyerahan pertama, seluruh pekerjaan harus diselesaikan dalam kea-daan
sempurna / selesai, termasuk pembongkaran pekerjaan-pekerjaan sementara, pembersihan
halaman dan sekitarnya sesuai keinginan Konsultan Pengawas.

3
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

7. PIMPINAN PELAKSANAAN

7.1. Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menempatkan seorang atau lebih sebagai
pimpinan pelaksanaan yang cakap, berpengalaman, bertanggung jawab atas jalannya
pekerjaan dan mempunyai wewenang / kuasa penuh untuk mewakili Kontraktor.

7.2. Dalam hal ini sebelumnya Kontraktor harus melaporkan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas mengenai nama, pendidikan dan pengalaman pimpinan pelaksanaan yang
dimaksud.

7.3. Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas berhak menolak penetapan pimpinan pelaksana
tersebut berdasarkan pendidikan dan kecakapannya. Dalam hal ini Kontraktor harus
menggantikan / menempatkan orang lain berdasarkan persetujuan Pemberi Tugas /
Konsultan Pengawas.

7.4. Pimpinanan pelaksanaan harus selalu berada di tempat selama pekerjaan berlangsung.

7.5. Dalam hal ini tidak hadirnya pimpinan pelaksana, Konsultan Pengawas dapat melakukan
tindakan yang dianggap perlu demi keamanan dan perlindungan terhadap pelaksanaan
pekerjaan ini, tanggung jawabnya tetap dilimpahkan terhadap Kontraktor.

8. PENUNJUKAN SUB KONTRAKTOR

8.1. Penunjukan Sub Kontraktor hanya dapat dilaksanakan berdasarkan persetujuan tertulis
dari Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas, itupun terbatas pada bagian-bagian pekerjaan
khusus. Kontraktor tidak diperkenankan untuk mensubkan seluruh pekerjaan yang
tercantum dalam Kontrak, kecuali untuk menyediakan bahan-bahan.

8.2. Penyerahan pekerjaan kepada Sub Kontraktor harus dilakukan dengan kontrak tertulis
langsung dengan Main Kontraktor. Adapun yang tercantum dalam kontrak antara Main
Kontraktor dan Sub Kontraktor, tidak dapat menimbulkan ikatan antar Sub Kontraktor
dengan Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas.

8.3. Dalam hal terdapatnya beberapa Sub Kontraktor, maka Kontraktor wajib melakukan
koordinasi agar pekerjaan berlangsung dengan sebaik-baiknya. Kontraktor bertanggung
jawab atas setiap kelalaian tindakan dan kesalahan dari Sub kontraktor.

9. KONTROL ATAS PEGAWAI

9.1. Kontraktor dan Sub Kontraktor harus memperkerjakan orang yang teliti ahli dan
berpengalaman. Dalam hal ini Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
pekerjaan perbuatan dan kelalaian orang-orang yang mempunyai hubungan kerja
dengannya.

9.2. Direksi / Konsultan Pengawas dapat secara tertulis, langsung kepada Kontraktor,
meminta dikeluarkannya setiap orang yang dipekerjakan oleh Kontraktor atau Sub

4
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

Kontraktor, dalam waktu 2 x 24 jam yang berkelakuan tidak baik, atau tidak
berkemampuan, atau melalaikan tugas-tugasnya.

10. KESEJAHTERAAN PEGAWAI

10.1. Kontraktor harus memberikan jaminan sesuai dengan peraturan perburuhan, jam kerja
dan lembur harus disesuaikan pula dengan peraturan tersebut.

10.2. Kontraktor harus menyediakan minuman yang sehat untuk para pegawai / pekerja,
pimpinan dan team Direksi / Konsultan Pengawas serta tamu-tamu yang berkepentingan
dengan pelaksanaan pekerjaan.

11. KECELAKAAN DAN PETI PPPK

11.1. Kontraktor harus menyediakan peralatan keselamatan untuk kepentingan pekerja dan
masyarakat sekitarnya.

11.2. Jika terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor wajib mengambil
segala tindakan guna kepentingan si korban.

11.3. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap guna pertolongan pertama, harus selalu
berada di tempat pekerjaan dan siap untuk digunakan pada setiap saat.

11.4. Kontraktor diwajibkan mengasuransikan semua pekerja / pegawainya (Jamsostek).

12. ALAT, BAHAN DAN TENAGA PEMBANGUNAN

12.1. Kontraktor harus menyediakan semua yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.

12.2. Adanya perubahan merk bahan / alat yang telah telah ditentukan, hanya diperkenankan
dengan persetujuan terlebih dahulu dari Perencana atau Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas,
dan Kontraktor dapat membuktikan bahwa pengganti tersebut benar-benar setara dengan
ketentuan semula.

12.3. Konsultan Pengawas berhak untuk menolak setiap peralatan, bahan-bahan dan tenaga
pembangunan yang tidak cocok untuk pelaksanaan pekerjaan, sebagaimana yang tercantum
dalam kontrak. Tidak tersedianya peralatan/bahan yang memenuhi persyaratan tidak dapat
dijadikan alasan kelambatan pekerjaan.
12.4. Konsultan Pengawas berhak untuk menolak setiap hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan
Kontrak dan berhak menuntut penggantian atau perbaikan yang harus dilaksanakan selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari sejak tanggal surat peringatan terhadap hal yang dimaksud. Demikian
pula bahan yang ditolak harus dikeluarkan dalam waktu 3 (tiga) hari dari tempat pekerjaan.

12.5. Jika ternyata Kontraktor mengabaikan atau melalaikan batas waktu yang telah ditentukan di
atas, maka Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas berhak untuk menentukan bahwa pekerjaan

5
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

penggantian, perbaikan atau pengeluaran bahan dilaksanakan oleh orang lain atas biaya
Kontraktor. Barang-barang yang hilang karenanya, akibatnya ditanggung sepenuhnya oleh
Kontraktor.

13. CONTOH BAHAN

13.1. Semua bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan minimal harus dari jenis dan
mutu yang sesuai dengan Kontrak.

13.2. Atas biaya Kontraktor, semua contoh bahan yang digunakan harus diajukan kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui dan dicantumkan tanda-tangan.

13.3. Bilamana Konsultan Pengawas menganggap perlu Kontraktor harus menyediakan Surat
Keterangan yang menjamin bahwa bahan-bahan yang digunakan memenuhi ayat 1 di atas.

14. PENGUJIAN BAHAN DAN ALAT

14.1. Semua bahan alat-alat dan perlengkapan yang akan diolah atau dipasang pada
bangunan sebelum dipergunakan / dibeli atau dikirim jika perlu harus diuji / ditest,
diberikan dan dinyatakan lulus dengan baik oleh laboratorium yang diakui.

14.2. Segala pembiayaan / ongkos-ongkos pengujian bahan / alat menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.

14.3. Pemasangan dan penggunaan bahan bahan/alat yang tidak sesuai dengan persyaratan,
petunjuk dan pemerintah Konsultan Pengawas atau contoh yang telah disetujui, maka bahan /
alat tersebut akan ditolak dan harus dibongkar atau dikeluarkannya atas perintah
Konsultan Pengawas dan segala resiko sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

15. LAPORAN

15.1. Kontraktor wajib membuat laporan harian dalam rangkap 4 (empat) yang isinya :
15.1.1. Taraf kemajuan pekerjaan
15.1.2. Jumlah dan jenis bahan-bahan, peralatan yang diadakan / dipakai / ditolak.
15.1.3. Jumlah tenaga menurut jenis keahlian / jabatan.
15.1.4. Keadaan cuaca / hujan
15.1.5. Penugasan-penugasan / perintah-perintah Konsultan Pengawas.
15.1.6. Pekerjaan tambah kurang dan sebagainya, berdasarkan standard formulir yang
ditentukan.
Laporan Harian harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

15.2. Berdasarkan Laporan Harian tersebut, Konsultan Pengawas membuat Laporan Mingguan
yang disetujui bersama oleh Kontraktor dan Direksi, terdiri dari :
15.2.1. (dua) set Laporan Mingguan dikirim kepada Direksi/Pemberi Tugas
15.2.2. (satu) set Laporan Mingguan dikirim kepada Konsultan Pengawas.

6
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

15.2.3. (satu) set Laporan Mingguan harus selalu berada di lapangan di tempat pekerjaan.

15.3. Kelalaian Kontraktor dalam menyampaikan laporan-laporan tersebut dapat dikenakan


sanksi berupa penundaan pembayaran.

15.4. Hasil-hasil Laporan Mingguan dibuatkan bagan kemajuan pekerjaan untuk


dipertimbangkan dengan jadwal waktu pelaksanaan (rencana kerja) yang telah diajukan
pada saat permulaan pekerjaan.

15.5. Disamping itu Kontraktor wajib menyampaikan keterangan-keterangan lainnya secara


tertulis tentang pengaturan pelaksanaan pekerjaan, peralatan konstruksi, administrasi
pelaksanaan dan sebagainya dalam bentuk rencana kerja dua mingguan dan setiap
diminta oleh Konsultan Pengawas.

16. RAPAT-RAPAT RUTIN

16.1. Kontraktor wajib menghadiri rapat berkala sekali seminggu dan setiap dianggap perlu,
dipimpin oleh Konsultan Pengawas. Dalam rapat tersebut dibicarakan hal-hal yang
menyangkut kondisi pekerjaan, jalannya pekerjaan baik mengenai bahan, peralatan,
tenaga kerja, keadaan cuaca, peristiwa-peristiwa khusus dan lain sebagainya. Dalam
rapat dibahas segala persoalan antara Kontraktor dan atau Sub Kontraktor dan atau
Supplier dan Direksi bertempat di ruang Direksi / Konsultan Pengawas yang telah
disediakan dan Kontraktor harus menyediakan konsumsi ringan pada saat diadakan dan
juga jika sewaktu-waktu Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas dan tamu-tamu yang
berkepentingan atas pelaksanaan proyek hadir di lapangan.

16.2. Risalah rapat disampaikan pada hari berikutnya dan disahkan pada rapat berikutnya.

17. SHOP DRAWING, AS BUILD DRAWING DAN FOTO-FOTO

17.1. Shop Drawing


Shop drawing adalah gambar kerja yang disampaikan oleh Kontraktor atau Sub Kontraktor
yang memberikan penjelasan pekerjaan untuk terlaksananya pekerjaan pembangunan dengan
sebaik-baiknya, dengan ketentuan sebagai berikut :

17.1.1. Dalam melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan 3 (tiga) rangkap


gambar kerja kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa. Gambar tersebut harus
disertai perhitungan dan catatan seperlunya untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
17.1.2. Setiap bagian pekerjaan atas dasar gambar kerja tidak boleh dimulai sebelum
Konsultan Pengawas mempelajari dan menyetujui ataupun mengkoreksi gambar
kerja yang bersangkutan.
17.1.3. Perbaikan yang tertata pada gambar kerja harus memenuhi persyaratan dalam
spesifikasi dan tidak dapat dijadikan dasar pekerjaan tambahan. Kontraktor tidak
dapat menuntut akan kerusakan atau perpanjangan waktu karena kelambatan sebagai

7
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

akibat membuat perbaikan gambar kerja. Konsultan Pengawas hanya mempelajari


gambar kerja dilihat dari rencana umum saja.
17.1.4. Kontraktor tetap bertanggung jawab akan adanya kesalahan yang terdapat di dalam
gambar kerja

17.2. As Build Drawing


Kontraktor atau sub kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar “As build
drawing” sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan di lapangan secara kenyataan untuk
kebutuhan pemeriksaan dan maintenance dikemudian hari. Gambar-gambar tersebut
diserahkan kepada Pemberi Tugas setelah disetujui Konsultan Pengawas sebanyak 4 (empat)
set berikut dengan gambar aslinya. Persyaratan ini mengikat untuk dikeluarkannya Berita
Acara Penyerahan.

17.3. Foto - Foto


Kontraktor diharuskan mengadakan pengambilan foto di lapangan yang berkenaan dengan
kemajuan pekerjaan, detail-detail yang akan ditutup, adanya bencana, dan sebagainya.
Kontraktor wajib meminta persetujuan Direksi untuk cara dan pengambilan foto. Hasil cetak
foto-foto tersebut harus disampaikan kepada Direksi / Konsultan Pengawas sebanyak 5 (lima)
set berikut soft copynya (CD) dan dimasukkan dalam album.

8
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

BAB II
SYARAT-SYARAT TEKNIS KHUSUS
PELAKSANAAN DAN PEKERJAAN STRUKTUR

1. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENGUKURAN

1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat ukur dan lain lain yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek ini antara lain pengukuran, pagar proyek, direksi
keet, bouwplank, pembersihan lahan proyek, izin-izin lingkungan, asuransi, listrik dan air
kerja, dokumentasi proyek dan pekerjaan lainnya seperti tercantum di dalam Bill of Quantity
(BQ). Termasuk juga di dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengukuran ulang batas-batas
lahan dan posisi bangunan sesuai dengan rencana. Secara prinsip, Kontraktor wajib
mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan proyek ini, agar pekerjaan dapat berjalan
sesuai dengan rencana.

2. Persiapan lahan proyek.


2.1 Pembersihan bekas-bekas bangunan lama.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus melakukan pembersihan lahan dari bekas-
bekas bangunan lama. Dengan demikian pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar dan
sesuai dengan jadual.

2.2 Alat Ukur/ Theodolit.


Pengukuran dilakukan selama pekerjaan berlangsung mulai dari awal sebelum pekerjaan
dilaksanakan hingga akhir untuk membuat Gambar Terlaksana (As Built Drawings).
Pengukuran harus dilakukan dengan referensi as-as bangunan pada kedua arah utama
bangunan. Untuk itu Kontraktor harus alat ukur lengkap yang sudah dikalibrasi dan
bersertifikat kalibrasi yang masih berlaku, termasuk ahli ukur yang berpengalaman sehingga
setiap saat siap untuk mengadakan pengukuran ulang jika diperlukan.

2.3 Bouwplank.
Setelah pengukuran (setting out) selesai, maka Kontraktor wajib membuat bouwplank.
Bouwplank harus dibuat dari material yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan harus rata.
Bouwplank harus ditempatkan pada lokasi yang bebas dari gangguan selama pekerjaan
berlangsung dan mudah terlihat. Pada bouwplank dibuat tanda-tanda dengan warna jelas yang
menyatakan as-as bangunan lengkap dengan level/peil-peil yang menyatakan ketinggian.
Umumnya bouwplank terbuat dari papan kayu samarinda berukuran berukuran 2 X 20 cm.

2.4 Rencana kerja berhubungan dengan lahan.


Proyek ini terletak berdekatan dengan bangunan yang masih digunakan oleh Pemberi Tugas
dan tidak boleh terganggu selama pekerjaan pembangunan berlangsung. Kepada Kontraktor
akan diserahkan suatu lahan proyek dengan batas-batas yang jelas. Kontraktor di dalam
penawarannya wajib mengusulkan rencana kerjanya secara jelas, meliputi antara lain
mencakup penempatan direksi keet, gudang, jalan kerja dan hal lain yang berhubungan
dengan proyek ini, agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan jadual yang disepakati.
Kontraktor harus mengusahakan agar selalma pelaksanaan pekerjaan tidak mengganggu
kegiatan operasional Kantor.

9
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

2.5 Saluran pembuangan air di dalam dan sekitar lahan proyek.


Kontraktor harus mengusulkan suatu sistem saluran air di dalam lahan proyek. Saluran air ini
harus mampu mengalirkan air secara lancar dan baik, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan
secara lancar. Air yang berasal dari dalam proyek harus diperhatikan dengan teliti dan tidak
diperkenankan untuk membuang lumpur dan kotoran lainnya ke saluran air di luar proyek.
Kontraktor juga harus menjaga seluruh saluran air di sekitar proyek agar tetap dalam kondisi
baik dan dapat mengalir dengan lancar. Saluran yang kurang baik harus diperbaiki dan hal ini
sudah harus diperhitungkan di dalam penawarannya.

3. Gudang.
3.1 Material dan peralatan yang digunakan harus tersimpan secara aman dan baik, bebas dari air
dan pengaruh cuaca lainnya. Kontraktor wajib membuat gudang dengan ukuran yang
memadai, memiliki sirkulasi udara yang baik.

3.2 Lokasi gudang harus diatur sedemikian rupa sehingga memiliki akses yang baik dan mudah
terjangkau baik dari luar maupun dalam proyek.

3.3 Gudang tersebut harus dibongkar setelah proyek selesai dilaksanakan.

4. Air, listrik dan alat komunikasi.


Untuk keperluan kerja, Kontraktor perlu dan wajib menyediakan air, listrik kerja dan juga alat
komunikasi baik untuk internal proyek, maupun untuk hubungan ke luar, sehingga pekerjaan
dapat dilaksanakan dengan lancar. Biaya yang timbul sudah harus dipertimbangkan di dalam
penawaran.

5. Kebersihan di sekitar proyek dan keamanan.


5.1 Kebersihan di sekitar proyek. Selama kegiatan proyek, Kontraktor harus menjaga kebersihan
lingkungan di dalam proyek dan lahan Kantor pajak. Selain itu Kontraktor juga harus
membersihkan jalan di sekitar proyek yang digunakan sebagai jalan keluar-masuk kendaraan
proyek.

5.2 Keamanan proyek harus dilakukan dengan berkoordinasi dengan pihak keamanan Kantor.

5.3 Fire extinguisher dan alat pemadam kebakaran lainnya harus ditempatkan pada direksi keet
dan juga gudang seperti tersebut di atas.

2. PEKERJAAN GALIAN TANAH

1.1. Lingkup Pekerjaan

1. Tenaga kerja, bahan dan alat.


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai
dengan spesifikasi ini.

10
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

2. Galian tanah pada pondasi


Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pile cap, balok pondasi dan struktur lainnya yang
terletak di dalam atau di atas tanah, seperti tercantum di dalam gambar rencana atau sesuai
kebutuhan Kontraktor agar pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.
Kontraktor di dalam penawarannya harus mempertimbangkan kemungkinan adanya pondasi
bangunan lama yang tertanam dan tidak diketahui keberadaannya.

3. Pembersihan akar tanaman dan bekas akar pohon.


Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat di dalam tanah dapat membusuk dan
menjadi material organik yang dapat mempengaruhi kekuatan tanah. Pada seluruh lokasi
proyek dimana tanah berfungsi sebagai pendukung bangunan khususnya pendukung lantai
terbawah, maka akar tanaman dan sisa akar pohon harus digali dan dibuang hingga bersih.
Lubang bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.

4. Pohon-pohon pada lahan proyek.


Sebagian pohon pada proyek ini harus dipertahankan. Kontraktor wajib mempelajari hal ini
dengan teliti sehingga tidak melakukan penebangan pohon tanpa koordinasi dengan
Konsultan Pengawas atau Pemberi Tugas. Pohon yang terletak pada bangunan yang akan
dibangun dapat ditebang.

1.2. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Level galian.
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di dalam gambar
rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level bangunan terhadap
level muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus segera mendiskusikan hal ini
dengan Konsultan Pengawas sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat
hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2. Jaringan utilitas.
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain, maka
Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan penyelesaian. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat
kelalaiannya dalam mengamankan jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif yang ditemukan
di bawah tanah dan terletak di dalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan ke suatu tempat
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atas tanggungan Kontraktor.

3. Galian yang tidak sesuai.


Jika galian dilakukan melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka Kontraktor harus
mengisi/mengurug kembali galian tersebut dengan bahan urugan yang memenuhi syarat dan
harus dipadatkan dengan cara yang memenuhi syarat. Atau galian tersebut dapat diisi dengan
material lain seperti adukan beton atau material lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

4. Urugan kembali.
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang disyaratkan pada bab
mengenai "Pekerjaan Urugan dan Pemadatan". Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh
dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.

11
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

5. Pemadatan dasar galian.


Dasar galian harus rata/ waterpas dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-bahan organis
lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

6. Air pada galian.


Muka air tanah letaknya lebih kurang 4.00 meter di bawah muka tanah asli. Kontraktor harus
mengantisipasi hal ini di dalam penawarannya dan wajib menyediakan pompa air atau pompa
lumpur dengan kapasitas yang memadai untuk menghindari genangan air dan lumpur pada
dasar galian. Kontraktor harus merencanakan secara benar, kemana air tanah tersebut harus
dialirkan, sehingga tidak terjadi genangan air/ banjir pada lokasi di sekitar proyek. Di dalam
lokasi galian harus dibuat drainasi yang baik agar aliran air dapat dikendalikan selama
pekerjaan berlangsung.

7. Struktur pengaman galian dan pelindung galian.


Jika galian yang harus dilakukan ternyata cukup dalam, maka Kontraktor harus membuat
pengaman galian sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kelongsoran pada tepi galian. Galian
terbuka hanya diizinkan jika diperoleh kemiringan lebih besar dari 1 : 2 (vertikal : horisontal).
Sisi galian harus dilindungi dengan adukan beton yang diperkuat dengan jaring tulangan
segera setelah galian dilakukan. Sebelum adukan beton terpasang, maka galian tersebut harus
dilindungi dengan material kedap air seperti lembaran terpal/kanvas sehingga sisi galian
tersebut selalu terlindung dari hujan maupun sinar matahari. Kelongsoran yang terjadi akibat
galian tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

8. Perlindungan benda yang dijumpai.


Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang dijumpai selama
pekerjaan galian berlangsung. Selanjutnya Kontraktor harus melaporkan hal tersebut kepada
Konsultan Pengawas. Kecuali disetujui untuk dipindahkan, benda-benda tersebut harus tetap
berada di tempatnya dan kerusakan yang terjadi akibat kelalaian Kontraktor harus
diperbaiki/diganti oleh Kontraktor.

9. Urutan galian pada level berbeda.


Jika kedalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus dimulai pada bagian
yang lebih dalam dahulu dan seterusnya.

2. PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT

1. Lingkup Pekerjaan

1. Tenaga kerja, bahan dan alat.


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai
dengan spesifikasi.

12
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

2. Lokasi pekerjaan.
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah lapisan lantai
kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan dengan tanah seperti
pilecap, balok pondasi dan pekerjaan beton lain yang berhubungan langsung dengan tanah.

3. Pembersihan akar tanaman dan sisa galian.


Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka dasar galian
tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut harus diisi
dengan material urugan yang memenuhi syarat.

2. Persyaratan Bahan

1. Bahan urugan pasir padat.


Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.

2. Air kerja.
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan
organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan air harus diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor
wajib mencari air kerja yang memenuhi syarat.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Tebal pasir urug.


Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus diberi lapisan
pasir urug tebal 15 cm padat atau sesuai dengan gambar. Pemadatan harus dilaksanakan
sehingga dapat menerima beban yang bekerja.

2. Cara pemadatan.
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadatkan dengan alat pemadat
yang disetujui Konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari
95 % untuk di luar bangunan dan 90 % untuk di dalam bangunan dari kepadatan optimum
laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat
diperoleh hasil kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut harus dipertahankan sampai
pekerjaan pemadatan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan
tersebut diatas tidak terpenuhi dan biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3. Air pada lokasi pemadatan.


Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor wajib menyediakan
pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir urug diletakkan. Lokasi ini harus selalu
dalam kondisi kering hingga pengecoran beton selesai dilakukan. Kontraktor harus membuat
rencana yang benar, agar air tanah dapat dialirkan ke lokasi yang lebih rendah dari dasar
galian, misalnya dengan membuat sump pit pada tempat tertentu.

13
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

4. Tanah di sekitar pasir urug.


Kontraktor harus menjaga agar tanah di sekitar lokasi tidak tercampur dengan pasir urug. Jika
pasir urug tercampur dengan tanah lainnya, maka Kontraktor wajib mengganti pasir urug
tersebut dengan bahan lainnya yang bersih.

5. Persetujuan.
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut sudah mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

4. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

1. Lingkup Pekerjaan

1. Tenaga kerja, bahan dan alat.


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai
dengan spesifikasi.

2. Lokasi pekerjaan.
Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana, dengan elevasi
seperti tertera di dalam peta kontur yang disampaikan pada Berita Acara Rapat Penjelasan.

3. Pembersihan akar tanaman dan sisa galian.


Jika dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka lokasi tersebut harus dibersihkan dari
hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang
memenuhi syarat.

2. Persyaratan Bahan

1. Bahan bekas galian di dalam lokasi proyek.


Tanah bekas galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika memenuhi syarat untuk
digunakan. Tanah tersebut harus bebas dari lumpur dan bahan organis lainnya.

2. Bahan urugan dari luar lokasi proyek.


Jika tanah urug harus didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. memiliki koefisien permeabilitas kurang dari 10-7 cm/detik.
b. mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas dari tanah organis,
kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung kurang dari 10 %
partikel gravel.
c. mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10 persen. Bahan yang mempunyai PI lebih
dari 30 persen akan sulit dipadatkan.
d. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dalam kondisi
lepas agar mudah dipadatkan.

14
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

3. Bahan urugan yang tidak memenuhi syarat.


Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi proyek dan diganti
dengan bahan yang memenuhi syarat.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Cara pengurugan dan pemadatan..


Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapisan maksimum 20cm lepas
dan pemadatan dilakukan sampai mencapai Kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum
yang ditentukan di dalam gambar rencana. Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat
pemadat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Jika tidak tercantum dalam gambar
rencana, maka pemadatan harus dilakukan sampai mencapai derajat kepadatan 95 % untuk di
luar bangunan dan 90 % untuk di dalam bangunan.

2. Pemasangan patok.
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian rencana.
Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu pula.

3. Sistem drainase.
Kontraktor harus membuat saluran sementara sedemikian rupa sehingga seluruh lokasi dapat
terus dalam kondisi kering/ bebas dari air. Pengeringan dilakukan dengan bantuan pompa air.
Sistem drainase yang direncanakan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dan sistem
drainase tersebut harus selalu dijaga selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi
secara effektif untuk menanggulangi air yang ada.

4. Kotoran dan lumpur dan bahan organis.


Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan material sejenis.
Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut belum dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan.

5. Uji Kepadatan Optimum di laboratorium.


Uji Kepadatan Optimum harus mengikuti ketentuan ASTM.D-1557 atau AASHTO. Hasil uji
ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan di lapangan. Uji yang dilakukan antara lain :
a. "Density of soil inplace by sand-cone method" AASHTO.T.191.
b. "Density of soil inplace by driven cylinder method " AASHTO.T.204.
c. "Density of soil inplace by the rubber ballon method" AASHTO.T.205.

6. Kepadatan lapisan dan uji lapangan.


Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus diuji di lapangan,
yaitu 1 (satu) buah test untuk tiap 500 m2, yaitu dengan sistem "Field Density Test". Jika
urugan cukup tebal maka dengan hasil kepadatannya harus memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
a. Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam dari 50cm dari permukaan rencana, maka berat
jenis kering tanah padat lapangan harus mencapai minimal 95% dari berat jenis kering
laboratorium yang dihitung dengan Standard Proctor Test.
b. Untuk lapisan 50cm dari permukaan rencana, kepadatannya harus minimal 95% untuk di
luar bangunan dan 90% untuk di dalam bangunan dari Standard Proctor Test.

15
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

7. Toleransi kerataan.
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah  50mm
terhadap kerataan yang ditentukan.

8. Level akhir.
Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan Pengawas. Semua hasil-hasil
pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai
dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.

9. Perlindungan hasil pemadatan.


Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan dilindungi
agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air hujan, panas matahari
dan sebagainya. Perlindungan dapat dilakukan dengan dengan menutupi permukaan dengan
plastik.

10. Pemadatan kembali.


Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa
melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya.
Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus
diulangi kembali pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah
ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian harus diajukan
oleh Kontraktor kepada Konsultan Pengawas.

5. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG

1. UMUM

a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini termasuk pembuatan pondasi Tiang Pancang dan , termasuk pekerjaan beton
seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi ini. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus
menyediakan semua peralatan, material, tenaga kerja pengawas, alat-alat pengangkutan,
alat-alat Pancang dan alat-alat lain yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini.

b. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas :

 Gambar kerja yang mencakup detail tiang pondasi Tiang Pancang dalam pekerjaan ini.
 Daftar bengkok dan potong dari penulangan.
 Sertifikat dari laboratorium yang telah disetujui Konsultan Pengawas untuk baja
tulangan, semen, air, kerikil, test kubus beton dan material-material lain yang digunakan
sesuai permintaan Konsultan Pengawas.

2. MATERIAL
a. Bahan-bahan :
Harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam code P.B.I.1971 dan SK_SNI T-15-
1991-03.
16
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

b. Portland Cement
Digunakan portland cement jenis fly ash, Type I menurut ASTM atau minimal memnuhi
S.400 menurut ketentuan yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.Semen yang
digunakan harus keadaan Fresh dan tidak terdapat gumpalan-gumpalan.Merek yang dipakai
tidak boleh ditukar-tukar kecuali mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Konsultan
Perencana.

c. Agregates
Agregates kasar batu pecah (split) dengan diameter max 3 cm . Agregates halus (pasir)
beton biasa dengan kebersihan yang memenuhi P.B.I 71 Dalam hal gradasi,dapat sedikit
menyimpang dari kriteria normal menururt P.B.I. 71 dengan catatan beton harus
massif(padat,tanpa rongga,pori-pori).

d. Besi Beton
Besi beton biasa (normalround steel bars ),dimana besi yang digunakan mengacu pada
ASTM A 706M,1993.Pada jenis besi yang digunakan ini pada masa produksinya
mengandung elemen paduan (alloys) yaitu niobium dan Vanadium yang dimaksudkan
untuk menambah kemampuan kuat leleh dan tidak getas. Untuk jenis BJTD 40 untuk
diameter diatas 8 mm dan BJTP 24 untuk diameter dibawah 8 mm, harus masuk dalam
percobaan lengkung 180 derajat tidak menunjukkan tanda-tanda getas .Pelaksana harus
melaksanakan Pengujian tarik dan lengkung untuk setiap 25 ton besi di laboratorium yang
disetujui pihak pengawas.Disamping itu harus menyerahkan jaminan /sertifikat kwalitas
besi yang dikeluarkan oleh Pabrik.

3. PELAKSANAAN PANCANG

a. Pelaksana Pekerjaan harus melampirkan usulan teknis pelaksanaan tiang pancang .Usulan
teknis harus mencangkup :
 Cara penanganan Proyek
 Pengaturan lokasi kerja
 Metode kerja dan urutan pelaksanaan
 Cara/metodequality control dan pengukuran dengan kalendering yang akan diterapkan
.
 Cara persiapan pancang
 Cara loading material
 Metode Pelaksanaan
 Cara pengontrolan dimensi pile
 Batasan-batasan toleransi pelaksanaan.
 Penyambungan pile

5. LAPORAN

Laporan dari pelaksanaan pembetonan harus meliputi :


 Nomor tiang,dimensi tiang
 Jenis alat,dimensi tiang pancang

17
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

 Kalendering
 Photo pelaksanaan/kegiatan penting
 Catatan dari kejadian-kejadian penting.

6. Gangguan-gangguan

a. Jika terjadi kerusakan pada bangunan sekitarnya sebagai akibat pelaksanaan tiang pancang
,seluruhnya menjadi tanggungjawab Pelaksana.
b. Jika ada gangguan dalam pelaksanaan yang dari segi pelaksanaan tidak bisa diatasi
menurut pertimbangan konsultant pengawas,maka dimintakan satu atau lebih bore pile
tambahan berdasarkan evaluasi konsultant perencana.Penambahan ini akan
diperhitungkan sebagai kerja tambah.

8. Tanggung Jawab Pelaksana Pekerjaan/Pemborong

a. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong bertanggung Jawab atas tercapainya kwalitas dan


kapasitas seperti yang disyaratkan ddalam spesifikasi ini yang tidak terbatas pada masa
pemeliharaan.
b. Semua tiang yang dinyatakan gagal oleh Konsultan Pengawas ,harus diganti dengan tiang
baru atas biaya pelaksana.Posisi tiang pengganti harus mendapat persetujuan Konsultan
Perencana.
Maka segala konsekwensi biaya untuk mengatasi hal tersebut diatas tetap menjadi
tanggungjawab Pelaksana.

9. Load Test Tarik dan Tekan

a. Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan Pile load test Tekan pada 2 titik bore pile dia 50
cm yang lokasinya akan ditentukan oleh Pengawas dan Perencana dari hasil pengamatan
pelaksanaan dan data tanah.
b. Load test dilaksnakan sesuai dengan Proggres pekerjaan dilapangan.Titik tiang test
merupakan titik tiang yang terpakai.
c. Sistim loading test yang digunakan adalah sistim kentledge sesuai standard ASTM ,
dengan menggunakan Blok beton.
d. Manometer /dial gauge load test harus ditera yang dilakukan oleh laboratorium yang
disetujui Pengawas Lapangan sebelum pelaksanaan load test (Paling lambat 4 bulan
sebelumnya ).dan hasilnya harus memperlihatkan ketelitian miimal 95 %.
e. Hasil load test dianggap berhasil bila pada beban 200 % nett kenaikan elevasi atas pile 12
mm dan max 25 mm.
f. Semua hasil pencatatan dimasukkan dalam satu grafik evaluasi hubungan antara beban -
waktu dan kenaikan elevasi atas pile.
g. Laporan load test harus mencangkup :
 Lokasi test pile
 Posisi titik-titik boring terdekat
 Panjang tiang bore pile ,diameter pile
 Data-data waktu pemasangan,pembebanan tiang dan mulainya load test.
 Laporan teraan dial gauge dan alat ukur lainnya

18
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

 Evaluasi kapasitas pile.

6. PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, serta pengangkutan
untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan yang tercantum dalam gambar,
serta pekerjaan yang berhubungan dengan beton, seperti acuan, besi beton dan admixtures.
Juga termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengamanan baik pekerja maupun
fasilitas lain di sekitar sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan aman.

2. Peraturan – Peraturan.
Kecuali ditentukan lain di dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan
digunakan peraturan sebagai berikut :
 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung, SNI 03-2847-2002
 Pedoman Beton 1989 (SKBI – 1.4.53.1988).
 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung, SNI 03-1726-2002
 Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok
Bertulang untuk Gedung 1983.
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)/NI-3.
 Peraturan Portland Cement Indonesia 1972/NI-8.
 Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
 Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).
 ASTM C-33 Standard Specification for Concrete Agregates.
 Baja Tulangan Beton (SII 0136-84).
 Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83).
 American Society for Testing and Material (ASTM).
 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
 Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987 UDC : 699.81 : 624.04).

3. Keahlian dan Pertukangan.


Kontraktor harus membuat beton dengan kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang disyaratkan, antara lain ukuran, mutu dan pengamanannya selama
pelaksanaan. Semua pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman
selama pekerjaan tersebut berlangsung, termasuk tenaga ahli untuk acuan/ bekisting, sehingga
dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Selain itu, Kontraktor wajib
menggunakan tukang yang berpengalaman, sehingga sudah paham dengan pekerjaan yang
sedang dilaksanakan, terutama pada saat dan setelah pengecoran berlangsung. Semua tenaga
ahli dan tukang tersebut harus mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan perawatan beton
selesai dilakukan. Untuk itu paling lambat 10 hari sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor
harus mengusulkan metode kerja dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Jika
dipandang perlu, maka Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli di luar yang
ditunjuk Kontraktor untuk membantu mengevaluasi semua usulan Kontraktor, dan semua
biaya yang timbul menjadi beban Kontraktor.

19
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

4. Persyaratan Bahan.

4.1 Semen.
Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen yang ditentukan
dalam SII 0013-81 atau Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986, dan harus
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam standar tersebut. Semua semen yang akan
dipakai harus dari satu merek yang sama dan dalam keadaan baru. Jika semen yang dikirim
adalah dalam kantong semen, maka selama pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan.
Semen harus terbungkus dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dan dalam keadaan tertutup
rapat. Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi yang baik, tidak lembab dan
diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga tidak menyentuh lantai dan aman dari
kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen tersebut tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 sak.
Sistem penyimpanan semen harus diatur sedemikian rupa, sehingga semen tersebut tidak
tersimpan terlalu lama. Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan,
seperti membatu, tidak diizinkan untuk dipakai. Bahan yang telah ditolak harus segera
dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya Kontraktor.

