Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM KIMIA

PRAKTIKUM KIMIA DASAR


PROGRAM STUDI DIII FARMASI

TUGAS PENDAHULUAN
PERCOBAAN II
PEMBUATAN LARUTAN

NAMA : WA ODE RAHMA YUNITA


NIM : PBC220053
KELAS/KELOMPOK : F22B/1
ASISTEN : M. ISRUL ABDILLAH S.

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


POLITEKNIK BAUBAU
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua kehidupan yang terdapat di bumi ini semua pasti
membutuhkan campuran zat pada prosesnya. Pada umumnya, reaksi kimia
berlangsung antara dua campuran zat, bukan antara zat murni. Saat ini, begitu
banyak reaksi kimia yang kita kenali, baik itu hasil dari laboratorium maupun
yang terjadi secara alami. Larutan memainkan peran penting dalam
kehidupan sehari-hari, dari skala mikro hingga skala makro titik di alam,
umumnya reaksi kimia berlangsung di dalam larutan air. Termasuk
bagaimana makhluk hidup menyerap mineral vitamin dan makanan dalam
bentuk larutan. Titik larutan biasanya terdiri atas dua zat atau lebih yang
bercampur dan bersifat homogen. Kata larutan (solution) sering
dijumpai. Larutan merupakan campuran homogen antar dua atau lebih zat
berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentukan zat. Komponen-
komponen tersebut yaitu zat terlarut (larutan), dan pelarut (pelarut). Pelarut
juga biasanya disebut solvent dan zat terlarut biasanya disebut solute. Zat
pelarut adalah zat yang memiliki jumlah terbanyak sedangkan zat terlarut
adalah zat yang memiliki jumlah yang lebih sedikit. Fasa larutan dapat berupa
fasa gas, cair, atau fasa padat bergantung pada sifat kedua komponen
pembentukan larutan. Apabila fase larutan dan fase zat-zat pembentukannya
sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak pada umumnya disebut pelarut
sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarutnya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu suhu. Semakin
tinggi suhu reaksi, hasil yang dihasilkan juga semakin bertambah untuk waktu
reaksi yang sama, sebab gerakan molekul-molekul pereaksi semakin besar.
Karena itu, kemungkinan terjadi tumbukan antara molekul-molekul pereaksi
yang berlanjut dengan reaksi kimia juga besar. Kelarutan merupakan
banyaknya solut yang dapat dilarutkan pada solvent tertentu. Senyawa yang
terlarut disebut dengan solut dan cairan yang melarutkan disebut dengan
solven, yang secara bersama-sama membentuk suatu larutan. Proses
melarutkan disebut dengan pelarut (solvasi) atau hidrasi jika pelarut yang
digunakan adalah udara.
Pengukuran umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan atau perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah zat pelarut. Konsentrasi larutan didefinisikan sebagai
jumlah solut yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Dinyatakan dalam
beberapa cara antara lain molaritas, molalitas, normalitas, dll. Molaritas yaitu
jumlah mol solut dalam 1 liter larutan, molalitas yaitu jumlah mol solut per
1000 gram pelarut sedangkan normalitas adalah jumlah gram equivalen solut
dalam 1 liter larutan, dll.
Dalam ilmu kimia, larutan sangat penting karena hampir semua reaksi
terjadi dalam larutan. Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan
yang dihasilkan maka perlu dilakukan standarisasi, karena dalam
pembuatannya larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan
konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan. Setelah dilakukannya
standarisasi selanjutnya biasanya digunakan dalam proses analisis kimia
dengan metode titrasi asam dan basa.

B. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pada Praktikum Pembuatan Larutan adalah sebagai
berikut.
1. Mahasiswa mampu membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.
2. Mahasiswa dapat menerapkan prinsip pengenceran larutan.

