Anda di halaman 1dari 6

LECTURER NOTES

Mata Kuliah : Auditing


I Kelompok 2 : - Rafly
F. M
- Salma Hatiah
- Annisa Rizki Mubarok

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN DAN RESIKO PENGENDALIAN

Pengendalian Intern adalah proses yang dilakukan atas amanat dari dewan direksi atau
manajemen Dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk melindungi asset perusahaan serta
memastikan kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku.
Struktur Pengendalian Internal adalah suatu proses yang yang dijalankan oleh Dewan Komisaris,
Manajemen, dan Personal entitas lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu :
• keandalan pelaporan keuangan
• Efektifitas dan efesiensi operasi, dan
• Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Dalam membentuk pengendalian internal biasanya manajemen memiliki tiga tujuan umum
dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif :
1. Reliabilitas pelaporan keuangan. Manajemen bertanggung jawab kepada hukum maupun
profesional untuk memastikan bahwa informasi telah disajikan secara wajar sesuai dengan
persyaratan pelaporan seperti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
Tujuan pengendalian internal yang efektif atas pelaporan keuangan adalah memenuhi
tanggung jawab pelaporan keuangan tersebut.
2. Efisiensi dan efektivitas operasi. Tujuan terpenting dalam pengendalian ini adalah
memperoleh informasi keuangan dan nonkeuangan yang akurat tentang operasi
perusahaan untuk keperluan pengambilan keputusan.
3. Ketaatan pada hukum dan peraturan. Selain mematuhi ketentuan hukum yang dalam
section 404, organisasi-organisasi publik, nonpublik dan nirlaba diwajibkan menaati
berbagai hukum dan peraturan.

KONSEP-KONSEP DASAR STRUKTUR PENGENDALIAN


1. Kepastian yang wajar
Suatu perusahaan harus mengusahakan struktur pengendalian intern yang memberikan
kepastian yang wajar tetapi bukan mutlak, bahwa laporan keuangan telah disajikan dengan
wajar.
2. Tanggung Jawab Manajemen
Konsep ini sesuai dengan ketentuan yang menyatakan bahwa manajemen, dan bukan
auditor yang bertanggung jawab Dalam Menyusun laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku.
3. Metode Pengolahan Data
Terdapat perbedaan besar antara system manual yang sederhana bagi sebuah perusahaan
kecil dan system EDP yang sangat rumit untuk perusahaan industry bertaraf internasional.
4. Keterbatasan yang melekat (intern)
Keterbatasan yang melekat pada struktur pengendalian atas kecerobohan atau kecurangan
seseorang. Maka kepercayaan tidak dapat sepenuhnya diletakan pada beberapa tingkat
resiko pengendalian.