4.2 Agregat.
Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu agregat kasar/batu
pecah dan agregat halus/ pasir beton. Kedua jenis agregat ini disyaratkan berikut ini.

1. Agregat kasar. Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus tidak melebihi
1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat, atau ¾
jarak bersih minimum antar batang tulangan, berkas batang tulangan atau tendon pratekan
atau 30 mm. Gradasi dari agregat tersebut secara keseluruhan harus sesuai dengan yang
disyaratkan oleh ASTM agar tidak terjadinya sarang kerikil atau rongga dengan ketentuan
sebagai berikut :

sisa di atas ( % berat )


Ayakan 31.50 mm 0
Ayakan 4.00 mm 90 - 98
Selisih antar 2 ayakan berikutnya 02 – 10

2. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar lumpur harus lebih kecil dari 4 % berat.
Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila
diayak harus memenuhi syarat sbb. :

sisa di atas ( % berat )


Ayakan 4.00 mm  02
Ayakan 1.00 mm  10
Ayakan 0.25 mm 80 – 95

Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi ini. Jika
sumber agregat berubah karena sesuatu hal, maka Kontraktor wajib untuk memberitahukan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih,
yang keras permukaannya dan harus dicegah supaya tidak terjadi pencampuran dengan tanah.
20
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

4.3 Air untuk campuran beton.


Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak,
asam alkali, garam, zat organis atau bahan lain yang dapat merusak beton atau besi beton. Air
tawar yang dapat diminum umumnya dapat digunakan. Air tersebut harus diperiksa pada
laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Jika air pada lokasi pekerjaan tidak
memenuhi syarat untuk digunakan, maka Kontraktor harus mencari air yang memadai untuk
itu.

4.4 Besi beton.


Besi beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars) untuk tulangan utama
dan sengkang kecuali ditentukan lain di dalam gambar. Agar diperoleh hasil pekerjaan yang
baik, maka besi beton harus memenuhi syarat-syarat :
 Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat dan tidak cacat.
 Mutu besi beton adalah fy 400 N/mm untuk besi ulir ( diameter ≥13 mm ) dan fy 240
2

N/mm2 untuk besi polos ( diameter ≤12 mm) atau sesuai dengan yang ditentukan dalam
gambar.
 Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi.

Diameter besi beton ulir ditentukan sesuai dengan Pedoman Beton 1989.
Pemakaian besi beton dari jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas, harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Besi beton harus berasal dari satu pabrik
(manufacture). Tidak dibenarkan untuk menggunakan merek besi beton yang berlainan untuk
pekerjaan ini. Besi beton harus dilengkapi dengan mill certificate/ sertifikat pabrik yang
memuat label dan nomor pengecoran serta tanggal pembuatan besi beton tersebut.

4.5 Admixtures/ material tambahan.


Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk memperbaiki sifat
suatu campuran beton. Jenis, jumlah bahan yang ditambahkan dan cara penggunaan bahan
tambahan tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Manfaat dari bahan tambahan
harus dapat dibuktikan melalui hasil uji dengan menggunakan jenis semen dan agregat yang
akan dipakai pada proyek ini. Bahan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi
jumlah air pencampur, memperlambat atau mempercepat pengikatan dan/atau pengerasan
beton harus memenuhi “Specification for Chemical Admixtures for Concrete” (ASTM C494)
atau memenuhi Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia.

4.6 Kualitas Beton.


1. Semua kualitas beton dominan K300 (fc‟ = 25 Mpa) harus sesuai dengan yang ditentukan di
dalam gambar rencana.
2. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai, Kontraktor harus melakukan
percobaan sesuai dengan yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku. Untuk itu harus
diadakan trial-mix di laboratorium.
3. Jika tidak ditentukan secara khusus, maka untuk lantai kerja, kolom praktis, ring balok, lantai
kerja dan beton non struktur lainnya harus menggunakan beton mutu K-175 (fc‟=15Mpa)

21
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

4.7 Disain Adukan Beton.


Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton yang dihasilkan
memberikan kelecakan (workability) dan konsistensi yang baik, sehingga beton mudah
dituangkan ke dalam acuan dan ke sekitar besi beton, tanpa menimbulkan segregasi agregat
dan terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan. Campuran beton harus dirancang sesuai
dengan mutu beton yang ingin dicapai, dengan batasan di bawah ini :

MUTU BETON K225 K250 K300 K350 K400

Kuat tekan minimum, 7 hari (kg/cm2) 158 175 210 245 280

Jumlah semen minimum (kg/m3) 300 300 325 350 375

Jumlah semen maksimum (kg/m3) 550 550 550 550 550

W/C faktor, maksimum 0.55 0.55 0.55 0.50 0.50

Untuk beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka harus dipenuhi
syarat pada Table 4.5.1 Pedoman Beton Indonesia.

Tabel 4.5.1. Ketentuan minimum untuk beton kedap air.


Kondisi lingkungan Faktor air semen Jumlah semen
Jenis Struktur
berhubungan dengan maksimum minimum (kg/m3)
Beton Bertulang Air tawar/ payau 0.50 290
Air laut 0.45 360
Beton Pratekan Air tawar/ payau 0.50 300
Air laut 0.45 360

Kontraktor harus menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya. Khusus untuk beton kedap air, maka jumlah semen minimum
harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh pemasok waterproofing.

5. Pengujian Bahan.

5.1 Umum.
1. Ketentuan dan syarat yang tertulis di bawah ini merupakan ringkasan dari Pedoman Beton
1989, sehingga jika terjadi perbedaan interpretasi atau hal lain yang bertentangan harus
dikembalikan kepada ketentuan dari Pedoman Beton.

2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan segala pengujian termasuk


mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah sesuai yang disyaratkan. Kontraktor harus
menyerahkan hasil pengujiannya setelah hasil uji diperoleh untuk persetujuan oleh Konsultan
Pengawas.

4. Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus melaksanakan
pengujian ulang dengan campuran yang lain dan selanjutnya mengevaluasi kembali hasil uji
tersebut hingga diperoleh hasil yang diinginkan.

5. Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan sesuai dengan pengarahan
Konsultan Pengawas.

22
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

6. Untuk semua bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan, Kontraktor harus
mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari pabrik, dimana pengujian dilakukan secara
berkala, dengan cara pengujian sesuai dengan spesifikasi ini.

5.2 Laboratorium Penguji.


1. Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Kontraktor wajib mengusulkan suatu laboratorium
penguji untuk melaksanakan pengujian material yang akan digunakan pada proyek ini.
Laboratorium ini bertanggung jawab untuk melakukan semua pengujian sesuai dengan
spesifikasi ini.

2. Kecuali ditentukan lain, Kontraktor harus menyediakan peralatan penguji di lapangan seperti
tersebut berikut ini, berikut tenaga akhli yang menguasai bidangnya.
a. Alat penguji agregat kasar dan agregat halus.
b. Alat pengukur kadar air (moisture content) dari agregat.
c. Alat pengukur kelecakan beton (slump)
d. Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpan untuk merawat benda uji pada
temperatur yang normal dan terhindar dari sengatan matahari.

3. Jika menggunakan beton readymix, maka peralatan yang disebut (a) dan (b) di atas harus
disiapkan di pabrik beton readymix.

5.3 Pengujian Agregat.

5.3.1 Pengujian Pendahuluan Agregat.


1. Kontraktor harus melakukan pengujian pendahuluan agregat sebagai berikut :
a. Sieve analysis
b. Pengujian kadar lumpur dan kotoran lain.
c. Pengujian unsur organis.
d. Pengujian kadar chlorida dan sulfat.

2. Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.

3. Pengujian a) dan b) dengan pengujian kadar air dari setiap jenis agregat harus dilakukan
terhadap setiap contoh untuk setiap trial mix.

5.3.2 Benda Uji Agregat.


1. Kontraktor harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan digunakan untuk
menghasilkan beton seperti yang disyaratkan. Jumlah minimum untuk pengujian agregat yang
dipakai untuk pekerjaan beton adalah sebagai berikut :

Tipe Pengujian Minimum satu contoh


Sieve analysis Setiap minggu
Moisture content Setiap minggu
Clay, silt dan kotoran Setiap hari
Kadar organis Setiap minggu
Kadar Chlorida dan Sulfat Setiap 500 m3 beton

23
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

2. Jika hasil pembuatan beton yang dilakukan oleh Kontraktor tidak memuaskan, maka
Konsultan Pengawas berhak untuk meminta pengujian tambahan dengan beban biaya
Kontraktor. Dan sebaliknya mungkin jumlah pengujian dapat dikurangi jika hasil yang
diperoleh ternyata memuaskan.
5.4 Pengujian Beton
5.4.1 Benda uji beton.
1. Benda uji harus diberi kode/tanda yang menunjukkan tanggal pengecoran, lokasi pengecoran
dari bagian struktur yang bersangkutan.

2. Benda uji harus diambil dari mixer, atau dalam hal menggunakan beton readymix, maka
benda uji harus diambil sebelum beton dituang ke lokasi pengecoran, sesuai dengan yang
disyaratkan oleh Konsultan Pengawas.

5.4.2 Jumlah benda uji beton.


1. Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 1 benda uji per 1.50 m3 beton hingga dengan
cepat dapat diperoleh 30 benda uji yang pertama. Benda uji harus berbentuk kubus berukuran
15cm X 15cm X 15cm. Benda uji bentuk lainnya dapat digunakan jika disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Selanjutnya pengambilan benda uji sebanyak 4 (empat) buah dilakukan
setiap 25m3 beton atau 5 mobil mixer yang merupakan 1 pembuat dari batching plant. Benda
uji tersebut ditentukan secara acak oleh Konsultan Pengawas dan harus dirawat sesuai dengan
persyaratan.

2. Jumlah benda uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap mutu beton yang dituang pada satu
hari harus diambil minimal satu kali. Pada setiap kali pengambilan contoh beton harus dibuat
dua buah spesimen kubus. Satu data hasil uji kuat tekan adalah hasil rata-rata dari uji tekan
dua spesimen ini yang diuji pada umur beton yang ditentukan, yaitu umur 7 hari dan 28 hari.

3. Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Konsultan Pengawas dapat meminta jumlah
benda uji yang lebih besar dari ketentuan di atas, dengan beban biaya ditanggung oleh
Kontraktor.

4. Jumlah minimum benda uji yang harus dipersiapkan untuk setiap mutu beton adalah :
Jumlah minimum Waktu perawatan (hari)
Jenis Struktur
benda uji 3 7 28
Beton Bertulang 4 - 2 2
Beton Pratekan 6 2 2 2

5.4.3 Laporan hasil uji beton.


Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas hasil uji beton dari laboratorium penguji untuk
disahkan oleh Konsultan Pengawas. Laporan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan
tekanan beton karakteristiknya.

5.4.4 Evaluasi Kualitas Beton berdasarkan Hasil Uji Beton.


1. Deviasi Standar - S Deviasi standar produksi beton ditetapkan berdasarkan jumlah 30 buah
hasil test kubus. Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh kubus yang kurang dari 30 buah
harus dikoreksi dengan faktor pengali seperti tercantum dalam tabel berikut :
 fc  fcr 
2
S
N 1
24
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

Jumlah Benda Uji (N)- buah Faktor Pengali – S


 15 1.16
20 1.08
25 1.03
 30 1.00

2. Kuat tekan rata-rata - f’cr Target f‟cr yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan
proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai yang terbesar dari formula berikut ini :
f’cr = fc’ + 1.64 S atau f’cr = fc’ + 2.64 S - 40 kg/cm2.

3. Kuat tekan sesungguhnya. Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan tercapai dengan
memuaskan, jika kedua syarat berikut dipenuhi :
a. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing terdiri dari 4 hasil uji
kuat tekan tidak kurang dari (fc’ + 0.82 S).
b. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 4 benda uji) mempunyai nilai dibawah
0.85 fc’.

Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil langkah untuk
meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan berikutnya atas rekomendasi Konsultan Perencana.

5.4.5 Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Tests)


Jika hasil evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata tidak dapat dipenuhi, maka
jika diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus melaksanakan pengujian yang tidak
merusak yang dapat terdiri dari hammer test, pengujian beban dan lain lain. Semua biaya
pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. Lokasi dan banyaknya pengujian akan
ditentukan secara khusus dengan melihat kasus per kasus.

5.5 Pengujian Besi Beton.

5.5.1 Benda uji besi beton.


1. Sebelum besi beton dipesan, Kontraktor wajib mengambil benda uji besi beton masing-
masing 2 buah dengan ukuran panjang 100 cm sesuai dengan diameter dan mutu yang akan
digunakan. Selanjutnya benda uji besi beton harus diambil dengan disaksikan oleh Konsultan
Pengawas sebanyak 2 buah untuk setiap 25 ton untuk masing-masing diameter besi beton. Uji
besi beton terdiri dari uji tarik dan uji lentur.

2. Pengujian mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh
Konsultan Pengawas. Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa disaksikan
Konsultan Pengawas tidak diperkenankan dan hasil uji dianggap tidak sah. Semua biaya uji
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3. Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan tanggal pengiriman, lokasi
terpasang, bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat.

25
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

4. Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan, maka Konsultan Pengawas
berhak untuk meminta pengambilan contoh benda uji lebih besar dari yang ditentukan di atas,
dengan beban biaya ditanggung oleh Kontraktor.

5.5.2 Laporan hasil uji besi beton.


Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari laboratorium penguji untuk
diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan
kesimpulan apakah kualitas besi beton tersebut memenuhi syarat yang telah ditentukan.

6. Syarat – syarat Pelaksanaan

6.1 Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak ditentukan secara khusus
adalah antara 12 – 14 cm. Cara uji slump sebagai berikut. Beton diambil sebelum dituangkan
ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas
permukaan yang rata. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian beton
tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi beton diameter 16mm, panjang 30cm dengan ujung
yang bulat. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan satu lapisan di
bawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur
penurunannya. Khususnya struktur yang menggunakan waterproofing integral,slump yang
digunakan adalah 6 – 8 cm.

6.2 Persetujuan Konsultan Pengawas.


Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan, Kontraktor harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Laporan harus diberikan kepada Konsultan
Pengawas paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan. Hal hal khusus akan
didiskusikan secara lebih mendalam antara semua pihak yang berkepentingan. Semua tahapan
pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik dan jelas, sehingga mudah untuk ditelusuri jika
suatu saat data tersebut dibutuhkan untuk pemeriksaan.

6.3 Persiapan dan Pemeriksaan.


Kontraktor tidak diizinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa izin tertulis dari
Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas tentang
kesiapannya untuk melakukan pengecoran dan laporan tersebut harus disampaikan paling
lambat 3 hari sebelum waktu pengecoran, sesuai dengan kesepakatan di lapangan, untuk
memungkinkan Konsultan Pengawas melakukan pemeriksaan sebelum pengecoran
dilaksanakan. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang memadai seperti tangga ataupun
fasilitas lain yang dibutuhkan agar Konsultan Pengawas dapat memeriksa pekerjaan secara
aman dan mudah. Tanpa fasilitas tersebut, Kontraktor tidak akan diizinkan untuk melakukan
pengecoran. Semua koreksi yang terjadi akibat pemeriksaan tersebut harus segera diperbaiki
dalam waktu 1X24 jam dan selanjutnya Kontraktor harus mengajukan izin lagi untuk dapat
melaksanakan pengecoran. Tidak dibenarkan adanya penambahan waktu akibat koreksi yang
timbul, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Persetujuan untuk
melaksanakan pengecoran tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab
sepenuhnya atas ke tidaksempurnaan ataupun kesalahan yang timbul. Sebelum pengecoran
dilakukan harus dipastikan dan dikoordinasikan dengan Konsultan Pengawas bahwa semua
peralatan yang akan tertanam di dalam beton sudah terletak pada tempatnya, dan semua

26
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

kotoran sudah dibersihkan dari lokasi pengecoran. Demikian pula untuk siar pelaksanaan
sudah harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan.

6.4 Siar Pelaksanaan.


Kontraktor harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar kerjanya. Siar
pelaksanaan harus diusahakan seminimum mungkin, agar perlemahan struktur dapat
dikurangi. Siar pelaksanaan tidak diizinkan untuk melalui daerah yang diperkirakan sebagai
daerah basah, seperti toilet, reservoir dll, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
Jika tidak ditentukan lain, maka lokasi siar pelaksanaan harus terletak pada daerah di mana
gaya geser adalah minimal, umumnya terletak pada sepertiga bentang tengah dari panjang
efektif elemen struktur.
Pada pengecoran beton yang tebal dan volume yang besar, lokasi siar pelaksanaan harus
dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan perbedaan temperatur yang
besar pada beton tersebut, yang dapat berakibat retaknya beton, disamping adanya tegangan
residu yang tidak diinginkan. Siar pelaksanaan dapat dibuat secara horisontal, dan pengecoran
dapat dibagi menjadi berlapis-lapis. Lokasi siar pelaksanaan tersebut harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Kontraktor sudah harus mempertimbangkan di dalam penawarannya,
segala hal yang berhubungan dengan siar pelaksanaan seperti waterstop, perekat beton, dowel
dsb., maupun pembersih permukaan beton agar dapat dijamin lekatan antara beton lama dan
baru. Siar pelaksanaan harus bersih dari semua kotoran dan bekas beton yang tidak melekat
dengan baik, dan sebelum pengecoran dilanjutkan, harus dikasarkan sedemikian rupa
sehingga agregat besar menjadi terlihat, tetapi tetap melekat dengan baik.

6.5 Pengangkutan dan pengecoran beton.


Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba di lokasi proyek
dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis. Jika lokasi pembuatan beton cukup
jauh dari proyek, maka harus digunakan admixtures yang dapat memperlambat proses
pengerasan dari beton. Pada saat beton diangkut ke lokasi pengecoran juga harus
diperhatikan, agar tidak terjadi pemisahan antara bahan-bahan dasar pembuat beton. Pada
saat pengecoran tinggi jatuh dari beton segar harus kurang dari 1.50 meter. Hal ini sangat
penting agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat, dengan pasta beton,
sehingga mengakibatkan kualitas beton menjadi menurun. Untuk itu harus disiapkan alat
bantu seperti pipa tremie sehingga syarat ini dapat dipenuhi. Sebelum pengecoran beton harus
dijaga agar tetap dalam kondisi plastis dalam waktu yang cukup, sehingga pengecoran beton
dapat dilakukan dengan baik. Kontraktor harus mengajukan jumlah alat dan personel yang
akan mendukung pengecoran beton, yang dianalisa berdasarkan besarnya volume pengecoran
yang akan dilakukan. Sebagai gambaran setiap alat pemadat mampu memadatkan sekitar 5 - 8
m3 beton segar per jam. Beton segar harus ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi akhir,
sehingga masalah segregasi dan pengerasan beton dapat dihindarkan, dan selama pemadatan
beton masih bersifat plastis. Untuk menjaga kelangsungan pengecoran beton, Kontraktor
harus mempersiapkan alat pelindung yang mungkin berguna seperti hujan yang dapat terjadi
sewaktu-waktu.

27
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

6.6 Pemadatan Beton.

1. Alat pemadat beton


Beton yang baru dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator) dengan tipe
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mengurangi
udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton. Pemadatan tersebut berkaitan dengan
kelecakan (workability) beton. Pada cuaca panas kelecakan beton menjadi sangat singkat,
sehingga slump yang rendah biasanya merupakan masalah. Untuk itu harus disediakan
vibrator dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan besarnya volume pengecoran yang akan
dilakukan. Minimal harus dipersiapkan satu vibrator cadangan yang akan dipakai, jika ada
vibrator yang rusak pada saat pemadatan sedang berlangsung. Alat pemadat harus
ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh besi beton.

2. Lokasi pemadatan yang sulit


Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada pertemuan balok-kolom,
dinding beton yang tipis, dan pada lokasi pembesian yang rapat dan rumit, maka Kontraktor
harus mempersiapkan metode khusus untuk pemadatan beton yang disampaikan kepada
Konsultan Pengawas paling lambat 3 hari sebelum pengecoran dilaksanakan, agar tidak terjadi
keropos pada beton, sehingga secara kualitas tidak akan disetujui.

3. Pemadatan kembali
Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis, maka beton tersebut
harus dipadatkan kembali sesuai dengan rekomendasi Konsultan Pengawas agar retak tersebut
dapat dihilangkan.

4. Metode pemadatan lain


Jika dipandang perlu Kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan lain yang dipandang
dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara permukaan dan inti beton. Hal
ini dapat menyebabkan keretakan struktur dan terjadinya tegangan menetap pada beton, tanpa
adanya beban yang bekerja.

6.7 Temperatur beton segar.


Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang mempunyai skala -5
s/d 100 derajat C, harus dimasukkan ke dalam contoh tersebut sedalam 100 mm. Jika
temperatur sudah stabil selama 1 menit, maka temperatur tersebut harus dicatat dengan
ketelitian 1 derajat C.

6.8 Perawatan Beton.


1. Tujuan perawatan
Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi kehilangan zat cair
pada saat pengikatan awal terjadi, dan mencegah penguapan air dari beton pada umur beton
awal, dan juga mencegah perbedaan temperatur dalam beton yang dapat menyebabkan
terjadinya keretakan dan penurunan kualitas beton. Perawatan beton harus dilakukan begitu
pekerjaan pemadatan beton selesai dilakukan. Untuk itu harus dilakukan perawatan beton
sedemikian sehingga tidak terjadi penguapan yang cepat terutama pada permukaan beton yang
baru dipadatkan.

2. Lama perawatan

28
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi dengan air bersih
selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran selesai. Untuk elemen vertikal seperti kolom
dan dinding beton, maka beton tersebut harus diselimuti dengan karung yang dibasahi terus
menerus selama 7 hari.

3. Perlindungan beton tebal


Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka permukaan beton harus
dilindungi dengan material (antara lain stirofoam atau metoda lainnya) yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas, agar dapat memantulkan radiasi akibat panas. Material tersebut harus
dibuat kedap, agar kelembaban permukaan beton dapat dipertahankan.

4. Acuan metal
Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupun material lain yang sejenis, harus
didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakukan. Acuan tersebut harus dihindari dari
terik matahari langsung, karena sifatnya yang mudah menyerap dan mengantarkan panas.
Perlakuan yang kurang baik akan menyebabkan retak-retak yang parah pada permukaan
beton.

5. Curing compound
Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan curing compound.
Jenis dan tipe curing compound yang akan digunakan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Harus diperhatikan agar tidak terjadi penurunan temperatur yang cepat pada
permukaan beton sehingga dapat menyebabkan keretakan pada permukaan beton.

6.9 Cara untuk menghindari keretakan pada beton.

1. Alat Monitoring
Untuk pekerjaan beton dengan tebal lebih dar 600 mm, Kontraktor harus menyediakan
peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur dan memonitor segala kejadian yang mungkin
terjadi selama pekerjaan beton berlangsung. Monitoring dilakukan minimal selama 7 hari
terhitung sejak pengecoran selesai. Kontraktor wajib menyediakan alat pengukur temperatur
yang akan diletakkan pada dasar beton, di dalam beton dan di permukaan beton dengan jarak
vertikal antara alat ditetapkan maksimal 50 cm. Sedangkan jarak horisontal antara titik satu
dengan lainnya maksimal 10 meter. Lokasi alat pengukur dan metode pengukuran suhu
tersebut harus diusulkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

2. Perbedaan temperatur
Umumnya permukaan beton tidak harus didinginkan secara mendadak, yang terpenting adalah
tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar (> 20o C) antara permukaan dan inti beton, dan
beton harus dihindarkan dari sinar matahari langsung ataupun tiupan angin.

3. Material Bantu.
Disamping peralatan juga dibutuhkan material pembantu yang mungkin dapat dicampur ke
dalam beton maupun yang akan digunakan pada saat perawatan beton untuk mencegah
terjadinya penguapan yang terlalu cepat.

29
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

4. Lebar retak
Suatu struktur beton pasti akan mengalami suatu retakan. Dan lebar retak yang diizinkan
maksimal sebesar 0.004 kali tebal selimut beton.

5. Antisipasi perbedaan temperatur


Kontraktor harus menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengatasi jika
perbedaan temperatur menjadi lebih dari 20 derajat C, misalnya dengan mempertebal isolasi
yang sudah digunakan atau membuat isolasi menjadi benar-benar kedap terhadap angin dan
udara. Hal ini harus segera dilakukan agar perbedaan temperatur tidak menjadi lebih besar.
Untuk itu harus disiapkan material isolasi lebih dari kebutuhan sebelum pengecoran
dilakukan.

6. Hal-hal lain
Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun sesudah pengecoran
beton adalah :
a. Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam kondisi terlindung dari
sinar matahari, sehingga temperatur tidak tinggi pada saat pencampuran dimulai.
b. Air yang akan digunakan harus didinginkan, misalnya dengan mengganti sebagian air
dengan es, sehingga temperatur menjadi lebih rendah.
c. Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah.
d. Jika mungkin, tambahkan nitrogen cair ke dalam campuran beton.
e. Waktu antara pengadukan beton dan pengecoran harus dibatasi maksimal 2 jam.
f. Lakukan pengecoran bertahap sedemikian rupa, misalnya dengan membuat siar
pelaksanaan secara horisontal pada beton yang tebal, sehingga tebal satu lapis pengecoran
menjadi kurang lebih 1 meter, dan perbedaan temperatur dapat dikontrol.
g. Jika mungkin, diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari dimana temperatur
lapangan sudah lebih rendah dibandingkan pada siang hari.
h. Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada seluruh permukaan beton yang terbuka
untuk mencegah tiupan angin dan menjaga agar temperatur tidak terlalu berbeda pada
seluruh penampang beton.
i. Lakukan perawatan awal segera setelah pemadatan selesai, dan harus diteruskan sampai
sistem isolasi terpasang seluruhnya.
j. Sediakan pelindung sehingga permukaan beton terlindung dari sinar matahari dan angin.
Hal ini dapat dilakukan dengan membuat dinding pada sekeliling daerah pengecoran
dengan plastik atau material sejenis, demikian juga pada bagian atasnya.

7. Retak di luar batas yang disyaratkan.


Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan di luar batas yang diizinkan, maka
Kontraktor harus melaporkan hal tersebut secara tertulis dan mengajukan perbaikan yang
berisi antara lain metode kerja dan peralatan yang digunakan berikut komposisi campuran
yang digunakan, kepada Konsultan Pengawas untuk dievaluasi lebih lanjut. Kontraktor tidak
diizinkan untuk memperbaiki keretakan tersebut sebelum mendapatkan persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas.

6.10 Adukan Beton yang dibuat di tempat (Site Mixing)


Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka untuk beton yang dibuat di lapangan
harus memenuhi syarat-syarat :
 Semen diukur menurut berat.

30
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

 Agregat kasar diukur menurut berat.


 Pasir diukur menurut berat.
 Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete batching
plant).
 Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
 Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk.
 Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dahulu,
sebelum adukan beton yang baru dimulai.

6.11 Besi Beton


1. Merek besi beton
Sebelum pemesanan dilakukan, maka Kontraktor harus mengusulkan merek besi beton
dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik yang akan digunakan untuk disetujui
oleh Konsultan Pengawas.Besi yang digunakan adalah besi yang sesuai standart ASTM
A706M yang mengandung alloy berupa Vanadium atau niobium pada proses pembuatannya.

2. Penyimpanan
Besi beton harus disimpan pada tempat yang bersih dan ditumpu secara baik sehingga tidak
merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung sehingga kemungkinan
karat dapat dihindarkan.

3. Gambar kerja dan bending schedule


Pembengkokan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan berdasarkan
standar ditail yang ada. Pembengkokan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan alat-
alat (bar bender) sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat patah, retak-retak dan
sebagainya. Semua pembengkokan harus dilakukan dalam keadaan dingin dan pemotongan
harus dengan bar cutter. Pemotongan dan pembengkokan dengan sistem panas sama sekali
tidak diizinkan. Untuk itu Kontraktor harus membuat gambar kerja pembengkokan (bending
schedule) dan diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

4. Bebas karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan elevasi yang sesuai dengan gambar dan harus sudah
diperhitungkan toleransi penurunannya. Sebelum besi beton dipasang, permukaan besi beton
harus bebas dari karat, minyak dan lain-lain yang dapat mengurangi lekatan besi beton.

5. Selimut beton
Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar standar ditail.
Sebagai catatan, pemasangan tulangan-tulangan utama tarik/tekan penampang beton harus
dipasang sejauh mungkin dari garis tengah penampang, sehingga pemakaian selimut beton
yang melebihi ketentuan-ketentuan tersebut diatas harus mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.

6. Penjangkaran
Pemasangan rangkaian besi beton yaitu kait-kait, panjang penjangkaran, penyaluran, letak
sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar yang terdapat dalam gambar
rencana. Apabila ada keraguan tentang ini maka Kontraktor harus meminta klarifikasi kepada
Konsultan Pengawas.

31
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

7. Kawat beton dan penunjang


Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan yang kokoh
untuk menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat yang berukuran tidak
kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga pertemuan. Pembesian harus
ditunjang dengan beton tahu atau penunjang besi, spacers atau besi penggantung seperti yang
ditunjukkan pada gambar standar atau dicantuPengawasan pada spesifikasi ini. Penunjang-
penunjang metal tidak boleh diletakkan berhubungan dengan acuan. Ikatan dari kawat harus
dimasukkan ke dalam penampang beton, sehingga tidak menonjol pada permukaan beton.

8. Sengkang-sengkang.
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana, maka sengkang
harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan gambar. Akhiran/ kait
sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan di dalam gambar standar agar sengkang dapat
bekerja seperti yang diinginkan. Demikian juga untuk besi pengikat yang digunakan untuk
pengikat tulangan utama.

9. Beton tahu
Beton tahu harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan, dan minimum
mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang akan dicor. Jarak antara beton tahu
ditentukan maksimal 100 cm.

10. Penggantian besi


a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa
yang tertera pada gambar.
b. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka
Kontraktor harus dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang
tertera dalam gambar.
c. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter
yang terdekat dengan catatan :
 Harus ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
 Jumlah besi per satuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang
dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas).
Khusus untuk balok portal, jumlah luas penampang besi pada tumpuan juga tidak
boleh lebih besar jauh dari pembesian aslinya.
 Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian di tempat
tersebut atau di daerah overlap yang dapat menyulitkan pengecoran.
 Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan.

11. Toleransi Besi

Toleransi berat
Diameter besi (mm) Toleransi dia (mm)
(%)
  10  0.4 7
10    16  0.4 5
16 <   28  0.5 4
32
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

  28  0.6 2

6.12 Toleransi dimensi elemen-elemen struktur


Dimensi elemen struktur seperti (pelat, balok, kolom, dinding) harus memenuhi toleransi
sebagai berikut. :

Toleransi terhadap
Dimensi Elemen Struktur Toleransi selimut
B,
(mm) beton (mm)
(mm)
B ≤ 200  9.0  5.0
B ≥ 200  12.0  9.0

dimana B adalah dimensi elemen struktur baik untuk lebar maupun tinggi. Pelaksanaan yang
tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh Konsultan Pengawas, untuk
selanjutnya diputuskan. Semua akibat kesalahan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

6.13 Pemasangan alat-alat di dalam beton/sparing


1. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara tepat lokasi sparing yang
akan terdapat pada elemen struktur. Kontraktor wajib mempelajari gambar M&E dan
mendiskusikan dengan pihak terkait jika terdapat keraguan tentang gambar tersebut.
Kebutuhan sparing yang terjadi akibat perubahan disain harus diinformasikan dan
dikoordinasikan segera kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan pemecahannya.
Pekerjaan membobok, membuat lubang atau memotong konstruksi beton yang sudah jadi
harus dihindarkan dan jika diperlukan harus mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan
Pengawas.

2. Ukuran lubang, pemasangan alat-alat di dalam beton, pemasangan sparing dan sebagainya,
harus sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain yang terkait atau menurut petunjuk-
petunjuk Konsultan Pengawas.

3. Perkuatan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaan M/E harus mengikuti
ketentuan yang terdapat di dalam gambar standar. Jika tidak/ belum tertera di dalam gambar
maka Kontraktor wajib menginformasikan hal tersebut kepada KP/ Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan penyelesaiannya.

6.14 Beton Kedap Air.


1. Beton kedap air adalah beton yang dibuat agar tidak tembus air untuk jangka waktu yang
lama. Untuk itu Kontraktor wajib mengikuti segala ketentuan yang disyaratkan oleh pemasok
bahan kedap air/ waterproofing, termasuk cara pembuatan beton tersebut.

2. Pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop sesuai dengan spesifikasi pabrik. Waterstop
tersebut harus ditunjukkan di dalam gambar kerja/ shop drawing, sehingga rencana
pengecoran harus direncanakan dengan baik. Biaya waterstop tersebut sudah termasuk di
dalam penawaran yang diajukan oleh Kontraktor.

3. Apabila terjadi kebocoran selama masa garansi, maka Kontraktor harus mengadakan
perbaikan-perbaikan dengan biaya Kontraktor. Prosedur perbaikan tersebut harus diusulkan
33
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan Pengawas, sedemikian rupa sehingga tidak
merusak bagian-bagian lain yang sudah selesai.

7. Acuan/Bekisting
7.1. Umum
1. Kontraktor harus membuat acuan yang dapat dipertanggung jawabkan secara struktur baik
kekuatan, stabilitas maupun kekakuannya serta layak untuk digunakan. Acuan merupakan
suatu bagian pekerjaan struktur yang berguna untuk membentuk struktur beton agar sesuai
dengan gambar rencana

2. Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi ini. Kontraktor dapat
mengusulkan alternatif acuan dengan catatan bahwa harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Di dalam penawarannya, Kontraktor wajib menawarkan sesuai dengan yang
ditentukan di dalam spesifikasi.

3. Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar dan dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya bagian acuan yang tertanam di dalam struktur
beton.

4. Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan pada acuan harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna, sehingga
bebas dari kebocoran. Semua pengikat acuan (ties) harus dilengkapi dengan material tertentu
seperti water stop sehingga pada saat dicor akan menyatu dengan struktur beton.

7.2. Lingkup Pekerjaan


1. Tenaga kerja, bahan dan peralatan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan seperti release agent,
pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan acuan sebagai cetakan
beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi dan gambar-gambar disiplin lain yang
berhubungan seperti diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaan, secara aman dan
benar.

2. Ditail ditail khusus


Pembuatan acuan khusus sesuai yang direncanakan harus termasuk yang ditawarkan di dalam
penawaran Kontraktor. Termasuk juga jika disyaratkan menggunakan material acuan yang
khusus untuk menghasilkan ditail khusus.

7.3. Persyaratan Bahan


1. Acuan dan Penyanggah.
Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, baja, pasangan bata yang diplester,
kayu atau material lain yang dapat dipertanggung jawabkan kualitasnya. Penggunaan acuan
siap pakai produksi pabrik tertentu diizinkan untuk dipergunakan, selama dapat disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Acuan yang terbuat dari multipleks yang dilapisi dengan sejenis kertas
film yang khusus digunakan untuk acuan multipleks dengan tebal minimal 12 mm. Pengaku
harus dibuat dengan benar agar tidak terjadi perubahan bentuk/ ukuran dari elemen beton
yang dibuat. Penyanggah yang terbuat dari baja lebih disukai, walau penggunaan material
penyanggah dari kayu dapat diterima. Bahan dan ukuran kayu yang digunakan harus
34
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. Untuk pekerjaan beton yang langsung


berhubungan dengan tanah, maka sebagai lantai kerja harus dibuat dari beton K175. Sebagai
acuan samping dari beton tersebut dapat menggunakan pasangan batu kali, batu bata atau
material lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Untuk elemen beton tertentu seperti
kolom bulat disarankan menggunakan acuan baja.

2. Release Agents
Release agent harus merupakan material yang memenuhi ketentuan berikut ini :
 Cream emulsion
 Neat oil dengan ditambahkan surfactant
 Release agent kimiawi yang tidak merusak beton.