C. Maksud Percobaan
Maksud percobaan pada Praktikum Pembuatan Larutan adalah sebagai
berikut.
1. Agar mahasiswa mampu membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.
2. Agar mahasiswa dapat menerapkan prinsip pengenceran larutan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat dalam komposisi yang bervariasi. Zat yang jumlahnya lebih sedikit
di dalam larutan disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut. Sebagai contoh,
jika sejumlah gula dilarutkan dalam air dan diaduk dengan baik, maka
campuran tersebut pada dasarnya akan seragam (sama) di semua bagian.
Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya.
Untuk menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah
konsentrasi larutan yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut
terhadap pelarut. Untuk jumlah zat terlarut yang berbeda pada setiap larutan,
maka dibutuhkan energi panas yang berbeda pula, yang nantinya akan
mempengaruhi titik didih larutan tersebut. Titik didih suatu larutan
merupakan suhu larutan pada saat tekanan uap jenuh larutan itu sama dengan
tekanan udara luar (Putri, 2017).
Larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat berubah-
ubah. Larutan merupakan bahan yang penting untuk dipelajari terutama
menyangkut sifat komponen dan sifat larutan itu sendiri. Pengetahuan ini
bermanfaat dalam memprediksi jenis pelarut yang tepat dalam proses-proses
tertentu, misalnya dalam isolasi bahan kimia dari bahan alam tertentu, pelarut
suatu bahan untuk berbagai keperluan praktis, pengembangan teori terutama
menyangkut campuran biner, campuran terner, serta keperluan-keperluan
lainnya dalam bidang sains dan teknologi. Pelarutan merupakan interaksi
antara molekul yang terlibat dalam pembentukan larutan, dimana pelarut yang
digunakan adalah pelarut-pelarut organik yang bersifat polar dan non polar
seperti benzena, etanol, metanol, heksana dengan berbagai variasi
perbandingan interaksi (Malau, 2021).
Larutan yang merupakan campuran homogen, komposisinya dapat
berbeda. Misalnya dua buah larutan garam yang pelarutnya sama-sama satu
liter, sedangkan jumlah garam terlarut berbeda. Dari dua larutan tersebut
orang lain tidak bisa mengetahui secara langsung berapa garam yang
terkandung di dalamnya. Sebagai informasi mengenai jumlah relatif solute
dan solvent dalam larutan digunakan istilah konsentrasi larutan. Konsentrasi
larutan adalah jumah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut.
Konsentrasi larutan merupakan suatu label larutan, agar larutan tersebut bisa
memberikan gambaran atau informasi tentang perbandingan jumlah zat
terlarut dan jumlah pelarutnya. Konsentrasi larutan yang sering digunakan di
laboratorium diantaranya adalah molaritas (M), molalitas (m), Normalitas
(N), Fraksi Mol (X), dan ppm (rusman, 2018).
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam
sejumlah tertentu larutan. Secara fisika konsentrasi dapat dinyatakan dalam %
(persen) atau ppm (part per million) = bpj (bagian per juta). Dalam kimia
konsentrasi larutan dinyatakan dalam molar (M), molal (m) atau normal (N).
Molaritas (M) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter
larutan.
mol zat terlarut mol mol
M=
volume larutan
=
L
=
mL
× 1000 mL / L

Molalitas (m) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap


kilogram (1000 gram) pelarut.
mol zat terlarut mol zat terlarut
m= = × 1000 g / kg
kg pelarut g pelarut
Normalitas (N) menyatakan jumlah equivalen zat terlarut dalam setiap
liter larutan.
gram
massa solute gram
ekuivalen solute Mr n×
N= = massa equivalen = = Mr
L larutan n
L L
L
n ×mol
= =n×M
L
Kelarutan adalah kuantitas maksimal suatu zat kimia terlarut (solut)
untuk dapat larut pada pelarut tertentu membentuk larutan homogen.
Kelarutan suatu zat dasarnya sangat bergantung pada sifat fisika dan kimia
solut dan pelarut pada suhu, tekanan dan pH larutan. Secara luas kelarutan
suatu zat pada pelarut tertentu merupakan suatu pengukuran konsentrasi
kejenuhan dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit solut pada pelarut
sampai solut tersebut mengendap (Roni, 2020).
NaCl merupakan materi yang sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. NaCl (Natrium Klorida) adalah nama senyawa dari garam dapur.
Sejenis mineral yang lazim dikonsumsi manusia. Bentuknya kristal putih,
seringkali dihasilkan dari air laut. Natrium khlorida merupakan padatan tak
berwarna yang memiliki titik lebur 801ºC dan titik didih 1413ºC. Penggunaan
NaCl dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai pengawet makanan atau
sebagai asupan elektrolit tubuh dalam bentuk larutan dalam minuman
kebugaran. Pelarutan NaCl dalam suatu pelarut polar mengakibatkan NaCl
terurai menjadi ion Na +¿¿ dan ion Cl−¿¿. Keberadaan ion Na +¿¿ dan ion Cl−¿¿
akan merubah sifat kimia dan fisika larutan yang berbeda dengan pelarut
murni. Untuk mendeteksi NaCl yang terlarut dalam suatu pelarut secara
kuantitatif maka digunakan spektrofotometer (Gufron, 2016).
B. Uraian Bahan
1. Akuades
Nama resmi : Aqua destillata
Nama lain : Air suling
RM / BM : H 2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
Tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik/rapat.
2. NaCl
Nama resmi : Natrii chloridum
Nama lain : Natrium klorida
RM : NaCl
BM : 58,44
Kelarutan : larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7
bagian
air mendidih dan dalam kurang lebih 10
bagian gliserol P, sukar larut dalam etanol
(95%) P.
Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau
Serbuk hablur putih, tidak berbau dan rasa
asin.
Kegunaan : sebagai sampel
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
3. Sukrosa
Nama resmi : Sukrosa
Nama lain : Sukrosa
Rumus molekul : C 12 H 22 O 11
Pemerian : Hablur tidak berwarna.
Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370
bagian etanol (95%).
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada Praktikum Pembuatan Larutan antara lain
batang pengaduk, botol cokelat, corong kaca, gelas kimia/beaker, gelas ukur,
labu ukur 100 ml, neraca analitik, pipet tetes, kertas label dan untuk bahan-
bahan yang digunakan antara lain aquadest (air), NaCl (garam dapur), dan
sakarosa (gula batu).

B. Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan NaCl 1 M sebanyak 100 mL

Larutan NaCl 1 M

ditimbang NaCl sebanyak 5,85 gram pada neraca


analitik.
dimasukan aquades sebanyak 50 mL ke dalam gelas
kimia 100 mL.
dimasukan NaCl ke dalam gelas kimia 100 mL yang
berisi aquades.
diaduk menggunakan batang pengaduk.
dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL dengan
menggunakan corong kaca.
dibilas gelas kimia 100 mL menggunakan aquades
dan bilasannya dimasukan ke dalam labu ukur 100
mL.
ditutup labu ukur 100 mL dan dibolak-balik sambil
dipegang tutupnya hingga tercampur rata.
dipindahkan ke dalam botol gelap dan di beri label.

Hasil Pengamatan

2. Pembuatan Larutan NaCl 0,5 M sebanyak 100 mL

Larutan NaCl 0,5 M

ditimbang NaCl sebanyak 0,585 gram pada neraca


analitik.
dimasukan aquades sebanyak 50 mL ke dalam
gelas kimia 100 mL.
dimasukan NaCl ke dalam gelas kimia 100 mL
yang berisi aquades.
diaduk menggunakan batang pengaduk.
dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL dengan
menggunakan corong kaca.
dibilas gelas kimia 100 mL menggunakan aquades
dan bilasannya dimasukan ke dalam labu ukur 100
mL.
ditutup labu ukur 100 mL dan dibolak-balik sambil
pegang tutupnya hingga tercampur rata.
dipindahkan ke dalam botol gelap dan diberi label.

Hasil Pengamatan
3. Pembuatan Larutan Sukrosa 0,5 M sebanyak 100 mL

Larutan NaCl 1 M

ditimbang sukrosa sebanyak 2,925 gram pada


neraca analitik.
dimasukan aquades sebanyak 50 mL ke dalam
gelas kimia 100 mL.
Dimasukan sukrosa ke dalam gelas kimia 100 mL
yang berisi aquades.
Diaduk menggunakan batang pengaduk.
Dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL dengan
menggunakan corong kaca.
Dibilas gelas kimia 100 mL menggunakan aquades
dan bilasannya dimasukan ke dalam labu ukur 100
mL.
Ditutup labu ukur 100 mL dan dibolak-balik
sambil pegang tutupnya hingga tercampur rata.
Dipindahkan ke dalam botol gelap dan diberi label.

Hasil Pengamatan
DAFTAR PUSTAKA

Gufron, S. 2016. Pengaruh Konsentrasi dan Suhu Larutan NaCl Terhadap


Transmitansi Cahaya Dalam Larutan NaCl Menggunakan
Spektrofotometer. Pengembangan Pendidikan karakter Bangsa Berbasis
Kearifan Lokal dalam Era MEA. Vol. 1.
Malau, A.N., Nugraha, W.A. 2021. Study Of Energy And Structure On
Intermoleculer Interactions In Organic Solvents Using Computational
Chemistry Method. Indonesian Journal Of Chemical Science and
Technology. Vol. 04 (2).
Putri, A.M.L., Prihandono, T., Supriadi, B. 2017. Pengaruh Konsentrasi Larutan
Terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan. Jurnal Pembelajaran fisika. Vol. 6
(2).
Roni, A.K., Herawati, N. 2020. KIMIA FISIKA II. Palembang. Rafah Press UIN
Raden Fatah palembang Anggota IKAPI.
Rusman., rahmayanti, I.F.R., 2018. KIMIA LARUTAN. Banda Aceh. Syiah Kuala
University Press Darussalam.

Anda mungkin juga menyukai