KOMPONEN-KOMPONEN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN


 Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari semua komponen pengendalian
intern lainnya yang menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian (control
environment) Terdiri atas tindakan, kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan sikap
manajemen puncak, para direktur, dan pemilik entitas secara keseluruhan mengenai
pengendalian internal serta arti pentingnya bagi entitas. Untuk memahami dan menilai
lingkungan pengendalian, auditor harus mempertimbangkan subkomponen pengendalian
yang paling penting, diantaranya :
 Integritas dan nilai-nilai etis Meliputi tindakan manajemen untuk menghilangkan
atau mengurangi dorongan dan godaan yang mungkin membuat karyawan
melakukan tindakan tidak jujur, ilegal atau tidak etis. Ini juga meliputi
pengkomunikasian nilai-nilai entitas dan standar prilaku kepada para karyawan
melalui pernyataan kebijakan, kode prilaku dan teladan.
 Komitmen pada kompetensi
Meliputi pertimbangan manajemen tentang tingkat kompetensi bagi pekerjaan
tertentu, dan bagaimana tingkatan tersebut diterjemahkan menjadi keterampilan
dan pengetahuan yang diperlukan.
 Partisipasi dewan komisaris atau komite audit
Dewan komisaris berperan penting dalam tata kelola korporasi yang efektif karena
memikul tanggung jawab akhir untuk memastikan bahwa manajemen telah
mengimplementasikan pengendalian internal dan proses pelaporan keuangan yang
layak.
 Filosopi dan gaya operasi manajemen, dimana manajemen melalui aktivitasnya,
memberikan isyarat yang jelas kepada karyawan tentang pentingnya pengendalian
internal.
 Struktur organisasi, menentukan garis-garis tanggung jawab dan kewenangan yang
ada Kebijakan dan praktik sumber daya manusia Aspek paling penting dari
pengendalian internal adalah personil.
 Penilaian resiko (risk assessment) atas pelaporan keuangan
Adalah tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan
menganalisis risiko-risiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang sesuai
dengan GAAP. Memperhatikan keadaan serta kejadian internal dan eksternal yang dapat
sangat mempengaruhi kemampuannya Dalam mencatat, memproses dan melaporkan data
keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen Dalam laporan keuangan.
 Aktivitas pengendalian (control activities)
Adalah kebijakan dan prosedur selain yang sudah termasuk dalam empat
komponen lainnya, yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan telah
diambil untuk menangani resiko guna mencapai tujuan entitas. Aktivitas pengendalian
dibagi menjadi lima jenis yaitu :
1) Pemisahan tugas yang memadai
2) Otorisasi yang sesuai atas transaksi dan aktivitas
3) Dokumen dan catatan yang memadai
4) Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan
5) Pemeriksaan kinerja secara independen
 Informasi dan komunikasi (information and communication)
Bertujuan untuk memulai, mencatat, memproses dan melaporkan transaksi yang
dilakukan entitas serta mempertahankan akuntabilitas aktiva yang terkait. Komunikasi
melibatkan penyediaan informasi yang dihasilkan oleh system informasij pelaporan
keuangan kepada pihak-pihak terkait dari suatu entitas secara tepat waktu.
 Pemantaun (monitoring)
Aktivitas pemantauan berhubungan dengan penilaian mutu pengendalian internal
secara berkelanjutan atau periodik oleh manajemen untuk menentukan bahwa
pengendalian itu telah beroperasi seperti yang diharapkan, dan telah dimodifikasi sesuai
dengan perubahan kondisi. Prosedur pemantauan yang terus menerus dilakukan terhadap
aktivitas rutin yang normal terjadi Dalam sebuah entitas serta mencakup aktivitas
manajemen dan pengawasan yang biasa.

KETERBATASAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN


a) Kesalahan Dalam Pertimbangan (poor judgment)
Terkadang manajemen dan personil lainnya dapat melakukan pertimbangan yang buruk
Dalam melakukan suatu keputusan bisnis atau Dalam melaksanakan tugas rutin karena
berbagai hal seperti informasi yang tidak mencukupi, waktu yang terbatas, atau prosedur
lainnya yang tidak lengkap.
b) Gangguan (breakdown)
Gangguan Dalam melaksanakan penegndalian dapat terjadi Ketika personil salah
memahami intruksi atau membuat kekeliruan akibat kecerobohan, kebingungan atau
kelelahan.
c) Kolusi (collusion)
Yaitu individu yang bertindak bersama seperti karyawan yang melaksanakan suatu
pengendalian penting bertindak Bersama dengan karyawan lain, konsumen atau pemasok
dapat melakukan sekaligus menutupi kecurangan sehingga tidak terdeteksi oleh
pengendalian internal.
d) Pengabaian Manajemen (management override)
Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur tertulis untuk tujuan tidak sah
seperti keuntungan pribadi dan presentasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas yang
dinaikan.
e) Biaya versus manfaat ( coat versus benefit )
Biaya pengendalian intern suatu entitas tidak melebihi manfaat yang diharapkan untuk
diperoleh. Contohnya Ketika entitas dapat menghilangkan kerugian dari cek yang
meragukan dengan hanya menerima cek kasir dari pelanggan. Akan tetapi kebijakan
penjualan kebanyakn perusahaan percaya bahwa permintaan identifikasi dari penulis cek
memberikan keyakinan yang memadai terhadap jenis kerugian semacam itu.

PENGUNGKAPAN RESIKO
Penilaian resiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan untuk
mencapai tujuannya membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola.
Penentuan resiko tujuan laporan keuangan adalah identifikasi organisasi analisis, dan
manajemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Resiko dapat timbul atau berubah karena berbagai keadaan, antara lain perubahan Dalam
lingkungan operasi, personel baru, system informasi yang baru atau yang diperbaiki, teknologi
baru. Lini produk, produk atau aktivitas baru, restrukturisasi korporasi, operasi luar negri, dan
standar akuntansi baru.