Release agent harus disimpan dan digunakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya.
Kontraktor harus memastikan bahwa release agent yang digunakan cocok dengan bahan finish
yang akan digunakan. Dan jika permukaan beton merupakan finishing atau umum disebut
beton exposed maka Kontraktor harus memastikan bahwa permukaan beton yang dihasilkan
sesuai dengan yang diinginkan KP. Kontraktor harus memastikan bahwa release agent
tersebut tidak akan bersentuhan langsung dengan besi beton.

7.4. Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Struktur acuan
Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian rupa, sehingga mampu
memikul beban ke semua arah yang mungkin terjadi (kuat), tanpa mengalami deformasi yang
berlebihan (kaku), dan juga harus memenuhi syarat stabilitas. Deformasi dibatasi tidak lebih
dari 1/360 bentang. Peninjauan terhadap kemungkinan beban di luar beban beton juga harus
dipertimbangkan, seperti kemungkinan beban konstruksi, angin, hujan dan lain lain. Semua
analisa dan perhitungan acuan berikut elemen pendukungnya harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, sebelum pekerjaan dilakukan.

2. Dimensi acuan
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar struktur adalah ukuran bersih
penampang beton, tidak termasuk plester/finishing. Tambahan elemen tertentu seperti bentuk/
profil khusus yang tercantum di dalam gambar arsitektur juga harus diperhitungkan baik
sebagai beban maupun dalam analisa biaya.

3. Gambar kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan analisa yang
dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus lengkap disertai ukuran dan ditail-ditail
sambungan yang benar dan selanjutnya diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk
persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut Kontraktor tidak diperkenankan untuk memulai
pembuatan acuan di lapangan.

4. Tanggung jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas, tanggung jawab sepenuhnya atas
kekuatan, kekakuan dan stabilitas acuan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Kontraktor. Jika
terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun kekeliruan yang mengakibatkan
timbulnya biaya tambah, maka semua biaya tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

35
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

Acuan harus dibuat sesuai dengan yang dibuat di dalam gambar kerja. Pelaksanaan yang tidak
sesuai dengan gambar kerja harus segera dibongkar.

5. Stabilitas acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan bergeraknya acuan
selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindari. Konsultan Pengawas berhak untuk meminta
Kontraktor untuk memperbaiki acuan yang dianggap tidak/ kurang sempurna dengan beban
biaya Kontraktor.

6. Inspeksi Konsultan Pengawas


Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Konsultan Pengawas.

7. Ditail acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya tidak
menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.

8. Jumlah pemakaian
Acuan hanya diperbolehkan dipakai maksimum 3 (tiga) kali, kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Pengawas. Acuan yang akan digunakan berulang harus dipersiapkan sedemikian
rupa sehingga dapat dijamin permukaan acuan tetap rapih dan bersih.

9. Akurasi
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran kerataan/kelurusan, elevasi
dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi harus
sesuai dengan yang tercantum di dalam spesifikasi ini.

10. Sistem pengaliran air


Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus dipersiapkan
sistem pengaliran air sedemikian, sehingga pada saat dibasahkan, air dapat mengalir ke tempat
yang diinginkan dan acuan tidak tergenang oleh air. Acuan harus dipasang sedemikian rupa
sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap
lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.

11. Ikatan acuan di dalam beton


Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas baut-baut dan tie rod
yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur sedemikian, sehingga bila acuan
dibongkar kembali, tidak akan merusak beton yang sudah dibuat.

12. Acuan beton exposed


Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada permukaan acuan yang
menempel pada permukaan beton. Berhubung release agent berpengaruh pula pada warna
permukaan beton, maka pemilihan jenis dan penggunaannya harus dilakukan dengan seksama.
Cara pengecoran beton harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga siar-siar pelaksanaan
tidak merusak penampilan beton exposed tersebut. Merek dan jenis release agent yang telah
disetujui bersama, tidak boleh diganti dengan merk dan jenis lain. Untuk itu Kontraktor harus
memberitahukan terlebih dahulu nama perdagangan dari release agent tersebut, data bahan-

36
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

bahan bersangkutan, nama produsennya, jenis bahan-bahan mentah utamanya, cara-cara


pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu untuk
memperoleh persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

13. Bukaan untuk pembersihan


Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom atau dinding harus ada
bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.

14. Scaffolding
Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan steger besi (scaffolding).
Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku dan diatur agar mudah diperiksa oleh
Konsultan Pengawas.

15. Persetujuan Konsultan Pengawas


Setelah pekerjaan diatas selesai, Kontraktor harus meminta persetujuan dari Konsultan
Pengawas dan minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran Kontraktor harus mengajukan
permohonan tertulis untuk izin pengecoran kepada Konsultan Pengawas.

16. Anti lendut (Cambers)


Kecuali ditentukan lain dalam gambar, maka semua acuan untuk balok dan pelat, harus
dipersiapkan dengan memakai anti lendut dengan besar sbb. :

Lokasi % terhadap bentang


Di tengah bentang balok 0.3
Di ujung balok kantilever 0.5

7.5. Pembongkaran Acuan


1. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian konstruksi yang dibongkar
acuannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.

2. Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu sbb. :

Elemen Struktur Waktu minimum


Sisi-sisi balok, kolom dan dinding 3 hari
Balok dan pelat beton (tiang penyanggah tidak
7 hari
dilepas)
Tiang-tiang penyanggah pelat beton 21 hari
Tiang-tiang penyanggah balok-balok 21 hari

Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal, dan harus dipertimbangkan
secara khusus jika pada lantai-lantai tersebut bekerja beban yang lebih besar dari beban
rencana. Untuk mempercepat waktu pembongkaran, Kontraktor dapat merencanakan dan
mengusulkan metode dan perhitungan yang akan digunakan, dan usulan tersebut harus
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Tidak ada biaya tambah untuk hal
tersebut. Semua akibat yang timbul akibat usulan tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
37
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

3. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan terlebih dahulu secara tertulis
untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.

4. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak bergelombang, berlubang
atau retak-retak dan tidak menunjukan gejala keropos/ tidak sempurna.

5. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material lain disekitarnya, dan pemindahan
acuan harus dilakukan sedemikian rupa sehinggah tidak menimbulkan kerusakan akibat
benturan pada saat pemindahan. Perbaikan yang rusak akibat kelalaian Kontraktor menjadi
tanggungan Kontraktor.

6. Apabila setelah acuan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos atau
cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka Kontraktor harus
segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas, untuk meminta persetujuan tertulis
mengenai cara perbaikan, pengisian atau pembongkarannya. Kontraktor tidak diperbolehkan
menutup/mengisi bagian beton yang keropos tanpa persetujuan tertulis Konsultan Pengawas.
Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya perbaikan,
pembongkaran, pengisian atau penutupan bagian tersebut, menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

7. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus dibersihkan dari lokasi proyek
dan dibuang pada tempat yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas sehingga tidak
mengganggu kelancaran pekerjaan.

7.6. Alternatif Acuan


Seperti diuraikan di atas, Kontraktor dapat mengusulkan alternatif jenis acuan yang akan
dipakai, dengan melampirkan brosur/gambar acuan tersebut beserta perhitungannya untuk
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Dengan catatan bahwa alternatif
acuan tersebut tidak merupakan kerja tambah dan tidak menyebabkan kelambatan dalam
pekerjaan. Sangat diharapkan agar Kontraktor dapat mengajukan usulan acuan yang dapat
mempersingkat waktu pelaksanaan tanpa mengurangi/membahayakan mutu beton dan sesuai
dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

7. PEKERJAAN WATERPROOFING

1. Umum.
1.1 Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan waterproofing berikut segala peralatan pendukung
yang dibutuhkan seperti tercantum dalam gambar struktur dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari spesifikasi pekerjaan beton.

1.2 Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang berpengalaman untuk pekerjaan ini
dan harus disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS. Kontraktor harus mempunyai tenaga
ahli yang berpengalaman untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga dapat mengatasi
seluruh permasalahan yang timbul di lapangan dengan cepat dan benar.

38
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

1.3 Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan Kontraktor harus mengeluarkan surat
pernyataan yang menjamin bahwa personil yang diajukan benar-benar berada di lokasi proyek
selama pekerjaan berlangsung.

1.5 Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan digunakan dalam
proyek ini dengan memperhatikan urutan dan kecepatan pekerjaan.

1.6 Kontraktor wajib mempersiapkan peralatan tersebut di lokasi pekerjaan tepat pada waktunya
sehingga tidak menghambat pekerjaan lainnya.

2. Lingkup Pekerjaan

2.1 Tenaga kerja, material dan perlengkapannya.


Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan gambar
rencana dan spesifikasi ini. Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pelindung waterproofing
yang terbuat dari adukan setebal 50 mm.

2.2 Lokasi waterproofing.


Waterproofing ini digunakan pada Lantai Dasar , Ground Water Tank (GWT), Sewage
Treatment Plant (STP), atap beton, talang air, kanopi beton yang berhubungan langsung
dengan udara luar. Termasuk juga untuk lift pit, lantai yang berfungsi sebagai taman, dinding
beton seperti tercantum di dalam gambar rencana. Khusus untuk lantai basement,dan lantai
kasanah digunakan waterproofing tambahan membrane pada sisi bawahnya.

2.3 Garansi.
Pekerjaan waterproofing ini harus dijamin kesempurnaannya dengan suatu masa garansi
selama 10 (sepuluh) tahun, terhitung sejak serah terima yang menyatakan bahwa struktur
tersebut bebas bocor. Garansi tersebut meliputi garansi dari pihak Kontraktor dan juga dari
pihak Pemasok waterproofing yang dibuat secara legal dan jelas.

2.4 Pengujian hasil pekerjaan.


Hasil pelaksanaan pekerjaan harus diuji untuk mengetahui bahwa pekerjaan sudah dilakukan
dengan benar. Pengujian dilakukan dengan cara yang umum dilakukan untuk menguji hasil
pekerjaan ini dan hal ini sudah harus dipertimbangkan di dalam penawarannya.

3. Persyaratan Bahan

3.1 Standar Bahan.


Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik sesuai dengan yang disyaratkan
di dalam spesifikasi ini. Tidak diperkenankan mengganti tipe bahan dengan bahan lain
sehingga tidak sesuai dengan standar bahan yang sudah ditentukan.

3.2 Waterproofing Semen base (coating) dan integral .


Waterproofing coating dengan kristalisasi terbuat dari bahan cement base sedangkan untuk
integral adalah plastcizer dengan kepadatan optimal yang merupakan antifoam dan
hydrophobic polimer,yang memenuhi ketentuan chloride seseuai Nil to BS 5075 dan harus
sesuai British Standar 5337 untuk kandungan cement minimal 350 kg/m3

39
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

Waterproofing membrane
Waterproofing membrane dari bahan dasar bitumen polymer yang diperkuat dengan tulangan
non women polyester dengan ketebalan 3 – 4 mm.Dimana jenis ini memenuhi standart
ASTM D 36 dan ASTM D 5

3.3 Contoh bahan.


Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan jaminan pemasok yang
menegaskan bahwa material tersebut dapat disediakan sesuai dengan yang sudah disepakati.

3.4 Pengujian
1. Untuk membuktikan bahwa material tersebut memenuhi syarat, maka Kontraktor wajib
mengadakan uji bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk KONSULTAN
PENGAWAS. Untuk ini Kontraktor harus memperoleh rekomendasi dari laboratorium
sebelum memulai pekerjaan.
2. Kontraktor wajib melakukan percobaan-percobaan seperti dengan cara memberi air di
atas permukaan yang diberi lapisan kedap air dengan cara dan prosedur seperti yang
ditentukan oleh Pemasok atau cara yang disyaratkan oleh peraturan internasional.
3. Kontraktor harus membuat mock up sebelum pekerjaan dilaksanakan di lokasi pekerjaan.

3.5 Pengiriman dan Penyimpanan Bahan


1. Bahan yang dikirim ke proyek harus dalam keadaan baik dan masih tersegel dengan segel
pabrik.
2. Bahan harus disimpan di tempat yang cukup dan memadai, terlindung, tertutup, tidak
lembab, kering dan bersih sesuai dengan persyaratan pabrik.
3. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan, baik sebelum
atau selama pelaksanaan, dan bahan yang rusak tersebut tidak dibenarkan untuk
digunakan.

4. Syarat-syarat Pelaksanaan

4.1 Persetujuan bahan


Semua bahan sebelum dipesan harus disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS. Untuk itu
Kontraktor harus memberikan contoh bahan dan brosur lengkap termasuk cara
pemasangannya agar disetujui. Persetujuan tersebut tidak membebaskan tanggung jawab
Kontraktor akan kualitas dan kesempurnaan pekerjaan.

4.2 Metode pelaksanaan


Sebelum pekerjaan ini dimulai, Kontraktor harus mengusulkan metode pelaksanaan dan
pengawasan yang akan dilakukan. Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dan syarat-syarat dari pabrik yang tertera pada brosur teknis. Pekerjaan baru dapat
dilakukan jika tenaga akhli dari pabrik sudah siap di lokasi pekerjaan.

4.3 Tenaga ahli


Pemasok material waterproofing harus menyediakan seorang ahli yang berpengalaman selama
pekerjaan berlangsung. Biaya yang dibutuhkan untuk itu harus sudah termasuk pada saat
penawaran dimasukkan. Pekerjaan harus dihentikan jika tenaga ahli tidak berada di lapangan.

40
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

4.4 Gambar kerja


Di dalam gambar kerja harus tergambar secara jelas ditail dan lokasi siar pelaksanaan sesuai
dengan rekomendasi pabrik. Demikian juga untuk lokasi yang sulit, maka detail-detail harus
tergambar secara jelas di dalam gambar kerja.

4.5 Waktu pemasangan waterproofing Integral


Waterproofing ini hanya boleh digunakan setelah dicampur terlebih dahulu dengan beton
sesuai aturan pemakaian.Setelah merata beton siap dicor kelokasi yang akan di cor. Setelah itu
tetap dilakukan perawatan beton dengan curing compound atau yang lainnya.

4.6 Waterstop.
Keberhasilan suatu beton kedap air banyak ditentukan oleh jenis waterstop yang digunakan.
Untuk itu Kontraktor harus menggunakan jenis waterstop sesuai dengan yang disyaratkan
oleh pemasok waterproofing. Pemasangan waterstop harus dilakukan sesuai dengan yang
disyaratkan. Biaya untuk pengadaan dan pemasangan waterstop harus sudah diperhitungkan
di dalam penawaran pekerjaan waterproofing. Waterstop yang digunakan adalah jenis
bentonite dengan ukuran 2.5 x 3 cm.

4.7 Siar pelaksanaan.


Posisi siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga proses pengecoran dan
juga pemasangan waterstop tidak terganggu/ sulit. Jika tidak tercantum secara khusus pada
gambar rencana, pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop dengan tipe sesuai dengan
waterproofing yang dipakai. Lokasi siar pelaksanaan harus diusulkan oleh Kontraktor di
dalam gambar kerja dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

4.8 Pelindung waterproofing.


Waterproofing yang telah selesai dipasang harus dilindungi dengan pelindung waterproofing
agar waterproofing tidak rusak akibat goresan-goresan yang mungkin terjadi. Jika tidak
disebutkan secara khusus di dalam gambar rencana, maka pelindung waterproofing harus
terbuat dari adukan setebal minimal 50 mm, dibuat berpola dengan ukuran 3 X 3 meter
persegi. Celah di antara dua pola dibuat selebar 20 mm dan diisi dengan bahan bituminous
agar dapat mengantisipasi segala pergerakan yang mungkin terjadi. Pada lapisan screed
pelindung waterproofing harus diberi tulangan susut berupa kawat ayam.

4.9 Perbaikan waterproofing yang rusak.


Kalau terdapat kerusakan pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka Kontraktor
harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

5. Subkontraktor Waterproofing

5.1 Garansi sub Kontraktor.


Sub Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya kepada Kontraktor
Utama, sampai dengan saat-saat berakhirnya masa garansi, kecuali ditentukan lain dalam
kontrak.

41
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

5.2 Kerja sama dengan Kontraktor Utama.


Sub Kontraktor harus dapat bekerja sama dengan Kontraktor Utama dan Konsultan Pengawas.
Untuk itu Sub Kontraktor harus dapat menyesuaikan jadual pekerjaannya seperti yang sudah
direncanakan oleh Kontraktor Utama.

6. Gambar Kerja

6.1 Kontraktor bersama-sama dengan sub Kontraktor wajib membuat gambar kerja/ shop drawing
sesuai dengan gambar rencana dan sudah disesuaikan dengan keadaan sesungguhnya di
lapangan.

6.2 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.

6.3 Dalam shop drawing harus jelas dicantuKonsultan Pengawasan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.

6.4 Gambar kerja sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas.

7. Pengujian Mutu Pekerjaan

7.1 Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan/pengetesan terhadap hasil


pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman di atas permukaan yang
telah diberi lapisan kedap air. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

7.2 Pengujian harus dilakukan dengan merendam beton kedap air tersebut terus menerus selama
48 jam dan harus dipastikan tidak terjadi kebocoran pada masa ini.

7.3 Jika hasil uji dinyatakan gagal, maka Kontraktor harus segera memperbaiki segala kebocoran
yang terjadi, dan setelah itu pengujian harus diulangi hingga dicapai hasil yang baik. Segala
biaya yang timbul akibat kegagalan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

8. PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

1. Umum.
1.1 Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan baja berikut segala peralatan pendukung yang
dibutuhkan seperti tercantum dalam gambar struktur dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari spesifikasi lainnya.

1.2 Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang berpengalaman untuk pekerjaan ini
dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus mempunyai tenaga ahli yang
berpengalaman sehingga dapat mengatasi seluruh masalah lapangan dengan cepat dan benar.

42
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

1.3 Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan membuat surat pernyataan yang
menjamin bahwa personil yang diajukan akan berada di lokasi proyek selama pekerjaan
berlangsung.

1.4 Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan digunakan dalam
proyek ini dengan memperhatikan urutan dan kecepatan pekerjaan.

1.5 Kontraktor wajib menyediakan peralatan tersebut di lokasi pekerjaan tepat pada waktunya
sehingga tidak menghambat pekerjaan lainnya.

2. Lingkup Pekerjaan

2.1 Tenaga kerja, material dan peralatan.


Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi baja termasuk penyediaan tenaga kerja,
pengadaan bahan-bahan baik bahan dasar maupun bahan penyambung, peralatan baja dan
alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik dan
aman.

2.2 Pengukuran lapangan.


Pekerjaan pengukuran yang mencakup kondisi lapangan yang ada, seperti hasil pekerjaan
beton yang sudah dilaksanakan, maupun segala penyimpangan yang terjadi, sehingga dalam
gambar kerja diperlukan penyesuaian.

2.3 Tenaga ahli.


Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman di lokasi pekerjaan, sehingga
dapat menyelesaikan segala masalah yang timbul di lapangan secara cepat dan benar.

2.4 Gambar kerja/ shop drawings.


Kontraktor harus membuat gambar kerja secara ditail, sebelum pekerjaan dimulai, termasuk
penyesuaian dengan kondisi lapangan sampai mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.

2.5 Gambar terlaksana/ As built drawings.


Setelah pekerjaan dilaksanakan, Kontraktor wajib membuat gambar terlaksana sesuai dengan
struktur yang dilaksanakan, dan diserahkan kepada Pemberi Tugas sesuai dengan kontrak.

3. Peraturan - Peraturan

Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan
digunakan peraturan sebagai berikut :
1. Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung, SNI 03-1729-2002
2. American Institute of Steel Construction Specification (AISC)
3. American Society for Testing and Materials (ASTM)
4. American Welding Society - Structural Welding Code (AWS)
5. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI-1982)

43
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

4. Perhitungan Berat Konstruksi Baja

4.1 Berat jenis baja


Berat jenis baja adalah 7800 kg/m3. Satuan berat elemen baja adalah sesuai dengan yang
tercantum di dalam tabel pabrik pembuat.

4.2 Berat baja di dalam BQ.


Di dalam menghitung volume baja di dalam Bill of Quantity (BQ), berat baja dihitung
berdasarkan volume (berat) teoritis sesuai dengan gambar struktur. Berat sisa atau "waste"
akibat pemotongan atau pembentukan elemen-elemen struktur dan juga alat penyambung
seperti baut, las, angkur dan pelat buhul harus diperhitungkan di dalam analisa harga satuan.

5. Material

5.1 Baja
Jika tidak disebutkan secara spesifik di dalam gambar, maka semua material untuk konstruksi
baja harus menggunakan baja yang baru dan merupakan "Hot rolled structural steel" dengan
mutu baja ST 37 (PPBBI-83) atau ASTM A 36 atau SS 41 (JIS. U 3101-1970), yang memiliki
tegangan leleh (yield stress) minimal, Fy = 240 Mpa dan tegangan tarik (tensile stress) Fu =
400 Mpa. Baja jenis ini umum disebut baja karbon (Carbon Steel) yang mengandung karbon
antara 0.25 - 0.29 %. Semua material baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang
dan kerusakan lainnya, lurus, tidak terpuntir, tanpa tekukan, serta memenuhi syarat toleransi
sesuai dengan spesifikasi ini.

5.2 Baut.
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, baut penyambung yang digunakan adalah HTB A325
yang memiliki tegangan tarik putus nominal antara 105 - 120 ksi (735 - 840 Mpa). Baut
penyambung harus merupakan material baru, dan panjang ulir harus sesuai dengan yang
diperlukan. Jika tidak disebutkan khusus di dalam gambar maka baut yang dimaksud adalah
type A325-X (ulir terletak di luar bidang geser). Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-
masing 1 buah pada kedua sisinya. Mutu pelat ring harus sesuai dengan mutu baut.

5.3 Elektroda las.


Jika tidak disebutkan secara khusus di dalam gambar struktur, maka elektoda las yang
digunakan adalah E70XX, sesuai dengan lokasi penggunaannya.

5.4 Angkur.
Kecuali ditentukan lain di dalam gambar, maka angkur yang digunakan harus memiliki
kualitas BJTD 40, dengan panjang penjangkaran minimal sedalam 40 kali diameter. Angkur
harus memiliki ulir yang cukup sehingga pada saat digunakan benar-benar dapat berfungsi
secara benar.

5.5 Cat dasar/primer dan cat finish.


Seluruh material baja harus dilindungi dengan cat dasar Zinc Chromate dengan tebal seperti
tertera di dalam spesifikasi ini. Sedangkan untuk cat finish tertera di dalam spesifikasi teknis
arsitektur dan jika tidak disebutkan harus mengikuti ketentuan di dalam spesifikasi ini.

5.6 Angkur khusus.

44
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

Untuk menghubungkan elemen struktur beton lama dengan yang baru diperlukan suatu
angkur khusus. Angkur tersebut harus termasuk sebagai heavy duty anchor dengan sistem
adhesive (chemical). Kapasitas tarik dan geser angkur yang dipakai mengikuti apa yang
tercantum dalam gambar rencana.

6. Penggantian Profil/ Penampang

Pada prinsipnya dalam tahap perencanaan, profil yang digunakan adalah profil yang
diproduksi oleh pabrik. Apabila ternyata profil tersebut tidak tersedia, maka Kontraktor dapat
mengganti profil tersebut dengan profil lain yang disetujui oleh KP. Usulan perubahan
tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan yang menunjukkan bahwa profil pengganti
tersebut minimal sama kuat dan kakunya dengan profil yang digantikan. Juga harus
diperhatikan bahwa tinggi profil pengganti harus mempunyai tinggi maksimal sama dengan
profil original, sehingga tidak mengurangi ruang peralatan M&E. Walaupun perubahan profil
tersebut disetujui, Kontraktor tetap harus mengantisipasi perubahan tersebut, agar tidak terjadi
klaim terhadap waktu pelaksanaan maupun biaya.

7. Toleransi dimensi, panjang dan kelurusan

7.1 Toleransi dimensi


Dimensi yang tercantum di dalam gambar rencana adalah dimensi sesuai dengan yang tertera
di dalam tabel pabrik pembuat baja. Di dalam pembuatan terjadi variasi yang menyebabkan
terjadinya perbedaan dengan dimensi rencana. Perbedaan terhadap panjang, lebar serta tebal
diizinkan sebesar harga terkecil antara 1/32 inci (0.75 mm) atau 5 % dari dimensi rencana.

7.2 Toleransi panjang.


Untuk elemen baja (balok, kolom) yang dipasang merangka satu terhadap lainnya, toleransi
panjang diizinkan sebesar 1/16 inci (1.50 mm) untuk elemen dengan panjang kurang dari 9.00
meter dan sebesar 1/8 inci (3.00 mm) untuk panjang lebih dari 9.00 meter.

7.3 Toleransi kelurusan


Kelurusan dari elemen baja dibatasi sebesar 1/500 bentang di antara 2 titik tumpunya, kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Perencana.

8. Uji material

8.1 Contoh Material.


Kontraktor wajib menyediakan contoh material (baja, baut dan lain lain) untuk diuji pada
laboratorium yang disetujui oleh KP/ Konsultan Pengawas. Segala biaya pengujian harus
termasuk di dalam penawaran yang diajukan.

8.2 Uji pengelasan.


Apabila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, maka akan dilakukan testing pada hasil
pengelasan. Tipe dan jumlah test untuk pengelasan disesuaikan dengan kebutuhan sesuai
AWS serta dilakukan atas biaya Kontraktor.

45
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

9. Syarat-syarat Pelaksanaan

9.1 Gambar kerja/ shop drawing.


Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan
dan menyerahkan gambar kerja untuk diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas. Bilamana
disetujui, Kontraktor dapat mulai pekerjaan fabrikasinya. Pemeriksaan dan persetujuan
Konsultan Pengawas atas gambar kerja tersebut hanya menyangkut segi kekuatan struktur saja
seperti :
1. Ukuran/dimensi profil, ketebalan plat-plat, ukuran/jumlah baut/las, tebal pengelasan.
Ketepatan ukuran-ukuran panjang, lebar, tinggi atau posisi dari elemen-elemen
konstruksi baja yang berhubungan dengan pengangkutan menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Dengan kata lain walaupun semua gambar kerja telah disetujui Konsultan
Pengawas, tidaklah berarti mengurangi atau membebaskan Kontraktor dari tanggung
jawab ketidak tepatan serta kemudahan dalam erection elemen-elemen konstruksi baja.

2. Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak diperkenankan.

3. Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang diperlukan untuk
keperluan montase serta cara-cara montase yang direncanakan.

9.2 Fabrikasi
1. Selama proses fabrikasi Konsultan Pengawas harus menempatkan staffnya yang
berpengalaman dalam fabrikasi baja secara penuh untuk mengawasi pelaksanaan
fabrikasi di bengkel kerja Kontraktor.

2. Kontraktor harus memberikan Fabrication Manual Procedure termasuk Procedur Quality


Control kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

3. Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan oleh tukang-tukang


yang berpengalaman dan diawasi oleh mandor-mandor yang ahli dalam konstruksi baja.

4. Semua elemen-elemen harus difabrikasi sesuai dengan ukuran-ukuran dan/atau bentuk


yang diinginkan tanpa menimbulkan distorsi-distorsi atau kerusakan-kerusakan lainnya
dengan memperhatikan persyaratan untuk penanganan sambungan-sambungan serta las
di lapangan dan sebagainya.

5. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan rapi dan


pemotongan besi harus dilakukan dengan alat pemotong (brender) atau gergaji besi.
Pemotongan dengan mesin las sama sekali tidak diperbolehkan.

9.3 Tanda-tanda pada konstruksi baja


1. Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dengan kode yang
jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.

2. Kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.

46
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

3. Pelat-pelat sambungan dan bagian elemen lain yang diperlukan untuk sambungan-
sambungan di lapangan, harus dibaut/diikat sementara dulu pada masing-masing elemen
dengan tetap diberi tanda-tanda.

9.4 Pengelasan
1. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC Specification dan baru dapat
dilaksanakan setelah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Pengelasan
harus dilakukan dengan las listrik, bukan dengan las karbit.

2. Kawat las yang dipakai adalah harus dari produk yang disetujui oleh KP. Ukuran kawat
las disesuaikan dengan tebal pengelasan.

3. Kontraktor harus menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan hasil pengalaman
yang baik dalam dalam melaksanakan konstrksi baja sejenis. Hal ini harus dibuktikan
dengan menunjukkan sertifikat yang masih berlaku.

4. Kontraktor harus memperhatikan dengan seksama tipe dan ukuran las yang tercantum di
dalam gambar (las sudut, las tumpul dan lain-lain), dan Kontraktor harus mempunyai alat
untuk mengukur tebal las sehingga dengan mudah dapat diketahui apakah tebal las sudah
sesuai dengan gambar atau tidak.

5. Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak, karat dan bekas-
bekas potongan api yang kasar dengan menggunakan mechanical wire brush dan untuk
daerah-daerah yang sulit dapat digunakan sikat baja. Bekas potongan api harus
dihaluskan dengan menggunakan gurinda agar permukaan baja menjadi baik. Kerak
bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.

6. Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi dan
tegangan residual pada elemen konstruksi baja yang dilas. Pengelasan pada pertemuan
elemen-elemen yang padat seperti pada tumpuan harus dilakukan dengan teknik
preheating.

7. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu kali),
maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan
dahulu dari kerak-kerak las/slag dan percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las yang
berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.

8. Untuk memudahkan pelaksanaan serta mendapatkan mutu pengelasan yang baik, maka
pada dasarnya semua pekerjaan pengelasan harus dilakukan di bengkel. Bila akan
mengadakan pengelasan lapangan harus seijin tertulis dari Konsultan Pengawas.

9. Perhatian khusus diberikan pada pengelasan yang dilakukan di lapangan (field weld),
dimana posisi dari tukang las harus sedemikian sehingga dapat dengan mudah
melakukan pengelasan dengan hasil yang baik tanpa mengabaikan keselamatan kerja.

10. Pada semua pengelasan harus dilakukan pemeriksaan visual untuk mengetahui apakah :
a. persiapan pengelasan sudah dilakukan dengan baik (bersih, gap yang cukup dan lain-
lain).

47
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

b. las yang ada tidak berpori, undercut, retak permukaan atau cacat-cacat lain.
c. ukuran dan tipe las sudah sesuai gambar.

11. Pada jumlah lokasi 30% dari seluruh lokasi pengelasan juga harus dilakukan "Liquid
Penetrant Test" sesuai dengan AWS D 1.1-90. Lokasi pengetesan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.

12. Apabila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas atau apabila ada keraguan terhadap
hasil "Liquid Penetrant Test" tersebut, maka Konsultan Pengawas dapat meminta pada
Kontraktor untuk juga melakukan Radiographic Test sesuai dengan AWS D 1.1-90.

13. Laboratorium uji las yang ditunjuk harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan
semua biaya pengujian las menjadi tanggung jawab Kontraktor.

9.5 Baut penyambung dan Angkur.


1. Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap baut pada laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas, sebelum Kontraktor memesan baut yang akan dipakai.

2. Jumlah baut yang diuji untuk masing-masing ukuran adalah minimum 3 (tiga) buah.

3. Walaupun test baut tersebut memenuhi syarat, Konsultan Pengawas berhak untuk
meminta diadakan uji baut lainnya dengan jumlah 1 (satu) baut dari setiap 250 baut yang
digunakan. Biaya pengujian baut tersebut ditanggung oleh Kontraktor.

4. Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameter baut. Jika
tidak disebutkan secara khusus di dalam gambar, maka diameter lubang baut maksimal
1.60 mm (1/16 inci) lebih besar dari diameter baut. Kontraktor tidak boleh membuat
lubang baru di lapangan tanpa seijin Konsultan Pengawas.

5. Pembuatan lubang baut harus memakai bor, untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10
mm, boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak
diperkenankan.

6. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan dengan kunci momen torsi yang
sebelumnya sudah dikalibrasi, sebagai berikut :

Diameter Baut Torsi


(inci) (mm) (lbs.ft) (kg.m)
½ 12 90 12,454
5/8 16 180 24,908
¾ 19 320 44,287
7/8 22 470 65,038
1 25 710 98,249
1 1/8 28 960 132,844
1¼ 32 1.350 186,872
1½ 38 2.580 357,018

48
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

7. Setiap pengencangan baut harus dilakukan sampai mencapai gaya tarik baut sesuai
dengan spesifikasi AISC. Pelaksanaannya harus diawasi secara langsung oleh Konsultan
Pengawas.

8. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling
sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir
baut tersebut. Panjang baut yang tidak memenuhi syarat ini harus diganti dan tidak boleh
digunakan.

9. Untuk menghindarkan adanya baut yang belum dikencangkan maka baut-baut yang
sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat.

10. Percobaan Pengangkatan di Bengkel

Untuk memudahkan pengangkatan konstruksi baja di lapangan, maka disyaratkan agar


dilakukan percobaan pengangkatan di pabrik (workshop assembly), sehingga dapat diketahui
dengan jelas mengenai ketepatan/keakuratan elemen-elemen konstruksi baja yang terpasang
berikut sambungan-sambungannya. Percobaan tersebut penting untuk dilaksanakan, agar
dapat diketahui dengan pasti ketepatan ukuran dan juga kekuatan konstuksi baja tersebut,
serta dapat dilakukan penyempurnaan sebelum baja tersebut dipasang pada tempatnya.

11. Metode Pengangkatan

11.1 Waktu pengajuan.


Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pengangkatan dimulai, Kontraktor harus
mengajukan secara tertulis permohonan untuk hal ini. Metode dan skedul pengangkatan
tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Metode pengangkatan harus mencakup
antara lain :
1. Rencana pengiriman baja dari bengkel.
2. Lokasi penyimpanan elemen baja yang hendak dipasang.
3. Alat-alat bantu yang digunakan berikut perlengkapannya.
4. Urut-urutan pengangkatan.
5. Langkah pengamanan selama pengangkatan berlangsung.
6. Pengaku sementara untuk pengaman konstruksi selama pengangkatan berlangsung.
7. Skedul pengangkatan elemen-elemen baja.
8. Perlengkapan yang diperlukan sebelum dan selama pengangkatan.

11.2 Pemeriksaan akhir sebelum pengiriman.


Kontraktor harus membuat jadual rencana pengiriman dari pabrik ke lapangan kepada
Konsultan Pengawas. Dengan jadual tersebut, Konsultan Pengawas dapat mengatur waktu
untuk pemeriksaan akhir sebelum baja dikirim. Setiap pengiriman tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu dapat ditolak oleh Konsultan Pengawas dan risiko biaya serta akibat lainnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

11.3 Lokasi penempatan baja di lapangan.


Penempatan elemen baja di lapangan harus pada tempat yang kering/ terlindung sehingga
elemen-elemen tersebut tetap dalam kondisi baik hingga terpasang. Konsultan Pengawas

49
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

berhak untuk menolak elemen-elemen baja yang rusak karena salah penempatan atau rusak
akibat proses apapun juga.

11.4 Waktu pengangkatan.


Pengangkatan elemen-elemen baja hanya boleh dilaksanakan setelah metode dan jadual
pengangkatan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

11.5 Posisi angkur dll.


Sebelum pengangkatan dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali dudukan/ posisi
angkur-angkur baja untuk memastikan bahwa semuanya dalam kondisi baik dan tidak
mengalami kerusakan, demikian juga dengan jarak dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.
Perhatian khusus dalam pemasangan angkur-angkur untuk rangka baja dimana jarak-
jarak/kedudukan angkur-angkur harus tetap dan akurat untuk mencegah ketidak cocokan
dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selama pengecoran angkur-angkur tersebut tidak
bergeser, misalnya dengan mengelas pada tulangan kolom/balok atap.

11.6 Keselamatan di lapangan.


Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya di lapangan. Untuk itu
Kontraktor harus menyediakan ikat pinggang pengaman, topi pengaman, sarung tangan dan
alat lain yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung.

11.7 Kegagalan pengangkatan


Kontraktor harus merencanakan pengangkatan ini dengan baik dan mempersiapkan segala alat
penunjang agar proses pengangkatan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Kegagalan
pengangkatan akibat kelalaian maupun sebab lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya, baik terhadap biaya maupun waktu.

11.8 Kerusakan elemen baja


Secara prinsip elemen baja yang rusak baik karena salah pemotongan maupun tidak
memenuhi toleransi yang disyaratkan tidak diizinkan untuk digunakan pada proyek ini,
kecuali diizinkan oleh KP.

11.9 Tenaga ahli untuk pengangkatan.


Untuk proses pengangkatan di lapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli dalam
bidang konstruksi baja yang senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan ini.
Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.

11.10 Las lapangan.


Secara prinsip las di lapangan sedapat mungkin dihindarkan. Jika pengelasan harus dilakukan
di lapangan dengan alasan tertentu, maka Kontraktor wajib membuktikan bahwa hasil las
lapangan tersebut secara teknis memenuhi syarat. Untuk itu Kontraktor harus mengusulkan
cara pengujian atas hasil las lapangan ini, agar dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas. Uji
las tersebut meliputi antara lain tebal las, kualitas las dan kepadatan las.

50
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

12. Pengecatan

12.1 Persiapan Pengecatan


Semua permukaan elemen baja sebelum dicat harus bebas dari :
1. lapisan mill, yaitu lapisan tipis mengkilap yang berasal dari pabrik baja.
2. karat
3. minyak dan bahan kimia lainnya.
4. kotoran yang akan mempengaruhi kualitas pengecatan.

Pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan "mechanical wire brush" (sikat baja
mekanis) dan tidak boleh menggunakan sikat baja manual, kecuali hanya untuk permukaan-
permukaan yang betul-betul tidak dapat dijangkau oleh "mechanical wire brush" tersebut,
sebelum pengecatan dilakukan. Pembersihan dengan menggunakan sand blasting sangat
dianjurkan, terutama untuk permukaan baja yang mengalami korosi.

12.2 Pengecatan Primer/Dasar


Setelah persiapan pengecatan seperti tersebut di atas, elemen baja dicat dasar sebagai berikut
:
Item Cat Dasar
Tipe Zinc Chromate
Setara dengan ICI atau
Merk
Danapaint
Ketebalan 35 micron
Cat dilakukan di Workshop/ pabrik

Apabila cat dasar yang sudah dilakukan belum sempurna, maka Kontraktor wajib
memperbaiki kondisi ini dengan melakukan pembersihan atas cat dasar tersebut dan
pengecatan diulang kembali sesuai dengan prosedur yang ada.

12.3 Cat Finish.


Jika tidak disebutkan secara khusus maka cat finish harus dilakukan 2 (dua) kali dengan
ketentuan sebagai berikut :
Item Cat Finish I Cat Finish II
Tipe Cat dov Cat dov
Setara dengan ICI atau Setara dengan ICI atau
Merk
Danapaint Danapaint
Ketebalan 30 micron 30 micron
Cat dilakukan di Pabrik Pabrik

Sama seperti cat dasar, maka cat finish I maupun cat finish II baru boleh dilaksanakan setelah
lapisan cat-cat sebelumnya betul-betul kering. Kontraktor wajib melakukan pengecatan
sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan. Hasil yang tidak sempurna,
harus diperbaiki dan Kontraktor bertanggung jawab atas segala risiko yang terjadi.

12.4 Pemeriksaan tebal cat.


Untuk memeriksa tebal cat, Kontraktor harus menyediakan alat ukur khusus untuk itu.

51
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

12.5 Baja yang dibungkus dan baja sementara.


Khusus untuk elemen baja yang akan dibungkus beton atau baja yang tidak permanen, maka
bagian permukaan tersebut hanya dicat dengan cat dasar saja.

13. Anti Lendut

Secara umum konstruksi baja harus difabrikasi dengan memperhatikan anti lendut khususnya
untuk kuda-kuda dan kantilever. Besarnya anti lendut adalah minimum sama dengan
besarnya lendutan akibat beban mati. Besarnya anti lendut tersebut dapat dilihat pada
gambar atau jika tidak disebutkan secara khusus besarnya adalah sebesar 1/350 kali bentang.

52
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

BAB III
SYARAT-SYARAT TEKNIS KHUSUS
PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. PEKERJAAN LANTAI
1.1. PEKERJAAN SUB LANTAI

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing lantai pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan

1. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 150-78A.

2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.

3. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/ 0075-75.

4. Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82 pasal 9, AFNOR P18-303
dan NZS-3121/1974.

5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI 1971 (NI-2) PUBI
1982 dan (NI- 8).

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus di serahkan contoh-
contohnya, untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas/MK.

2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan
harus disetujui Direksi Pengawas.

3. Untuk pasangan sub lantai yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir urug dibawahnya
harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata
permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimal.

4. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan kerikil atau split dengan
perbandingan 1 : 3 : 5.

53
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

5. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 5 cm atau sesuai yang ditentukan/ disyaratkan
dalam detail gambar.

6. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas. Kecuali pada lantai ruangan-ruangan yang
disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya diperhatikan mengenai kemiringan sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas/MK.

1.2. PEKERJAAN LANTAI SCREED

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan lantai screed dilakukan meliputi bawah finishing lantai keramik dan untuk seluruh
detail seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan

1. Semen Portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type dari satu hasil produk yang
disetujui Direksi Pengawab serta memenuhi syarat-syarat dalam NI-8 SII 0013-8± dan
ASTM C150-78A.
2. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 11 dan SII 0404-
80.
3. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 9, AFNOR P18-303 dan NZS
3121/1974.
4. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam NI-2, NI-8
dan PUBI 1982.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan
contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas/MK untuk mendapatkan persetujuan.

2. Apabila dianggap perlu Direksi Pengawas/MK dapat meminta untuk mengadakan tes-tes
laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar
persetujuan bahan. Seluruh biaya tes laboratorium menjadi tanggung jawab
Kontraktor/Pemborong sepenuhnya.

3. Lantai screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton tumbuk atau plat beton telah
dibersihkan dari segala kotoran debu dan bebas dari pengaruh pekerjaan yang lain

4. Setelah dibersihkan alas lapisan dibasahi (semalam dan setelah kering dilapis cairan semen
Calbond (air semen maksimum 20 menit, selanjutnya screed dicor).

54
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

5. Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan PC (semen) dan pasir yang
memenuhi syarat-syarat seperti yang telah ditentukan.

6. Lapisan atas/finish lantai screed adalah acian PC (semen) tanpa campuran bahan lain yang
dilapiskan keseluruh permukaan lantai dan diratakan tebal acian minimal 2 mm setelah
diratakan dan dilicinkan.

7. Tebal adukan lantai screed termasuk acian minimal dibuat 4 cm atau sesuai yang ditentukan
oleh Direksi Pengawas/MK dari adukan 1 pc : 5 pasir. Permukaan lantai screed harus betul-
betul rata kecuali bila disyaratkan lain beban cacat (retak-retak).

8. Sebagai persiapan sebelum lantai screed dilakukan alas lantai screed harus dibersihkan
dengan sikat kawat dan air supaya agregat muncul dan memberi ikatan yang baik dengan
screed. Cara lain adalah membuat permukaan beton menjadi kasar dengan cara yang disetujui
Direksi Pengawas/MK.

9. Perataan dan Compaction.


Screed harus dicompact dengan beam vibrator dan perhatian harus diberikan pada ujung-
ujung yang sering tertinggal. Bila perataan diperlukan (untuk finishing yang
membutuhkannya) perataan dengan papan screed harus menunggu minimum 1,5 jam
maksimum 2,5 jam untuk menghindari pendebuan permukaan screed. Toleransi perbedaan
tinggi dalam satu ruang besar maksimum 15 mm. Toleransi perbedaan antara 2 jalur
maksimum 1 mm.

1.3. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan lantai keramik meliputi semua ruang yang ditunjuk dalam gambar dan yang
disetujui Direksi Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan

1. Jenis :
Menggunakan keramik ex. Roman atau setara dengan kualitas SNI dan disetujui Direksi
Pengawas/MK

2. Warna :
a. Akan ditentukan kemudian.
b. Untuk masing-masing warna harus seragam
c. Warna yang tidak seragam harus diganti/dibongkar.

55
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

3. Ketebalan : Sesuai merk dan ukuran yang digunakan


4. Finishing : Tidak berglazur
5. Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.
6. Mutu : Tingkat I (satu)
7. Bahan pengisi : Grout semen berwarna/Ibagrout/tile grout. Warna bahan pengisi sesuai
dengan warna keramik yang dipasang

8. Bahan perekat : Adukan spesi 1PC : 3 pasir ditambah bahan perekat/Ibafix.

9. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,


NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.

10. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan air
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.

c. Syarat-Syarat Pelaksanaan

1. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan


contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada
Direksi Pengawas/MK.

2. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola
keramik yang disetujui Direksi Pengawas/MK.

3. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak
bernoda.

4. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 pasir dan di tambah bahan perekat seperti yang
disyaratkan. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.

5. Jarak antara unit - unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama
lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar
serta petunjuk MK, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama
dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.

6. Siar - siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan/persyaratan, warna bahan pengisi
sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.

7. Pemotongan unit - unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.

8. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.

56
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

9. Sebelum keramik di pasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air sampai
jenuh.

10. Pinggulan pasangan keramik harus dilakukan dengan gurinda, sehingga diperoleh hasil
pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang sempurna.

1.4. PEKERJAAN LANTAI PAVING BLOK

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan “Sub-grade” dan lantai kerja
sesuai dengan seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

3. Kemiringan lantai dibuat kearah pembuangan air seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

4. Meliputi area ruang luar pada bangunan dan yang disebutkan/ditunjukan pada gambar dan
disetujui Direksi Pengawas / MK

b. Persyaratan Bahan

1. Semua material yang akan digunakan harus memenuhi standart SII, terutama pada hal-hal:
Kekuatan, Ukuran, Perubahan warna (Strenght K 300, tebal minimal 8 cm) type & pola
pemasangan seperti ditunjukkan dalam gambar.

2. Material Paving Blok yang digunakan setara dengan merek „Conblock Internusa‟ atau
„Cisangkan‟ atau lainnya dan disetujui Direksi Pengawas / MK.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus di serahkan contoh-
contohnya, untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas/MK.

2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan
harus disetujui Direksi Pengawas/MK

3. Untuk pasangan Paving Blok yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir urug „Sub-grade‟
dan lantai kerja dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai
persyaratan) dan memiliki kemiringan permukaan 2,5% dan telah mempunyai daya dukung
maksimal. sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas/MK.

57
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

4. Pekerjaan-pekerjaan dibawah tanah, lubang servise, dan lainnya harus dikerjakan dan
diselesaikan sebelum pekerjaan Paving Block dilaksanakan.

5. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor di wajibkan membuat shop drawing dari pola paving
block untuk disetujui Direksi Pengawas/MK.

6. Jarak antara unit-unit pemasangan paving block yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama
lebar maksimum 5 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk Direksi Pengawas/MK, yang
membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebarnya, untuk siar-siar yang berpotongan
harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

7. Pertemuan unit paving block dengan curb, trotoir, harus menggunakan key block dan
pemotongan harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang
bersangkutan

8. Areal pamasangan paving block harus dipadatkan dengan „plate vibrator‟ ukuran plate 0,3 – 0,5
m2 dan mempunyai tekanan sentrifugal 1,6 – 2,0 ton. Pemadatan dilakukan 3 kali sebelum siar-
siar di isi pasir, setelah itu di padatkan dan diratakan beberapa kali dengan „roller‟ 3 ton.

9. Area paving block tidak boleh digunakan sebelum seluruh area selesai dan terkunci.

10. Untuk setiap paving block, toleransi deviasi tidak lebih dari 6 mm dan perbedaan ketinggian
setiap blok tidak lebih dari 2 mm.

11. Seluruh pekerjaan paving blok harus bebas dari kotoran semen maupun oli.

12. Selama pemasangan dan setidaknya 3 hari setelah selesainya pekerjaan, seluruh area paving
blok harus tertutup dari lalu lintas dan pekerjaan lainnya.

1.5. PEKERJAAN LANTAI FLOOR HARDENER

a. Lingkup Pekerjaan

Dilakukan pada permukaan lantai :


- Area parkir dalam gedung
- Ruang Genset
- Ruang Pompa
- R. Panel
dan semua yang ditunjuk/disebut pada gambar dan disetujui Direksi Pengawas / MK.

b. Persyaratan Bahan

1. Bahan : Non Metalic Floor Hardener, ex Sika atau setara dengan kualitas SNI dan disetujui
MK.
2. Jenis bahan dari Non-Metalic Aggregates tanpa campuran bahan lain, dari proses bahan-bahan
sesuai ketentuan atau yang dipersyaratkan dari pabrik, pengerjaannya dilakukan selapis demi
selapis, warna harus stabil, tahan terhadap beban, tahan getaran dan goresan ringan, dapat

58
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

mencegah adanya/terjadinya retak-retak pada permukaan lantai, tidak mudah kotor, mudah
dalam perawatan, dapat menahan kerusakan-kerusakan permukaan lantai, tahan lama serta tidak
licin.
3. Warna natural

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Pekerjaan pelapisan Floor Hardener dilakukan setelah ada persetujuan dari Perencana/MK.
Pengerjaannya sesuai dengan yang dipersyaratkan dari pabrik yang bersangkutan, sehingga
dapat diperoleh hasil pekerjaan bermutu baik dan memberikan kepuasan kepada perencana /MK.

2. Sebelum pekerjaan dilakukan, Kontraktor harus menyerahkan beberapa contoh bahan, warna
dan contoh percobaan pekerjaan dari beberapa macam hasil produk kepada MK untuk disetujui
dalam pelaksanaan.

3. Contoh bahan, warna dan contoh percobaan pekerjaan yang telah disetujui Perencana/MK akan
dipakai sebagai standar dalam pemeriksaan dan penerimaan bahan/hasil pekerjaan yang
dikerjakan oleh kontraktor.

4. Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan contoh bahan/hasil contoh pekerjaan di Direksi
Keet serta harus senantiasa menjaga keamanannya.

5. Bidang permukaan lantai harus rata , tidak terdapat retak-retak, tidak ada lubang dan celah-
celah yang terjadi pada permukaan lantai harus ditutup dengan adukan semen pasir (trasram)
sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.

6. Setelah pengecoran beton selesai, kemudian taburkan floor hardener pada saat permukaan beton
masih dalam keadaan basah.

7. Lakukan perataan Floor Hardener dengan menggunakan Roskam Steenlees sampai merata
diseluruh permukaan lantai beton.

8. Tunggu sampai beton lantai yang sudah di cor dengan semen menjadi setengah kering dan
apabila diinjak tidak amblas (meninggalkan bekas).

9. Kemudian melakukan perapihan (finishing) beton dengan mesin trowel dan Roskam Besi
sampai selesai, agar hasilnya benar-benar rapi.

10. Lanjutkan dengan pekerjaan Coating Curing Coumpound dengan menggunakan Roller

11. Pekerjaan Floor Hardener yang telah terpasang harus dihindarkan dari terjadinya kerusakan
akibat dari adanya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang lain. Kontraktor harus bertanggung
jawab atas kesempurnaan dalam hasil pekerjaan yang dilakukannya.

59
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

2. PEKERJAAN DINDING
2.1. PEKERJAAN DINDING BATU BATA

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.

2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan

1. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan yang disetujui Direksi
Pengawas/MK. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam NI-10.

2. Batu bata/batu merah yang digunakan ukuran 10x10x20 cm dengan mutu terbaik, siku dan
sama ukuran, sama warna serta disetujui Direksi Pengawas/MK.

3. Semen Portland yang digunakan harus dari satu merk produk, mutu I dan memenuhi syarat-
syarat dalam NI-8.

4. Pasir aduk harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.

5. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur/ minyak/asam
basa serta memenuhi PUBI-1982 Pasal 9.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Direksi Pengawas/MK.

2. Seluruh dinding dari pasangan batu bata/bata merah, dengan aduk campuran 1pc : 5 pasir
pasang, kecuali pasangan batu bata semen trasram/rapat air.

3. Untuk dinding semen trasram/rapat air dengan adukan campuran 1 PC : 3 pasir pasang, yakni
pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai minimum 20 cm diatas
permukaan lantai setempat, dan sampai setinggi minimal 200 cm untuk daerah shower dan
minimal 180 cm untuk daerah yang lain di atas permukaan lantai setempat dan untuk sekeliling
dinding ruang-ruang basah (pantry, kamar mandi, WC) serta pasangan batu bata dibawah
permukaan tanah jika ada.

4. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga jenuh.

60
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

5. Setelah bata terpasang, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu
lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air.

6. Dinding batu bata yang akan diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar
dibersihkan.

7. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24 lapis
perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal 1/2 batu yang
luasnya maksimal 9 m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan
kolom ukuran 13 x 13 cm, dari tulangan pokok 4 diameter minimal 10 mm, beugel diameter 6
mm jarak 20 cm, jarak antara kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga) meter.

8. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali tidak
diperkenankan.

9. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus diberi
penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan
baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-
kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Direksi Pengawas/MK.

10. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua atau lebih.

11. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 13 cm
setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat,
rapi dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.

12. Pasangan batu bata semen trasram bawah permukaan tanah/lantai harus diberi pen dengan
adukan 1 PC : 3 pasir.

13. Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada arah diagonal dinding
seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester).
Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1cm (sebelum diaci/diplester).

2.2. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

a. Lingkup Pekerjaan

1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata bagian dalam dan bagian
luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar dan disetujui Direksi
Pengawas / MK.

61
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

b. Persyaratan Bahan

1. Semen Portland yang di gunakan harus dari satu produk, mutu I dan yang disetujui MK serta
memenuhi NI-8.

2. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.

3. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10. - Campuran (aggregate) untuk plester harus dipilih yang
benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan melalui ayakan 1,6 -
2,0 mm.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 5 pasir, kecuali pada dinding
batu bata trasram/rapat air.

2. Pada dinding batu bata trasram/rapat air di plester dengan aduk campuran 1PC :3 PS (yang
dilakukan pada sekeliling dinding ruang pantry, kamar mandi, WC dan bagian-bagian yang
ditentukan/disyaratkan dalam detail gambar).

3. Pasir pasang yang di gunakan harus di ayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang
dipersyaratkan.

4. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan
di setujui Direksi Pengawas/MK.

5. Semen Portland yang di kirim ke proyek lapangan harus dalam keadaan tertutup atau dalam
kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam
keadaan utuh dan tidak ada cacat.

6. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, dan bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.

7. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas/MK untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/ persyaratan dari pabrik yang
bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya
sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.

8. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site/lapangan yang telah


disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.

9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus
segera melaporkan kepada Direksi Pengawas/MK. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan
pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan diselesaikan.

62
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

10. Tebal plesteran 1,5 – 2 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar.

11. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat plesteran pada bagian yang diijinkan Direksi Pengawas/MK.

12. Untuk setiap pertemuan permukaan dalam satu bidang datar yang berbeda jenisnya, harus
diberi/dibuat nat (tali air) dengan ukuran lebar 7 mm dalamnya 5 mm, kecuali bila ditentukan
lain.

13. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang
homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering betul).

14. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-
tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari
terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penyerapan air
secara cepat.

15. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulang / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya Kontraktor selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik/ Pemakai.

2.3. PEKERJAAN DINDING KERAMIK


a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan dinding keramik ini dilakukan pada toilet dan seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan
1. Jenis
Keramik buatan dalam negeri, merk Roman atau merk lain yang setara dan disetujui Direksi
Pengawas/MK.

2. Warna :
a. Akan ditentukan kemudian.
b. Warna yang ditentukan harus seragam.

3. Ketebalan : Sesuai merk dan ukuran yang digunakan

4. Finishing : Berglazuur (untuk dinding)

5. Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.

63
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

6. M u t u : Tingkat I (satu)

7. Bahan pengisi : Grout semen berwarna sesuai dengan warna keramik yang
digunakan/Ibagrout/tile grout

8. Bahan perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir di tambah bahan perekat/Ibafix.

9. Ukuran : - Untuk dinding pantry 20 x 20 cm dengan pola


pemasangan sesuai detail gambar.
- Untuk dinding toilet karyawan dan toilet lain
yang disebutkan pada gambar 20 x 25

10. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai peraturan-peraturan ASTM, NI-19,
PUBI 1982 pasal 31 dan SII - 0023-81.

11. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan air
harus memenuhi syarat- syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.

12. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada Direksi
Pengawas/MK.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat gambar dari pola keramik yang
disetujui Direksi Pengawas/MK.

2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda.

3. Adukan pengikat dengan campuran 1PC : 3 pasir dan ditambah bahan perekat seperti yang
telah disyaratkan.

4. Bidang permukaan pasangan dinding keramik, harus benar - benar rata.

5. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama lebar
maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk
Direksi Pengawas/MK, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama
dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.

6. Siar-siar di isi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan bahan, warna bahan pengisi
sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.

7. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.

64
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

8. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda pada permukaan
keramik, hingga betul-betul bersih.

9. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding atau hal-hal
lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

10. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air sampai jenuh.

11. Pinggulan pasangan keramik harus di lakukan dengan alat gurinda, sehingga diperoleh hasil
pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang sempurna.

12. Keramik yang terpasang harus di hindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3 x 24
jam dan di lindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.

2.4. PEKERJAAN DINDING PARTISI GYPSUM


a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat - alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.

2. Meliputi seluruh pekerjaan dinding partisi, sesuai yang ditunjukan dalam gambar dan
disetujui Direksi Pengawas/MK.

b. Material

1. Gypsum :
Ketebalan yang dipakai 12 mm tidak retak atau pecah/melengkung mempunyai lapisan
luas Paver Coved dipasang sesuai dengan gambar teknis dengan mempergunakan
rangka metal hollow dan sekrup, sambungan antara gypsum board memakai compound .
Gypsum yang digunakan ex JAYA BOARD atau setara dengan kualitas SNI.

2. Rangka Partisi
- Rangka partisi menggunakan Steel Stud Drywall System ex. Boral atau setara
dengan kualitas SNI dan disetujui Direksi Pengawas / MK.
- Ukuran rangka lebar 51 cm, merupakan bahan anti karat (zinkalum)
- Jarak antar rangka 60 x 60 cm atau sesuai yang disyaratkan oleh produk yang
digunakan.
- Area yang ada unit indoor / out door AC atau elemen interior yang lain di beri
rangka double sebagai penguat.
- Bahan-bahan pelengkap seperti sekrup, baut, mur, paku metal fittings yang akan
berhubungan dengan udara luar dibuat dari besi yang digalvanisasi.
- Berkas-berkas pekerjaan harus dikikir sampai halus dan rata permukaan.
- Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda agar tidak terjadi kesalahan
pemasangan.

65
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

c. Persyaratan Bahan

1. Contoh-contoh barang atau bahan harus ditunjukan kepada Konsultan Perencana dan
Direksi Pengawas/MK untuk disetujui sebelum mulai pelaksanaan.

2. Bahan dan barang harus tersedia di lapangan/site sesuai dengan jadwal pelaksanaan,
semua barang dan bahan harus disimpan ditempat yang kering memakai alas dan
dijauhkan dari tempat-tempat yang lembab dan air hujan.

3. Semua barang pekerjaan yang telah selesai dan diperiksa tapi belum diserahkan harus
dijaga, dipelihara keutuhannya oleh pelaksana. Apabila terjadi kerusakan barang akibat
pelaksana, maka kerusakan tersebut harus diperbaiki tanpa menjadi beban tambahan
kepada pemilik.

2.5. PEKERJAAN DINDING PARTISI KACA FRAMELESS


a. Lingkup Pekerjaan

1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan semua dinding partisi kaca frameless sesuai yang
disebutkan/ditunjukkan pada gambar dan yang disetujui Direksi Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan

1. Kaca tempered tebal 12 mm, warna bening ex Asahimas atau setara dan disetuji Direksi
Pengawas / MK
2. Apabila tidak dimungkinkan pemasangan kaca dengan cara biasa, maka harus
digunakan suspended system (system kaca dijepit dan digantung di atas)

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar


dan membuat shop drawing terlebih dahulu dan disetujui oleh Direksi Pengawas / MK
meliputi detail gambar, lokasi, merk, kualitas bentuk/ukuran.

2. Cara Pemasangan harus sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar dan dapat
dipastikan kekokohan dan kerigidannya,

3. Pertemuan dengan bidang dinding dan atau dinding kaca harus rapi, rapat, tidak
bercelah dan tegak lurus

4. Sekeliling tepi kaca yang terlihat berbatasan dengan dinding dan pertemuan antar kaca
agar diberi sealant mutu baik supaya kedap air dan suara.

66
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

2.7. PEKERJAAN DINDING PARTISI KACA RANGKA ALUMUNIUM


a. Lingkup Pekerjaan

1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan ini meliputi :


Rangka Partisi dinding kaca aluminium serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjuk-
kan dalam gambar serta shop drawing dari Kontraktor yang disetujui Direksi
Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan

1. Bahan kusen menggunakan profil alumunium ex. YKK Alumico Indonesia atau setara
dengan finish natural anodized.

2. Ukuran profil : Untuk rangka dinding partisi, lebar 75 mm, tebal minimal 1,8 mm

3. Nilai deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm

4. Konstruksi rangka aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail
gambar termasuk bentuk dan ukurannya.

5. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk
toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.

6. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil


harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela,
pintu dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit di
dapatkan warna yang sama.

7. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian sehingga diperoleh hasil yang
telah dirangkai untuk partisi mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
 untuk tinggi dan lebar 1 mm.
 untuk diagonal 2 mm.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan


kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi dengan skala
gambar 1 : 1, untuk sebagian tipe kusen yang ditentukan oleh Direksi Pengawas/MK.

67
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

2. Proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat lengkap
dahulu shop drawing dengan petunjuk Direksi Pengawas/MK meliputi gambar denah,
lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.

3. Semua rangka dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai ukuran dan kondisi
lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk


menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.

5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata.

6. Akhir bagian rangka harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap
dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang
sesuai dengan gambar.

7. Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate setebal minimal 2
mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.

8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/
stainles steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air
dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 100 kg/m2. Celah antara kaca dan
sistem kosen aluminium harus ditutup oleh sealant.

9. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana rangka aluminium akan
kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan
harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.

10. Toleransi pemasangan kosen aluminium di satu sisi dinding adalah 10 - 25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.

11. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum rangka
kosen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang
melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass.

12. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber

13. Sekeliling tepi rangka yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan suara.

14. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.

68
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

2.8. PEKERJAAN DINDING PANEL ALUMUNIUM COMPOSITE

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanaan pekerjaan pemasangan panel aluminium composite
pada luar bangunan atau seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

2. Meliputi seluruh pekerjaan panel aluminium, sesuai yang ditunjukan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan

1. Contoh-contoh barang atau bahan harus ditunjukan kepada Konsultan Perencana dan
Direksi Pengawas/MK untuk disetujui sebelum mulai pelaksanaan.

2. Bahan dan barang harus tersedia di lapangan/site sesuai dengan jadwal pelaksanaan,
semua barang dan bahan harus disimpan ditempat yang kering memakai alas dan
dijauhkan dari tempat-tempat yang lembab dan air hujan.

3. Semua barang pekerjaan yang telah selesai dan diperiksa tapi belum diserahkan harus
dijaga, dipelihara keutuhannya oleh pelaksana. Apabila terjadi kerusakan barang akibat
pelaksana, maka kerusakan tersebut harus diperbaiki tanpa menjadi beban tambahan
kepada pemilik.

b. Material

1. Aluminium Sandwich Cladding panel Non Combustible mineral, diantara 2 lapis


aluminium alloy, dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Ketebalan panel : 4 mm
- Berat : 4,7 kg/m2
- Tensile strength : 4700 psi
- STC : 27 (ASTM E 90)
2. Bahan composite harus tahan terhadap api / tidak mudah terbakar.

3. Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.

4. Bahan yang digunakan dari produksi Alcopanel atau setara dengan kualitas SNI yang
disetujui Direksi Pengawas / MK.

5. Contoh - contoh :
Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada direksi lapangan
untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.

69
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

e. Pelaksanaan

1. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dikerjakan
kepada direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

2. Aluminium composite yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu macam
produk saja.

3. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan Bantu untuk mempermudah


serta mempercepat pamasangan dengan hasil pemasangan yang akurat, teliti dan tepat
pada posisinya.

4. Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus dan tepat pada
posisinya.

5. Metode pemasangan antara lain :


- Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda
- Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang dengan sekrup
- Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistim ikatan pinggir.

6. Frekuensi pembersihan dan perwatan serta pemilihan bahan pembersih yang cocok
sangat bergantuing pada lokasi gedung dan kondisi permukaan. Pembersihan dapat
dilaksanakan dengan air dan spons atau sikat lembut. Apabila pengotoran lebih berat
bisa ditambahkan diterjen netral.

7. Setelah pemasangan, dilakukan penutupan celah-celah antara panel dengan bahan


caulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian Bab caulking
dan sealant dalam persyaratn ini.

8. Penyimpanan :
Pada palet atau laci ketinggian 2 meter untuk penumpukan hendaknya tidak dilampaui
dan selalu dijaga dalam kondisi kering.

9. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi, kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya
tambahan.

10. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Panel Composite harus merupakan hasil
pekerjaan yang rapih dan tidak bergelombang.

11. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 10 tahun terhadap sinar
matahari dari pabrik pembuatannya berupa sertifikat jamianan.

70
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

3. PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA


3.1. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA FRAMELESS

b. Lingkup Pekerjaan

1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan semua pintu kaca Frameless, dinding kaca frameless,
pintu dan kaca yang disebutkan/ditunjukkan pada gambar serta shop drawing dari
Kontraktor yang disetujui Direksi Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan

1. Pintu kaca dan jendela kaca frameless menggunakan kaca tempered tebal 12 mm warna
bening ex Asahimas atau setara dan disetujui Direksi Pengawas / MK

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar


dan membuat shop drawing terlebih dahulu dan disetujui oleh Direksi Pengawas / MK
meliputi detail gambar, lokasi, merk, kualitas bentuk/ukuran.

2. Cara Pemasangan harus sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar dan dapat
dipastikan kekokohan dan kerigidannya,

3. Pertemuan dengan bidang dinding dan atau dinding kaca harus rapi, rapat, tidak
bercelah dan tegak lurus

4. Sekeliling tepi kaca yang terlihat berbatasan dengan dinding dan pertemuan antar kaca
agar diberi sealant mutu baik supaya kedap air dan suara.

3.2. PEKERJAAN KUSEN PINTU/JENDELA ALUMUNIUM


a. Lingkup Pekerjaan

1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan ini meliputi :


Rangka jendela (seluruh kusen dan rangka pintu/jendela alumunium serta seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari Kontraktor yang
disetujui Direksi Pengawas/MK.

71
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

b. Persyaratan Bahan

1. Bahan kusen menggunakan profil alumunium ex. YKK Alumico Indonesia atau setara
dengan finish natural anodized.

2. Ukuran profil : Untuk kusen jendela, lebar minimal 70 mm, tebal minimal 1,8 mm
Untuk kusen pintu, lebar minimal 75 mm, tebal minimal 2 mm

3. Nilai deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm.

4. Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail
gambar termasuk bentuk dan ukurannya.

5. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil tes, minimum
100 kg/m2.

6. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15m3/hari dan terhadap tekanan air
15kg/m2 yang harus disertai hasil tes.

7. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.

8. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil


harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela,
pintu dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit di
dapatkan warna yang sama.

9. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian sehingga diperoleh hasil yang
telah dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut :
 untuk tinggi dan lebar 1 mm.
 untuk diagonal 2 mm.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan


kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi dengan skala
gambar 1 : 1, untuk sebagian tipe kusen yang ditentukan oleh Direksi Pengawas/MK.

2. Proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Direksi Pengawas/MK meliputi
gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.

3. Semua frame kusen, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai
ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

72
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk


menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.

5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata.

6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap
dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang
sesuai dengan gambar.

7. Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate setebal minimal
2 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.

8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/
stainles steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air
dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 100 kg/m2. Celah antara kaca dan
sistem kosen aluminium harus ditutup oleh sealant.

9. Disyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan


sebagai berikut :
9.a Dapat menjadi kosen untuk kaca mati.
9.b Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan dapat dipasang door closer.
9.c Sistem kosen dapat menampung pintu kaca frameless.
9.d Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan di atas.

10. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kosen aluminium akan
kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan
harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.

11. Toleransi pemasangan kosen aluminium di satu sisi dinding adalah 10 - 25 mm


yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.

12. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum rangka
kosen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang
melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass.

13. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin.Penggunaan ini pada swing door dan double
door.
14. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan suara.

15. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.

73
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

3.3. PEKERJAAN DAUN JENDELA KACA RANGKA ALUMUNIUM


a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.

2. Pekerjaan daun jendela kaca rangka alumunium meliputi seluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar yang disetujui Direksi Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan
1. Rangka pintu dan jendela :
Menggunakan profil alumunium ex. YKK atau setara dengan finish natural anodized
yang sesuai dengan kualitas SNI dan disetujui Direksi Pengawas/MK.

2. Bahan panel :
a. Untuk panil di gunakan bahan kaca dari produk dalam negeri ex Asahi Mas atau
setara, mutu AA, dan yang memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 63 &
SII 0189-78.
b. Digunakan kaca berwarna atau clear (sesuai yang dinyatakan gambar) tebal
minimum 6 mm untuk bagian dalam (interior) dan tebal 8 mm untuk bagian luar
(exterior) yang disetujui Direksi Pengawas/MK.

3. Accessories :
Segala peralatan pelengkap ( sekrup, angkur) harus digalvanis, atau sesuai yang
disyaratkan dari pabrik yang bersangkutan.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor di wajibkan untuk meneliti gambar -


gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang - lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, lay out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.

2. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan - bahan pintu di tempat


pekerjaan harus di tempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

3. Harus di perhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu dan penguat lain
agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan /menjaga kerapihan, tidak
boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

4. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi


Pengawas/MK, tanpa meninggalkan bekas /cacat pada permukaan rangka yang
tampak. Untuk daun pintu/jendela kaca setelah dipasang harus rata, dan semua
peralatan dapat ber fungsi dengan baik.

74
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

3.5. PEKERJAAN PINTU BESI (PINTU TAHAN API)

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat - alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.

2. Pekerjaan pembuatan pintu besi ini meliputi ruang tangga Kebakaran dan juga ruang
Pompa serta seluruh detail yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar dan disetujui
Direksi Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan

1. Daun pintu besi dan fire door digunakan merk MOSLER, BOSTINCO atau setara
dengan kualitas SNI dan disetujui Direksi Pengawas / MK

2. Baja untuk pintu besi tebal 1,6 mm double sided dan untuk filler adalah rockwool
yang dipadatkan, di kedua sisinya dipasang triplex 6 mm. Ketebalan daun pintu adalah
55 mm.

3. Untuk kosen pintu bahan yang digunakan berbentuk C sistim, dibuat dari plat baja 2,3
mm. Sekeliling kusen memakai karet agar suara tidak masuk, di dalam ruangan adalah
50-55 dB, sesuai dengan spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan, atau sesuai shop
drawing yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas/MK.

4. Pada waktu daun pintu tertutup, di bagian bawah pintu terpasang seal metal sehingga
tidak dapat dilalui asap.

5. Finishing untuk pekerjaan ini adalah cat duco atau setara yang sesuai dengan kualitas
SNI dan sesuai persetujuan Direksi Pengawas/MK.

6. Untuk fire door persyaratan bahan mengikuti produk yang digunakan.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar


yang ada dan menyesuaikan dengan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang pintu).

2. Perhatikan koordinasi dengan pekerjaan lain baik yang sudah dan yang belum
terpasang terutama untuk pekerjaan-pekerjaan sparing bilamana ada.

3. Kontraktor diwajibkan mengajukan shop drawing dengan mengikuti ukuran, bentuk,


mekanisme pemukaan pintu sesuai yang diminta oleh Perencana.