PELAPORAN PENGENDALIAN INTERNAL MENURUT SECTION 404


Laporan auditor mengenai pengendalian internal harus mencakup dua pendapat auditor:
1. Pendapat auditor mengenai apakah penilaian manajemen terhadap keefektifan
pengendalian internal atas pelaporan keuangan per akhir periode fiskal telah
dinyatakan secara wajar, dalam semua hal yang material.
2. Pendapat auditor mengenai apakah perusahaan telah menyelanggarakan, dalam semua
hal yang material, pengendalian internal yang efektif atas pelaporan keuangan per
tanggal yang disebutkan.
o Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian ( Unqualified Opinion )
o Pendapat Tidak Wajar ( Adverse Opinion )
o Pendapat Wajar dengan Pengecualian
o Menolak Memberikan Pendapat

PROSES UNTUK MEMAHAMI PENGENDALIAN INTERNAL DAN MENILAI RISIKO


PENGENDALIAN
 Memperoleh dan Mendokumentasikan Pemahaman tentang Pengendalian Internal
Yaitu prosedur untuk memperoleh pemahaman meliputi pengumpulan bukti
tentang rancangan pengendalian internal. Biasanya auditor menggunakan 3 jenis dokumen
untuk memperoleh dan mendokumentasiakan pemahamannya atas perancangan
pengendalian internal : naratif, bagan arus, dan kuisioner pengendalian internal.
Naratif adalah uraian tertulis tentang pengendalian internal klien. Naratif yang
baik harus terdiri dari asal-usul dokumen dan catatan dalam sistem, semuan proses yang
berlangsung, disposisi setiap dokumen dan catatan dalam sistem, serta petunjuk tentang
pengendalian yang relevan dengan penilaian resiko pengendalian.
Bagan arus pengendalian internal adalah diagram yang menunjukkan dokumen
klien dan aliran urutannya dalam organisasi.
Kuisioner pengendalian internal, yaitu mengajukan serangkaian pertanyaan
tentang pengendalian dalam setiap area audit sebagai alat untuk mengidentifikasi defiansi
pengendalian internal.
 Menilai Resiko Pengendalian
Auditor harus memahami perancangan dan pengimplementasian pengendalian internal
untuk melakukan penilaian pendahuluan atas resiko pengendalian sebagai bagian dari
penilain resiko salah saji material secara keseluruhan. Dua faktor yang menentukan
penilaian resiko :
a. Menentukan penilaian resiko pengendalian yang didukung oleh pemahaman yang
diperoleh, dengan asumsi pengendalian telah diikuti. Penilaian ini merupakan ukuran
ekspetasi auditor bahwa pengendalian internal akan mencegah salah saji yang material
atau mendeteksi dan mengoreksinya jika salah saji itu sudah terjadi.
b. Penggunaan matriks resiko. Tujuannya adalah menyediakan cara yang mudah untuk
mangatur penialain resiko pengendalian bagi setiap tujuan audit. Penggunanaan
pengendalian matriks hanya mengilustrasikan tujuan audit yang berhubungan dengan
transaksi, auditor menggunakan format matriks resiko pengendalian yang serupa untuk
menilai resiko pengendalian bagi tujuan audit yang berhubungan dengan saldo dan
penyajian serta pengungkapan.
 Merancang, melaksanakan dan mengevakuasi pengujian pengendalian
Auditor akan menggunakan 4 jenis prosedur untuk mendukung keefektifan pelaksanaan
pengendalian internal. Keempat jenis prosedur itu adalah sebagai berikut:
1. Mengajukan pertanyaan kepada klien yang tepat.
2. Memeriksa dokumen, catatan, dan laporan.
3. Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian.
4. Melaksanakan kembali prosedur klien.
 Memutuskan Resiko Deteksi yang Direncanakan dan Merancang Pengujian Substantif
Auditor menggunakan penilaian resiko pengendalian dan hasil pengujian
pengendalian untuk menentukan resiko deteksi yang direncanakan serta pengujian
substantif terkait untuk audit atas laporan keuangan. Auditor melakukannya dengan
menghubungkan penilain resiko pengendalian dengan tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo untuk akun-akun yang dipengaruhi oleh jenis transaksi utama, serta dengan empat
tujuan audit penyajian dan pengungkapan.

Anda mungkin juga menyukai