75
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

4. Semua bahan dan pekerjaan yang terpasang sebelum dan sesudah pekerjaan
dilaksanakan harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas/MK. Bilamana pekerjaan
ini tidak memenuhi persyaratan Kontraktor wajib membongkar dan dengan biaya atas
tanggungan Kontraktor.

5. Dihindarkan adanya pengelasan-pengelasan kecuali dinyatakan lain, las hanya dapat


dilakukan dengan las khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.

6. Toleransi pintu maksimal 3 mm dari bawah dan 1,9 mm dari atas.

7. Pintu besi dan fire door terpasang sesuai dengan yang dipersyaratkan dan yang telah
disetujui MK.

8. Cara pemasangan dan accessories yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi pabrik
dengan memperhatikan mekanisme pembukaan pintu sesuai yang dipersyaratkan oleh
Direksi Pengawas/MK.

9. Setiap engsel daun pintu harus terpasang lengkap sempurna dan harus sesuai dengan
produk pabrik yang mengeluarkan.

10. Semua sistem dan mekanismenya harus berfungsi dengan sempurna.

11. Daun pintu harus dapat dibuka dengan sempurna apabila terjadi kemacetan, harus
dibongkar dan diperbaiki atas biaya Kontraktor.

12. Permukaan rangka dari pintu-pintu baja harus dibersihkan diratakan dan dihaluskan
sebelum diberi finishing.

13. Sebelum dicat, pintu dan rangkanya diberi phosphate treatment.

14. Setelah terpasang, belum boleh untuk tempat lalu lalang sampai cukup kokoh berdiri
di tempatnya.

B. IV. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


a. Lingkup Pekerjaan

1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.

2. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat


yang dipasang pada daun pintu dan daun jendela serta seluruh detail yang di
sebutkan/ditentukan dalam gambar.

76
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

b. Persyaratan Bahan

1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam
pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Direksi Pengawas.

2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan pabrik.

3. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda terbuat dari pelat aluminiun yang
tertera nomor pengenalnya.

4. Pelat ini di hubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak
kunci harus di sediakan sebuah lemari anak kunci dengan 'backed enamel finish' di
lengkapi kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor-nomor pengenal.
Lemari ini harus menggunakan engsel piano serta dilengkapi denah.

5. Perlengkapan daun pintu :

a. Engsel ( butt hinges ) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu tunggal dan 2 x 3
buah untuk pintu double, pada daun jendela minimum di pasang 2 buah setiap
daunnya, menggunakan engsel merk Cisa, type/serie 414, atau merk lain yang
setara atau ditentukan lain dan disetujui Direksi Pengawas/MK.

b. Material dari bahan stainless steel dengan paku sekrup kembang bahan sama dengan
bahan engsel, finish satin stainless steel atau satin chromium.

c. Peralatan dari seluruh daun pintu yang telah di syaratkan/ ditentukan dalam
gambar, di pasang peralatan - peralatan dari merk CISA atau KEND atau merk lain
yang setara dengan kualitas SNI, yaitu :

 pintu menggunakan Cylinder CISA 08510-07 US 14 atau setara dengan kualitas


SNI
 Handle menggunakan CISA HRE 75.30 atau setara dengan kualitas SNI
 Pintu Utama atau pintu lain dengan kaca Framless menggunakan kunci tanam
merk DORMA atau setara dengan kualitas SNI
 Pintu WC menggunakan Handle BARELT BOLT KEND SKT 751 dan
Cylinder US 32 D atau setara dengan kualitas SNI
 Pintu Shaft menggunakan Handle Khusus untuk pintu shaft atau setara dengan
kualitas SNI
 Lock Case menggunakan Cisa 52110 atau setara dengan kualitas SNI
 Hinges menggunakan KEND SEL0007 atau setara dengan kualitas SNI
 Door Closer menggunakan CISA Seri 60410 untuk pintu bias dan CISA Seri
60511 untuk pintu besi atau setara dengan kualitas SNI

d. Door Closer yang digunakan type hidrolic, outomatic back check dengan
'adjustable force'. Pengatur kecepatan closing dan latch, di kehendaki jenis 'hold -
open', yaitu pintu dapat menutup secara regular dan dapat berhenti dalam posisi

77
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

terbuka dengan sudut buka tertentu seperti yang di kehendaki ruang-ruang yang
membutuhkan seperti yang tertera pada pelengkap gambar.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Semua peralatan yang akan di gunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh - contohnya kepada Direksi Pengawas/MK untuk
mendapatkan persetujuan.

2. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

3. Apabila di anggap perlu, Direksi Pengawas dapat meminta mengadakan tes- tes
laboratorium yang di lakukan terhadap contoh - contoh bahan yang diajukan sebagai
dasar persetujuan.

4. Seluruh biaya tes laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

5. Engsel atas di pasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah.
Engsel bawah di pasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas.
Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

6. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.

7. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang
menempel pada kunci harus di bersihkan dan dihilangkan sama sekali.

8. Pemasangan door closer pada batang kosen dan daun pintu, di atur sedemikian
rupa sehingga pintu selalu menutup rapat pada kosen pintu, serta dapat berfungsi
dengan baik.

9. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop
dari merk dan type seperti yang telah di syaratkan, dipasang dengan baik pada
lantai dengan menggunakan sekrup dan nylon plug.

10. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu
sama.

11. Penarik pintu ( handle ) dipasang 100 cm ( as ) dari permukaan lantai setempat atau
sesuai gambar dan disetujui Direksi Pengawas/MK.

12. Posisi 'lock' dan 'latch' harus di ajukan oleh kepada Direksi Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.

78
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

5. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
5.1. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUM BOARD
a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan langit-langit gypsum ini dilakukan meliputi :


Seluruh Area lantai satu (Banking Hall) dan sebagian lantai-lantai lainnya, serta
sesuai gambar dan disetujui Direksi Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan

1. Gypsum Board tebal 9 mm ex Jaya Board atau setara yang sesuai dengan kualitas
SNI dan disetujui Direksi Pengawas / MK.

2. Untuk daerah Toilet/Overstek (luar) digunakan:


- Gypsum Water Resistant ex. Jaya Board atau setara yang sesuai dengan kualitas SNI
dan disetujui Direksi Pengawas / MK.

3. Untuk semua rangka plafond menggunakan hollow 40x40x0.4 mm

4. Pola pemasangan : Sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.

5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam


PUBI 82 pasal 38, memenuhi SII.0404 - 81 dan NI-5.

c. Persyaratan Pelaksanaan

1. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan


contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari MK.

2. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui Direksi Pengawas/MK.

3. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).

4. Pada pekerjaan langit - langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini.

5. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas


langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna.

79
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

6. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan


perlengkapan instalasi yang diperlukan.Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak
tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada gambar-
gambar instalasi yang lain (Elektrikal, AC dan lain-lain). Untuk detail pemasangan
harus konsultasi dengan MK.

7. Pola pemasangan langit-langit asbes sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

8. Penggantung rangka utama harus dapat diatur ketinggiannya, jarak penggantung


maksimum 120 cm.

9. Rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm.

10. Pemasangan gypsum pada rangka dengan galvanize "self tapping screw" berjarak 30
cm.

11. Pada sambungan gypsum digunakan semen pengisi sesuai rekomendasi pabrik,
yang sebelumnya ditutup dengan non fabric material minimum lebar 5 cm.

12. Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil ukuran sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar, dari bahan alumunium yang difinish sesuai yang
disyaratkan.

13. Kontraktor harus memperhitungkan pemasangan gypsum pada drop ceiling area
Banking Hall sedemikian rupa sehingga lampu tersembunyi (hidden lamp) tidak
terlihat secara visual dari bawah.

5.2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUM TILE


a. Lingkup Pekerjaan

 Untuk menjamin tersedianya bahan pada waktunya, bahan harus dipesan paling lambat
3 (tiga) bulan sebelum dipasang, untuk mana Kontraktor harus menunjukan penegasan
pesanan setelah contoh bahan disetujui oleh Konsultan MK dan Perencana.

 Untuk menjaga mutu dan kwalitas bahan yang terpasang, pemasangan harus
dilaksanakan oleh agen yang resmi ditunjuk oleh pabrik.

b. Persyaratan Bahan
1. Gypsum tile yang dipakai adalah Gypsum Tile ukuran 120 x 60 ex. Jaya Board atau
setara yang sesuai dengan kualitas SNI.

2. Digunakan pada area kerja lantai dua atau sesuai yang ditunjukkan pada gambar dan
disetujui Direksi Pengawas / MK .

80
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

c. Persyaratan Pelaksanaan

1. Rangka Langit-langit

 Rangka merupakan „grid‟ yang terdiri dari profil-profil berbentuk T (tee) yang terdiri atas
profil utama (maintee), profil penghubung (cross tee) dan lis-lis tepi D.4 mm, dengan
gesper pengatur ketinggian.

 Semua batang profil untuk rangka langit-langit telah diseleksi dengan baik, lurus dan rata.
Tidak ada bagian yang bengkok atau melengkung atau cacat-cacat lainnya. Semua bahan
yang akan dipasang harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan MK.

 Seluruh rangka langit-langit digantung pada plat beton atas balok kawat penggantung
seperti telah disebutkan sebelumnya. Kawat penggantung diakitkan pada pelat besi yang
dipaku dengan ramset ke plat beton/balok beton.

 Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan harus rata, lurus dan
waterpass. Tidak ada bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka harus saling
tegak lurus.

2. Penutup Langit-Langit Gypsum Tile

 Bahan gypsum tile terbuat dari bahan yang mempunyai ketahanan terhadap perambatan
api dan penghantaran panas serta tahan terhadap air serta lendutan ketebalan bahan 1/2”
(12 mm), ukuran nominal 60 x 120 cm atau ukuran lain seperti yang ditentukan dalam
gambar. Warna dan jenis permukaanakan ditentukan kemudian oleh Perencana,
berdasarkan pilihan warna yang ada.

 Gypsum Tile yang dipasang adalah yang telah dipilih dengan baik, bentuuk dan ukuran
tiap unit harus sama dan tidak ada bagian yang retak, sumbing atau cacat-cacat lainnya
dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan MK.

 Sebelum pemasangan, panel-panel papan gypsum harus disimpan di ruang dimana panel-
panel tersebut akan dipasang, selama 4 jam. Tujuannya agar panel-panel tersebut
menyesuaikan diri dengan suhu dan kelembaban ruangan. Untuk mencegah
melengkungnya panel akibat variasi suhu dan kelembaban yang besar selama dan setelah
pemasangan, disarankan pada setiap permukaan belakang panel direkatkan 2 (dua) buah
besi siku pengaku secara diagonal.

 Gypsum tile dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu dan
setelah dipasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpass dan tidak
bergelombang. Sambungan antara unit-unit harus merupakan garis lurus dan rata.

81
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

6. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

Pekerjaan Penutup Atap Bitumen Korugasi setara Onduline Roof :


1. Penutup atap dan bubungan dipakai adalah atap Onduline ,
2. Sebelum dipasang Kontraktor Pelaksana / Pemborong harus mengajukan contoh atap
kepada Konsultan Pengawas / Direksi Lapangan,
3. Pemasangan atap harus dilaksanakan dengan cara yang benar sehingga didapatkan hasil
yang maksimal,
4. Cara pemasangan atap harus sesuai dengan brosur yang dikeluarkan oleh produsen
material atap tersebut.

a. Lingkup Pekerjaan

 Untuk menjamin tersedianya bahan pada waktunya, bahan harus dipesan paling lambat
3 (tiga) bulan sebelum dipasang, untuk mana Kontraktor harus menunjukan penegasan
pesanan setelah contoh bahan disetujui oleh Konsultan MK dan Perencana.

 Untuk menjaga mutu dan kualitas bahan yang terpasang, pemasangan harus
dilaksanakan oleh agen yang resmi ditunjuk oleh pabrik.

b. Persyaratan Bahan

1. Penutup atap yang dipakai adalah Penutup Atap Bitumen Korugasi type Ondulaine
Classic ukuran 200cm x 95cm ex. Onduline Roof atau setara yang sesuai dengan
standard yang berlaku/keluaran pabrik.
- Ukuran Lembaran : 200cm x 95cm
- Berat Lembaran : 6,4kg
- Ketebalan : 3mm
- Warna Tersedia : Black, Red, Green & Brown (akan
ditentukan kemudian)
- Pallet – 300 lembar : 2,003m x 950mm x 1,5m high
- Berat : 2000kg
- Volume : 2,89m3
- Pallet – 420 lembar : 2,003m x 950mm x 2.05m high
- Berat : 2792kg
- Volume : 3,95m3

2. Digunakan pada area kerja atap Mess Atlet atau sesuai yang ditunjukkan pada gambar
dan disetujui Direksi Pengawas / MK .

c. Persyaratan Pelaksanaan

1. Persiapan rangka dudukan.


Dudukan harus memiliki ukuran yang tepat agar dapat memberikan topangan diantara
kaso-kaso. Set dudukan di titik tengah kaso-kaso seperti ditunjukkan pada gambar di
sebelah kiri. Tempatkan rangka dudukan pengisi pada kaso-kaso yang bersilangan
dengan rangka dudukan hingga rangka dudukan penuh berbentuk persegi.

82
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

2. Pemotongan.
Tandai lembaran dengan spidol, kemudian potong menggunakan gergaji yang ujungnya
diminyaki. Akan lebih baik jika dipotong menggunakan gergaji mesin.

3. Layout lembaran.
Mulai memasang lembaran pada sisi yang terjauh dari arah terpaan angin. Untuk deretan
atap berikutnya, potong lembaran setengah (secara vertikal), dan gunakan potongan
tersebut di tepi agar deret membentuk pola layout seperti memasang batu bata.

4. Pemakuan.
Gunakan hanya Paku Berkepala Pengaman pada rangka atap; periksa apakah sisi dan
ujung lembaran sudah benar. Gunakan benang penggaris agar pemasangan tetap rata.
Paku ditancapkan di setiap gelombang lembaran pada rangka dudukan dan pada ujung-
ujung pertemuan dua sisi lembaran yang saling bertumpuk (overlap), serta pada salah
satu sisi pertemuan vertikal. Tancapkan juga pada setiap gelombang yang bertemu
rangka dudukan.

5. Detail talang air.


Jarak maksimum lembaran menjorok diatas saluran talang adalah 7cm. Kurangi jarak
rangka dudukan pertama dari tepian secukupnya.

6. Penopang talang air.


Dikembangkan untuk digunakan pada sistem Oversheeting dan Ondutile, penopang
talang curahan air ini dapat juga digunakan untuk mengurangi jarak lembaran yang
menjorok di atas saluran talang.

7. Pemasangan unit bubungan.


Tempatkan papan bubungan dan rangka dudukan penopang. Pasang rangka dudukan
penopang kedua, dengan posisi sesuai kerapatan atap. Lembaran atap dan bubungan
kemudian dapat dipasang.
Mulai pasang bubungan pada bagian atap yang terjauh dari arah terpaan angin dan buat
tumpukan (overlap) 12.5cm. Gunakan benang penggaris untuk meluruskan, kemudian
paku pada setiap gelombang.

8. Pemasangan tepian / list plang (1).


Pasang dan kencangkan rangka atap pada bagian tepian / list plang yang bersinggungan
dengan bagian akhir atap. Unit tepi kemudian dapat dipasang dan dipaku pada
posisinya.
Alternatif lainnya, pasang papan yang bersinggungan dengan bagian bawah gelombang
terakhir lembaran di bagian tepi dan bagian gelombang yang menjorok. Lipat dan paku
pada posisinya.

9. Unit talang dalam / jurai atap.


Pasang papan perbatasan jurai atap / rangka penyesuai pertemuan, kemudian luruskan
dengan salah satu, apakah Onduline, Metal atau Unit Jurai Atap GRP yang telah
dibentuk sebelumnya. Kedalaman vertikal jurai atap adalah 7.5cm.

83
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

7. PEKERJAAN SANITAIR

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat
bantu lainnya yang di perlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan sanitair ini dipasang pada toilet dan ruang lain yang dinyatakan/ditunjukkan
pada gambar dan disetujui Direksi Pengawas/ MK.

b. Persyaratan Bahan

1. Toilet Banking Hall dan ruang pimpinan dan serta ruang lainnya yang ditunjuk pada
gambar dan disetujui oleh Direksi Pengawas/MK menggunakan merk TOTO atau setara
dengan kualitas SNI, yaitu :
 Lavatory menggunakan type LW 523 J warna putih
 Lavatory Faucet menggunakan type TX 116 LE
 P-Trap menggunakan type THX 1A – 6N
 Stop Valve menggunakan type TL 511 C1 (X2)
 Supporting Fitting menggunakan type TX 809 L
 Closet duduk menggunakan type dual flush Sonata CW 661 JT1 / SW 516 JP /
TX 212 CWS / TC warna putih
 Jet Spray menggunakan type TX 403 SW3
 Floor Drain menggunakan type TX 1 A
 Kran menggunakan type T 23 B 13 V7
 Paper Holder menggunakan type TS 116 R
 Urinoir menggunakan type U 57 M
 Shower menggunakan type TX 401 SB ( toilet ruang Pimpinan)
 Double Rob Hook menggunakan type TS 118 WS
 Kaca Cermin menggunakan kaca yang dibevel, frameless, ukuran sesuai dengan
lapangan/gambar arsitek
 Top Table Wastafel Homogeneous Tile (ukuran disesuaikan), warna setara De
Uero Grace Golden Black.

2. Toilet lain menggunakan produk Toto atau merk lain yang setara dengan kualitas SNI
yang disetujui oleh Direksi Pengawas/MK, yaitu :
 Lavatory menggunakan type LW 660 CJ warna putih
 Lavatory Faucet menggunakan type TX 101 LB
 P-Trap menggunakan type THX 1A – 5N
 Stop Valve menggunakan type TL 511 C1 (X2)
 Closet duduk menggunakan type CW 420 J / SW 516 STD warna putih
 Closet jongkok / Flush valve menggunakan type CE 6 / TV 150 NWV12 warna
putih
 Jet Spray menggunakan type TX 403 SW3
 Floor Drain menggunakan type TX 1 A

84
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

 Paper Holder menggunakan type TS 116 R


 Urinoir menggunakan type U 57 M
 Double Rob Hook menggunakan type TS 118 WS
 Kaca Cermin menggunakan kaca yang dibevel, frameless, ukuran sesuai dengan
lapangan/gambar arsitek
 Top Table Wastafel Homogeneous Tile (ukuran disesuaikan), warna setara De
Uero Grace Type Golden Black

3. Ruang Wudhu menggunakan produk Toto atau merk lain atau setara dengan kualitas
SNI yang disetujui oleh Direksi Pengawas/MK, yaitu :
 Kran Wudhu menggunakan type T 23 B13
 Floor Drain menggunakan type TX 1A

4. Pantry menggunkan Kran type T 23 BQ 13 N

5. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan didapatkan di pasaran,


kecuali bila ditentukan lain.

6. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai


dengan yang telah di sediakan oleh pabrik.

7. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku ini.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas/MK


beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang
tidak di setujui harus di ganti tanpa biaya tambahan.

2. Jika dipandang perlu di adakan penukaran / penggantian bahan pengganti harus di


setujui Direksi Pengawas/MK berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.

3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.

4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar Arsitektur dengan gambar spesifikasi
dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Direksi
Pengawas/MK.

5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada


kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan .

6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk


kesempurnaan hasil pekerjaan.

85
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

7. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi


selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan di sebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.

8. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempurna, rapi dan


lancar dipergunakannya .

8. PEKERJAAN RAILING BESI, RAILING STAINLESS STEEL


a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjan ini meliputi menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapainya hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Meliputi pekerjaan railing pada tangga entrance, tangga utama dan tangga
service/pegawai sesuai seluruh detail yang ditunjukkan/ disebutkan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan

1. Railing Besi :
- Dari bahan besi mutu terbaik produksi dalam negeri atau yang setara dengan
kualitas SNI yang disetujui Direksi Pengawas.
- Bentuk / ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. Bahan besi harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 112 dan ASTM
D-B. 42-75.
- Finishing dari seluruh permukaan railing besi adalah cat duco.

2. Railing Stainless Steel :


- Bahan Stainless Steel AISI 24 ex Japan atau setara dengan kualitas SNI .
- Finishing Satinless hair line dan finishing Kayu adalah melamik natural atau yang
lain dan disetujui Direksi Pengawas / MK.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Seluruh pekerjaan dibengkel harus merupakan pekerjaan yang berkualitaas tinggi,


seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga
semua komponen dapat dipasang dengan tepat dilapangan.

2. Pengelasan konstruksi harus dilakukan sesuai gambar konstruksi dan harus


mengikuti prosedur/persyaratan-persyaratan dalam AWS dan AISC Spesification.

3. Hasil pengecatan dan warna yang dihasilkan, harus baik, merata dan tidak terjadi
cacat/noda akibat pemasangan. Bila terjadi kerusakan, perbaikan segera dilakukan tanpa
tambahan biaya.

86
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

9. PEKERJAAN PENGECATAN
9.1. PEKERJAAN PENGECATAN DINDING
a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yang
ditunjukan/disebutkan dalam gambar, dan disetujui Direksi Pengawas / MK.

b. Persyaratan Bahan

1. Bahan lapisan/coating dasar : Mill putih dari produk lokal, merk Dulux atau merk lain
yang setara dan semen portland yang baik.

2. Bahan cat Lime Wash mix untuk ruang luar (exterior) terdiri atas :
2.a Kapur Gamping (Rock Lime) disiplin yang baik dan bersih.
2.b Garam Dapur (NaCl)
2.c Semen Warna
2.d Bondcrete

3. Cat exterior gedung menggunakan ex. Dulux Color Dove Weatershield 40140 M atau
setara dengan kualitas SNI yang disetujui Direksi Pengawas / MK.

4. Cat Dinding menggunakan ex. Dulux Pearl Glow warna Lake stone atau setara dengan
kualitas SNI yang disetujui Dierksi Pengawas / MK

5. Pengencer : Air bersih 20 %.

6. Pengeringan : Minimum setelah 2 jam lapis berikutnya dapat dilakukan.

7. Sistem Pengecatan : Minimal 2 lapis

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Bahan-bahan yang di pergunakan, sebelum di gunakan terlebih dahulu harus di


serahkan contoh - contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari MK/Konsultan
Perencana.

2. Kontraktor harus menyerahkan contoh hasil pengecatan dalam bentuk dami/contoh


kepada Direksi Pengawas/MK untuk mendapat persetujuan.

87
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

3. Semua bidang dinding, kecuali bagian yang diexpose, dilapis/dirender dengan pola
acale menggunakan “Skin Cost” Mill Putih, yang merupakan campuran 7 bagian
Mill putih dan 2 bagian semen.

4. Bidang pengecatan siap di cat setelah di plamur terlebih dahulu. Sebelum di


plamir, plesteran harus betul - betul kering, tidak ada retak-retak dan telah
disetujui Direksi Pengawas/MK.

5. Untuk permukaan, dinding exterior dicat dengan menggunakan Cat jenis weather
shield (eksterior) sesuai dengan gambar dan disetujui Direksi MK.

6. Dinding interior dicat dengan menggnakan Cat Vinil Acrylic Emulsion, merk ICI A
921 atau setara dengan kualitas SNI yang disetujui Direksi Pengawas/MK.

7. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda -
benda dan pengaruh pekerjaan - pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.

9.2. PEKERJAAN PENGECATAN PLAFOND GYPSUM


a. Lingkup Pekerjaan

1. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, penyediaan tenaga kerja,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik.

2. Meliputi pengecatan pada permukaan langit-langit Gypsum Board yang disebutkan


/ditunjukan dalam gambar, dan disetujui Direksi Pengawas/MK.

b. Syarat-syarat Bahan

1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik


yang bersangkutan dan memenuhi persyarat an pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4.

2. Cat plafond menggunakan ex. Dulux Pentalite warna Brillian White atau setar dengan
kualitas SNI.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Bahan-bahan sebelum dipergunakan, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-


contohnya untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas/MK.

2. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatip dari
pabrik yang bersangkutan dan contoh percobaan warna cat kepada Direksi
Pengawas/MK.

88
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

3. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang
dan pecah-pecah).

4. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada
bidang pengecatan.

5. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain
yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.

6. Bagian-bagian yang disyaratkan sebelum dilakukan pengecatan awal/dasar, harus


ditutup dengan bahan cello tape khusus, hingga hasilnya baik tidak retak-retak.

7. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar yang
disyaratkan.

8. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas/MK serta


pekerjaan instalasi di dalamnya telah dikerjakan dengan sempurna.

9. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan/


mengirimkan contoh bahan dari beberapa macam hasil produk kepada Direksi
Pengawas/MK, selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan warna yang akan
digunakan, dan akan menginstruksikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7
(tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan.

10. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap label pabrik pembuatnya.

11. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk pemeriksaan/pe
nerima an bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat pekerjaan.

12. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas/MK sebelum pekerjaan
dimulai/dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.

13. Hasil pengerjaan harus baik, warna harus me rata, tidak terdapat noda-noda pada
permukaan pengecatan.

14. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan- pekerjaan lain.

15. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan dan
perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.

16. Bila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan
biaya.

17. Kontraktor harus menyediakan tenaga-tenaga kerja terampil/berpengalaman seperti


yang disyaratkan dari pabrik, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik.

89
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

10. PEKERJAAN TALANG


a. Lingkup Pekerjaan

- Pekerjan ini meliputi menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapainya hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

- Meliputi pekerjaan talang dilakukan untuk seluruh detail yang ditunjukkan/


disebutkan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan

- Untuk talang vertical menggunakan pipa PVC diameter 4” atau seperti yang
ditunjukkkan/disebutkan dalam gambar.

- Untuk talang datar (gutter) menggunakan beton cor di tempat dengan persyaratan bahan
seperti yang disebutkan pada pekerjaaan beton.

- Bracket, penggantung talang, penutup talang dan assesories lain menggunakan standard
dari merek yang bersangkutan.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

- Cara-cara pemasangan mengikuti standard pemasangan dari produk yang bersangkutan


dan sesuai yang ditunjukkan oleh gambar.

- Syarat pelaksanaan untuk pekerjaan talang datar (beton cetak di tempat) sama seperti
yang telah disebutkan pada syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton cor di tempat.

11. PEKERJAAN ANTI RAYAP


a. Lingkup Pekerjaan

1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan anti rayap ini di lakukan pada permukaan tapak bangunan, permukaan
dasar dan dinding galian tanah, permukaan pondasi, permukaan kayu (rangka
plafond, rangka atap) serta seluruh bagian yang ditunjukkan/dinyatakan Direksi
Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan

1. Bahan ex Lentrex, Termitox atau setara dan disetujui Direksi Pengawas/MK

90
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

2. Kontraktor wajib menyerahkan bahan kimia di tempat pekerjaan dalam keadaan masih
utuh dan tertutup baik(sealed) serta berlabel seperti waktu diterima dari distributor atau
pabrik guna mendapatkan persetujuan dari MK/Direksi pangawas.

3. Kontraktor wajib mengadakan test bahan anti rayap pada laboratorium Pusat Penelitian
pengembangan Perkotaan dan lingkungan di Jakarta guna mengetahui komposisi,
konsentrasi dan aspek dampak lingkungan yang ditimbulkan.

4. Kontraktor wajib menyerahkan persyaratan tertulis sebagai garansi bahwa aplikasi


perawatan telah dilaksanakan dengan standard sesuai dengan spesifikasi teknis yang
dikeluarkan oleh pabrikpembuat zat kimia anti rayap tersebut, dan menjamin efektifitas
kerja sistem perawatan tersebut tidak kurang dari sepuluh tahun setelah masa
pemeliharaan.

5. Apabila masih terjadi adanya penyerangan rayap selama jangka waktu jaminan,
kontraktor wajib melakukan perawatan kembali tanpa biaya kerja tambah.

6. Untuk peracunan tanah digunakan komposisi 1 % Cholordane 960 EC dicampukan


kedalam satu liter air. Penggunaan 5 liter/m2 dengan cara disemprotkan (spray).

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Semua tenaga kerja harus merupakan tenaga-tenaga yang ahli dan dapat menjaga
keamanan kerja, pemakaian alat-alat kerja harus dari mutu terbaik, memenuhi
persyaratan dan lengkap (helm, masker, sepatu dan lain sebagainya).
2. Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor wajib mengamati dan melakukan tindakan
pengamanan sesuai petunjuk dan saran tertulis dari perusahaan pembuat zat kimia
tersebut. Biaya hal ini ditanggung oleh kontraktor, tidak dapat di claim sebagai
pekerjaan tambah. Prosedur pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.

3. Tidak diijinkan melakukan perawatan pada kondisi tanah yang sangat basah atau
segera setelah hujan lebat.

4. Tidak diijinkan melakukan perawatan tanah pada daerah yang sumber airnya mudah
terkontaminasi.

5. Penimbunan/penutupan kembali hasil perawatan harus segera dilakukan (untuk


mencegah adanya pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya).

6. Selama pelaksanaan pekerjaan sampai pekerjaan aman disentuh manusia adalah


kewajiban kontraktor untuk menjaga keamanan tersebut dan keselamatan terhadap diri
manusia sekitarnya.

7. Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus diperhatikan koordinasi kerja dengan


pekerjaan lain yang sedang/akan dilaksanakan.

91
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

8. Pencegahan masuknya rayap ke dalam bangunan hatus dilakukan dengan perawatan


tanah pada semua daerah-daerah dimana bangunan berhubungan langsung dengan
tanah. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan alat soil fumigant yang
disuntikan ke dalam tanah sampai kedalaman 70 cm dari muka tanah.

9. Pekerjaan peracunan tanah ini harus dilakukan dengan injector yang dapat bekerja
sedemikian rupa sehingga obat yang disuntikkan menyebar ke semua arah dalam radius
yang ditentukan (standard).

10. Pada permukaan tanah yang telah diberi perkerasan (lantai), maka lantai yang
bersangkutan harus dilubangi dengan diameter 1 cm untuk titik injeksi. Disyaratkan
bahwa kedalaman yang harus dicapai oleh alat minimum 70 cm di bawah permukaan
tanah. Perlindungan pada tanah di sekitar pepohonan harus dilakukan dengan sangat
hati-hati dan tidak diijinkan menggunakan senyawa organis Phospat.

92
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

BAB IV
SYARAT-SYARAT TEKNIS KHUSUS
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

C.1 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR

1. PEKERJAAN SISTEM ELEKTRIKAL


1. UMUM

1.1. Penjelasan pekerjaan


Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :
 Menyediakan seluruh pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beroperasi secara
sempurna.

 Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan
sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat.

 Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh sub
kontraktor instalatur yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan
mempunyai pekerja-pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya, yang
masih berlaku untuk tahun terakhir yang berjalan.

 Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut "Persyaratan Umum Instalasi


Listrik di Indonesia (PUIL) edisi terakhir tahun 2000 dan Peraturan PLN (SPLN)"
sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standar-
standar/kode-kode lainnya yang diakui (VDE, DIN).

 Kontraktor harus menempatkan seorang sarjana atau yang dianggap ahli sebagai wakil
dari perusahaan dan dapat memberikan keputusan-keputusan apabila sewaktu-waktu
diperlukan. MK dapat meminta pergantian pengawas yang lain apabila dianggap tidak
mampu.

1.2 Koordinasi Pekerjaan


Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat
di dalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang menyangkut di dalam proyek harus
dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan.
Melokalisasi/memperinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk mendapat persetujuan
MK/Perencana.

1.3 Material dan "Workmanship"


Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru dan material
harus tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang
benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan. Dimana latihan
khusus bagi pekerja adalah diperlukan dan Pemborong harus melaksanakannya. Pemborong
harus melengkapi surat sertifikat yang sah untuk setiap personal ahli, yang menyatakan

93
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus ataupun mempunyai


pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-masing.

1.4 Daftar Material


Pada waktu mengajukan penawaran, Pemborong harus menyertakan/melam-pirkan "Daftar
Material" yang lebih dahulu diperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek
dan harus disebutkan pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap dengan brosur/katalog. Ini
adalah mengikat dan harus diajukan lengkap tidak boleh sebagian-sebagian.

1.6 Shop Drawing


Setelah persetujuan, dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material, Pemborong
diharuskan menyerahkan shop drawing untuk disetujui Perencana. Shop Drawing harus
termasuk katalog data dari pabriknya, literatur mengenai uraian-uraian, diagram
pengkabelan, data ukuran dimensi, data pembuatan dan nama serta alamat yang terdekat dari
service dan group perusahaan pemeliharaan yang tetap menyediakan persediaan/ stock suku
cadang yang terus menerus, shop drawings harus diberi catatan dari Pemborong, yang
menyatakan bahwa apa yang dianjurkan sudah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi ruang
yang disediakan.
Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari seluruh
koordinasi komponen untuk peninjauan keseluruhan yang sebenarnya dari keseluruhan
sistem, penyerahan sebagian-sebagian tidak akan diperhatikan. Gambar shop drawing harus
dibuat sebanyak 4 (empat) set.
Shop drawing yang harus diajukan adalah :
1. Panel MVMDP 2 Cell (Incoming & Outgoing)
2. Panel ATS / AMF
3. Panel LVMDP.
4. Panel-panel daya dan penerangan, outlet box dan lain-lain.
5. Layout kabel distribusi dan lain-lain.
6. Rencana pemasangan Trafo.
7. Detail-detail pemasangan lampu.
8. Rencana instalasi penerangan, stop kontak setiap lantai.
9. Detil pemasangan penangkal petir.
10. Rencana pemasangan Genset 500 KVA.
11. Dan lain-lain yang diminta oleh Perencana/MK.
Shop drawing dimasukkan untuk diperiksa/ disetujui perencana/ MK paling lambat 14
(empat belas) hari kerja terhitung setelah dikeluarkannya SPK.

1.7 Contoh
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk mendapatkan
persetujuan sebelumnya. Seluruh biaya ditanggung atas biaya Pemborong. Contoh-contoh
tersebut (mock-up) dimasukkan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, terhitung setelah
dikeluarkannya SPK.

1.8 Acces Opening


Pemborong harus menyediakan access opening (bukaan-bukaan) untuk instalasi dan
pemeliharaan dari instalasi listrik. Bukaan-bukaan (access opening) yang terdapat pada
konstruksi bangunan seperti dinding-dinding, langit-langit, dan seterusnya begitu
pembukaan harus dilengkapi dengan fasilitas penutup yang tepat bagi permukaan peralatan,

94
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

penutup harus dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa mengakibatkan kerusakan pada
permukaan yang berdekatan.

1.9 Gambar Pemasangan Yang Sebenarnya


Pemborong harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar-gambar di lapangan
yang mana harus diberi tanda yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis sistem outlet
panel/kabinet, peralatan, pengkabelan dan seterus-nya dengan dimensi yang diambil dari
patokan center colom (as colom). Pemborong harus melengkapi gambar pemasangan yang
sebenarnya ("as installed") dari instalasi. Pemborong pada saat mendekati penyerahan (2
minggu sebelum penyerahan) harus menyerahkan gambar "as built drawing" yang
menyatakan gambar-gambar seperti yang telah terpasang untuk diserah-kan pada
Perencana/MK sebanyak 4 (empat) set gambar cetak dan 1 (satu) set kalkir.

1.10 Pengetesan
Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan dan harus melakukan
percobaan seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh sistem.
Peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami kerusakan /cacat/ salah
harus diganti /dibetulkan dan percobaan diulangi. Seluruh peng-kabelan, instalasi "keur"
Pemborong harus bertanggung jawab untuk mem-peroleh persetujuan PLN bagi
pemasangan sistem jaringan listrik dan seluruh biaya ditanggung atas beban Pemborong.

1.11 Data Suku Cadang


Sejak pengiriman dari bagian-bagian dan peralatan ke tempat lapangan Pemborong harus
menyerahkan kepada MK daftar lengkap dari suku cadang (spare parts) dan menyerahkan
untuk masing-masing bagian disertai dengan daftar harga satuan dan alamat supplier dan
tambahan daftar dari suku cadang dan suplai yang secara normal harus dalam setiap
pembelian atau suku cadang yang disebutkan dalam spesifikasi yang harus dilengkapi oleh
pemborong dengan biaya dari Pemborong.
Lama pengetesan peralatan listrik 1 x 24 jam tanpa henti biaya pengetesan ditanggung
Pemborong.

1.12 Buku Petunjuk (Manual) dan Instruksi


Pemborong harus melengkapi buku petunjuk (manual) pemeliharaan dan manual cara
mengoperasikannya, dan bahasa dari instruksi bagi seluruh bagian peralatan ini harus dalam
bahasa Inggris dan Indonesia.

1.13 Training
Mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk menjalankan,
mengoperasikan pengujian dan maintenance seperlunya terhadap instalasi. Segala biaya-
biaya tersebut adalah menjadi tanggungan Pemborong.

2. TEKNIK INSTALASI
2.1. Instalasi Kabel/ Wiring
2.1.1 Umum
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan PUIL/
LMK. Semua kabel/ wiring harus baru dan harus jelas ditandai mengenai ukurannya, jenis
kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kabel dengan penampang 6 mm² ke atas
95
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan
penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian remote control.
Kecuali persyaratan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :
 Untuk instalasi penerangan dan stop kontak adalah NYM, semua instalasi penerangan
dan stop kontak menggunakan system 3 core dimana core yang ketiga merupakan
jaringan pentanahan. Pentanahannya disatukan di dalam panel.

 Untuk kabel distribusi dan penerangan taman dengan menggunakan kabel NYFGbY
atau NYY.

Semua kabel harus berada di dalam conduit PVC super high impact yang disesuaikan
dengan ukurannya, cable tray, cable trench, kabel rack dan harus diklem.
Digunakan flexible conduit dengan bahan yang sama untuk menghubungkan instalasi ke
masing-masing fixture lampu.

2.1.2 "Splice"/ Pencabangan


Tidak diperkenankan adanya pencabangan dan penyambungan pada kabel/ feeder utama dan
instalasi kecuali :
- Feeder utama hanya pada panel dan harus diproteksi dengan breaker

- Instalasi penerangan dan stop kontak hanya pada kotak/ junction box dan tidak
diperkenankan adanya sambungan kabel dalam konduit.

Sambungan pada kabel harus dibuat kuat secara mekanis dan harus teguh secara electris
dengan cara-cara "solderless connector". Jenis kabel tegangan, jenis "compression atau
soldered". Dalam membuat "splice" konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor
dengan baik, demikian sehingga semua konduktor tersambung tidak ada kabel-kabel
telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran. Semua sambungan kabel baik di
dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector yang
terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselein atau bakelite ataupun PVC, yang
diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.

2.1.3 Bahan Isolasi


Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, gelas,
tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain tertentu itu harus dipasang
memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan pemerintah dan atau
manufacturer.

2.1.4 Penyambungan Kabel


 Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan yang
khusus untuk itu.

 Pemborong harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara penyam-bungan yang


dinyatakan oleh pabrik, kepada Perencana dan MK.

96
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

 Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau namanya masing-masing


dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan
dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh MK.

 Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-penyambungan


dari ukuran-ukuran yang sesuai.

 Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pita PVC/protolen
yang khusus untuk listrik.

 Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan, bila perlu untuk menjaga nilai isolasi
tertentu.

 Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi
dengan pipa baja dengan tebal 3 mm setinggi minimum 2,5 m.

2.1.5 Saluran Penghantar Dalam Bangunan


 Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung, saluran
penghantar (conduit) dipasang diatas rak kabel dan digantung tersendiri diatas ceiling.

 Untuk instalasi saluran penghantar di luar bangunan, dipergunakan saluran beton,


kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa
dilengkapi dengan Hand-hole untuk belokan-belokan (pekerjaan beton ini harus sesuai
dengan yang dipersyaratkan dalam PBI -1971).

 Setiap saluran kabel dalam bangunan dinding dipergunakan pipa conduit

 iap pencabangan ataupun pengambilan saluran ke luar harus


menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus
menggunakan terminal strip di dalam junction box.
 Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan
"Socket / lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan
lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m
harus dimasukkan dalam pipa. Dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50
cm.

2.2 Instalasi Sakelar dan Stop Kontak (Outlet)


2.2.1 Sakelar-Sakelar
Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A/ 250 V, sakelar pada
umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain,
sakelar-sakelar tersebut bingkainya harus dipasang rata pada tembok pada ketinggian 150
cm diatas lantai yang sudah selesai kecuali ditentukan lain oleh MK.
Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring, (standar). Sambungan-
sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang berdekatan.

97
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

2.2.2 Stop Kontak


Stop kontak haruslah dengan tipe yang memakai earthing contact dengan rating 16 A, 250 V
AC.
Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke tanah
(grounding). Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian
30 cm dari atas lantai yang sudah selesai sesuai gambar rencana atau petunjuk MK.

2.3. Instalasi Fixtures Penerangan


2.3.1. U m um
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat dari bahan
yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya harus rapih dan baik, tebal
plat baja yang dipakai untuk housing fixture minimum 0,7mm. Pemborong harus
menyediakan contoh-contoh dari semua fixture yang akan dipasang kepada Perencana/MK
untuk disetujui.

2.3.2. Kabel-Kabel untuk Fixture


Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk "fixture" harus ditutup asbestos
dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari 2,5 mm², kawat-kawat harus
dilindungi dengan "tape" atau "tubing" disemua tempat dimana mungkin ada abrasi. Semua
kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali dimana diperlukan
penggantungan rantai atau kalau pemasangan/perencanaan fixture menunjuk lain. Tidak
boleh ada sambungan kabel dalam suatu armature dan penggantungan dan harus terus
menerus utuh mulai dari kotak sambung ke terminal-terminal khusus pada armature-
armature lampu. Saluran-saluran kabel harus tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak
merusak kabel.

2.3.3. Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan
persyaratan dan gambar. Untuk lampu pijar memakai lamp holder dan base type edison
screw, untuk lamp holder type edison screw kabel netral tidak boleh dihubungkan ke centre
control, kecuali dipersyaratkan lain. Lampu fluorescent haruslah dari jenis cool white atau
sesuai perencanaan.
Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan factor daya harus
dilengkapi dengan capacitor. Dalam spesifikasi ini besarnya "microfarad"
kapasitor untuk setiap lampu tidak terlalu ditekankan karena yang dibutuhkan adalah hasil
akhir dari power factor menjadi sekurang-kurangnya 0,95.

2.4. Instalasi / Konstruksi Panel


Kabinet
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm, atau dibuat dari
bahan lain seperti polyester atau bakelite. Kabinet untuk "panel board" mempunyai ukuran
yang proposionil seperti dipersyaratkan untuk panel board, yang besarnya sesuai dengan
ukuran pada gambar perencana atau menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran
kabel yang dipakai tidak terlalu penuh/ padat.

98
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

Frame/rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet harus ada cara-cara yang
baik untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel board" serta tutupnya. Kabinet
dengan kabel-kabel "trough feeder" harus diatur sedemikian sehingga ada saluran dengan
lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel board. Setiap kabinet harus
dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus disediakan 2 (dua) buah anak
kunci, dengan sistem master key.

2.4.2 Pemasangan Panel


Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel dengan mudah
masih dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/ tipe panel. Maka bila dibutuhkan alas/
pondasi/ penumpu/ penggantung maka pemborong harus menyediakannya dan
memasangnya sekalipun tidak tertera pada gambar.

2.4.3 Panel Distribusi Utama


Panel distribusi utama harus seperti tertera pada gambar, kecuali ditunjuk lain. Seluruh
assembly termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba
dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan. Panel distribusi utama harus dari
jenis indoor type terbuat dari plat baja tebal minimum 2 mm. Konstruksi harus terbuat dari
rangka baja struktur yang kaku, yang bisa mempertahankan strukturnya oleh strees mekanis
pada waktu hubung singkat. Rangka ini secara lengkap dibungkus pada bagian bawah, atas
dan sisi dengan plat-plat penutup (metal clad) harus cukup louvers untuk ventilasi dimana
perlu untuk mengatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-
bagian yang bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL-2000/LMK/VDE untuk peralatan
yang tertutup. Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap
kemungkinan percikan air. Semua meteran dan tombol transfer yang dipersyaratkan harus
dikelompokkan pada satu papan panel yang berengsel yang tersembunyi.

2.4.4 Busbar / Rel


Busbar harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan perak dengan
ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang yang ukurannya
disesuaikan dengan aturan PUIL 2000.
Semua busbar/rel harus dicat dan dipegang oleh bahan isolator dengan kuat dan baik ke
rangka panel. Semua busbar/rel harus dicat dengan warna yang sesuai dengan disebutkan
pada PUIL. Cat-cat tersebut harus tahan sampai temperature 75°C. Busbar disusun dan

gambar. Setiap panel harus mempunyai bus netral yang diisolir terhadap tanah dan sebuah
bus penatanahan yang telanjang diklem dengan kuat pada frame dan panel dilengkapi klem

2.4.5 Teminal dan Mur-baut


Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga (ver-tin) dan disekrup dengan
menggunakan mur-baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut yang diberi nikel (atau
stainless) dengan ring tembaga.

99
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

2..6 Alat-alat ukur


Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar. Meter-meter
adalah dari type "moving iron vane type" khusus untuk panel, dengan scale sirkular, flush
atau semi flush, dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 144 x 144 mm atau 96 x 96 mm,
dengan skala linier dan ketelitian 1,5%. Posisi dari saklar putar untuk voltmeter (Voltmeter
Selector Switch) harus ditandai dengan jelas.

2..7 Merk Pabrik


Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik, peralatan-peralatan sejenis
harus dapat saling dipindahkan dan ditukar tempatnya pada frame.

2..8 Pilot lamp


Semua tutup muka panel dilengkapi dengan :
Pilot lamp untuk menyatakan adanya tegangan R, S dan T. Penyediaan dari Pilot lamp yang
disebutkan diatas merupakan keharusan, biarpun pada gambar-gambar tidak tertera.

Warna-warna untuk pilot lamp :


 Untuk phasa R : warna merah
 Untuk phasa S : warna kuning
 Untuk phasa T : warna hijau.

3. MOTOR LISTRIK
Semua motor listrik harus sesuai dengan klasifikasi DIN, baik dalam segi
proteksi, isolasi pengaman, cara operasi, pemasangan dan lain-lain.
Untuk motor-motor dengan rating :
 Sampai dengan 2 kVA - 1 phasa / 3 phasa
 2 kVA keatas - 3 phasa

Kecuali ditentukan lain oleh manufakturer.


Starting
Untuk motor-motor dengan rating
 Sampai dengan 4 kVA, starting langsung
 Diatas 4 kVA, dengan star delta starter

Semua peralatan bantu/tambahan untuk starting ini harus sudah termasuk di dalam lingkup
pekerjaan Pemborong.

4. KABEL TEGANGAN RENDAH (NYY, NYFGbY, NYM) 380 V


4.1 Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang harus memenuhi
persyaratan kemampuan melakukan arus pada temperatur 35°C, temperatur maximum kabel
dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi 70°C dan temperatur maksimum kabel untuk
arus hubung singkat tidak boleh lebih 250°C.

100
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

4.2 Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
1. Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau tembaga
"compacted" yang dipilin.

2. Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar netral.

3. Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan pengisi
ruangan diantara kawat phasa.

4. Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.

5. Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan persyaratan
IEC (NYFGbY).

6. Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.
Penampang kabel yang digunakan adalah :

4.3 Penandaan/ Warna


Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap kawat adalah :
Phasa : merah netral : biru
kuning
Hitam

5. RAK KABEL
Bahan : Hot Rolled mild steel plate and strip
Standard : JIS G 3131
Type : Ladder, Tray

6. PERALATAN LISTRIK

6.1 Peralatan Panel LVMDP

6.1.1 Circuit Breaker Motor Operated


Rating Arus : sesuai gambar rencana
Insulation Rating : 750 V AC, Voltage rating : 380 V 50 Hz
Rated Breaking Cap : 35 kA (500 V, 50 Hz) dengan Arc chute.
Relay : Thermis dan magnetis over current release, under voltage
release, Auxiliary contact block (2 NO+1 NC) Electrical
interlocking dengan CB genset.
Drive : Motor, 220 V, 50 Hz.

6.1.2 Moulded Case Circuit Breaker


Insulation Rating : 380 V

101
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

Dilengkapi dengan : Thermal release dan electromagnetic over current release


Rating Arus In : Sesuai gambar perencanaan
Rated Breaking Cap : Sesuai gambar perencanaan

6.1.3 Capacitor Bank


Capacitor type kering standard IEC 831 - 182
- Tegangan ........................ : 400 V - 415 V
- Frequency ....................... : 50 Hz
- Toleransi tegangan ........... : > 10%
- Toleransi arus lebih ....…. : > 30%
- Max. beban lebih akibat
tegangan dan harmonik.... : > 135%

Tiap Capacitor Bank harus dilengkapi dengan discharge resistor dan internal fuse untuk
mencegah ledakan yang merusak, juga dilengkapi filters untuk harmonic.

6.1.4 Trafo Arus


Insulation Rating : 600 Volt
Class : 1,5
I therm : 60 x In
Rated secondary current :5A
Rated burden cap : 10 VA

6.1.5 Rotary Switch (On-Off Cam Switch)


Rated Tegangan : 500 V ZC
Rated Arus max. : 63 A
Pemasangan pada "base plate"
Jumlah pole : 4 pole

6.1.6 Ampere Meter


Class : 1,5
Over load cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 – 500 A
Type : Moving Iron, untuk pengukuran AC
Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC

6.1.7 Volt Meter


Class : 1,5
Over load cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 - 500 A
Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC

6.1.8 kWH - Meter


Rated voltage : 3 x 380 Volt
Rated current output transformer :5A

102
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

Ocuracy class : 2,0


Baseplate of moulded plastic
The register : 6 (six) cipher rollers double pengukuran

6.1.9 Lampu Indikator


Tubular lamp, pijar 5 watt, diameter 54 mm
Warna : merah, kuning, biru

6.1.10 Push Button


Panel mounting, double on-1, off-0. Semua push button dilengkapi dengan lampu indikator
untuk menyatakan sistem dalam on atau off.

6.1.11 Relay - relay


Untuk panel LVMDP, circuit breaker untuk feeder Utama, dilengkapi dengan relay
proteksi OL (over load), SC (short circuit) dan UV (under voltage).
Sedangkan untuk generator, dilengkapi dengan relay OL, SC, UV, EF (Earth Fould) dan
RP (Reverse Power).

6.1.12 Selector Switch


Dari type rotary switch, untuk switching. Rated voltage 380 Volt AC insulation 660 V.

6.2 Panel Penerangan dan Daya


 Panel harus dibuat dari plat baja galvanized tebal plat 2 mm, lipatan dan bentuk sudut
plat melalui proses mekanis.

 Peralatan panel penerangan :


a. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
Type : Compact
Breaking Cap. : 18 kA
b. Kontaktor
Rating Arus : 10 A, 16 A, 25 A
Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
Pole : 3 pole

c. Miniature Circuit Breaker


Rated voltage : 380 Volt, 50 Hz
Breaker cap : 10,0 kA (380 V) minimum
Type : yang mempunyai "Instantenous tripping valve" sebesar
12 (dua belas) kali arus In

6.3 Material Untuk Instalasi


6.3.1 Grid Switch
Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 Volt AC.
Type : Decorative

103
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

Plates : Steel

6.3.2 Sakelar Tunggal / Ganda


Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 Volt AC.
Type : Decorative push-push, flush, segi empat
Plates : Standard
6.3.3 Socket Outlet/ Outlet dan Swicth Type Dinding
Type : Flush
Terminal : 2 P + e, 220 V, AC 10 A
Untuk outlet + switch : 10 A / 16 A
Bentuk : Persegi dengan outlet, swicth, pilot lamp

7. FIXTURES DAN ARMATURE


7.1 Armature Lampu/ Fixtures TL
6.1. Armature TL 2x 36 Watt Recessed Mounting
 Housing : Bahan plat besi 0,7 pembuatan harus dengan mesin,
peralatan lampu built in dilengkapi Reflector, lauvre M5
dan AC diffuser
 Semua komponen listrik berada di dalam rumahan/ housing (built in).
Konstruksi rumahan harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa agar mudah
dapat dibuka/dilepas untuk perbaikan/ penggantian komponen yang berada di dalamnya.
Seluruh rumahan harus dilapisi dengan cat dasar, serta diberi lapisan cat akhir berwarna
putih. Pengecatan dengan cara "stove enamelled/ bake enamelled" (cat bakar).
Seluruh armature harus lengkap dengan rangka dudukan/ gantunganya.
b. Armature TL 2 x 36 Watt dan 2 x 18 Watt, Open Type/ TKO
 Armature merupakan jenis open type.
 Seluruh perlengkapan dan pengerjaan armature seperti spesifikasi butir a diatas.
c. Armature TL 1 x 36 Watt dan 1 x 18 Watt, Open Type/ Balk.
 Seluruh perlengkapan dan pengerjaan armature seperti spesifikasi butir a diatas.

7.2 Lampu/ Tube/ Bulb Fluorescent


a) Lampu Fluorescent/TL 36 Watt Standar
 Lampu Fluorescent gas discharge tube type, standar, warna putih type TLD 84.

b) Lampu TL 20 Watt
 Lampu type standar, warna putih type TLD 54.

7.3 Komponen Lampu TL


a. B a l l a s t
Ballast harus leak proof, mempunyai temperature kerja rendah, noise-less, ballast
dengan rumahan dari bahan polyester. Untuk lampu TL dengan 2 (dua) lampu
disusun/digunakan "twin lamp ballast"/ 2 (dua) ballast (anti stroboscopic).

Rated tegangan 220 Volt. Rugi-rugi/losses ballast tidak lebih besar dari :
104
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

 TL 15 Watt, losses max. 7,5 Watt


 TL 20 Watt, losses max. 9,0 Watt
 TL 40 Watt, losses max. 9,5 Watt
Ballast harus dilengkapi dengan connection terminal.

b. Lamp Holder dan Starter Holder (Sochets)


Lamp holder dan starter holder dari material white plastic, unobtrusive dan touchproof.
Lamp holder dan starter holder antri vibration contact. Rating lock lamp holder type,
dengan atau tanpa starter socket yang disesuaikan dengan rumahan yang digunakan.
Untuk lamp TL 2 x 36 Watt continue row, tanpa atau pakai air troffer harus memakai
twin lamp holder (merupakan 2 lamp holder menjadi satu unit).

c. S t ar t e r
Starter untuk lamp fluorescent mempunyai reliability. Terbuat dari high quality white
polycarbonate. Rating starter disesuaikan dengan rating lampu TL.

7.4 Lampu Baret Persegi


Rumah lampu terdiri dari plat baja tebal 0,7 mm dengan tutup dari bahan Acrylic yang tahan
panas dan tak berubah warna bagian tepi lampu memakai karet untuk menjamin kekedapan.
 Daya : TL Circular 32 Watt/220 V, 50 Hz
 Type : Persegi

7.5 Lampu Washtafel


Sistem pentanahan yang dilaksanakan harus berdasarkan standar-standar dan kode-kode
yang berlaku, antara lain :
: 1 x 20 Watt /220 V, 50 Hz
: Persegi lengkap cover acrylic tahan panas dan tak berubah warna.
Disekeliling housingnya dilengkapi karet, kedap terhadap udara luar
dan solid.
7.6 Lampu Jalan
 Housing terbuat dari bahan fibre glass
 Methacrylic bowl yang berkualitas tinggi
 Reflector Alluminium
 Diagram distribusi cahaya sinar rekomendasi CIE
 Pemasangan Reflector kaca dikencangkan dengan klips
 Komponen (Ballast, capacitor dll) dapat dipasang dan dilepas secara mudah
 Lampu High Pressure Sodium (SON) 150 Watt
7.7 Lampu Sorot
 Housing terbuat dari Alluminium tuang
 Tidak mudah berkarat
 Reflector Alluminium bermutu tinggi
 Tutup kaca tempered tahan panas tidak akan retak
 Karet gasket untuk tahan pancaran air dan masuk debu IP 55
 Lampu HPIT 1000 Watt, 2000 Watt

7.8 Lampu Taman


 Housing terbuat dari Alluminium glass luminaire
 Base Aluminium

105
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

 Fitting E.27
 Warna Susu
 Lampu HPLN 50 Watt / SL 25 watt

8. Sistem Pentanahan
8.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan body (tegangan sentuh) terhadap seluruh
peralatan listrik yang terbuat dari metal yaitu : panel TM, transformator, panel
penerangan, daya dan lain-lain.
b. Penyambungan pentanahan netral dari terminal transformator ke elektroda pentanahan.
c. Sistem pentanahan (grounding system) 2 .
d. Penyambungan sistem pentanahan Mesh/ Loop dengan Bare Standard

8.2 Standar dan Kode-Kode yang Berlaku


Sistem pentanahan yang dilaksanakan harus berdasarkan standar-standar dan kode-kode
yang berlaku, antara lain :
 British Standard, BS.CP.1013 mengenai pentanahan.
 Underwriters Laboratories Standard UL. 467, Standar untuk Safety On Grounding dan
Bounding Equipment.

8.3 Sistem Pentanahan


 Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pentanahan ini sesuai gambar perencanaan.
 Sistem pentanahan Plaza menggunakan beberapa Elektroda Rods/Earth Rod dan satu
sama lain saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan secara Mash. Pentanahan
Plaza dengan Departement Store dan Ruko harus terpisah. Pada setiap Ruko mempunyai
elektroda Rod sendiri tidak boleh disatukan satu sama lain.
 Pemborong harus memperhatikan kondisi tahanan jenis tanah yang ada agar didapatkan
satu sistem pentanahan yang baik.

8.4 Pekerjaan dan Alat Bantu


Setiap penyambungan/ pencabangan dari konduktor harus menggunakan "Cadweld
Connection". Dapat juga menggunakan klem penyambung sistem jepit dengan gigi banyak
dengan memperhatikan hal-hal :
1.3. Bahan klem harus bahan yang telah digalvanized atau di Treatment tertentu
sehingga tidak akan berproses apabila kontak dengan jenis metal yang lain.
1.3. BC pada titik/tempat penyambungan harus di "tinned".
1.3. Disarankan agar tempat penyambungan setelah selesai disambung, dibungkus
dengan bahan tertentu, misalnya sejenis epoxy dan lain sebagainya.
Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka harus
memperhatikan hal-hal :
1. Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai 2 (dua) lubang baut.
2. Harus dari bahan anti karat dan telah di treatment agar tidak akan berproses bila kontak
dengan jenis metal lainnya.

106
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

9. Testing dan Commisioning


9.1 Sesudah semua pemasangan Instalasi dan Sistem
Setelah seluruh instalasi selesai terpasang dan sistem telah dilaksanakan, maka harus
dilakukan pengetesan disaksikan oleh Pemilik/MK dan Perencana minimum 1 minggu
sebelumnya diberitahukan secara tertulis.
Biaya testing tersebut dan lain-lain menjadi beban Pemborong disertai dengan Berita Acara
Testing dan Commissioning.
9.2 Sebelum dilakukan penyerahan Instalasi di lapangan
Sebelum penyerahan instalasi harus di test dihadapan Pemilik proyek/MK dan Perencana
dengan kapasitas beban maksimum dan secara terus menerus selama 3 x 24 jam.
Apabila selama proses pengetesan berlangsung terjadi kerusakan Pemborong harus
mengembalikan seperti dalam keadaan semula secepatnya dan atas beban/tanggungan
pelaksana pekerjaan.

2. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI PENANGKAL PETIR


1. Lingkup Pekerjaan
Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi penangkal petir ini meliputi :
 Pengadaan/ penyediaan dan Pemasangan Protector Head (terminal) dari instalasi
Penangkal Petir.
 Pengadaan/ penyediaan dan pemasangan konduktor
 Pengadaan/ penyediaan dan pemasangan sistem pentanahan.
2. Ketentuan-ketentuan Teknis
 Protector head (terminal)
 Protector head yang dipakai adalah "Sistem Electrostatic" yang mempunyai bentuk
perlindungan sampai dengan radius 50 m.
 Konduktor untuk instalasi penangkal petir digunakan kabel BC 70 mm².
 Pentanahan
Dalam sistem pentanahan digunakan electroda pentanahan yang terbuat dari batang
h batang ini harus dibuat runcing
sepanjang 50 cm. Panjang batang tembaga sebagai electroda pentanahan minimal 12
(dua belas) meter. Maksimum tahanan pentanahannya 2 .
3. Pemasangan
 Protector Head (terminal)
Protector head (terminal) harus dipasang pada ujung batang peninggi yang kuat, dimana
terminal harus dapat dilepas dari batang peninggi bila diperlukan untuk pemeriksaan.
Protector head harus disanggah oleh pipa yang cukup kuat dan dapat berdiri dengan
kokoh dan tegak lurus pada ketinggian seperti terlihat pada gambar perencanaan.
 Konduktor
 Konduktor yang digunakan adalah kabel BC 70 mm² dipasang pada bangunan dan
diklem secara rapat dan lurus tanpa ada sambungan menuju bak kontrol.
 Sebelum sampai pada bak kontrol, konduktor supaya diberi perlindun
1 ½ " sehingga ± 2 meter dari permukaan tanah.
 Sambungan konduktor dengan grounding menggunakan klem yang dapat dibuka/
dilepas didalam bak kontrol.

107
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

 Bak kontrol
Bak kontrol terbuat dari pasangan batu bata dengan ukuran 40 x 40 x 40 dan diberi tutup
dari beton sehingga dapat dibuka untuk pemeriksaan.

4. Pengujian
 Pengujian/ pengetesan digunakan untuk mengetahui baik tidaknya sistem pentanahan
agar dapat dipakai sebagai jaminan. Pengujian dilakukan dengan metode yang
dikeluarkan oleh PLN, LMK, PUIL, atau PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal
Petir).
 Pengetesan dilakukan dengan cara :
 Grounding resistent test tahanan pentanahannya diukur melalui metode standard.
 Continuity test.

III. DAFTAR MATERIAL

No. Material Merk

1. Kabel Tegangan Rendah NYY, Kualitas SNI yang Setara dengan


NYM, NYA, NYFGbY. Jembo, Kabel Metal, Supreme,
2. Rak Kabel Kualitas SNI yang Setara dengan
Interack, Tri Abadi, Tree Stars
3. Box Panel Kualitas SNI yang Setara dengan
Alcostar, Altrak, SIER
4. MCCB, MCB dan Contactor Kualitas SNI yang Setara dengan
ABB, MG,
5. Conduit, Flexible Conduit Kualitas SNI yang Setara dengan
EGA, Clipsal
6. Isolasi Kabel Kualitas SNI yang Setara dengan 3M
7. Armature Lamp Kualitas SNI yang Setara dengan
Artolite, Interlite, Suwilite
8 Increased Safety Lamp Kualitas SNI yang Setara dengan
Philips, XT
9. Komponen Lampu
- Tube Kualitas SNI yang Setara dengan
Philips, Osram
- Ballast Kualitas SNI yang Setara dengan
Philips, May & Christi
- Capasitor Kualitas SNI yang Setara dengan
Philips
- Fitting Kualitas SNI yang Setara dengan
Philips, Sace

108
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

- Stater Kualitas SNI yang Setara dengan


Philips
10. Saklar Tunggal Kualitas SNI yang Setara dengan MK,
Hager, Clipsal
11. Saklar Ganda Kualitas SNI yang Setara dengan MK,
Hager, Clipsal
12. Stop Kontak Kualitas SNI yang Setara dengan MK,
Hager, Clipsal
13. Inbow Dosh, T Dosh Kualitas SNI yang Setara dengan MK,
Hager, Clipsal
14. Kunci Panel Kualitas SNI yang Setara dengan
DOM dengan espagnolet
15. Penangkal Petir ( Electrostatis ) Kualitas SNI yang Setara dengan
Helita, EF, Cirprotec
16. Kabel Tahan Api Kualitas SNI yang Setara dengan
Pireli, Fuji, Nexans

C.II. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN DIESEL GENSET

1. UMUM
Lingkup Pekerjaan.
- Pengadaan dan pemasangan 1 unit Genset (Prime Power), Kapasitan 500 KVA Silent
type lengkap dengan peralatan kontrol dan accessories.
- Pengadaan dan pemasangan 1 unit Tanki BBM , lengkap dengan peralatan kontrol dan
accessories, Instalasi pipa , Pompa BBM.

1.1 Pengujian Instalasi dan Uji Coba (Trial Run)


Untuk pekerjaan instalasi ini Pemborong harus melaksanakan :
1. Pengujian terhadap instalasi harus sesuai aturan dan prosedur yang berlaku atas biaya
pemborong.
2. Uji coba dari seluruh instalasi yang terpasang dimana pelaksanaannya menjadi tanggung
jawab Pemborong, termasuk pangadaan bahan bakar/ pelumas. Pengujian ini dilakukan
dengan jalan dibebani secara bertahap 0% - 25% - 50% - 75% - 100% dan 110% dari
beban penuh kapasitas Genset.
3. Sarana beban listrik untuk pengujian ini diadakan oleh pemborong.
4. Pelaksanaan testing pembebanan harus dilaksanakan dengan sistem pengetesan sebagai
berikut :
5. Menggunakan Resistance Load Bank / dengan sistem kumparan.

1.2 Pengetesan dengan Load Bank

a. Pengetesan Genset dengan menggunakan Sistem Tester ini harus dilaksanakan dengan selang
waktu setiap ± 15 menit.

109
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

b. Setiap selang waktu tersebut diatas genset dibebani dari Trial Run beban 0%, pembebanan 25%,
pembebanan 50%, pembebenan 75%, pembebanan 100% dan 110% dari beban penuh.
Setiap tahapan tersebut diatas harus dicatat hal-hal sebagai berikut :
1. Engine : 3. Waktu pengetesan, Lama Waktu pengetesan
4. Cooling water temperatur (°C)
5. Pressure Bar, Enggine Oil (PSI)
6. Engine Oil Temperatur (°C)
7. Speed (rpm)
2. Alternator : 8. Frequency (hz)
9. Voltage (V)
10. Ampere (A)
11. Beban / Load (kW/kVA)
12.

3.
Alat pengetesan harus dilengkapi panel tester yang terdiri sebagai berikut:
2.1. kW Meter, Ampere Meter , Volt Meter
2.2. Adjuster

1.3 Prosedur Pengetesan Pembebanan :

1.3.1 Genset dihidupkan/ Trial Run tanpa beban selama 15 menit.

1.3.2 Kemudian diberi beban dengan menggunakan Load Bank seperti tahapan Pembebanan
diatas sebagai berikut :
a 15 - 30 menit dengan beban 25%
b 30 - 40 menit dengan beban 50%
c 45 - 60 menit dengan beban 75%
d 180 menit dengan beban 100%
e 15 menit dengan beban 110%

1.3.3 Pembebanan tersebut diatas dapat juga dilaksanakan secara bervariasi atas
petunjuk perencana atau MK dilapangan.

1.3.4 Setiap tahapan pembebanan harus dicatat dengan meggunakan tabel laporan
pengetesan standar masing-masing pabrik.

2. SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS


2.1. Diesel Generator Set
2.1.1 Rating Genset
a. Putaran Nominal : 1.500 rpm
b. Daya output putaran nominal dalam kVA minimal 500 kVA (termasuk daya untuk fan
radiator)
c. Ambient temperature : 35 °C
d. Humidity : 90%
e. Altitude : 10 m
f. DIN. 6271 dengan kemampuan overload 10% selama 1 jam setiap 24 jam.
110
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

2.1.2 Generator
a. Tegangan output : 220/ 380 V hubungan bintang
b. Frequency : 50 hz
c. Phasa 3
d. Generator Type : Sinkron
e. Brushless exitation (exitasi tanpa sikat) dan automatic self regulated
f. Degree of protection IP.23 (VDE) dan ratio frequency noise suppression.
g. Insulation class: F dengan 100% impregnation epoxy dan suatu lapisan isolasi yang
resilient untuk reduksi kemungkinan jamur /abration detorition.

2.1.3 Panel Genset / Kontrol


Panel ini diperlukan untuk proteksi, kontrol dan paralel generator terhadap mesin dan
outputnya. Panel ini harus dilengkapi dengan :
a. Circuit breaker : Pemutus beban otomatis lengkap dengan proteksi over
current dan thermal over load dengan thermis dan magnetis
tripping.
Minimum rating arus : 300 AR
Breaking capacity : ± 35 kA (rms)
Jumlah Pole : 4 Pole
Tegangan : 380 Volt
Motor Operator : 220 Volt

b. Meter-meter Ampere meter 3 buah lengkap dengan trafo arusnya, voltmeter,dengan

meter.

c. Panel ini dilengkapi dengan sistem AMF (Automatic Main Failure) yang dihubungkan
ke ATS (Automatic Transfer Switch).

d. Disamping fasilitas otomatis dilengkapi pula sistem manual starter

e. Emergency Stop Push Button

f. Automatic Battery Charger.

2.1.4 Sistem Operasi Diesel Genset


AMF (Automatic Main Failure) yaitu peralatan yang dapat mendeteksi sistem listrik PLN
dan memerintahkan diesel start apabila PLN Off (mati).
Sistem operasi secara otomatis seperti uraian diatas harus dapat dilakukan pula secara
manual. Bila sumber PLN datang kembali maka suplai daya dari diesel genset terputus
secara otomat dan pelayanan kembali dari sumber PLN.

2.1.5 Mesin
Mesin adalah full compression ignition, 4 langkah, vertical V type atau in line, pendingin
air.
Secara integral dilengkapi dengan :

111
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

a. Sistem suplai/penghisapan bahan bakar (fuel)


b. Sistem pelumasan dan pendinginannya
c. Sistem penyaringan udara supply
d. Sistem pendinginan mesin termasuk pompa, fan dan radiotor
e. Sistem pembuangan (exhaust) dan peredam suara (silincer).

2.1.6 Sistem Pengaturan Tegangan


Pengatura

2.1.7 Sistem Pengaturan Putaran Mesin


Pengaturan putaran mesin, putaran harus bisa dijaga tidak lebih dari 3% (1,8 hz) dari
keadaan tanpa beban sampai beban penuh, menggeser turunnya beban dapat diatur dari 0 s/d
3%.
Governor harus adjustable, hydraulic type, dengan centrifugal speed sensing atau electric
sensing dengan kemampuan yang sama servo motor 24 Volt.

2.1.8 Pelumasan Mesin


Sistem pelumasan adalah integrated didalam mesin dengan sistem full pressure lubrication.
Sistem dilengkapi dengan drain, pemipaan, katup, pompa pelumas dengan strainer, filter.

2.1.9 Sistem Supply Udara dan Pembuangan


Sistem supply udara integrated dalam mesin dan dilengkapi dengan filter. Sistem exhaust
yang sudah integrated harus dihubungkan ke silinder dengan pemipaan dan expantion joint.
Silinder harus mempunyai karateristik sebagai noise level tetap rendah (Type residential /
Critical).

2.1.10 Starting
Secara electric dengan menggunakan battery yang menggerakkan built-in electric motor
starter.

2.1.11 Protection
Mesin harus dilengkapi dengan proteksi yang diperlukan yang sudah terpasang secara
integral, alat-alat tersebut harus berfungsi sebagai berikut :
Peralatan-peralatan yang akan mematikan konsumsi fuel :
a. Bila perputaran mesin 10% melebihi putaran sinkronnya.
b. Bila temperatur mesin melebihi dari batas yang seharusnya.
c. Bila tekanan minyak pelumas turun dari batas yang seharusnya.
Selain mematikan mesin, maka alat-alat tersebut juga harus men-trip circuit breaker
pengaman.

2.1.12 P e r a l a t a n
a. Radiator, Expansion tank
b. Batteray rack + baterry + baterry charger lengkap dengan meter dan pengaman ; batery
type : 120 AH - 24 Volt, lead acid battery
c. Fuel daily tank, fuel storage tank
d. Generator panel, Diesel panel
e. Lain-lain.

112
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

2.1.13 Gounding
a. Setiap panel harus diketanahkan, dengan elektroda pentanahan.
b. Apabila ada beberapa panel yang letaknya berdekatan maka elektroda pentanahan dapat
digabung, jarak antar panel maximum adalah 5 meter.
c. Elektroda pentanahan harus dilengkapi kontrol box dan terminal pengujian.
d. Elektroda pentanahan dipasang diluar bangunan.
e. Tahanan pentanahan maximum adalah 2 Ohm ().

3. Instalasi Sistem Bahan Bakar Generator Set


3.1. Umum

Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :


a. Menyediakan seluruh pekerja, material, perlengkapan, peralatan dan melaksanakan
seluruh pekerjaan sistem penyimpanan dan pemipaan bahan bakar sehingga dapat
beroperasi secara benar dan sempurna.
b. Melaksanakan pengujian/ testing untuk mengetahui sistem bekerja sempurna.
c. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan
sesuatu yang tercantum di dalam Gambar dan Spesifikasi bersifat mengikat.

3.2. Bidang pekerjaan yang dikerjakan

a. Penyediaan dan pemasangan tangki bahan bakar utama kapasitas 1000 liter dengan pipa-
pipa :
- Pipa pengisian dari mobil supply bahan bakar ke tanki utama dengan diameter pipa
pengisi 2 ¼ "
- Pipa pengisian ke tangki harian lengkap dengan pipa over flow dari tangki harian.
- Man hole untuk pembersihan tangki
- Pipa ventilasi dia. 2" tinggi 40 cm.

b. Pemasangan tangki harian yang masuk lelang tahap satu lengkap dengan
support, gelas pengukur lubang tempat pembersih dan pipa-pipa :
- Pipa pengisian ke mesin diesel genset lengkap dengan pipa over flow.
- Pipa drain yang dilengkapi dengan gate valve 1.5
- Pipa ventilasi dia. 1"
- Elektroda kontrol.

c. Penyediaan dan pemasangan gate valve dan check valve.

d. Penyedian dan pemasangan pipa dan katup untuk pengukuran dengan batang pengukur,
berikut batang pengukur yang terbuat dari tembaga atau kuningan.

e. Penyediaan bak kontrol untuk pipa-pipa pengisian dan ventilasi pada tangki utama, jika
diperlukan untuk membuka penutup tangki.

113
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

3.3 Teknik Instalasi

a. Umum
Semua pipa yang menyambung pada tangki harian harus melalui socket yang berulir
dan atau dilas dengan sempurna pada dinding tangki.
Penyambungan socket dengan pipa harus diseal tape dengan sempurna tanpa adanya
kebocoran sedikitpun.

b. Pipa-pipa penghubung tangki harian/utama yang ditanam harus dibersihkan dengan


amplas besi, kemudian diflincote dan kemudian dibungkus memakai karung.

c. Sedangkan pipa-pipa yang dipasang diatas permukaan, harus dibersihkan dahulu dengan
amplas besi, lalu dicat dengan cat upox-Epoxy, Danapaint atau Setara Dengan Kualitas
SNI, kemudian dicat lagi dengan cat alumunium (bronz).

d. Semua bak kontrol harus dibuat lengkap dengan penutup yang dapat dibuka guna
pengontrolan.

e. Tangki harus dilengkapi dengan pipa ventilasi, pipa drain dan man-hole /hand-hole.

f. Tangki bahan bakar terbuat dari besi plate tebal 6 mm, yang diberi penulangan, antara
besi penulangan dengan besi plate tangki dilas secara penetrasi penuh sebanyak dua kali
(but welded/ pengisian dan full wellded), pengelasan tangki dilakukan dari luar dan
dalam tangki.
g. Pada tangki harus dipasang sistem elektroda yang akan mengontrol motor pompa
pengisian bahan bakar.

h. Tangki harus dibuatkan penyangga (support) setinggi ±200 cm dari Black Steel Pipe

dengan warna tangki.

i. Tangki harus diberi pipa penguras (drain).

j. Semua instalasi pipa bahan bakar harus ditest dengan 2 (dua) kali daya kerjanya.

k. Tangki harus ditest dengan jaminan dari Pemborong.

3.4. Peralatan Sistem Bahan Bakar

a. Plate tangki utama terbuat dari besi plate dengan ketebalan 8 mm


b. Gate valve, Check valve, Floating Valve, Pompa Elektrik dan Pompa Manual

3.5. Motor pompa minyak/ gear Pump untuk motor pompa pengisian 1 tangki bahan-
bahan diesel genset.
Motor
- Daya : 400 Watt, 3

114
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

- Putaran
- Tegangan : 380 Volt
- Frekwensi : 50 hz
- Jumlah : 1 (satu) Unit
Pompa Minyak
- Kapasitas : Minimal 20 liter/menit
- Total head : 10 Meter
- Jumlah : 1 (satu) Unit

3.6. Pipa
Pipa untuk bahan bakar dari jenis Black Steel Pipe (BSP), medium class, ukuran-ukuran pipa
disesuaikan dengan gambar perencanaan.
No. Material Merk

1. Kabel NYFGbY & NYY Kualitas SNI yang Setara Dengan


Jembo, Supreme, Kabel Metal
2. Box Panel Kualitas SNI yang Setara Dengan
Alcostar, Altrak, SIER
3. Komponen Panel, Switch, CB, MCB Kualitas SNI yang Setara Dengan
MG, ABB
4. Engine Kualitas SNI yang Setara Dengan
Perkin ex TRAKNUS, Mitsubishi ex
Mitra Powerindo
5. Generator Kualitas SNI yang Setara Dengan
Standford, Leroy Sumer
6. Relay Kualitas SNI yang Setara Dengan
Crampton, SEG
7. Couple Kualitas SNI yang Setara Dengan
Lokal
8. Alat Ukur Kualitas SNI yang Setara Dengan
Crampton, SEG
9. Tanki BBM Kualitas SNI yang Setara Dengan RN
Tanki
10. Pipa BBM Kualitas SNI yang Setara Dengan
Bakri
11. Valve Kualitas SNI yang Setara Dengan
Toyo
12. Electric Pump Kualitas SNI yang Setara Dengan
Ebara

C.III. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TELEPON

1. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pengadaan dan pemasangan kabel utama dari rumah kabel Telkom terdekat ke Main
Distribution Frame (MDF) yang berada dalam bangunan.

2. Pengadaan dan pemasangan MDF, TB, beserta groundingnya

115
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

3. Pengadaan dan pemasangan kabel distribusi dari MDF ke TB beserta supportnya.

4. Pengadaan dan pemasangan kabel instalasi dari TB ke outletnya beserta outlet teleponnya.

5. Membantu pengurusan pengadaan saluran sambungan Perumtel sebanyak: 10 line.

2. SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS

2.1 Main Distribution Frame (MDF)


Rak/ terminal untuk menampung masuk/ keluarnya kabel-kabel extension. Jenis terminasi
adalah 'solderless-terminal' jumlah terminal (parts) adalah sesuai gambar perencanaan.
Penyambungan rak/ MDF/ jumlah terminal untuk dikemudian hari haruslah dimungkinkan.
Rak/ rangka MDF harus terbuat dari bahan metal yang kokoh dan dilapisi dengan bahan anti
korosi (galvanis).
Terminal-terminal pada rak ini haruslah mudah terlihat, mudah dioperasi sedemikian rupa
sehingga apabila sedang dilakukan pemasangan atau perbaikan pada salah satu terminal
maka hal ini dijamin tidak akan mengganggu kepada terminal-terminal lain disekitarnya.
Setiap pair terminal haruslah dilengkapi dengan nomor/ kode.

2.2 Kabel Jaringan Telepon

2.3 Jaringan meliputi dari rumah kabel ke MDF

Jenis Kabel Jelly Filled, polytheline insulated, sheathed dan armaroured.


 Solid Annelead copper conduktor / 0,6 mm diameternya.
 Medium density, polyethylene high resistent to moisture and wheater 4 insulated wires
are twisted wire to star guad, the guad are stranded to cable core.
 Diisi dengan "Petroleum Jely" di "coated" dengan alumunium foil/ shield extrunded
polyethylene inner sheath.
 Armouring : Dua lapis ('layer') 'stell tape helically' dengan overlaping.
 Over sheath : Medium density, Polyethene warna hitam

2.4 Jaringan dalam bangunan


- Jenis Kabel
Indoor, Telephone Cable (ITC).
- Jumlah Pair terlihat pada gambar perencanaan

3. PEMASANGAN

a. Pemasangan Main Distribution Frame (MDF)


 MDF dipasang diatas lantai atau menempel didinding.
 Penyambungan kabel ke terminal ataupun jumpers harus menggunakan alat
penyambung (conection tool) yang khusus untuk jenis 'solderless connection terminals
type"

b. Pengetanahan (Functional and protective ground)


 Pengetanahan ini harus diadakan dan dipasang sesuai dengan pengarahan manufacturer.
116
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

 Untuk yakin mendapatkan hubungan pengetanahan yang effisien (efficient ground


connection), maka "lock-washers" harus dipasangkan pada sekrup sambungan.

c. Pemasangan Kabel / Instalasi


Kabel utama dari rumah kabel ke MDF tertanam dalam tanah
 Kabel distribusi dan instalasi harus berada dalam konduit PVC tersusun rapih dalam
kabel rak yang digantung diatas plafon maupun menempel pada dinding.
 Instalasi pada dinding / lantai tipe inbow, setiap pembelahan / pencabangan harus
menggunakan junction box, dipasang secara kuat pada tiap dudukannya.

d. Pesawat Telepon
 Dipasang pada outlet terminal yang telah ada pada tempat/ lokasi yang akan ditentukan
pemilik pada saat pemasangan.
 Mencoba operasi/ bekerjanya pesawat telepon.

4. DAFTAR MATERIAL

No. 1.5 M a t e r i a l 1.6 M e r k

1. Outlet Telepon Kualitas SNI yang Setara dengan MK, Hager


2. Kabel Telepon Kualitas SNI yang Setara dengan Supreme,
Jembo, Sinar
3. Konduit Kualitas SNI yang Setara dengan EGA,
Clipsal
4. MDF & TB Kualitas SNI yang Setara dengan Crone

C.IV. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SISTEM TATA SUARA

1. LINGKUP PEKERJAAN

- Pengadaan dan pemasangan instalasi Mixer Power Amplifier, Program Input, Monitor Desk
Power Amplifier, Tape, Radio FM/AM, Mic, Speaker dan lain-lain accessories.

- Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel sistem tata suara dan attenuator serta
accessories-accessories lainnya.

- Mengadakan testing dan trial run serta balancing secara menyeluruh semua sistem sehingga
diperoleh sistem performance yang berfungsi dengan tepat dan benar.

2. PERALATAN UTAMA TATA SUARA

Public Address
Peralatan utama pada ruang operator/ kontrol melayani Area Publik diuraikan sebagai
berikut :
2.1 Mixing Power Amplifier
- Chanel : 6
117
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

- Power Supply : 220/ 240 V, 50 hz


- Daya Output : 240 Watt rata-rata
- Tanggapan Frequensi : 20 – 20.000 Hz 1 dB
- Input : 1 Terminal input, 1 direct input
- Output Balance : – 100 V
- Jumlah Unit : Sesuai gambar

2.2 Ceiling Loudspeakers


- Power handling capacity : 6 W, dapat diperkecil menjadi 3/1,5 W
- Tegangan input : 100 V
- Frekwensi range : 75 – 11.000 Hz
- Sound Pressure Level : 96 dB pada 1 W, max 104 dB pada 6 W
- Type : Circular (bulat) dan flush mounting pada langit-langit
(ceiling) atau sesuai gbr perencanaan.
- Inpedance : 6 Ohm

2.3 Microphone
- Microphone merupakan omni-direct system, type grooseneck cordoid
- Dilengkapi dengan On / Off switch
- Frequency range : 270 – 11.000 Hz
- Impedance : 600 Ohm
- Sensitivy : 2,2 mV / Pa 4 dB

2.4 Volume Control / Attenuator


- Kapasitas volume control : 6 W, 36 W
- Volumen control harus dapat mengecilkan level suara dari 0-18 dB, dengan batasan 3
dB untuk setiap langkah.

2.5 AM / FM Tuner
- FM
Wave range : 87,5 – 108 MHz
Sensitivity at 75 ohms : 1,1 mV at 75 kHz deviation mono, 26
dB S/N
Stereo, 46 dB S/N : 22 MV at 75 kHz deviation
Selectivity : 60 dB for 300 kHz off resonance
THD Mono / Stereo : 0,2 % / 0,5 %
Frequency response : 76 dB / 68 dB
S/N Ratio Mono / Stereo : 76 dB / 68 dB
Stereo separation (1 kHz) : 45 dB
Image rejection : 75 dB
IF suppresion : 80 dB
AM suppression : 55 dB
Sub-carrier suppresion : 32 dB
Audio Output : 1.000 mV
Aerial input : 75 Ohms coax and 300 Ohms balanced
- AM
Wave range : LW 153 – 281 kHz (1960 – 1067 m) MW
531 – 1602 kHz (565 – 187)

118
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

Sensitivity : 200 MV
Selectivity : 30 dB for 9 kHz off resonance
IF rejection : 60 dB
Audio output : 300 mV
Power suppy main voltage : 220 VAC
Jumlah unit : 1 buah

2.6 Fully Automation Charging Units / Battery Units


- Operating voltage : 220 V + 10 %
- Main Frequency : 50 Hz
- Nominal Charging
Voltage : 24 VDC
- Residual ripple : < 10 MV
- Nominal charging current : 2,5 A, 5 A, 10 A
- Battery capacity : 20 AH

2.7 Battery Unit


- Maintenance-free and leak proof battery
- Battery voltage 24 V
- Battery capacity 36 AH

3. PEMASANGAN

3.1 Kabel-kabel speaker dan relay pagging di instalasi ketiap Terminal Box (TB) yang ada pada
setiap lantai melalui shaft. Kabel distribusi dimasukkan di dalam pipa konduit. Dari Terminal
Box (TB) ke speaker di tiap-tiap lantai saluran kabel melalui conduit PVC baik yang ditanam
dalam beton maupun yang terletak pada langit-langit. Setiap penyambungan ataupun
pembelokkan harus dilengkapi junction box.

3.2 Semua Terminal Box (TB) harus ditanahkan atau grounded dengan baik dan benar.

3.3 Semua conduit PVC yang masuk ke panel dan junction box harus diberi ulir dan diikat
dengan "Lock-nut" yang terbuat dari brass atau nickel plated. Sedangkan conduit PVC
yang keluar dari Terminal Box (TB) pada permukaan atau TB harus dilengkapi dengan
brass atau nickel plated compression gland. Seluruh pengadaan dan pemasangan
conduit PVC dan junction box serta peralatan untuk penggantungan ceiling speaker
dilaksanakan oleh kontraktor/ sub-kontraktor dengan koordinasi bersama pihak lain
yang terlibat pada pelaksanaan proyek ini.

3.4 Untuk menghubungkan antara amplifier pemanggil kendaraan (Car Call) dengan out
door speaker diparking area dipergunakan kabel yang didalam tanah dengan bahan
pipa Galvanized Steel Pipa (GSP) Medium Class BS 138-196 sebagai conduit yang
dipersyaratkan.

119
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

4. BAHAN/ MATERIAL

No. Material Merk

1 Mixer Pre Amplifier Kualitas SNI yang Setara dengan


TOA, Philips
2 Power Amplifier Kualitas SNI yang Setara dengan
TOA, Philips
3 Rack Console Equipment Kualitas SNI yang Setara dengan
TOA, Philips
4 Desk microphone Kualitas SNI yang Setara dengan
TOA, Philips
5 Emergency Microphone Kualitas SNI yang Setara dengan
TOA, Philips
6 Casatte Player & AM/FM Kualitas SNI yang Setara dengan
TOA, Philips
7 Ceiling/Horn & Coulum Speaker Kualitas SNI yang Setara dengan
TOA, Philips
8 Volume Control / Attenuator Kualitas SNI yang Setara dengan
TOA, Philips
9 MDF & TB Kualitas SNI yang Setara dengan
Eks Lokal standard Pabrik
10 Kabel Distribusi Kualitas SNI yang Setara dengan
Supreme, Jembo, Sinar
11 Counduit, Junction Box Kualitas SNI yang setara dengan
EGA

C.V. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SISTEM FIRE ALARM

I. SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS


1. Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan pemasangan Master Control, Fire Detector, Manual Call, Alarm Bell,
Signal/ Location Lamp, Sirene beserta instalasi wiringnya.

2. Pengadaan dan pemasangan TB (Terminal Box) sesuai gambar rencana.

3. Pengadaan dan pemasangan unit-unit fire fighting (fire extinguisher).

4. Mengadakan trial run dan pengujian untuk seluruh instalasi maupun demonstrasi dari
unit-unit fighting yang dipergunakan.

5. Board yang menunjukan adanya peralatan-peralatan manual push button fire fighting
unit, menunjukan tempat/arah pintu bahaya/tangga bahaya (fire escape).
120
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

6. Pembuatan lemari-lemari/ panel-panel untuk fire extinguisher dan alarm call dan button
pada tempat-tempat yang ditentukan.

2. Master Control Fire Alarm Panel, Auxiliary Monitor Panel


2.1 Master Control Fire Alarm (MCFA) Panel Type konvensional harus mempunyai kapasitas
10 zones. Harus mempunyai perlengkapan-perlengkapan standar seperti :
a. Indicator/ signal zones sesuai dengan jumlah zones
b. Buzzer/ horn
c. Fire Brigade telephone line
d. Fire Fighting (fire pump) line
e. Monitor line

2.2 Pada indicator/signal zones, harus ditunjuk juga lokasi daripada tiap zones, untuk
mempermudah identifikasinya.

3. Power Suplai
Tegangan yang boleh dipergunakan adalah tegangan DC, tidak lebih dari 100 V tegangan ini
diperoleh dari rectifier. Dalam keadaan emergency atau supplai daya PLN terputus, maka
dipergunakan supply dari battery yang dapat melayani sistem ini selama 12 (dua belas) jam.
Battery harus battery Nickel Cadmium (NiCad). Besar kapasitas battery dan rectifier system
harus sesuai dengan performance dan kebutuhan instalasi fire alarm secara keseluruhan.

4. Fire Alarm Detector


1. Fixed temperature detector mempunyai daerah cakup maksimum :
f. ± 40 m² dengan maksimum temperatur 65°C
g. ± 30 m² dengan maksimum temperature 75°C
2. Kombinasi rate of rise dan fixed temperature detector mempunyai daerah cakup 40 m²
dengan temperatur maksimum 65°C sedangkan untuk daerah cakup 30 m² temperatur
maksimum 75°C

5. Smoke Detector
Smoke Detector adalah detektor yang berkerjanya berdasarkan batas konsistensi asap tertentu,
detektor asap dapat berupa.
- Detektor asap optik (Photo Electric Smoke Detector) : yang berkerja dengan prinsip
berkurangnya cahaya oleh asap oleh kosentrasi tertentu.
- Detektor asap Ionisasi (Ionization Smoke Detector) : yang berkerja dengan prinsip
berkurangnya arus ionisasi oleh asap pada kosentrasi tertentu.

6. Alarm Bell
Supply tidak lebih dari 100 V.DC, type indoor. Bell yang dipasang di dalam bangunan
mempunyai frekwensi yang cukup, sehingga dapat mengatasi noise level dengan tingkat
sedang. Pemasangan alarm bell disesuaikan keadaan penempatan alarm bell itu sendiri yang
telah mendapat persetujuan MK.

121
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

7. Manual Call Box


Indoor type, dipasang mounted pada dinding atau pada pintu. Supplai tidak lebih dari 100
Volt DC.

8. Sirine (Horn Alarm)


Dipasang outdoor, di daerah terbuka, parkir atau tempat lainnya, lengkap dengan tiang.
Mempunyai frekwensi yang cukup sehingga dapat terdengar dengan jelas di dalam bangunan
atau tempat lainnya.

9. Location Lamp
Material :
h. Globe : Resin, inside of globe : frost finish
i. Frame : Synthetic Resin
j. Power Supply : 24 V.AC atau DC atau 100 V.AC
k. Pemasangan : Surface Mounted

10. Portable Fire Fighting Extinguisher Unit


Portable fire fighting extinguisher unit adalah dari type dry chemical, multi purpose untuk
type class fire rating A, B, C dan E.
1. Serbuk kimia yang dipergunakan harus dari jenis non toxic (tidak beracun)
2. Dilengkapi dengan hosing
3. Unit-unit fire extinguisher yang dipergunakan adalah :
a. Fire Extinguisher
Bahan : Multipurpose dry chemical
Kapasitas : 3 kg
Daya semprot : ±6m
Jenis : Fixed type, digantung pada dinding atau diletakkan pada
lemari fire fighting unit yang telah disediakan.
b. CO2
Bahan : CO2
Kapasitas : 3 kg
Daya semprot : ± 6m
Jenis : Fixed type, digantung pada dinding.
c. Mobile fire extinguisher
Bahan : CO2
Kapasitas : 23 kg
Jenis : Mobile

11. Bahan / Material

No. Material Merk

1. Master Control Fire Equipment Kualitas SNI yang Setara


Auxiliary Master Control Dengan Nohmi, Esser
2. Fire Alarm, Fire Detector, Manual Call Box Kualitas SNI yang Setara
Dengan Nohmi, Esser
122
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

3. Conduit Kualitas SNI yang Setara


Dengan EGA
4. Junction Box, Terminal Box dll. Kualitas SNI yang Setara
Dengan Eks. Lokal Standard
Pabrik
5. Fire Extinghuiser, Multi Purpose Dry Kualitas SNI yang Setara
Chemical, CO2 Dengan Yamato, Kide, Chubb
6. Kabel Distribusi, Instalasi dan Kontrol Kualitas SNI yang Setara
Dengan Supreme, Jembo,
Sinar

C.VI. SPESIFIKASI TEKNIS SISTEM JARINGAN MATV

1. Lingkup Pekerjaan

6.2. Pengadaan dan pemasangan instalasi Antena TV terdiri dari coaxial cable, Tap off, Spliter
dan TV Outlet.

6.3. Mengadakan testing & trial run secara menyeluruh semua sistem sehingga diperoleh sistem
dengan performance yang berfungsi tepat dan benar.

2 Peralatan Utama MATV

2.1. Splitter /Spur (Distributor)


12. Distribution Lost : 3,7 dB to 11dB
13. Isolation : 17 dB to 45 dB
14. VSWR : 1,1 - 2,6

2.2. Tee Unit (Coupler)


15. Tap Value : 9,5 to 21,5 dB
16. Through Lost : 0,7 dB to 6,2 dB
17. Isolation : 16 dB to 45 dB
18. VSWR : 1,1 - 2,6

2.3. TV Outlet
19. Model : Single
20. Side/ Coupling Lost : 0,6 dB to 1dB

3. Pemasangan Kabel Instalasi


- Kabel instalasi harus dalam kabel conduit PVC terpasang rapi menempel pada rangka
plafon atau diklem pada lantai datar diatas plafon
- untuk pemasangan pada dinding haruslah inbow setiap pembelokan harus menggunakan
junction box.

123
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

4, Daftar Material

No. Material Merk


Kualitas SNI yang Setara dengan
1. Coaxial Cable
Belden
Kualitas SNI yang Setara dengan
2. Conduit PVC
Ega
Kualitas SNI yang Setara dengan
3. Spliter
Fagor
Kualitas SNI yang Setara dengan
4. Outlet TV
MK, Hager

C.VII. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING (AIR BERSIH, KOTOR DAN


BUANGAN) DAN FIRE FIGHTING.

1. Lingkup Pekerjaan

1.1. Pekerjaan Air Bersih

1. Pengadaan dan pemasangan top reservoir dengan system panel (FRF Whale Panel System)
lengkap steel base frame, outlet dan inlet atau man hole.

2. Instalasi pipa di dalam dan luar bangunan.

3. Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit peralatan utama yang diperlukan
dalam sistem penyediaan air bersih berupa pompa-pompa beserta perlengkapannya.

4. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan yang meliputi pemipaan
dan top reservoir, pemipaan pada instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap titik
pengeluaran.

5. Pemasangan pipa distribusi ke setiap peralatan sanitary seperti halnya closet, wastafel,
urinal dan lain-lain.

6. Pengadaan dan pemasangan sistem filtrasi air hujan dengan menggunakan sand filter dan
carbon filter serta pompa lengkap dengan instalasi pipa.

1.2. Pekerjaan Air Kotor dan Buangan

1. Pengadaan dan pemasangan beserta perlengkapan yang diperlukan dalam sistem


pembuangan air kotor dan buangan.

2. Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closet, wastafel, urinal, floor
drain dan lain-lain.

3. Pekerjaan Drainasi dalam bangunan, pengadaan dan pemasangan instalasi pipa air hujan
dari atap bangunan sampai ke saluran luar bangunan lengkap dengan accessoriesnya.
124
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

4. Sistem pembuangan air kotor dari toilet menggunakan sistem Biofilter.

1.3. Pekerjaan Fire Hydrant Halaman.

1. Pengadaan dan pemasangan beserta perlengkapan yang diperlukan dalam sistem Fire
Hydrant.

2. Pengadaan dan pemasangan Pompa Fire Hydrant berupa pompa Elektrik dan Pompa Jockey.

3. Pengadaan dan pemasangan fixtures kebakaran seperti Hydrant Pillar (HP), Seamese
Connection (SC)

1.4. Membuat dan menyiapkan Standar Operational dan Prosedure (SOP) untuk
digunakan Team Engineering Pemilik dalam melakukan tugas dan operational
gedung.

1.5. Pelaksana/Kontraktor wajib memberikan pendidikan kepada Team Engineering


Pemilik sampai mahir dalam mengoperasikan peralatan juga pemeliharaan dan
seluruh biayanya menjadi tanggung jawab Pelaksana/Kontraktor PLAMBING.

1.6. Testing dan Commisioning


Mengadakan testing dan commisioning semua sistem pekerjaan yang terpasang agar
memperoleh sistem yang baik sesuai dengan syarat undang-undang dan peraturan-peraturan
yang berlaku saat ini di Indonesia. Serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari
Jawatan Keselamatan Kerja.

2. Persyaratan Teknis Khusus Pekerjaan Air Bersih, Kotor Buangan dan Fire Fighting

2.1. Material/ Bahan-bahan yang dipakai :

- Untuk pipa-pipa jaringan air bersih menggunakan GIP class medium dan fire fighting (fire
hydrant dan fire sprinkler) BSP Sch 40.
- Untuk pipa air kotor, air buangan pipa vent, yaitu dipakai pipa PVC, berkatagori class AW
(10 kg/cm²) JIS K 6742.
Tebal dinding pipa PVC tidak boleh kurang dari ukuran sebagai berikut :

Diameter Dalam Tebal Dinding Minimum


- -
- -
- -
- -

125
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

- -

2.2. Sistem Pemipaan

2.2.1. Sistem Penyambungan Pipa


a. Pipa Air Bersih :

dengan jenis bahan pipanya.


Untuk memperkuat terhadap kebocoran, penyambungan pipa dengan ulir harus terlebih
dahulu diberi lapisan red lead cement atau pintalan khusus dari asbes. Sedangkan untuk
sambungan flanged harus dilengkapi ring dari karet secara homogen.

b. Pipa Air Kotor dan Ventilasi :


Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee dan lain-lain dari bahan yang sama,
sedangkan untuk bahan pengikatnya digunakan lem/ solventcement.
Pipa-pipa yang sudah terpasang, pada ujungnya yang terbuka agar bertutup dan rapat
untuk menghindari kotoran masuk.

2.2.2. Penggantung / Penumpu Pipa


a. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang
kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran.
b. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak
antara tidak lebih dari 2,5 m.

c. Semua pipa yang melewati daerah dilokasi bangunan, dipergunakan flexible joint untuk
mencegah patahnya pipa dari pergeseran bangunan.

d. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/ terikat pada kontruksi bangunan
dengan insert/ angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton dengan Ramset.

e. Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem-clam dan dibuat dengan jarak tidak lebih
dari 3 m.

2.2.3. Valve - valve


a. Water valve
spendle ".

b. -
spendle ".

c. l spendle
yoke ".

d. Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya.

126
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

e. Pekerjaan air bersih sanitary digunakan tekanan kerja 150 psi dan untuk pekerjaan air
bersih fire fighting digunakan valve dengan tekanan kerja minimum 300 psi, bahan cast
iron.

2.2.4. Pipa-pipa Dalam Tanah


a.
bawah dan 80-
dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu dengan baik. Untuk pipa-pipa
air bersih dan pipa-pipa air buangan tidak boleh diletakkan pada lubang-lubang yang
sama.

b. Galian tanah harus dibersihkan dari kotoran-kotoran/puing-puing. Setelah bersih diurug

diperiksa oleh MK, ditimbun kembali dengan pasir urug dan tanah bekas galian yang
bebas dari puing-puing.

c. Patokan/ pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari garis tengah
pipa (as pipa) sampai ke permukaan jalan/ tanah asli atau bila tidak supaya disesuaikan
gambar rencana.

d. Syarat penyeberangan pipa yang melintasi jalan atau drainase setempat dilihat gambar
rencana.

e. Khusus untuk pipa fire hydrant diluar bangunan (site plan) harus di coating terlebih
dahulu dengan bahan Aspal kemudian dilapis dengan jacketing yang terbuat dari bahan
karung goni.

3. Spesifikasi Teknis Peralatan Utama

3.1. Pekerjaan Air Bersih


3.1.1. Pompa Delivery
Type pompa : Centrifugal End Suction back pull out.
Kapasitas : 150 L/mnt
Head pompa : 30 M
Putaran pompa : 2900 Rpm.
Daya pompa : 3 kW
Karakteristik listrik : 380 V, 3Φ, 50 Hz
Jumlah : 2 unit (1 unit operasi & 1 unit Stand By )
Lokasi : Lantai Dasar ( Ruang Pompa )
3.1.2. Pompa Booster
Type pompa : Booster Pump Paralel Alternatif
Kapasitas : 100 L/mnt
Head pompa : 25 meter.
Putaran pompa : 2900 Rpm
Daya pompa : 1,5 kW
Karakteristik listrik : 220 V, 3Φ, 50 Hz
Jumlah : 1 Set (2 unit, c/w panel control)

127
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

Lokasi : Lantai Atap

3.1.3 Pompa Penguras


Type pompa : Centrifugal End Suction back pull out.
Kapasitas : 100 L/mnt
Head pompa : 10 meter
Putaran pompa : 2900 Rpm.
Daya pompa : 0,4 kW
Karakteristik listrik : 380 V, 3Φ, 50 Hz

3.1.4. Pompa Sumur Dangkal (Jet Pump)


Type pompa : Jet Pump
Kapasitas : 40 L/mnt
Head pompa : 30 M
Daya pompa : 0,5 KW
Karakteristik listrik : 220 V, 3Φ, 50 Hz
Jumlah : 1 unit
Lokasi : Lantai Dasar ( Ruang Pompa )

3.1.5. Pompa Transfer Air Hujan


Type pompa : Centrifugal End Suction back pull out.
Kapasitas : 350 L/mnt
Head pompa : 25 M
Putaran pompa : 1500 Rpm.
Daya pompa : 4 kW
Karakteristik listrik : 380 V, 3Φ, 50 Hz
Jumlah : 2 unit (1 unit operasi & 1 unit Stand By )
Lokasi : Lantai Dasar ( Ruang Pompa )

3.1.6. Pompa Penguras Portabel


Type pompa : Submersible Pump
Kapasitas : 250 L/mnt
Head pompa : 10 M
Putaran pompa :-
Daya pompa : 0,75 kW
Karakteristik listrik : 380 V, 3Φ, 50 Hz
Jumlah : 1 unit
Lokasi : Tangki Air Hujan

3.1.7. Top Reservoir


Kapasitas : 2 x 2 m3
Material : Fibre Glass

4. Pekerjaan Air Kotor


Pemipaan Air Kotor
Diadakan pemisahan antara pemipaan air kotor dari closet dan urinal dengan air buangan
dari lavatory dan floor drain. Pengumpulan digunakan pipa-pipa cabang horizontal pada

128
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

setiap lantai digunakan pipa PVC yang kemudian diteruskan ke pipa induk vertikal dalam
shaft. Pembuangan air kotor dari closet dan urinal disalurkan ke salurkan pipa tegak air
kotor dan air buangan dalam shaft lalu disalurkan ke Biocell dan disalurkan ke riol kota.

5. Pemipaan Ventilasi
-masing
fixtures yang membutuhkan. Kemudian diteruskan oleh pipa induk ventilasi yang berada
pada shaft dimana pelepasan akhir pada lantai atap dilengkapi dengan vent-cup.

6. Pekerjaan Fire Fighting


Fire Fighting System Pump
Pompa fire fighting merupakan unit yang terdiri dari pompa pembantu, pompa utama
penggerak electric dengan standard NFPA 20.

6.1. Jockey Pump


Type pompa : Centrifugal End Suction Back pull out .
Kapasitas : 25 usGpm.
Head pompa : 80 meter.
Motor Diesel Pump : 1450 Rpm.
Daya pompa : 3 kW
Karakteristik listrik : 3 Φ, 380 V , 50 Hz
Jumlah : 1 Unit .

6.2 Electric Fire Pump


Type pompa : Centrifugal End Suction Back pull out .
Kapasitas : 250 usGpm.
Head pompa : 70 meter.
Putaran pompa : 2960 rpm.
Daya pompa : 18,5 kW
Karakteristik listrik : 3 Φ, 380 V , 50 Hz
Jumlah : 1 Unit .

6.3 Panel Kontrol

6.3.1. Panel kontrol merupakan kelengkapan unit sistem fire fighting yang dapat mengatur kerja
pompa secara automatic baik jockey pump sebagai pompa pembantu, pompa utama
penggerak electric. Sistem tersebut diatur oleh panel khusus untuk pompa pemadam
kebakaran yang mengikuti peraturan-peraturan NFPA 20 standard.
Panel Kontrol untuk air bersih dan air kotor haruslah mengikuti syarat sebagai berikut :

- Untuk motor dengan kapasitas 5 kVA keatas harus dilengkapi star delta
- Untuk motor dengan kapasitas 4 kVA kebawah harus dilengkapi DOL (Direct On Line)
- Proteksi motor harus menggunakan circuit breaker yang diperuntukkan untuk motor dan
dilengkapi proteksi thermal overload.

6.4. Hydrant Pillar

6.4.1. Jenis two-way, terbuat dari baja tuang diberi penguat pondasi beton secukupnya.

129
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

6.4.2. Pillar dicat merah dengan cat Duco ex Dana Paints atau setara.

6.4.3. Disediakan fire house lengkap dengan nozzlenya, coupling disesuaikan dengan standar
penggunaan coupling PMK setempat, panjang house tidak kurang dari 30 m dengan ukuran

6.5. Seamese Connection

6.5.1. Digunakan seamese connection jenis two way type Y terbuat dari baja tuang.

6.5.2. Dalam pemasangan unit seamese connection harus diberikan pondasi penguat sebagai
dudukan.

6.5.3. Lokasi seamese connection mudah dilihat dan dekat dengan lalu lalang mobil agar mudah
untuk dipakai bila diperlukan (lihat gambar perencanaan).

6.6. Fire Hose Cabinet


Jenis : Semi-recessed wall mounted indoor hydrant box
Kabinet / Box : Pelat Baja tebal 2,0 mm dengan konstruksi rangka,
sambungan dengan di las dicat warna merah terang.
Pintu : Pintu berengsel, institutional (heavy duty).
Hose Rack : One piece 16 US gauge steel.
Accessories : 1,5 inch hose rack dilengkapi ; 1,5 inch nipple
1,5 inch cast brass valve
1,5 inch ribber lined hose, panjang 30 meter.
Nozzle : 1,5 x 10 inch smooth bore, straight type, 150 psi test
pressure.
Standart : ANSI.

6.7. Landing Valve


Jenis : Oblique cast-iron landing valve dicat merah terang,
Ukuran : 2,5 inch,
Kelengkapan : Cap and chain, hose coupling, handwheel operated,
cadmium plated escutcheon.
Standard/ kelas : ANSI. 150 psi WOG.

6.8. Air Realese Valve


Dipasang pada setiap ujung akhir dari pipa tegak hydrant dalam bangunan,
Jenis : Cast-iron floating Ball
Ukuran : 0.75 inch connection, 1.625 inch valve
Standard / kelas : ANSI/ 150 psi WOG

6.9. Peralatan Bantu Pompa (Accessories)

6.9.1 Jika tidak ditentukan lain maka pemakaian accessories pemipaan harus menggunakan :
 Dia. 15 s/d 50 mm type ulir
 Dia. 65 keatas type Flens

130
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

 Standard / kelas : ANSI / 150 PSI

6.9.2 Gate Valve


 Ukuran dia. 15 s/d 50 mm Valve body, steam disc bronze material, female thread.
 Ukuran dia. 65 keatas Non Rising Stem, cast iron body, Henged end

6.9.3 Check Valve


 Ukuran dia. 15 s/d 50 mm Valve body, steam disc bronze material, female thread.
 Ukuran dia. 65 keatas Cast iron body, flanged end, cast steel disc.

6.9.4 Strainer
 Ukuran dia. 15 s/d 50 mm Valve body, steam disc bronze material, female thread, Y
type
 Ukuran dia. 65 keatas Cast iron body, stainless steel screen, flanged end, Y type.

6.9.5 Flexible Connection


Ukuran dia. 50 s/d 200 mm
 Synthetic rubber material flanged end

6.9.6 Pressure Gauge


 Dial type 4"
Pressure Range 0 s/d 10 kg/cm2

6.9.7 Floater Valve


Bronze body, plastic ball, male thread

6.9.8 Water Level Control 3 electroda

6.9.9 Foot Valve Bronze body

3. Pengujian dan Desinfeksi

7.1 Pengujian Sistem Pembuangan


7.1.1. Pengujian Instalasi Sistem Distribusi Air Bersih
a. Sebelum dilakukan pengujian terhadap pemipaan ke seluruh jaringan distribusi Seluruh
sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup (plugged)
agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang “Vent” tertinggi.

b. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas, minimal
selama 1 (satu) jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih dari 10 cm.

c. Apabila Pengawas menginginkan pengujian lain disamping pengujian diatas,


Pemborong harus melakukannya tambahan biaya dan menjadi tanggungan
Pemborong.air bersih, Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengujian secara parsial
terhadap peralatan utama (pompa-pompa, panel listrik dan panel kontrol, pressure tank
dll), Pengujian yang harus dilakukan minimum antara lain :
 Debit aliran air, Putaran pompa , Tekanan pompa
 Arus kerja motor, Cut in / cut off Pressure Tank.

131
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas/ MK untuk diminta
persetujuannya.

d. Bersama-sama Perencana dan Pengawas/MK, Pemilik Proyek dan Perencana,


Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengujian terhadap performasi peralatan
utama dengan sistem yang telah difungsikan secara penuh. Pengujian ini meliputi :
d. Kapasitas pompa , Arus Kerja Motor
e. Kerja Pressure Tank , Tekanan air pada fixture terjauh dan lain-lain.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Perencana dan Pengawas/ MK
untuk dimintakan persetujuannya.

e. Setelah Bidang Ruangan Dalam menjadi Tidak Rata (Roughing In) selesai dipasang dan
sebelum memasang fixture-fixture, seluruh sistem distribusi air bersih dan air kotor
harus diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar satu setengah kali tekanan kerjanya
(working pressure) dengan tekanan 12 kg / cm2 atau 12 atm untuk seluruh sistem
distribusi air bersih sedangkan untuk seluruh sistem distribusi air kotor dengan tekanan
8 kg / cm2 atau 8 atm dan dibiarkan dalam kondisi ini selama paling kurang 12 (dua
belas) jam tanpa mengalami kebocoran pada distribusi pipa dan tekanan tersebut tidak
berubah.

f. Sebelum dilakukan pengujian maka dilakukan pengglontoran air pada seluruh sistem
distribusi air bersih dan air kotor atau dengan disebut dengan sistem Blashing.

7.1.2. Kerusakan dan Kegagalan Uji


Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari
suatu bagian dari instalasi atau bahan dari instalasi, maka Pemborong harus mengganti
bagian atau bahan yang rusak atau gagal tersebut dan pemeriksaan / pengujian dilakukan
lagi sampai memuaskan Pengawas.

7.1.3. Desinfeksi
a. Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan desinfeksi dari seluruh instalasi air
sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas.
b. Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan “Chlorine” ke dalam sistem pipa,
dengan cara / metode yang disetujui Pemberi Tugas. Dosis chlorine adalah sebesar 50
ppm (Parts per Million).
c. Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih, sehingga
kadar chlorine menjadi tidak lebih dari 0,2 ppm.
d. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfeksi tersebut
harus dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 16 jam.

8. Daftar Material
No. Material Merk
Kualitas SNI yang Setara dengan SPP,
1. Pompa-pompa Air Bersih
Versa, Ebsray, ITT
Kualitas SNI yang Setara dengan SPP,
2. Pompa Hydrant AC
Versa, Ebsray, ITT
3. Motor-motor Pompa Kualitas SNI yang Setara dengan

132
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

Elektrim, ABB
Kualitas SNI yang Setara dengan
4. Pipa GIP (Galvanized Iron Pipe)
Bakrie, Spindo
Kualitas SNI yang Setara dengan
5. Pipa PVC
Wavin, Pralon, Rucika
6. Valve-valve :
Kualitas SNI yang Setara dengan
 Gate valve
ONDA, Shilla, Kitz, AFA
Kualitas SNI yang Setara dengan
 Butterfly valve
ONDA, Shilla, Kitz, AFA
Kualitas SNI yang Setara dengan
 Check valve
ONDA, Shilla, Kitz, AFA
Kualitas SNI yang Setara dengan
 Strainer
ONDA, Shilla, Kitz, AFA
Kualitas SNI yang Setara dengan
 Float valve
ONDA, Shilla, Kitz, AFA
Kualitas SNI yang Setara dengan
 Safety valve
Yoshitake, Fushiman, AFA
Kualitas SNI yang Setara dengan
 Air release valve
Yoshitake, Fushiman
Kualitas SNI yang Setara dengan
 Pressure reducting valve
Yoshitake, Fushiman
 Air vent Kualitas SNI yang Setara dengan
Fushiman
7. Black Steel Pipe (BSP) / Hydrant. Kualitas SNI yang Setara dengan
Bakrie, Spindo
8. Perlengkapan Hydrant Box Kualitas SNI yang Setara dengan
Appron,
9. Hydrant Box Kualitas SNI yang Setara dengan eks
Lokal, Standard Pabrik
10. Floor drain Kualitas SNI yang Setara dengan San'ei
, Onda : dari Stainless Steel
11. Roof Drain Kualitas SNI yang Setara dengan Cast
Iron eks Lokal
12. Kran Kualitas SNI yangSetara dengan San'ei,
Onda
13. Flexible connection Kualitas SNI yang Setara dengan Proco,
Armflex
14. Top Reservoir Kualitas SNI yang Setara dengan Fibre
Glass FRF Whale Panel System
15. Jet Pump (Sumur Dangkal) Kualitas SNI yang Setara dengan
Groundfos, Versa, Ebsray

133
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

16. Ground reservoir Kualitas SNI yang Setara dengan Beton


Water Proof

17. Septictank Kualitas SNI yang Setara dengan


Biotech, Biofill, Bestindo

C.VIII. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL SISTEM TATA UDARA DAN


VENTILASI MEKANIK

1. PEKERJAAN AC SISTEM SPLIT UNIT


1.1 Lingkup Pekerjaan
Jenis pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini diantaranya adalah :
- Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian AC Split Wall Mounted dan Split
Ducted.

- Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian instalasi sistem aliran refrigerant.

- Pengadaan dan pemasangan pipa untuk membuang air pengembunan (drainage) dari
evaporator blower unit sampai ke tempat pembuangan yang terdekat yang diperkenankan.
Unit evaporator dilengkapi dengan drain Pan dari BjLS dan diisolasi.

- Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Ducting lengkap dengan isolasi ducting, grille, diffuser
dan return air grille.

- Pengadaan, pemasangan, pengaturan instalasi listrik. Untuk sistem ini termasuk penarikan
kabel dari panel utama ke AC kesemua unit peralatan.

- Pengadaan & pemasangan pondasi peredam getaran untuk masing-masing yang dipasang
dalam instalasi ini.

- Pembobokan, penutupan serta finishing kembali dinding, atap lantai dan lain-lain akibat pe-
masangan pipa kabel, mesin-mesin AC dan lain-lainnya.

- Melakukan pemeliharaan instalasi selama masa pemeliharaan 3 (tiga) bulan (90 hari
kalender)

- Memberikan pendidikan praktek mengenai operasi dan perawatan sistem instalasinya kepada
petugas yang ditunjuk sampai cakap menjalankan tugasnya.

- Memberikan garansi terhadap perawatan atau mesin yang dipasangnya atau yang dipasang
untuk instalasi sistem ini.

- Melakukan testing, balancing dan commissioning untuk semua peralatan mesin-mesin AC


dan instalasi ducting, pipa refrigerant dan drain dapat berfungsi dengan sempurna.

134
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

1.2. Spesifikasi Teknis Khusus

1.2.1. Peredam Getaran


e. Semua mesin/ peralatan yang menghasilkan getaran harus diberi landasan atau penggantung
peredam getaran (vibration eliminator) yang sesuai.

f. Peralatan yang digantung harus dipasang peredam jenis kinetic glass fibre hanger merk
kineties atau sound anttenuator limited atau setara.

g. Peralatan yang diletakkan diberi landasan peredam getaran jenis kinetic neoprene isolator
merk kineties atau sound anttenuator limited atau setara.

h. Semua fan harus dipasang karet sekelilingnya sebelum dipasang.

1.2.2. Pipa Pembuangan Air


a. Pekerjaan
Pemborong harus memasang pipa pembuangan air (drain) dari mesin-mesin air
conditioning sampai ke tempat pembuangan yang terdekat dalam saluran yang tersembunyi
atau tidak mengganggu, sesuai layout gambar perencanaan jalur pipa AC.

b. Bahan
Untuk pembuangan air (drain) dipergunakan pipa PVC.

c. Peralatan
Pipa kondensasi drain harus diperlengkapi dengan bak kontrol, leher angsa serta
peralatan lain yang perlu. Harus diberikan lapisan isolasi sampai sepanjang kira-kira 8
meter atau sampai daerah dimana tidak terjadi pengembunan bagian luar pipa, isolasi
harus dari bahan Nitrile Rubber Closed Cell Tubing yang sejenis dari bahan tahan api
(fire resistant) setebal 3/4". Bagian luar hendaknya dicat sesuai dengan warna yang
disetujui oleh Direksi.

1.3. Condensing Unit (CU)


1.3.1. Umum
 Pemborong harus memasang condensing unit untuk split system dengan jenis, ukuran
 Dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Unit ini hendaknya
"factory
 Built" dan telah diuji pabriknya berdasarkan test yang dilakukan sesuai dengan
ASHRAE
 Standard 14-67.
1.3.2 Kompressor
Kompressor adalah scrool kompressor dari jenis "semi/hermetic" didinginkan oleh gas
refrigerant dan motor yang dilindungi secara "inherent".

1.3.3 Koil Kondensor


Koil kondensor harus dari tembaga dengan "fin" dari alluminium yang direkatkan secara
mekanis. Koil ini telah diuji terhadap kebocoran, telah di "dehidrated" dan diisi gas
refrigerant secukupnya dari pabrik.

135
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

1.3.4 Fan Kondensor


Fan kondensor dari jenis propeller, pembuangan tegak ke atas/ke samping dan dihubungkan
langsung dengan fan motor.

1.3.5 Fan Motor


Fan motor hendaknya dari jenis "permanent split capicator" yang dilindungi secara
"inherent" serta mempunyai bantalan peluru yang dilumasi secara tetap.

1.3.6 Dinding
Dinding dan rangka hendaknya telah dicat anti karat dan sesuai untuk pemasangan diluar.

1.3.7 Peredam Getaran


Hendaknya pada semua kaki, mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai dengan
persyaratan pabriknya.

1.4. Evaporator Blower Unit (EVB)

1.4.1 Umum
Pemborong harus memasang "evaporator blower unit" untuk "split system" dengan jenis,
ukuran dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Unit ini hendaknya
"factory built" dan telah diuji oleh pabriknya.
Berdasarkan test yang dilakukan sesuai dengan AMCA Standard 210-1967, "test code for
air moving devices" dan ARI Standard 410-1964 "Standard for forced circulation air
cooling and air heating coil".

Fan
Hendaknya dipakai fan dari jenis "forward curved" dan direncanakan khusus untuk unit ini.
Alas motor harus dapat menyediakan variasi jarak antara sumbu-sumbu yang dapat diatur
dengan skrup-skrup. Fan hendaknya dilengkapi dengan "pulley" yang dapat diatur "pitchnya"
untuk mengatur kecepatan fan. Semua unit fan hendaknya mempunyai peluru dengan
bantalannya yang dapat dilumasi dari luar dengan mudah. Fan hendaknya mempunyai
performansi sesuai dengan ARI standard 430-1966. Sistem fan hendaknya telah ditimbang dan
dibalans secara statis maupun dinamis di dalam rumah fan oleh pabriknya.

Dinding
Dinding unit minimal dari plat besi ukuran "20 gauge". Semua panel atau lubang-lubang
berpintu harus dapat dengan mudah dan cepat dibuka. Rangka hendaknya diperlengkapi dengan
titik-titik penyangga dilapisi dengan cat anti karat.
Bak pengembunan air hendaknya terletak dibawah koil pendingin dan harus cukup besar untuk
menampung segenap pengembunan uap air dari koil pada kondisi maksimumnya.

Koil Pendingin
Koil pendingin harus dari tembaga dengan "fin" dari alumunium yang rekatkan secara mekanis.
Koil ini telah diuji terhadap kebocoran di pabriknya.

Isolasi
Dinding unit ini hendaknya diisolasi mulai dari masuknya sampai pada keluarnya udara pada
unit. Isolasi harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya harus cukup untuk menghalangi

136
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

terjadinya pengembunan. Isolasi harus tahan terhadap aliran udara dan tahan api sesuai dengan
persyaratan NFPA Standard 90-A. Tempat penampungan air pengembunan harus disolasi
untuk menghindari terjadinya pengembunan dibagian luarnya.

Peredam Getaran
Hendaknya pada semua kaki mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai dengan
persyaratan pabriknya.

Pipa Refrigerant
1.8.1. Umum
Hendaknya semua pipa refrigerant dikerjakan secara hati-hati dan sebaik mungkin. Semua
bagian-bagian pipa ini harus bersih, kering dan bebas dari debu dan kotoran. Hendaknya
dipakai pipa tembaga jenis L atau K yang "dihydrated" dan "sealed".

Jenis pemakian pipa refrigerant untuk air conditioning kelas ASTM B 280
Sambungan hendaknya sependek mungkin.

1.8.2. Sambungan
Pipa jenis "hard drawn tubing" harus disambung dengan perantaraan "wrought copper
fitting" atau "non porous brass fitting". Dianjurkan dipakai solder perak dengan ditiupkan
gas mulia seperti Nitrogen kering ke dalam pipa yang sedang disambung untuk
menghindarkan terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
Solder lunak semacam "50 - 50" tidak boleh digunakan solder "95 - 5" dapat dipergunakan
kecuali pada "discharge" gas panas.
Pipa jenis "soft drawn tubing" dapat disambung dengan solder, nyala api atau lainnya yang
sesuai untuk pipa refrigerant. Bilamana "precharged refrigerant ines" disediakan oleh
pabrik, hendaknya diperhatikan benar-benar instruksi pabrik. Bila terjadi kelebihan pipa
"precharged" hendaknya dibentuk gulungan dan disangga pada bidang mendatar.

1.8.3. Konstruksi
a) Pipa refrigerant hendaknya disangga baik-baik untuk mencegah melentur. Harus
dipasang peredam getaran untuk mencegah penerusan getaran kepada bangunan.
Bilamana perlu dipasang peredam getaran pada pipa.
b) Pipa refrigerant yang direncanakan dan dipasang di lapangan harus dilaksanakan sesuai
dengan "ASHRAE GUIDE BOOK" atau rekomendasi pabrik.
c) Suatu pengering refrigerant dengan kapasitas yang cukup serta "sight glass moisture
indicator" hendaknya dipasang pada bagian "liquid line" setiap pipa yang terpasang di
lapangan.
d) Perbedaan tinggi dan jarak antara condensing unit dengan evaporator blower unit
hendaknya masih memenuhi persyaratan pabrik.
e) Setelah selesai pekerjaan instalasi pipa maka seluruh rangkaian harus diuji terhadap
kebocoran.

1.8.4. Pengisian Refrigerant


Sistem yang dipasang dengan precharged dan sistem yang dipasang di lapangan harus
dihampakan. Sama sekali dilarang memakai kompressor dari sistem untuk mengisi refrigerant.

137
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

Penghampaan haruslah dilakukan dengan suatu pompa penghampa tinggi dengan pengukur
tekanan mutlak yang baik. Dianjurkan penghampaan dilakukan sampai tekanan dibawah

Tekanan sistem setelah pengisian freon tidak boleh lebih dari yang disyaratkan oleh
pabriknya. Persyaratan pabrik tentang jumlah pengisian freon hendaknya dipatuhi dan
dipergunakan suatu Charging Cylinder untuk memastikan jumlah dan jenis refrigerant yang
diisikan adalah sesuai.

1.9. Spesifikasi Teknis Khusus

1.9.1. Isolasi Pipa


Pipa suction line refrigerant harus diisolasi dengan isolasi panas.

Diameter Pipa 5/8 s/d 1 ¼" 1 ½" s/d 2" 3" s/d 5"
Tebal Isolasi 1" 1 ¼" 1 ½"

Isolasi pipa refrigerant hendaknya dari bahan “nitrile rubber closed cell tubing” insulation
dengan density 0,08-0,12 gram/cm3 (5-8 lb/Cu.ft), thermal conductivity : 0,0374 W/MK (0,26
BTU-in/hrft2) dan diberi dengan lapisan luar shell tape (insuflex tape).

1.9.2. Saringan Udara


Saringan udara hendaknya dari bahan yang dapat dibersihkan/dicuci seperti alluminium,
anyaman kawat atau logam. Saringan harus memiliki effesiensi penahan debu (Avarage
Synthetic Duct Weight Air Resistance) minimal 65 %, tahanan mula-mula maksimum 2,5
mm tekanan air, pada kecepatan aliran udara 2 mps (500 fpm). Kerangka saringan dari baja
galvanis setebal 1,2 mm dan dari ukuran standard. Tebal filter 2,5 mm (1 inch) dan tiap-tiap
filter dapat dipasang dengan rapat satu dengan yang lainnya.

2. PEKERJAAN VENTILASI MEKANIK

2.1. Lingkup Pekerjaan


Bagian ini menjelaskan kebutuhan untuk peralatan, perlengkapan dan pemasangan sistem
ventilasi mekanik untuk proyek ini.
Lingkup pekerjaan Ventilasi Mekanik terdiri dari :
a. Pengadaan dan pemasangan serta pengujian exhaust/ intake fan untuk ruang yang tidak
dikondisikan.
b. Exhaust/ intake fan untuk ruang pompa, mesin, toilet dan gudang.

2.2. Exhaust Fan

2.2.1. Seluruh fan harus mempunyai pilot light dan on/off switch pada lokasi/ panel yang tertera
dalam gambar serta dapat dimonitor dan/ atau diremote dari pusat kontrol panel diruang
kontrol yang tersedia.
2.2.2. Fan dengan daya 1 Hp atau lebih kecil dapat berfasa "single phase".
2.2.3. Pada prinsipnya exhaust fan dan intake fan yang dipasang adalah dari type yang umum
digunakan, dimana :

138
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

 Kapasitas : sesuai gambar rencana


 Type : sesuai gambar rencana
 Static Pressure : sesuai gambar rencana
 Warna : ditentukan kemudian
Exhaust fan harus memiliki damper yang secara automatik bekerja dengan motor atau
dengan kata lain bila exhaust fan dimatikan (di-off) untuk dampernya harus dapat tertutup
dan sebaliknya.
Exhaust fan tidak boleh melebihi tingkat kebisingan 40 dB. Cara pemasangan dengan
rangka kayu yang dibuat sedemikian rupa, dapat dibuka/pasang kembali untuk maintenance.

3. PEKERJAAN SISTEM CEROBONG UDARA (DUCTING)

Material
3.1.1. Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah : Galvanized Steel Gauge. Semua
pelaksanaan haruslah sesuai dengan persyaratan detail dan spesifikasi yang diberikan. Selain
dari itu harus pula sesuai dengan persyaratan Standard dari SMACNA dan pabriknya.
3.1.2. Ketebalan lapisan seng (coating) pada Galvanized Steel Sheet adalah minimum sebagai berikut
:
Bjls QZ/SWT
100 2,50
80 2,00
60 1,50

3.1.3. Sesuai dengan pengumuman mengenai Peraturan Standarisasi bagi hasil produksi Baja
Lapis Seng dengan SII No. 137-80 dan hubungan dengan SK. Menteri Perdagangan dan
Koperasi No. 356/Kp/IX/80, tanggal 8 Desember 1980, tidak diperkenankan memakai
istilah BWG dan/atau USG.
Sebagai penjelasan dengan ini diberitahukan bahwa Bahan Pelat Seng untuk sistem
cerobong udara ducting instalasi Air Conditioning, dipergunakan ekivalensi :

 Bjls 60 sebagai pengganti istilah BWG 26


 Bjls 80 sebagai pengganti istilah BWG 22
 Bjls 100 sebagai pengganti istilah BWG 20
 Bjls 120 sebagai pengganti istilah BWG 18
Dengan demikian dalam spesifikasi teknis untuk notasi BWG supaya dibaca Bjls dengan
nomor sesuai seperti diatas.

Konstruksi
Konstruksi pesyaratan pelaksanaan instalasi cerobong udara :
 Sistem instalasi ini memakai Ductwork kecepatan rendah. Semua instalasi duct harus
dapat menahan kecepatan sampai 2.000 ft per menit dan tekanan statis sampai 2,5 inchi
air.

 Pemborong harus menguji instalasi ducting terhadap kebocoran yang mungkin terjadi.

139
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

 Semua sambungan-sambungan yang terjadi harus serapat mungkin (air tight) kalau
perlu diberi penyekat (seal).

 Perubahan ukuran duct harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan dan
Konsultan.

Ducting system yang tidak tertutup oleh dinding ataupun langit-langit (diluar bangunan, di
dalam coridor di ruangan yang tanpa langit-langit), harus dibuat dari alumunium sheet diberi
penguatan (bracing) yang baik dan ditumpu/ digantung pada konstruksi bangunan secara
kokoh, tebal duct adalah sebagai berikut (untuk seng Bjls) :

Ukuran Terbesar Tabel Pelat


sampai 24 inchi 20 US Gauge
24 inchi sampai 48 inchi 18 US Gauge
28 inchi dan lebih 18 US Gauge

3.2.3 Ducting system lainnya harus dibuat dari "Galvanized Iron Sheet" diberi penguatan
(bracing) yang baik dan ditumpu/ digantung pada konstruksi bangunan secara kokoh. Tebal
bahan duct adalah sebagai berikut (untuk seng Bjls) :

UKURAN GALVANIZED ALLUMINIU


DUCT IRON M
12" Bjls 60 24 US Gauge
13" s/d 30" Bjls 70 22 US Gauge
31" s/d 54" Bjls 80 20 US Gauge
54" s/d 84" Bjls 100 18 US Gauge
84" ke atas Bjls 100 16 US Gauge

3.2.4 Dimensi cerobong udara yang tertera pada gambar dan spesifikasi adalah ukuran dalam
(clear internal sizes). Bilamana digunakan isolasi dalam, maka ketebalan isolasi harus
ditambahkan pada dimensi yang tertera dalam gambar perencanaan sebagai ukuran yang
sebenarnya dari cerobong udara tersebut.

Bilamana cerobong menembus dinding atau lantai, lubang kosong (free spece) harus disekat
dengan "felt gasket" atau "asbestos rope" dan dirapihkan dengan "sheet metal angle flange"
demikian rupa penutup lubang tersebut.

Belokan
Semua belokan (elbow) harus dibuat sesuai dengan gambar dan spesifikasi-nya. Semua
belokan pada supply duct harus diperlengkapi dengan sudut-sudut pengarah (vanes) sesuai
dengan gambar spesifikasinya.
Semua belokan harus jenis "long radius elbow" kecuali keadaan tempatnya tidak
memungkinkan. Belok -sudut pengarah (vanes) yang
berbentuk profil aerodinamis yang tepat. Belokan lengkung dengan jari-jari dalam lebih
kecil dari pada sisi duct, belokan harus diberi sudut-sudut pengarah tipis (single thickness
vanes).

140
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

Tapers, Offset dan Stream Liner


Bilamana melalui rintangan yang tidak dapat dihindarkan pemborong wajib membuat
Tapers, Offset atau Stream Liner tergantung setempat yang dibuat sesuai dengan spesifikasi.

Air Extractor
Pemborong harus memasang "adjustable air extractor" pada semua percaba-ngan ke diffuser
udara keluar yang dapat diatur dan dikunci sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
Penggantung, Penyangga dan Penguatan Cerobong
Seluruh duct segi empat dan bulat harus digantung dengan syarat-syarat sebagai berikut :

UKURAN SISI PENGGANTUNG PENGGANTUNG JARAK


TERBESAR BULAT BESI SIKU TERJAUH
DUCT
Sampai 30" L.25.25.3. 2,5 M
31" s/d 42" L.30.30.3. 2,5 M
43" s/d 60" L.40.40.3. 2,5 M
61" s/d 84" L.50.50.3. 2,0 M
85" s/d 96" L.50.50.3. 2,0 M
96" keatas L.50.50.3. 2,0 M

Bilamana perlu maka harus dipasang penggantung/penyangga pada jarak-jarak yang lebih
berdekatan. Pada sistem penggantung dengan mempergunakan sistem ramset, harus
dipergunakan ukuran mur dan baut yang sesuai dengan kebutuhan.

Saluran cerobong dengan ukuran sisi lebih besar dari pada 50 cm (20 inches) harus dipatah-
patahkan (cross broken) serta diberi besi penguat. Rangka besi penguat yang harus dipasang
pada sisi-sisi cerobong harus memenuhi syarat sebagai berikut :

UKURAN JARAK ANTAR


PENGUAT
DUCT PENGUAT
25" s/d 40" L.30.30.3 1,5 M
40" keatas L.40.40.3 0,75 M

Tambahan besi penguat harus dipasang pula untuk cerobong yang lebih kecil, bilamana
ternyata cerobong masih melengkung. Semua duct (insulted) dengan lebar atau tinggi lebih
dari 90 cm dan semua duct (uninsulated) dengan lebar atau lebih tinggi dari 130 cm, harus
diberi penguat siku memanjang dengan ukuran penguat yang sama dengan rangka penguat
keliling.
Duct dengan ukuran 90 cm dari galvanized steel, dapat digantung dengan strip penggantung
yang dibuat dari galvanized iron, dipasang pada rangka penguat (duct bracing). Duct yang
lebih dari 90 cm harus digantung dengan siku-siku (angle iron), dari ukuran yang sama
dengan ukuran rangka penguat (duct bracing).
Penggantung-penggantung tersebut tidak boleh berjarak lebih dari 2,40 m. Untuk
penggantung duct seperti dalam nomor diatas dengan tambahan bahwa tidak boleh
menempel dengan bahan besi/baja dan harus diberi sekat atau cincin (washer) dari pada
tembaga atau bahan non metal. Semua duct harus dibuat dengan sambungan-sambungan
pelat yang rata pada sebelah dalam dan rapih disebelah luarnya.

141
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

Sambungan-sambungan tersebut harus serapat mungkin (air tight) dengan lipatan dibuat
searah aliran udara dan tidak ada flens yang menonjol dalam aliran udara.

Sambungan-sambungan Fleksibel
1. Pemborong harus menyediakan dan memasang sambungan-sambungan duct yang
dibuat dari pada bahan fleksibel pada sekat masuk dan seksi dari fan unit, untuk
mencegah penerusan (transmission) dari getaran dan suara (vibration and noise) kepada
sistem ductnya (terbuat dari bahan terpal dua rangka/ex luar negeri).

2. Sambungan-sambungan fleksibel tersebut harus dibuat dengan panjang kira-kira 15 cm


(6 inch), dari bahan yang tidak bocor dan diikat rapat dengan strip metal yang kuat
(heavy metal bands) untuk mencegah kebocoran pada ikatan tersebut.

4. PEKERJAAN ISOLASI
4.1. Material Isolasi

4.1.1. Fibre Glass/ Glass Wool


Kepadatan (density) tidak boleh kurang dari 24 kg/m3 dan faktor konduktifitas K tidak boleh
melebihi 0,23 Btu-in/hr. SQFT. °F. pada suhu 75° F sesuai dengan standard ASTM-C 166.
Lebih diutamakan jenis "long fibre". Ketebalan dari fibre glass yang digunakan adalah
sesuai dengan pemasangan pada pasal pemasangan.

4.1.2. Expanded Polyrethene


Kepadatan tidak boleh melebihi 2 lb/inft pada suhu 65° F dan "expanded" oleh R-11, R-12
atau R-14 serta produk dasar dari Union Carbide, Hoechst, ICI Ltd dan EI.DU Pont DE NE
Mours.

4.1.3. Alluminium Foil (Vapour Barrier)


Minimal terdiri atas 5 (lima) lapis double side, fire resistant bahan yang dilaminasi dibawah
tekanan dan suhu sehingga membentuk suatu lembar fleksible yang berlapis banyak (multi-
ply flexible sheet). Mempunyai karakteristik sebagai berikut :
 Permeansi = 0,02 perms (1,13 ng/NS maximum)
 Tensile strength = longitudinal : 10 - 13 - KN/m transverse
 Fire resistant, smoke developed = 0 - 1, head evolded = 0
 Non corrosion
 Beach puncture : 0,75 - 1,0 J (TAPPI T 803 m)
 Flame spread & ignicability : 0

4.2 Ducting
Bilamana tidak ditentukan lain secara terpisah maka penentuannya adalah sebagai berikut :
 Duct pengambilan udara segar (fresh air duct) dan duct pembuangan udara kotor
(exhaust duct) tidak perlu diberi lapisan isolasi.
 Semua duct udara supply dan duct udara balik untuk sistem air conditioning dan
refrigeration harus diberi lapisan isolasi sesuai dengan gambar-gambar spesifikasi.
 Semua duct yang diexpose terhadap penglihatan (bahan alluminium sheet), harus diberi
lapisan isolasi dalam tebal 1" fibre glass atau styrophor yang fire resistant dan self

142
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

extinguishing sesuai persyaratan ASTM-C 166. Ducting tidak perlu diberi lapisan
isolasi luar.
 Duct yang berada dibawah atap atau pada lantai teratas harus dilapisi isolasi dalam tebal
1" bahan fibre glass setebal 2 inches (5 cm) yang kepadatan minimumnya satu pound
per kubik feet atau dengan suatu lapisan isolas panas lainnya yang ekuivalent khusus
untuk instalasi air conditioning/ refrigeration dengan harga koefisien perpindahan panas
konduksi maksimum 0,23 pada suhu udara rata-rata 75
ASTM 166 dan tahan api (fire resistance).
Duct ini hendaknya dilapisi dengan suatu lapisan "weather proof vapour barrier" seperti
alluminium foil dua sisi yang tahan api (fire resistance) dan diperkuat dengan
adhesive band serta kraft paper dengan pemasangan yang menjamin keawetan dan tidak
menimbulkan kebocoran. Untuk duct yang tidak berada dibawah atap atau tidak pada
lantai teratas, tebal lapisan isolasi adalah 1 inch (2,5 cm Btu-
lapisan "vapour barrier" alluminium foil satu sisi (single sided) yang tahan api (fire
resistance) diperkuat dengan adhesive band.

4.3. Isolasi Duct Yang Berada Diluar


Semua duct yang keluar dari bangunan dan dipengaruhi langsung oleh cuaca harus diberi
lapisan isolasi dari fibre glass setebal 5 cm (2 inches) dengan kepadatan minimum satu pond
per kubik feet atau dengan lapisan isolasi thermis lainnya yang ekuivalent dan khusus untuk
instalasi air conditioning yang memiliki harga koefisien perpindahan panas konduksi
maximum 0,23 pada suhu udara rata- -C
166 dan tahan api (fire resistance).
Duct hendaknya dilapisi dengan lapisan "weather proof vapor barrier" seperti alluminium
foil dua sisi yang tahan api (fire resistance) dan diperkuat dengan adhesive band dan "kraft
paper" dengan pemasangan yang menjamin keawetan dan tidak menimbulkan kebocoran.
Hendaknya duct ini ditutup/ dilapisi kembali dengan "galvanized steel gauge" (BjLS 80),
multiplek, teakwood, atau lainnya sesuai dengan permintaan Direksi/ MK/ Perencana atau
pihak yang berwenang untuk hal ini.

4.4. Isolasi Cerobong Udara Utama


Semua cerobong udara utama, udara keluar maupun masuk mesin atau fan atau FCU diberi
lapisan isolasi dalam. Isolasi-isolasi dalam ini berupa lapisan fibre glass setebal 2,5 cm (1")
yang kepadatan minimumnya satu pound per kubik feet dengan harga koefisien perpindahan
panas konduksi maximum 0,23 pada suhu rata-rata 75 -
C 166 dan tahan api (fire resistance).
Duct ini hendaknya dilapisi dengan kain dan ditutup dengan kawat kasa halus. Isolasi dalam
juga dapat dari bahan styrophor yang tidak mudah terbakar dan tidak menghasilkan gas
beracun bila terbakar, dengan tabel 1" (self extinguishing). Pemborong diwajibkan untuk
memperbesar ukuran cerobong-cerobong tersebut.

4.5. Persyaratan Pemasangan Isolasi


Isolasi harus dilekatkan pada dinding cerobong dengan perekat yang baik secara merata.
Pada semua sambungan, flanges dan lain-lain maka isolasi harus ditutup dengan
"alluminium seal". Untuk ukuran duct berukuran 75 cm (30 inches) keatas maka isolasi
harus dibelit dengan kawat “Spinle Pin” untuk memperkuat penempelannya. Pada tempat-
tempat yang tertekan maka isolasi harus dilindungi dengan BjLS 80 agar tidak rusak.

143
Rencana Kerja Dan Syarat Pembangunan Gedung Mess Atlit

5. PRODUK PABRIK

No. 2.4.1.1 M a t e r i a l 2.4.1.2 M e r k

Kualitas SNI yang Setara dengan Nasional,


1. Split Unit
Daikin, Mitsubishi

Kualitas SNI yang Setara dengan Mueller


2. Pipa Tembaga
Steamline, Kemble ex Australia

Kualitas SNI yang Setara dengan PVC Class


3. Pipa Drain
AW

4. Isolasi Pipa Kualitas SNI yang Setara dengan Insuflex,

5. Alumunium Foil Kualitas SNI yang Setara dengan AB Wool

6. Alumunium Tape Kualitas SNI yang Setara dengan Instape

Kualitas SNI yang Setara dengan Inswool,


7. Glass Wool
ABWool

Kualitas SNI yang Setara dengan Handyflex,


8. Flexible Duct
Modulflex

Kualitas SNI yang Setara dengan Lockfom,


9. Ducting
Fumira

Kualitas SNI yang Setara dengan Allumunium


10 Diffuser, Grille
Anodise, Confor Aire

Kualitas SNI yang Setara dengan CKE ,


11. Exhaust Fan
Nicotra, Panasonic.

144

Anda mungkin juga menyukai